• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MANAJEMEN LAYANAN BIMBINGAN KARIR MELALUI PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK INVENTORI KEMATANGAN KARIR : Studi Pengembangan di SMP/MTs Negeri dan Swasta di Kota Bogor); Program Studi Bimbingan dan Konseling.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN MANAJEMEN LAYANAN BIMBINGAN KARIR MELALUI PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK INVENTORI KEMATANGAN KARIR : Studi Pengembangan di SMP/MTs Negeri dan Swasta di Kota Bogor); Program Studi Bimbingan dan Konseling."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

MELALUI PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK

INVENTORI KEMATANGAN KARIR

(Studi Pengembangan di SMP/MTs Negeri dan Swasta di Kota Bogor)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

PUTRI RIA ANGELINA

1101208

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

MELALUI PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK

INVENTORI KEMATANGAN KARIR

(Studi Pengembangan di SMP/MTs Negeri dan Swasta di Kota Bogor)

Oleh

Putri Ria Angelina

S.Pd Universitas Negeri Jakarta, 2007

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Bimbingan dan Konseling

© Putri Ria Angelina 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

PENINGKATAN MANAJEMEN LAYANAN BIMBINGAN KARIR

MELALUI PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK

INVENTORI KEMATANGAN KARIR

(Studi Pengembangan di SMP/MTs Negeri dan Swasta di Kota Bogor)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Prof. Dr. Uman SuhermanA.S, M.Pd. NIP. 1962 0623 198610 1 001

Pembimbing II,

Dr. Ilfiandra, M.Pd. NIP. 1972 1124 199903 1 003

Mengetahui:

Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling

(4)

ABSTRAK

Putri Ria Angelina. 2014. Peningkatan Manajemen Layanan Bimbingan Karir melalui Pengembangan Perangkat Lunak Inventori Kematangan Karir (Studi Pengembangan di SMP/MTs Negeri dan Swasta di Kota Bogor); Program Studi Bimbingan dan Konseling. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Penelitian ini bertujuan menghasilkan perangkat lunak inventori kematangan karir untuk meningkatkan manajemen layanan bimbingan karir. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif dengan metode Research and Development. Sampel penelitian adalah 819 peserta didik kelas IX yang berasal dari 11 SMP/MTs negeri/swasta di kota Bogor dengan non probability sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) inventori kematangan karir menggunakan teori Crites yang memiliki aspek kognitif dan afektif. (2) nilai reliabilitas aspek kognitif berada pada level sedang (0,583) dan nilai reliabilitas aspek afektif berada pada level tinggi (0,795) yang menunjukkan bahwa inventori ini memadai untuk digunakan (3) Perangkat lunak inventori kematangan karir yang menggunakan sistem operasi Visual Basic dan SQL Server (4) Perangkat lunak inventori kematangan karir memadai untuk digunakan berdasarkan penilaian pakar, praktisi dan siswa. (5) Perangkat lunak inventori kematangan karir baik dari segi efektivitas dan kepraktisan dalam manajemen bimbingan karir. Penelitian ini merekomendasikan (1) Guru BK dapat mengimplementasikan perangkat lunak inventori kematangan karir disekolahnya; dapat membuat program bimbingan karir berdasarkan data kematangan karir; mampu membuat rekomendasi persiapan karir siswa. (2) peneliti selanjutnya dapat mengembangkan perangkat lunak: berbasis web; menghasilkan rekomendasi terkomputerisasi; mengintegrasikan dengan variabel lain yang mempengaruhi.

(5)

ABSTRACT

Putri Ria Angelina. 2014. Improving Management of Career Guidance through Developing Career Maturity Inventory Software (Development Study for public and private Junior High School in Bogor). Guidance and Counseling Department. Indonesia University of Education.

This study aimed to develop career maturity inventory software to improve the management of career guidance. The approached was quantitative and qualitative with research and development method. The subject of this study was 9th grade of Junior High School both public and private school in Bogor which consisted of 819 student with non-probability sampling.. The results showed that (1) Crites’s theory which had two aspects (cognitive and affective) used for the career maturity inventory (2) the reliability of cognitive aspect was in medium level (0.583) and the reliability of affective aspect was in high level (0.795). (3) the career maturity inventory software was applied visual basic operation system and SQL server. (4) career maturity inventory software was applicable according to experts, practitioners and students. (5) the career maturity inventory software was good in the effectiveness and practically for career guidance. The study recommended for (1) counselors, they can applied this career maturity inventory software in their school; to develop a guidance and counseling career program based on the career maturity data; and make recommendattion based on the result of this study (2) the other researchers, they can develop the software : through web-based; evolving it until get the recommendations computerized; integrate it with other variable which can influence the maturity.

