BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 21 siswa kelas XI TEI B SMKN 2 Salatiga
yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 10 siswa sebagai kelompok eksperimen
dan 11 siswa sebagai kelompok kontrol. Sebelum melakukan penelitian,
persayaratanya adalah kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.
Dalam hal ini kesamaan antara kedua kelompok dapat dilihat dari umur dan
kategori skor self efficacy yang diuji homogenitas harus menghasilkan Asymp. Sig. (2-tailed)>0,50. Tabel 4.1 dibawah ini adalah diskripsi mengenai kondisi kelompok eksperimen dan kontrol sebelum perlakuan.
Tabel 4.1 Diskripsi kelompok eksperimen dan kontrol.
No Nama Kelompok Umur Jenis Kelamin
1 NU Eksperimen 17 Perempuan
2 EM Eksperimen 17 Perempuan
3 DA Eksperimen 16 Perempuan
4 DKL Eksperimen 17 Laki – laki
5 RK Eksperimen 17 Laki – laki
6 IK Eksperimen 16 Laki – laki
7 AB Eksperimen 17 Laki – laki
8 RD Eksperimen 17 Laki – laki
9 EE Eksperimen 17 Laki – laki
10 SA Eksperimen 17 Laki – laki
11 FF Kontrol 17 Perempuan
12 NN Kontrol 16 Perempuan
13 AK Kontrol 17 Perempuan
14 PA Kontrol 17 Laki – laki
15 KK Kontrol 17 Laki – laki
16 DK Kontrol 17 Laki – laki
17 AS Kontrol 17 Laki – laki
18 RA Kontrol 17 Laki – laki
19 AY Kontrol 17 Laki – laki
Berdasarkan tabel 4.1. dapat dijelaskan bahwa umur tidak ada perbedaan
antara kelompok eksperimen dan kontrol.Tabel 4.2 dibawah ini akan dijelaskan
mengenai skor pre test Self efficacy kelompok eksperimen dan kelompok kontrol : Tabel 4.2 Hasil pretest kelompok eksperimen dan kontrol
No Nama Dimensi Total Kategori
Besar Pengharapan
Luas
Pengharapan
Kemantapan Pengharapan
Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko
1 NU FF 36 38 32 37 47 52 115 127 B A
2 EM NN 41 46 36 40 46 56 123 142 A A
3 DA AK 42 41 36 40 48 53 126 134 A A
4 DKL PA 41 39 30 33 46 42 117 114 B B
5 RK KK 39 37 37 34 52 47 128 118 A B
6 IK DK 43 39 33 33 55 50 131 122 A A
7 AB AS 43 41 35 34 58 54 136 129 A A
8 RD RA 39 42 38 35 60 58 137 135 A A
9 EE AY 44 44 36 37 60 52 140 133 A A
10 SA ED 43 46 42 40 57 56 142 142 A A
11 EK 41 42 57 140 A
Jumlah 411 454 355 405 529 577 1295 1436
Keterangan : Ek : Eksperimen Ko : Kontrol
A : Sedang (skor 119 – 144) B : Rendah (skor 93 – 118)
Dari table 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini terdapat
21 siswa yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu 10 siswa sebagai kelompok
kontrol dan 11 siswa sebagai kelompok eksperimen. Dilihat dari kategori self efficacy kelompok eksperimen memperoleh hasil; terdapat 2 siswa yang memiliki kategori self efficacy yang rendah dan terdapat 8 siswa memiliki kategori sedang. Sedangkan dilihat dari kategori kelompok kontrol memperoleh hasil; terdapat 2
Hail uji homogenitas skala self efficacy pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua
kelompok dengan ditunjukkan sig. 0.805 > 0.5, sedangkan mean rank kelompok eksperimen 10.65 dan mean rank kelompok kontrol adalah 11.32. Sehingga penulis dapat melanjutkan penelitian.
Berdasarkan rancangan penelitian dan hasil analisis diatas, selanjutnya
kelompok eksperimen akan diberikan treatment yaitu diberikan layanan Bimbingan kelompok teknik modeling sebanyak sembilan kali pertemuan, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan treatment. Penyusunan topik dalam kegiatan bimbingan kelompok teknik modeling berdasarkan dimensi self efficacy.Tabel 4.3 dibawah ini merupakan presentase antar aspek self efficacy.
Tabel 4.3 Presentase Dimensi Self efficacy kelompok eksperimen
No Total Dimensi
(Besar pengharapan)
(Luas
Pengharapan)
(Kemantapan Pengharapan)
1 Max skor 680 440 720
2 Min skor 17 11 18
3 Skor pre test 411 355 529
4 Prosentase 60,4 % 80,7 % 73,5 %
Berdasarkan tabel 4.3.dapat dilihat bahwa presentase adalah aspek besar
pengharapan (60,4%), selanjutnya aspek Luas pengharapan (80,7%), dan yang
terakhir adalah Kemantapan pengharapan (73,5%). Berdasarkan hasil tersebut,
Tabel 4.4 Program layanan bimbingan kelompok teknik modeling
No Topik Indikator Tujuan Rencana
pelaksana an Alokasi waktu dan pertemuan Bentuk kegiatan
1 Self efficacy
siswa
Siswa mampu
mengutarakan kekuatan dan kelemahan keyakinan diri dalam kaitannya tanggung jawab seorang siswa. Sabtu 2 Februari 2013 1 pertemuan ±45 menit Permaina n, sharring 2 Keyakinan dalam mengerjaka n tugas – tugas akademik sekolah (Luas pengharapan) Pengharapan terbatas pada bidang perilaku khusus Yaitu keyakinan/ke mantapan dalam menjalankan bidang tugas selama ini dan tugas – tugas yang baru. Siswa mampu menunjukkan keyakinan dalam mengerjakan tugas saat ini dan tugas yang baru. Sabtu 9 dan 16 Februari 2013 2 pertemuan ±45 menit Permain an,mode ling, Tanya jawab 3 Mengatasi kesulitan dan kegagalan dalam mengerjakan tugas – tugas akademik sekolah (Besar pengharapan) Analisis pilihan perilaku yg akan dicoba (merasa mampu dilakukan) Upaya menghindari situasi dan prilaku yg dirasa melampaui batas kemampuan Siswa dapat menunjukkan keyakinan mampu menghadapi kesulitan dan kegagalan dalam tugas. Sabtu 2 dan 9 Maret 2013 2 pertemuan ±45 menit Permain an,mode ling, Tanya jawab
pengharapan) tugas – tugas yang sulit dan menantang 5 Menumbuhk an sikap berfikir positif dari usaha yang kita lakukan (Kemantapan pengharapan) Bertahan dalam usahanya yaitu menghadapi tugas dan tantangan pekerjaan sebagai siswa Siwa mampu menunjukkan sikap yakin dari usahanya dapat memperoleh hasil yang ingin kita capai. Sabtu 30 Maret 2013 dan 4 april 2013 2 pertemuan ±45 menit Permain an.mode ling, Tanya jawab
4.2. Pelaksanaan Penelitian 4.2.1. Perijinan Penelitian
Penulis memberikan surat ijin penelitian kepada Kepala Sekolah SMKN 2
Salatiga pada tanggal 2 Januari 2013 yang prosedur awalnya surat ijin diberikan
kepada bagian Tata usaha dan nantinya pihak Tata usaha akan memberikan surat
ijin tersebut kepada Kepala Sekolah SMK 2 Salatiga, Kurikulum serta Guru BK.
