• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PEMANFAATAN LABORATORIUM BAHASA SEBAGAI SUMBER BELAJAR DENGAN MOTIVASI SISWA BERKOMUNIKASI BAHASA JEPANG : Studi Deskriptif Korelasional Terhadap SiswaKelas X Di SMAN 2 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PEMANFAATAN LABORATORIUM BAHASA SEBAGAI SUMBER BELAJAR DENGAN MOTIVASI SISWA BERKOMUNIKASI BAHASA JEPANG : Studi Deskriptif Korelasional Terhadap SiswaKelas X Di SMAN 2 Bandung."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

43/S1/KTP/JUNI 2014

HUBUNGAN PEMANFAATAN LABORATORIUM BAHASA SEBAGAI SUMBER BELAJAR DENGAN MOTIVASI SISWA BERKOMUNIKASI

BAHASA JEPANG

(Studi Deskriptif Korelasional Terhadap Siswa Kelas X Di SMAN 2 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Oleh :

Dwi Litania Gumelar 1000510

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

HUBUNGAN PEMANFAATAN LABORATORIUM BAHASA SEBAGAI SUMBER BELAJAR DENGAN MOTIVASI SISWA BERKOMUNIKASI

BAHASA JEPANG

(Studi Deskritif Korelasional Terhadap Siswa Kelas X di SMAN 2 Bandung)

Oleh

Dwi Litania Gumelar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dwi Litania Gumelar2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori a. Laboratorium Bahasa 1. Definisi Laboratorium Bahasa ... 9

2. Fungsi Laboratorium Bahasa ... 9

3. Keunggulan Laboratorium Bahasa ... 11

4. Desain Ruangan Laboratorium Bahasa ... 12

5. Undang – undang Laboratorium Bahasa ... 16

6. Kriteria Ruang Laboratorium Bahasa ... 16

b. Sumber Belajar 1. Definisi Sumber Belajar ... 18

2. Fungsi Sumber Belajar ... 19

3. Klasifikasi Sumber Belajar ... 20

(5)

c. Motivasi

1. Definisi Motivasi ... 22

2. Fungsi Motivasi ... 23

3. Jenis Motivasi ... 23

4. Teori – teori Motivasi ... 25

d. Komunikasi 1. Definisi Komunikasi ... 28

2. Fungsi Komunikasi ... 30

3. Bentuk – bentuk Komunikasi ... 31

4. Bahasa Sebagai Simbol Komunikasi ... 31

5. Keterampilan Berkomunikasi ... 33

6. Keterampilan Berkomunikasi Aspek Menyimak ... 35

7. Keterampilan Berkomunikasi Aspek Berbicara ... 35

8. Keterampilan Berkomunikasi Aspek Membaca ... 36

9. Keterampilan Berkomunikasi Aspek Menulis ... 37

e. Mata Pelajaran Bahasa Jepang 1. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Jepang di SMA ... 38

2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Jepang ... 38

B. Penelitian yang Relevan ... 38

C. Asumsi dan Hipotesis Penelitian 1. Asumsi Penelitian ... 40

2. Hipotesis Penelitian ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian ... 42

2. Populasi Penelitian ... 42

3. Sampel Penelitian ... 43

B. Desain Penelitian ... 44

C. Metode Penelitian ... 45

(6)

E. Instrumen Penelitian ... 48

F. Pengembangan Instrumen... 48

G. Teknik Pengumpun Data ... 52

H. Teknik Analisis Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Coba Instrumen ... 60

2. Deskripsi Hasil Penelitian Tentang Gambaran Pemanfaatan Laboratorium Bahasa... 66

3. Deskripsi Hasil Penelitian Tentang Gambaran Motivasi Siswa Berkomunikasi Bahasa Jepang ... 85

4. Uji Hipotesis Mengenai Hubungan Antara Pemanfaatan Laboratorium Bahasa sebagai Sumber Belajar dengan Motivasi Siswa Berkomunikasi Bahasa Jepang ... 99

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 108

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 115

B. Rekomendasi ... 116

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi untuk menyampaikan ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk mengungkapkan kembali berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Di era globalisasi sekarang ini, manusia tidak hanya dituntut menguasai bahasa nasional, tetapi dituntut juga menguasai bahasa asing guna menunjang kebutuhan berkomunikasi dengan orang di seluruh dunia. Oleh karena itu, penguasaan bahasa asing sangatlah penting untuk berkomunikasi dengan negara lain.

