• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIF PEREMPUAN DI SURABAYA DALAM MENONTON TAYANGAN PIALA LA LIGA 2012-2013 DI TRANS TV (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Perempuan Di Surabaya Dalam Menonton Tayangan Piala La Liga 2012-2013 Di Trans TV).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MOTIF PEREMPUAN DI SURABAYA DALAM MENONTON TAYANGAN PIALA LA LIGA 2012-2013 DI TRANS TV (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Perempuan Di Surabaya Dalam Menonton Tayangan Piala La Liga 2012-2013 Di Trans TV)."

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Perempuan Di Surabaya Dalam Menonton Tayangan Piala La Liga 2012-2013 Di Trans TV)

SKRIPSI

Disusun oleh:

M. Zainuddin Marzuky Abdillah NPM 0943010052

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PE RUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

J udul Penelitia n : MOTIF PEEMPUAN DI SURABAYA DALAM MENONTON TAYANGAN PIALA LA LIGA 2012-2013 DI TRANS TV

Nama Mahasiswa : M. Zainuddin Ma r zuky Abdillah

NPM : 0943010052

Pr ogra m Studi : Ilmu Komunika si

Fakultas : Ilmu Sosia l da n Ilmu Politik

Telah menyetujui untuk mengikuti sida ng skr ipsi

Menyetujui, Pembimbing :

Dr a. Dyva Clar eta , MSi NPT. 3 6601 94 00251

DEKAN

Fakulta s Ilmu Sosia l dan Ilmu Politik

(3)

Piala La Liga 2012-2013 Di Trans Tv) Oleh :

M.ZAINUDDIN MARZUKY ABDILLAH NPM 0943010052

TELAH DIPERTAHANKAN DIHADAPAN DAN DITERIMA OLEH TIM PENGUJ I SKRIPSI J URUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR PADA TANGGAL 19 J ULI 2013

MENYETUJ UI

PEMBIMBING UTAMA TIM PENGUJ I

1. Ketua

Dr a . Dyva Clar eta MSi Ir . H.DidiekTr anggono. M.Si

NPT 3 6601 94 00251 NIP.19581225 199001 1001

2. Seker ta r is

Dr a . Dyva Clar eta , MSi NPT 3 6601 94 00251

3. Anggota

Dr a Her lina Suksmawa ti, MSi NIP 19641225 199309 2001

MENGETAHUI D E K A N

(4)

Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT, penulis panjatkan karena dengan

limpahan rahmat, karunia serta hidayah-Nya, Skripsi yang berjudul “MOTIF

PEREMPUAN DI SURABAYA DALAM MENONTON TAYANGAN PIALA

LA LIGA 2012-2013 DI TRANS TV” dapat penulis susun dan selesai sebagai

wujud pertanggung jawaban sebagai mahasiswa akhir.

Dalam proses penyelesaian skrpsi ini, penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada pihak-pihak berikut ini:

1. ALLAH SWT dan Rasulullah Muhammad SAW untuk inspirasi serta tuntunan

yang senantiasa mengilhami penulis dalam rangka “perjuangan” memaknai

hidup.

2. Keluarga Tercinta, yang selalu menjadi tujuan utama penulis untuk selalu

melakukan yang terbaik.

3. Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP

UPN “Veteran” Jatim.

4. Dra. Dyva Clareta, M.Si selaku Dosen Pembimbing penulis. Terima kasih atas

segala kontribusi ibu terkait penyusunan skripsi ini.

5. Yunita Mariana Putri yang selalu memberikan semangat tiada tara kepada

penulis.

6. Sahabat-sahabat luar biasa yang tak sekedar memotivasi dari sebelum

berlangsungnya proses penelitian hingga selesainya skripsi ini:

(5)

8. Teman-teman kelompok KKN 11 (Eleven) kalian luar biasa.

9. Laboratorium AK UPN Radio dan seluruh isinya, yang membantuku

memudahkan dalam mengerjakan skripsi ini.

10. Terima kasih untuk teman seperjuangan andyn dan rahma alias pevita pearce,

KALIAN LUAR BIASA J

11. Seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan atas keterbatasan halaman ini,

untuk segala bentuk bantuan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh

sebab itu, kritik maupun saran selalu penulis harapkan demi tercapainya hal terbaik

dari skripsi ini. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

sekaligus menambah pengetahuan bagi berbagai pihak. Amin.

Surabaya, 19 Juli 2013

(6)

HALAMAN J UDUL ……… i

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI …….……….... ii

KATA PENGANTAR ……… iii

DAFTAR ISI ……… v

DAFTAR TABEL ……… vii

DAFTAR GAMBAR ……… ix

DAFTAR LAMPIRAN ………... x

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……… 1

1.2 Perumusan Masalah ……… 8

1.3 Tujuan Penelitian ……… 8

1.4 Kegunaan Penelitian ……… 9

BAB II KAJ IAN PUSTAKA ……… 10

2.1 Komunikasi Massa ………. 10

2.2 Televisi Sebagai Komunikasi Massa …....………. 12

2.3 Program Siaran Televisi ………. 19

2.4 Program Sepak Bola La Liga 2012-2013 ………. 22

2.5 Perempuan sebagai khalayak ………... 23

2.6 Pendekatan Uses and Gratifications ………….……. 27

2.7 teori kebutuhan ………. 33

2.8 Kerangka Berfikir ………. 34

BAB III METODE PENELITIAN ……….. 37

(7)

3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel………… 50

3.2.1 Populasi ……… 50

3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ………….. 50

3.3 Teknik Pengumpulan Data ………. 52

3.4 Teknik Analisa Data ………. 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. 53

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ……….... 53

4.1.1 Gambaran Umum Penelitian …………..……… 53

4.2 Penyajian Data dan Analisis Data ………...…… 54

4.2.1 Identitas Responden ……… 54

4.2.2 Responden Dalam Menonton Tayangan …….….. 56

4.2.3 Motif Responden Dalam Menonton Tayangan … 57 4.2.4 Kategorisasi Motif Kognitif, Motif Identitas Personal, Motif Integrasi dan Interaksi Sosial, dan Motif Diversi ……….… 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 90

5.1 Kesimpulan ………... 90

5.2 Saran ………. 91

DAFTAR PUSTAKA ……… 93

(8)

(Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Perempuan Di Surabaya Dalam Menonton Tayangan Piala La Liga 2012-2013 Di Trans TV).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif remaja Surabaya dalam menonton tayangan piala La Liga 2012-2013 di Trans TV.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Teori Uses dan Gratifications, dan teori Kebutuhan.

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi dan data dari hasil penelitian untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif dari setiap pertanyaan yang diajukan. Populasi dalam penelitian ini adalah perempuan yang berusia 15-24 tahun di kota Surabaya yang menonton tayanga piala La Liga 2012-2013 di Trans Tv. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling.

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa perempuan di Surabaya memiliki motif yang sedang terhadap acara piala la liga 2012-2013 di TransTV ini. Selanjutnya kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa empat motif yang diamati yakni motif kognitif, identitas personal, integrasi dan interaksi sosial serta motif hiburan berada pada kategori sedang artinya bahwa perempuan di Surabaya usia 15-24 tahun mempunyai motif lain selain di atas atau hanya sekedar iseng tanpa adanya motif yang mendorong perempuan untuk menontonya.

Kata kunci : Motif, Piala La Liga 2012-2013, Perempuan ABSTRACT

M.ZAINUDDIN MARZUKY ABDILLAH, MOTIVE WOMEN'S WATCH DISPLAY IN SURABAYA IN LA LIGA CUP 2012-2013 TRANS TV.

(Quantitative Descriptive Study On Women motive Watching Impressions In Surabaya In Cup La Liga 2012-2013 In Trans TV).

The purpose of this study was to determine the motive in watching teens Surabaya cup La Liga 2012-2013 in Trans TV.

The theory used in this study are: Uses and Gratification theory, and the theory of needs.

Methods of data analysis in this study using frequency tables and data from the research to be further analyzed by descriptive of any questions. The population in this study were women aged 15-24 years in the city of Surabaya is watching tayanga 2012-2013 La Liga trophy in Trans Tv. The sampling technique used in this study is accidental sampling.