Atas ijin tersebut, penulis membicarakan prosedur penelitian yang berupa
uji instrumen, pretest, postest dan treatment serta membicarakan kapan penelitian akan mulai dilaksanakan dengan pihak Kurikulun dan guru BK. Setelah
berunding, pihak kurikulum dan Guru BK memberi ijin untuk uji instrument dan
pretest dilaksanakan pada bulan Januari saat jam BK. Sedangkan untuk pelaksanaan Layanan (Treatment) dan pretest dilakukan mulai bulan Februari dan dilakukan saat jam BK dan jam pelajaran kosong dengan syarat penulis harus
membuat surat ijin penelitian lanjutan yang nantinya akan diberikan kepada pihak
kepala sekolah mengingat penelitian membutuhkan waktu yang cukup lama. Atas
kesepakatan tersebut, penulis melaksanakan penelitian sesuai prosedur yang
4.2.2. Tes Awal (pretest)
Pre test dilaksanakan pada tanggal 12 Januari 2013 dengan menyebarkan skala Self efficacy yang bejumlah 46 item pernyataan pada 31 siswa kelas XI TEI B SMKN 2 Salatiga. Setelah di analisis terdapat 21 siswa yang memiliki tingkat
Self efficacy dengan kategori sedang dan rendah, selanjutnya siswa tersebut dibagi secara random menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dengan 10 siswa dan kelompok kontrol dengan 11 siswa. Berdasarkan uji homogenitas yang dibantu dengan SPSS 16.0 for windows, dari kedua kelompok dapat disimpulkan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan
eksperimen, dengan demikian penelitian dapat dilanjutkan.
4.2.3. Perlakuan (treatment)
Treatment diberikan dengan memberi layanan bimbingan kelompok teknik modeling sesuai rancangan yang sudah dibuat oleh penulis sebanyak 9 sesi dan dilaksanakan hari sabtu pada jam pelajaran terakhir yaitu jam BK atau pada jam–
jam tertentu sesuai dengan kesepakatan dengan kelompok. Layanan ini dikatakan
berhasil apabila kelompok eksperimen setelah postest menunjukkan peningkatan Self efficacy dan hasilnya lebih tinggi dari kelompok kontrol. Adapun sesi eksperimen dengan layanan bimbingan kelompok teknik modeling sebagai berikut:
1. Pertemuan pertama hari Sabtu, 2 Februari 2013 a. Tahap pembentukan kelompok
Sesi 1 dilakukan saat jam pelajaran terakhir yaitu jam BK dan tempat
kelompok. Sesi pertama merupakan awal dari pertemuan bimbingan kelompok
teknik modeling yang merupakan tahap pembentukan kelompok dimana pemberi layanan menjelaskan pengertian, tujuan, asas dan prosedur dari kegiatan
bimbingan kelompok teknik modeling, menyepakati kontrak waktu serta memberi motivasi anggota kelompok yang diharapkan nantinya anggota kelompok lebih
terbuka menyampaikan harapan dan tujuan-tujuan yang ingin dicapai serta
antusias dari masing-masing anggota dalam mengikuti layanan.
Topik yang dipilih untuk pertemuan pertama yaitu “Self efficacy siswa”.Tujuan yang ingin dicapai yaitu Siswa mampu mengutarakan kekuatan dan
kelemahan keyakinan diri dalam kaitannya tanggung jawab seorang siswa serta
pentingnya self efficacy siswa dalam memenuhi tugas-tugas seorang siswa.Selanjutnya penulis mengajak kelompok untuk melakukan permainan
“Badai berhembus”. Permainan ini dimaksudkan untuk menyegarkan anggota
kelompok kembali setelah melakukan rutinitas belajar, sehingga kelompok
semakin bersemangat untuk mengikuti layanan.
b. Tahap Peralihan
Penulis menegaskan kembali prosedur bimbingan kelompok teknik
Modeling dan menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. c. Tahap Kegiatan
Setelah semua anggota kelompok dapat dengan verbal merefleksi kekuatan,
kelemahan dan problematika yang dihadapi berkaitan dengan self efficacy, penulis mengindikasikan bahwa sebagian besar kelemahan self efficacy anggota kelompok yaitu ketidak yakinan dalam memenuhi tuntutan akademis yaitu ketidak yakinan
dalam mengerjakan dan memenuhi tugas–tugas mata pelajaran, ketidak yakinan
dapat mengikuti mata pelajaran, dan ketidak yakinan dapat memperoleh nilai tes
dan tugas pelajaran yang bagus.
Dari keterangan dan indikasi tersebut penulis jadikan acuan dalam pemilihan
model, baik untuk mastery model (model yang ahli) maupun coping model (orang yang masih mendapat kendala namun secara bertahap mampu menghadapi tugas)
yang secara langsung akan ditampilkan dalam situasi kelompok. Sehingga
nantinya anggota kelompok dapat belajar dari pengalaman–pengalaman model
secara efektif. Gambar 4.1 dibawah ini merupakan gambar Bimbingan kelompok
d. Tahap penutup
Dalam kegiatan penutup penulis menjelaskan bahwa sesi pertama akan
segera berakhir. Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi kegiatan yang
berlangsung sembari penulis menanyakan kepada anggota kelompok “Siapa
teman sekelas anda yang pandai, rajin, mempunyai keyakinan diri dalam
memenuhi tuntutan tugas mata pelajaran dan keyakinan diri dapat memenuhi
tugas–tugas seorang siswa?” 8 orang dari 10 orang anggota kelompok menjawab
Bambang dan Nurrohman.
Berdasarkan evaluasi yang diberikan siswa penulis menyimpulkan
keseluruhan layanan yang berlangsung. Melalui kegiatan bimbingan kelompok
teknik modeling dengan topik self efficacy siswa, anggota kelompok bisa melihat kelemahan–kelemahan yang dimiliki berkaitan dengan self efficacy. Kelompok juga semakin sadar bahwa dengan self efficacy yang rendah dapat mempengaruhi prestasi dan kinerja sebagai seorang siswa. Penulis juga menjelaskan rencana
layanan sesi selanjutnya dan kegiatan diakhiri dengan do’a.
2. Pertemuan ke-2 dan ke-3 hari Sabtu, 9 dan 16 Februari 2013
Dari kesepakatan dengan kelompok kegiatan layanan diadakan di ruang
kelas dan seluruh anggota kelompok hadir. Model yang digunakan pada sesi
kedua ini adalah Nurrohman dan Bambang. Pemilihan model berdasarkan
permasalahan self efficacy dan skor skala self efficacy tertinggi di kelas XI TEI B dimana Nurrohman tertinggi pertama dengan skor 163 sedangkan Bambang
a. Tahap Pembukaan
Penulis membuka kegiatan dengan salam, do’a dan ucapan terima kasih
kepada anggota kelompok karena sudah hadir dalam kegiatan layanan.
Selanjutnya penulis menjelaskan Topik, tujuan dan proses layanan bimbingan
kelompok teknik modeling.
