• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM

DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Departemen Pendidikan Musik

Oleh

Bina Bagja Zulilham

NIM 1001882

DEPARTEMEN PENDIDIKAN MUSIK

FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran Suling Lubang Enam Di SMK

Kesenian Putera Nusantara Majalengka

Oleh

Bina Bagja Zulilham

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Musik

© Bina Bagja Zulilham 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BINA BAGJA ZULILHAM

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM

DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

disetujukan dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Nanang Supriatna, S.Sen, M.Pd.

NIP. 1961011986011001

Pembimbing II

Engkur Kurdita, M.Pd.

NIP. 196104221986011001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Musik

Drs. Agus Firmansah, M.Pd.

(4)

Bina Bagja Zulilham, 2015

(5)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini diwujudkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Pembelajaran

(6)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(7)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Suling Lubang Enam ... 29

2. Pembelajaran Suling Sunda Lubang Enam di SMK Kesenian Nusantara Majalengka ... 38

(8)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(9)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suling adalah instrumen musik melodis tradisional yang berkembang di

banyak daerah Indonesia. Di Jawa Barat sendiri instrumen tersebut merupakan

salah satu instrumen musik tradisional yang sangat populer, karena bunyinya yang

sangat digemari dan banyak digunakan pada berbagai pertunjukan, tidak hanya

kesenian-kesenian tradisional, tetapi juga berbagai kolaburasi dengan musik

konvensional.

Jika dilihat dari bentuknya, suling yang berkembang di Jawa Barat terdiri

atas dua jenis, yaitu suling yang memiliki enam lubang nada dan empat lubang

nada. Tetapi jika dilihat dari laras yang dihasilkan oleh setiap instrumen suling tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Suling yang memiliki enam lubang nada

dapat menghasilkan tiga buah laras, yaitu laras Pelog degung, Madenda, dan Salendro. Sedangkan suling yang memiliki empat lubang nada, masing-masing memiliki spesifikasi laras yang dihasilkannya. Oleh karena itu, suling lubang empat memiliki nama yang berbeda-beda, seperti; suling salendro, pelog, dan madenda. Sampai saat ini semua jenis suling tersebut masing-masing banyak berkembang di berbagai daerah di Jawa Barat, dan lebih dikenal dengan sebutan

suling Sunda, karena lebih banyak digunakan oleh kesenian-kesenian tradisional

yang berkembang pada masyarakat Sunda.

Secara teknis, suling Sunda bukan merupakan instrumen yang sulit untuk

dimainkan, karena lubang suara instrumen tersebut sudah dibuat sedemikian rupa,

sehingga memudahkan bagi siapa pun yang membunyikannya. Begitu pula

dengan cara-cara memproduksi nada yang akan dihasilkan oleh setiap lubang nada

pada suling Sunda, karena hanya dengan menutup dan membuka lubang nada

tersebut, nada-nada yang ingin diproduksi oleh instrumen suling Sunda dapat

dilakukan. Sedangkan hal-hal yang sulit untuk dimainkan dan dipelajari pada

permainan suling Sunda, adalah dalam memproduksi berbagai ornamen seperti

(10)

2

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjukan bentuk ornamen pada suling Sunda. Teknik-teknik ornamentasi pada

suling tersebut hanya dapat dimainkan oleh para seniman profesional dalam

bidang suling Sunda.

Terlepas dari masalah sulit atau mudahnya memainkan suling Sunda

seperti disampaikan di atas, pada kenyataannya sampai saat ini suling Sunda

banyak dipelajari di sekolah-sekolah. Tentu saja banyak dipelajarinya suling

Sunda tersebut karena beberapa alasan, yaitu; suling Sunda merupakan instrumen

musik melodis bersifat individual yang mudah untuk dibawa, harganya relatif

murah, teknik membuatnya tidak terlampau sulit, dan mudah untuk diperoleh.

Alasan-alasan itulah yang mendorong guru untuk mengajarkan suling Sunda di

dalam pembelajaran seni musik di sekolah di mana mereka bekerja. Salah satu

sekolah yang mengajarkan suling Sunda tersebut adalah Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) Kesenian Putra Nusantara Majalengka.