Based on the analysis of the data showed that women in Surabaya has motives that are the 2012-2013 la liga trophy event in the Trans. Further conclusions can be drawn from this study is that the four motifs observed that cognitive motives, personal identity, integration and social interaction and entertainment motifs in middle category means that women aged 15-24 years in Surabaya has other motives than the above or just just for fun without any motive that encourages women to looking.

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Media massa menyajikan berbagai realitas kehidupan dalam bentuk

informasi kepada masyarakat. Munculnya kesadaran tentang arti dan nilai

dari informasi membuat masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari

informasi yang di sajikan (Sobur,2004:162)

Bentuk media massa ini antara lain adalah surat kabar dan majalah

sebagai media cetak, serta radio dan televisi sebagai media elektronik. Suatu

media massa selain di tunjang dari segi kualitas juga harus di dukung oleh

faktor kecepatan dan ketepatanya dalam mengulas sebuah informasi. Media

massa cetak maupun elektronik merupakan media massa yang banyak di

gunakan oleh masyarakat di berbagai lapisan social, terutama di masyarakat

kota. Media massa yang sesuai dengan faktor ini adalah media massa

elektronik. Salah satu media massa yang di gunakan adalah televisi.

Media televise merupakan media dari jaringan kounikasi dengan

cirri-ciri yang di miliki oleh komunikasi massa. Televisi telah banyak memberikan

pengaruh-pengaruh dalam banyak kehidupan manuisa. Televisi lahir karena

perkembangan teknologi yang semakin maju. Sebagai media massa yang

muncul belakangan di banding media cetak, televise baru berperan selama

tiga puluh tahun. Televisi ini sendiri lahir karena adanya beberapa penemuan

(10)

dari semua itu pada kenyataan media televisi dapat di bahas secara

mendalam, baik dari isi pesan maupun penggunanya (Kuswandi, 1996:6)

Media televise saat ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan

manusia. Banyak orang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat

televisi di bandingkan dengan waktu yang di gunakan ntuk waktu ngobrol

dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak teman televisi adalah

teman, televisi dapat menjadi candu (Morissan, 2004 : 1)

Media televisi merupakan perpaduan antara unsure-unsur film dan

unsure-unsur radio. Khalayak di rumah tidak mungkin dapat menagkap siaran

televise, jika tidak ada unsur-unsur film, sebaliknya pemirsa tidak mungkin

dapat mendengarkan suara dan televisi jika tidak ada unsure-unsur radio

(Effendi, 1992:177)

Media televisi sebagai alat sarana yang di pergunakan komunikator

untuk menyampaikan pesanya kepada khalayak, yang di harapkan khlayak

tersebut dapat menangkap sasaran atau tujuan yang ingin di capai oleh

komunikator dari pesan tersebut. Sebagai salah satu alat yang ingin di capai

oleh komunikator dari pesan tersebut. Sebagai salah satu bentuk media massa

elektronik, televisi dengan kelebihanya dapat menampilkan peristiwa tertentu

yang terjadi di daerah tertentu dengan jelas tanpa harus berada di tempat

kejadian serta dapat memperoleh berbagai macam informasi, karena di

dukung oleh unsur kata-kata, music dan sound effect. Melalui informasi

(11)

serta peranya dalam masyarakat, karena informasi disini sudah menjadi

kebutuhan yang sangat esensial untuk mencapai tujuan.

Pemirsa menonton televisi meruppakan minat setiap manusia. Pemirsa

(television watcher, television viewer) adalah sasaran komunikasi melalui

televise siaran yang karena heterogen masing-masing mempunyai kerangka

acuan (frame of reference) yang berbeda satu sama lain. Mereka berbeda

bukan saja dalam usia dan jenis kelamin. Tetapi juga dalam latar belakang

social dan kebudayaan, sehingga pada giliranya berbeda pula dalam pekerjaa,

pandangan hidup, agama dan kepercayaan, pendidikan, cita-cita, keinginan,

kesenangan, dan lain sebagainya (Effendi 1992:8)

Saat ini media televisi bukan lagi di lihat sebagai barang mewah, seperti

ketika pertama kali. Kini media televisi tersebut menjadi salah satu kebutuhan

pokok bagi kehidupan masyarakat luas untuk mendapatkan informasi.

Dengan kata lain, informasi sudah merupakan bagian dari ha manusia untuk

aktualitas diri. Perkembangan teknologi komunikasi massa khusunya televisi

sangat menguntungkan bagi kehidupan masyarakat luas. Televisi saat ini

merupakan sarana atau media yang di sukai oleh masyarakat luas khususnya

para kaum dewas yang sudah mempunyai kegiatan yang padat mulai dari

kegiatan bekerja atau kegiatan menuntutilmu atau kuliah.

Media televisi sebagai media yang muncul belakangan dibanding media

cetak dan radio ternyata memberikan nilai yang sangat spektakuler dalam

sisi-sisi pergaulan hidup manusia saat ini. Kemampuan televisi dalam

(12)

menguasai jarak geografis dan sosiologi. Televisi telah menjelma menjadi

teleskop atau jendela dunia tempat kita bisa menyaksikan semua peristiwa,

baik itu di bidang politik, ekonomi, pendidikan, social dan budaya dari luar

dan dalam negeri.

Pada akhirnya media televisi mampu menjadi alat atau sarana untuk

mencapai tujuan hidup manusia, baik untuk kepentingan politik maupun

perdagangan, bahkan mampu melakukan perubahan ideology serta tatanan

budaya manusia sudah ada sejak lama.

Dunia pertelevisian di Indonesia berkembang pesat antara lain dengan

hadirnya tiga belas stasiun televisi, yaitu : TVRI, RCTI, INDOSIAR, ANTV,

SCTV, MNC TV, TV ONE, GLOBAL TV, METRO TV, TRANS TV, dan

TRANS 7 yang mengudara secara nasional. Hiburan-hiburan televisi bisa

berupa acara music, film, kuis, reality show, siaran langsung olahraga.

Demikian semakin banyaknya stasiun televisi, maka mengharuskan setiap

stasiun televisi memiliki program acara yang beraneka ragam di kemas

semenarik mungkin agar masyarakat menjadi tertarik untuk menonton

program acara tersebut. Program-program acara yang disiarkan adalah

meliputi program acara berita, program acara hiburan (music dan sinetron)

program acara discovery channel (ilmu pengetahuan) dan lain-lain.

Menjamurnya beberapa stasiun televisi, membuktikan bahwa

masyarakat kita membutuhkan media yang bisa memberikan informasi

sekaligus hiburan yang beragam yang sudah ditamplkam di televisi. Bersama

(13)

segala macam informasi banyak stasiun televisi emilih untuk memberikan

tayangan yang bersifat menghibur daripada mendidik.hiburan mencoba di

jadikan suatu kekuatan untuk menarik perhatian khalayak sehingga tidak aneh

jika keberadaan hiburan dieksploitasi sedemikian rupa dengan tujuan untuk

memperoleh perhatian dan daya tarik dari khalayak media yaitu masyarakat

atau pemirsa itu sendiri. Hiburan yang ringan dan tidak membutuhkan

konsentrasi atau ketegangan, saat ini menjadi alternatif taynagna yang di

anggap paling menguntungkan bagi media televisi. Hal tersebut selaras

dengan salah satu fungsi media televisi sebagai media hiburan. Sebagai media

hiburan, televisi menyediakan hiburan untuk pengalihan perhatian dan saran

relaksasi serta merendahkan ketegangan-ketegangan social (Alatas, 1997:2)

Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang

jumlahnya sangat banyak sekali dan jenisnya sangat beragam. Berbagai jenis

program itu dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya yaitu : (1) program

informasi (2) program hiburan. Program informasi kemudian di bagi lagi

menjadi beberapa jenis yaitu berita keras atau hardnews yang merupakan

laporan berita terkini dan harus segera di siarkan. Dan berita lunak atau biasa

di sebut softnews yang merupakan kombinasi dari fakta, gossip dan opini.

Sementara program hiburan terbagi atas lima kelompok besar yaitu musik,

drama, permainan (gameshow), pertunjukan dan sport.

