(Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Perempuan Di Surabaya Dalam Menonton Tayangan Piala La Liga 2012-2013 Di Trans TV)
SKRIPSI
Disusun oleh:
M. Zainuddin Marzuky Abdillah NPM 0943010052
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PE RUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
J udul Penelitia n : MOTIF PEEMPUAN DI SURABAYA DALAM MENONTON TAYANGAN PIALA LA LIGA 2012-2013 DI TRANS TV
Nama Mahasiswa : M. Zainuddin Ma r zuky Abdillah
NPM : 0943010052
Pr ogra m Studi : Ilmu Komunika si
Fakultas : Ilmu Sosia l da n Ilmu Politik
Telah menyetujui untuk mengikuti sida ng skr ipsi
Menyetujui, Pembimbing :
Dr a. Dyva Clar eta , MSi NPT. 3 6601 94 00251
DEKAN
Fakulta s Ilmu Sosia l dan Ilmu Politik
Piala La Liga 2012-2013 Di Trans Tv) Oleh :
M.ZAINUDDIN MARZUKY ABDILLAH NPM 0943010052
TELAH DIPERTAHANKAN DIHADAPAN DAN DITERIMA OLEH TIM PENGUJ I SKRIPSI J URUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR PADA TANGGAL 19 J ULI 2013
MENYETUJ UI
PEMBIMBING UTAMA TIM PENGUJ I
1. Ketua
Dr a . Dyva Clar eta MSi Ir . H.DidiekTr anggono. M.Si
NPT 3 6601 94 00251 NIP.19581225 199001 1001
2. Seker ta r is
Dr a . Dyva Clar eta , MSi NPT 3 6601 94 00251
3. Anggota
Dr a Her lina Suksmawa ti, MSi NIP 19641225 199309 2001
MENGETAHUI D E K A N
Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT, penulis panjatkan karena dengan
limpahan rahmat, karunia serta hidayah-Nya, Skripsi yang berjudul “MOTIF
PEREMPUAN DI SURABAYA DALAM MENONTON TAYANGAN PIALA
LA LIGA 2012-2013 DI TRANS TV” dapat penulis susun dan selesai sebagai
wujud pertanggung jawaban sebagai mahasiswa akhir.
Dalam proses penyelesaian skrpsi ini, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada pihak-pihak berikut ini:
1. ALLAH SWT dan Rasulullah Muhammad SAW untuk inspirasi serta tuntunan
yang senantiasa mengilhami penulis dalam rangka “perjuangan” memaknai
hidup.
2. Keluarga Tercinta, yang selalu menjadi tujuan utama penulis untuk selalu
melakukan yang terbaik.
3. Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UPN “Veteran” Jatim.
4. Dra. Dyva Clareta, M.Si selaku Dosen Pembimbing penulis. Terima kasih atas
segala kontribusi ibu terkait penyusunan skripsi ini.
5. Yunita Mariana Putri yang selalu memberikan semangat tiada tara kepada
penulis.
6. Sahabat-sahabat luar biasa yang tak sekedar memotivasi dari sebelum
berlangsungnya proses penelitian hingga selesainya skripsi ini:
8. Teman-teman kelompok KKN 11 (Eleven) kalian luar biasa.
9. Laboratorium AK UPN Radio dan seluruh isinya, yang membantuku
memudahkan dalam mengerjakan skripsi ini.
10. Terima kasih untuk teman seperjuangan andyn dan rahma alias pevita pearce,
KALIAN LUAR BIASA J
11. Seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan atas keterbatasan halaman ini,
untuk segala bentuk bantuan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, kritik maupun saran selalu penulis harapkan demi tercapainya hal terbaik
dari skripsi ini. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
sekaligus menambah pengetahuan bagi berbagai pihak. Amin.
Surabaya, 19 Juli 2013
HALAMAN J UDUL ……… i
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI …….……….... ii
KATA PENGANTAR ……… iii
DAFTAR ISI ……… v
DAFTAR TABEL ……… vii
DAFTAR GAMBAR ……… ix
DAFTAR LAMPIRAN ………... x
BAB I PENDAHULUAN ……… 1
1.1 Latar Belakang Masalah ……… 1
1.2 Perumusan Masalah ……… 8
1.3 Tujuan Penelitian ……… 8
1.4 Kegunaan Penelitian ……… 9
BAB II KAJ IAN PUSTAKA ……… 10
2.1 Komunikasi Massa ………. 10
2.2 Televisi Sebagai Komunikasi Massa …....………. 12
2.3 Program Siaran Televisi ………. 19
2.4 Program Sepak Bola La Liga 2012-2013 ………. 22
2.5 Perempuan sebagai khalayak ………... 23
2.6 Pendekatan Uses and Gratifications ………….……. 27
2.7 teori kebutuhan ………. 33
2.8 Kerangka Berfikir ………. 34
BAB III METODE PENELITIAN ……….. 37
3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel………… 50
3.2.1 Populasi ……… 50
3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ………….. 50
3.3 Teknik Pengumpulan Data ………. 52
3.4 Teknik Analisa Data ………. 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. 53
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ……….... 53
4.1.1 Gambaran Umum Penelitian …………..……… 53
4.2 Penyajian Data dan Analisis Data ………...…… 54
4.2.1 Identitas Responden ……… 54
4.2.2 Responden Dalam Menonton Tayangan …….….. 56
4.2.3 Motif Responden Dalam Menonton Tayangan … 57 4.2.4 Kategorisasi Motif Kognitif, Motif Identitas Personal, Motif Integrasi dan Interaksi Sosial, dan Motif Diversi ……….… 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 90
5.1 Kesimpulan ………... 90
5.2 Saran ………. 91
DAFTAR PUSTAKA ……… 93
(Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Perempuan Di Surabaya Dalam Menonton Tayangan Piala La Liga 2012-2013 Di Trans TV).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif remaja Surabaya dalam menonton tayangan piala La Liga 2012-2013 di Trans TV.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Teori Uses dan Gratifications, dan teori Kebutuhan.
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi dan data dari hasil penelitian untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif dari setiap pertanyaan yang diajukan. Populasi dalam penelitian ini adalah perempuan yang berusia 15-24 tahun di kota Surabaya yang menonton tayanga piala La Liga 2012-2013 di Trans Tv. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling.
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa perempuan di Surabaya memiliki motif yang sedang terhadap acara piala la liga 2012-2013 di TransTV ini. Selanjutnya kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa empat motif yang diamati yakni motif kognitif, identitas personal, integrasi dan interaksi sosial serta motif hiburan berada pada kategori sedang artinya bahwa perempuan di Surabaya usia 15-24 tahun mempunyai motif lain selain di atas atau hanya sekedar iseng tanpa adanya motif yang mendorong perempuan untuk menontonya.
Kata kunci : Motif, Piala La Liga 2012-2013, Perempuan ABSTRACT
M.ZAINUDDIN MARZUKY ABDILLAH, MOTIVE WOMEN'S WATCH DISPLAY IN SURABAYA IN LA LIGA CUP 2012-2013 TRANS TV.
(Quantitative Descriptive Study On Women motive Watching Impressions In Surabaya In Cup La Liga 2012-2013 In Trans TV).
The purpose of this study was to determine the motive in watching teens Surabaya cup La Liga 2012-2013 in Trans TV.
The theory used in this study are: Uses and Gratification theory, and the theory of needs.
Methods of data analysis in this study using frequency tables and data from the research to be further analyzed by descriptive of any questions. The population in this study were women aged 15-24 years in the city of Surabaya is watching tayanga 2012-2013 La Liga trophy in Trans Tv. The sampling technique used in this study is accidental sampling.
