• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERDASARKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN KADAR ASAM SITRAT DALAM MINUMAN BERENERGI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERDASARKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN KADAR ASAM SITRAT DALAM MINUMAN BERENERGI."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERDASARKAN MODEL

INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN KADAR ASAM SITRAT

DALAM MINUMAN BERENERGI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh: Intan Putri Rahayu

1100900

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

INTAN PUTRI RAHAYU

PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERDASARKAN MODEL

INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN KADAR ASAM SITRAT

DALAM MINUMAN BERENERGI

disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I,

Drs. Asep Suryatna, M.Si.

NIP. 196212091987031002

Pembimbing II,

Drs. Hokcu Suhanda, M.Si.

(3)

PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERDASARKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN KADAR ASAM SITRAT DALAM

MINUMAN BERENERGI

Oleh: Intan Putri Rahayu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Intan Putri Rahayu 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS praktikum berdasarkan model inkuiri terbimbing pada penentuan kadar asam sitrat dalam minuman berenergi. LKS praktikum yang dikembangkan dinilai oleh guru dan dosen terhadap kesesuaiannya dengan konsep dan tata bahasa. LKS juga diuji cobakan untuk mengetahui keterlaksanaan tahapan inkuiri dan respon siswa. Langkah-langkah penelitian meliputi studi pendahuluan dan pengembangan model (uji coba terbatas). LKS praktikum topik titrasi asam basa yang ada di sekolah dan sumber LKS lain kebanyakan masih dalam bentuk cookbook. Hasil optimasi penggunaan bahan dalam praktikum titrasi adalah menggunakan 3 tetes indikator fenolftalein, dengan konsentrasi NaOH 0,0426 M (minuman berenergi A) dan 0,0089 M (minuman berenergi B). Hasil keterlaksanaan praktikum menggunakan LKS praktikum yang dilakukan pada siswa kelas XI di salah satu SMA Negeri Bandung menunjukkan sebesar 92,5% untuk keterlaksanaan tahapan inkuiri dan 90,3% untuk hasil penilaian jawaban siswa, sehingga keduanya termasuk ke dalam kategori sangat baik. Hasil penilaian guru dan dosen terhadap kesesuaian LKS praktikum dengan konsep diperoleh 87,0% (sangat baik). Penilaian guru dan dosen terhadap kesesuaian LKS praktikum dengan tata bahasa memperoleh skor 81,9% (sangat baik). Sementara itu, hasil respon siswa terhadap LKS praktikum yang dikembangkan sebesar 80,7% (sangat baik).

(5)

ABSTRACT

This study aims to develop guided inquiry model based lab worksheet on determination of citric acid concentration in energy drinks. The step of this study includes preliminary study and model development (limited testing). The developed lab-work was assessed by teachers and lecturers in terms of the concept and grammar. Lab-worksheet was also assessed to determine the feasibility stage of inquiry and students’ responses. Based on literature study and survey conducted to 10 senior high schools (SMA) in Bandung, acid base titration laboratory worksheets are mostly still cookbook. The result of optimization for each titration is using 3 drops of phenolphtalein indicator, and NaOH 0,0426 M (energy drink A) dan 0,0089 M (energy drink B). The result of feasibility of the developed lab-work that was conducted to grade XI students from one of senior high schools in Bandung showed its inquiry steps feasibility to be 92,5% and students’ assessments answer 90,3%, thus the two were categorized as very good. The assessment results from teachers and lectures on laboratory teaching materials developed in terms of concept and grammars obtained respectively 87,0% and 81,9% (very good). Meanwhile, the result of students’ response were 80,7% (very good).

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 3

C. Pembatasan Masalah Penelitian ... 3

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

G. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Metode Praktikum ... 7

B. Model Inkuiri ... 7

C. Lembar Kerja Siswa (LKS ... 10

D. LKS Berdasarkan Model Inkuiri Terbimbing ... 13

E. Minuman Berenergi ... 14

F. Kajian Materi Titrasi Asam Basa ... 15

1. Titrasi Asam Basa... 15

2. Larutan Standar dan Standarisasi ... 17

3. Penentuan Konsentrasi Asam Sitrat dalam NaOH ... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 18

A. Langkah Penelitian ... 18

1. Studi Pendahuluan ... 20

2. Pengembangan Model ... 21

(7)

C. Instrumen Penelitian ... 22

D. Prosedur Pengolahan Data ... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A.HASIL STUDI PENDAHULUAN ... ..29

1. Kajian Standar Isi dan Proses Pembelajaran ... ..29

2. Karakteristik LKS Praktikum Titrasi Asam Basa pada Saat Ini . ..31

3. Hasil Survey Lapangan ... ..35

4. Kondisi Optimum Penggunaan Bahan pada Praktikum Penentuan Kadar Asam Sitrat dalam Minuman Berenergi ... ..37

5. Penyusunan LKS yang dikembangkan... ..47

B.PENGEMBANGAN MODEL ... ..51

1. Hasil Keterlaksanaan LKS Praktikum ... ..51

a. Hasil observasi keterlaksanaan tahapan inkuiri ... ..51

b. Hasil penilaian jawaban siswa terhadap tugas-tugas dalam LKS ... ..55

2. Hasil Penilaian Guru dan Dosen terhadap Kesesuaian Konsep dan Tata Bahasa ... ..57

a. Penilaian guru dan dosen terhadap kesesuaian konsep LKS praktikum yang dikembangkan ... ..58

b. Penilaian guru dan dosen terhadap kesesuaian tata bahasa LKS praktikum yang dikembangkan ... ..60