Sepakbola merupakan olahraga popular dan merakyat di muka bumi ini,

tentu saja karena banyak diminati setiap orang. Dan tayangan sepak bola

(14)

maupaun orang tua. Namun tak bias di pungkiri bahwa fenomena sepak bola

memang bias membuat kita terpana. Sepak bola telah menjadi ideology

universal di muka bumi. Agam atau pandangan (ideologi) politik. Sepak bola

pun mampu menyedot perhatian massa, menciptakan hysteria, dan mampu

menggerakkan sector kegiatan di berbagai bidang seperti bisnis, seni,

transportasi, busana, arsitektur, keamanan, organisasi, manjemen dan sederet

panjang aspek lainya.

Dengan banyakanya tayanga sepak bola di televisi, orang sanggup

untuk duduk berjam-jam di depan televise. Bahkan rela bangun tengah malam

untuk menyaksikan tim kesayanganya bermain dan tidak memikirkan resiko

apa yang akan didapat apabila pada pagi harinya akan melakukan suatu

aktivitas. Bagi satasiun televisi itu merupakan sangat menguntungkan, karena

stasiun televise sendiri bisa mendapatkan penonton yang banyaj dengan rating

share yang besar dan memuaskan.

Trend sepak bola sering muncul apabila ada moment tertentu atau pada

saat adanya kompetisi besar, seperti piala dunia, piala eropa atau piala asia.

Menonton tayangan sepak bola La Liga 2012-2013 bagi perempuan di

surabaya jelas ada tujuan tersendiri dalam kehidupanya, seperti kebutuhan

untuk mencari informasi agar mendapatkan wawasan keinginan untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan, keinginan untuk mencari hiburan,

keinginan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk memperkuat

(15)

motif perempuan di surabaya dalam menonton disini, menurut pendapat

McQ uail (2002:72) ada 4 motif:

1. Motif kognitif yaitu kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk

mencapai tingkat tertentu yang didinginkan misalnya memuaskan rasa

ingin tau pertandingan sepak bola La Liga 2012-2013 dan minat umum

atau mencari berita tentang sepak bola di tayangan La Liga 2012-2013.

2. Motif identitas pribadi yaitu kebutuhan untuk menggunakan isi media

untuk memperkuat sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi

khalayak sendiri. Misalnya seperti rasa kagum pribadi kepada para pemain

La Liga 2012-2013 untuk menjadi panutan dalam bidang sepak bola.

3. Motif itegrasi dan interaksi sosial (personal relationship) yaitu keinginan

untuk menyesuaikan diri lingkungan sekitar untuk mengikuti keadaan

sekitarnya yaitu peserta sekolah sepak bola disurabaya dalam menonton

tayangan La Liga 2012-2013 dengan motif menigkatkan hubungan baik

dengan orang lain di lingkunganya.

4. Motif hiburan yaitu keinginan untuk melepaskan diri dari kejenuhan,

tekanan dan kebutuhan akan hiburan yaitu motif perempuan di surabaya

dalam menonton tayangan La Liga 2012-2013 adalah untuk melepaskan

diri dari kejenuhan, bersantai setelah seharian beraktivitas untuk

melepaskan ketegangan atau hanya untuk mengisi waktu luang sehingga

memperoleh kenikmatan jiwa.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Uses and Gratification.

(16)

pada apa yang dilakukan media pada diri orang tetapi lebih tertarik pada

apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap

secara aktif dalam menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.

Dari sinilah timbul uses and gratification. Pengenaan dan pemenuhan

kebutuhan (Rahmat.2001:65) dan khalayak yang di gunakan di dalam

penelitian ini adalah perempuan berusia antara 15 thn sampai dengan 24

thn dan kenapa peneliti mengambil perempuan sebagai khalayak disini,

karena perempuan itu itu di judge oleh beberapa masyarakat bahwa tidak

ada kaitanya dengan dunia persepakbolaan. Pada dasarnya kodrat seorang

perempuan adalah hanya sebagai penonton dan pemanis agar tidak terlihat

terlalu membosankan. Akan tetapi seiring berjalanya waktu sekarang

wanita juga banyak mengikuti perkembangan sepak bola secara intens dan

rutin di karenakan beberapa motif tertentu, dari sinilah penulis ingin

mengetahui motif perempuan dalam menonton tayangan La Liga

2012-2013 di Trans TV.

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan

permasalahannya yaitu bagaimana motif perempuan di surabaya dalam

menonton tayangan La Liga 2012-2013 di Trans TV?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah di

uraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motif

(17)

Trans TV.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dapat memperkaya kajian ilmu

komunikasi, khususnya yang berkaitan dengan motif para pemirsa televisi

yang menigkaitkan keberlakuan teori-teori komunikasi mengenai

penelitian kuantitatif.penelitian ini juga di harapkan dapat memberikan

pemikiran pada ilmu komunikasi dalam motif yang mendorong seorang

menonton acara di televisi.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan bagi khlayak

media massa dalam melihat kecenderungan masyarakat dalam menonton

(18)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan salah satu tingkatan proses komunikasi.

Pada tingkatan ini kegiatan komunikasi di tujukan kepada masyarakat secara

luas. Komunikasi massa di lakukan langsung melalui media massa seperti

radio, majalah, surat kabar, dan televisi. Sifat isi pesan yang di sampaikan

dalam komunikasi massa menyangkut kepentingan orang banyak, tidak

bersifat pribadi. Komunikasi massa adalah suatu proses dimana komunikator

menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara

terus-menerus menciptakan makna-makna yang di harapkan dapat

mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui

berbagai cara.

Media massa yang merupakan saluran dari komunikasi massa secara

garis besar dibagi kedalam menjadi dua kelompok yaitu media massa cetak

dan media massa elektronik. Media massa cetak antara lain meliputi surat

kabar, majalah, dan bulletin. Sedangkan media massa elektronika mencakup

media audio seperti radio, dan audio visual yaitu televisi dan film.

Secara konsepsional karakterisitk dari komunikasi massa di antaranya

(19)

1. Komunikasi melalui media massa pada dasarnya di tujukan ke khalayak

yang luas, heterogen, antonym, tersebar, serta tidak mengenal batas

geografis cultural.

2. Bentuk kegiatan komunikasi bersifat umum, bukan perorangan atau

pribadi.

3. Pola penyampaian pesan berjalan secara cepat dan mampu menjangkau

khalayak luas, bahkan mungkin tidak terbatas baik secara geografis

maupun kultural.

4. Penyampaian pesan cenderung berjalan satu arah, umpan balik atau

tanggapan dari pihak penerima (khalayak) lazimnya tertunda.

5. Kegiatan komunikasi di lakukan secara terencana, terjadwal dan

terorganisir.

6. Penyampaian pesan di lakukan secara berkala, tidak bersifat temporer.

Proses komunikasi mengenal 5 kelompok yaitu : sumber, komunikator,

penyajian/media pesan, komunikan, tujuan.

Untuk memahami proses komunikasi dalam penelitian ini

menggunakan teori yang di ungkapkan oleh Harold D. Lasswell. Bahwa cara

yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab lima

pertanyaan sederhana sebagai berikut :

1. Who : Sumber (komunikator)

2. Says what : pesan-pesan atau informasi yang di sampaikan

3. In which channel : Media yang di gunakan untuk menyampaikan

(20)

4. To whom : Komunikasi atau khalayak sasaran.

5. With what effect : Tujuan dari tayangan yang di buat, perubahan

yang terjadi sebagai akibat dari pesan yang di

terima seseorang berupa perubahan sikap dan

tingkah laku. (deddy mulyana,2001:41).

2.2 Televisi sebagai Media Massa

Untuk menyampaikan informasi di perlukan medium dalam

penyampaianya. Hal itu dapat di lakukan oleh media massa yang menjangkau

khalayak yang berada di tempat yang berbeda. Media massa sendiri berupa

Koran, majalah, radio, dan televisi (deddy iskandar,2003:4)

Peran media massa sebagai alat untuk menyampaikan atau

menyebarkan informasi tidak berdiri sendiri. Di dalamnya ada beberapa

individu yang bertugas melakukan pengolahan informasi sebelum informasi

sampai kepada audience. Hal tersebut di namakan sebagai gatekeeper, dimana

pesan-pesan yang akan di sampaikan media massa kepada khalayak terlebih

melalui proses penyuntingan.

Televisi merupakan salah satu saluran dalam kegiatan komunikasi

massa. Pengertian televisi adalah tele dan vision, yang mempunyai arti

masing-masing yaitu tele yang artinya jauh dan vision yang artinya tampak.