Di dalam kancah internasional ada beberapa bahasa yang sudah menjadi bahasa internasional yang digunakan dalam berkomunikasi antar bangsa, diantaranya adalah Bahasa Jepang. Pendidikan Bahasa Jepang di Indonesia berkembang dengan pesat. Terbukti dengan semakin banyaknya

masyarakat yang mempelajari Bahasa Jepang untuk kebutuhan akademik,

komunikasi maupun profesional.

Pendidikan Bahasa Jepang di Indonesia diselenggarakan dari SMA

sampai tingkat perguruan tinggi, yang masing – masing mempunyai tujuan

dan misi muatan yang berbeda. Setiap jenjang pendidikan memiliki

kebutuhan dan kekurangan sendiri yang sebenarnya tidak dapat dibandingkan

karena keduanya memang berbeda. “Kesamaan diantara jenis lembaga

pendidikan tersebut adalah mengajarkan bahasa Jepang, terutama

mengajarkan keterampilan bahasa Jepang.” (Danasasmita, 2002 : 85)

Pada hakikatnya tujuan utama pembelajaran Bahasa Jepang adalah

untuk meningkatkan empat keterampilan berbahasa yaitu “keterampilan

menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan

(8)

Aktifitas bahasa terdiri dari mengungkapkan, memahami pikiran dan perasaan melalui tanda bahasa dan ini terdiri dari empat keterampilan yang

disebut dengan “yonginou” yang terdiri dari berbicara dengan mulut,

mendengarnya dengan telinga, membaca dengan mata dan menulis dengan tangan.

Didalam mempelajari Bahasa Jepang, diperlukan motivasi berkomunikasi dalam diri siswa. Motivasi berkomunikasi sendiri muncul dari dorongan internal maupun eskternal dalam diri siswa untuk mengungkapkan

ide, gagasan, untuk berkomunikasi secara lisan maupun berkomunikasi dengan menggunakan tulisan. Motivasi merupakan keseluruhan tujuan atau orientasi pembelajar Bahasa Jepang. Gardner dan Lambert dalam Ellis (1972:14) membedakan “motivasi menjadi motivasi instrumental dan motivasi integratif.” Iman Suroso dalam Longman Dictionary of Applied Linguistics (1985:163) menjelaskan:

motivasi instrumental adalah keinginan belajar suatu bahasa karena bahasa itu berguna untuk tujuan „instrumental‟ tertentu seperti mendapatkan pekerjaan, membaca koran, atau lulus tes. Sedangkan motivasi integratif adalah keinginan belajar bahasa agar bisa berkomunikasi dengan orang dari budaya lain yang menggunakan bahasa itu.

Gardner dan Lambert dalam Iman Suroso (2011:163) mengatakan:

pembelajaran dengan orientasi yang berbeda bisa sama – sama termotivasi belajar secara intensif. Akan tetapi siswa yang berorientasi secara integratif pada akhirnya akan lebih mampu memelihara dorongan untuk menguasai bahasa. Siswa yang memiliki motivasi integratif memperoleh nilai profisiensi yang lebih baik.