3. Hasil Analisis Respon Siswa terhadap LKS Praktikum ... ..67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... ..71

A. Kesimpulan ... ..71

B. Saran ... ..71

DAFTAR PUSTAKA ... ..73

LAMPIRAN 1 ... ..77

LAMPIRAN 2 ... 140

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang termasuk ke dalam kajian bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menurut Trianto (2010, hlm. 151) didefinisikan sebagai pengetahuan yang didapatkan melalui pengumpulan data dengan melakukan praktikum, pengamatan, dan deduksi untuk memperoleh konsep dari berbagai fakta. Dari definisi ini, pembelajaran kimia dapat dilakukan dengan menggunakan metode praktikum. Dalam pembelajaran yang menggunakan metode praktikum dibutuhkan suatu bahan ajar yang dapat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, yaitu lembar kerja siswa (LKS) (Damayanti, 2013, hlm. 58).

Sebagian besar Lembar Kerja Siswa (LKS) di Indonesia, seperti yang disebutkan oleh Purnamasari dan Surtikanti (2015, hlm.542) masih dalam bentuk cookbook. Siswa hanya mengikuti langkah-langkah yang ada dalam prosedur

untuk memperoleh hasil yang diharapkan. LKS cookbook hanya bertujuan untuk memverifikasi suatu konsep yang telah dipelajari siswa (Etkina, dkk., 2002, hlm. 351). Oleh karena itu terdapat alternatif LKS lain yang dapat digunakan, yaitu LKS berdasarkan model inkuiri. Jenis inkuiri yang sesuai untuk siswa SMA adalah inkuiri terbimbing (Blanchard, dkk., 2010, hlm. 578).

(9)

hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan LKS cookbook. Hasil survei yang dilakukan oleh Purnama (2014, hlm. 25) menunjukkan bahwa 10 SMA yang ada di Bandung masih menggunakan LKS cookbook sebagai panduan praktikum kimia. Begitu pula dengan hasil survei yang

dilakukan oleh Gustina (2012, hlm.3), ditemukan fakta bahwa LKS praktikum yang terdapat di 10 SMA Bandung, prosedur praktikum pada umumnya masih menggunakan instruksi langsung seperti pada cookbook.

Titrasi asam basa merupakan salah satu pokok bahasan mata pelajaran kimia di SMA yang pada umumnya menggunakan metode praktikum. Topik titrasi

asam basa terdapat pada KD. 3.11 “Menentukan konsentrasi atau kadar asam/ basa berdasarkan data hasil titrasi asam basa” dan KD. 4.11 “Merancang,

melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan titrasi

asam-basa”. Penelitian Sheppard (2006, hlm. 32) mengemukakan bahwa siswa

mengalami kesulitan dalam menjelaskan konsep asam basa seperti pH, netralisasi, serta titrasi asam basa. Selain itu, kebanyakan siswa tidak mampu menghubungkan konsep titrasi asam basa dengan larutan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam materi titrasi asam basa dapat menggunakan asam sitrat sebagai salah satu asam lemah. Asam sitrat (asam 2-hidroksipropana-1,2,3-trikarboksilat) merupakan asam lemah triprotik yang terdapat dalam buah-buahan seperti jeruk dan lemon, agar-agar, minuman ringan, selai, dan permen untuk memberikan rasa asam (Brima & Abbas, 2014, hlm. 30). Sebanyak 950.000-975.000 ton asam sitrat digunakan per tahun (Poerwono, dkk., 2001, hlm. 7), sehingga dapat dikatakan penggunaan asam sitrat sangat luas dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti menggunakan asam poliprotik yaitu asam sitrat untuk memberikan pengenalan kepada siswa bahwa metode titrasi asam basa sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya dapat digunakan untuk mengetahui kadar asam sitrat dalam minuman berenergi. Dalam skripsi yang telah dikembangkan sebelumnya mengenai pengembangan LKS inkuiri terbimbing titrasi asam basa masih menggunakan CH3COOH (Purnama, 2014, hlm. 164-170), tidak menggunakan