Topik yang akan dibahas pada kegiatan layanan pada sesi ke-2 ini
“Keyakinan mengerjakan tugas–tugas akademik sekolah”. Tujuan yang ingin
dicapai pada pertemuan kedua yaitu dengan bimbingan kelompok teknik modeling anggota kelompok dapat belajar dari model mengenai keyakinan atau
kesanggupan dalam mengerjakan tugas–tugas akademik, baik itu tugas–tugas
akademik sekolahsaat ini maupun tugas–tugas yang baru.Penulis kemudian
mengajak kelompok untuk melakukan permainan “Lempar spidol”. Permainan
lempar spidol ini berfungsi untuk menyegarkan kembali pikiran siswa yang
setelah sehari mengikuti pelajaran, sehingga kelompok dapat fokus mengikuti
layanan.
b. Tahap Peralihan
Dalam tahap peralihan penulis menegaskan kembali prosedur dan proses
bimbingan kelompok teknik modeling dan menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan selanjutnya.
c. Tahap Kegiatan
Dalam tahap kegiatan ini penulis memulai dengan memberi kesempatan
Selanjutnya penulis memperkenalkan model kepada kelompok, dan menanyakan
kesanggupan kelompok untuk belajar dari model.
Setelah semuanya siap, model mulai mengutarakan pengalaman–
pengalaman, kiat–kiat dan menanamkan rasa yakin dapat mengerjakan tugas–
tugas akademik sekolah saat ini maupun tugas–tugas akademik sekolah yang baru.
Dimulai dari model yang pertama yaitu Nurrohman dan dilanjutkan model yang
kedua yaitu Bambang dengan masing–masing waktu 15 menit. Anggota kelompok
belajar dari model dengan memperhatikan sungguh–sungguh setiap apa yang
diutarakan model (proses attentional).
Selanjutnya penulis menanyakan kepada anggota kelompok mengenai
informasi apa yang diperoleh dari proses belajar dari model tentang keyakinan
mengerjakan tugas–tugas akademik sekolah(proses rettentional) .setelah itu penulis menanyakan pada masing–masing anggota kelompok apa yang akan
dilakukan setelah proses belajar dari model, dan apa yang dianggap cocok untuk
menumbuhkan keyakinan dapat mengerjakan tugas–tugas akademik sekolah saat
ini dan tugas–tugas akademik sekolahyang baru? (proses motorik reproducton) Penulis juga menayakan kesanggupan anggota kelompok untuk benar–
benar menerapkan dalam situasi sesungguhnya dengan apa yang dipelajari dan
direncanakan dari proses belajar dari model agar siswa dapat mengerjakan dan
memenuhi tuntutan tugas–tugas akademik sekolah. Penulis meminta anggota
kelompok untuk melaporkan hasil penerapan tingkah laku yang baru setelah sesi
ini sampai pada pertemuan selanjutnya, dengan membuat skala peningkatan dari 0
Gambar 4.2 dibawah ini merupakan gambar Bimbingan kelompok teknik
Modeling sesi kedua dengan topik “Keyakinan mengerjakan tugas-tugasakademik sekolah“:
Gambar 4.2 Bimbingan kelompok teknik Modeling ke-2 d. Tahap Penutup
Penulis menjelaskan kepada kelompok bahwa kegiatan akan segera selesai.
Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi proses berlangsungnya layanan.
Proses berlangsungnya layanan dinilai sudah baik, namun proses attentional harus lebih diperbaiki. Agar informasi–informasi yang diperoleh benar–benar bisa
diserap pada koqnitif anggota kelompok. Penulis juga mengharapkan informasi
hasil proses belajar dari model dapat digunakan sebaik–baiknya dalam penerapan
tingkah laku yang baru. Penulis mengharapkan agar kelompok tetap belajar secara
mengerjakan tugas–tugas akademik sekolah. Dengan topik keyakinan
mengerjakan tugas–tugas akademik sekolah anggota kelompok termotivasi untuk
merubah perilku yang pesimis ke optimis, sehingga timbul keyakinan bahwa tugas
yang diberikan bukanlah hambatan melainkan tantangan yang harus diselesaikan.
Selanjutnya kegiatan ditutup dengan do’a.
3. Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga ini dirancang penulis untuk mengetahui hasil perubahan
tingkah laku siswa setelah seminggu melakukan layanan bimbingan kelompok
teknik modeling dari topik keyakinan mengerjakan tugas–tugas akademik sekolah dan mengatasi kesulitan dan hambatan dalam proses perubahan tingkah laku.
Sesuai kesepakat dengan kelompok, kegiatan layanan dilaksanakan pada pukul
10.00 wib karena siswa pulang awal. Lokasi layanan bertempat di gazebo taman
sekolah.
Penulis memulai kegiatan dengan salam, do’a, dan mengucapkan
terimakasih kepada kelompok yang sudah berkenan hadir mengikuti kegiatan.
Penulis juga mengajak kelompok untuk melakukan permainan “Pundak lutut
kaki”, permainan ini membuat siswa untuk bergairah kembali dalam melakukan
kegiatan, sehingga saat layanan siswa bisa bersemangat. Selanjutnya penulis
meminta anggota kelompok untuk melaporkan hasil selama seminggu setelah
kegiatan layanan bimbingan kelompok teknik modeling sesi kedua berlangsung.Hasil laporan menunjukkan adanya berbedaan pada masing–masing
anggota kelompok, ada yang sudah menunjukkan peningkatan dan ada yang
terendah diangka 4 yang sebelumnya level tertinggi diangka 2 dan terendahnya
diangka 0. Penulis memberikan apresiasi dan pujian atas peningkatan tersebut.
Dari hasil skala peningkatan, anggota kelompok tanya jawab dengan model
mengenai hambatan–hambatan dan kendala yang diperoleh dalam mengkinerjakan
informasi–informasi yang diperoleh dari model. Dimaksudkan kelompok dapat
memperoleh informasi lebih banyak sehingga dapat mengatasi hambatan dan
kendala tersebut.
Di akhir sesi penulis mengajak kelompok untuk mengevalusai kegiatan
sesi ketiga berlangsung. Hasil evaluasi menunjukkan siswa kurang terbuka
mengenai hambatan–hambatan saat tanya jawab dengan model. Penulis
mengharapkan pada sesi berikutnya kelompok lebih aktif dalam tanya jawab
dengan model. Dari topik keyakinan mengerjakan tugas sesi ketiga ini anggota
kelompok dapat tergugah dalam memenuhi tanggung jawab dalam tugas, dan
kelompok semakin mantap sesulit dan sebanyak apaun tugas akan bisa
terselesaikan apabila siswa yakin mampu dan usaha. Penulis tetap meminta
kepada kelompok untuk membuat skala peningkatan hasil layanan seminggu
setelah layanan sesi saat ini yang akan dilaporkan pada sesi berikutnya. Penulis
mengharapkan kepada kelompok untuk tetap belajar secara observasional dari
model diluar kegiatan kelompok. Dan kegiatan diakhiri dengan do’a.