Pada Program Studi Karawitan SMK Kesenian Putra Nusantara, terdapat

salah satu mata pelajaran yang diberi nama Suling Sunda. Tujuan yang ingin

dicapai dari kegiatan pembelajaran mata pelajaran tersebut, adalah bahwa siswa

memiliki keterampilan dalam memainkan berbagai jenis Suling yang berkembang

pada masyarakat Sunda dan siswa diharapkan siap terjun langsung dalam

pertunjukan seni dimasyarakat. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut diperlukan

tenaga pengajar yang benar-benar tepat, tidak hanya memiliki keterampilan baik

dalam memainkan instrumen yang akan diajarkannya, tetapi juga diperlukan

kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai strategi pembelajaran yang

benar-benar tepat di dalam mengajarkan mata pelajaran yang dia punya. Hal lain yang

diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut di atas, adalah masalah ketersediaan

waktu yang diberikan oleh lembaga untuk mempelajari mata pelajaran tersebut.

Sebagai contoh, untuk dapat menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan

baik dalam bidang Suling Sunda, tidak mungkin dapat dicapai hanya dengan

pembelajaran dalam satu semester, tetapi harus dalam beberapa semester. Oleh

karena itu di SMK Kesenian Putra Nusantara Majalengka, mata pelajaran Suling

(11)

3

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

benar-benar serius untuk dapat menghasilkan lulusan yang mumpuni dalam

bidang karawitan, khususnya Suling Sunda.

Sekaitan dengan pembelajaran Suling Sunda di SMK Kesenian Putra

Nusantara yang telah diuraikan di atas, peneliti merasa tertarik untuk melihat dari

dekat bagaimana proses pembelajaran Suling Sunda yang dilakukan oleh guru dan

siswa di dalam kelas. Tidak hanya itu, peneliti juga berkeinginan untuk melihat

metode apa saja yang dipakai guru pengajar, bagaimana tahapan materi yang

dipelajari, dan kesulitan apa saja yang dihadapi oleh guru dan siswa di dalam

pembelajaran Suling Sunda.

Dalam pandangan peneliti, waktu yang diberikan selama enam semester

untuk mempelajari Suling Sunda, merupakan waktu yang panjang dan cukup

untuk mempelajari Suling Sunda hingga memiliki keterampilan baik. Selain itu,

bahwa kualitas pembelajaran yang bersifat praktek hanya dapat ditentukan

minimal oleh tiga hal, yaitu metode yang digunakan di dalam pembelajaran,

fasilitas dan media yang digunakan, dan waktu yang tersedia untuk

mempelajarinya. Jika ketiga hal tersebut terpenuhi dengan baik, maka hasilnya

pun akan baik pula, sebaliknya jika ketiga hal tersebut terpenuhi tetapi hasilnya

belum baik, artinya terdapat sesuatu yang salah dengan pembelajaran yang

dilakukannya.

Berdasarkan pada uraian di atas, ketertarikan peneliti untuk melakukan

penelitian terhadap proses pembelajaran Suling Sunda yang dilakukan di SMK

Kesenian Putra Nusantara Majalengka, akan dilaksanakan dengan mengambil

judul: Pembelajaran Suling Sunda Lubang Enam Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) Kesenian Putera Nusantara Majalengka.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul penelitian di atas, peneliti akan mengidentifikasi

masalah-masalah yang diangkat dalam penelitian. Adapun masalah penelitian

yang perlu diangkat dalam penelitian ini, peneliti merumuskan dalam bentuk

(12)

4

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana metode yang digunakan di dalam pembelajaran suling lubang

enam di SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka?

2. Bagaimana tahapan materi yang diajarkan pada pembelajaraan suling lubang

enam di SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka?

3. Apa kesulitan yang dialami oleh guru dan siswa di dalam pembelajaran suling

lubang enam di SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini yaitu bisa menjawab

permasalahan yang ada dalam penelitian, seperti:

1. Mendeskripsikan metode yang digunakan di dalam pembelajaran Suling

Lubang Enam di SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka.