(10)

pembelajaran perlu menggunakan bahan-bahan atau contoh yang bervariasi untuk menunjukkan pengaplikasian suatu konsep dalam konten yang berbeda. Selain itu, LKS yang dikembangkan Purnama (2014) memiliki kelemahan, diantaranya siswa tidak diberi kesempatan untuk membuat tabel sendiri, dan fenomena yang diberikan kurang memberikan arahan untuk mengetahui kedalaman wawasan siswa, sementara dalam inkuiri terbimbing siswa dituntun untuk menginterpretasikan data sendiri (Kimberly, 2013, hlm. 33), serta menurut Sanjaya (2006b, hlm. 204), perkiraan hipotesis yang diberikan siswa harus logis serta menggunakan wawasan yang luas. Berdasarkan pentingnya pengembangan LKS inkuiri terbimbing akan topik titrasi asam basa yang dihubungkan dengan larutan yang ada dalam kehidupan sehari-hari, maka judul penelitian yang dilakukan adalah “Pengembangan LKS Praktikum Berdasarkan Model Inkuiri Terbimbing pada Penentuan Kadar Asam Sitrat dalam Minuman

Berenergi”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, rumusan masalah

secara umum dari penelitian ini adalah “Bagaimana pengembangan bahan ajar praktikum berdasarkan model inkuiri terbimbing pada penentuan kadar asam sitrat

dalam minuman berenergi yang dikembangkan?”.

Adapun rumusan masalah secara khusus adalah sebagai berikut:

1. Apakah karakteristik Lembar Kerja Siswa (LKS) topik titrasi asam basa pada saat ini sudah berdasarkan model inkuiri terbimbing?

2. Bagaimana optimasi penggunaan bahan pada praktikum penentuan kadar asam sitrat dalam minuman berenergi yang dikembangkan?

3. Bagaimana keterlaksanaan praktikum menggunakan LKS praktikum berdasarkan model inkuiri terbimbing yang dikembangkan?

4. Bagaimana penilaian guru dan dosen terhadap LKS praktikum penentuan kadar asam sitrat dalam minuman berenergi yang dikembangkan?

(11)

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada beberapa hal sebagai berikut:

1. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran yang berisi langkah-langkah atau penuntun praktikum.

2. LKS praktikum berdasarkan model inkuiri terbimbing pada topik titrasi asam basa yang dikembangkan dibatasi pada subpokok bahasan titrasi asam lemah basa kuat melalui penentuan kadar asam sitrat dalam minuman berenergi dengan menggunakan NaOH sebagai pentitrasi. 3. Jenis minuman yang digunakan adalah minuman berenergi merk A dan

merk B yang mengandung asam sitrat.

4. LKS praktikum berdasarkan model inkuiri terbimbing pada topik titrasi asam basa ini dilakukan sampai tahap uji coba skala terbatas, tanpa meneliti pengaruh penggunaan bahan ajar praktikum ini terhadap hasil pembelajaran.

5. Inkuiri terbimbing yang dilakukan dalam penelitian ini dituangkan ke dalam LKS praktikum dengan tahap-tahap: merumuskan masalah, membuat hipotesis, membuat prosedur praktikum, melakukan praktikum, menganalisis data, membuktikan hipotesis, dan membuat kesimpulan. Guru hanya memberikan fenomena, sementara siswa menginterpretasi data dan membuat desain penelitiannya.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari LKS praktikum berdasarkan model inkuiri terbimbing pada topik titrasi asam basa yaitu:

1. Memperoleh informasi tentang keberadaan LKS praktikum berdasarkan model inkuiri terbimbing pada topik titrasi di SMA kota Bandung dan LKS dari beberapa sumber bahan ajar lainnya.

(12)

3. Mengembangkan LKS praktikum berdasarkan model inkuri terbimbing pada topik titrasi asam basa melalui penentuan kadar asam sitrat dalam minuman berenergi.

4. Memperoleh informasi mengenai keterlaksanaan, hasil penilaian guru dan dosen, serta respon siswa terhadap LKS praktikum berdasarkan model inkuiri terbimbing yang dikembangkan.

E.Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari pengembangan LKS praktikum berdasarkan model inkuiri terbimbing pada topik titrasi asam basa ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi guru untuk menggunakan LKS praktikum berdasarkan model inkuiri terbimbing.

2. Bagi peneliti lain diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan LKS praktikum berdasarkan model inkuiri terbimbing pada pokok bahasan lain.

3. Dengan diperolehnya LKS praktikum yang dikembangkan, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa berinkuiri.

F. Struktur Organisasi

(13)

merupakan definisi operasional yang menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian.

Bab II berisi kajian teori yang relevan dengan penelitian meliputi bahan ajar, metode praktikum, model inkuiri, inkuiri terbimbing, LKS, cara mengubah LKS cookbook menjad LKS inkuiri terbimbing, minuman berenergi, dan kajian teori asam basa.

Bab III (metode penelitian) membahas langkah-langkah penelitian , subjek penelitian, instrumen, data yang diperoleh dari penelitian dan cara dalam mengolah data yang diperoleh.

Bab IV memaparkan temuan penelitian yang dilakukan dan analisis terhadap data yang diperoleh secara rinci. Kesimpulan yang menjawab rumusan masalah penelitian dijabarkan pada bab V. Selain itu pada bab V diberikan pula saran yang dapat dijadikan perbaikan untuk menyempurnakan penelitian.