Based on the analysis of the data showed that women in Surabaya has motives that are the 2012-2013 la liga trophy event in the Trans. Further conclusions can be drawn from this study is that the four motifs observed that cognitive motives, personal identity, integration and social interaction and entertainment motifs in middle category means that women aged 15-24 years in Surabaya has other motives than the above or just just for fun without any motive that encourages women to looking.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Media massa menyajikan berbagai realitas kehidupan dalam bentuk
informasi kepada masyarakat. Munculnya kesadaran tentang arti dan nilai
dari informasi membuat masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari
informasi yang di sajikan (Sobur,2004:162)
Bentuk media massa ini antara lain adalah surat kabar dan majalah
sebagai media cetak, serta radio dan televisi sebagai media elektronik. Suatu
media massa selain di tunjang dari segi kualitas juga harus di dukung oleh
faktor kecepatan dan ketepatanya dalam mengulas sebuah informasi. Media
massa cetak maupun elektronik merupakan media massa yang banyak di
gunakan oleh masyarakat di berbagai lapisan social, terutama di masyarakat
kota. Media massa yang sesuai dengan faktor ini adalah media massa
elektronik. Salah satu media massa yang di gunakan adalah televisi.
Media televise merupakan media dari jaringan kounikasi dengan
cirri-ciri yang di miliki oleh komunikasi massa. Televisi telah banyak memberikan
pengaruh-pengaruh dalam banyak kehidupan manuisa. Televisi lahir karena
perkembangan teknologi yang semakin maju. Sebagai media massa yang
muncul belakangan di banding media cetak, televise baru berperan selama
tiga puluh tahun. Televisi ini sendiri lahir karena adanya beberapa penemuan
dari semua itu pada kenyataan media televisi dapat di bahas secara
mendalam, baik dari isi pesan maupun penggunanya (Kuswandi, 1996:6)
Media televise saat ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Banyak orang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat
televisi di bandingkan dengan waktu yang di gunakan ntuk waktu ngobrol
dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak teman televisi adalah
teman, televisi dapat menjadi candu (Morissan, 2004 : 1)
Media televisi merupakan perpaduan antara unsure-unsur film dan
unsure-unsur radio. Khalayak di rumah tidak mungkin dapat menagkap siaran
televise, jika tidak ada unsur-unsur film, sebaliknya pemirsa tidak mungkin
dapat mendengarkan suara dan televisi jika tidak ada unsure-unsur radio
(Effendi, 1992:177)
Media televisi sebagai alat sarana yang di pergunakan komunikator
untuk menyampaikan pesanya kepada khalayak, yang di harapkan khlayak
tersebut dapat menangkap sasaran atau tujuan yang ingin di capai oleh
komunikator dari pesan tersebut. Sebagai salah satu alat yang ingin di capai
oleh komunikator dari pesan tersebut. Sebagai salah satu bentuk media massa
elektronik, televisi dengan kelebihanya dapat menampilkan peristiwa tertentu
yang terjadi di daerah tertentu dengan jelas tanpa harus berada di tempat
kejadian serta dapat memperoleh berbagai macam informasi, karena di
dukung oleh unsur kata-kata, music dan sound effect. Melalui informasi
serta peranya dalam masyarakat, karena informasi disini sudah menjadi
kebutuhan yang sangat esensial untuk mencapai tujuan.
Pemirsa menonton televisi meruppakan minat setiap manusia. Pemirsa
(television watcher, television viewer) adalah sasaran komunikasi melalui
televise siaran yang karena heterogen masing-masing mempunyai kerangka
acuan (frame of reference) yang berbeda satu sama lain. Mereka berbeda
bukan saja dalam usia dan jenis kelamin. Tetapi juga dalam latar belakang
social dan kebudayaan, sehingga pada giliranya berbeda pula dalam pekerjaa,
pandangan hidup, agama dan kepercayaan, pendidikan, cita-cita, keinginan,
kesenangan, dan lain sebagainya (Effendi 1992:8)
Saat ini media televisi bukan lagi di lihat sebagai barang mewah, seperti
ketika pertama kali. Kini media televisi tersebut menjadi salah satu kebutuhan
pokok bagi kehidupan masyarakat luas untuk mendapatkan informasi.
Dengan kata lain, informasi sudah merupakan bagian dari ha manusia untuk
aktualitas diri. Perkembangan teknologi komunikasi massa khusunya televisi
sangat menguntungkan bagi kehidupan masyarakat luas. Televisi saat ini
merupakan sarana atau media yang di sukai oleh masyarakat luas khususnya
para kaum dewas yang sudah mempunyai kegiatan yang padat mulai dari
kegiatan bekerja atau kegiatan menuntutilmu atau kuliah.
Media televisi sebagai media yang muncul belakangan dibanding media
cetak dan radio ternyata memberikan nilai yang sangat spektakuler dalam
sisi-sisi pergaulan hidup manusia saat ini. Kemampuan televisi dalam
menguasai jarak geografis dan sosiologi. Televisi telah menjelma menjadi
teleskop atau jendela dunia tempat kita bisa menyaksikan semua peristiwa,
baik itu di bidang politik, ekonomi, pendidikan, social dan budaya dari luar
dan dalam negeri.
Pada akhirnya media televisi mampu menjadi alat atau sarana untuk
mencapai tujuan hidup manusia, baik untuk kepentingan politik maupun
perdagangan, bahkan mampu melakukan perubahan ideology serta tatanan
budaya manusia sudah ada sejak lama.
Dunia pertelevisian di Indonesia berkembang pesat antara lain dengan
hadirnya tiga belas stasiun televisi, yaitu : TVRI, RCTI, INDOSIAR, ANTV,
SCTV, MNC TV, TV ONE, GLOBAL TV, METRO TV, TRANS TV, dan
TRANS 7 yang mengudara secara nasional. Hiburan-hiburan televisi bisa
berupa acara music, film, kuis, reality show, siaran langsung olahraga.
Demikian semakin banyaknya stasiun televisi, maka mengharuskan setiap
stasiun televisi memiliki program acara yang beraneka ragam di kemas
semenarik mungkin agar masyarakat menjadi tertarik untuk menonton
program acara tersebut. Program-program acara yang disiarkan adalah
meliputi program acara berita, program acara hiburan (music dan sinetron)
program acara discovery channel (ilmu pengetahuan) dan lain-lain.
Menjamurnya beberapa stasiun televisi, membuktikan bahwa
masyarakat kita membutuhkan media yang bisa memberikan informasi
sekaligus hiburan yang beragam yang sudah ditamplkam di televisi. Bersama
segala macam informasi banyak stasiun televisi emilih untuk memberikan
tayangan yang bersifat menghibur daripada mendidik.hiburan mencoba di
jadikan suatu kekuatan untuk menarik perhatian khalayak sehingga tidak aneh
jika keberadaan hiburan dieksploitasi sedemikian rupa dengan tujuan untuk
memperoleh perhatian dan daya tarik dari khalayak media yaitu masyarakat
atau pemirsa itu sendiri. Hiburan yang ringan dan tidak membutuhkan
konsentrasi atau ketegangan, saat ini menjadi alternatif taynagna yang di
anggap paling menguntungkan bagi media televisi. Hal tersebut selaras
dengan salah satu fungsi media televisi sebagai media hiburan. Sebagai media
hiburan, televisi menyediakan hiburan untuk pengalihan perhatian dan saran
relaksasi serta merendahkan ketegangan-ketegangan social (Alatas, 1997:2)
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang
jumlahnya sangat banyak sekali dan jenisnya sangat beragam. Berbagai jenis
program itu dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya yaitu : (1) program
informasi (2) program hiburan. Program informasi kemudian di bagi lagi
menjadi beberapa jenis yaitu berita keras atau hardnews yang merupakan
laporan berita terkini dan harus segera di siarkan. Dan berita lunak atau biasa
di sebut softnews yang merupakan kombinasi dari fakta, gossip dan opini.
Sementara program hiburan terbagi atas lima kelompok besar yaitu musik,
drama, permainan (gameshow), pertunjukan dan sport.
Sepakbola merupakan olahraga popular dan merakyat di muka bumi ini,
tentu saja karena banyak diminati setiap orang. Dan tayangan sepak bola
maupaun orang tua. Namun tak bias di pungkiri bahwa fenomena sepak bola
memang bias membuat kita terpana. Sepak bola telah menjadi ideology
universal di muka bumi. Agam atau pandangan (ideologi) politik. Sepak bola
pun mampu menyedot perhatian massa, menciptakan hysteria, dan mampu
menggerakkan sector kegiatan di berbagai bidang seperti bisnis, seni,
transportasi, busana, arsitektur, keamanan, organisasi, manjemen dan sederet
panjang aspek lainya.
