• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI TEKNIK MOZAIK (Penelitian Tindakan Kelas usia 4-5 tahun di RA Nurul Huda Bandung Tahun Ajaran 2015-2016).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI TEKNIK MOZAIK (Penelitian Tindakan Kelas usia 4-5 tahun di RA Nurul Huda Bandung Tahun Ajaran 2015-2016)."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

(Penelitian Tindakan Kelas usia 4-5 tahun di RA Nurul Huda Bandung

Tahun Ajaran 2015-2016)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mempengaruhi gelar Sarjana pada Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Pendidikan

Oleh

Farah Rizkita Putri

1101434

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

(2)

(Penelitian Tindakan Kelas usia 4-5 tahun di RA Nurul Huda Bandung Tahun Ajaran 2015-2016)

Oleh

Farah Rizkita Putri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mempengaruhi gelar Sarjana pada Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Pendidikan

FARAH RIZKITA PUTRI 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

September 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan motorik menjadi salah satu perhatian penting.

Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh manusia

melalui susunan saraf, otot, otak dan spinal cord. Perkembangan motorik

sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otaklah yang menjadi setir gerakan

apa yang akan anak akan lakukan. Semakin matangnya perkembangan

motorik anak maka system saraf otak yang akan mengatur otot yang

berpotensi sebagai cara berkembangnya kemampuan anak. Perkembangan

motorik dibagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus.

Motorik halus merupakan gerakan yang menggunakan koordinasi

antara mata, tangan, lengan dan tubuh lain secara bersamaan yang

dipengaruhi oleh kesempatan belajar dan latihan. Motorik halus dapat

distimulasi melalui cara menyusun balok, bermain pasir, mengancingkan

baju, mengumpulkan benda, menggunting, mewarnai, menarik garis,

menempel dan lain-lain. Pengembangan motorik halus sebagai salah satu

penunjang untuk kelangsungan hidup anak di masa yang akan datang yaitu

kegiatan menulis. (Seba dan Gatot, 2013, hlm 31)

Pengembangan motorik halus anak jika diberikan stimulasi dengan

baik maka akan menghasilkan keterampilan yang akan menjadi kebanggan

lebih untuk dirinya sendiri. Sebagaimana yang diungkap oleh Sujiono

(2005;7) bahwa seornag anak yang mempunyai kemampuan motorik halus

yang baik akan mempunyai rasa percaya diri yang besar. Lingkungan

teman-temannya pun akan menerimanya dengan baik. Oleh sebab itu,

sebaiknya pendidik dan orang tua dapat melihat kesempatan pada usia

emas anak yaitu dengan memulai mempelajari berbagai jenis kegiatan

dengan dibantu dengan teknik atau metode penunjang yang berhubungan

(5)

Kemampuan motorik halus yang dimiliki setiap anak berbeda

tingkatannya setiap individu. Anak usia empat tahun bisa dengan mudah

menarik garis vertikal sementara yang lainnya akan bisa mungkin setelah

menginjak usia selanjutnya. Sebaiknya peran guru dan orang tua

mengetahui permasalahan dan tindakan apa yang harus diberikan untuk

meningkatkan keterampilan motorik halus anak.

Mengacu pada fenomena yang terjadi di lapangan, maka peneliti

melakukan pengamatan di RA Nurul Huda. Hasil pengamatan pada

kegiatan awal bahwa anak kelompok A pada kesiapan anak 4 dari 10

murid kelas A tersebut memiliki masalah pada perkembangan motorik

halus. Berdasarkan observasi tersebut ditemukan indikasi pada

pembelajaran keterampilan motorik halus, yaitu belum tercapainya

koordinasi gerakan motorik halus dalam hal kegiatan

meletakan/memegang suatu objek dengan mengunakan jari tangan,

mengkoordinasi gerakan mata dengan tangan, anak kurang terampil

memfungsikan otot-otot kecil dalm menggerakan jari dan kedua

tangannya, anak kurang terampil dalam mengkoordinasikan kecepatan

tangan dan mata, dan anak kurang terampil megendalikan emosi dalam

pembelajaran motorik halus. Ini dibuktikan pada anak kelompok A dengan

beberapa hambatan, diantaranya anak kurang terampil dalam memegang

pensil, tidak ada keseimbangan otot tangan sehingga memerlukan waktu

agak sedikit lama untuk membentuk goresan atau tulisan, terlalu kuat

dalam menggerakan pensil sehingga tulisan yang dihasilkan terlalu tandas,

dan mengakibatan kertas menjadi berlubang dan tidak beraturan dalam

menulis, mewarnai atau menggambar.

Penyebab dari permasalahan yang terjadi dilatarbelakangi oleh

beberapa faktor, diantaranya kesiapan pendidik dalam pengembangan

pengayaan materi keterampilan motorik halus. Sarana dan prasarana yang

mendukung untuk pengembangan keterampilan motorik halus. Penyediaan

(6)

Teknik atau metode kurang bervariatif karena mungkin hanya sebagian

guru mengikuti workshop yang diselenggarakan oleh pihak kedinasan.