G.Definisi Operasional

Agar penafsiran penelitian lebih terarah, berikut definisi singkat istilah-istilah yang ada dalam penelitian:

1. Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan sesuatu (KBBI, 2008).

2. LKS merupakan lembaran yang dikerjakan oleh siswa terkait dengan apa yang sedang dipelajarinya seperti melakukan percobaan (Suyanto, Paidi, & Wilujeng, 2011, hlm. 2).

3. Inkuiri terbimbing adalah suatu kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki suatu permasalahan secara sistematis, logis, analitis, sehingga dengan bimbingan dari guru mereka sehingga dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Gulo, 2008, hlm. 84-85).

(14)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Langkah Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian Pengembangan LKS

praktikum Praktikum Berdasarkan Model Inkuiri Terbimbing pada Penentuan

Kadar Asam Sitrat dalam Minuman Berenergi adalah metode penelitian dan

pengembangan (research and development). Penelitian dan pengembangan adalah

suatu proses untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan

produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2012,

hlm. 164). Penelitian mengikuti langkah-langkah yang diajukan oleh Brog dan

Gall (Sukmadinata, 2012, hlm. 169-170) untuk mengembangkan suatu produk

sebagai berikut:

1. Penelitian dan pengumpulan data 2. Perencanaan

3. Pengembangan draft awal 4. Uji coba lapangan awal 5. Revisi hasil uji coba 6. Uji coba lapangan

7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan 8. Uji pelaksanaan lapangan

9. Penyempurnaan dan produk akhir 10.Desiminasi dan implementasi

Selanjutnya, Sukmadinata memodifikasi sepuluh langkah penelitian dan pengembangan yang dilakukan Borg dan Gall menjadi tiga langkah sebagai berikut:

1. Studi pendahuluan, (langkah satu sampai tiga Borg dan Gall). 2. Pengembangan model, (langkah empat dan lima Borg dan Gall). 3. Uji Model, (langkah enam sampai sepuluh Borg dan Gall).

(15)

yang dilakukan merupakan uji coba terbatas. Alur penelitian terdapat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Alur Penelitian

1. Studi pendahuluan

Tahap ini terdiri dari tiga langkah, yaitu: studi kepustakaan, survei lapangan, dan penyusunan produk awal atau draft awal.

a. Studi kepustakaan mempelajari konsep-konsep atau teori-teori yang berkaitan dengan produk atau model yang dikembangkan. Menurut Widyantini (2013, hlm. 3), sebelum membuat LKS diawali terlebih dahulu

penyusunan aH O(a ⇆ penilaian penyusunan penyusunan

optimasi penggunaan bahan penyusunan HIn(aq) ⇆ penyusunan Pe ng em ba ng an mo del St ud i pe nd ah ul pengolahan data uji coba terbatas LKS

Survey lapangan

Analisis standar Isi dan proses pembelajaran pada KI 3 dan 4, KD 3.11 dan 4.11 kelas XI Semester 2, serta teori-teori yang mendukung

Pedoman wawancara Lembar analisis LKS praktikum titrasi asam basa pada saat ini

Karakteristik LKS praktikum titrasi asam basa pada saat ini

RPP

Rancangan optimasi praktikum penentuan kadar asam sitrat dalam berbagai minuman dagang secara titrasi asam basa

Prosedur standar praktikum penentuan kadar asam sitrat dalam minuman berenergi

LKS yang dikembangkan Lembar observasi, panduan penilaian jawaban siswa, lembar penilaian guru dan dosen, dan

angket respon siswa

Guru dan dosen Keterlaksanaan LKS Praktikum Respon peserta didik

Hasil perbaikan LKS yang dikembangkan

Kesimpulan

(16)

dengan menganalisis kurikulum, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator serta materi pembelajaran, menyusun peta kebutuhan lembar kegiatan siswa, menentukan judul lembar kegiatan siswa, selanjutnya baru menyusun lembar kegiatan siswa serta menentukan alat penilaiannya. Peneliti melakukan kajian standar isi dan standar proses pembelajaran pada kompetensi inti 3 dan 4 kelas XI semester 2 dengan KD 3.11 yakni

“Menentukan konsentrasi atau kadar asam/ bassa berdasarkan data hasil

titrasi asam basa” serta KD 4.11 “Merancang, melakukan, dan

menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan titrasi asam-basa”. Peneliti juga mengkaji prosedur dan LKS praktikum dalam jurnal, buku teks, dan BSE. Analisis terhadap LKS praktikum meliputi alat dan bahan yang digunakan, serta jenis LKS tersebut.

b. Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan dan kendala yang dialami dalam melakukan praktikum titrasi asam basa khususnya topik penentuan kadar asam sitrat dalam minuman serta pengembangan LKS praktikum inkuiri terbimbing yang mungkin pernah dikembangkan oleh guru.

c. Dilakukan optimasi penggunaan bahan untuk menyusun prosedur praktikum penentuan kadar asam sitrat dalam berbagai minuman, serta validasi prosedur praktikum penentuan kadar asam sitrat pada minuman berenergi secara titrasi asam basa pada penyusunan produk awal. Selain itu, dilakukan pula penyusunan LKS praktikum berdasarkan model inkuiri terbimbing, dan penyusunan instrumen penilaian.

