BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Kepercayaan asli milik budaya Jawa yakni Kejawen adalah kepercayaan yang
mampu bertahan walaupun banyak agama-agama lain yang masuk ke Pulau Jawa.
Proses islamisasi di Pulau Jawa dan hingga keduaanya bercampur menjadi Islam
Kejawen inilah pembuktian bahwa orang-orang Jawa mampu dan mudah menyerap
budaya dari luar yang masuk tanpa menghilangkan identitas aslinya. Dengan
masuknya agama Islam yang bercirikan adanya pembacaan ayat-ayat suci Al-qur’an
seperti Tahlil dan mengiringi sebuah tradisi Dina Geblag menjadikan salah satu
contoh hasil dari kepercayaan Islam Kejawen yang masih sebagian penduduk di Jawa
menganut pedoman tersebut.
Masyarakat Jawa yang memahami agama Islam secara asli dan murni,
kepercayaan semacam adanya Dina Geblag dari pemahaman Kejawen ini dapat
dikategorikan sebagai pemahaman yang Musrik. Namun, ini adalah bagian tersulit
yang tidak mudah ditinggalkan oleh masyarakat Jawa. Karena menurut pemahaman
masyarakat ini adalah sebagai bentuk penghormatan terhadap orang tua dan sebagai
bentuk pengharapan yang dilantunkan dengan doa-doa yang bisa juga sebagai bentuk
bakti seorang anak terhadap orang tuanya.
Berdasarkan hasil penelitian, analisa dan interprestasi data yang peneliti
paparkan dalam kajian “Tradisi Dina Geblag dalam Kepercayaan Masyarakat Jawa
Dusun Toyogiri Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang” dapat disimpulkan
1. Tradisi Dina Geblag merupakan tradisi yang masih kental dan tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan masyarakat Dusun Toyogiri. Tradisi ini merupakan rangkaian tradisi
hari peringatan orang yang telah meninggal yang dilakukan oleh keluarga
Almarhum/Almarhumah tepat saat meninggalnya yang berulang pada setiap bulannya
yang perhitungan didasarkan pada kalender jawa atau Petungan Jawa. Hal ini sebagai
bentuk pendekatan diri terhadap Tuhan yang Maha Kuasa, dan selalu menjaga
hubungan baik dengan orang yang sekalipun telah meninggal lewat penyajian sesaji
yang sudah ada sejak jaman sebelum Islam masuk dan pembacaan doa-doa Jawa
diperpadukan dengan doa-doa Islam. Tujuan diadakannya tradisi Dina Geblag ini
adalah untuk mengirim doa dan memintakan ampunan dosa untuk Almarhum terhadap
Tuhan yang Maha Kuasa, dan untuk selalu mengingat kematian yang pasti dirasakan
semua mahkluk. Tujuan pelaksanaan tradisi Dina Geblag bagi masyarakat dusun
Toyogiri adalah bagi keluarga yang telah ditinggalkan terhindar dari malapetaka dan
selalu berada dalam lindungan Tuhan yang Maha Kuasa.
2. Rangkaian tradisi Dina Geblag ini yaitu pergi ke makam untuk mendoakan
Almarhum/Almarhumah dengan diikuti langkah yang pertama yakni membersihkan
makam, setelah itu membakar menyan, menaburkan bunga dan membacakan doa-doa
Jawa juga doa-doa Islam. Setelah itu sesampainya dirumah Istri atau Ibu
Almarhum/Almarhumah menyiapkan sesaji terdiri dari Rokok, Air Putih, Kopi, dan
Uang sen.
B. Saran
1. Penelitian di bidang antropologi Budaya seperti ini membutuhkan waktu yang tidak
maksimal. Untuk itu peneliti yang akan mengadakan penelitian yang sejenis
hendaknya lebih menyiapkan diri dengan matang sebelum melakukan penelitian.
2. Kepada masyarakat yang melakukan tradisi Dina Geblag ini hendaknya diperhatikan
betul-betul dalam pelaksanaanya dan selalu menghadirkan tokoh masyarakat yang
dianggap mampu dalam hal tradisi Jawa yang sangat rumit dan sakral ini.
3. Kepada masyarakat Dusun Toyogiri adanya perkembangan moderenisasi dan
globalisasi terutama perkembangan IPTEK yang mampu melaju pesat hendaknya tetap
melestarikan tradisi Dina Geblag ini.
4. Kepada para guru Sejarah, penulis menyarakan agar hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai salah satu materi Sejarah dan Muatan Lokal sebagai kekayaan bahan
ajar di sekolah.
5. Kepada adik-adik tingkat program studi Pendidikan Sejarah jika akan melakukan
penelitian lanjutan bisa dengan bahasan Dina Geblag Diaplikasikan Dengan Masa Era