Permasalahan lain yaitu, kurang terkoordinasi komunikasi antara

guru dengan orang tua, misalnya anak di sekolah terbiasa melakukan

kegiatan mandiri tetapi jika di rumah masih sering dibantu oleh orang tua

atau pengasuh, kurang terciptanya ruang untuk anak berekplorasi pada

anak, kurang konsisten untuk memberikan stimulus atau rangsangan

belajar, guru masih menerapkan pembelajaran yang konvensional seperti,

guru masih menggunakan lembar kerja siswa untuk mengembangkan

motorik halus anak. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara untuk

mengetahui kondisi perkembangan motorik halus pada guru kelompok A

bahwa kegiatan meningkatkan keterampilan motorik halus anak hanya

dilakukan sekali saja dan tidak terjadi pengulangan atau melibatkan

beberapa kegiatan yang dapat dikolaborasikan.

Berbagai macam teknik yang sekarang telah ditemukan untuk

mengembangkan keterampilan motorik halus anak, salah satunya dengan

menggunakan teknik mozaik. Pengembangan keterampilan motorik halus

biasanya terkait dengan kegiatan karya seni. Berkarya seni secara tidak

langsung sangat membantu pendidikan melalui penerapan metode

pembelajaran. Anak akan lebih mudah belajar tentang sesuatu bila melalui

seni karena kegiatan seni pada anak seperti halnya sedang bermain,

sehingga dalam proses pembelajaran pun akan berlangsung dengan

menyenangkan.

Kegiatan kreasi seni rupa anak berupa kegiatan menggambar,

melukis, mencetak dan juga anak dapat melakukan kreasi seni sesuai

dengan cara menempelkan jenis bahan tertentu disuatu bidang. Sesuai

dengan jenis dan bentuk bahan yang ditempelkan kreasi seni rupa dapat

dibedakan menjadi 3 bagian yaitu mozaik, montase dan kolase. Sebagai

mana menurut Evan Sukardi (2008, hlm. 5.2) Pemahaman tentang

pengetahuan dan keterampilan kreasi seni kolase, mozaik dan montase

(7)

karena proses keterampilan kolase, mozaik dan montase bagi anak usia

taman kanak-kanak merupakan kegiatan bermain sekaligus berkreasi seni

dalam kegiatan anak.

Berdasarkan pada uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengkaji lebih luas permasalahan yang dialami anak-anak kelas A di RA

Nurul Huda diatas dengan penelitian yang berjudul “Meningkatkan

keterampilan motorik halus melalui teknik mozaik (Penelitian tindakan

kelas di RA Nurul Huda Bandung tahun ajaran 2015-2016).”

B. Rumusan Masalah (Pertanyaan Penelitian)

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka secara

umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah teknik mozaik

dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak di kelas A RA Nurul

Huda?”

Permasalahan di atas secara rinci dapat dijabarkan dalam pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi obyektif keterampilan motorik halus kelas A di RA

Huda Tahun ajaran 2015-2016 sebelum diterapkan teknik mozaik?

2. Bagaimana penerapan teknik mozaik kelas A di RA Nurul Huda Tahun

ajaran 2015-2016?

3. Bagaimana peningkatkan keterampilan motorik halus setelah penerapan

teknik mozaik pada anak kelas A di RA Nurul Huda Tahun ajaran

2015-2016?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

keterampilan motorik halus anak meningkat setelah diterapkan teknik

mozaik di kelas A RA Nurul Huda.

(8)

a. Untuk mengetahui kondisi obyektif keterampilan motorik halus

anak di RA Nurul Huda sebelum dilakukan teknik mozaik

b. Untuk mengetahui penerapan teknik mozaik di kelas A RA Nurul

Huda

c. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan motorik halus setelah

penerapan teknik mozaik

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan

ilmu pengetahuan, peningkatan mutu pendidikan serta untuk

penelitian-penelitian lebih lanjut. Adapun secara sepesifik manfaat yang diharapkan

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan dalam peningkatan

keterampilan motorik halus anak melalui teknik mozaik sebagai salah satu

upaya dalam meningkatkan motorik anak.

2. Manfaat praktis

a. Untuk Anak

1) Untuk membantu memberikan stimulus yang akan melatih

perkembangan motorik halus anak

2) Untuk mengenalkan teknik mozaik sehingga dapat mempengauh

keterampilan motorik halus anak

b. Untuk Guru

1) Untuk memberikan kesempatan kepada pendidik cara alternatif

untuk pengembangan keterampilan motorik halus

2) Untuk bahan pertimbangan pengembangan materi ajar

menggunakan teknik mozaik

c. Untuk pihak sekolah

1) Untuk memberikan pengetahuan baru pada lembaga

menggunakan teknik mozaik yang dapat melatih keterampilan

(9)