2. Pengembangan model

Pengembangan model pada penelitian ini hanya dilakukan sampai skala uji terbatas. Uji terbatas meliputi uji keterlaksanaan, penilaian oleh guru dan dosen, serta respon siswa. Ketiganya akan lebih dijelaskan dalam instrumen penelitian.

(17)

Pada tahap studi kepustakaan, sumber data diperoleh dari LKS praktikum titrasi asam basa yang terdapat dalam beberapa sumber bahan ajar. Tahap survey lapangan peneliti melakukan wawancara terhadap guru kimia di 10 SMA di Kota Bandung. Survey lapangan dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan praktikum titrasi asam basa dan ketersediaan LKS praktikum berdasarkan model inkuiri terbimbing. Pada tahap uji coba terbatas, penelitian keterlaksanaan LKS praktikum yang dikembangkan dilakukan pada 20 siswa kelas XI SMA di kota Bandung. Sementara itu, pada tahap uji coba terbatas penilaian guru dan dosen, yang menjadi sumber data adalah 7 orang guru kimia SMA dan 3 dosen jurusan pendidikan kimia FPMIPA UPI.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini diantaranya adalah:

1. Lembar analisis karakteristik LKS praktikum pada topik titrasi asam

basa pada saat ini

Lembar analisis karakteristik LKS praktikum ini disusun berdasarkan enam komponen yang terdapat dalam model inkuiri terbimbing yaitu orientasi (fenomena), merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan (Sanjaya, 2012, hlm. 201). Lembar penilaian karakteristik LKS praktikum dimaksudkan untuk mengetahui apakah karakteristik LKS praktikum pada saat ini memiliki kesesuaian dengan LKS praktikum berdasarkan model inkuiri terbimbing. Lembar analisis karakteristik LKS praktikum terlampir pada lampiran 1.1 (hlm. 78).

2. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara adalah alat pengumpul data untuk mengetahui kondisi lapangan mengenai keterlaksanaan praktikum pada pokok bahasan titrasi asam basa beserta jenis LKS-nya. Pedoman wawancara terlampir pada lampiran 1.2, hlm. 79-80).

(18)

Lembar observasi berisi mengenai keterlaksanaan tahap-tahap inkuiri pada praktikum dengan menggunakan LKS inkuiri terbimbing yang dikembangkan. Lembar observasi terlampir pada lampiran 1.6 (hlm. 118-119).

4. Lembar pedoman penilaian jawaban siswa terhadap tugas-tugas LKS

Lembar penilaian ini digunakan untuk menilai jawaban siswa berdasarkan tugas-tugas yang tersedia pada LKS yang dikembangkan. Adapun tugas-tugas yang dimaksud yaitu jawaban siswa dalam membuat jawaban pada rumusan masalah, rumusan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan. Skor yang diberikan bergantung dari jawaban siswa dengan mengacu pada pedoman penilaian. Lempar pedoman penilaian jawaban siswa terlampir pada lampiran 1.7 (hlm. 120-126).

5. Lembar penilaian guru dan dosen

Lembar penilaian guru dimaksudkan untuk mengetahui apakah LKS inkuiri terbimbing yang dikembangkan telah sesuai dengan konsep titrasi asam basa, kesesuaiannya dengan Standar Isi, efektivitas penggunaan kalimat, dan desain LKS. Lembar penilaian guru dan dosen terhadap kesesuaian LKS dengan konsep terlampir pada lampiran 1.8, (hlm. 127-130) dan lembar penilaian guru dan dosen terhadap kesesuaian LKS dengan tata bahasa terlampir pada lampiran 1.9 (hlm. 131-137).

6. Angket respon siswa

Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui kepuasan siswa dan kemudahan siswa dalam melakukan percobaan serta menemukan konsep titrasi asam basa setelah menggunakan LKS inkuiri terbimbing yang dikembangkan. Lembar angket respon siswa terlampir pada lampiran 1.10 (hlm. 138-139).

D. Prosedur Pengolahan Data

(19)

1. Pengolahan Data Lembar Observasi

Analisis terhadap data keterlaksanaan tahapan inkuiri dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan berikut ini:

a. Memberikan Skor

Pemberian skor untuk lembar observasi yaitu

2 = siswa melakukan tahap-tahap inkuiri dengan benar 1 = peserta didik melakukan tahap-tahap inkuiri 0 = peserta didik tidak melakukan tahap-tahap inkuiri

b. Pengolahan Skor

1) Skor maksimal

Skor maksimal = jumlah responden x bobot maksimal 2) Menjumlahkan skor semua responden

3) Menentukan persentase keterlaksanaan setiap aspek penilaian dalam tahapan inkuiri pada seluruh responden

Persentase skor = x 100%

4) Menghitung rata-rata persentase keterlaksanaan LKS praktikum berbasis inkuiri untuk seluruh responden.