2. Mendeskripsikan tahapan materi yang diajarkan pada Suling Lubang Enam di

SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka.

3. Mengetahui kesulitan yang dialami oleh guru dan siswa di dalam

pembelajaran Suling Lubang Enam SMK Kesenian Putera Nusantara

Majalengka.

D. Manfaat Penelitian

1. Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti untuk

digunakan untuk masa yang akan datang.

2. Departemen Pendidikan Musik FPSD UPI

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya berbagai kajian

keilmuan dalam bidang musik tradisional yang berkembang di Jawa Barat,

khususnya mengenai salah satu instrumen musik yang banyak digunakan di dalam

pertunjukan baik tradisional maupun konvensional. Selain itu, hasil penelitian ini

dapat dijadikan sebagai dasar bagi para peneliti lanjutan yang memiliki minat

(13)

5

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. SMK Putra Nusantara

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai kontrol terhadap kualitas

pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru di dalam melakukan

pembelajaran suling. Dengan harapan dari haasil penelitian ini akan terjadi sebuah

kegiatan evaluasi untuk meningkatan kualitas pembelajaran yang akan

menghasilkan lulusan yang mumpuni dalam bidangnya.

4. Masyarakat Umum

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sebuah laporan terhadap

masyarakat pengguna pendidikan mengenai kualitas pembelajaran suling yang

dilakukan di SMK Putra Nusantara. Dengan penelitian ini, masyarakat dapat

memberikan penilaian dan masukan untuk perbaikan-perbaikan proses

perbaikan yang dilakukan di dalam berbagai kegiatan pembelajaraan di

sekolah tersebut.

b. Bagi para orang tua siswa yang putra-putrinya memiliki minat untuk

mempelajari musik tradisional, laporan penelitian ini dapat dijadikan sebagai

salah satu dasar kajian mengenai pembelajaran salah satu mata pelajaran yang

dikembangkan di sekolah tersebut. Dengan harapan laporan hasil penelitian ini

dapat meningkatkan minat para calon siswa yang ingin memperdalam bidang

(14)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. TEMPAT DAN SUBJEK PENELITIAN

Berdasarkan silsilah dan pemilihan lokasi penelitian disini adalah SMK

Kesenian Putera Nusantara Majalengka ini bertujuan mencetak lulusan yang ahli

dalam bidang seni karawitan khususnya suling, di dalam jurusan karawitan

terdapat pembelajaran suling yang sudah diberikan dari mulai semester I sampai

dengan semester VI. Dengan demikian pembelajaran suling diberikan perhatian

khusus dibandingkan mata pelajaran lainnya. Atas dasar itulah peneliti memilih

guru mata pelajaran suling dan siswa di SMK Kesenian Putera Nusantara

Majalengka sebagai objek penelitian.

B. METODE PENELITIAN

Metode penelitan merupakan suatu cara untuk mendapatkan data yang

diperlukan dalam penelitian, hal ini sejalan dengan apa yang diungkapakan oleh

Sugiyono (2008, hlm. 1) bahwa “metode penelitian adalah cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid dengan tujuan ditemukan, dibuktikan,

dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat

digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah”. Dengan

demikian dalam proses pengumpulan data ini metode penelitian sangatlah penting

dan berpengaruh terhadap pengambilan data, dengan demikian metode penelitian

harus dipilih secara tepat sesuai dengan pokok bahasan yang akan diteliti. Dengan

metode penelitian yang tepat maka kita akan menghasilkan data yang akurat dan

maksimal sesuai yang kita butuhkan dalam penelitian. Dengan demikian peneliti

memilih metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif karena peneliti

menganggap metode inilah yang paling tepat untuk digunakan dalam penelitian.

