• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Reformasi Perpajakan Daerah terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Purwakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Reformasi Perpajakan Daerah terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Purwakarta."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

Influence of Local Tax Reform To Local Tax Revenue The District Purwakarta

The objectives of this research to analize the influence of local tax reform to local tax revenue. The author conducted research at Kantor Dinas Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Purwakarta.

The method used is descriptive method. Data collection technique include inteviews, questionnaire and litelature study. The author conducted an analysis of data obtained with help of SPSS for Windows version 13.00. To test the research instruments the author uses the calculation of test validity, reliability and normality, where the statistical calculation use a simple regression.

Of statistical test result concluded that there were significant effects of local tax reform to local tav revenues. It can be seen from the results calculated coefficient of determination (R2) of 23.1%, which means that there is a significant relationship between the Regional Tax Reform on Local Tax Revenue and the remaining 76.9% is influenced by other factors such as the rate of inflation.

(2)

viii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Pengaruh Reformasi Perpajakan Daerah Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Purwakarta

Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Reformasi Perpajakan Daerah Terhadap Penerimaan Pajak Daerah. Penulis melakukan penelitian pada Kantor Dinas Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Purwakarta.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, penyebaran kuesioner dan studi kepustakaan. Penulis melakukan analisis terhadap data yang diperoleh dengan bantuan SPSS for Windows version 13.00. Untuk pengujian instrumen penelitian digunakan perhitungan uji validitas, reliabilitas dan normalitas, sedangkan untuk perhitungan statistiknya menggunakan regresi sederhana.

Berdasarkan hasil pengujian statistik, terdapat pengaruh yang signifikan antara Reformasi Perpajakan Daerah terhadap Penerimaan Pajak Daerah. Hal ini dapat dilihat dari hasil hitung koefisien determinasi (R2) sebesar 23,1%, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara Reformasi Perpajakan Daerah terhadap Penerimaan Pajak Daerah dan sisanya sebesar 76,9% dipengaruhi oleh faktor lain seperti laju inflasi.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PENGESAHAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Maksud Penelitian ... 6

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka... ... 8

2.1.1 Pajak ... 8

2.1.1.1 Pengertian Pajak... 8

2.1.1.2 Fungsi Pajak ... 9

(4)

x

Universitas Kristen Maranatha

2.1.1.4 Tata Cara Pemungutan Pajak ... 10

2.1.1.5 Timbul dan Hapusnya Utang Pajak ... 12

2.1.1.6 Hambatan Pemungutan Pajak ... 13

2.1.1.7 Tarif Pajak ... 14

2.1.2 Pajak Daerah ... 16

2.1.2.1 Jenis Pajak Daerah ... 16

2.1.3 Reformasi Perpajakan Daerah ... 17

2.1.4 Penerimaan Pajak Daerah ... 19

2.1.4.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak ... 19

2.1.4.2 Tolak Ukur Penerimaan ... 19

2.2 Kerangka Pemikiran ... 20

2.3 Hipotesis ... 24

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 25

3.1.1 Sejarah Singkat Dinas Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Purwakarta... 25

3.1.2 Visi dan Misi Dinas Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Purwakarta ... ... 26

3.1.2.1 Visi Dinas Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Purwakarta ... 26

3.1.2.2 Misi Dinas Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Purwakarta ... 27

3.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Purwakarta ... 27

3.1.3.1 Tugas Pokok Dinas Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Purwakarta ... 27

3.1.3.2 Fungsi Pokok Dinas Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Purwakarta ... 27

3.2 Metode Penelitian... .... 28

3.2.1 Metode Penelititian Yang Digunakan ... 28

(5)