Dengan banyakanya tayanga sepak bola di televisi, orang sanggup
untuk duduk berjam-jam di depan televise. Bahkan rela bangun tengah malam
untuk menyaksikan tim kesayanganya bermain dan tidak memikirkan resiko
apa yang akan didapat apabila pada pagi harinya akan melakukan suatu
aktivitas. Bagi satasiun televisi itu merupakan sangat menguntungkan, karena
stasiun televise sendiri bisa mendapatkan penonton yang banyaj dengan rating
share yang besar dan memuaskan.
Trend sepak bola sering muncul apabila ada moment tertentu atau pada
saat adanya kompetisi besar, seperti piala dunia, piala eropa atau piala asia.
Menonton tayangan sepak bola La Liga 2012-2013 bagi perempuan di
surabaya jelas ada tujuan tersendiri dalam kehidupanya, seperti kebutuhan
untuk mencari informasi agar mendapatkan wawasan keinginan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan, keinginan untuk mencari hiburan,
keinginan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk memperkuat
motif perempuan di surabaya dalam menonton disini, menurut pendapat
McQ uail (2002:72) ada 4 motif:
1. Motif kognitif yaitu kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk
mencapai tingkat tertentu yang didinginkan misalnya memuaskan rasa
ingin tau pertandingan sepak bola La Liga 2012-2013 dan minat umum
atau mencari berita tentang sepak bola di tayangan La Liga 2012-2013.
2. Motif identitas pribadi yaitu kebutuhan untuk menggunakan isi media
untuk memperkuat sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi
khalayak sendiri. Misalnya seperti rasa kagum pribadi kepada para pemain
La Liga 2012-2013 untuk menjadi panutan dalam bidang sepak bola.
3. Motif itegrasi dan interaksi sosial (personal relationship) yaitu keinginan
untuk menyesuaikan diri lingkungan sekitar untuk mengikuti keadaan
sekitarnya yaitu peserta sekolah sepak bola disurabaya dalam menonton
tayangan La Liga 2012-2013 dengan motif menigkatkan hubungan baik
dengan orang lain di lingkunganya.
4. Motif hiburan yaitu keinginan untuk melepaskan diri dari kejenuhan,
tekanan dan kebutuhan akan hiburan yaitu motif perempuan di surabaya
dalam menonton tayangan La Liga 2012-2013 adalah untuk melepaskan
diri dari kejenuhan, bersantai setelah seharian beraktivitas untuk
melepaskan ketegangan atau hanya untuk mengisi waktu luang sehingga
memperoleh kenikmatan jiwa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Uses and Gratification.
pada apa yang dilakukan media pada diri orang tetapi lebih tertarik pada
apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap
secara aktif dalam menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.
Dari sinilah timbul uses and gratification. Pengenaan dan pemenuhan
kebutuhan (Rahmat.2001:65) dan khalayak yang di gunakan di dalam
penelitian ini adalah perempuan berusia antara 15 thn sampai dengan 24
thn dan kenapa peneliti mengambil perempuan sebagai khalayak disini,
karena perempuan itu itu di judge oleh beberapa masyarakat bahwa tidak
ada kaitanya dengan dunia persepakbolaan. Pada dasarnya kodrat seorang
perempuan adalah hanya sebagai penonton dan pemanis agar tidak terlihat
terlalu membosankan. Akan tetapi seiring berjalanya waktu sekarang
wanita juga banyak mengikuti perkembangan sepak bola secara intens dan
rutin di karenakan beberapa motif tertentu, dari sinilah penulis ingin
mengetahui motif perempuan dalam menonton tayangan La Liga
2012-2013 di Trans TV.
1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan
permasalahannya yaitu bagaimana motif perempuan di surabaya dalam
menonton tayangan La Liga 2012-2013 di Trans TV?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah di
uraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motif
Trans TV.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dapat memperkaya kajian ilmu
komunikasi, khususnya yang berkaitan dengan motif para pemirsa televisi
yang menigkaitkan keberlakuan teori-teori komunikasi mengenai
penelitian kuantitatif.penelitian ini juga di harapkan dapat memberikan
pemikiran pada ilmu komunikasi dalam motif yang mendorong seorang
menonton acara di televisi.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan bagi khlayak
media massa dalam melihat kecenderungan masyarakat dalam menonton
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan salah satu tingkatan proses komunikasi.
Pada tingkatan ini kegiatan komunikasi di tujukan kepada masyarakat secara
luas. Komunikasi massa di lakukan langsung melalui media massa seperti
radio, majalah, surat kabar, dan televisi. Sifat isi pesan yang di sampaikan
dalam komunikasi massa menyangkut kepentingan orang banyak, tidak
bersifat pribadi. Komunikasi massa adalah suatu proses dimana komunikator
menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara
terus-menerus menciptakan makna-makna yang di harapkan dapat
mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui
berbagai cara.
Media massa yang merupakan saluran dari komunikasi massa secara
garis besar dibagi kedalam menjadi dua kelompok yaitu media massa cetak
dan media massa elektronik. Media massa cetak antara lain meliputi surat
kabar, majalah, dan bulletin. Sedangkan media massa elektronika mencakup
media audio seperti radio, dan audio visual yaitu televisi dan film.
Secara konsepsional karakterisitk dari komunikasi massa di antaranya
1. Komunikasi melalui media massa pada dasarnya di tujukan ke khalayak
yang luas, heterogen, antonym, tersebar, serta tidak mengenal batas
geografis cultural.
2. Bentuk kegiatan komunikasi bersifat umum, bukan perorangan atau
pribadi.
3. Pola penyampaian pesan berjalan secara cepat dan mampu menjangkau
khalayak luas, bahkan mungkin tidak terbatas baik secara geografis
maupun kultural.
4. Penyampaian pesan cenderung berjalan satu arah, umpan balik atau
tanggapan dari pihak penerima (khalayak) lazimnya tertunda.
5. Kegiatan komunikasi di lakukan secara terencana, terjadwal dan
terorganisir.
6. Penyampaian pesan di lakukan secara berkala, tidak bersifat temporer.
Proses komunikasi mengenal 5 kelompok yaitu : sumber, komunikator,
penyajian/media pesan, komunikan, tujuan.
Untuk memahami proses komunikasi dalam penelitian ini
menggunakan teori yang di ungkapkan oleh Harold D. Lasswell. Bahwa cara
yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab lima
pertanyaan sederhana sebagai berikut :
1. Who : Sumber (komunikator)
2. Says what : pesan-pesan atau informasi yang di sampaikan
3. In which channel : Media yang di gunakan untuk menyampaikan
4. To whom : Komunikasi atau khalayak sasaran.
5. With what effect : Tujuan dari tayangan yang di buat, perubahan
yang terjadi sebagai akibat dari pesan yang di
terima seseorang berupa perubahan sikap dan
tingkah laku. (deddy mulyana,2001:41).
2.2 Televisi sebagai Media Massa
Untuk menyampaikan informasi di perlukan medium dalam
penyampaianya. Hal itu dapat di lakukan oleh media massa yang menjangkau
khalayak yang berada di tempat yang berbeda. Media massa sendiri berupa
Koran, majalah, radio, dan televisi (deddy iskandar,2003:4)
Peran media massa sebagai alat untuk menyampaikan atau
menyebarkan informasi tidak berdiri sendiri. Di dalamnya ada beberapa
individu yang bertugas melakukan pengolahan informasi sebelum informasi
sampai kepada audience. Hal tersebut di namakan sebagai gatekeeper, dimana
pesan-pesan yang akan di sampaikan media massa kepada khalayak terlebih
melalui proses penyuntingan.
Televisi merupakan salah satu saluran dalam kegiatan komunikasi
massa. Pengertian televisi adalah tele dan vision, yang mempunyai arti
masing-masing yaitu tele yang artinya jauh dan vision yang artinya tampak.