Menurut Nazir (2005, halm. 89) “metode deskriptif adalah studi

menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat dimana termasuk di dalamnya

(15)

29

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

individu serta studi untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk

meminimalisasikan bias dan memaksimumkan reabilitas”. Metode deskriptif ini

digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai seluruh variabel penelitian

secara independen. Dengan kata lain metode ini adalah metode yang

menggambarkan objek penelitian sesuai dengan apa adanya dengan tidak ada

unsur manipulasi data dari hasil penelitian.

Selanjutnya penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Bogdan dan

Taylor (1975) dalam Maleong (2002, halm. 3) yang menyatakan “metode

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tulisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Dengan kata

lain penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang

tidak mengadakan perhitungan.

Dengan penjelasan tersebut peneliti akan menggunakan metode penelitian

deskriftif dengan pendekatan kualitatif karena metode tersebut merupakan metode

yang paling efektif dan peneliti ingin mengungkap secara gamblang dan apa

adanya tentang pembelajaran suling di SMK Kesenian Putera Nusantara

Majalengka.

C. DEFINISI OPRASIONAL

1. Pembelajaran

Pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara

sistematik antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditentukan.

2. Suling Lubang Enam

Suling adalah alat musik yang berasal dari Sunda, yang terbuat dari bambu

tamiang yang memiliki lubang sebanyak enam lubang.

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian atau alat yang digunakan dalam pelaksanaan

(16)

30

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pedoman wawancara

Dalam menggali dan mengumpulkan semua data yang diperlukan dalam

kegiatan penelitian ini, maka diperlukan teknik pengumpulan data yang sesuai dan

efisien dalam penelitian, data yang diperlukan berupa tahapan-tahapan

pembelajaran suling, metode yang digunakan, dan kesulitan apa saja yang dialami

oleh guru dan siswa dalam pembelajaran suling lubang enam di SMK Kesenian

Putera Nusantara, maka peneliti memilih teknik pengumpulan data dengan

observasi, wawancara, dan studi literatur.

1. Observasi

Observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti di dalam penelitian,

adalah observasi pasif. Artinya di dalam proses pengumpulan data ini, peneliti

hanya berfungsi sebagai pengamat yang tidak memiliki keterlibatan secara

langsung dengan kegiatan pembelajaran.

2. Wawancara

Maleong (2007, hlm. 186) mendefinisikan “wawancara sebagai

percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(intervewer) yang memberikan atas jawaban itu”. Dari pernyataan tersebut kita

dapat menyimpulkan wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang

dilakukan untuk menunjangnya keaslian dari data yang didapat. Adapun bentuk

wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur artinya pertanyaan

diajukan setelah disusun terlebih dahulu oleh peneliti yang dirumuskan dalam

(17)

31

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

informasi wawancara dengan siswa dan pengajar tentang proses pembelajaran

Suling Lubang Enam di SMK Kesenian Nusantara Majalengka.

3. Studi Literatur

Dimaksudkan untuk mempelajari berbagai sumber yang berhubungan

dengan kebutuhan dan kelengkapan data tentang pelaksanaan penelitian studi

tentang pembelajaran suling di SMK baik berupa sumber yang valid tentunya,

seperti buku-buku maupun media bacaan lainnya yang berguna dan membantu

dalam memcari sumber informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

penelitian.

Tujuan dari studi literatur ini adalah untuk memperkuat permasalahan serta

sebagai dasar teori dalam melakukan studi dan juga menjadi dasar untuk

melakukan observasi mengenai pembelajaran suling lubang enam di SMK

Kesenian Putera Nusantara Majalengka.

Dari studi literatur yang dilakukan, peneliti dapat membandingkan temuan

yang didapat dilapangan dengan literatur atau sumber lain yang berupa teori-teori

yang sudah terpercaya ke otentikannya sehingga dapat ditarik beberapa

kesimpulan. Penting juga untuk memberi arah penelitian selanjutnya yang perlu

dilakukan untuk melanjutkan misi penelitian.

F. TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Pengolahan data di dalam suatu penelitian bersifat penting, karena di

dalam penelitian kita akan memperoleh data-data dari fenomena di lapangan, yaitu

data mentah yang harus kita olah sehingga bisa berkaitan satu sama lainnya.