Akhirnya disimpulkan bahwa dibandingkan dengan motivasi instrumental, motivasi integratif lebih menunjang keberhasilan pembelajaran. Hal serupa juga diungkapkan oleh KKBI (2008:116) menjelaskan:

(9)

Jika dilihat dari realita saat ini, motivasi berkomunikasi dalam Bahasa Jepang masih merupakan masalah. Salah satunya terjadi di SMAN 2 Bandung. Melalui studi pendahuluan di SMAN 2 Bandung khususnya dikelas X, penulis menemukan fenomena yang menarik, yaitu sebagian besar siswa

masih merasa kesulitan berkomunikasi menggunakan bahasa jepang. Pada

aspek menyimak, siswa merasa Bahasa Jepang masih asing didengar, dengan

demikian siswa mengalami kesulitan memaknai kalimat yang mereka

dengarkan. Pada aspek berbicara, sebagian besar siswa cenderung malu –

malu bahkan ada yang tidak berani berkomunikasi menggunakan Bahasa

Jepang dengan alasan takut salah dalam pelafalannya. Pada aspek membaca,

siswa merasa kesulitan untuk membedakan cara membaca bahasa jepang,

dikarenakan aksara dalam Bahasa Jepang banyak yang serupa. Pada aspek

menulis, Bahasa Jepang terdiri dari 4 jenis tulisan yang berbeda, membuat

siswa berkesulitan dalam menentukan jenis tulisan yang akan mereka

lakukan.

Selain itu, informasi lebih kuat mengenai motivasi siswa didapatkan

dari hasil wawancara dengan Ibu Imas Elimah selaku guru mata pelajaran

Bahasa Jepang yang menyatakan masih terdapat kendala dalam

berkomunikasi menggunakan Bahasa Jepang khususnya pada aspek berbicara

dan menulis. Dari hasil studi pendahuluan terlihat jelas, bahwa penurunan

motivasi yang ada berupa penurunan motivasi berkomunikasi.

Mengatasi masalah motivasi berkomunikasi tersebut maka sejak tahun

2013, SMAN 2 Bandung menyediakan Laboratorium Bahasa bagi

(10)

Pentingnya Laboratorium Bahasa di Sekolah Menengah Atas ditegaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS) nomor 24 tahun 2007 tentang stándar sarana dan prasarana yang isinya sebagai berikut:

Kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah. Kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan, ruang-ruang, dan instalasi daya dan jasa wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah.

Pemanfaatan Laboratorium Bahasa di tingkat satuan pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas berfungsi sebagai sumber belajar. Sumber belajar didirikan untuk memberikan fasilitas belajar mengajar yang lebih luas, dalam hal ini keberadaan Laboratorium Bahasa sebagai sumber belajar sangat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Secara fungsional dengan adanya sumber belajar maka diperoleh kesempatan untuk memberikan motivasi siswa dalam hal kemandirian belajar serta dapat membuka paradigma baru siswa dalam pengalaman belajarnya.

Selain itu, Laboratorium Bahasa dianggap berperan penting dalam menyediakan exposure yang tepat bagi siswa dan oleh karenanya banyak Sekolah Menengah Atas di Indonesia menyediakan Laboratorium Bahasa sebagai salah satu fasilitas penting dalam belajar bahasa asing. Decaprio (2013:163) dalam bukunya Tips Mengelola Laboratorim Sekolah, mengatakan:

(11)

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan, kondisi laboratorium bahasa yang ada di SMAN 2 Bandung belum dimanfaatkan secara maksimal. Terlihat dari CD pembelajaran maupun bahan ajar yang dibutuhkan untuk mata pelajaran Bahasa Jepang belum menunjang keterampilan berkomunikasi. Selain bahan ajar yang belum menunjang, dari segi pemanfaatannya, kegiatan pembelajaran Bahasa Jepang hanya menggunakan media televisi untuk kegiatan menyimak. Alasan guru Bahasa Jepang hanya menggunakan Laboratorium Bahasa untuk kegiatan menyimak dikarenakan masih kesulitan dalam mengoperasikan alat – alat yang ada di laboratorium bahasa. Karena laboratorium bahasa hanya digunakan dalam kegiatan menyimak, keterampilan komunikasi yang dimiliki siswa kurang terasah. Dari masalah tersebut, berpengaruh pada motivasi berkomunikasi siswa dalam menggunakan Bahasa Jepang.