Jadi televisi berarti melihat dari jarak jauh. Melihat jauh ini di artikan dengan

gambar atau suara yang di produksi di suatu tempat dan dapat dilihat dari

(21)

Secara umum perkembangan pertelevisian di dunia sudah berkembang

sejak tahun 1884 di jerman yang di prakarsai oleh paul nipkow.

Perkembangan pertelevisian merupakan perkembangan medium kedua

setelah dunia surat kabar dan radio berkembang secara spesifik dan lebih

maju. Niphow mwnwmukan alat yang kemudian di beri nama jantra niplow

atau niplow sheibe. Penemuanya tersebut melahirkan electrische teleskop atau

televise elektris (ibid,2008:4).

Perkembangan televisi berlangsung dengan begitu cepatnya sejalan

dengan perkembangan teknologi elektronika, peranya kini amat besar dalam

membentuk pola dan pendapat umum, termasuk pendapat umum untuk

menyenangi produk –produk tertentu, demikian pula peranya amat besar

dalam pembentukan perilaku dan pola pikir manusia. Televisi merupakan

media audio visual (pandang dengar) dimana informasi dan indera mata

sebagian besar merupakan informasi yang kongkrit yang cukup jelas , baik

warna, bentuk serta ukuranya, karena itu media audio visual sangat

bermanfaat untuk mengkomunikasikan suatu gagasan (sastro

subroto,1994:54).

Media audio visual tidak hanya bersifat visual saja, tetappi juga

memberikan informasi melalui suara meskipun unsur-unsur visual atau

gambar sangat dominan dalam menentukan keberhasilan informasi yang di

berikan, sebab suara sifatnyahanya sebagai pendukung, dalam arti

(22)

Televisi bila di bandingkan dengan media-media yang lainya memang

memiliki kelebihan, antara lain sifatnya yang audio visual yang mampu

disiarkan secara langsung maupun di lakukan secara rekaman. Kalau

peristiwa itu disiarkan langsung, jelas sebagai media massa akan sangat

menguntungkan dan menentukan eksistensinya.

Televisi merupakan media yang dapat memberikan kepada khalayak

penonton apa yang di sebut dengan simulated experience yaitu pengalaman

yang didapat ketika melihat sesuatu yang belum pernah di lihat sebelumnya,

seperti berjumpa dengan seseorang yang sebelumnya belum pernah di jumpai

atau datang ke suatu tempat yang belum pernah di kunjungi (alatas

fahmi,1997:30).

Sama halnya seperti media massa yang lainya, televisi juga memiliki

beberapa kelebihan dan kekurangan sendiri. Keunggulan televisi dapat di

lihat dari sisi progmatis yaitu : (1) menyangkut isi dan bentuk, media televisi

meskipun dapat di rekayasa mampu memebdakan mana yang fakta dan fiksi,

realistis dan tidak terbatas. (2) memiliki khalayak yang tetap, memerlukan

keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya dan intim. (3) memiliki tokoh

berwatak, sementara media lain hanya memiliki bintang yang di rekayasa.

Televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi, yakni fungsi

(23)

1. Fungsi penerangan (the information function)

Televisi merupakan media yang mampu menyiarkan informasi yang

amat memuaskan. Hal ini di sebabkan dua faktor yang terdapat di

dalamnya, yaitu : immediacy dan realism.

Immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang

disiarkan oleh stasiun televisi dapat di lihat dan di dengar oleh para

pemirsa pada saat peristiwa itu terjadi. Sedangkan realism mengandung

makna kenyataan. Dimana televisi, selain menyiarkan informasi dalam

bentuk siaran pandangan mata atau berita yang di bacakan penyiar, di

lengkapi gambar-gambarnya sudah factual.

2. Fungsi pendidikan (the educational function)

Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang paling ampuh

untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya

begitu banyak secara simultan. Sesuai dengan pendidikan, yakni

meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat, televisi menyiarkan

acara-acara tertentu secara implicit mengandung pendidikan seperti film,

kuis dan sebagaianya yang di sebut education television (ETV), yaitu acara

pendidikan yang disisipkan ke dalam siaran yang sifatnya umum. Karena

kemampuanya itulah, maka fungsi pendidikan yang di kandung televisi

ditingkatkan lagi, sehingga dinamakan sarana pendidikan jarak jauh yang

(24)

3. Fungsi hiburan (the entertainment function)

Fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran sangat dominan.

Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran didis oleh acara-acara

hiburan. Hal ini dapat di mengerti karena pada layar televisi dapat di

tampilkan gambar hidup serta suara bagaikan kenyataan, dan dapat

dinikmati sekalipun oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing.

Tanpa mengesampingkan nilai idealis dan komersial, fungsi media

massa (televisi) sedikitnya di golongkan menjadi 6 aspek, yaitu di antaranya

(deddy iskandar,2003:10) :

1. Menyampaikan fakta (the fact)

Media massa (televisi) menyediakan fasilitas arus informasi dari

kedua belah pihak. Satu sisi mencerminkan kebutuhan dan keinginan

pengirim (iklan, propaganda, dll) dan di sisi lain kebutuhan dan harapan

penerima (berita, laporan, dll)

2. Menyajikan opini dan analisis (opinions and analyses)

Pada laporan berita berita, reporter memakukan opini-opini orang

luar, analisis berita di lakukan oleh staf redaktur khusus (kolom,editorial,

dll).

3. Melakukan investigasi (investigation)

Fungsi ini adalah yang paling sulit di lakukan, tetapi jika berhasil

nilai beritanya akan sangat berbobot. Untuk melakukan hal tersebut,

(25)

hubungan intensif dengan para ahli dan ilmuwan yang membutuhkan

waktu tahunan.

4. Hiburan (entertainment)

Sajian pers dan media massa (televisi) kadang-kadang berfungsi

sekaligus untuk menghibur, mendidik, dan memberikan informasi.

5. Kontrol

Fungsi ini dapat di manfaatkan oleh media kepada pemerintah dan

juga sebaliknya.

6. Analisis kebijakan (policy analysis)

Fungsi ini merupakan kecenderungan untuk menyoroti kebijakan

yang di terapkan pemerintah, kemudian di analisis oleh media tersebut

dengan memberikan solusi alternative lain.

Televisi telah menjadi salah satu fenomena yang mengiringi

perkembangan peradaban kehidupan manusia dalam kurun waktu hampir satu

abad. Kehadiranya malah telah membentuk cakrawala baru dalam peradaban

kehidupan manusia saat ini dan di masa yang akan datang.

Televisi sebagai media massa memberikan informasi dan membantu

masyarakat untuk mengetahui secara jelas tentang dunia sekelilingnya

kemudian menyimpanya dalam ingatan masyarakat. Media massa berguna

sebagai pengawas bagi masyarakat untuk mengajukan perbandingan dari apa

yang kita lihat, dengar, tentang dunia lain yang diluar lingkungan masyarakat

hidup. Media massa sejak awal sebenarnya melakukan tugas kemudian

(26)

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya ilmu komunikasi dan

praktek mengatakan : “media massa memiliki kemampuan yang efektif untuk

menyebarkan informasi karena dapat di terima oleh komunikasn dalam

jumlah relative banyak” (effendy,2003:17).

Media massa saat ini telah berkembang menjadi sebuah institusi penting

dalam masyarakat. Menurut McQuail dalam bukunya teori komunikasi

massa:

1. Media massa merupakan sumber kekuatan alat control manajemen dan

inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti

kekuatan atau sumber daya lainya.

2. Media merupakan lokasi (forum) yang semakin berperan untuk untuk

menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang

bertaraf nasional maupun internasional.

3. Media telah menjadi sumber dominana bukan saja bagi individu untuk

memperoleh gambaran dan citra realitas social, tetapi juga bagi masyarakat

dan keluarga secara kolektif, media menyujuhkan nilai-nilai dan penilaian

normative yang di baurkan dengan berita dan hiburan.

Dari pemaparan diatas terlihat bahwa media memiliki peran yang tidak

kecil bagi individu di masyarakat. Dari media orang bisa mendapatkan

beragam informasi yang di butuhkan. Di abad ke 20 informasi memang telah

menjadi komodotif yang amat penting, orang berlomba-lomba untuk

mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Masyarakat di era ini tidak bisa

(27)

2.3 Program siaran Televisi

Program siaran acara televisi pada umumnya di produksi oleh stasiun

televisi yang bersangkutan. Ada juga yang di beli atau di pesan dari suatu

production company atau production house, bahkan cara ini di anggap lebih

menguntungkan kedua belah pihak. Stasiun televisi dapat memilih program

yang menarik danmemiliki nilai jual kepada pemasang iklan, sementara

perusahaan produksi acara televisi dapat meraih keuntungan dari

produksinya.