Jadi televisi berarti melihat dari jarak jauh. Melihat jauh ini di artikan dengan
gambar atau suara yang di produksi di suatu tempat dan dapat dilihat dari
Secara umum perkembangan pertelevisian di dunia sudah berkembang
sejak tahun 1884 di jerman yang di prakarsai oleh paul nipkow.
Perkembangan pertelevisian merupakan perkembangan medium kedua
setelah dunia surat kabar dan radio berkembang secara spesifik dan lebih
maju. Niphow mwnwmukan alat yang kemudian di beri nama jantra niplow
atau niplow sheibe. Penemuanya tersebut melahirkan electrische teleskop atau
televise elektris (ibid,2008:4).
Perkembangan televisi berlangsung dengan begitu cepatnya sejalan
dengan perkembangan teknologi elektronika, peranya kini amat besar dalam
membentuk pola dan pendapat umum, termasuk pendapat umum untuk
menyenangi produk –produk tertentu, demikian pula peranya amat besar
dalam pembentukan perilaku dan pola pikir manusia. Televisi merupakan
media audio visual (pandang dengar) dimana informasi dan indera mata
sebagian besar merupakan informasi yang kongkrit yang cukup jelas , baik
warna, bentuk serta ukuranya, karena itu media audio visual sangat
bermanfaat untuk mengkomunikasikan suatu gagasan (sastro
subroto,1994:54).
Media audio visual tidak hanya bersifat visual saja, tetappi juga
memberikan informasi melalui suara meskipun unsur-unsur visual atau
gambar sangat dominan dalam menentukan keberhasilan informasi yang di
berikan, sebab suara sifatnyahanya sebagai pendukung, dalam arti
Televisi bila di bandingkan dengan media-media yang lainya memang
memiliki kelebihan, antara lain sifatnya yang audio visual yang mampu
disiarkan secara langsung maupun di lakukan secara rekaman. Kalau
peristiwa itu disiarkan langsung, jelas sebagai media massa akan sangat
menguntungkan dan menentukan eksistensinya.
Televisi merupakan media yang dapat memberikan kepada khalayak
penonton apa yang di sebut dengan simulated experience yaitu pengalaman
yang didapat ketika melihat sesuatu yang belum pernah di lihat sebelumnya,
seperti berjumpa dengan seseorang yang sebelumnya belum pernah di jumpai
atau datang ke suatu tempat yang belum pernah di kunjungi (alatas
fahmi,1997:30).
Sama halnya seperti media massa yang lainya, televisi juga memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan sendiri. Keunggulan televisi dapat di
lihat dari sisi progmatis yaitu : (1) menyangkut isi dan bentuk, media televisi
meskipun dapat di rekayasa mampu memebdakan mana yang fakta dan fiksi,
realistis dan tidak terbatas. (2) memiliki khalayak yang tetap, memerlukan
keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya dan intim. (3) memiliki tokoh
berwatak, sementara media lain hanya memiliki bintang yang di rekayasa.
Televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi, yakni fungsi
1. Fungsi penerangan (the information function)
Televisi merupakan media yang mampu menyiarkan informasi yang
amat memuaskan. Hal ini di sebabkan dua faktor yang terdapat di
dalamnya, yaitu : immediacy dan realism.
Immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang
disiarkan oleh stasiun televisi dapat di lihat dan di dengar oleh para
pemirsa pada saat peristiwa itu terjadi. Sedangkan realism mengandung
makna kenyataan. Dimana televisi, selain menyiarkan informasi dalam
bentuk siaran pandangan mata atau berita yang di bacakan penyiar, di
lengkapi gambar-gambarnya sudah factual.
2. Fungsi pendidikan (the educational function)
Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang paling ampuh
untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya
begitu banyak secara simultan. Sesuai dengan pendidikan, yakni
meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat, televisi menyiarkan
acara-acara tertentu secara implicit mengandung pendidikan seperti film,
kuis dan sebagaianya yang di sebut education television (ETV), yaitu acara
pendidikan yang disisipkan ke dalam siaran yang sifatnya umum. Karena
kemampuanya itulah, maka fungsi pendidikan yang di kandung televisi
ditingkatkan lagi, sehingga dinamakan sarana pendidikan jarak jauh yang
3. Fungsi hiburan (the entertainment function)
Fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran sangat dominan.
Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran didis oleh acara-acara
hiburan. Hal ini dapat di mengerti karena pada layar televisi dapat di
tampilkan gambar hidup serta suara bagaikan kenyataan, dan dapat
dinikmati sekalipun oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing.
Tanpa mengesampingkan nilai idealis dan komersial, fungsi media
massa (televisi) sedikitnya di golongkan menjadi 6 aspek, yaitu di antaranya
(deddy iskandar,2003:10) :
1. Menyampaikan fakta (the fact)
Media massa (televisi) menyediakan fasilitas arus informasi dari
kedua belah pihak. Satu sisi mencerminkan kebutuhan dan keinginan
pengirim (iklan, propaganda, dll) dan di sisi lain kebutuhan dan harapan
penerima (berita, laporan, dll)
2. Menyajikan opini dan analisis (opinions and analyses)
Pada laporan berita berita, reporter memakukan opini-opini orang
luar, analisis berita di lakukan oleh staf redaktur khusus (kolom,editorial,
dll).
3. Melakukan investigasi (investigation)
Fungsi ini adalah yang paling sulit di lakukan, tetapi jika berhasil
nilai beritanya akan sangat berbobot. Untuk melakukan hal tersebut,
hubungan intensif dengan para ahli dan ilmuwan yang membutuhkan
waktu tahunan.
4. Hiburan (entertainment)
Sajian pers dan media massa (televisi) kadang-kadang berfungsi
sekaligus untuk menghibur, mendidik, dan memberikan informasi.
5. Kontrol
Fungsi ini dapat di manfaatkan oleh media kepada pemerintah dan
juga sebaliknya.
6. Analisis kebijakan (policy analysis)
Fungsi ini merupakan kecenderungan untuk menyoroti kebijakan
yang di terapkan pemerintah, kemudian di analisis oleh media tersebut
dengan memberikan solusi alternative lain.
Televisi telah menjadi salah satu fenomena yang mengiringi
perkembangan peradaban kehidupan manusia dalam kurun waktu hampir satu
abad. Kehadiranya malah telah membentuk cakrawala baru dalam peradaban
kehidupan manusia saat ini dan di masa yang akan datang.
Televisi sebagai media massa memberikan informasi dan membantu
masyarakat untuk mengetahui secara jelas tentang dunia sekelilingnya
kemudian menyimpanya dalam ingatan masyarakat. Media massa berguna
sebagai pengawas bagi masyarakat untuk mengajukan perbandingan dari apa
yang kita lihat, dengar, tentang dunia lain yang diluar lingkungan masyarakat
hidup. Media massa sejak awal sebenarnya melakukan tugas kemudian
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya ilmu komunikasi dan
praktek mengatakan : “media massa memiliki kemampuan yang efektif untuk
menyebarkan informasi karena dapat di terima oleh komunikasn dalam
jumlah relative banyak” (effendy,2003:17).
Media massa saat ini telah berkembang menjadi sebuah institusi penting
dalam masyarakat. Menurut McQuail dalam bukunya teori komunikasi
massa:
1. Media massa merupakan sumber kekuatan alat control manajemen dan
inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti
kekuatan atau sumber daya lainya.
2. Media merupakan lokasi (forum) yang semakin berperan untuk untuk
menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang
bertaraf nasional maupun internasional.
3. Media telah menjadi sumber dominana bukan saja bagi individu untuk
memperoleh gambaran dan citra realitas social, tetapi juga bagi masyarakat
dan keluarga secara kolektif, media menyujuhkan nilai-nilai dan penilaian
normative yang di baurkan dengan berita dan hiburan.