Melihat permasalahan pemanfaatan yang ada di Laboratorium Bahasa di SMAN 2 Bandung, maka penulis perlu melakukan penelitian tentang “hubungan antara pemanfaatan Laboratorium Bahasa sebagai sumber belajar sehingga dapat mempengaruhi motivasi siswa berkomunikasi Bahasa Jepang di SMAN 2 Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Masalah umum yang akan diteliti pada penelitaian ini adalah “Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemanfaatan Laboratorium Bahasa sebagai sumber belajar dengan motivasi siswa berkomunikasi Bahasa Jepang pada kelas X SMAN 2 Bandung?”

Adapu masalah khusus yang akan diteliti yaitu:

(12)

2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemanfaatan Laboratorium Bahasa sebagai sumber belajar dengan motivasi siswa berkomunikasi Bahasa Jepang pada aspek berbicara ?

3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemanfaatan Laboratorium Bahasa sebagai sumber belajar dengan motivasi siswa berkomunikasi Bahasa Jepang pada aspek membaca?

4. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemanfaatan Laboratorium Bahasa sebagai sumber belajar dengan motivasi siswa berkomunikasi Bahasa Jepang pada aspek menulis?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penulis membagi tujuan penelitian menjadi dua, meliputi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dilakukannya penelitaian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas bagaimana penggunaan Laboratorium Bahasa dengan motivasi berkomunikasi Bahasa Jepang siswa di SMA 2 Bandung. Adapun tujuan khusus yang akan diteliti yaitu :

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan antara pemanfaatan Laboratorium Bahasa sebagai sumber belajar dengan motivasi siswa berkomunikasi Bahasa Jepang pada aspek menyimak.

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan antara pemanfaatan Laboratorium Bahasa sebagai sumber belajar dengan motivasi siswa berkomunikasi Bahasa Jepang pada aspek berbicara.

3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan antara pemanfaatan Laboratorium Bahasa sebagai sumber belajar dengan motivasi siswa berkomunikasi Bahasa Jepang pada aspek membaca.

(13)

D. Manfaat Hasil Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang saya kemukakan, maka manfaat umum dari hasil penelitian ini adalah penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian juga memberikan informasi dan gambaran yang jelas tentang Sumber Belajar khususnya Laboratorium Bahasa di SMAN 2 Bandung. Adapun manfaat hasil penelitian secara khusus diharapkan dapat membantu beberapa pihak yang terkait, yaitu:

1. Bagi penulis, bagi siswa, sekolah serta jurusan, untuk memperdalam pemahaman mengenai pemanfaatan Laboratorium Bahasa sebagai Sumber Belajar

2. Bagi sekolah yang dituju, sebagai salah satu bahan masukan dalam kerangka menigkatkan fungsi Laboratorium Bahasa sebagai Sumber Belajar, untuk siswa mengenai cara penggunaan dan tanggung jawab siswa selaku pengguna Laboratorium

3. Bagi jurusan, sebagai kepentingan pengayaan bahan kajian perkuliahan mengenai Manajemen Pusat Sumber Belajar.

E. Struktur Organisasi Penulisan

Rincian urutan penulisan setiap isi bab dalam skripsi ini antara lain sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi penulisan.

(14)

operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik uji instrumen, dan teknik analisis data.

(15)

Dwi Litania Gumelar, 2014

HUBUNGAN PEMANFAATAN LABORATORIUM BAHASA SEBAGAI SUMBER BELAJAR DENGAN MOTIVASI

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitian ini mengungkapkan hubungan antara pemanfaatan Laboratorium Bahasa dengan motivasi siswa berkomunikasi menggunakan Bahasa Jepang. Dapat ditarik kesimpulan umum dan khusus yaitu:

1. Kesimpulan Umum

Secara umum hipotesis yang diajukan peneliti diterima, karena pada hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pemanfaatan Laboratorium Bahasa sebagai sumber belajar dengan motivasi siswa berkomunikasi Bahasa Jepang. Hal ini sesuai dengan hipotesis kerja (H1) umum dalam penelitian yaitu “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemanfaatan Laboratorium Bahasa sebagai sumber belajar dengan motivasi siswa berkomunikasi Bahasa Jepang.