Program-program acara yang biasanya di beli dari production house

diantaranya adalah sinetron, kuis dan beberapa acara hiburan lainya. Cara

seperti ini memang menguntungkan bagi stasiun televisi tersebut karena

semuanya dapat di lakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bisnis

yaitu untung dan rugi.

Berbagai jenis program acara televisi jumlahnya sangat banyak dan

jenisnya yaitu :

a. Program Informasi (news)

Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuanya untuk

memberikan tambahan penegetahuan (informasi) kepada khalayak. Daya

tarik program ini adalah informasi. Program informasi dapat di bagi

menjadi dua bagian besar yaituberita keras (hard news) dan berita lunak

(soft news). Berita keras yaitu segala informasi penting dan menarik yang

harus segera di ketahui oleh khalayak. Sedangkan berita lunak adalah

(28)

mendalam namun tidak bersifat harus segera di tayangkan. Salah satunya

contohnya adalah infotainment yang menginnformasikan gossip-gosip

artis dan orang-orang terkenal.

b. Program hiburan (non news)

Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk

menghibur audiens dan di bagi kedalam beberapa bentuk jenis program

yaitu :

1. Drama yaitu pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai kehidupan

atau karakter seseorang atau beberapa tokoh yang di perankan oleh

pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. Program televise

yang termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik

(sinetron) dan film.

2. Permainan atau game show, merupakan bentuk program yang

melibatkan sejumlah orang baik secara individu atau kelompok (team)

yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu, dengan cara

menjawab pertanyaan atau mmemenangkan sesuatu dalam bentuk

permainan.

Program permainan biasanya membutuhkan biaya produksi yang

relative rendah namun dapat menjadi acara televise yang sangat di

gemari. Program permainan dapat di bagi menjadi tiga jenis, yaitu kuis

(quiz show), ketangkasan dan reality show.

3. Musik, program music dapat di tampilkan dalam dua format yaitu video

(29)

lapangan terbuka (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program

music di televisi saat ini sangat di tentukan dengan kemampuan artis

menarik audiens, tidak saja dari kualitas suara tetapi juga berdasarkan

bagaiman mengemas penampilanya agar menjadi lebih menarik.

4. Pertunjukan adalah siaran yang menampilkan satu atau banyak pemain

yang berada diatas panggung yang menunjukkan kemampuanya kepada

sejumlah orang atau hanya kepada audiens televise. Pertunjukkan ini

dapat berupa lawak, sulap, dan juga pertunjukkan lain seperti ketoprak,

wayang dan sebagainya.

5. Sport adalah siaran yang isinya tentang olahraga. Baik itu siaran

langsung atau tidak.

Berbagai jenis program siaran tersebut bukanlah sesuatu mutlak yang

harus ada semuanya. Acara-acara tersebut sangat bergantung dari kepentingan

masing-masing stasiun televisi yang bersangkutan. Karena dalam penentuan

jenis programyang akan tayang biasanya juga harus di pertimbangkan dari

sisi visi dan misi stasiun televisi.

Beberapa stasiun televisi saat ini memang lebih condong menayangkan

program-program yang lebih menguntungkan, hal ini tidak bisa di pungkiri

karena apabila sebuah stasiun televisi mampu menayangkan program acara

yang dapat menarik banyak pemirsa, maka dengan sendirinya pemasang iklan

akan datang. Dan hal itulah yang di butuhkan guna memperpanjang hidup

(30)

2.4 Program sepakbola La Liga 2012-2013

Selain terkenal dengan pertunjukan matador yang sudah mendunia,

spanyol juga terkenal dengan dunia persepakbolaanya. Salah satu ajang

pertandingan sepakbola terbesar dari spanyol adalah La Liga. La Liga adalah

sebuah kompetisi yang diikuti oleh klub-klub sepakbola diseluruh penjuru

spanyol.

Sebagai Negara pememnag dalam pertandingan sepakbola sejagad raya

pada 210 lalu, dunia persepakbolan spanyol seperti tengah menemukan

momentum. Pertandingan semacam La Liga dirasa masih sebagai rangkaian

kemengan dari prestasi negara matador tersebut dalam bidang sepak bola.

Cerita sejarah dari La Liga dimulai pada tahun 1927. Seorang direktur

dari arenas club de getxco bernama jose maria acha menggagas untuk

pertama kalinya sebuah ajang kompetisi sepakbola di spanyol. Perdebatan

tidak lepas dari usulan yang digagas oleh jose maria acha tersebut. Sebuah

keputusan dari pederacion Espanola de futbol real akhirnya memulai sejarah

La Liga. Federasi itu kemudian memasukkan 10 tim kesebelasan dalam

primera division, tuju tim diantaranya adalah real madrid, barcelona, real

sociedad,athletic bilbao, arenas club de getxco dan real union. Pemilihan

tim-kesebelasan tersebut didasari pada prestasi yang diraih tim-tim itu sendiri.

La Liga adalah sebutan umum bagi persepakbolaan spanyol untuk

menyebutkan sebuah perayaan besar sepakbola di negaranya. Nama resmi

dari pertandingan ini adalah primera division atau divisi pertama dalam

(31)

de Futbol Profesional. Sejakpertamakali digelar pada 1929 La Liga

merupakan ajang pertandingan sepakbola tertinggi di Negara spanyol. Jumlah

tim sepakbola yang awalnya ikut berpartisipasi dan saling berkompetisi

menangkan pertandingan sepakbola terbesar di spanyol ini sebanyak 59 tim.

Dengan jumlah tim sebanyak itu, La Liga selalu menyuguhkan pertandingan

menarik setiap pagelaranya.

Setiap tahunya, La Liga secara rutin digelar. Kini tim yang ikut

meramaikan berkompetisi meraih gelar juara La Liga hanya berjumlah 20

tim. Dari awal diadakan pada 1929 hingga 2010 lalu, kemenangan terbanyak

diraih oleh tim kesebelasan real madrid dengan jumlah kemenangan

terbanyak 31 kali. Peringkat real Madrid diikuti oleh musuh sejatinya yaitu

Barcelona dengan jumlah kemenangan mencapai 20 kali.

Pada tahun-tahun awal perayaan La Liga, kemenangan dicapai oleh tim

yang lebih variasi. Beberapa tim seperti atletico bilbao, Valencia, real

sociadad, deportivo, real betis dan sevilla juga pernah ikut merasakan

kegembiraan sebagai tim juara. Meskipun secara jumlah, kemenangan

tim-tim tersebut masih jauh berada di bawah kemenangan tim-tim besar real Madrid

dan Barcelona.

2.5 Perempuan Sebagai khalayak

Khalayak dalam bahasa inggris berarti audience. Sedangkan dalam

bahasa Indonesia artinya adalah orang banyak, orang ramai, publik, kelompok

(32)

Khalayak merupakan konsep dalam ilmu komunikasi, artinya

masyarakat manusia menjadi tujuan Dari penyampaian isi pernyataan.

Sedangkan proses komunikasi kepada manusia lebih mudah jika

dibandingkan dengan khlayak. Hal ini sangat beralasan, sebab manusia

tertentu mungkin sudah kita kenal yang terdiri dari satu atau beberapa orang.

Khalayak itu sendiri dalam konteks komunikasi memiliki pengertian, suatu

proses organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada public

secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari,

di gunakan, dan konsumsi oleh audience itu sendiri (Senjaja,2002:5)

Khalayak dikatakan aktif apabila sesorang menggunakan media massa

untuk memenuhi kebutuhanya dan mencapai tujuan. Jadi yang menjadi

masalah adalah bukan bagaimana media massa mengubah sikap khalayak

tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi serta kebutuhan sosial

khalayak.

Makhluk tuhan yang bernama perempuan memang mempunyai

keunikan tersendiri, sejak membahas mengenai asal kejadianya, kadar

rasionalitasnya, kodratnya sapai kepada peran-peranya dalam rumah tangga.