2) Untuk memberikan ide kreatif dan inovatif yang dapat

merangsang keterampilan motorik halus untuk mempelajari

teknik mozaik

E. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bab I Pendahuluan, merupakan bab perkenalan penelitian, terdiri dari:

a. Latar Belakang Penelitian

b. Rumusan Masalah Penelitian

c. Tujuan Penelitian

d. Manfaat Penelitian

e. Sruktur Organisasi Skripsi

2. Bab II Kajian Pustaka, berisikan berbagai konsep, teori, maupun penelitian

terdahulu mengenai beberapa hal terkait dengan penelitian, diantaranya:

a. Tinjauan Motorik Halus

b. Tinjauan Teknik Mozaik

c. Penelitian yang relevan

3. Bab III Metode Penelitian, membahas mengenai metodelogi penelitian secara

lebih terperinci, yaitu:

a. Desain Penelitian

b. Definisi Operasional Variabel

c. Instrumen Penelitian

d. Prosedur Penelitian

e. Analisis Data

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari:

a. Subjek Penelitian

b. Hasil Penelitian

5. Bab V Kesimpulan dan Saran, memaparkan penafsiran hasil penelitian

dengan subbab:

a. Simpulan

(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Raudatul Athfal Nurul Huda yang

beralamat di Sarijadi Kecamatan Sukasari Koata Bandung. Subjek

penelitian ini yaitu peserta didik kelompok A, yang berusia 4-5 tahun, pada

tahun ajaran 2015/2016, yang berjumlah 10 orang.

B. Desain Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam pelaksanaan

penelitian ini adalaah penelitian tindakan kelas kolaboratif. Model

penelitian tindakan kelas ini menggunakan model yang dikemukakan oleh

Kemmis & Mc Targart. Adapun model PTK dimaksud menggambarkan

empat langkah yang disajikan dalam bagan berikut ini:

SIKLUS

PENELITIAN TINDAKAN

Sumber: Arikunto,2010, hlm. 137

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan Refleksi

Refleksi

(11)

Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus atau putaran,

artinya sesudah langkah ke empat, lalu kembali kesatu dan seterusnya,

meskipun sifatnya berbeda, langkah kedua dan ketiga dilakukan secara

bersamaan jika pelaksanaan dan pengamatan berbeda. Secara utuh menurut

Arikunto (2010, hlm.138) mengemukakakan bahwa tindakan yang

diterapkan dalam penelitian tindakan kelas seperti digambarkan dalam

bagan melalui tahapan sebagai berikut:

1. Tahap 1 : Menyusun rencana tindakan dan dikenal dengan

perencanaan yaitu menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,

oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan

2. Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan, yaitu implementasi atau penerapan

isi rancangan didalam kancah, yaitu mengenalkan tindakan dikelas.

3. Tahap 3 : Pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh

pengamat.

4. Tahap 4 : Refleksi yaitu kegiatan untuk mengemukakan apa yang

telah terjadi.

Penelitian tindakan kelas ini, setiap siklus dinyatakan berhasil

apabila ada peningkatan keterampilan motorik halus melalui teknik

mozaik. Peneliti merencanakan 3 siklus dan 2 tindakan pada setiap

siklusnya. Adapun kriteria keberhasilan siklus dihentikan apabila telah

mencapai minimal 70-75% pada kriteria berkembang sangat baik.

Langkah-langkah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Siklus 1

a. Perencanaan

1) Merumuskan masalah yang timbul dengan guru kelas

2) Merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan dengan guru

kelas

3) Merumuskan rancangan kegiatan pembelajaran dengan guru

sesuai tema, yaitu meningkatkan keterampilan motorik halus

(12)

b. Pelaksanaan

Melakukan observasi berdasarkan pedoman observasi, melakukan

pencatatan lapangan dan dokumentasi berupa foto kegiatan dan

hasil karya anak

c. Refleksi menganalisis dan merefleksi hasil pembelajaran atau

tindakan yang dilakukan pada siklus I. Data yang diperoleh dari

pelaksanaan tindakan didiskusikan kembali dengan guru, bertujuan

untuk mengetahui kekurangan atau apa yang seharusnya diperbaiki

pada tindakan di siklus II.

2. Siklus II

a. Perencanaan

1) Merancang kembali kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan

refleksi terhadap siklus 1.

2) Merumuskan rancangan kegiatan pembelajaran dengan guru

sesuai tema aitu meningkatkan keterampilan motorik halus pada

anak usia 4-5 tahun melalui teknik mozaik d RA Nurul Huda.

b. Pelaksanaan

Melakukan observasi berdasarkan pedoman observasi, melakukan

pencatatan lapangan dengan foto kegiatan dan hasil karya anak.

c. Refleksi

Menganalisis dan merefleksi hasil pembelajaran atau tindakan pada

siklus II. Analisis dilakukan setelah pelaksanaan tindakan, untuk

memperoleh gambaran atas pelaksanaan tindakan dan observasi,

kemudian dijadikan acuan perencanaan tindakan pada siklus

berikutnya.

3. Siklus III

a. Perencanaan

1) Merancang kembal kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan

(13)

2) Merumuskan rancangan kegiatan pembelajaran dengan guru

sesuai tema, yaitu meningkatkan keterampilan motorik halus

usia 4-5 tahun melalui teknik mozaik di RA Nurul Huda.

b. Pelaksanaan

Melakukan observasi berdasarkan pedoman observasi, melakukan

pencatatan lapangan dan dokumentasi berupa foto kegiatan dan foto

hasil karya anak.