Dengan mengelompokan data-data yang kita peroleh dan diadakan kategorisasi

seperti data utama maupun data pendukung. Di dalam penelitian yang

menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan

kualitatif, peneliti mendapatkan data–data yang bersifat deskriptif pula. Dengan

menuangkan fenomena yang terjadi ke dalam catatan lapangan. Terdapat tiga

cara pengolahan data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan Miles dan Huberman dalam Fitriani (2011, hlm. 34). Berikut

(18)

32

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data,

pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan data, dan

rangkuman data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

Dalam kegiatan reduksi data dilakukan pemilahan-pemilahan tentang: bagian data

yang perlu diberi kode, bagian data yang harus dibuang, dan pola yang harus

dilakukan peringkasan. Jadi dalam kegiatan reduksi data dilakukan: pengakuratan

data, penggolongan data, pengarahan data, pembuangan data yang tidak perlu,

pengorganisasian data untuk bahan menarik kesimpulan. Kegiatan reduksi data ini

dapat dilakukan melalui: seleksi data yang ketat, pembuatan ringkasan, dan

menggolongkan data menjadi suatu pola yang lebih luas dan mudah dipahami.

2. Penyajian Data

Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yang tersusun

sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian yang sering digunakan adalah dalam bentuk

naratif, bentuk matriks, grafik, dan bagan sama seperti yang dianjurkan oleh Miles

dan Huberman. Menurut mereka pula, yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat

naratif. Dengan adanya penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami

apa yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut.

3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Sejak langkah awal dalam pengumpulan data, peneliti sudah mulai

mencari arti tentang segala hal yang telah dicatat atau disusun menjadi suatu

kesatuan tertentu. Pengolahan data kualitatif tidak akan menarik kesimpulan

secara tergesa-gesa, tetapi secara bertahap dengan tetap memperhatikan

perkembangan perolehan data. Setelah selesai mengolah data yang diperoleh dari

lapangan, lalu data akan di analisa. Yaitu kegiatan mengatur, memberikan kode

bahkan mengkategorikan data yang sudah diolah sebelumnya sehingga sehingga

(19)

33

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Nasution, analisis telah dimulai sejak merumuskan dan

menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai

penulisan hasil penelitian. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih

difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.

Dalam kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses

(20)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti tentang

pembelajaran suling di SMK Kesenian putera Nusantara Majalengka, dalam bab

ini peneliti akan memaparkan kesimpulan yang meliputi tentang metode apa saja

yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran, tahapan-tahapan pembelajaran

suling lubang enam, dan kesulitan apa saja yang dihadapi oleh guru dan murid

dalam proses kegiatan pembelajaran suling lubang enam di SMK Kesenian Putera

Nusantara Majalengka.

Di dalam pelaksanaan pembelajaran suling lubang enam di SMK Kesenian

Putera Nusantara Majalengka, guru memberikan materi pelajaran dengan berbagai

macam metode dan pendekatan yang pada umumnya sering dipergunakan dalam

pembelajaran musik yaitu metode ceramah, tugas, drill (latihan), demonstrasi dan

imitasi, metode ini efektif digunakan pada siswa dalam pembelajaran, hal ini

terbukti dengan siswa dapat mengikuti materi-materi yang diberikan. Untuk

mendukung proses belajar mengajar Pak Aceng juga menggunakan pendekatan

secara individu dalam pembelajaranya, Pak Aceng selalu dekat dan akrab dengan

siswa-siswanya di luar maupun di dalam kelas, dalam menyampaikan materinya

Pak Aceng selalu menyisipkan lawakan yang membuat siswa terhibur dan tidak

jenuh di dalam kelas, tetapi terdapat kelemahan dalam pendekatan yang dilakukan

Pak Aceng yaitu siswa menjadi berani berbicara semaunya, berani berteriak dan

membantah walaupun dengan niat bercanda pada guru.