3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 32

3.2.3.1 Populasi Penelitian ... 32

3.2.3.2 Sampel Penelitian... 32

3.2.4 Jenis dan Sumber Data ... 32

3.2.4.1 Jenis Data... .... 32

3.2.4.2 Sumber Data... 33

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data... .... 33

3.2.6 Teknik Pengujian Data... .... 35

3.2.6.1 Uji Validitas... .... 35

3.2.6.2 Uji Reliabilitas... .... 35

3.2.6.3 Uji Normalitas... .... 36

3.2.6.4 Uji Linier Sederhana... .... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian... 38

4.1.1 Uji Validitas... .... 38

4.1.2 Uji Reliabilitas... .... 39

4.2 Analisis Deskriptif Data Penelitian ... 40

4.2.1 Variabel Reformasi Perpajakan... 41

4.2.2 Variabel Penerimaan Pajak Daerah... .... 49

4.3 Analisis dan Hasil Penelitian... .... 57

4.3.1 Uji Normalitas... .... 57

4.3.2 Analisis Persamaan Regresi Linier Sederhana... .... 58

4.3.3 Analisis Koefisien Determinasi... 60

4.3.4 Pembahasan Pengujian Hipotesis... .... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS ... 67

(6)

xii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

(7)

DAFTAR TABEL

(8)

Daftar Tabel xvii

xiv

Universitas Kristen Maranatha

Tabel 4.18 Persepsi Responden Tentang Pernyataan Pada Variabel Y Nomor 3 .... 52

Tabel 4.19 Persepsi Responden Tentang Pernyataan Pada Variabel Y Nomor 4 .... 53

Tabel 4.20 Persepsi Responden Tentang Pernyataan Pada Variabel Y Nomor 5 .... 53

Tabel 4.21 Persepsi Responden Tentang Pernyataan Pada Variabel Y Nomor 6 .... 54

Tabel 4.22 Persepsi Responden Tentang Pernyataan Pada Variabel Y Nomor 7 ... 55

Tabel 4.23 Persepsi Responden Tentang Pernyataan Pada Variabel Y Nomor 8 .... 55

Tabel 4.24 Persepsi Responden Tentang Pernyataan Pada Variabel Y Nomor 9 .... 56

Tabel 4.25 Persepsi Responden Tentang Pernyataan Pada Variabel Y Nomor 10 .. 57

Tabel 4.26 Hasil Uji Normalitas ... 58

Tabel 4.27 Hasil Perhitungan Nilai Koefisien Persamaan Regresi ... 59

Tabel 4.28 Analisis Koefisien Determinasi ... 60

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Output SPSS

(10)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era desentralisasi fiskal seperti sekarang ini, fungsi dan peran pajak sebagai salah satu sumber penerimaan negara sangatlah penting. Sejalan dengan otonomi daerah masalah perimbangan keuangan pusat dan daerah merupakan salah satu elemen penting yang perlu dilakukan, dalam kaitannya dengan pelaksanaan otonomi daerah. Sebagaimana umumnya bahwa sumber penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagian besar didapat dari Pemerintah Pusat berupa Dana Perimbangan, sementara kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) relatif kecil. Ketergantungan Pemerintah Daerah terhadap Dana Perimbangan yang sedemikian besar tidak dapat dihindari, mengingat keterbatasan sumber pendapatan daerah yang ada (http://www.bappedapurwakarta.net).

(11)

Bab I. Pendahuluan 2

Pada Tahun 2010, Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah guna menopang kemampuan keuangan daerah dalam menggali sumber-sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan sangat mutlak harus ditingkatkan dalam upaya mendukung ketahanan fiskal daerah. Penerimaan pendapatan terutama PAD diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi daerah. Dalam rangka pencapaian hal tersebut diupayakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah melalui pemungutan dan penggalian potensi sumber-sumber pendapatan baru yang tidak menghambat iklim investasi, serta tidak memberatkan masyarakat kecil maupun para pelaku usaha lainnya (http://www.bappedapurwakarta.net).

Dengan adanya reformasi perpajakan, yaitu Penyempurnaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah serta Retribusi Daerah yang menggantikan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000, yakni tentang adanya perubahan-perubahan yang bertujuan untuk memberikan kewenangan kepada daerah dalam perpajakan dan retribusi. Sejalan dengan makin besarnya tanggung jawab daerah dalam penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan akuntabilitas daerah dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan sekaligus memperkuat otonomi daerah, serta memberikan kepastian bagi dunia usaha mengenai jenis-jenis pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah (Penjelasan atas Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah).