c. Refleksi

Menganalisis dan merefleksi hasil pembelajaran atau tindakan yang

telah dilakukan pada siklus III. Analisis data dilakukan setelah

pelaksanaan tindakan, untuk memperoleh gambaran atas

pelaksanaan tindakan dan observasi, kemudian dijadikan

perencanaan tindakan pada siklus selanjutnya

Silus tersebut akan terus berulang sampai penelti mencapai hasil

peningkatan pembelajaran yang signifikan dan optimal dengan

mengadakan perbaikan pada setiap siklusnya.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu

upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik

dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja

dimunculkan.Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru

bersama-sama dengan peserta didik, atau oleh peserta didik di bawah bimbingan

dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pembelajaran. (Mulyasa, 2012, hlm. 11)

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode

Penelitian Tindakan Kelas. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas dapat

dijabarkan sebagai berikut:

1. Penelitian, yaitu menunjukan pada suatu kegiatan mencermati suatu

(14)

memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan

mutu suatu hal menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan yaitu menunjukan pada suatu gerakan kegiatan yang sengaja

dilakukan dengan tujuam tertentu. Dalam penelitian berbentuk

rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas yaitu pada pengertian kali ini tidak terikat pada spesifik ruang

kelas. (Arikunto, dkk.2010 hlm.2-3)

Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan

peningkatan layanan guru dalam proses pembelajaran, maka tujuan itu

dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam

memecahkan berbagai persoalan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu,

dalam penelitian ini difokuskan pada tindakan-tindakan yang direncanakan

guru, diuji cobakan kepada siswa, kemudian dievaluasi untuk melihat

apakah tindakan yang direncanakan oleh guru dapat memecahkan

persoalan proses pembelajaran di kelas. Dengan seperti itu, guru akan

lebih banyak memperoleh pengalaman tentang praktik pembelajaran

secara efektif.

D. Penjelasan Istilah

1. Definisi keterampilan motorik halus

Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus

atau sebagian anggota tubuh tertentu, seperti mengkoordinasikan

gerakan mata dengan tangan, lengan dan tubuh secara bersamaan,

antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis, menggambar,

menggunting.

2. Definisi teknik mozaik

Pembutan karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang

menggunakan material atau bahan dari kepingan-kepingan yang dibuat

dengan cara dipotong-potong atau sudah berbentuk potongan

kemudian disusun dengan ditempelkan pada bidang datar dengan cara

dilem. Kepingan yang berbentuk potongan tersebut pada teknik mozaik

(15)

Tabel 3.1

Lingkup Pencapaian perkembangan motorik halus

Lingkup pekembangan Tingkat pencapaian perkembangan

4 - >5 tahun

Motorik halus 1. Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan lingkaran 2. Menjiplak bentuk

3. Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit

4. Melakukan gerakan yang manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media

5. Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media.

Sumber : Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no.58 tahun 2009

Tabel 3.2

Lingkup Pencapaian perkembangan motorik halus

Lingkup pekembangan Tingkat pencapaian perkembangan

4 - >5 tahun

Motorik halus 1. Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan lingkaran 2. Menjiplak bentuk

3. Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit

4. Melakukan gerakan yang manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media

5. Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media.

(16)

Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia no.137 tahun 2014

Tabel 3.3

Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini

Kompetensi dasar Indikator pencapaian perkembangan anak

4 - >5 tahun

1.3 Mengenal anggota

tubuh, fungsi dan

1. Melakukan berbagai kegiatan motorik kasar dan halus yang seimbang terkontol dan lincah

2. Melakukan kegiatan yang menunjukan anak mampu melakukan gerakan bergelayutan

3. Melakukan kegiatan yang menunjukan anak mampu melompat, meloncat, dan berlari secara

terkoordinasi

4. Melakukan kegiatan yang menunjukan anak melempar sesuatu secara terarah

5. Melakukan kegiatan yang menunjukan anak mampu menangkap bola dengan tepat

6. Melakukan kegiatan yang menunjukan anak mampu melakukan gerakan antisipasi (missal:permainan bola lempar)

7. Melakukan kegiatan yang menunjukan anak mampu menendang bola secara terarah

8. Melakukan kegiatan yang menunjukan anak mampu memanfaatkan alat permainan di dalam dan di luar ruang

9. Melakukan kegiatan yang menunjukan anak mampu menggunakan anggota badan untuk melakukan gerakan halus yang terkontrol (misalnya: meronce).

Sumber: Peraturan Menteri Pendidikandan Kebudayaan Republik Indonesia

No.146 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia dini.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam penelitian.

(17)

“instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematik sehingga lebih mudah diolah. Variasi jenis instrument penelitian adalah angket, ceklist, pedoman wawancara, pedoman pengamatan. Ceklis sendiri memiliki wujud yang bermacam-macam.”

Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa penelitian di

dalam menerapkan metode penelitian menggunakan instrument atau alat,

agar data diperoleh lebih baik. Dalam hal ini peneliti perlu menyusun

sebuah rancangan penyusunan instrument yang dikenal dengan istilah “kisi

-kisi”. Menurut pengertiannya kisi-kisi instrumen adalah sebuah tabel yang menunjukan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan

hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyusunan instrument

menunjukan kaitan antara variable yang diteliti dengan sumber data dari

mana data akan diambil, metode yang digunakan dan instrument yang

disusun. (Arikunto, 2010, hlm.205)

Adapun kisi-kisi instrument yang disusun oleh peneliti mengacu

pada tahap keterampilan motorik halus anak melalui teknik mozaik

menurut Dinas Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan dikembangkan oleh

penulis sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan motorik halus

anak usia 4-5 tahun dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no.58

tahun 2009 dan disesuaikan dengan indikator perkembangan anak usia dini

(18)

Tabel 3.4

Kisi- kisi instrument penelitian

Keterampilan motorik halus anak usia 4-5 tahun

No Variabel Dimensi

indikator Pernyataan

Teknik

Menulis 1. Anak mampu memegang pensil dengan meletakan diantara ibu jari dan telunjuk 2. Anak mampu mencoret-coret berpola. 3. Anak mampu membuat garis lengkung. 4. Anak mampu membuat garis horizontal 5. Anak mampu membuat garis vertikal 6. Anak mampu membuat garis diagonal 7. Anak mampu membuat huruf yang disukai

anak

8. Anak mampu membuat pola lingkaran.

Observasi,

dokumentasi Anak

Menggunting 1. Anak mampu menggerakan gunting (ibu jari ke lubang gunting bawah dan jari telunjuk ke lubang gunting atas) 2. Anak mampu menggunting

3. Anak mampu menggunting kertas pola garis lurus

4. Anak mampu menggunting kertas pola zigzag

Observasi, dokumentasi

(19)

5. Anak mampu menggunting kertas pola diagonal

6. Anak mampu menggunting kertas pola lingkaran

7. Anak mampu menggunting kertas pola persegi

Menggambar 1. Anak mampu menggambar bebas

2. Anak mampu menggambar menggunakan pensil warna

3. Anak mampu mewarnai menggunakan crayon

4. Anak mampu mewarnai menggunakan cat air

5. Anak mampu menggambar menggunakan pensil

1. Perencanaan  Guru memberitahukan kepada peserta didik tema yang akan digunakan.  Guru memperlihatkan contoh mozaik

yang sudah jadi.

 Guru mendemonstrasikan cara untuk membuat mozaik.

Observasi, dokumentasi

Anak

2. Pelaksanaan  Guru memberikan arahan dan tata tertib selama membuat teknik mozaik.  Guru membagikan alat dan bahan yang

Observasi, dokumentasi

(20)

digunakan untuk membuat mozaik  Guru memberikan bimbingan dan bantuan

pada tahap demi tahap dalam membuat mozaik.

 Guru memberikan motivasi dan stimulus agar anak selalu bersikap positif dan sabar selama proses mengerjakan mozaik. 3. Penilaian  Menilai proses pembelajaran

 Menilai unjuk kerja dan kreativitas anak  Pemberian tugas sebagai pelaksanaan

kegiatan

Observasi, dokumentasi dan hasil karya

Anak

(21)

F. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena dalam penelitian tujuan utamanya adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

penelitian ini tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data

yang ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,

sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari segi cara atau teknik

pengumpulan data, maka teknik pengumpulan dapat dilakukan dengan

observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket),

dokumentasi dan gabungan keempatnya.

Data yang dikumpulkan oleh peneliti menggunakan tes dan observasi yang

dilakukan oleh peneliti berkolaborasi antara peneliti dengan guru kelas,

kepala sekolah dan peserta didik. Ada beberapa cara yang dilakukan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data, diantaranya:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan menurut Nana Syaodih (2013, hlm.220)

merupakan teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan

mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

Menurut Nasution (dalam Sugiono, 2013, hlm.310) menyatakan bahwa:

“Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan

hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia

kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan

dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih,

sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan electron)

maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat di observasi

dengan jelas.”

Observasi dapat dilakukan dengan dua cara (Arikunto, 2010, hlm.200)

yang digunakan untuk menyebutkan jenis observasi, yaitu:

a. Observasi non-sistematis, yaitu yang dilakukan oleh pengamat,

(22)

b. Observasi sistematis, yaitu dilakukan oleh pengamat dengan

menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan.

Tabel 3.5

Lembar Observasi Keterampilan Motorik Halus melalui teknik mozaik

Nama :

Usia :

Kelompok :

No. Pernyataan Penilaian

BM MB BSH BSB

(Guru)

………

Tabel 3.6

Lembar Observasi Keterampilan Motorik Halus melalui teknik mozaik

Nama Guru :

Usia :

No. Indikator Penilaian

B C K

(Peneliti)

(23)

Keterangan kriteria:

BB: Belum berkembang (anak tidak dapat melakukan kegiatan pembelajaran

walaupun dengan bantuan guru)

MB: Mulai berkembang (anak dapat melakukan kegiatan pembelajaran walaupun

dengan bantuan guru)

BSH: Berkembang sesuai harapan (anak dapat melakukan kegiatan pembelajaran

tanpa bantuan guru)

BSB Berkembang sangangat baik (anak dapat melakukan kegiatan pembelajaran

melebihi harapan dan tanpa bantuan guru).

2. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan salah satu teknik

pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif

kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Esterberg (dalam Sugiono, 2013,

hlm.319) mengemukakan beberapa macam wawancara yaitu wawancara

terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini termasuk dalam

kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas

bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari

wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara

lebih terbuka dimana pihak wawancara diminta untuk memberikan

pendapat dan ide-idenya.