Metode dan pendekatan tersebut dugunakan oleh Pak Aceng sebagai cara

penyampaian materi di dalam setiap tahapan-tahapan pembelajaran dalam

pembelajaran suling lubang enam. Tahap-tahapan materi pelajaran suling lubang

enam yang diberikan dari semester satu sampai semester enam ini hampir sama

dengan apa yang ditulis dalam buku suling karangan Engkur Kurdita, akan tetapi

peneliti menemukan sesuatu yang unik dalam tahapan pembelajaran suling lubang

(21)

75

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan lagu yang sudah dipelajari oleh mata pelajaran karawitan lain seperti

mata pelajaran kawih, tembang, dan kecapi, hal ini membuat pembelajaran sedikit

lebih mudah karena siswa sudah pernah mempelajarinya, jadi siswa hanya perlu

mengaplikasikannya dalam pelajaran suling, temuan lainnya yaitu guru tidak

terpaku dengan satu jenis buku pedoman melainkan, guru mengajar lebih

berdasarkan pengalaman pribadinya saja, salah satu kekurangan dalam tahapan

pembelajaran disekolah ini yaitu kurangnya nya manejemen waktu, guru mengajar

tidak selalu berpedoman pada RPP yang dibuatnya, akan tetapi guru mengajar

lebih pada keadaan dikelas seperti apa yang menyebabkan ketidak sesuaiannya

rancangan yang sudah dibuat dengan kenyataan dilapangan. Tingkat kesulitan

lagu yang dipelajari juga selalu dimulai dari materi lagu yang tingkat kesulitannya

rendah dan akan terus berlanjut sesuai dengan tahapan pembelajaran.

Dalam suatu kegiatan pasti terdapat kesulitan yang dihadapi oleh pelaku

kegiatannya, begitupun dalam pembelajaran, dari tahapan-tahapan yang

pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa terdapat beberapa kesulitan

yang dihadapi seperti dalam tahapan memainkan suling, bagi kebanyak siswa

memainkan suling merupakan suatu hal yang baru, dengan begitu siswa belum

terbiasa dalam melakukan hal tersebut. Akan tetapi dengan seringnya berlatih dan

kapasitas jam pelajaran yang relatif lama dikelas dan dengan didukung dengan

lingkungan yang mendukung untuk belajar musik, siswa dapat mengatasi

kesulitan tersebut. Kesulitanpun dihadapi oleh guru salah satunya yaitu kegiatan

pembelajaran tidak sesuai dengan rancangan yang telah disusun, yang disebabkan

oleh beberapa kegiatan sekolah dan libur nasional yang menyebabkan kegiatan

pembelajaran suling terganggu, hal ini berpengaruh pada tahapan pembelajaran

yang sudah di rancang sedemikian rupa, dan hal tersebut juga dapat

memungkinkan tujuan pembelajaran tidak tercapai. Dalam kesulitan yang

dihadapi oleh guru dan siswa, peneliti menemukan sesuatu dalam penelitian yaitu

rata-rata kemampuan siswa laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan siswa

perempuan.

Perbedaan kemampuan yang cukup signifikan yang ada antara siswa

laki-laki dan perempuan ini terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor seperti

(22)

76

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak lebih banyak dari siswa laki-laki, hal tersebut terbukti dengan rata-rata nilai

siswa perempuan tidak lebih tinggi daripada nilai perempuan.

B. SARAN

Di dalam pelaksanaan observasi untuk memperoleh data-data yang

diperlukan ada beberapa hal yang harus diperbaiki oleh pihak sekolah, guru,

siswa, dan universitas mengenai hal yang berkaitan dengan hal-hal apa saja yang

harus diperbaiki dan dibenahi. Berikut saran yang dianjurkan oleh peneliti:

1. SMK Kesenian Putera Nusantara Majalengka

Berdasarkan observasi yang dilaksankan, peneliti memberikan saran

kepada sekolah agar lebih memperhatikan perawatan pada alat-alat musik yang

ada, sekolah harus meningkatkan kedisiplinan siswa dalam berlatihan dan

menggunakan alat-alat musik yang ada. Sekolah juga harus meningkatkan fasilitas

yang ada supaya fasilitas pendukung untuk pembelajaran lebih komplit dan

membantu proses pembelajaran lebih baik. Suling yang dipakai dalam

pembelajaran harus berkualitas baik supaya siswa tidak kesulitan dalam

memainkan suling tersebut.