Gambar 4.3 dibawah ini merupakan gambar Bimbingan kelompok teknik
Gambar 4.2 Bimbingan kelompok teknik Modeling ke-3 4. Pertemuan ke-4 dan ke-5 hari Sabtu, 2 dan 9 maret 2013
Kegiatan layanan diadakan di ruang kelas dan seluruh anggota kelompok
hadir. Sesi keempat ini dirancang penulis dengan menggunakan topik bahasan
yang baru yaitu “Mengatasi kesulitan dan kegagalan dalam mengerjakan tugas–
tugas akademik sekolah” Model yang digunaka masih sama dengan model pada
pertemuan sebelumnya. Mengingat kelompok antusias untuk belajar dengan
mendengarkan informasi–informasi yang diutarakan model dan meningkatnya
skala peningkatan yang dibuat siswa setiap harinya.
a. Tahap Pembukaan
Penulis membuka kegiatan dengan salam, do’a dan ucapan terima kasih
kepada anggota kelompok karena sudah hadir dalam kegiatan layanan. Sebelum
penulis menjelaskan topik yang akan dibahas pada pertemuan keempat, penulis
meminta anggota kelompok untuk melaporkan hasil seminggu sesudah kegiatan
tugas sekolah. Level tertinggi pada angka 8, sedangkan level terendah pada angka
7 yang dimana dipertemuan ketiga level tertinggi diangka 6 dan terendah diangka
4. Penulis memberikan pujian dan senyuman hangat atas peningkatan
tersebut.Selanjutnya penulis menjelaskan Topik, tujuan dalam bimbingan
kelompok teknik modeling sesi keempat dan mengajak kelompok untuk melakukan permainan “Domikado”.
Topik yang akan dibahas pada kegiatan layanan pada sesi keempat ini
“Men
kembali prosedur dan proses bimbingan kelompok teknik
egiatan ini penulis memulai dengan memberi kesempatan
kepad
sungguh setiap apa yang diutarakan model (proses attentional).
gatasi kesulitan dan kegagalan dalam mengerjakan tugas–tugas akademik
sekolah”. Tujuan yang ingin dicapai pada pertemuan keempat yaitu anggota
kelompok dapat menghadapi kesulitan dan kegagalan dalam tugas–tugas
akademik sekolah.
b. Tahap Peralihan
Penulis menegaskan
Modeling dan menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. c. Tahap Kegiatan
Dalam tahap k
a kelompok untuk menjelaskan pentingnya topik yang akan dibahas. Setelah
semuanya siap, penulis mempersilahkan model mulai mengutarakan pengalaman–
pengalaman, kiat–kiat dalam menghadapi kesulitan dan kegagalan dalam
mengerjakan tugas yang diawali dari model yang pertama yaitu Nurrohman dan
dilanjutkan model yang kedua yaitu Bambang dengan masing–masing waktu 15
Dari hasil pemberian informasi dari model penulis menanyakan kepada
anggota kelompok informasi apa yang diperoleh dari proses belajar dari model
tentan
meng
g mengatasi kesulitan dan kegagalan mengerjakan tugas–tugas akademik
sekolah? (proses rettentional). Selanjutnya penulis menanyakan pada masing– masing anggota kelompok apa yang akan dilakukan setelah proses belajar dari
model, dan apa yang dianggap cocok untuk mengatasi kegagalan dan kesulitan
tugas–tugas akademik sekolah? (proses motorik reproducton) Penulis juga menayakan kesanggupan anggota kelompok untuk benar–benar menerapkan
dalam situasi sesungguhnya dengan apa yang dipelajari dan direncanakan dari
proses belajar dari model. Penulis meminta anggota kelompok untuk melaporkan
hasil penerapan tingkah laku yang baru setelah sesi ini sampai pada pertemuan
selanjutnya, dengan membuat skala peningkatan dari 0 – 10.(proses motivational). Gambar 4.4 dibawah ini merupakan gambar Bimbingan kelompok teknik
d. Tahap penutup
Penulis menjelaskan kepada kelompok bahwa kegiatan akan segera selesai.
Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi proses layanan, proses
berlangsungnya layanan dinilai sudah baik dari sesi sebelumnya. Penulis
mengharapkan kelompok dapat menjaga situasi yang baik saat proses layanan
sampai pada sesi–sesi layanan bimbingan kelompok teknik modeling selanjutnya. Penulis tetap menghimbau kepada anggota kelompok untuk tetap belajar secara
observasional kepada model dari topik mengatasi kegagalan dan kesulitan
mengerjakan tugas diluar situasi kelom
an pada sesi berikutnya. Dari topik mengatasi kegagalan dan
kesulitan m
pok serta tetap membuat skala peningkatan
yang akan dilapork
engerjakan tugas, kelompok memperoleh pengetahuan mengenai
mensiasati kegagalan dan kesulitan mengerjakan tugas. Kelompok dapat
merefleksi apa kekurangan dan kelemahan dan langkah–langkah yang salah dalam
mengerjakan tugas–tugas mata pelajaran. Kelompok juga semakin sadar bahwa
ketidakyakinannya mampu mengerjakan tugas karena sifat kurang yakin dengan
potensi diri dan sifat malas dalam diri sendiri, setelah itu kegiatan ditutup dengan
do’a.
5. Pertemuan kelima
Pertemuan kelima ini dirancang penulis untuk mengetahui perubahan
tingkah laku siswa hasil layanan bimbingan kelompok teknik modeling sesi keempat dari topik mengatasi kesulitan dan kegagalan dalam mengerjakan tugas–
perubahan tingkah laku. Kegiatan dilakukan pada jam terakhir yaitu jam BK, dan
sesuai dengan kesepakatan kelompok kegiatan dilakukan di Ruang kelas.
kegiatan dengan salam, do’a, dan mengucapkan
terim
kegiatan
layan
lan dalam
meng
Penulis memulai
akasih kepada kelompok yang sudah berkenan hadir mengikuti kegiatan.
Kemudian penulis mengajak kelompok untuk melakukan permainan “Topi saya
bundar. Permainan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan konsentrasi siswa,
sehingga saat layanan siswa berkonsentrasi dengan baik. Selanjutnya penulis
meminta anggota kelompok untuk melaporkan skala peningkatan topik mengatasi
kegagalan dan kesulitan mengerjakan tugas selama seminggu setelah
an bimbingan kelompok teknik modeling sesi keempat berlangsung. Hasil
laporan menunjukkan adanya peningkatan pada setiap anggota kelompok
walaupun belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Level tertinggi pada
angka 5 dan terendah pada angka 4. Namun demikian penulis tetap mengapresiasi
atas peningkatan tersebut dengan memberikan pujian dan tepuk tangan.
Dari hasil skala peningkatan, anggota kelompok tanya jawab dengan model
mengenai hambatan–hambatan dan kendala yang diperoleh saat mengkinerjakan
informasi–informasi yang diperoleh dari model. Dimaksudkan kelompok dapat
memperoleh informasi lebih banyak sehingga dapat mengatasi hambatan dan
kendala tersebut.
Gambar 4.5 dibawah ini merupakan gambar Bimbingan kelompok teknik
Gambar 4.5 Bimbingan kelompok teknik Modeling ke-5
Sebelum penulis menutup kegiatan, Penulis mengajak kelompok untuk
evaluasi kegiatan yang berlangsung.Kegiatan berlangsung cukup baik, kelompok
lebih aktif dari kegiatan tanya jawab dari sesi sebelumya.Penulis mengharapkan
agar informasi–informasi yang diperoleh bisa di aplikasikan pada tindakan yang
diinginkan pa ima ini
kelompok semakin yakin dapat mengatasi kegagalan dan kesulitan mengerjakan
tugas
da masing–masing anggota kelompok. Dari kegiatan sesi kel
–tugas akademik sekolah. Penulis juga meminta kepada anggota kelompok
untuk tetap belajar kepada model dari topik mengatasi kegagalan dan kesulitan
mengerjakan tugas diluar situasi kelompok.
