• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) SAHABAT DESA BARING KECAMATANSEGERI KABUPATEN PANGKEP. Disusun dan Diusulkan Oleh : A DWI GUNA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) SAHABAT DESA BARING KECAMATANSEGERI KABUPATEN PANGKEP. Disusun dan Diusulkan Oleh : A DWI GUNA"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun dan Diusulkan Oleh :

A DWI GUNA

Nomor Induk Mahasiswa: 10564 02184 15

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

i Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun Dan Diusulkan Oleh :

A DWI GUNA

Nomor Induk Mahasiswa: 10564 02184 15

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)
(4)
(5)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : A Dwi Guna Nomor Induk Mahasiswa : 10564 02184 15 Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain atau telah ditulis / dipublikasikan orang lain atau melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, 20 Agustus 2021 Yang Menyatakan,

(6)

v ABSTRAK

A Dwi Guna. 2021. Evaluasi Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sahabat Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep. (dibimbing oleh Andi Rosdianti Razak dan Nur Khaerah).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Evaluasi Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sahabat.dilaksanakan di Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep dengan jenis penelitian kualitatif dan tipe penelitian deskriptif. Teknik pengambilan Informan mengunakan pourposive sampling dengan jumlah 6 (enam) orang dengan pengumpulan data yang digunakan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian dianalisis mengunakan tahap reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian ini menujukan bahwa Evaluasi secara konteks pengelolaan BUMDes dalam melaksanakan kebijakan terkadang tidak sesuai dengan aturan dan tujuan BUMDes Sahabat, begitupun dalam mengkoordinir pelaksanaan kegiatan unit usaha tentang laporan kegiatan, laporan keuangan, dan pembagian dana BUMDes yang tidak terkoordinir dengan baik sehingga pengelolaan BUMDes ini tidak sesuai tujuan BUMDes Sahabat secara konteks. Secara input atau masukan masih ada sebgian kecil masyarakat yang belum maksimal dalam pengembalian modal yang telah diberikan oleh pengelola BUMDes. Sehingga diperlukan kerjasama semua pihak yang terlibat agar BUMDes dapat berkembang dan mensejahterahkan masyarakat.Secara Proses menunjukkan pelaksanaan program dilaksanakan belum sesuai dengan rencana pelaksanaan baik dari sisi jadwal maupun pelaksana program belum mampu menangani kegiatan selama program berlangsung sehingga unit usaha belum inovatif dan kreatif. Evasluasi produk dari pengelola BUMDes dibuktikan dengan laporan secara administrasi yang rutin dilaporkan sekali dalam setahun, dengan pertanggungjawaban usahanya berupa Simpan Pinjam dengan produk Modal Usaha, Penyewaan dengan produk Alat Musik Cayya-Cayya, Hand Traktor, dan Perdagangan dengan produk Bumdesmart. Faktor pendukung dari segi komitmen pemerintah dalam pengelolaan BUMDes sangat tinggi. Ini dibuktikan dengan suntikan dana BUMDes berasal dari dana desa, APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan kementerian terkait. Sedangkan factor penghambat yaitu anggaran yang dimiliki desa dalam menjalankan usaha BUMDes ada, namun masih sangat kecil untuk mengembangkan usaha yang besar.

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberi berbagai karunia dan nikmat yang tiada terhitung kepada seluruh makhluknya terutama manusia. Demikian pula salam dan shalawat kepada Nabi kita Muhammad SAW yang merupakan panutan dan contoh kita di akhir zaman. Dengan keyakinan ini sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sahabat Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep”. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang saya ajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiayah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat Ibu Dr. Hj. Andi Rosdianti Razak, M.Si selaku Pembimbing I dan Ibu Nur Khaerah, S.IP.,M.IP selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Secara khusus penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta dan tersayang Ayahanda Amiruddin A. Madjid dan Ibunda Marlina Hamzah yang sangat berjasa dalam membersarkan, merawat dan memberikan pendidikan sampai jenjang saat ini, yang tidak pernah bosan

(8)

vii

untuk mendoakan, menyemangati, memotivasi serta memberikan bantuan moril maupun materil. Dan tak lupa pula kasih sayang yang tak hentinya beliau berikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada program S1 Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP.,M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang senantiasa meluangkan waktunya untuk memberi ilmu kepada penulis selama menempuh perkuliahan.

5. Pihak Pemerintah Desa Baring dan BUMDes Sahabat yang telah banyak memberikan informasi dan data yang dibutuhkan selama penelitian berlangsung.

6. Serta teman seperjuangan Ilmu Pemerintahan angkatan 2015 selaku sahabat seperjuangan dalam meraih cita-cita yang telah banyak memberikan saran, dukungan, motivasi dan selalu setia menemani saya dalam membantu dan mendukung terselesaikannya skripsi ini.