(12)

Bab I. Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha dengan memperluas basis pajak daerah dan memberikan kewenangan bagi daerah dalam penetapan tarif. Perluasan basis pajak tersebut dilakukan sesuai dengan prinsip pajak yang baik. Pajak dan retribusi tidak menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan atau memperlambat mobilitas penduduk, lalu lintas barang dan jasa antar daerah dan kegiatan ekspor-impor. Pungutan retribusi atas izin masuk kota, retribusi atas pengeluaran atas pengiriman barang dari suatu daerah ke daerah lain dan pungutan atas kegiatan ekspor-impor tidak dapat dijadikan sebagai objek pajak atau retribusi (Penjelasan atas Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah).

Berdasarkan pertimbangan tersebut, perluasan-perluasan basis pajak dilakukan dengan memperluas basis pajak yang sudah ada, mendaerahkan pajak pusat dan menambah jenis pajak baru. Berkaitan dengan pemberian kewenangan dalam penetapan tarif untuk menghindari penetapan pajak yang tinggi yang dapat menambah beban bagi masyarakat secara berlebihan, daerah hanya diberi kewenangan untuk menetapkan tarif pajak dalam batas maksimum yang ditetapkan dalam undang-undang ini. Selain itu, untuk menghindari perang tarif pajak antar daerah untuk objek yang mudah bergerak, seperti kendaraan bermotor, dalam undang-undang ini ditetapkan juga tarif minimum untuk Pajak Kendaraan Bermotor (Penjelasan atas Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah).

(13)

Bab I. Pendahuluan 4

diubah dari represif menjadi preventif. Setiap peraturan daerah tentang pajak dan retribusi sebelum dilaksanakan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari pemerintah. Selain itu, terhadap daerah yang menetapkan kebijakan dibidang pajak daerah dan retribusi daerah yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi akan dikenakan sanksi berupa penundaan atau pemotongan dana alokasi umum (Penjelasan atas Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah).

Dengan diberlakukannya undang-undang ini, kemampuan daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya semakin besar karena daerah dapat dengan mudah menyesuaikan pendapatan sejalan dengan adanya peningkatan basis pajak daerah dan diskresi dalam penetapan tarif. Dipihak lain, dengan tidak memberikan kewenangan kepada daerah untuk menetapkan jenis pajak dan retribusi baru akan memberikan kepastian bagi masyarakat dan dunia usaha yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakan (Penjelasan atas Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah).

Sesuai dengan prinsip kebijakan ekonomi yang mengedepankan kemandirian daerah dalam pembiayaan penyelenggaraan tugas dan kewenangannya, maka akan terus diupayakan agar PAD menjadi andalan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Secara umum ada empat (4) komponen pendapatan dalam PAD, yaitu Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Laba Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Pendapatan Dinas Daerah (http://www.bappedapurwakarta.net).

(14)

Bab I. Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha pendapatan daerah digunakan untuk membiayai administrasi pemerintah, membangun dan membiayai infrastruktur, menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan, serta pembiayaan lainnya (http://www.bappedapurwakarta.net).

Pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, digunakan untuk penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah (Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah).

Kabupaten Purwakarta, saat ini tumbuh menjadi salah satu daerah industri yang berkembang di Jawa Barat. Hal tersebut memungkinkan terjadinya peningkatan jumlah Subjek Pajak, baik Subjek Pajak orang pribadi maupun Subjek Pajak badan. Dengan strategi pencapaian target Pendapatan Asli Daerah yang ditempuh melalui evaluasi secara berkala terhadap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, melakukan verifikasi data terhadap para Wajib Pajak, perubahan regulasi tentang pajak daerah maupun retribusi daerah, serta peningkatan pelayanan terhadap permohonan izin maupun pengguna Retribusi Daerah, diharapkan akan meningkatkan penerimaan pajak daerah (Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2010).