Dari pemaparan diatas terlihat bahwa media memiliki peran yang tidak
kecil bagi individu di masyarakat. Dari media orang bisa mendapatkan
beragam informasi yang di butuhkan. Di abad ke 20 informasi memang telah
menjadi komodotif yang amat penting, orang berlomba-lomba untuk
mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Masyarakat di era ini tidak bisa
2.3 Program siaran Televisi
Program siaran acara televisi pada umumnya di produksi oleh stasiun
televisi yang bersangkutan. Ada juga yang di beli atau di pesan dari suatu
production company atau production house, bahkan cara ini di anggap lebih
menguntungkan kedua belah pihak. Stasiun televisi dapat memilih program
yang menarik danmemiliki nilai jual kepada pemasang iklan, sementara
perusahaan produksi acara televisi dapat meraih keuntungan dari
produksinya.
Program-program acara yang biasanya di beli dari production house
diantaranya adalah sinetron, kuis dan beberapa acara hiburan lainya. Cara
seperti ini memang menguntungkan bagi stasiun televisi tersebut karena
semuanya dapat di lakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bisnis
yaitu untung dan rugi.
Berbagai jenis program acara televisi jumlahnya sangat banyak dan
jenisnya yaitu :
a. Program Informasi (news)
Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuanya untuk
memberikan tambahan penegetahuan (informasi) kepada khalayak. Daya
tarik program ini adalah informasi. Program informasi dapat di bagi
menjadi dua bagian besar yaituberita keras (hard news) dan berita lunak
(soft news). Berita keras yaitu segala informasi penting dan menarik yang
harus segera di ketahui oleh khalayak. Sedangkan berita lunak adalah
mendalam namun tidak bersifat harus segera di tayangkan. Salah satunya
contohnya adalah infotainment yang menginnformasikan gossip-gosip
artis dan orang-orang terkenal.
b. Program hiburan (non news)
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur audiens dan di bagi kedalam beberapa bentuk jenis program
yaitu :
1. Drama yaitu pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai kehidupan
atau karakter seseorang atau beberapa tokoh yang di perankan oleh
pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. Program televise
yang termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik
(sinetron) dan film.
2. Permainan atau game show, merupakan bentuk program yang
melibatkan sejumlah orang baik secara individu atau kelompok (team)
yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu, dengan cara
menjawab pertanyaan atau mmemenangkan sesuatu dalam bentuk
permainan.
Program permainan biasanya membutuhkan biaya produksi yang
relative rendah namun dapat menjadi acara televise yang sangat di
gemari. Program permainan dapat di bagi menjadi tiga jenis, yaitu kuis
(quiz show), ketangkasan dan reality show.
3. Musik, program music dapat di tampilkan dalam dua format yaitu video
lapangan terbuka (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program
music di televisi saat ini sangat di tentukan dengan kemampuan artis
menarik audiens, tidak saja dari kualitas suara tetapi juga berdasarkan
bagaiman mengemas penampilanya agar menjadi lebih menarik.
4. Pertunjukan adalah siaran yang menampilkan satu atau banyak pemain
yang berada diatas panggung yang menunjukkan kemampuanya kepada
sejumlah orang atau hanya kepada audiens televise. Pertunjukkan ini
dapat berupa lawak, sulap, dan juga pertunjukkan lain seperti ketoprak,
wayang dan sebagainya.
5. Sport adalah siaran yang isinya tentang olahraga. Baik itu siaran
langsung atau tidak.
Berbagai jenis program siaran tersebut bukanlah sesuatu mutlak yang
harus ada semuanya. Acara-acara tersebut sangat bergantung dari kepentingan
masing-masing stasiun televisi yang bersangkutan. Karena dalam penentuan
jenis programyang akan tayang biasanya juga harus di pertimbangkan dari
sisi visi dan misi stasiun televisi.
Beberapa stasiun televisi saat ini memang lebih condong menayangkan
program-program yang lebih menguntungkan, hal ini tidak bisa di pungkiri
karena apabila sebuah stasiun televisi mampu menayangkan program acara
yang dapat menarik banyak pemirsa, maka dengan sendirinya pemasang iklan
akan datang. Dan hal itulah yang di butuhkan guna memperpanjang hidup
2.4 Program sepakbola La Liga 2012-2013
Selain terkenal dengan pertunjukan matador yang sudah mendunia,
spanyol juga terkenal dengan dunia persepakbolaanya. Salah satu ajang
pertandingan sepakbola terbesar dari spanyol adalah La Liga. La Liga adalah
sebuah kompetisi yang diikuti oleh klub-klub sepakbola diseluruh penjuru
spanyol.
Sebagai Negara pememnag dalam pertandingan sepakbola sejagad raya
pada 210 lalu, dunia persepakbolan spanyol seperti tengah menemukan
momentum. Pertandingan semacam La Liga dirasa masih sebagai rangkaian
kemengan dari prestasi negara matador tersebut dalam bidang sepak bola.
Cerita sejarah dari La Liga dimulai pada tahun 1927. Seorang direktur
dari arenas club de getxco bernama jose maria acha menggagas untuk
pertama kalinya sebuah ajang kompetisi sepakbola di spanyol. Perdebatan
tidak lepas dari usulan yang digagas oleh jose maria acha tersebut. Sebuah
keputusan dari pederacion Espanola de futbol real akhirnya memulai sejarah
La Liga. Federasi itu kemudian memasukkan 10 tim kesebelasan dalam
primera division, tuju tim diantaranya adalah real madrid, barcelona, real
sociedad,athletic bilbao, arenas club de getxco dan real union. Pemilihan
tim-kesebelasan tersebut didasari pada prestasi yang diraih tim-tim itu sendiri.
La Liga adalah sebutan umum bagi persepakbolaan spanyol untuk
menyebutkan sebuah perayaan besar sepakbola di negaranya. Nama resmi
dari pertandingan ini adalah primera division atau divisi pertama dalam
de Futbol Profesional. Sejakpertamakali digelar pada 1929 La Liga
merupakan ajang pertandingan sepakbola tertinggi di Negara spanyol. Jumlah
tim sepakbola yang awalnya ikut berpartisipasi dan saling berkompetisi
menangkan pertandingan sepakbola terbesar di spanyol ini sebanyak 59 tim.
Dengan jumlah tim sebanyak itu, La Liga selalu menyuguhkan pertandingan
menarik setiap pagelaranya.
Setiap tahunya, La Liga secara rutin digelar. Kini tim yang ikut
meramaikan berkompetisi meraih gelar juara La Liga hanya berjumlah 20
tim. Dari awal diadakan pada 1929 hingga 2010 lalu, kemenangan terbanyak
diraih oleh tim kesebelasan real madrid dengan jumlah kemenangan
terbanyak 31 kali. Peringkat real Madrid diikuti oleh musuh sejatinya yaitu
Barcelona dengan jumlah kemenangan mencapai 20 kali.
Pada tahun-tahun awal perayaan La Liga, kemenangan dicapai oleh tim
yang lebih variasi. Beberapa tim seperti atletico bilbao, Valencia, real
sociadad, deportivo, real betis dan sevilla juga pernah ikut merasakan
kegembiraan sebagai tim juara. Meskipun secara jumlah, kemenangan
tim-tim tersebut masih jauh berada di bawah kemenangan tim-tim besar real Madrid
dan Barcelona.
2.5 Perempuan Sebagai khalayak
Khalayak dalam bahasa inggris berarti audience. Sedangkan dalam
bahasa Indonesia artinya adalah orang banyak, orang ramai, publik, kelompok
Khalayak merupakan konsep dalam ilmu komunikasi, artinya
masyarakat manusia menjadi tujuan Dari penyampaian isi pernyataan.
Sedangkan proses komunikasi kepada manusia lebih mudah jika
dibandingkan dengan khlayak. Hal ini sangat beralasan, sebab manusia
tertentu mungkin sudah kita kenal yang terdiri dari satu atau beberapa orang.