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I.PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Pertanyaan Penelitian ... 11

E. Manfaat Penelitian... 12

BABII. KAJIAN PUSTAKA ... 13

A. Bimbingan dan Konseling Komprehensif ... 13

B. Manajemen Bimbingan Karir... 26

C. Konsep Perangkat Lunak Inventori Kematangan Karir ... 47

D. Penelitian Terdahulu ... 49

BAB III. METODE PENELITIAN... 51

A. Metode Penelitian ... 51

B. Populasi dan Sampel ... 52

C. Definisi Operasional Variabel ... 53

D. Langkah-Langkah Penelitian ... 55

E. Analisis Data ... 57

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Konstruk dan Parameter Inventori Kematangan Karir ... 58

B. Perangkat Lunak Inventori Kematangan Karir Siswa SMP... 70

C. Penilaian Siswa, Guru dan Pakar terhadap Perangkat Lunak ... 101

D. Hasil Uji Coba Penerapan Perangkat Lunak Inventori Kematangan Karir ... 110

E. Keterbatasan Penelitian ... 123

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 125

A. Kesimpulan ... 125

B. Rekomendasi ... 126

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi saat ini menunjukkan banyak teknologi yang mempermudah aktivitas manusia. Sebagai contoh, telepon, mesin fax, internet, juga komputer yang kini sudah mencapai generasi ke-lima (Ivan, 2003). Kemajuan teknologi seperti komputer dan internet yang terjadi saat ini meningkat sangat pesat. hampir membuat jarak tanpa batas. Hasil sebuah penelitian ditemukan bahwa perkembangan pengguna internet Indonesia mencapai sebanyak 48% pengguna aktif. Jumlah itu naik sebesar 26% dibandingkan pada tahun 2009. Hal itu disebabkan peningkatan pengguna internet melalui ponsel atau internet mobile dan trend untuk mengakses media online (Infogress, 2010). Kecanggihan teknologi yang ada membuat jarak yang jauh semakin dekat. Sebagai contoh, dalam hitungan detik komunikasi bisa dilakukan oleh manusia yang berjarak ribuan mil.

(8)

memfungsikan berbagai sumber daya yang terkait dalam kegiatan bimbingan dan konseling.

Menurut Suherman (Yudha, 2010) kemajuan teknlogi yang tiada henti, dan perkembangan informasi, memberikan peluang bagi profesi konselor untuk secara berkelanjutan berkembang dan memperlihatkan kinerja yang lebih baik. Seiring dengan perkembangan tersebut menuntut unjuk kinerja konselor dilapangan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling secara lebih efektif dan efisien.

Manajemen juga merupakan salah satu aspek kompetensi dari seorang guru bimbingan dan konseling. Termasuk diantaranya pengolahan data sebagai landasan dalam pengembangan program Bimbingan dan Konseling. Namun terdapat hambatan bagi para guru dalam melakukan kegiatan manajemen ini. Saat ini banyak guru yang belum maksimal dalam kegiatan manajemen bimbingan dan konseling.

Menurut Ilfiandra (Yudha, 2010) pengelolaan data dan informasi bimbingan dan konseling yang dilakukan secara manual, rentan menimbulkan kelelahan fisik, stres dan burnout dikalangan guru/konselor. Bahkan menurut survey yang dilakukan majalah Tempo pada April tahun 2000 (Yudha, 2010), bahwa masalah yang paling berat dirasakan guru atau konselor adalah beban administrasi.

(9)

terdapat fungsi sistem manajemen. Perencanaan individual meliputi aktivitas yang dipusatkan untuk membantu siswa mengembangkan, menganalisis perencanaan karir, studi, pengembangan diri personal dan sosial. Beberapa peran konselor yang terkait dengan komponen ini adalah membantu dalam asesmen diri dan lingkungan, penempatan, memberi saran, pertemuan kelompok dan konseling individual yang berisi proses mebantu perencanaan. Adanya sistem pendukung menunjukkan peran manajemen program bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan dari bimbingan dan konseling.

Bimbingan dan Konseling saat ini mendapat tantangan baru yaitu potensi Indonesia dalam menghadapi bonus demografi. Moertiningsih (2013) menjelaskan bahwa Indonesia sudah mendapat bonus demografi mulai 2010 dan akan mencapai puncaknya sekitar tahun 2020 hingga tahun 2030. Apabila dipilah ke dalam kelompok desa dan kota, maka angka ketergantungan di perkotaan sudah mencapai angka 46,6%, artinya sudah masuk dalam rentang “masa keemasan” bonus demografi. Sementara untuk pedesaan masih bertengger di angka 56,3%. Data tersebut juga menunjukkan bahwa sekitar 34% dari masyarakat kita berada di rentang usia muda (15-35 tahun) yang sangat produktif. Generasi muda harapan bangsa inilah yang akan menjadi engine of growth yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kencang lagi.

(10)

program” dalam menciptakan lapangan kerja yang sesuai dengan kondisi tersebut

misalnya lapangan kerja yang cocok untuk lulusan SMP.