2. Pengajar Suling

Proses pembelajaran suling lubang enam yang dilaksanakan di SMK

Kesenian Putera Nusantara Majalengka ini sudah sesuai, hal ini terbukti dengan

tercapaiannya tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Akan tetapi peneliti

memberikan saran untuk guru pengajar suling di dalam penyampaian materi

pembelajaran. Guru harus lebih serius dan tegas lagi kepada siswa agar siswa

lebih disiplin dan lebih bertanggung jawab kepada tugas yang diberikan oleh guru,

Guru lebih matang lagi dalam mengelola waktu agar RPP dan kenyataan bisa

(23)

77

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Siswa

Di dalam proses kegiatan pembelajaran suling lubang enam ini peneliti

memberi saran kepada siswa agar siswa lebih disiplin dalam pembelajaran, siswa

harus lebih menghormati guru pengajar, siswa harus bisa lebih bertanggung jawab

lagi dengan tugas yang diberikan oleh guru dan lebih sering berlatih supaya materi

yang diberikan oleh guru dapat dikuasai dengan baik dan mencapai tujuan

pembelajaran.

4. Departemen Pendidikan Seni Musik

Berdasarkan pengalaman observasi yang dilakukan dalam pengerjaan

skripsi, peneliti membutuhkan buku dan sumber pengetahuan yang kongkrit

mengenai suling dan pembelajaran musik. Buku pembelajaran musik sendiri

masih sangat sedikit yang dapat ditemui di perpustakaan universitas maupun

departemen musik. Dengan demikian hendaknya pihak universitas ataupun

departemen musik lebih menyediakan buku-buku tentang pembelajaran musik dan

(24)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arif S. Sadiman, Arif S.,dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktek. Bandung: Rineka Cipta.

Arsyad,Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Bernandib, Sutari Imam. 1993. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta:

Andi Offset.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fitriani, Tria. 2013. Pembelajaran Flute Pada Siswa Kelas 6 di Sekolah Dasar Kristen 2 Bina Bakti Matius Bandung. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Gafur, Abdul. 2004. Peranan Teknologi Pembelajaran Dalam Proses

Belajar-Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta.

Hamalik, Oemar. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta :Bumi Aksara Karya.

Kurdita, Engkur. 2011. Bermain Suling Daerah Sunda. Bandung: CV Bintang Warli Artika.

Maleong. 2002, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Nazir, M. Ph. D. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Roestyah, N. K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alphabeta.

(25)

Bina Bagja Zulilham, 2015

PEMBELAJARAN SULING LUBANG ENAM DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandun: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman & Winataputra. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas.

Sumantri, Mulyani. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana.

Syah, Muhibin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan jadwal E-Lelang pada tahapan pelaksanaan Pembuktian Kualifikasi Peserta E-Lelang Jasa Pemborongan Pekerjaan Pengadaan Dan Pemasangan Sistem lnformasi

2016 Pada Dinas Kebersihan, Pertamanan & Pemeilharaan Lampu Jalan Kabupaten Musi Banyuasin dinyatakan GAGAL, karena tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran. Sekayu,

[r]

dapat diperoleh pemegang saham atau lebih dikenal dengan earnings per share.. 2.1.2 Earnings

” Pengaruh Financial Leverage dan Capital Structure terhadap Earning Per Share pada PT.Matahari Putra Prima Tbk.”.. Aplikasi SPSS pada

Teori-Teori Belajar yang Melandasi Peningkatan Kesalehan Sosial ………3. Hakikat Model Pembelajaran

DART Duta Anggada Realty

masalah dalam penelitian ini adalah: “ Model pembelajaran yang bagaimanakah yang dapat meningkatkan kesalehan sosial siswa pada mata pelajaran Pendidikan. Agama