Untuk mengetahui hasil peningkatan keberhasilan bimbingan kelompok
teknik modeling dengan topik mengatasi kegagalan dan kesulitan mengerjakan tugas, penulis tetap meminta kepada kelompok untuk membuat skala peningkatan
6. Pertemuan ke-6 dan ke-7 hari Sabtu, 16 dan 23 Maret 2013
Pelaksanaan bimbingan kelompok teknik modeling sesi ke-6 dilakukan di ruang
nulis memberikan skala self efficacy. etty tergolong
tingg
eempat berlangsung. Hasil laporan menunjukan adanya peningkatan
ggota kelompok. Level tertinggi pada angka 9, sedangkan
skor
kelas saat jam mata pelajaran terakhir. Model yang digunakan pada sesi
keenam ini adalah Petty. Petty adalah salah satu mahasiswa UKSW yang banyak
mengikuti organisasi dan kegiatan namun prestasi akademik Petty baik.Sebelum
Petty benar–benar terpilih menjadi model, pe
Hasil skor skala self efficacy adalah 159 sehingga self efficacy P
i. Apabila Petty mendapatkan respon yang kuat dari kelompok, maka Petty
bisa dijadikan model dalam bimbingan kelompok teknik modeling sesi-sesi selanjutnya.
a. Tahap Pembukaan
Penulis membuka kegiatan dengan salam, do’a dan ucapan terima kasih
kepada anggota kelompok karena sudah hadir dalam kegiatan layanan. Sebelum
penulis menjelaskan topik yang akan dibahas pada pertemuan keempat, penulis
meminta anggota kelompok untuk melaporkan hasil seminggu sesudah kegiatan
layanan sesi k
pada masing–masing an
terendah pada angka 7 dari topik keyakinan mengerjakan tugas. Penulis
sangat mengapresiasi atas peningkatan tersebut dengan memberikan pujian dan
tepuk tangan. Namun demikian penulis tetap mengharapkan kepada kelompok
ditingkatkan kembali bagi anggota kelompok yang belum menunjukkan
peningkatan yang signifikan, dan menjaga kondisi tersebut bagi anggota
Selanjutnya penulis menjelaskan Topik, tujuan dan proses layanan
bimbingan kelompok teknik modeling. Topik yang akan dibahas pada kegiatan layanan pada sesi keenam ini “Yakin dengan potensi diri dapat menyelesaiakan
tugas”. Tujuan yang ingin dicapai pada pertemuan keenam yaitu Siswa mampu
menunjukkan keyakinan dengan potensi diri dapat menghadapi dan menyelsaikan
tugas–tugas yang sulit dan menantang. Kemudian penulis mengajak kelompok
untuk
ai dengan memberi kesempatan
ntuk menjelaskan pentingnya topik yang akan dibahas.
Selan
penulis mempersilahkan model untuk mulai
an–pengalaman dan kiat–kiat dalam menggapai
keingin
melakukan permainan “Mari kita bangkit”, permainan ini membentuk kerja
sama siswa dan membuat kelompok bergembira.
b. Tahap Peralihan
Dalam tahap peralihan penulis menegaskan kembali prosedur dan proses
bimbingan kelompok teknik modeling dan menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan selanjutnya.
c. Tahap kegiatan
Dalam tahap kegiatan ini penulis memul
kepada kelompok u
jutnya penulis memperkenalkan model kepada kelompok, dan menanyakan
kesanggupan kelompok untuk belajar dari model.
Setelah semuanya siap,
mengutarakan pengalam
ginan memperoleh hasil tugas yang memuaskan. Anggota kelompok
belajar dari model dengan memperhatikan sungguh–sungguh setiap apa yang
Selanjutnya penulis menanyakan kepada anggota kelompok mengenai
informasi apa yang diperoleh dari proses belajar dari model tentang yakin dengan
potensi diri dapat menyelesaikan tugas? (proses rettentional). Setelah itu penulis menanyakan pada masing–masing anggota kelompok apa yang akan dilakukan
setelah proses belajar dari model, dan apa yang dianggap cocok untuk diterapkan
menum
n sesi ini samapai pada pertemuan selanjutnya, dengan
membu
buhkan sikap yakin pada potensi diri dalam mewujudkan dapat
menghadapi dan menyelsaikan tugas–tugas yang sulit dan menantang? (proses motorik reproducton)
Penulis juga menayakan kesanggupan anggota kelompok untuk benar–
benar menerapkan dalam situasi sesungguhnya dengan apa yang dipelajari dan
direncanakan dari proses belajar dari model dan meminta anngota kelompok
untuk melaporkan hasil penerapan tingkah laku yang baru setelah proses
berlangsungnya layana
d. Tahap Penutup
Penulis menjelaskan kepada kelompok bahwa kegiatan akan segera selesai.
Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi proses layanan, proses
berlangsungnya layanan dinilai sudah baik, kelompok juga sangat antusias belajar
dengan model. Kelompok bisa merencanakan tingkah laku yang baru untuk
dilakukan pada keadaan yang sebenarnya melalui informasi–informasi yang di
peroleh dari model. Dengan topik yakin dengan potensi diri, kelompok merasa
lebih meng kelompok
angat dalam menggapai cita–cita untuk dapat menghadapi
dan m
erkenan hadir mengikuti kegiatan. hargai kekuatan dan kelemahan dalam diri. Setiap anggota
juga semakin bersem
enyelsaikan tugas–tugas yang sulit dan memperoleh hasil tugas yang bagus.
Penulis mengharapkan agar kelompok dapat belajar observasional dengan model
lain seperti orang tua, guru, ataupun teman sebaya di luar situasi kelompok dari
topik yakin dengan potensi diri. Penulis juga menghimbau kepada kelompok
untuk tetap membuat skala peningkatan dari topik yakin dengan potensi diri yang
akan dilaporkan pada pertemuan selanjutnya.
7. Pertemuan ketujuh
Pada pertemuan ketujuh, penulis merancang layanan guna mengetahui
perubahan tingkah laku hasil layanan sesi keenam dari topik yakin dengan potensi
diri dapat menyelesaikan tugas dan mengatasi hambatan dan kesulitan dalam
proses perubahan tingkah laku. Kegiatan layanan dilakukan di gazebo taman
sekolah pada jam mata pelajaran terakhir yaitu jam BK.
Penulis memulai kegiatan dengan salam, do’a, dan mengucapkan
Penu
modeling sesi keenam
denga
kelompok untuk membuat skala peningkatan dari
topik
diri asalkan semua itu
ditun
lis mengajak kelompok untuk melakukan permainan “Mari bercermin”.
Permainan ini berguna untuk menyegarkan kembali siswa setelah seharian belajar,
sehingga nantinya siswa bisa semangat mengikuti layanan. Selanjutnya penulis
meminta anggota kelompok untuk melaporkan perkembangan selama seminggu
setelah kegiatan layanan bimbingan kelompok teknik
n topik yakin dengan potensi diri. Hasil laporan menunjukan adanya
peningkatan pada masing–masing anggota kelompok. Skor tertinggi pada angka 4
sedangkan skor terendah pada angka 3. Dengan hasil peningkatan tersebut penulis
tetap memberikan apresiasi.