(15)

Bab I. Pendahuluan 6

1.2 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang dipaparkan, maka penulis mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana reformasi perpajakan daerah di Kabupaten Purwakarta.

2. Seberapa besar pengaruh reformasi perpajakan daerah terhadap penerimaan pajak daerah di Kabupaten Purwakarta.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasikan data dalam rangka penyusunan skripsi, sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian sidang sarjana di Universitas Kristen Maranatha Bandung. 1.3.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

1. Untuk mengetahui bagaimana reformasi perpajakan daerah di Kabupaten Purwakarta

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh reformasi perpajakan daerah terhadap penerimaan pajak daerah di Kabupaten Purwakarta

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

(16)

Bab I. Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha 2. Sebagai sumber informasi bagi peneliti lain yang berminat pada masalah yang sama dan analisis yang dapat diperoleh dapat menjadi informasi bagi pihak yang memerlukan.

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai “Pengaruh Reformasi Perpajakan Daerah Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Purwakarta”, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil analisis deskriptis dapat disimpulkan reformasi perpajakan daerah di Kabupaten Purwakarta termasuk dalam kategori sangat baik.

2. Dari hasil analisis dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa variabel X (Reformasi Perpajakan Daerah) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y (Penerimaan Pajak Daerah) dengan persentase pengaruh sebesar 23,1%, sedangkan sisanya sebesar 76,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, berikut adalah saran yang dapat dijadikan masukan, diantaranya :

(18)

Bab V. Kesimpulan Dan Saran 64

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Anggito. 2005. Refleksi dan Gagasan Kebijakan Fiskal. Jakarta: Gramedia.

Cooper, Pamela S. 2006. Metode Riset Bisnis. PT Media Global Edukasi, Jakarta.

Jogiyanto. 2010. Metode Peneltian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-pengalaman. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun Anggaran 2010

Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Yogyakarta: Andi.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Resmi, Siti. 2009. Perpajakan, Teori dan Kasus. Salemba Empat, Jakarta.

Santoso, Singgih. 2010. Pelatihan SPSS Statistika Parametrik. Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta.

Soemarso, S.R. 2007. Perpajakan : Pendekatan Komprehensif. Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Sugianto. 2008. Pajak dan Retribusi Daerah. Gransindo.

Sugiyono. 2008. Metode Peneltian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suliyanto. 2007. Metode Riset Bisnis. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

(20)

66

Universitas Kristen Maranatha Waluyo. 2010. Perpajakan Indonesia. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia Buku II. Salemba Empat, Jakarta.

www.bappedapurwakarta.net

Referensi

Dokumen terkait

Contoh yang baik adalah pada jalur berbasis web yang mendukung dan meningkatkan jalur yang sudah ada yang dimiliki oleh MySAP.com, dimana pengunjung dapat mencari

 Melakukan pengawasan terhadap kedisiplinan kerja dan ketertiban bawahan baik yang bersifat operasional maupun administratif agar dapat bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung

BOSDA DIKMEN adalah program bantuan untuk operasional sekolah yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta kepada satuan pendidikan formal

Tujuan penelitian adalah merancang sebuah sistem filing dan e-Library secara online yang dapat menyajikan informasi tentang kasus-kasus yang sedang dikerjakan ataupun kasus

Jika pendidikan berharap agar anak didik mampu memiliki kedewasaan dan kematangan dalam mengamalkan hasil yang diperoleh sehingga anak didik menjadi “pemikir”

Fungsi pengadaan merupakan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia dalam usaha untuk memperoleh jenis dan jumlah SDM yang tepat, melalui proses pemanggilan, seleksi,

Penelitian ini menggunakan satu variable independen (kinerja keuangan), satu variabel dependen (Nilai Perusahaan) dan dua variabel moderasi ( Corporate Social

Perusahaan juga harus berhati-hati dalam menggunakan kebijakan hutang tersebut karena menurut trade of theory , semakin besar proporsi hutang perusahaan, semakin tinggi