Tujuan pendidikan nasional sebagaimana diamanatkan oleh Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia beriman, bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional juga menjelaskan bahwa pendidikan dimaknai sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

(11)

pembiayaan, dan standar penilaian, dimana semuanya itu merupakan obyek penjaminan mutu pendidikan atau mutu sekolah.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah institusi pendidikan dalam masa awal pada tahap perkembangan masa remaja dimana berbagai permasalahan dan konflik sering muncul pada masa tersebut. Tujuan kurikulum tingkat SMP berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 24 tahun 2006 antara lain: (a) beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, memahami dan menghayati, serta mengamalkan ajaran Islam, (b) meningkatkan pengembangan keragaman potensi, minat dan bakat, serta kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan kinestetik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya, (c) mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, (d) meningkatkan potensi fisik dan membudayakan sportifitas serta kesadaran hidup sehat, (e) meningkatkan kepekaan (sensitivitas), (f) kemampuan mengekspresikan dan mengapresiasi keindahan dan keseimbangan (harmoni), hidup bermasyarakat, berguna untuk orang lain, (g) membangun karakter peserta didik untuk menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.dan membudayakan hidup sehat dan berwawasan lingkungan.

(12)

bagi berhasil atau tidaknya seseorang menjalani kenyataan hidup pada perkembangan selanjutnya. Pada masa ini remaja berusaha untuk menentukan jati diri, mencapai kemandirian emosional, kematangan hubungan sosial, dan mempersiapkan diri meniti karir.

Karir bagi siswa bukan hal yang mudah untuk ditentukan dan menjadi pilihan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki namun haruslah ditentukan. Persiapan diri dan pemilihan dalam menjalankan suatu pekerjaan atau karir merupakan salah satu tugas perkembangan yang penting di masa remaja. Masa remaja merupakan masa transisi menuju ke masa dewasa, begitu juga halnya dalam berkarir. Bekerja atau berkarir sendiri merupakan salah satu penanda masuknya seseorang kedalam gaya hidup orang dewasa (adult life style).

Untuk membentukan hal demikian harus didasarkan pada keputusan siswa itu sendiri yang didasarkan pada pemahaman tentang kemampuan dan minat serta pengenalan karir yang ada di masyarakat. Kesulitan yang dialami siswa dalam memilih dan menentukan karir tidaklah dapat dipungkiri, masih ada siswa yang kurang memahami bahwa karir merupakan jalan hidup dalam usaha menggapai kehidupan yang baik dimasa mendatang. Juga menganggap bukanlah suatu hal yang harus direncanakan sejak dini.

(13)

yang cocok dengan kemampuan sendiri, (4) masih bingung untuk memlih karir yang sesuai dengan minat dan kemampuan.

Saat ini juga banyak fakta yang menunjukkan betapa mahasiswa baru di universitas merasa tidak nyaman dalam jurusan yang dipilihnya sehingga membuat mahasiswa tersebut tidak optimal dalam peraihan nilai akademis, pindah jurusan bahkan ada yang berujung pada drop out. Begitupun dengan siswa SMA, SMK atau MA yang merasa pilihan sekolah yang diambil adalah sebuah kekeliruan.

Jika dianalisis dari perspektif teori perkembangan karir Super (1957), permasalahan-permasalahan karir yang telah dikemukakan berakar pada masa orientasi karir. Oleh sebab itu, betapa pentingnya pengetahuan orientasi karir pada remaja terutama siswa sekolah menengah pertama (SMP), karena jenjang SMP memberikan kontribusi besar dalam perjalanan pendidikan dan pekerjaan nantinya. Kebanyakan, persiapan baru dilakukan setelah lulus sekolah menengah atas (SMA) atau bahkan setelah kuliah. Padahal pada saat siswa lulus dari SMP, siswa telah dihadapkan pada pilihan untuk masuk ke Sekolah Menengah Atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK) ataupun Madrasah Aliyah (MA) yang mengarahkan pada bidang tertentu. Artinya, jika terjadi salah pilih jurusan maka akibatnya fatal.

(14)

merencanakan karir secara tepat, dibutuhkan kematangan karir yang meliputi pengetahuan akan diri, pengetahuan tentang pekerjaan, kemampuan memilih suatu pekerjaan dan kemampuan untuk merencanakan langkah menuju karir yang diharapkan (Crites, 1981).