Rata-rata persentase keterlaksanaan = x 100%

c. Penafsiran skor

Penafsiran skor bertujuan untuk mengetahui kriteria persentase skor keterlaksanaan LKS praktikum. Tabel interpretasi persentase skor menurut Riduwan (2014, hlm. 41) tersaji dalam tabel 3.1

Tabel 3.1 Interpretasi persentase skor

Rentang skor (%) Kategori

0 Sangat kurang

(20)

41-60 Cukup

61-80 Baik

81-100 Sangat baik

2. Lembar pedoman penilaian jawaban siswa terhadap tugas-tugas LKS

Tahapan pengolahan data dari jawaban siswa terhadap tugas-tugas dalam LKS adalah sebagai berikut:

a. Memberikan Skor

Pemberian skor untuk setiap tugas-tugas yang terdapat dalam LKS seperti rumusan masalah, rumusan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan kesimpulan.

b. Mengolah Skor

Pengolahan skor dilakukan dengan mengikuti tahapan-tahapan yang dikemukakan oleh Riduwan (2014, hlm.) sebagai berikut:

1) Menjumlahkan skor seluruh responden pada setiap tugas dalam LKS. 2) Menentukan skor maksimal

a) Skor maksimal pada komponen rumusan masalah, rumusan hipotesis, memilih alat dan bahan, membuktikan hipotesis, dan membuat kesimpulan.

skor maksimal = bobot maksimal × jumlah responden

b) Skor maksimal untuk komponen membuat prosedur percobaan skor maksimal = bobot maksimal × jumlah responden

c) Skor maksimal untuk komponen menganalisis data skor maksimal = bobot maksimal × jumlah responden

3) Menghitung persentase keterlaksanaan seluruh responden pada setiap tugas dalam LKS

Persentase setiap tugas = x 100%

4) Menghitung rata-rata persentase tugas dalam LKS

Rata-rata persentase tugas = x 100%

(21)

Untuk menyatakan jawaban siswa terhadap tugas-tugas dalam LKS praktikum berbasis inkuiri yang dikembangkan, maka digunakan kriteria interpretasi persentase skor seperti yang terlihat pada tabel 3.1.

3. Pengolahan Data dari Lembar Penilaian oleh guru dan dosen

Tahapan pengolahan data yang diperoleh dari pengisian lembar penilaian oleh guru adalah sebagai berikut:

a.Memberikan Skor

Pemberian skor pada jawaban setiap item dilakukan dengan menggunakan skala likert. Adapun penilaian berdasarkan skala likert terdapat pada tabel 5 berikut.

Tabel 3.2Kategori Skor Penilaian Guru Berdasarkan Skala Likert No. Jawaban Item Instrumen Lembar Penilaian Skor

1. Sangat jelas / sangat sesuai 4

2. Jelas/sesuai 3

3. Tidak jelas/tidak sesuai 2

4. Sangat tidak jelas/sangat tidak sesuai 1

(Riduwan, 2014, hlm. 41)

b. Mengolah Skor

Pengolahan skor lembar penilaian oleh guru pada setiap komponen yang terdapat dalam LKS dilakukan dengan mengikuti tahapan-tahapan yang dikemukakan oleh Riduwan (2014) sebagai berikut:

1) Menjumlahkan skor seluruh responden pada setiap komponen yang dianalisis

2) Menentukan skor maksimal setiap komponen Skor Maksimal = skor tertinggi × jumlah responden 3) Menghitung persentase skor tiap komponen

Persentase setiap komponen = x 100%

4) Menghitung rata-rata persentase skor aspek penilaian

(22)

Rata-rata persentase aspek penilaian = x 100%

Untuk penilaian kesesuaian komponen LKS dengan tata bahasa:

Rata-rata persentase aspek penilaian = x

100%

5) Melakukan interpretasi persentase skor penilaian oleh guru

Untuk menyatakan penilaian guru dan dosen terhadap LKS praktikum inkuri terbimbing yang dikembangkan, maka digunakan kriteria interpretasi persentase skor seperti yang dapat dilihat pada tabel 3.1.

4. Pengolahan Data dari Angket Respon Siswa

Tahapan pengolahan data dari pengisan angket respon siswa adalah sebagai berikut:

a. Memberikan Skor

Pemberian skor pada jawaban setiap item dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Pernyataan yang digunakan dalam skala Likert yang digunakan untuk mengetahui respon siswa adalah pernyataan positif. Adapun penilaian berdasarkan skala Likert menurut Riduwan (2014, hlm. 41) dapat dilihat pada tabel 3.3

Tabel 3.3Kategori Skor Angket Respon Siswa Berdasarkan Skala Likert

Pernyataan

Skor Sangat

Setuju Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Positif 4 3 2 1

(23)

Pengolahan skor angket respon siswa dilakukan dengan mengikuti tahapan-tahapan yang dikemukakan oleh Riduwan (2014, hlm.) sebagai berikut:

1) Menjumlahkan skor seluruh responden pada setiap item pernyataan yang terdapat dalam angket respon siswa

2) Menentukan skor maksimal setiap respon siswa terhadap LKS. Skor maksimal = skor tertinggi respon siswa x jumlah responden

3) Menghitung persentase skor setiap item penyataan.