(9)

viii

Dan seluruh rekan serta pihak yang penulis tidak sebutkan namanya satu persatu, penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga atas bantuan dan doanya.Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini sangatlah jauh dari kata sempurna.Dan demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun penulis sangat diharapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 20 Agustus 2021 Penulis,

(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. ... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian. ... 6

D. Manfaat Penelitian. ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 7

B. Tinjauan Teori / Konsep ... 11

C. Kerangka Pikir ... 22

D. Fokus Penelitian ... 24

E. Deskripsi FokusPenelitian. ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Lokasi Penelitian. ... 26

B. Jenis Dan Tipe Penelitian. ... 26

C. Sumber Data. ... 27

D. Informan Penelitian. ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data. ... 28

F. Teknik Analisis Data. ... 30

G. Keabsahan Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 34

B. Evaluasi Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sahabat Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep ... 43

(11)

x

C. Faktor pendukung dan penghambat Evaluasi penegelolaan BUMDes Sahabat Desa Bariang Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep. ... 61 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 71 B. Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA

(12)

1

BUMDes adalah sebuah inovasi terobosan setiap desa sebagai upaya meningkatkan PADes atau pendapatan asli desa. BUMDes lahir sebagai suatu pendekatan baru dalam usaha peningkatan ekonomi desa berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. Pengelolaan BUMDes sepenuhnya dilaksanakan oleh masyarakat desa, yaitu dari desa, oleh desa, dan untuk desa. Upaya meningkatkan kemakmuran dan kesejahtetraan rakyat diperlukan adanya pembangunan ekonomi yang adil dan seimbang, guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dari tingkat desa sehingga desa tidak hanya bergantung kepada Pemerintah Pusat, Dengan demikian desa tumbuh menjadi kekuatan yang mampu mengantarkan masyarakat menuju kemakmuran dan kesejahteraan. Salah satu inovasi atau terobosan baru dalam upaya meningkatkan kesejahteraan ialah pembentukan program BUMDes (Badan Usaha Milik Desa). Bumdes atau badan usaha milik desa dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010, BUMDes merupakan usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh pemerintah desa dimana kepemilikan modal dan pengelolaannya dilaksanakan oleh pemerintah desa dan masyarakat. Tujuan dari dibentuknya BUMDes merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kemampuan keuangan pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui berbagai kegiatan usaha ekonomi masyarakat perdesaan. Keberadaan BUMDes ini

(13)

juga diperkuat oleh UU Nomor 6 Tahun 2014 yang dibahas dalam BAB X pasal 87-90 antara lain menyebutkan bahwa pendirian BUMDes disepakati melalui musyawarah desa dan dikelola dengan semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan.

Maka bisa dikatakan bahwa BUMDes memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai lembaga sosial dan lembaga komersial desa.BUMDes sebagai lembaga sosial memiliki kontribusi sebagai penyedia pelayanan sosial, sementara fungsi sebagai lembaga komersial memiliki arti bahwa BUMDes bertujuan untuk mencari keuntungan melalui penawaran sumber daya local (barang dan jasa) ke pasar (Wijanarko, 2012).

Undang–Undang No. 6 Tahun 2014 tentang desa mengamanatkan, Badan Usaha Milik desa (BUMDes) adalah badan usaha yang secara keseluruhan atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui pernyertaan secara lansung yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan dan usaha lainnya sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat desa. Cara kerja BUMDes adalah dengan jalan menampung kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat dalam sebuah bentuk kelembagaan atau badan usaha yang dikelola secara profesional, namun tetap bersandar pada potensi asli desa. Hal ini dapat menjadikan usaha masyarakat lebih produktif dan efektif. BUMDes kedepan akan berfungsi sebagai pilar kemandirian bangsa yang sekaligus menjadi lembaga yang menampung kegiatan ekonomi masyarakat yang berkembang menurut ciri khas desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

(14)

Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah yang memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) terbanyak di Indonesia. BUMDes di Sulawesi Sealatan terdata sebanyak 1524 unit atau 67,4% dari total desa yang tersebar di Sulawesi Selatan. Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengatakan bahwa, BUMDes dalam perkembangannya di Sulawesi Selatan terbukti memperkuat perekonomian, utamanya sektor pertanian. Berdasatkan fakta ini, BUMDes didorong terus bersinergi dengan semua pihak yang terkait. Salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang perkembangan BUMDes nya sangat baik ialah Kabupaten Pangkep (NewBisnis.com.Rabu, 19/08/2020).