Sementara itu cukup banyak pandangan sinis dilontarkan keada kaum

perempuan, lebih lagi aabila dikaitkan dengan islam yang lebih banyak

dipahami sebagai penganut paham paternalistik. Akibatnya seolah-olah islam

mendiskreditkan kaum ini dari peraan sertanya dalam panggung kehidupan

(33)

Secara discreet, di dunia ini yang diakui sebagai manusia “lumrah”

adalah manusia ang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Meskipun

menyandang predikat sebagai manusia “lumrah”, akan tetapi terdapat

ketimpangan di antara keduanya, represi (penindasan) yang sungguh luar

biasa. Laki-laki menguasai perempuan dalam berbagai bidang

kehidupan.(syafiq hasyim,2005:5)

Perempuan merupakan makhluk lemah lembut dan penuh kasih sayang

karena perasaanya yang halus. Secara umum sifat perempuan yaitu

keindahan, kelembutan serta rendah hati dan memelihara. Demikianlah

gambaran perempuan yang sering terdengar di sekitar kita. Perbedaan secara

anatomis dan fisiologis menyebabkan pula perbedaan pada tingkah lakunya,

dan timbul juga perbeaan dalam hal kemampuan, selektif terhadap

kegiatan-kegiatan intensional yang bertujuan dan terarah dengan kodrat perempuan.

Adapaun pengertian perempuan sendiri secara etimologis dalam

bukunya zaitunah subhan adalah perempuan berasal dari kata empu yang

artinya dihargai. Lebih lanjut zaitunah menjelaskan pergeseran istilah dari

wanita ke perempuan. Kata wanita dianggap berasal dari bahasa sansekerta,

dengan dasar wan yang berarti nafsu. Jadi secara simbolik mengubah

penggunaan kata wanita ke perempuan adalah mengubah objek menjadi

subjek. Tetapi dalam bahasa inggris wan di tulis dengan kata want atau men

dalam bahasa belanda, wun dan schen dalam bahasa jerman. Kata tersebut

(34)

bentuk lampaunya wanted. Jadi, wanita adalah who is being wantef (sesorang

yang dibutuhkan) yaitu sesorang yang diingini.

Para ilmuwan seperti plato mengatakan bahwa perempuan di tinjau dari

segi kekuatan fisik maupun spiritual, mental perempuan lebih lemah dari

laki-laki, tetapi perbedaan tersebut tidak menyebabkan adanya perbedaan dalam

bakatnya.(murtadlo, 1995:108) sedangkan gambaran tentang perempuan

menurut pandangan yang didasarkan pada kajian media, psikologis dan sosial,

terbagi atas dua faktor, yaitu faktor fisik dan psikis.

Secara biologis dai segi fisik, perempuan dibedakan menjadi atas

perempuan lebih kecil dari laki-laki, suarana lebih halus, perkembangan

tubuh perempuan terjadi lebih dini, kekuatan perempuan tidak sekuat laki-laki

dan sebagainya. Perempuan mempunyai sikap pembawaan yang kalem,

perasaan perempuan lebih cepat menangis dan bahkan pingsan apabila

menghadapi persoalan berat. Sementara kartini kartono mengatakan, bahwa

perbedaan fisiologis yang alami sejak ahir pada umunya kemudian di perkuat

oleh struktur kebudayaan yang ada, khususnya oleh adat istiadat, sistem sosial

ekonomi serta pengaruh pendidikan.(kartini, 1989:4)

Kalangan feminis dalam konsep gendernya mwngatakan, bahwa

perbedaan suatu sifat yang melekat baik pada kaum laki-laki maupun

perempuan hanya sebagai bentuk stereotipe gender. Misalnya, perempuan itu

dikenal lemah lembut, kasih sayang, aggun, cantik, sopan, emosional, keibuan

dan perlu perlindungan.(mansour, 1996:8). Sementara laki-laki dianggap

(35)

tersebut meruakan sifat yang dapat dipertukarkan. Berangkat dari asumsi

inilah kemudian muncul brbagai ketimpangan diantara laki-laki

danperempuan.

Seorang tokoh fenimisme, broverman mengatakan bahwa manusia baik

laki-laki maupun perempuan dicipatakan mempunyai ciri biologis (kodrati)

tertentu. Manusia jenis laki-laki adalah manusia yang berkumis, memiliki

dada yang datar, memiliki penis, memiliki jakala (jawa: kala menjig) dan

memproduksi sperma. Sedangkan peremouan memiliki alat reproduksi

seperti, rahim dan saluran untuk melahirkan, memproduksi telur, memiliki

vagina, mempunyai alat menyusui (payudara), mengalami haid dan

menopouse, alat-alat tersebut secara biologis melekat ada manusia jenis

laki-laki dan perempuan selamanya dan tidak bisa ditukar.(lily,1999:92)

2.6 Pendekatan Uses and Gratifications

Pendekatan ini membahas tentang kegunaan media massa dan

kebutuhan khalayak pada media massa. Permasalahan disini adalah bukan

bagaimana media massa mengubah sikap khalayak tapi bagaimana media

memenuhi kebutuhan pribadi dan kebutuhan social khalayak. Jadi

penekanannya ada pada khalayak yang aktif menggunakan media untuk

mencapai tujuan yang spesifik. Teori dan pendekatan ini tidak mencakup atau

mewakili keseluruhan proses komunikasi, karena sebagian besar perilaku

audience hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan

mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses penerimaan. Pendekatan

(36)

dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu

atau adregasi individu (burhan,2006:284). Menurut teori ini, khalayak ramai

bukanlah dianggap sebagai penerima atau korban pasif media massa. Para

pendukung perspektif ini secara jelas mengatakan bahwa orang secara aktif

menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhan tertentu yang dapat

dispesifikasi. Jadi perspektif baru ini menjadi suatu sumbangan yang penting

dan realistis dengan menekankan bagaimana khalayak mempengaruhi secara

positif pengalaman media mereka sendiri. Bukannya menanyakan apa yang

media lakukan terhadap orang-orang, justru para peneliti membalikkan

pertanyaan itu menjadi apa yang orang lakukan dengan media? (Elihu

Katz,1997:39)

Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses)

isi media untuk mendapatkan pemenuhan (gratifications) atas kebutuhan

seseorang. Dalam hal ini sebagian besar perilaku audience akan dijelaskan

melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan (interest).

Kepuasan yang diperoleh dari media ini terbagi menjadi : Gratifications

Sought danGratifications Obtained. Palmgreen menjelaskan bahwa :

“Gratifications sought merupakan kepuasan yang dibayangkan akan diperoleh

seseorang jika ia menggunakan media tertentu. Gratifications Obtained

merupakan kepuasan nyata yang diperoleh setelah seseorang menggunakan

media tersebut. Gratifications Sought datang secara logis dan semantara

sebelum terjadi aktifitas terpaan media. Perilaku mencari kepuasan lebih

(37)

Tori uses and gratifications adalah perluasan eori kegunaan dan

kepuasan mencerminkan suatu kecendrungan sehat yang juga hadir dalam

sebagian studi paling awal khalayak media. Dengan berbagai cara, beberapa

penyelidik terdahulu telah mendokumentasikan bagaimana orang dengan

sengaja menggunakan media untuk kepentingan pribadi dan social mereka

(James Lull,2007:107). Katz dan kawan-kawan juga menggambarkan logika

yang mendasari penelitian terhadap kegunaan dan kepuasan sebagai berikut :

(Gambar1). (McQuai,1985:84).

Gambar 1,1

Bagan Logika penelitian uses and gratifications

Teori uses and gratifications adalah perluasan dari sikap yang

merupakan cluster non linear dari keyakinan, evaluasi, dan persepsi

keyakinan, evaluasi dan persepsi ini member individu kebebesan bagaimana

mereka mengkonsumsi media. Pada dasarnya sikap orang terhadap media di

tentukan oleh keyakinan dan evaluasi akan media yang bersangkutan

(Jalaluddin,1997:65).

Konseptualisasi model uses and gratifications di gambarkan sebagai “a

(38)

model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang di lakukan

orang terhadap media pada diri orang akan tetapi lebih dia lebih tertarik pada

apa yang dilakukan media orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap

secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhanya. Dalam

pendekatan ini mengandung pengertian bahwa penggunaan media hanyalah

salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap

sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi.

