~ibtlll
Jabal'
o
Senin0
Selasa0
Rabu0
Kamis0
Juma!0
Sabtu.
Minggu2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
18
__.!.! __~
_
2!__22
23_ 24e
26 27 28 29 30o
?eb () Mar <.' AprU
Me; () JIIII ( ) Jill () Ags ,) St'/' .Okt
9 ._( ) Nov " ) Des
Prof DR Armida Salsiah AlIsjahbal1ElSE MA Bandung, 16 Agustu 1960 Perempuan
Menikah
Arlisa Alisjahbana dan Ariana Alisjahbana
Andi Alisjahbana
Prof Mochtar Kusumaatmadja SitJ Chadldjah Saleh Anak kedua darl tlga bersaudara
PD I BidangAka4emit<f:E. Unpad
Nama. L.eng\<ap
TTI...
Jenls Kelamln Status Slpll Nama Putrl
NamaSuaml Nama A~ Nama IbU Dalam Keluarga
Jabatan Terakhlr
,-.----
-
-- -
---SiapLepas Jabatan
TERPlLlH menjadi ,menteri, ujar Armida, membuat ia harus siap
harus melepas ja-batannya di Universitas Padja, \ djaran. Sejak Mei 2007. putri
\
kedua dari tiga bersaudarapasangan Prof Mochtar Kusumaatmadja dan Siti,
,
Chadidjah
Salehini
tercatat sebagai Pemantu Dekan I
Bldang Akademik Fakultas Ekonomi Unpad.
"Tugas utarna saya kan di sana (Menteri), jadi dengan otomatis jabatan di sini akan dilepas. Meski begitu, saya tetap akan menjadi pengajar di
ungkin n tidak seperti
---..---.-I<lioing
Hum os
Unpod
2009
sebelumnya,n katanya.Guru besar dengan spesialisasi ekonomi makro ini pertama kali mengaJarpada 1987. namun baru rhenjadi CPNS.pada 1988. Baru setahun kemudian, ia diangkat menjadi PNS.
$elain sebagai Pembantu Dekan Bidang Kurikuhim, Armida juga
tercatat sebagai koordinator program pascasarjana Fak{Jltas Ekonoml. Pada 1996-2003
menjabat KetuaJurusan Ekonomi
dan Studi PembangunanFakultas Ekonomi Unpad.
Tulisan terbarunya ada dalam buku Rural Investment Climate in
Indbnesfa(Neil Mccuioh (ed» yang diterbitkanlSEAS,Singapurapada 2009 berjUdulTrends and Con-straints AssociatedwithLabOur Faced by Non-FormEnterprices
bersamaCrig Manlllng.Sebelumnya, tak kurang dari 19 buku pemah disentuh tulisannya. (Ida romlah)
-
-,PO:D
).
~
-
--
----
-.
--PROFESOR ,Armida Salsiah Alisjahbana tak pernah menyangka akan
menjadi menteri. Karena itu, ia,mengaku surprise saatmendapat
telepon dari Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Hatta Radjasa
pada Minggu (18/10) malam. Terlebih, tambah Armida, nomor yang
digunakan untuk meneleponnya, sama sekali tak ia kenaI.
"MAKANYA, saya kaget. Saat
itu,saya main angkat saja meski nomornya tak saya kenal. Tak tahunya Pak Hatta
I
yang telepon," ujar guru besar
Ekonomi Unpaq, itu kepada wartawan, Rabu (21/10).
Dalam obrolan di telepon itu, terang Armida, kepadanya Hatta sempat bertanya ten-,tang sejumlah hal, narnun
intinya mengajak dia untuk bergabung dalarn pemerintah-an SoesiloBarnbpemerintah-ang Yudhoy-ono (SBY)-BoediYudhoy-ono.
Setelah pembicaraan itu, esok paginya, Hatta kembali menelepon. I1Narnun kali itu, P* Hatta langsung meminta saya untuk datang ke kedi&-man SBY di Cikeas," tutur putri kedua mantan Menteri Kehakiman dan Luar Negeri di era Soeharto, Prof Mochtar Kusumaatmadja ini.