Menurut Ginzberg (1951), usia SMP berada pada masa tentatif. Dalam masa tentatif, pilihan karir orang mengalami perkembangan. Mula-mula pertimbangan karir itu hanya berdasarkan kesenangan, ketertarikan atau minat, sedangkan faktor-faktor lain tidak dipertimbangkan. Menyadari bahwa minatnya berubah-ubah maka anak mulai menanyakan kepada diri sendiri apakah dia memiliki kemampuan atau kapasitas melakukan suatu pekerjaan, dan apakah kapasitas itu cocok dengan minatnya. Adapun menurut Super (1957) tahap Growth dijalani oleh anak sejak lahir hingga 14 tahun ditandai dengan

perkembangan kapasitas, sikap, minat, dan kebutuhan yang terkait dengan konsep diri. Lebih spesifik lagi mereka berada pada fase capacity (13-14 tahun) yang mana anak mulai mempertimbangkan kemampuan pribadi dan persyaratan pekerjaan yang ia inginkan. Rendahnya kematangan karir dapat menyebabkan kesalahan besar dalam pengambilan keputusan karir, termasuk dalam menentukan pendidikan lanjutan.

(15)

dan konseling. Hamid (2013) mengatakan bahwa dalam Kurikulum 2013, penjurusan di SMA/MA/SMK akan ditiadakan dan diubah menjadi peminatan bidang Matematika dan Sains, Sosial, serta Bahasa. Konsekuensinya, siswa kelas IX di jenjang SMP/MTs harus didampingi guru BK untuk mengetahui minat yang akan didalami di SMA/MA/SMK. Untuk memastikan minat siswa di SMA/MA/SMK, akan dilakukan uji penempatan. Jika merasa tidak sesuai dengan peminatan yang dipilih, siswa masih bisa pindah ke bidang minat yang lain.

Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah kini dapat dibantu oleh kemajuan teknologi. Kegiatan pemanfaatan teknologi ini juga memenuhi salah satu dari 12 kompetensi information and communication technology (ICT) konselor yang telah dirumuskan oleh Association for Counselor Education and Supervision (ACES) yaitu mampu menggunakan aplikasi berbasis

komputer untuk tes-tes, melakukan diganosa, program keputusan karir bagi konseli.

(16)

mempermudah siswa dalam memunculkan peluang karir yang bisa dijalani oleh peserta didik dengan penggunaan assesmen yang tepat. Keberadaan alat tes yang berguna untuk memberikan gambaran mengenai kematangan karir menjadi penting artinya. Adanya perangkat lunak inventori kematangan karir diharapkan mampu mempermudah guru BK dalam kegiatan manajemen bimbingan dan konseling juga bisa dijadikan pijakan untuk membuat program bimbingan dan konseling yang efektif terkait pemilihan dan perencanaan karir.

B. Rumusan Masalah

Kegiatan manajemen bimbingan dan konseling secara manual memerlukan waktu dan tenaga yang cukup besar. Salah satu faktor yang menghambat kinerja guru bimbingan dan konseling adalah tidak adanya dukungan sistem yang mampu meringankan kerja mereka. Kendala tersebut menyita waktu yang cukup banyak sehingga memiliki keterbatan dalam memberikan layanan yang optimal.

Saat ini juga ditemukan banyak siswa yang mengalami perencanaan dan informasi yang kurang. Terbukti dengan siswa yang merasa tidak nyaman dipilihan karirnya (ekstrakurikuler, pilihan sekolah lanjutan, jurusan/peminatan) dan tidak jarang berimbas pada hal yang merugikan diri mereka.

Oleh karena itu, diperlukan satu alternatif solusi yang bisa menyelesaikan permasalahan diatas. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“Seperti apa perangkat lunak inventori kematangan karir yang dapat

(17)

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan paparan dalam latar belakang diatas, maka tujuan penelitian ini adalah meningkatkan manajemen bimbingan dan konseling karir melalui pengembangan perangkat lunak inventori kematangan karir yang diharapkan mampu membantu dalam kegiatan manajemen berupa pengolahan data. Selain itu, perangkat lunak ini diharapkan dapat menjadi pijakan bagi guru bimbingan dan konseling dalam melakukan layanan bimbingan dan konseling karir yang optimal.

D. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian yang hendak dijawab dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana konstruk dan parameter inventori kematangan karir siswa SMP.

2. Bagaimana sistem operasi perangkat lunak inventori kematangan karir siswa SMP.

3. Bagaimana penilaian siswa, guru dan pakar terhadap perangkat lunak kematangan karir.

(18)

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian pengembangan perangkat lunak inventori kematangan karir ini adalah:

1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran secara umum mengenai teknologi dalam bimbingan dan konseling, secara lebih spesifik memberikan konsep mengenai pengembangan perangkat lunak inventori kematangan karir yang memenuhi standar etika layanan bimbingan dan konseling.

2. Secara praktis, melalui penelitian ini akan mengembangkan suatu media layanan bimbingan dan konseling berbasis ICT yang aplikatif.

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pembahasan pada bab III berisi metode penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional variabel penelitian, langkah-langkah penelitian dan analisis data.