Ada beberapa kebutuhan-kebutuhan khalayak yang sering di sebut

dapat dipenuhi oleh media massa, antara lain :

a. Pengawasan (survelience),

b. pengetahuan,

c. informasi,

d. kesenangan, (excitement),

e. pengalihan (diversion),

f. hiburan (entertainment),

g. pelarian (escape),

h. mengisi waktu (filling time),

i. relaksasi (relaxation),

j. nasihat (advice),

k. pedoman (guidance)

l. penguatan (reinforcement)

m. kegunaan komunikasi (communication untility)

(39)

o. kegunaan antar pribadi (interpersonal utility)

Ketz, Gurevitch, dan hass mendaftar 35 kebutuhan yang diambil dari

fungsi social dan psikologi dari media massa, dan kemudian

menggelombangkan kanya ke dalam lima kategori :

1. congnitive needs (acquiring information, knowledge, and understanding)

2. affective needs (emotional, pleasurable, or aesthetic experience)

3. personal integrative (strengthening credibility, confidence, stability, and

status)

4. social integrative needs (strengthening contacs with family, friends, etc)

5. tension integrative needs (escape and diversion).

Menurut alexis S. Tan dalam mass communication teories & research”,

bahwa ada perbedaan dalam melakukan pendekatan untuk mengukur

kebutuhan khalayak dan fungsi media massa dalam studi uses and

gratifications berdasar pada suatu perangkat asumsi yang sama yaitu :

1. Penggunaan media mengarah pada suatu tujuan. Khalayak menggunakan

media massa untuk memuaskan kebutuhanya yang spesifik. Kebutuhan

tersebut berkembang sesuai dengan lingkungan social.

2. Khalayak memilih media dan jenis isi media untuk memenuhi

kebutuhanya. Jadi khalayak memprakarsai proses komunikasi massa, dan

mereka lebih siap dalam menyesuaikan media kepada kebutuhanya

(40)

3. Terdapat perbedaan-perbedaan sumber lain untuk memuaskan kebutuhan

khalayak dan media massa harus menyainginya. Sumber-sumber

kebutuhan non media ini misalnya adalah keluarga.

4. Khalayak sadar akan kebutuhanya yang dapat dipenuhinya bila

dikehendaki khalayak yang sadar akan alas an mengapa mereka

menggunakan media massa.

Menurut denis McQuail bahwa, sejumlah daftar inventarisasi

menyangkut kepuasan, kesengangan, dan pemakaian terhadap khalayak

media atau teori uses and gratifications, yang mencerminkan tingkat

keteraturan dan predisibilitas yang meyakinkan. Hal tersebut

sekurang-kurangnya sudah cukup untuk dijadikan sebagai kerangka dasar kepuasan

individu (anggota khalayak) yang searah dan melengkapi kerangka yang

dibuat berdasarkan pandangan masyarakat, sebagimana yang telah

dikemukakan terdahulu. Kerangka dasar kepuasan dibawah ini dikutip dari

tipologi yang disarankan oleh McQuail dan kawan-kawan, yaitu :

1. Informasi

- Mencari berita tentang periswtiwa dan kondisi yang berlaku dengan

lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia.

- Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat

dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.

- Memuaskan rasa ingin tau dan minat umum.

- Belajar, pendidikan diri sendiri.

(41)

2. Identitas pribadi

- Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.

- Menemukan model perilaku.

- Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media).

- Menigkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

3. Integrasi dan interaksi sosial

- Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain dan menigkatkan

rasa memiliki.

- Menemukan bahan percakapan dan interaksi social.

- Memperoleh teman.

- Membantu menjalankan peran social.

- Memungkinkan sesorang untuk dapat menghubungi sanak saudara,

teman dan masyarakat.

4. Hiburan

- Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.

- Bersantai.

- Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.

- Mengisi waktu.

- Penyaluran emosi

- Membangkitkan gairah seks.

2.7 Teori Kebutuhan

Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau

(42)

dorongan yang ada dalam diri. Apabila pegawai kebutuhanya tidak terpenuhi

maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika

kebutuhanya terpenuhi maka pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku

yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.

Abraham maslow mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia

adalah sebagai berikut (mangkunegara,2002) :

a. Kebutuhan fisiologis, kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat

terendah disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.

b. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman,

bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.

c. Kebutuhan untuk merasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh

kelompok, berafiliasi, berinteraksi dan kebutuhan untuk mencintai serta

dicintai.

d. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk di hormati dan dihargai

oleh orang lain.

e. kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk

menggunakan kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan untuk

berpendapat dengan mengemukakan ide-ide memberi penilaian dan kritik

terhadap sesuatu.

2.8 Kerangka Ber fikir

Menurut Effendy (2000:19-20) dengan banyaknya televisi swasta,

khalayak pemirsa banyak diitungkan karena dapat memilih materi yang

(43)

sejumlah kebutuhan yang dimiliki khalayak melalui acara-acara yang

disiarkan. Menitik beratkan isi media pada apa yang diinginkan khalayak,

berarti mengansumsikan khalayak menggunakan media (memilih isi) bukan

merupakan kegiatan yang kebetulan atau dipengaruhi factor eksternal,

melainkan suatu perilaku yang didorong oleh motif tertentu. Pernyataan

bahwa televisi sebagai media massa yang mampu memnuhi sejumlah

kebutuhan khalayak berangkat dari asumsi teori uses and gratifications yang

menyatakan bahwa pada dasarnya setiap individu memiliki kebutuhan yang

harus dipenuhi. Yakni kebutuhan informasi, identitas personal, integrasi dan

interaksi social dan hiburan.

Penilitian ini, peneliti berusaha mengetahui motif perempuan di

Surabaya dalam menonton tayangan La Liga 2012-2013 di trans tv. Peneliti

berusaha mengetahui hal tersebut diatas melalui motif seseorang terhadap

objek yang disebabkan karena kondisi yang mempengaruhi pandangan

seseorang, latar belakang pengetahuan (frame of reference) yang berbeda,

budaya dan psikologis individu yang berbeda. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada bagan dibawah ini:

(44)

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1 Definisi Operasional

Pada penelitian ini, peneliti tidak membicarakan hubungan antara

variabel sehingga tidak ada pengukuran variabel x dan y. Penelitian ini

difokuskan pada motif perempuan di surabaya dalam menonton

tayangan La Liga 2012-2013 di Trans TV, sehingga penelitian ini

menggunakan metode penelitian survey dengan type analisis deskriptif

untuk menggambarkan dan menjelaskan motif para perempuan di

Surabaya tersebut.

1. Motivasi

Dalam hal ini motivasi dapat dioperasionalkan sebagai

semua penggerak alasan – alasan atau dorongan – dorongan dari

dalam diri manusia yang menyebabkan berbuat sesuatu. Motif timbul

karena adanya kebutuhan dengan kata lain motif merupakan ciri dari

kebutuhan.

Motif yang digunakan dalam penelitian ini adalah motif

yang dikemukakan oleh McQuail yaitu motif informasi, motif

identitas personal, motif integrasi dan interaksi sosial serta motif

hiburan. Adapun indikator dari keempat motif tersebut dapat

(46)

1. Motif Kognitif

Motif Kognitif yaitu kebutuhan akan informasi dan

kebutuhan untuk mencapai tingkat tertentu yang diinginkan,

misalnya memuaskan rasa ingin tau pertandingan sepak bola La

Liga 2012-2013 dan minat umum atau mencari berita tentang

sepak bola di ta tayangan La Liga 2012-2013. Individu dalam

menonton tayangan La Liga di Trans Tv bertujuan untuk mencari

berita atau informasi, antara lain :

a. Ingin mengetahui berbagai tips dan triks dalam bermain

sepakbola yang baik dan benar.

b. Ingin mengetahui proses seleksi pemain sepakbola profesional

yang diselenggararakan oleh pihak La Liga.

c. Ingin mengetahui usaha dan perjuangan yang dilakukan oleh

para pemain untuk menjadi juara La Liga 2012-2013.

d. Keinginan untuk melihat aksi-aksi kapten dari masing-masing

tim pemain.

e. Keinginan untuk menantikan siapakah pemain terbaik selama

pertandingan Piala La Liga 2012-2013.

f. Keinginan untuk mengetahui pemain yang mencetak gol

selama pertandingan piala La Liga 2012-2013.