Artinya pemanfaatan Laboratorium Bahasa sebagai sumber belajar dapat membantu motivasi siswa berkomunikasi menggunakan Bahasa Jepang. Begitupun sebaliknya, jika siswa tidak memiliki motivasi berkomunikasi Bahasa Jepang, maka pemanfaatan Laboratorium Bahasa pun harus sering dimanfaatkan.

2. Kesimpulan Khusus

Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan empat kesimpulan khusus yang merupakan penjabaran dari kesimpulan umum penelitian ini. Adapun kesimpulan khusus pada penelitian ini adalah:

(16)

Dwi Litania Gumelar, 2014

HUBUNGAN PEMANFAATAN LABORATORIUM BAHASA SEBAGAI SUMBER BELAJAR DENGAN MOTIVASI

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan dengan tingkat sangat kuat antara pemanfaatan Laboratorium Bahasa sebagai sumber belajar dengan motivasi siswa berkomunikasi Bahasa Jepang pada aspek berbicara.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan dengan tingkat yang sedang antara pemanfaatan Laboratorium Bahasa sebagai sumber belajar dengan motivasi siswa berkomunikasi Bahasa Jepang pada aspek membaca.

4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan dengan tingkat sangat kuat antara pemanfaatan Laboratorium Bahasa sebagai sumber belajar dengan motivasi siswa berkomunikasi Bahasa Jepang pada aspek menulis.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil peneltian yang telah dipaparkan di atas, peneliti mengajukan saran dan rekomendasi sebagai berikut:

1. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

a. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu teknologi pendidikan, terutama dalam pengembangan pemanfaatan berbagai sumber belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas lulusannya

2. SMAN 2 Bandung

(17)

Dwi Litania Gumelar, 2014

HUBUNGAN PEMANFAATAN LABORATORIUM BAHASA SEBAGAI SUMBER BELAJAR DENGAN MOTIVASI

b. Pihak sekolah menambahkan berbagai bahan ajar seperti modul, CD pembelajaran yang berhubungan dengan pembelajaran Bahasa Jepang

c. Pihak sekolah membuka perekrutan bagi penutur asli orang Jepang, agar kegiatan pembelajaran berlangsung secara alami

3. Siswa

a. Siswa diharapkan tidak hanya sekedar mempelajari Bahasa Jepang dari pelajaran sekolah, tetapi juga mempelajari dari sumber – sumber literatur asing maupun lembaga kursus yang menawarkan studi Bahasa Jepang

b. Siswa diharapkan membuat tutor sebaya untuk saling bertukar ilmu dan mengasah kemampuan berbahasanya bersama teman

4. Peneliti Selanjutnya

a. Adanya penelitian tindak lanjut untuk menyempurnakan penelitian ini yaitu dengan mengadakan penelitian yang sama dengan mengukur kekuatan motivasi berkomunikasi aspek menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

Referensi

Dokumen terkait

karena itu, dalam skripsi peneliti mengambil judul “ANALISIS FAKTOR SUKU BUNGA DEPOSITO DAN NILAI KURS TERHADAP PERMINTAAN SUN OLEH INVESTOR ASING”.. 1.2

Jika investor asing melakukan pembelian atau penjualan saham negara lain maka investor tersebut harus mempertimbangkan risiko nilai tukar uang. Risiko ini dapat menyebabkan

[r]

Perencanaan pembangunan daerah bagi sebuah daerah adalah kegiatan yang dilakukan pada setiap tahunnya oleh pemerintah tingkat satu ataupun dua, dalam proses perencanaan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepuasan kerja terkait imbalan jasa berpengaruh siknifikan terhadap kinerja perawat, terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan

Pada halaman ini, jika pengguna login dsebagai administrator, maka akan ditampilkan link Berita (tulis, cari, lihat), Dokumen (tulis, cari, lihat), Memo (tulis dan lihat) dan

(1)Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib amdal, wajib memiliki UKL/UPL. (2)Gub atau B/W

Hakekat ilmu tasawuf adalah pengetahuan yang membahas pembersihan hati dari hal- hal selain Allah menurut jalan Islam cara dan tahapan-tahapannya dengan filosofi para tokoh