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sugiyono (2003) menegaskan bahwa pendekatan kualitatif dan kuantitatif dapat digunakan bersama untuk meneliti. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Creswell (2008) bahwa pendekatan kuantitatif dan kualitatif dapat dilakukan bersama.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset dan pengembangan. Metode riset dan pengembangan (research and development) dipilih karena penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat lunak inventori kematangan karir untuk meningkatkan manajemen bimbingan karir. Metode R & D digunakan sebagai a process used to develop and validate educational product (Gall, 1989). Produk yang dimaksud adalah perangkat lunak

inventori kematangan karir.

(20)

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian yaitu siswa kelas IX SMP di Kota Bogor tahun pelajaran 2013/2014 dan guru Bimbingan dan Konseling di Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan salah satu teknik non-probability sampling. Penelitian ini memiliki sampel yang berasal dari pakar bimbingan dan konseling (BK), pakar teknologi informasi dan komputer (TIK), praktisi yaitu guru BK dan siswa.

Dari hasil pertimbangan ditentukan bahwa yang menjadi sampel pada

penelitian ini adalah “siswa kelas IX dari SMP dan MTs berstatus negeri maupun

berstatus swasta yang berlokasi di daerah perkotaan dan pinggiran. Adapun penentuan sekolah dilakukan akan dilakukan berdasarkan konsultasi dengan pihak Dinas Pendidikan Kota Bogor.

Pertimbangan lokasi SMP di daerah pinggiran dan perkotaan diambil karena adannya keterangan yang menyatakan bahwa perbedaan kultur dan sub-kultur pada batas-batas geografis antara daerah-daerah pedesaan dan perkotaan, bahkan antar bagian dari kota besar disuatu negara, berkorelasi dengan kematangan karir (Crites 1969, Riyadi, 2006). Penentuan klasifikasi daerah perkotaan dan pinggiran tersebut ditentukan berdasarkan dua hal, yaitu jarak (jauh-dekatnya) antara sekolah dengan daerah pusat pemerintahan, dan kondisi demografis di mana sekolah-sekolah tersebut berada.

(21)
[image:21.595.117.532.121.609.2]

Tabel 3.1

Sampel Penelitian Tiap Sekolah Berdasarkan Letak Geografis dan Jenis Kelamin

No. Sekolah Letak Geografis Laki-laki Perempuan ∑Sampel

1. SMP. N. 1 Perkotaan 38 51 89

2. SMP. N. 4 Perkotaan 29 36 65

3. SMP. N. 14 Pinggiran 34 33 66

4. SMP. N. 17 Pinggiran 40 40 80

5. MTs. Negeri Perkotaan 43 37 80

6. MTs. Yatashi Pinggiran 40 40 80

7. SMP Bina Sejahtera Pinggiran 44 40 84 8. SMP Bina Insani Perkotaan 38 42 80

9. SMP Insantama Pinggiran 47 40 87

10. SMP Kesatuan Perkotaan 39 39 78

11. SMP SMART

Ekselensia Indonesia Pinggiran 29 29 Jumlah 421 398 819

C. Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini terdapat satu variabel utama yaitu perangkat lunak inventori kematangan karir siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Perangkat lunak inventori kematangan karir adalah sebuah alat bantu berupa program terintegrasi pada komputer guna mengukur kemampuan siswa SMP dalam fasenya yaitu mengeksplor potensi diri dan mengetahui persyaratan karir. Perangkat Lunak Inventori Kematangan Karir ini sendiri menggunakan program aplikasi Visual Basic. Terdapat format pengisian jawaban dan template untuk melihat hasil yang diinginkan.

(22)

diri dalam proses pemilihan karir; sub aspek informasi yang ditunjukkan dengan peserta didik menguasi informasi yang diperlukan dalam pemilihan karir; sub aspek seleksi tujuan yang ditunjukkan dengan peserta didik mampu menetapkan tujuan yang sesuai dengan nilai pribadi dan kondisi lingkungan dalam pemilihan karir; sub aspek perencanaan yang ditunjukkan dengan peserta didik mampu menentukan langkah-langkah logis dalam proses pemilihan karir; dan sub aspek penyelesaian masalah ditunjukkan dengan peserta didik memiliki alternatif dalam proses pemilihan karir, peserta didik mengikuti kegiatan tambahan untuk meraih pilihan karir dan peserta didik mampu mengatasi permasalahan terkait proses pemilihan karir.

(23)

D. Langkah-langkah Penelitian

[image:23.595.111.575.227.636.2]

Menurut Gall (Wahyudi, 2011), langkah-langkah penelitian yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian

Studi pendahuluan dilakukan guna menghimpun informasi tentang kepustakaan juga kebutuhan lapangan dan kondisi nyata berkenaan dengan aplikasi perangkat lunak inventori kematangan karir. Secara lebih spesifik studi pendahuluan diarahkan pada dua hal yakni: (a) kondisi kematangan karir; (b) peran teknologi dalam manajemen bimbingan dan konseling. Penelusuran literatur juga dilakukan untuk menemukan model perangkat lunak inventori kematangan karir yang pernah dikembangkan selama ini.