Khalayak itu sendiri dalam konteks komunikasi memiliki pengertian, suatu
proses organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada public
secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari,
di gunakan, dan konsumsi oleh audience itu sendiri (Senjaja,2002:5)
Khalayak dikatakan aktif apabila sesorang menggunakan media massa
untuk memenuhi kebutuhanya dan mencapai tujuan. Jadi yang menjadi
masalah adalah bukan bagaimana media massa mengubah sikap khalayak
tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi serta kebutuhan sosial
khalayak.
Makhluk tuhan yang bernama perempuan memang mempunyai
keunikan tersendiri, sejak membahas mengenai asal kejadianya, kadar
rasionalitasnya, kodratnya sapai kepada peran-peranya dalam rumah tangga.
Sementara itu cukup banyak pandangan sinis dilontarkan keada kaum
perempuan, lebih lagi aabila dikaitkan dengan islam yang lebih banyak
dipahami sebagai penganut paham paternalistik. Akibatnya seolah-olah islam
mendiskreditkan kaum ini dari peraan sertanya dalam panggung kehidupan
Secara discreet, di dunia ini yang diakui sebagai manusia “lumrah”
adalah manusia ang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Meskipun
menyandang predikat sebagai manusia “lumrah”, akan tetapi terdapat
ketimpangan di antara keduanya, represi (penindasan) yang sungguh luar
biasa. Laki-laki menguasai perempuan dalam berbagai bidang
kehidupan.(syafiq hasyim,2005:5)
Perempuan merupakan makhluk lemah lembut dan penuh kasih sayang
karena perasaanya yang halus. Secara umum sifat perempuan yaitu
keindahan, kelembutan serta rendah hati dan memelihara. Demikianlah
gambaran perempuan yang sering terdengar di sekitar kita. Perbedaan secara
anatomis dan fisiologis menyebabkan pula perbedaan pada tingkah lakunya,
dan timbul juga perbeaan dalam hal kemampuan, selektif terhadap
kegiatan-kegiatan intensional yang bertujuan dan terarah dengan kodrat perempuan.
Adapaun pengertian perempuan sendiri secara etimologis dalam
bukunya zaitunah subhan adalah perempuan berasal dari kata empu yang
artinya dihargai. Lebih lanjut zaitunah menjelaskan pergeseran istilah dari
wanita ke perempuan. Kata wanita dianggap berasal dari bahasa sansekerta,
dengan dasar wan yang berarti nafsu. Jadi secara simbolik mengubah
penggunaan kata wanita ke perempuan adalah mengubah objek menjadi
subjek. Tetapi dalam bahasa inggris wan di tulis dengan kata want atau men
dalam bahasa belanda, wun dan schen dalam bahasa jerman. Kata tersebut
bentuk lampaunya wanted. Jadi, wanita adalah who is being wantef (sesorang
yang dibutuhkan) yaitu sesorang yang diingini.
Para ilmuwan seperti plato mengatakan bahwa perempuan di tinjau dari
segi kekuatan fisik maupun spiritual, mental perempuan lebih lemah dari
laki-laki, tetapi perbedaan tersebut tidak menyebabkan adanya perbedaan dalam
bakatnya.(murtadlo, 1995:108) sedangkan gambaran tentang perempuan
menurut pandangan yang didasarkan pada kajian media, psikologis dan sosial,
terbagi atas dua faktor, yaitu faktor fisik dan psikis.
Secara biologis dai segi fisik, perempuan dibedakan menjadi atas
perempuan lebih kecil dari laki-laki, suarana lebih halus, perkembangan
tubuh perempuan terjadi lebih dini, kekuatan perempuan tidak sekuat laki-laki
dan sebagainya. Perempuan mempunyai sikap pembawaan yang kalem,
perasaan perempuan lebih cepat menangis dan bahkan pingsan apabila
menghadapi persoalan berat. Sementara kartini kartono mengatakan, bahwa
perbedaan fisiologis yang alami sejak ahir pada umunya kemudian di perkuat
oleh struktur kebudayaan yang ada, khususnya oleh adat istiadat, sistem sosial
ekonomi serta pengaruh pendidikan.(kartini, 1989:4)
Kalangan feminis dalam konsep gendernya mwngatakan, bahwa
perbedaan suatu sifat yang melekat baik pada kaum laki-laki maupun
perempuan hanya sebagai bentuk stereotipe gender. Misalnya, perempuan itu
dikenal lemah lembut, kasih sayang, aggun, cantik, sopan, emosional, keibuan
dan perlu perlindungan.(mansour, 1996:8). Sementara laki-laki dianggap
tersebut meruakan sifat yang dapat dipertukarkan. Berangkat dari asumsi
inilah kemudian muncul brbagai ketimpangan diantara laki-laki
danperempuan.
Seorang tokoh fenimisme, broverman mengatakan bahwa manusia baik
laki-laki maupun perempuan dicipatakan mempunyai ciri biologis (kodrati)
tertentu. Manusia jenis laki-laki adalah manusia yang berkumis, memiliki
dada yang datar, memiliki penis, memiliki jakala (jawa: kala menjig) dan
memproduksi sperma. Sedangkan peremouan memiliki alat reproduksi
seperti, rahim dan saluran untuk melahirkan, memproduksi telur, memiliki
vagina, mempunyai alat menyusui (payudara), mengalami haid dan
menopouse, alat-alat tersebut secara biologis melekat ada manusia jenis
laki-laki dan perempuan selamanya dan tidak bisa ditukar.(lily,1999:92)
2.6 Pendekatan Uses and Gratifications
Pendekatan ini membahas tentang kegunaan media massa dan
kebutuhan khalayak pada media massa. Permasalahan disini adalah bukan
bagaimana media massa mengubah sikap khalayak tapi bagaimana media
memenuhi kebutuhan pribadi dan kebutuhan social khalayak. Jadi
penekanannya ada pada khalayak yang aktif menggunakan media untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Teori dan pendekatan ini tidak mencakup atau
mewakili keseluruhan proses komunikasi, karena sebagian besar perilaku
audience hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan
mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses penerimaan. Pendekatan
dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu
atau adregasi individu (burhan,2006:284). Menurut teori ini, khalayak ramai
bukanlah dianggap sebagai penerima atau korban pasif media massa. Para
pendukung perspektif ini secara jelas mengatakan bahwa orang secara aktif
menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhan tertentu yang dapat
dispesifikasi. Jadi perspektif baru ini menjadi suatu sumbangan yang penting
dan realistis dengan menekankan bagaimana khalayak mempengaruhi secara
positif pengalaman media mereka sendiri. Bukannya menanyakan apa yang
media lakukan terhadap orang-orang, justru para peneliti membalikkan
pertanyaan itu menjadi apa yang orang lakukan dengan media? (Elihu
Katz,1997:39)
Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses)
isi media untuk mendapatkan pemenuhan (gratifications) atas kebutuhan
seseorang. Dalam hal ini sebagian besar perilaku audience akan dijelaskan
melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan (interest).
Kepuasan yang diperoleh dari media ini terbagi menjadi : Gratifications
Sought danGratifications Obtained. Palmgreen menjelaskan bahwa :
“Gratifications sought merupakan kepuasan yang dibayangkan akan diperoleh
seseorang jika ia menggunakan media tertentu. Gratifications Obtained
merupakan kepuasan nyata yang diperoleh setelah seseorang menggunakan
media tersebut. Gratifications Sought datang secara logis dan semantara
sebelum terjadi aktifitas terpaan media. Perilaku mencari kepuasan lebih
Tori uses and gratifications adalah perluasan eori kegunaan dan
kepuasan mencerminkan suatu kecendrungan sehat yang juga hadir dalam
sebagian studi paling awal khalayak media. Dengan berbagai cara, beberapa
penyelidik terdahulu telah mendokumentasikan bagaimana orang dengan
sengaja menggunakan media untuk kepentingan pribadi dan social mereka
(James Lull,2007:107). Katz dan kawan-kawan juga menggambarkan logika
yang mendasari penelitian terhadap kegunaan dan kepuasan sebagai berikut :
(Gambar1). (McQuai,1985:84).