Persentase setiap item pernyataan = x 100% 4) Menghitung rata-rata persentase respon siswa terhadap LKS

Rata-rata persentase respon siswa = x 100%

5) Melakukan interpretasi persentase respon siswa

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik LKS praktikum topik titrasi asam basa pada saat ini belum berdasarkan model inkuiri terbimbing. LKS pada saat ini masih berupa cookbook yang didalamnya terdapat langkah-langkah percobaan sehingga

tidak menuntut siswa untuk mendesain percobaannya sendiri.

2. Hasil optimasi penggunaan bahan pada titrasi asam basa minuman berenergi diperoleh 3 tetes indikator fenolftalein, serta konsentrasi NaOH 0,0426 M (minuman berenergi A) dan 0,0089 M (minuman berenergi B).

3. Tingkat keterlaksanaan LKS praktikum berdasarkan model inkuiri terbimbing pada penentuan kadar asam sitrat dalam minuman berenergi berdasarkan hasil observasi termasuk sangat baik (92,5%) dan berdasarkan hasil penilaian jawaban siswa sebesar 90,3% (sangat baik).

4. Penilaian guru dan dosen menunjukkan kesesuaian LKS praktikum yang dikembangkan dengan konsep dan tata bahasa sangat baik, masing-masing sebesar 87,0% dan 81,9%.

5. Respon siswa terhadap LKS praktikum yang dikembangkan memperoleh skor 80,7% (sangat baik).

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

(25)

2. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar siswa apabila LKS yang dikembangkan diimplementasikan dalam pembelajaran.

(26)

Daftar Pustaka

Abidin, Y. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT Refika Aditama.

Afifi, J. (2014). Inovasi-inovasi Kreatif Manajemen Kelas & Pengajaran Efektif. Yogyakarta: DIVA Press.

Arslan, A. (2013). Transition between Open and Guided Inquiry Instruction. Procedia –Social and Behavioral Sciences, 141, hlm. 407-412.

Astuti, Y., & Setiawan, B. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Kooperatif pada Materi Kalor. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 2(1), hlm. 88-92. Basset, J, dkk. (1994). Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.

Alih bahasa Hadyana, A., & Setiono, L. Jakarta: EGC.

Beck, K. (2012). The Effect of Guided-Inquiry Chemistry Labs on Student Engagement. (Tesis). Universitas Waukesha Caroll, Wisconsin.

Blanchard, M. R., dkk. (2010). Is Inquiry Possible in Light of Accountability?: A Quantitative Comparison of the Relative Effectiveness of Guided Inquiry and Verification Laboratory Instruction. Wiley InterScience. 94, hlm. 577-616.

Brima, E.I., & Abbas, A.M. (2014). Determination of citric acid in soft drinks, juice drinks, and energy drinks using titration. International Journal of Chemical Studies. 1(6), hlm. 30-34.

Clancy, C. (2001). Chemistry 11. Ontario: McGraw-Hill Ryerson.

Calis, S & Simsekli, Y. (2012). A research on the retention of the experiments done in science and technology course for primary school students. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 47, hlm. 717–721.

Chang, R & Overby, J. (2011). General Chemistry: Essential Concepts. New York: McGraw-Hill.

Cheung, D. (2006). Inquiry-based Laboratory Work in Chemistry: Teacher’s Guide. Hong Kong: Quality Education Fund.

Damayanti, D.S., Ngazizah, N., & Setyadi, E.K. (2013). Pengembangan Lembar

Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013.

(27)

Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas Djamarah, S.B., & Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Domin, D. (1999). A Review of Laboratory Instruction Styles. Journal of Chemical Education, 76 (4), hlm. 543-547

Etkina, E., dkk.(2002). Role of Experiments in Physics Instruction – A Process Approach. The Physics, 40, hlm. 351-355.

Gulo, W. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia

Gupta, T. (2012). Guided-inquiry based laboratory instruction: investigation of critical thinking skills, problem solving skills, and implementing student roles in chemistry. (Tesis). Iowa State University, Iowa.

Gustina, G. (2012). Pengembangan LKS Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing dengan Menggunakan Material Lokal pada Materi Hidrolissi Faram. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Hamiyah, N., & Jauhar, M. (2014). Strategi Belajar-Mengajar di Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Harnowo, P.A. (2012). Begini Lho Proses Pembuatan Minuman Energi. [Online]. Diakses dari: http://health.detik.com/read/2012/10/19/191309/2067527/763/ begini-lho-proses-pembuatan-minuman-energi [3 Mei 2015]

Huber, R. A., & Moore, C. J. (2001). A Model for Extending Hnads-On Science to Be Inquiry Based. School Science and Mathematics, 101 (1 ), hlm. 32-42. Kimberly, L. (2013). Fire Up The Inquiry. Dalam Froschauer, L (Penyunting). A

Year of Inquiry: A Collection for Elementary Education (hlm. 142-148). USA: NSTA Press.