Perencanaan dilakukan peneliti agar dapat menghasilkan produk yang diinginkan. Perencanaan dibuat untuk pra penelitian, penelitian dan pasca penelitian.

PENDAHULUAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN EFEKTIVITAS

Studi Literatur

Penyusunan Perangkat Lunak

Uji Coba

Terbatas

Uji Efektivitas

perangkat lunak

Studi Lapangan

Model Hasil Uji

Terbatas Model Perangkat

(24)

Pengembangan bentuk permulaan produk dilakukan berdasarkan hasil studi pendahuluan, digunakan sebagai landasan teknis penyusunan perangkat lunak inventori kematangan karir. Pada tahap ini peneliti membuat naskah akademik dan manual inventori kematangan karir.

Verifikasi dan validasi perangkat lunak inventori kematangan karir dilakukan untuk menguji kelayakan perangkat lunak inventori kematangan karir yang akan di uji coba. Pengujian dilakukan dengan meminta pertimbangan pakar di bidang bimbingan dan konseling (BK) serta pakar teknologi informasi dan komputer (TIK).

Revisi perangkat lunak inventori kematangan karir dilakukan berdasarkan hasil dari validasi oleh pakar menjadi rujukan revisi perangkat lunak inventori karir yang akan di uji coba. Tujuan utama dari revisi ini adalah diperolehnya perangkat lunak yang siap untuk di uji cobakan.

Perangkat lunak inventori kematangan karir kemudian di uji cobakan secara terbatas dengan melibatkan 2 orang guru bimbingan dan konseling dan 2 orang siswa kelas IX sebagai pengguna. Uji coba terbatas ini dilakukan guna menelaah perangkat lunak yang dikembangkan berjalan dengan baik.

Analisis dan revisi dilakukan berdasarkan hasil dari uji coba terbatas yang kemudian menjadi rujukan untuk revisi dan perbaikan perangkat lunak inventori kematangan karir yang telah dikembangkan.

(25)

menjadi rujukan bagi rekomendasi perangkat lunak inventori kematangan karir tahap akhir yang kemudian akan didiseminasikan di forum yang lebih luas.

Setelah melakukan uji lapangan lebih luas, dibuatlah rancangan akhir perangkat lunak inventori kematangan karir yang direkomendasikan. Langkah terakhir dari metode research and development ini adalah diseminasi perangkat lunak inventori kematangan karir. Namun dalam penelitian ini diseminasi perangkat lunak inventori kematangan karir tidak dilakukan sesuai kerangka alur proses pengembangan, dikarenakan keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki oleh peneliti, namun akan menjadi rekomendasi bagi program studi bimbingan dan konseling untuk menyebarluaskan perangkat lunak inventori kematangan karir yang telah dikembangkan.

E. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk memperoleh data tentang inventori kematangan karir siswa SMP serta mengukur pengembangan perangkat lunak inventori kematangan karir. Penafsiran data analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan makna yang terkandung di balik angka-angka. Analisa yang digunakan untuk data ini adalah teknik analisis deskriptif dengan melihat data yang berhasil dikumpulkan melalui uji validitas product moment dan reliabilitas alpha cronbach juga berdasarkan data penilaian pakar praktisi dan siswa. Analisa

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitian pengembangan perangkat lunak inventori kematangan karir untuk meningkatkan manajemen layanan bimbingan karir yang dilaksanakan di kota Bogor dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Inventori Kematangan Karir menggunakan teori Crites (1981) yang memiliki aspek kognitif dan aspek afektif. Tingkat realibilitas skor aspek kognitif adalah 0,583 (sedang) dan realibilitas aspek afektif adalah 0,795 (tinggi) berdasarkan kriteria Guilford sehingga inventori kematangan karir untuk siswa Sekolah Menengah Pertama layak untuk digunakan.

2. Perangkat lunak inventori kematangan karir menggunakan sistem operasi Visual Basic. Adapun untuk penggunaan database, perangkat lunak ini

menggunakan sistem operasi SQL Server.

3. Hasil validasi pakar bimbingan dan konseling, pakar Teknologi Informasi dan Komputer, praktisi (guru BK) dan siswa menunjukkan bahwa perangkat lunak inventori kematangan karir siswa Sekolah Menengah Pertama memadai untuk digunakan.

(27)

data, efisiensi ruang, efisiensi biaya, dan penerapan pada spesifikasi teknologi terjangkau. Adapun hasil uji coba terhadap siswa menunjukkan bahwa perangkat lunak ini dinilai baik pada indikator kebutuhan pengguna, menampilkan data yang dibutuhkan, kemudahan penggunaan input jawaban dan kerahasiaan. Pada penilaian siswa, ada beberapa hal yang masih dianggap kurang yaitu pada indikator ketepatan pemilihan warna.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, rekomendasi ditujukan kepada pihak terkait yang terdiri dari sebagai berikut.