Pelaksanaan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti

dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Dalam penelitian

tindakan kelas ini wawancara akan dilakukan kepada kepala sekolah

dan guru untuk mengetahui sejauh mana keterampilan motorik halus

yang dilakukan di Raudatul Athfal Nurul Huda. Berikut dibawah ini

(24)

Tabel 3.7

Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

No Aspek yang ditanyakan Hasil wawancara 1. Bagaimana program pembelajaran

yang telah dilaksanakan di Raudatul Athfal Nurul Huda selama ini dalam memfasilitasi pertumbuhan dan perkembagan peserta didik? 2. Teknik apa saja yang digunakan

dalam pengembangan motorik halus Raudatul Athfal Nurul Huda ? 3. Upaya apa yang telah dilakukan

untuk guru-guru di Raudatul Athfal Nurul Huda dalam meningkatkan keterampilan motorik halus?

4. Apakah guru di Raudatul Athfal Nurul Huda pernah menggunakan teknik mozaik dalam upaya meningkatkan keterampilan motorik halus ?

5. Adakah hambatan yang dialami oleh guru-guru di Raudatul Athfal Nurul Huda dalam pengembangan kegiatan keterampilan motorik halus ?

6. Bagaimana cara guru mengevaluasi hasil pembelajaran peserta didik Raudatul Athfal Nurul Huda?

Tabel 3.8

Pedoman Wawancara Guru

No Aspek yang diwawancara Hasil wawancara 1. Dalam setiap pengembangan

kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh Ibu, Menurut Ibu aspek apa yang penting untuk menetapkan tujuan pembelajaran? apa alasannya?

(25)

lakukan dalam meningkatkan keterampilan motorik halus? khususnya menggunakan teknik mozaik

3. Media apa saja yang pernah ibu sajikan dalam meningkatkan keterampilan motorik halus khusunya menggunakan teknik mozaik? apakah disesuaikan dengan karakteristik dan prinsip belajar anak?

4. Menggunakan teknik dan media apa saja yang pernah diberikan?

5. Adakah kendala dan hambatan dalam penggunaan teknik dan media untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak?

6. Bagaimana cara Ibu mengalokasikan waktu agar sesuai dengan tujuan

pembelajaran “Meningkatkan

keterampilan motorik halus

menggunakan teknik mozaik?”

7. Melalui program yang telah dilaksanakan, sejauh mana tingkat perkembangan keterampilan motorik halus anak menggunakan teknik mozaik?

8. Menurut Ibu, aspek apa saja untuk evaluasi pembelajaran motorik halus anak menggunakan teknik mozaik?

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan bertujuan untuk mengetahui kegiatan yang

terjadi selama proses kegiatan motorik halus menggunakan teknik

mozaik. Dalam catatan lapangan seluruh aktifitas yang ditampilkan

peserta didik ketika motorik halus menggunakan teknik mozaik.

(26)

keterampilan motorik halus menggunakan teknik mozaik di RA Nurul

Huda.

Tabel 3.9

Format Catatan lapangan

Tempat Penelitian :

Tanggal Penelitian :

Kegiatan yang diobservasi :

Siklus :

Hasil catatan lapangan

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya

menumental dari seseorang (Sugiyono, 2013, hlm.329). dokumentasi

digunakan karena dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai

pokok penelitian berupa proses dan hasil yang dicapai dari

pengembangan teknik mozaik untuk meningkatkan keterampilan

motorik halus di RA Nurul Huda. Dokumentasi dilakukan terhadap

data-data yang dimiliki oleh RA Nurul Huda dan dokumen-dokumen

lain yang menunjang penelitian.

G. Analisis Data

Nasution (dalam Sugiono, 2013, hlm.334) menyatakan bahwa:

“Melakukan analaisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan

kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap penelitian harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.”

Menurut sugiono (2013, hlm.335) analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sitematis, data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam

(27)

penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami diri sendiri maupun orang lain.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas kolaboratif ini akan

memaparkan dua jenis data, menurut (Supardi, 2010, hlm.131) sebagai

berikut:

a. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis

secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis

statistik desktiptif misalnya mencari nilai rata-rata, persentase

keberhasilan belajar dan lain-lain.

b. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk

kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang

tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif),

pandangan atau sikap siswa terhadap metode pelajaran baru

(efektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian,

antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan

sejenisnya dapat dianalisis secara kualitatif.

Untuk menganalisis data agar lebih bermakna dan dapat dipahami,

aka langkah analisis data pada penelitian ini digunakan model interaktif

(Interactive Model Analisis) dari Milles dan Huberman. Menurut Matthew

Milles and Michael Huberman (Hopkins, 2011, hlm.237) mendeskripsikan

model interaktif analisis data sebagaimana berikut:

a. Reduksi data

Reduksi data merujuk pada proses menyeleksi,

memfokuskan, mensimplikasi, mengabstraksikan dan

mentransformasikan data mentah yang muncul dalam

catatan-catatan lapangan tertulis. Ketika dilaksanakan pengumpulan

data, ada episode-episode lanjutan untuk mereduksi data

(meringkas, mengcoding, menelusuri tema, membuat cluster,

membuat partisi dan menulis memo). Proses mereduksi data ini

(28)

penelitian ini proses dirangkum melalui 4 kategori penilaian

yaitu :