Kulthau, C.C., Maniotes, L.K., & Caspari, A.K. (2007). Guided Inquiry: Learning in The 21st Century. London: Libraries Unlimited.

Magee, P.A., & Flessner, R. (2013). Five Strategies to Support All Teachers. Dalam Froschauer, L (Penyunting). A Year of Inquiry: A Collection for Elementary Education (hlm. 137-141). USA: NSTA Press.

Nazli, A. (2002). Chemistry: Laboratory Experiments. Istanbul: Zambak.

Poerwono, dkk. (2001). Citric Acid. Analytical profiles of drug substances and excipients, 28, hlm. xx-xx

(28)

Putriastuti, R., Kustiyah, L., & Anwar, F. (2007). Persepsi, Konsumsi dan Preferensi Minuman Berenergi. Jurnal Gizi dan Pangan, 2(3), hlm. 13-25. Purnama, F.P. (2014). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum

Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pokok Bahasan Titrasi Asam Basa. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Purnamasari, S., & Surtikanti, H.K. (2015). Pengembangan Praktikum IPA Terpadu pada Tema Kesehatan Kulit. Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015) 8 dan 9 Juni 2015, Bandung, Indonesia.

Riduwan. (2014). Dasar-dasar statistika. Bandung: Alfabeta. Sani, R.A. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaram Orientasi Standar Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sunarya, Y., & Setiabudi, A. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.

Sheppard, K. (2006). High school students’ understanding of titrations and related acid-base phenomena. Chemistry Education Research and Practice, 7(1), hlm. 32-45.

Sirhan, G. (2007). Learning Difficulties in Chemistry: An Overview. Journal of Turkish Science Education, 4(2), hlm. 3-20.

Sudarmo, U. (2013). KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Sukmadinata, N.S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Suyanto, S., Paidi, & Wilujeung, I. (2011). Lembar Kerja Siswa (LKS).

Pembekalan guru daerah terluar, dan tertinggal di Akademi Angkatan Udara, Yogyakarta 26 Nopember-6 Desember 2011.

Syaefudin, U. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa: Jakarta.

(29)

Trianto. (2010b). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Vlassi, M., & Karaliota, A. (2013). The comparison between guided inquiry and traditional teaching method. A case study for the teaching of the structure of matter to 8th grade Greek students. Procedia – Social and Behavioral Sciences, 93, hlm. 494-497.

Watoni, A. H. (2014). KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI. Bandung: Yrama Widya Weimer, M. (2012). Do Your Students Understand the Material, or Just Memorize

and Forget? [Online]. Diakses dari:

www.facultyfocus.com/articles/teaching-professor-blog/do-your-students-understand-the-material-just-memorize-and-forget/ [1 Oktober 2015]. Wenning, C. J. (2005). Levels of inquiry: Hierarchies of pedagogical practices

and inquiry processes (revised 2/12). Journal of Physics Teacher Education Online, 2(3), hlm. 3-12.

Whitten, K.W., Davis, Peck, & Stanley. (2004). General Chemistry. Thomson: Brooks Cole.

Widyantini, T. (2003). Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) sebagai Bahan Ajar. Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika.

Widjajanti, E. (2008). Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan KTSP Bagi Guru SMA/MAK. Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat. Kimia FMIPA UNY. 22 Agustus 2008.

Yaumi, M. (2013). Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Gambar

Gambar 3.1.
Tabel 3.1 Interpretasi persentase skor
Tabel 3.2 Kategori Skor Penilaian Guru Berdasarkan Skala Likert
Tabel 3.3 Kategori Skor Angket Respon Siswa Berdasarkan Skala Likert

Referensi

Dokumen terkait

Bab ini berisi latar belakang pemilihan judul skripsi “ Implementasi Three-Pass Protocol dengan Kombinasi Algoritma Beaufort Cipher dan One Time Pad untuk

1) Pikeun pihak pamaréntah, utamana Dinas Pendidikan Jawa Barat kudu mikaweruh kana kapamalian-kapamalian anu masih kénéh tumuwuh sarta dipaké kénéh ku masarakat, ulah

(1) Selain  Penyidik  Pejabat  Polisi  Negara  Republik  Indonesia,  Penyidik Pegawai    Negeri    Sipil  tertentu  di   lingkungan  Instansi  Pemerintah

PADA KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU OFF-TASK PADA ANAK AUTIS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Perbedaan ini antara lain disebabkan perbedaan dalam motivasi kerja" dan sikap kerja yang berbeda antara karyawan yang bahkan memiliki tingkat pendidikan formal

[r]

Judul Makalah : Analisis Perbedaan Prestasi Kerja Dan Kepuasan Ke{a Ditinjau Tingkat Pendidikan Karyarvaa Divisi Umum Dan Sumber Manusia PTa. Jumlah

Dalam proses pengolahan minyak kelapa sawit, proses pemurnian ( clarification ) memiliki peranan yang penting untuk menghasilkan minyak mentah dengan kualitas yang terbaik..