Gambar 1,1
Bagan Logika penelitian uses and gratifications
Teori uses and gratifications adalah perluasan dari sikap yang
merupakan cluster non linear dari keyakinan, evaluasi, dan persepsi
keyakinan, evaluasi dan persepsi ini member individu kebebesan bagaimana
mereka mengkonsumsi media. Pada dasarnya sikap orang terhadap media di
tentukan oleh keyakinan dan evaluasi akan media yang bersangkutan
(Jalaluddin,1997:65).
Konseptualisasi model uses and gratifications di gambarkan sebagai “a
model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang di lakukan
orang terhadap media pada diri orang akan tetapi lebih dia lebih tertarik pada
apa yang dilakukan media orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap
secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhanya. Dalam
pendekatan ini mengandung pengertian bahwa penggunaan media hanyalah
salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap
sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi.
Ada beberapa kebutuhan-kebutuhan khalayak yang sering di sebut
dapat dipenuhi oleh media massa, antara lain :
a. Pengawasan (survelience),
b. pengetahuan,
c. informasi,
d. kesenangan, (excitement),
e. pengalihan (diversion),
f. hiburan (entertainment),
g. pelarian (escape),
h. mengisi waktu (filling time),
i. relaksasi (relaxation),
j. nasihat (advice),
k. pedoman (guidance)
l. penguatan (reinforcement)
m. kegunaan komunikasi (communication untility)
o. kegunaan antar pribadi (interpersonal utility)
Ketz, Gurevitch, dan hass mendaftar 35 kebutuhan yang diambil dari
fungsi social dan psikologi dari media massa, dan kemudian
menggelombangkan kanya ke dalam lima kategori :
1. congnitive needs (acquiring information, knowledge, and understanding)
2. affective needs (emotional, pleasurable, or aesthetic experience)
3. personal integrative (strengthening credibility, confidence, stability, and
status)
4. social integrative needs (strengthening contacs with family, friends, etc)
5. tension integrative needs (escape and diversion).
Menurut alexis S. Tan dalam mass communication teories & research”,
bahwa ada perbedaan dalam melakukan pendekatan untuk mengukur
kebutuhan khalayak dan fungsi media massa dalam studi uses and
gratifications berdasar pada suatu perangkat asumsi yang sama yaitu :
1. Penggunaan media mengarah pada suatu tujuan. Khalayak menggunakan
media massa untuk memuaskan kebutuhanya yang spesifik. Kebutuhan
tersebut berkembang sesuai dengan lingkungan social.
2. Khalayak memilih media dan jenis isi media untuk memenuhi
kebutuhanya. Jadi khalayak memprakarsai proses komunikasi massa, dan
mereka lebih siap dalam menyesuaikan media kepada kebutuhanya
3. Terdapat perbedaan-perbedaan sumber lain untuk memuaskan kebutuhan
khalayak dan media massa harus menyainginya. Sumber-sumber
kebutuhan non media ini misalnya adalah keluarga.
4. Khalayak sadar akan kebutuhanya yang dapat dipenuhinya bila
dikehendaki khalayak yang sadar akan alas an mengapa mereka
menggunakan media massa.
Menurut denis McQuail bahwa, sejumlah daftar inventarisasi
menyangkut kepuasan, kesengangan, dan pemakaian terhadap khalayak
media atau teori uses and gratifications, yang mencerminkan tingkat
keteraturan dan predisibilitas yang meyakinkan. Hal tersebut
sekurang-kurangnya sudah cukup untuk dijadikan sebagai kerangka dasar kepuasan
individu (anggota khalayak) yang searah dan melengkapi kerangka yang
dibuat berdasarkan pandangan masyarakat, sebagimana yang telah
dikemukakan terdahulu. Kerangka dasar kepuasan dibawah ini dikutip dari
tipologi yang disarankan oleh McQuail dan kawan-kawan, yaitu :
1. Informasi
- Mencari berita tentang periswtiwa dan kondisi yang berlaku dengan
lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia.
- Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat
dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.
- Memuaskan rasa ingin tau dan minat umum.
- Belajar, pendidikan diri sendiri.
2. Identitas pribadi
- Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.
- Menemukan model perilaku.
- Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media).
- Menigkatkan pemahaman tentang diri sendiri.
3. Integrasi dan interaksi sosial
- Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain dan menigkatkan
rasa memiliki.
- Menemukan bahan percakapan dan interaksi social.
- Memperoleh teman.
- Membantu menjalankan peran social.
- Memungkinkan sesorang untuk dapat menghubungi sanak saudara,
teman dan masyarakat.
4. Hiburan
- Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.
- Bersantai.
- Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.
- Mengisi waktu.
- Penyaluran emosi
- Membangkitkan gairah seks.
2.7 Teori Kebutuhan
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau
dorongan yang ada dalam diri. Apabila pegawai kebutuhanya tidak terpenuhi
maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika
kebutuhanya terpenuhi maka pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku
yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.
Abraham maslow mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia
adalah sebagai berikut (mangkunegara,2002) :
a. Kebutuhan fisiologis, kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat
terendah disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.
b. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman,
bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.
c. Kebutuhan untuk merasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh
kelompok, berafiliasi, berinteraksi dan kebutuhan untuk mencintai serta
dicintai.
d. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk di hormati dan dihargai
oleh orang lain.
e. kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk
menggunakan kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan untuk
berpendapat dengan mengemukakan ide-ide memberi penilaian dan kritik
terhadap sesuatu.
2.8 Kerangka Ber fikir
Menurut Effendy (2000:19-20) dengan banyaknya televisi swasta,
khalayak pemirsa banyak diitungkan karena dapat memilih materi yang
sejumlah kebutuhan yang dimiliki khalayak melalui acara-acara yang
disiarkan. Menitik beratkan isi media pada apa yang diinginkan khalayak,
berarti mengansumsikan khalayak menggunakan media (memilih isi) bukan
merupakan kegiatan yang kebetulan atau dipengaruhi factor eksternal,
melainkan suatu perilaku yang didorong oleh motif tertentu. Pernyataan
bahwa televisi sebagai media massa yang mampu memnuhi sejumlah
kebutuhan khalayak berangkat dari asumsi teori uses and gratifications yang
menyatakan bahwa pada dasarnya setiap individu memiliki kebutuhan yang
harus dipenuhi. Yakni kebutuhan informasi, identitas personal, integrasi dan
interaksi social dan hiburan.
Penilitian ini, peneliti berusaha mengetahui motif perempuan di
Surabaya dalam menonton tayangan La Liga 2012-2013 di trans tv. Peneliti
berusaha mengetahui hal tersebut diatas melalui motif seseorang terhadap
objek yang disebabkan karena kondisi yang mempengaruhi pandangan
seseorang, latar belakang pengetahuan (frame of reference) yang berbeda,
budaya dan psikologis individu yang berbeda. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada bagan dibawah ini:
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1 Definisi Operasional
Pada penelitian ini, peneliti tidak membicarakan hubungan antara
variabel sehingga tidak ada pengukuran variabel x dan y. Penelitian ini
difokuskan pada motif perempuan di surabaya dalam menonton
tayangan La Liga 2012-2013 di Trans TV, sehingga penelitian ini
menggunakan metode penelitian survey dengan type analisis deskriptif
untuk menggambarkan dan menjelaskan motif para perempuan di
Surabaya tersebut.
1. Motivasi
Dalam hal ini motivasi dapat dioperasionalkan sebagai
semua penggerak alasan – alasan atau dorongan – dorongan dari
dalam diri manusia yang menyebabkan berbuat sesuatu. Motif timbul
karena adanya kebutuhan dengan kata lain motif merupakan ciri dari
kebutuhan.