2. Motif identitas pribadi

Motif identitas pribadi yaitu kebutuhan untuk menggunakan

(47)

kehidupan atau situasi pribadi masing-masing. Misalnya seperti

rasa kagum pribadi kepada para pemain La Liga 2012-2013 untuk

menjadi panutan dalam bidang sepak bola. Dalam hal ini

berkaitan dengan keinginan pribadi untuk memperkuat atau

menonjolkan sesuatu yang penting dalam diri sendiri, antara lain :

a. Untuk mengidentifikasi persamaan personal antara pemain La

Liga 2012-2013, dengan dirinya sendiri atau orang

terdekatnya.

b. Menemukan figure yang pantas dijadikan sebagai inspirator.

c. Menonton tayangan piala La Liga 2012-2013 sebagai bukti

penggemar fanatik sepak bola.

d. Menemukan pemahaman menjalani kehidupan untuk

mendapatkan cita-citanya agar bisa terwujud.

e. Ingin menemukan pemain yang menurutnya sesuai dengan

selera pribadi.

3. Motif integrasi dan interaksi sosial

Motif integrasi dan interaksi sosial yaitu keingian untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar untuk mengikuti

keadaan sekitarnya yaitu peserta sekolah sepak bola disurabaya

dengan motif ingin meningkatkan hubungan baik dengan orang

lain. Dalam hal ini berkaitan dengan keinginan individu untuk

berhubungan dengan orang lain atau suatu nilai tertentu, antara

(48)

a. Keinginan agar terlihat lebih menonjol dari orang lain.

b. Untuk memupuk sportifitas dalam persahabatan.

c. Untuk memupuk sportifitas dalam kompetisi.

d. Ingin memiliki bahan pembicaraan tentang piala La Liga

2012-2013 di lingkungan sekitar.

4. Motif hiburan

Motif hiburan yaitu keinginan untuk melepaskan diri dari

kejenuhan, tekanan dan kebutuhan akan hiburan yaitu motif

perempuan di surabaya dalam menonton tayangan La Liga

2012-2013 adalah untuk melepaskan diri dari kejenuhan, bersantai

setelah seharian penuh beraktivitas dan melepaskan ketegangan

atau hanya untuk mengisi waktu luang sehingga memperoleh

kenikmatan jiwa dan raga. Dalam hal ini berkaitan dengan

keinginan individu untuk melepaskan diri dari kejenuhan, antara

lain :

a. Ingin mendapatkan kesenangan dengan menonton

pertandingan Piala La Liga 2012-2013.

b. Dengan mengikuti nobar atau nonton bareng sebagai salah satu

hiburan masyarakat perkotaan.

c. Ingin melihat komentatornya yang menarik.

d. Ingin menghilangkan stress dari aktivitas sehari-hari.

e. Ingin menantikan kuis yang diadakan oleh ihak stasiun televisi

(49)

f. Keinginan melihat proses terjadinya gol-gol spektakuler.

2. Piala La Liga 2012-2013

La liga/Primera Division adalah sebuah kompetisi yang dikuti

oleh klub-klub sepakbola di seluruh penjuru Spanyol.Liga Spanyol

atau Liga de Fútbol Profesional (“Liga Sepak Bola Profesional”),

biasa dikenal dengan nama La Liga atau Primera División adalah

liga sepak bola paling tinggi di Spanyol. Didirikan pada tahun 1929,

liga ini secara teratur mengadakan kompetisi tahunan. Pada saat ini,

ada 20 kesebelasan tim yang tergabung di dalamnya. Tim yang

meraih gelar juara terbanyak hingga ialah Real Madrid dengan 31

kali disusul FC Barcelona dengan 20 kali. Hanya ada tiga tim

sepanjang sejarah La Liga yang belum pernah terdegradasi,

yaitu Real Madrid, FC Barcelona, dan Athletic Bilbao.

Liga Spanyol memiliki peraturan yang ketat di Spanyol, dan

transfer antara tim jauh lebih terbatas daripada di Inggris. Spanyol

dan Uni Eropa pemain tidak dapat beralih di antara tim di divisi yang

sama selama satu musim, dan tim mendaftarkan skuad tim tetap

pertama dari 25 pemain sepakbola tahun seluruh. Sebuah jendela

namun tidak membuka selama satu bulan dari pertengahan

Desember memungkinkan pemain yang tidak bermain lebih dari

mengatakan empat game untuk klub mereka di musim yang akan

ditransfer. pemain tim pertama memakai angka satu sampai 25, dan

(50)

terbatas pada empat per skuad sejak musim 2000/2001, dengan

hanya tiga diperbolehkan di lapangan bermain pada waktu yang

sama. Ini akan berkurang pada tahun-tahun mendatang.

(51)

3.1.2 Pengukuran Variabel

Pengukuran motif ini diukur melalui pemberian skor dengan

menggunakan modifikasi model skala Likert (skala sikap). Metode ini

merupakan metode pengskalaan pernyataan sikap dengan menggunakan

distribusi respon sebagai dasar penentuan skalanya. Untuk melakukan

pengskalaan dengan menggunakan model ini, responden diberi daftar

pernyataan mengenai motif dan setiap pernyataan akan disediakan

jawaban yang harus dipilih oleh responden untuk menyatakan

ketidaksetujuannya (Singaribumbun, 1995:111). Pilihan jawaban

masing–masing pernyataan golongan dalam empat macam kategori,

yaitu “Sangat Tidak Setuju” (STS), “Tidak Setuju” (TS), “Setuju” (S),

“Sangat Setuju” (SS).

Dalam penelitian ini tidak digunakan alternatif jawaban ragu–

ragu (undecided), alasannya menurut Hadi (2004:20) adalah sebagai

berikut :

a. Kategori undecided memiliki arti ganda, bisa diartikan belum dapat

memberikan jawaban netral dan ragu–ragu. Kategori jawaban yang

memiliki arti ganda (multi interpretable) ini tidak diharapkan dalam

instrument.

b. Tersedianya jawaban ditengah menimbulkan kecenderungan

menjawab ketengah (central tendency effect), terutama bagi mereka

yang ragu – ragu akan kecenderungan jawabannya.

(52)

penelitian hingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat

dijaring oleh responden.

Pada tahap selanjutnya, empat kategori jawaban diatas akan

diberi nilai sesuai dengan jawaban yang dipilih oleh responden.

Sedangkan pemberian nilainya adalah sebagai berikut :

Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1

Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2

Setuju (S) : diberi skor 3

Sangat Setuju (SS) : diberi skor 4

Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan skor dari setiap

item dari tiap – tiap angket, sehingga diperoleh skor total dari setiap

pernyataannya tersebut untuk masing – masing individu.

Selanjutnya, tiap – tiap indikator untuk motif diukur melalui

pernyataan – pernyataan yang terdapat pada angket. Kemudian

jawaban yang telah dipilih, diberi skor dan ditotal. Total skor dari

tiap kategori, dikategorikan kedalam 3 interval, yaitu rendah, sedang,

tinggi. Penentuan interval dilakukan dengan penggunaan range.

Range masing – masing kategori ditentukan dengan :

R (Range) =

Gambar

Gambar 1,1  Bagan Logika penelitian uses and gratifications
Gambar 2,2  Bagan kerangka berfikir penelitian motif perempuan di surabaya dalam
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
+7

Referensi

Dokumen terkait

better accuracy than PCA and the best accuracy is achieved by LDA using 10-fold cross validation, namely 81.08% for images in the cropped data set, 62.66% for images in the

& LAYANAN PEND... ASTRA

Middle Range Theory tersebut tidak lain merupakan induk keilmuan dari teori aplikasi ( Applied Theory ) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Gaya

Laporan Akhir ini berjudul “ Aplikasi sensor Passive Infrared Receiver (PIR) pada smart room system berbasis Mikrokontroler ATmega 8535 ”.. Tujuan utama dari Laporan

Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk melihat budaya organisasi pada salah satu perusahaan Network marketing yaitu Amway dengan sistem Network 21

Yettie Wandansari, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang telah memberikan saran dan petunjuk berharga ketika awal

Namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen pengumpulan data sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data yang

Pengalatnan pertama seorang anak yang diperoleh pada awal kehidurannya melllPunyai pengaruh yang sangat pcnting bagi pcrkembangan anak selanjutnya karena apa yang