1. Guru Bimbingan dan Konseling (BK)

a. Guru BK diharapkan menggunakan inventori kematangan karir untuk mengetahui profil kematangan karir siswa yang telah terbukti reliabel dalam mengungkap kematangan karir siswa.

b. Guru BK diharapkan menggunakan perangkat lunak inventori kematangan karir siswa Sekolah Menengah Pertama untuk meningkatkan manajemen layanan bimbingan karir dalam pengadministrasian data.

c. Guru BK diharapkan mampu membuat program Bimbingan dan Konseling bidang karir berdasarkan data kematangan karir kepada seluruh siswa baik yang berada pada level matang, kurang matang dan belum matang.

(28)

2. Peneliti Selanjutnya.

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan perangkat lunak inventori kematangan karir berbasis web sehingga dapat digunakan lebih luas.

b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan perangkat lunak inventori kematangan karir hingga menghasilkan rekomendasi secara otomatis terkomputerisasi berdasarkan konfigurasi hasil yang muncul dari setiap aspek maupun sub aspek.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Alkarim

Anwar, Saifuddin. (2006). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2005). Standar Kompetensi

Konselor Indonesia. Bandung: ABKIN.

Azwar, Saifuddin. (1995). Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Creswell, J.W. (2008). Educational Research : Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. 3th Edition. New Jersey : Pearson Education, Inc.

Creswell, J. W. & Vicky L. Plano Clark (2007). Designing and Conducting Mixed Methods Research. London: Sage Publications, Inc.

Crites, John O. (1981). Career Counseling Models, Methods, and Materials. United States of America: McGraw-Hill.

______. (1969). Vocational Psychology The Study of Vocational Behaviour and Development. United States of America: McGraw-Hill.

Daryanto. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. (2003). Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Puskur Balitbang.

Furqon. (2009). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Gani, R.A. (1986). Bimbingan Karir. Bandung: Angkasa Bandung.

Greenhaus, J.H. & Callanan, G.A. (2006). Encyclopedia of Career Development. United States of America: SAGE Publications, Inc.

(30)

Haryati, Sri. RnD sebagai Salah Satu Model Penelitian dalam Bidang Pendidikan- Majalah Ilmiah Dinamika, 2013, jurnal.utm.ac.id, [Januari, 2014]

Hartung, P.J & Subich, L.M. Developing Self in Work and Career : Concepts, Cases, and Contexts.

Hoppock, R. (1976). Occupational Information. 4th Edition. USA: McGraw-Hill, Inc.

Ikbal, Muhammad. (2010). Model Bimbingan Perkembangan Untuk Pengembangan Konsep Diri dan Kematangan Karir Siswa Madrasah Aliyah di Bandar Lampung, Disertasi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak dtterbitkan.

Kasim, Anwar. (2001). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling 1. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Komalasari, G., Wahyuni, E. & Karsih. (2011). Asesmen Teknik Non-Tes dalam Perspektif BK Komprehensif. Jakarta: PT. Indeks.

Lestari, Apriany Myrna. (2009) Efektivitas Penggunaan Teknik Menulis Ekspresif dalam Mereduksi Stres Siswa Kelas X SMA. Bandung: Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia

Manrihu, M.T. (1988). Pengantar Bimbingan dan Konseling Karir. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Mara’at. (1981). Sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya. Bandung:

Ghalia Indonesia.

McMillan, J.H & Schumacher, S. (1997). Research in Education : Penelitian dalam Pendidikan. 4th Edition. New York San Francisco: Addison Wesley Longman, Inc.

Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurahman. (2009). Analisis Korelasi, Regresi, Dan Jalur Dalam Penelitian (Dilengkapi Aplikasi Program SPSS). Bandung: Pustaka Setia.

Munn, P. & Drever, E. (1990). Using Questionnaires in Small-Scale Research : A

(31)

Nurihsan, A.J. (2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Reflika Aditama.

Nabilah. (2010). Pengembangan Media Layanan Konseling Melalui Internet di Perguruan Tinggi (Studi Keterbacaan Media Layanan Konseling Melalui Internet di Universitas Negeri Jakarta). Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.

Purwanto, M.N. (1994). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Riyadi, Arie R. (2006). Pengembangan Alat Ukur Kematangan Karir Siswa Sekolah Menengah Atas. Skripsi Sarjana pada Jurusan PPB UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rusmana, Nandang. (2009). Konseling Kelompok Bagi Anak Berpengalaman Traumatis. Bandung: Rizqi Press.

Rusmana, Nandang. (2009). Bimbingan Dan Konseling Kelompok Di Sekolah (Metode, Teknik, dan Aplikasi). Bandung: Rizqi Press.

Santoadi, F. (2010). Manajemen Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Santrock , J.W. (2007). Prestasi, Pekerjaan, dan Karir. Jakarta : Erlangga.