Selanjutnya anggota kelompok tanya jawab dengan model mengenai
hambatan–hambatan dan kendala yang diperoleh saat menkinerjakan informasi–
informasi dari topik yakin dengan potensi diri yang dibahas pada pertemuan
keenam. Dimaksudkan kelompok dapat memperoleh informasi lebih banyak
sehingga dapat mengatasi hambatan dan kendala tersebut.
Di akhir sesi penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi kegiatan dan
tetap mengingatkan kepada
yakin dengan potensi diri dapat menyelesaikan tugas. Dari hasil evaluasi
proses layanan, kelompok cukup aktif dan antusias saat proses layanan. Sehingga
saat proses attentional dalam tanya jawab bisa maksimal. Dari sesi ketujuh, kelompok termotivasi untuk merubah pola pikir yang sering merasa kurang yakin
dengan potensi diri menjadi lebih yakin pada potensi
jang dengan usaha yang optimal. Penulis mengharapkan agar kelompok
teman sebaya di luar situasi kelompok dari topik yakin dengan potensi diri.
Penulis juga menghimbau kepada kelompok untuk tetap membuat skala
peningkatan dari topik yakin dengan potensi diri dapat menyelesaikan tugas yang
akan dilaporkan pada pertemuan selanjutnya.
Gambar 4.7 dibawah ini merupakan gambar Bimbingan kelompok teknik
Modeling sesi ketujuh dengan topik “Yakin dengan potensi diri dapat menyelesaiakan tugas “:
Gambar 4.7 Bimbingan kelompok teknik Modeling ke-7
8. Pertemuan ke-8 dan ke -9 hari Sabtu 30 Maret dan 4 april 2013
Pelaksanaan bimbingan kelompok teknik modeling sesi kedelapan dilakukan di ruang kelas saat jam mata pelajaran terakhir. Model yang digunakan pada sesi
kedelapan adalan penulis sendiri dan Nurrohman. Penulis berinisiatif menjadi
model karena penulis sudah banyak pengalaman saat duduk di bangku SMK N2
sehingga penulis bisa memberikan informasi–informasi yang berkaitan dengan
menu
ya peningkatan
nggota kelompok dari sesi sebelumnya yaitu dari level
tertin
pok
tekni
mbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang kita lakukan.
a. Tahap Pembukaan
Penulis membuka kegiatan dengan salam, do’a dan ucapan terima kasih
kepada anggota kelompok karena sudah hadir dalam kegiatan layanan. Sebelum
penulis menjelaskan topik yang akan dibahas pada pertemuan kedelapan, penulis
meminta anggota kelompok untuk melaporkan hasil seminggu sesudah kegiatan
layanan sesi ketujuh berlangsung. Hasil laporan menunjukan adan
pada masing–masing a
ggi diangka 4 dan terendah diangka 3 menjadi level tertinggi pada angka 8,
sedangkan terendah pada angka 5 dari topik yakin dengan potensi diri dapat
menyelesaiakan tugas. Kemudian penulis mengajak kelompok untuk melakukan
permainan “Pijitan yukk”, permainan ini bergun untuk merilekskan fisik siswa
dan menumbuhkan sifat persaudaraan. Selanjutnya penulis menjelaskan Topik,
tujuan dan proses layanan bimbingan kelompok teknik modeling.
Topik yang akan dibahas pada kegiatan layanan pada sesi kedelapan ini
“Menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang kita lakukan”. Tujuan yang
ingin dicapai pada pertemuan kedelapan yaitu siswa mampu menunjukkan sikap
yakin dari usahanya dapat memperoleh hasil yang ingin kita capai.
b. Tahap Peralihan
Penulis menegaskan kembali prosedur dan proses bimbingan kelom
c. Tahap Kegiatan
Dalam tahap kegiatan ini penulis memulai dengan memberi kesempatan
ntuk menjelaskan pentingnya topik yang akan dibahas.
Selanju
guh-sungguh.
pok mengutarakan kesanggupannya, diawali dengan
Nurro
jutnya penulis menanyakan kepada anggota kelompok mengenai
inform
usaha
berlangsungnya layanan sesi ini sampai pada pertemuan selanjutnya, dengan kepada kelompok u
tnya penulis dan Nurrohman bersiap–siap untuk menjadi model, dan
menanyakan kesanggupan kelompok untuk belajar dari model dengan sung
Setelah kelom
hman dahulu kemudian penulis untuk mengutarakan pengalaman–
pengalaman dan kiat–kiat dalam menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha
yang kita lakukan. Anggota kelompok belajar dari model dengan memperhatikan
sungguh–sungguh setiap apa yang diutarakan model (proses attentional). Selan
asi apa yang diperoleh dari proses belajar dari model tentang
menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang kita lakukan? (proses rettentional). Setelah itu penulis menanyakan kepada masing–masing anggota kelompok apa yang akan dilakukan setelah proses belajar dari model, dan apa
yang dianggap cocok untuk diterapkan menumbuhkan sikap berfikir positif dari
yang dilakukan anda? (proses motorik reproducton)
Penulis juga menayakan kesanggupan anggota kelompok untuk benar–benar
menerapkan dalam situasi sesungguhnya dengan apa yang dipelajari dan
direncanakan dari proses belajar dari model dan meminta anngota kelompok
membuat skala peningkatan dari 0 – 10 dari topic menumbuhkan sikap berfikir
positif dari usaha yang kita lakukan.(proses motivational).Gambar 4.8 dibawah ini meru
Gambar 4.8 Bimbingan kelompok teknik Modeling ke-8
d. Tahap Penutup
Penulis menjelaskan kepada kelompok bahwa kegiatan akan segera selesai.
Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi proses layanan serta
mengingatkan kelompok untuk belajar dengan Nurrohman (model) dari topik
menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang kita lakukan. Proses
berlangsun emperikan
respon yang kuat dari informasi–informa i yang diberikan oleh model. Kelompok
hanya yang sering tidak maksimal karena pengaruh pola pikir pakan gambar Bimbingan kelompok teknik Modeling sesi kedelapan dengan topik “Menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang kita lakukan “:
gnya layanan dinilai baik, kelompok terlihat antusias dan m
s
yang
engikuti kegiatan.
a anggota kelompok untuk melaporkan skala
penin
kelompok. Level tertinggi pada angka 6, sedangkan
teren
merasa tidak mampu dan tidak yakin bisa mendapatkan sesuatu yang kita
inginkan, khusunya pada lingkup sekolah.
Penulis mengharapkan agar kelompok tetap belajar secara observasional
dengan model lain seperti orang tua, guru, ataupun teman sebaya di luar situasi
kelompok dari topik menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha dilakukan.
Penulis juga menghimbau kepada kelompok untuk tetap membuat skala
peningkatan dari topik menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang
dilakukan yang akan dilaporkan pada pertemuan selanjutnya.