Motif yang digunakan dalam penelitian ini adalah motif
yang dikemukakan oleh McQuail yaitu motif informasi, motif
identitas personal, motif integrasi dan interaksi sosial serta motif
hiburan. Adapun indikator dari keempat motif tersebut dapat
1. Motif Kognitif
Motif Kognitif yaitu kebutuhan akan informasi dan
kebutuhan untuk mencapai tingkat tertentu yang diinginkan,
misalnya memuaskan rasa ingin tau pertandingan sepak bola La
Liga 2012-2013 dan minat umum atau mencari berita tentang
sepak bola di ta tayangan La Liga 2012-2013. Individu dalam
menonton tayangan La Liga di Trans Tv bertujuan untuk mencari
berita atau informasi, antara lain :
a. Ingin mengetahui berbagai tips dan triks dalam bermain
sepakbola yang baik dan benar.
b. Ingin mengetahui proses seleksi pemain sepakbola profesional
yang diselenggararakan oleh pihak La Liga.
c. Ingin mengetahui usaha dan perjuangan yang dilakukan oleh
para pemain untuk menjadi juara La Liga 2012-2013.
d. Keinginan untuk melihat aksi-aksi kapten dari masing-masing
tim pemain.
e. Keinginan untuk menantikan siapakah pemain terbaik selama
pertandingan Piala La Liga 2012-2013.
f. Keinginan untuk mengetahui pemain yang mencetak gol
selama pertandingan piala La Liga 2012-2013.
2. Motif identitas pribadi
Motif identitas pribadi yaitu kebutuhan untuk menggunakan
kehidupan atau situasi pribadi masing-masing. Misalnya seperti
rasa kagum pribadi kepada para pemain La Liga 2012-2013 untuk
menjadi panutan dalam bidang sepak bola. Dalam hal ini
berkaitan dengan keinginan pribadi untuk memperkuat atau
menonjolkan sesuatu yang penting dalam diri sendiri, antara lain :
a. Untuk mengidentifikasi persamaan personal antara pemain La
Liga 2012-2013, dengan dirinya sendiri atau orang
terdekatnya.
b. Menemukan figure yang pantas dijadikan sebagai inspirator.
c. Menonton tayangan piala La Liga 2012-2013 sebagai bukti
penggemar fanatik sepak bola.
d. Menemukan pemahaman menjalani kehidupan untuk
mendapatkan cita-citanya agar bisa terwujud.
e. Ingin menemukan pemain yang menurutnya sesuai dengan
selera pribadi.
3. Motif integrasi dan interaksi sosial
Motif integrasi dan interaksi sosial yaitu keingian untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar untuk mengikuti
keadaan sekitarnya yaitu peserta sekolah sepak bola disurabaya
dengan motif ingin meningkatkan hubungan baik dengan orang
lain. Dalam hal ini berkaitan dengan keinginan individu untuk
berhubungan dengan orang lain atau suatu nilai tertentu, antara
a. Keinginan agar terlihat lebih menonjol dari orang lain.
b. Untuk memupuk sportifitas dalam persahabatan.
c. Untuk memupuk sportifitas dalam kompetisi.
d. Ingin memiliki bahan pembicaraan tentang piala La Liga
2012-2013 di lingkungan sekitar.
4. Motif hiburan
Motif hiburan yaitu keinginan untuk melepaskan diri dari
kejenuhan, tekanan dan kebutuhan akan hiburan yaitu motif
perempuan di surabaya dalam menonton tayangan La Liga
2012-2013 adalah untuk melepaskan diri dari kejenuhan, bersantai
setelah seharian penuh beraktivitas dan melepaskan ketegangan
atau hanya untuk mengisi waktu luang sehingga memperoleh
kenikmatan jiwa dan raga. Dalam hal ini berkaitan dengan
keinginan individu untuk melepaskan diri dari kejenuhan, antara
lain :
a. Ingin mendapatkan kesenangan dengan menonton
pertandingan Piala La Liga 2012-2013.
b. Dengan mengikuti nobar atau nonton bareng sebagai salah satu
hiburan masyarakat perkotaan.
c. Ingin melihat komentatornya yang menarik.
d. Ingin menghilangkan stress dari aktivitas sehari-hari.
e. Ingin menantikan kuis yang diadakan oleh ihak stasiun televisi
f. Keinginan melihat proses terjadinya gol-gol spektakuler.
2. Piala La Liga 2012-2013
La liga/Primera Division adalah sebuah kompetisi yang dikuti
oleh klub-klub sepakbola di seluruh penjuru Spanyol.Liga Spanyol
atau Liga de Fútbol Profesional (“Liga Sepak Bola Profesional”),
biasa dikenal dengan nama La Liga atau Primera División adalah
liga sepak bola paling tinggi di Spanyol. Didirikan pada tahun 1929,
liga ini secara teratur mengadakan kompetisi tahunan. Pada saat ini,
ada 20 kesebelasan tim yang tergabung di dalamnya. Tim yang
meraih gelar juara terbanyak hingga ialah Real Madrid dengan 31
kali disusul FC Barcelona dengan 20 kali. Hanya ada tiga tim
sepanjang sejarah La Liga yang belum pernah terdegradasi,
yaitu Real Madrid, FC Barcelona, dan Athletic Bilbao.
Liga Spanyol memiliki peraturan yang ketat di Spanyol, dan
transfer antara tim jauh lebih terbatas daripada di Inggris. Spanyol
dan Uni Eropa pemain tidak dapat beralih di antara tim di divisi yang
sama selama satu musim, dan tim mendaftarkan skuad tim tetap
pertama dari 25 pemain sepakbola tahun seluruh. Sebuah jendela
namun tidak membuka selama satu bulan dari pertengahan
Desember memungkinkan pemain yang tidak bermain lebih dari
mengatakan empat game untuk klub mereka di musim yang akan
ditransfer. pemain tim pertama memakai angka satu sampai 25, dan
terbatas pada empat per skuad sejak musim 2000/2001, dengan
hanya tiga diperbolehkan di lapangan bermain pada waktu yang
sama. Ini akan berkurang pada tahun-tahun mendatang.
3.1.2 Pengukuran Variabel
Pengukuran motif ini diukur melalui pemberian skor dengan
menggunakan modifikasi model skala Likert (skala sikap). Metode ini
merupakan metode pengskalaan pernyataan sikap dengan menggunakan
distribusi respon sebagai dasar penentuan skalanya. Untuk melakukan
pengskalaan dengan menggunakan model ini, responden diberi daftar
pernyataan mengenai motif dan setiap pernyataan akan disediakan
jawaban yang harus dipilih oleh responden untuk menyatakan
ketidaksetujuannya (Singaribumbun, 1995:111). Pilihan jawaban
masing–masing pernyataan golongan dalam empat macam kategori,
yaitu “Sangat Tidak Setuju” (STS), “Tidak Setuju” (TS), “Setuju” (S),
“Sangat Setuju” (SS).
Dalam penelitian ini tidak digunakan alternatif jawaban ragu–
ragu (undecided), alasannya menurut Hadi (2004:20) adalah sebagai
berikut :
a. Kategori undecided memiliki arti ganda, bisa diartikan belum dapat
memberikan jawaban netral dan ragu–ragu. Kategori jawaban yang
memiliki arti ganda (multi interpretable) ini tidak diharapkan dalam
instrument.
b. Tersedianya jawaban ditengah menimbulkan kecenderungan
menjawab ketengah (central tendency effect), terutama bagi mereka
yang ragu – ragu akan kecenderungan jawabannya.
penelitian hingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat
dijaring oleh responden.
Pada tahap selanjutnya, empat kategori jawaban diatas akan
diberi nilai sesuai dengan jawaban yang dipilih oleh responden.
Sedangkan pemberian nilainya adalah sebagai berikut :
Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1
Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2
Setuju (S) : diberi skor 3
Sangat Setuju (SS) : diberi skor 4
Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan skor dari setiap
item dari tiap – tiap angket, sehingga diperoleh skor total dari setiap
pernyataannya tersebut untuk masing – masing individu.
Selanjutnya, tiap – tiap indikator untuk motif diukur melalui
pernyataan – pernyataan yang terdapat pada angket. Kemudian
jawaban yang telah dipilih, diberi skor dan ditotal. Total skor dari
tiap kategori, dikategorikan kedalam 3 interval, yaitu rendah, sedang,
tinggi. Penentuan interval dilakukan dengan penggunaan range.
Range masing – masing kategori ditentukan dengan :
R (Range) =