Karena itulah, kisab Armida, siang harinya, ia pun me-menuhi undangan SBY. Seperti para calon menteri lainnya, di Cikeas inilah ibu dua putri kelahiran Bandung 16 Agustus
1960 itu mengikuti
fit
andprop.
er
test."Saya.rasa (semua kandidat) sama/pada dasamya mereka diundang. Dan dalam pe,rte-muan dengan SBY.Boediono, lebih kepada pengarahan,
kesiapan dan sebagainya. Intinya adalah diajak tlntuk bergabung di pemerintahan," papamya.
Apa topik yang diperbin-cangkan dalam pertemuan Senin siang lalu itu? Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Ekonomi Unpad itu menuturkan, topik pembicar-aannya seputar bagaimana meJ:\empatkan perencanaan pembangunan. Baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Disinggung kesiapannya memenuhi undangan clan menjadi Menteri pemerintah-an SBY-Boediono, menurut
Doctor'ofPhilosophy
(PhD)
dalarn Bidang .Ekonomi Uni-versity of Washington, Seattle, Washin~on Amerika Serlkat, merllpakan panggilan. la pun siap menjalankan tug$ jika memaog dipercaya. I1Insya Allah," ucapnya mantap.
Meski begitu, Armida yang akhirnya terpilih menjadi Menteri Negara Petencanaan Pembangunan Nasional (pPN)/Kepala Badan Peren-canaan Pembangunan Nasion-al (Bappenas) ini masih enggan bercerita banyak terkait pro-grarn kerja atau langkah jang-ka pendek yang ajang-kan dilaku-kanIlya. I1Nanti saja setelah
pasti," ucap Armida. Saat wawancara berlangsung, statusnya memang masih kandidat menteri, bukan men-teri terpilih.
Sebagai orang yang lama berkecimpung dalam bidang ekonomi, bahk.m saat ini tercatat sebagaiTim Ahli Prakarsa Strategis Bappenas danTim Asistensi Menteri Keuangan untuk Asistensi Fiskal di Departemen Keuan-gan RI, Armida menjelaskan, tantangan pembangunan Indonesia lima tahun ke depan adalah memanfaatkan kesem-patan emas Indonesia untuk mentransformasikan diri se-cara ekonomi.
Telah terjaciiperu,RalJan saat ini, di manaharus adasin-erginitas anata otonomi dacr-ah dan dunia global. Dicontoh-kan, bagaimana Cina dan Brazilbisa membentuk citra negara yang baik, padahal beberapa tahun lalu dua nega-ra itu sangatlah buruk.
Kenal Dekat
dengan Pak Baed
JIKA pad a Hatta Radjasa,
Armida mengaku tak begitu mengenal, lain halnya kepada Profesor Boediono yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden. Kepada mantan Gubernur BI itu, perempuan yang menamatkan pendidi-kan Sekolah Oasar (SO)-nya di SO Taruna Bhakti Bandung ini mi;1ngakusudah menge-nalnya dengan cUkup lama. "Kebetulan kami sering bekerja sarna di bidang ekonomi. Kami kenai ketika (Boediono) masih menjabat Menko Perekonomian,"
ujarnya.
.Selain dengan Boediono, Armidajuga mengaku sudah cukup kenai dengan bebe-rapa menteri Indonesia Bersatu jilid 1 seperti calon
Menteri Keuangan Sri Mulyanidan Menteri Perdagangcm Mari Elka Pangestu.
Bahkan dengan Sri Mutyani, mereka satu atmamater ketika berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI). "Saya kakak angkatannya," ujar Armida.
Armida mengaku, sebelum mengemban tugas menteri, dirinya sempat meminta restu kepada orangtua dan keluarga.
Momen meminta restu juga sekaligus akan digunakan untuk berkonsultasi dengan sang ayah, yang sudah berpengalaman menjadi menteri. "Selanjutnya ya, lain-Jain," kati3IJya.(Ida romlah)