Salwa, Ema. (2009). Pengembangan Alat Ukur Kematangan Karir Siswa Sekolah Menengah Atas. Tesis SPs UPI. Tidak diterbitkan.

Sharf, R. S. (2010). Applying Career Develoopment Theory to Counseling. 5th Edition. USA: Brooks/Cole, Cengage Learning.

Silalahi, Ulber. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. Sudarman. (2007). Interaksi Manusia dan Komputer. Yogyakarta: Andi.

Sudirman, Ivan, “Sejarah Komputer”,

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9 &ved=0CGIQFjAI&url=http%3A%2F%2Fvivi_afifah.staff.gunadarma.ac.

id%2FDownloads%2Ffiles%2F4482%2Fivansudirman-sejarahkomputer.pdf&ei=W5PrT7XqGI3RrQfNsY27BQ&usg=AFQjCNF H4KWmKPQZ0bLboQaGYR0MfV_-BQ, [September, 2012]

(32)

Suherman, U. (2008). Konseling Karir Sepanjang Rentang Kehidupan. Bandung: Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Sukardi. (2009). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sukardi. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Suparman, Usup. (2011). Efektifitas Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Kematangan Karier Siswa SMA (Studi Quasi Eksperiment Terhadap Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas 14 Garut). Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.

Supriatna, Mamat. (2013). Bimbingan Dan Konseling Berbasis Kompetensi : Orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suryabrata, Sumadi. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi Offset.

Suryani, Ira Kartika. (2010). Program Bimbingan Karir Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (Studi Deskriptif Terhadao Siswa Kelas XI SMK Nasional Depok Tahun Ajaran 2009/2010). Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan. Syamsu, Yusuf & Nurihsan, Ahmad Juntika (2008). Landasan Bimbingan dan

Konseling. Bandung : Kerjasama Program Pasca Sarjana UPI dengan PT

Remaja Rosdakarya

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Zunker, Vernon G. (2006). Career Counseling A Holistic Approach. 7th Edition. USA: Thomson Higher Education.

(33)

(2008). Comprehensive School Counseling : A Guide to Comprehensive School Counseling Program Development.Connecticut State Department of Education.

(2013). Panduan Penulisan Karya Akademik. Bandung: Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Bandung.

_______. (2012, 1 November). Pemerintah Perlu Ambil Kebijakan Bonus Demografi. Sinar harapan [Online], Tersedia : http://www.shnews.co/detile-10179-pemerintah-perlu-ambil-kebijakan-bonus-demografi.html[Maret, 2013]

_______. (2013, 6 Maret) Peminatan Siswa dalam Kurikulum 2013. [Online], Tersedia: http://mintotulus.wordpress.com/2013/03/06/peminatan-siswa-dalam-kurikulum-2013/[Maret, 2013]

_______. [Online], Tersedia : http://www.acesonline.net/ [Maret,2013]

_______. (2013, 14 Juli). Bonus Demografi dan BLSM. Kompasiana [Online], Tersedia : http://sosbud.kompasiana.com/2013/07/14/bonus-demografi-dan-blsm-576758.html [Juli, 2013]

______. Proposal penelitian Kualitatif (Skripsi),

http://skripsistikes.files.wordpress.com/2009/08/proposal-penelitian-kualitatif.pdf, [September, 2012]

______. Pertumbuhan internet di Indonesia Paling Cepat,

Gambar

Tabel 3.1 Sampel Penelitian Tiap Sekolah Berdasarkan
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Kegunaan utama dari kultur jaringan adalah mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak, waktu yang relatif singkat, mempunyai sifat fisiologis dan morfologi sama

Sebagai Negara yang memiliki hutan hujan tropis yang sangat luas penelitian mengenai keanekaragaman, karakteristik populasi maupun pola distribusi Jamur kelas Basidiomycetes

pembuatan sistem, peneliti telah melakukan komunikasi dengan ketua BUMDes, sekretaris dan bendahra yang akan menggunakan Sistem Informasi Administrasi Badan Usaha Milik

“Upaya Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Meningkatkan Perencanaan Karir Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa kelas XII MAN Lab UIN Yogyakarta” adalah suatu

Visibilitas profil pengguna lain juga dapat menyebabkan pengguna situs jejaring sosial merasa orang lain memiliki hidup yang lebih baik dibanding dirinya.. 54,55

Penentuan potensi batuan sumber dari sedimen Formasi Talangakar dilakukan dengan kombinasi data karbon organik total (TOC) dan pirolisis (Rock-Eval), (Tabel-2),

Volume 2 Issue 3, August 2019 560 Perlindungan hukum terhadap tenaga kerja asing sendiri terdapat dalam Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018, Undang-Undang Nomor

Terakhir, pada kegiatan ini kembali dilakukan pos tes kepada seluruh peserta pelatihan hal ini dilakukan untuk memahami tingkat pemahaman peserta terhadap materi yang