9. Pertemuan kesembilan
Pertemuan kesembilan ini adalah sesi terakhir dalam layanan bimbingan
kelompok teknik modeling. Kegiatan dilakukan pada jam 10.30 saat jam mata pelajaran kosong, dan sesuai dengan kesepakatan kelompok kegiatan dilakukan di
Gazebo taman sekolah.
Penulis memulai kegiatan dengan salam, do’a, dan mengucapkan
terimakasih kepada kelompok yang sudah berkenan hadir m
Kemudian penulis memint
gkatan dalam menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang dilakukan
selama seminggu setelah kegiatan layanan bimbingan kelompok teknik modeling sesi kedelapan berlangsung.hasil laporan menunjukan adanya peningkatan pada
masing–masing anggta
dah pada angka 5. Kemudian penulis mengajak kelompok untuk melakukan
permainan “Lempar spidol”. Permainan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan
Selanjutnya penulis menjelaskan kepada kelompok bahwa sesi kesembilan adalah
sesi terakhir dalam layanan bimbingan kelompok teknik modeling. Dan topik yang akan dibahas sama seperti pada pertemuan kedelapan yaitu menumbuhkan sikap
berfikir positif dari usaha yang dilakukan.
Dari hasil skala peningkatan, anggota kelompok tanya jawab dengan model
mengenai hambatan–hambatan dalam mengkinerjakan informasi–informasi yang
diperoleh dari model. Dimaksudkan kelompok dapat memperoleh informasi lebih
banyak sehingga dapat mengatasi hambatan dan kendala tersebut. Gambar 4.9
dibawah ini merupakan gambar Bimbingan kelompok teknik Modeling sesi kesembilan dengan topik “Menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang
[image:31.595.98.509.204.641.2]kita lakukan “:
Gambar 4.9 Bimbingan kelompok teknik Modeling ke-9
Sebelum penulis menutup kegiatan, Penulis mengajak kelompok untuk
evaluasi kegiatan yang berlangsung. Kegiatan berlangsung cukup baik, kelompok
informasi yang diperoleh bisa di aplikasikan pada tindakan yang diinginkan pada
masing–masing anggota kelompok dan anggota kelompok tetap belajar secar
observasional dengan model–model lain yang dikehendaki kelompok diluar
situasi kelompok misalnya Orang tua, Guru maupun teman sebaya Pada sesi
terkhir ini kelompok semakin sadar tentang pentingnya self efficacy dalam hal menunjang akademik dan sosial. Sehingga setiap anggota kelompok semakin
termotivasi untuk mengubah perilaku yang berkaitan dengan self efficacy menjadi yang lebih baik.
4.2.4. Tes Akhir(Postest)
Postest dilaksanakan pada tanggal 6 April 2013 diruang kelas XI TEI B SMKN 2 Salatiga saat jam mata pelajaran BK. Penulis membagikan skala self efficacy yang berjumlah 46 item penyataan kepada seluruh siswa kelas XI TEI B yang berjumlah 31 siswa. Dari 31 siswa yang diberi skala self efficacy, hanya subjek penelitan saja yang berjumlah 21 siswa yaitu 10 siswa kelompok
eksperimen dan 11 siswa kelompok kontrol yang di analisis. Penulis menganalisis
hasil skala self efficacy yang diisi oleh kelompok eksperimen dan kontrol menggunakan teknik analisis Mann Whitney dengan bantuan SPSS For Window’s 16 Relase.
4.3. Analisis Data
Penulis mengolah hasil penyebaran skala self efficacy dari 21 siswa kelas XI TEI B SMKN 2 Salatiga.Tabel 4.5 merupakan perubahan skor kelompok
Tabel 4.5 Perubahan skor kelompok eksperimen sebelum dan sesudah
setelah layanan.
No Nama Dimensi Total Kategori
layanan Besar Pengharapan Luas Pengharaan Kemantapan Pengharapan
Pre Pos Pre Pos Pre Pos Pre Pos
1 NU 36 44 32 39 47 48 115 131 Sedang
2 EM 41 50 36 42 46 54 123 146 Tinggi
3 DA 42 43 36 41 48 51 126 135 Sedang
4 DKL 41 45 30 39 46 56 117 140 Sedang
5 RK 39 43 37 38 52 52 128 133 Sedang
6 IK 43 42 33 41 55 56 131 139 Sedang
7 AB 43 47 35 41 58 59 136 147 Tinggi
8 RD 39 47 38 40 60 60 137 147 Tinggi
9 EE 44 50 36 43 60 61 140 154 Tinggi
10 SA 43 48 42 46 57 58 142 152 Tinggi
Jumlah 411 459 355 410 529 555 1295 1424
Dari tabel 4.5 diatas dapat dijelaskan bahwa ada peningkatan skor skala Self efficacy kelompok eksperimen.Skor postest menunjukkan peningkatan pada masing–masing aspek.Tabel 4.6 merupakan perbandingan hasil postest kelompok eks
Perbandingan h st kelompok eksperi n k
No Nama Total Kategori
perimen dan kontrol:
Tabel 4.6 asil poste men da ontrol
Dimensi Bes Pen ap as Peng apa ar ghar n Lu
har n Pengharapan Kemantapan
Ek Ko Ek Ko Ek Ko k E Ko Ek Ko Ek Ko
1 NU FF 44 41 39 38 49 53 131 132 B B
2 EM NN 50 45 42 40 54 58 146 143 A B
3 DA AK 43 45 41 36 51 56 135 137 B B
4 DKL PA 47 35 42 32 57 46 140 113 B C
5 RK KK 43 36 38 32 52 49 133 117 B C
6 IK DK 42 39 41 37 56 48 139 124 B B
7 AB AS 47 43 41 37 59 54 147 134 A B
8 RD RA 47 43 40 41 60 54 147 138 A B
9 EE AY 50 44 43 38 61 51 154 133 A B
10 SA ED 48 44 46 40 58 56 152 140 A B
11 EK 43 39 58 140 B
Jumlah 459 458 410 410 555 583 1424 1451
[image:33.595.98.516.163.743.2]Dari tabel 4.6 dapat dilihat berdasarkan kategori Self efficacy pada kelompok eksperimen memperoleh hasil; terdapat 5 siswa yang memiliki kategori
tin at
ketegori Self efficac kelompok kontrol eroleh hasil; terdapat 2 siswa li r terdapat 9 siswa yang
m ka ri sedang. Dengan dem n per an g el f y pada kelom e
abe U an hitney pr d
tes lompok e rim
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dijelaskan hasil mean rank pada pretest sebesar 7,10 dan mean rank pad ostte A an mean rank kelompok eksperimen sebesar 6,80. H il uji be engan tek ann Whitney
ggi, dan terdapat 5 siswa yang memiliki kategori sedang. Sedangkan jika dilih
berdasarkan y pada memp
yang memi ki kategori endah, dan
emiliki tego ikia ada ubah kate ori S f ef icac pok eksperim n.
T l 4.7 ji M n W etest an
pos t ke kpe en
Ranks
p N Mean Rank Su
kelm m of Ranks
jmlh pretes 10 7.10 71.00
postes 10 13.90 139.00
Total 20
Test Statisticsb
jmlh
Mann-Whitney U 16.000
Wilcoxon W 71.000
Z -2.573
Asymp. Sig. (2-tailed) .010
.009a Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelmp
ditunjukkan yaitu Asymp. Sig. (2-tailed) ,010<0,050 Dengan demikian terdapat erbedaan yang signifikan self efficacy kelompok eksperimen sebelum dan esudah diberikan layanan Bimbingan kelompok teknik modeling.