BB: Belum berkembang (anak tidak dapat melakukan kegiatan

pembelajaran walaupun dengan bantuan guru)

MB: Mulai berkembang (anak dapat melakukan kegiatan

pembelajaran walaupun dengan bantuan guru)

BSH: Berkembang sesuai harapan (anak dapat melakukan

kegiatan pembelajaran tanpa bantuan guru)

BSB Berkembang sangat baik (anak dapat melakukan kegiatan

pembelajaran melebihi harapan dan tanpa bantuan guru).

b. Tampilan data

Tahap ini sebagai penghimpunan informasi secara

terorganisis yang memungkinkan peneliti menarik kesimpulan

dan melaksanakan tindakan. Melihat tampilan-tampilan data

tersebut dapat membantu peneliti untuk memahami apa yang

terjadi dan melaksanakan analisis atau tindakan lebih jauh yang

didasarkan pada pemahaman tersebut. Adapun dalam penelitian

ini peneliti akan memaparkan data deskripsi meliputi:

1. Siklus-siklus penelitian

Data dalam deskripsi ini disajikan secara kontekstual

siklus-siklus yang dilakukan. Dengan demikian dalam pnelitian ini

dapat terlihat lebih rinci data keseluruhan pada setiap siklus

dan tahap disajikan dalam tabel dan juga grafik. Hal ini

bertujuan untuk memudahkan dalam mengevaluasi setiap

tindakan siklus.

2. Tabel, diagram dan grafik digunakan untuk penyajian data

dan hasil observasi sehingga dapat memudahkan untuk

melakukan refleksi

3. Hasil-hasil otentik dapat digunakan untuk memperoleh hasil

otentik dengan adanya dokumentasi berupa foto kegiatan

(29)

c. Penarikan kesimpulan atau verivikasi

Tahap ketiga dalam analisis data adalah menarik kesimpulan

dan verifikasi. Dari tahap awal pengumpulan data, peneliti mulai

menelusuri data yang telah diperoleh, mencatat setiap tahapan

perkembangan yang ada dilapangan, dengan menjaga

kesimpulan ini tetap terbuka dengan dipaparkan melalui

tampilan data yang didukung oleh siklus penelitian, tabel dan

dokumentasi.

Untuk memperjelas menarik kesimpulasn mengenai Meningkatkan

keterampilan motorik halus melalui teknik mozaik maka peneliti

menghitung dengan rumus berikut:

P = K / N x 100%

Keterangan:

P = Persentase

K = Jumlah Kategori

(30)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini mengungkapkan kesimpulan yang berkaitan dengan

peningkatkan keterampilan motorik halus anak usia dini melalui teknik mozaik

serta rekomendasi untuk peneliti selanjutnya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV untuk meningkatkan

keterampilan motorik halus melalui teknik mozaik yang dilaksanakan pada

RA Nurul Huda kelompok A dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Keterampilan motorik halus pada anak kelompok A di RA Nurul

Huda sebelum dilaksanakan teknik mozaik menunjukan bahwa

anak-anak pada umumnya memiliki keterampilan motorik halus

yang belum mencapai hasil signifikan. Dikatakan belum

mencapai hasil yang signifikan, peneliti melakukan observasi di

kelompok A, hasilnya anak kurang terampil mengkoordinasikan

gerak mata dan tangan. Contohnya anak belum terampil untuk

membentuk goresan sederhana misalnya membuat garis garis

lengkung atau garis zig-zag, memegang pensil terlalu ditekan

sehingga menyebabkan tulisan tidak terbaca atau kertas menjadi

sobek.

2. Teknik yang diberikan pada anak untuk meningkatkan

keterampilan motorik halus pada Siklus I, Siklus II dan Siklus III

menggunakan teknik mozaik. Tahapan dalam pelaksanaan teknik

mozaik diantaranya membuat sketsa gambar, membuat potongan

kertas dan menempel potongan kertas pada sketsa gambar.

3. Keterampilan motorik halus anak di RA Nurul Huda yang telah

dilaksanakan sebanyak tiga siklus dengan dua tindakan

persiklusnya. Indikator keterampilan motorik halus yang meliputi

menulis, menggunting dan menggambar menunjukan peningkatan

(31)

kategori BSB sebesar 17,5 %, pada Siklus II kategori BSB

sebesar 48% dan menunjukan peningkatan yang signifikan pada

Siklus III sebanyak 83%.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti

merekomendasikan hal-hal yang terkait dengan meningkatkan

keterampilan motorik halus anak usia dini melalui teknik mozaik sebagai

berikut:

1. Bagi sekolah, hendaknya menyediakan alat dan bahan yang

memadai untuk menunjang proses pembelajaran teknik mozaik.

Hal ini bertujuan agar anak dapat mencapai tahapan

perkembangan dengan terfasilitasi oleh penunjang media tersebut.

2. Bagi guru, pentingnya melakukan tukar pendapat mengenai

metode belajar yang dapat menyenangkan, teknik yang

menunjang kegiatan proses pembelajaran mengenai teknik

mozaik dan berbagai macam informasi mengenai ide dan

kreativitas lainnya melalui forum atau teman sesama guru agar

anak tidak bosan dengan pembelajaran yang konvensional.

3. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan kajian lebih lanjut

tentang upaya meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak

(32)

Daftar Pustaka

Arikunto, S, dkk. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan praktis.

Jakarta: Rineka Cipta

Hopkins, David (2011). Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas.

Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Hurlock, E. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Indraswari, Lolita. (2011). PeningkatanPerkembangan Motorik Halus

Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Mozaik Di Taman Kanak-kanak

Pembina Agama. Jurnal Pesona PAUD Volume 1 Nomor 1 tahun

2011

Kementerian Pendidikan Nasional. (2009). Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia nomor 58 tahun 2009 tentang

Standar Pendidikan Anak Usia Dini

Kementerian Pendidikan Nasional. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia No.137 tahun 2014

Kementerian Pendidikan Nasional. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia No.146 tahun 2014 tentang

kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia dini.

Mulyasa. (2012). Manajemen paud. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Muharrar & Verayanti. (2013). Kreasi Kolase, Montase, Mozaik

Sederhana. Bandung: Esensi

Nariasih, Ni wayan. (2014). Penerapan Metode Pemberian Tugas Untuk

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini.

Jurnal Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Voulme 2

No 1 tahun 2014

Pamadhi, H dan Sukardi, E. 2008. Seni Keterampilan Anak. Jakarta:

Universitas Terbuka

Seba & Gatot. (2013). Belajar Motorik. Bandung: Sekolah Tinggi

(33)

Seba & Gatot. (2013). Perkembangan Motorik. Bandung: Sekolah Tinggi

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Pasundan Cimahi

Soemarjadi, Muzni dan Wikdati. 1991. Pendidikan Keterampilan.

Departemen Pendidikan dan kebudayaan direktorat jenderal

pendidikan tinggi proyek pembinaan tenaga kependidikan

Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif dan r&d. Bandung: alfabeta bandung

Sujiono, B dkk. (2005). Metode pengembangan fisik. Jakarta: Unversitas

terbuka

Sujiono, B dkk. (2008). Metode pengembangan fisik. Jakarta: Unversitas

terbuka

Sumanto. (2005). Pengembangan Kreativitas Senirupa Anak TK.Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional

Sumantri. (2005). Model Pengembangan keterampilan motorik anak usia

dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

(2014).Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:

(34)

Hari/tanggal :

Nama :

No Variabel Dimensi

indikator Pernyataan

Jumlah anak

Menulis 1. Anak mampu memegang

pensil dengan meletakan

diantara ibu jari dan

telunjuk

2. Anak mampu

mencoret-coret berpola.

3. Anak mampu membuat

garis lengkung.

4. Anak mampu membuat

garis horizontal

5. Anak mampu membuat

garis vertikal

6. Anak mampu membuat

garis diagonal

7. Anak mampu membuat

huruf yang disukai anak

8. Anak mampu membuat

pola lingkaran.

Menggunting 1. Anak mampu

menggerakan gunting (ibu

(35)

lubang gunting atas)

2. Anak mampu

menggunting

3. Anak mampu

menggunting kertas pola

garis lurus

4. Anak mampu

menggunting kertas pola

zigzag

5. Anak mampu

menggunting kertas pola

diagonal

6. Anak mampu

menggunting kertas pola

lingkaran

7. Anak mampu

menggunting kertas pola

persegi

Menggambar 1. Anak mampu menggambar

bebas

2. Anak mampu menggambar

menggunakan pensil

warna

3. Anak mampu mewarnai

menggunakan crayon

4. Anak mampu mewarnai

menggunakan cat air

5. Anak mampu menggambar

(36)

Keterangan :

BB: Belum berkembang (anak tidak dapat melakukan kegiatan pembelajaran walaupun dengan bantuan guru)

MB: Mulai berkembang (anak dapat melakukan kegiatan pembelajaran walaupun dengan bantuan guru)

BSH: Berkembang sesuai harapan (anak dapat melakukan kegiatan pembelajaran tanpa bantuan guru)

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.3
Tabel 3.4 Kisi- kisi instrument penelitian
Tabel 3.6
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tuan Guru Besar menyatakan bahawa guru-guru perlu mengetahui semua sistem- sistem terkini yang melibatkan guru-guru. Guru yang terlibat secara langsung dengan

 Saling tukar informasi tentang : Gerak Planet dan Hukum Kepler dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salahsatu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. ©Shanty Della Setiasih Universitas

Home industry dalam peningkatan pendapatan rumah tangga pada Deli Maya Sari,.. penelitian ini bertujuan membuka pemikiran baru bagi pengusaha kecil

Barang yang tidak terikat dengan palet dapat menimbulkan resiko barang akan jatuh ketika forklift bermanuver atau ketika forklift menaikkan/menurunkan barang. 9 Menghindari

Kader posyandu lansia berkunjung ke rumah lansia yang tidak hadir dalam kegiatan posyandu lansia untuk memantau keadaan

digunakan dengan baik dan juga dapat menghasilkan output yang diharapkan. Penelitian juga dilakukan oleh Nusantari, dkk (2013) yang

atas mewakili dari ketiga data yang termasuk tindak tutur ilokusi ekspresif bentuk terima kasih, selanjutnya data tersebut dapat dilihat dilampiran. Ketiga data