Selanjutnya penulis membedakan secara signifikan kelompok eksperimen
an kelompok kontrol dengan teknik Mann Whitney. Tabel 4.8 berikut ini erupakan hasil analisis dan p test kelompok eksperimen dan ontrol.
Tabel nn Whitney poste mpok eksperimen dan kelompok kon
0 .
p
s
d
erbedaan pos m
k
4.8 Uji Ma st kelo
trol Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks Siswa Eksperimen 10 14.05 140.50
kontrol 11 8.23 90.50
Total 21
eksperimen dan kelompok kontrol mendapatkan mean rank pada Test Statisticsb
siswa Mann-Whitney U 24.500 Wilcoxon W 90.500
Z -2.152
Dari tabel 4.8 dapat dijelaskan pengolahan hasil uji statistik postest antara kelompok
Asymp. Sig. (2-tailed) .031 Exact Sig. [2*(1-tailed
.029a Sig.)]
a. Not corrected for ties.
[image:35.595.98.506.216.669.2]postest kelompok eks n rank pada postest kelompok kontrol adalah 8, k postest antara kelompok eksperimen dan kontrol adalah 5,72 asil u n t hitney
namp w . (2-tailed) 031<0,05 gan nilai 152.
Dengan demikian ada perbedaan yang sign mpok eksperim n
elompok kontrol dan terjadi peningkatan yang signifikan self efficacy pada elompok eksperimen.
4.4. Uji Hipotesis
Hipotesis yang d tian in bimbingan kelompok
teknik modeling dapat meningkatk fficacy siswa kelas XI TEI B SMKN 2 Salati alisi gunakan teknik Mann
Whitney pada kelomp h hasil penelitian yaitu nilai
Asymp.Sign.2-tailed seb nk pada pretest postest
sebesar 7,10<13,90, ada peningkatan sebesar 6,80
self efficacy siswayang rendah pada siswa XI TEI diterima.
perimen adalah 14,05 sedangkan mea 23. Selisih mean ran
. H ji bedadenga eknik Mann W ak bah a Asymp. Sig 0, 0 den Z : -2.
ifikan antara kelo en da
k
k
iajukan dalam peneli i adalah
an secara signifikan self e ga. Berdasarkan hasil an s meng
ok eksperiment diperole
esar 0,010<0,050 dengan mean ra
. Dari hasil uji Mann Whitney post test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memperoleh hasil Asymp. Sig. (2-tailed) 0,031<0,050. Hasil mean rank kelompok eksperimen dan kontrol yaitu 14,05> 8,23, yang artinya nilai mean rank kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai mean rank kelompok kontrol. Dari hasil tersebut dapat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hipotesis yang diajukan “Layanan bimbingan kelompok teknik modeling dapat meningkatkan secara signifikan
4.5.
n bisa dalam bentuk real-life model, representational-model. Dengan belajar melalui model meng
ri
bimbingan kelompok dengan topik self efficacy siswa, keyakinan mengerjakan Pembahasan
Dari hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa bimbingan kelompok teknik
modeling dapat meningkatkan secara signifikan self efficacy siswa kelas XI TEI B SMK N 2 Salatiga dengan signifikansi yang ditunjukan Asymp. Sig. (2-tailed) 0,031< 0,050 dan selisih mean rank kelompok eksperimen dan kontrol sebesar 5,82. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat postest. Self efficacy merupakan teori yang diajukan bandura (1997) yang berdasarkan teori sosial kognitif. Bandura (1997) mendefinisikan self efficacy sebagai pertimbangan seseorang akan kemampuannya untuk mengorganisasikan
dan menampilkan tindakan yang diperlukan dalam mencapai kinerja yang
diinginkan.
Sedangkan modeling atau yang disebut dengan Vicarious experience adalah individu belajar melalui observasi dari model relevan yang diperkuat
(Bandura,1997). Model yang digunaka
symbolic-model dan
acu dari empat proses kognitif yaitu proses attentional, proses rettentional, proses motorik reproduction dan proses motivational.
tugas,
tugas dan memenuhi tuntutan tugas akademik. Tempat dilaksanakan
layan
jumlah 10 orang, sehingga
saat l
mensiasati kegagalan dan kesulitan mengerjakan tugas, yakin dengan
potensi diri dapat menyelesaikan tugas, dan menumbuhkan berpikir positif dari
usaha yang kita lakukan dibahas melalui modeling. Pemilihan model berdasarkan permasalahn self efficacy yang dialami siswa, yaitu tentang ketidak yakinan dapat mengerjakan
an bimbingan kelompok teknik modeling berdasarkan kesepakatan dengan kelompok yaitu di digazebo dan ruang kelas dengan kondisi tempat yang bersih,
agar kelompok merasa nyaman dan berkonsentrasi yang saat layanan. Sedangkan
waktu layanan adalah jam mata pelajaran terakhir yaitu jam BK dan di jam–jam
tertentu atas kesepakatan dengan kelompok.
Siswa yang diberikan layanan oleh penulis ber
ayanan penulis dapat memperhatikan secara menyuluruh siswa yang sedang
belajar melalui modeling. Layanan bimbingan kelompok teknik modeling diberikan sebanyak sembilan sesi, dimana pada setiap sesinya selain sesi pertama
penulis meminta siswa untuk membuat skala peningkatan hasil kinerja dari proses
belajar melalui modeling yang dilaporkan pada sesi selanjutnya. Hasil laporan menunjukakan peningkatan pada setiap sesinya dari topik yang berbeda–beda.
Namun peningkatan yang signifikan terlihat pada pertemuan keempat dan ketujuh
dengan peningkatan rata–rata 7 dari kondisi awal.
Dari hasil temuan dapat dijelaskan bahwa layanan bimbingan kelompok
teknik modeling dapat meningkatkan secara signifikanself efficacy siswa kelas XI TEI B SMKN 2 Salatiga sejalan dengan hasil penelitian Masraroh (2012) yang
dan variabilitas data. Menurut Hays
alam
g mendukung dalam penelitian
ini bah
untuk meningkatkan secara signifikan self efficacy siswa. Penelitian ini dikatakan sejalan dengan hasil penelitian Masraroh (2012) karena terdapat kesamaan hasil
penelitian dan teknik pengambilan sampling
(d Azwar, 2012) hasil penelitian dikatakan signifikan atau tidak tergantung
antara lain dari pengambilan sampel dan variabilitas data. Dalam penelitian ini
terdapat kesamaan dengan penelitian Masraroh (2012) yaitu sama-sama
menggunakan teknik pengambilan sampling dengan teknik purposive random sampling dengan kriteria yang sama yaitu mengambil subjek penelitian perempuan dengan umur 16-17 tahun. Variabel terikat dan variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian ini dengan penetian Masraroh (2012) yaitu self efficacy sebagai variabel terikat dan Layanan bimbingan kelompok teknik modeling sebagai variabel bebas. Dasar teori yan
wa modeling dapat meningkatkan self efficacy sama dengan penelitian Masraroh (2012) yaitu menggunakan teori Bandura yang mengatakan modeling dapat meningkatkan self efficacy.