Kabupaten Pangkep memiliki 65 unit BUMDes dengan rincian status atara lain 11 unit dengan status pemula, 32 unit dengan status berkembangan dan 22 unit dengan status maju. Dari 65 unit BUMDes di Kabupaten Pangkep, tiga diantaranya telah terpilih untuk menjalin kemitraan dengan Tokopedia, salah satu perusahaan dibidang bisnis marketplace di Indonesia tiga BUMDes tersebut ialah BUMDes Pitue, BUMDes Padalampe, BUMDes Manakku. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (DPMPD) Pangkep, Haris Has mengatakan bahwa kemitraan antara BUMDes dengan Tokopedia merupakan yang pertama di Kabupaten Pangkep, bahkan di lingkup Provinsi Sulawesi Selatan kemitraan ini diharapkan menjadi percontohan untuk kerja sama mendatang di daerah lain.

Diantara 32 BUMdes berkembang di Kabupaten Pangkep, salah satunya ialah BUMDes Sahabat yang berada di Desa Baring Kecamatan Segeri BUMDes Sahabat dibentuk pada musyawarah desa tanggal 18 Desember 2014 dan termuat

(15)

dalam Peraturan Desa No. 01 tentang pembentukan BUMDes. BUMDes Sahabat Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep ini memiliki unit usaha sebagai berikut: Simpan Pinjam dengan produk Modal Usaha, Penyewaan dengan produk Alat Musik Cayya-Cayya, Hand Traktor, dan Perdagangan dengan produk Bumdesmart.

Menurut Pengawas BUMDes Sahabat, Drs. Surya Alam, diantara antara dua unit usaha dari BUMDes Sahabat ini, adalah unit usaha simpan pinjam yang kemudia sudah lama berjalan dan berkembang pesat Sedangkan unit usaha Bumdesmart sudah berjalan namun belum berkembang dan stagnan, sedangkan menurut Kepala Desa Baring Andi Muhammad Arsyad A.G., bahwa BUMDes hadir untuk kesejahteraan masyarakat, meningkatkan pendapatan warga desa dan desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki desa, serta implementasinya sudah sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Pangkep tentang pembentukan dan pengelolaan BUMDes (NewsMetropol.Selasa,18/08/2020).

Pelembagaan BUMDES untuk pemberdayaan dan penggerakan potensi ekonomi desa, bertujuan untuk mendukung kebijakan makro pemerintah (Undang-Undang No.32/2004) dalam upaya pengentasan kemiskinan khususnya di pedesaan. Pemberdayaan BUMDes secara melembaga ditingkat desa diharapkan akan mendinamisasikan segala potensi desa untuk kesejahteraan masyarakatnya. BUMDes diharapkan dapat menyejahterakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan membangun dan mensejahterakan desa-desa mereka. Karena BUMDES dapat menjadi wadah bagi pemerintah desa untuk memberdayakan dan

(16)

memanfaatkan sumberdayaan potensi yang ada di desa dengan itu, masyarakat diharapkan dapat menjadi masyarakat yang mandiri dengan berwirausaha.

Dengan dibentuknya Badan Usaha Milik Desa ini pemerintah desa berharap dapat meningkatkan kemandirian masyarakat dan memperkuat ekonomi desa dengan meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD). Namun dalam proses sosialisasi program kepada masyarakat, pemilihan calon pengurus BUMDes, perencanaan program, pembentukan sampai pelaksanaan program tersebut tentu masyarakat dan pemerintah desa akan menemukan hambatan-hambatan.

Oleh karena itu penulis menyarankan kepada pengurus BUMDes Sahabat beserta Pemerintah Desa untuk kemudian mengevaluasi bagaimana pengelolaan BUMDes Sahabat. Sebagaimana teori dari Boyle (dalam Suharto, 2005) evaluasi dilakukan untuk dapat mengetahui dengan pasti pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana strategi yang dapat dinilai dan dipelajari untuk menjadi acuan perbaikan dimasa mendatang. Kemudian Suharto dalam Apriliani (2016) menjelaskan bahwa evaluasi dapat dilihat melalui beberapa tahapan, secara umum dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: Evaluasi Tahap Perencanaan, Evaluasi Tahap Pelaksanaan, Evaluasi Tahap Pasca Pelaksanaan.

Melihat kondisi BUMDes Sahabat Desa Baring Kecamatan Segeri telah berjalan 5 Tahun dan telah memiliki beberapa unit usaha, maka penulis tertarik melakukan pengkajian secara ilmiah mengenai BUMDes Sahabat yang ada di Desa Baring melalui penelitian dengan judul “Evaluasi Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sahabat Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep”.

(17)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan dalam latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana evaluasi pengelolaan BUMDes Sahabat Desa Baring Kecamatan Segeri kabupaten Pangkep?

2. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat evaluasi pengelolaan BUMDes Sahabat Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi pengelolaan BUMDes Sahabat Desa

Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam evaluasi pengelolaan BUMDes Sahabat Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan kegunaan secara teoritis dan praktis sebagai berikut :

1. Kegunaan secara Teoritis, adalah untuk memperkaya dan menambah pengetahuan penulis tentang bagaimana evaluasi pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) jika di kaitan dengan konsep dan teori Evaluasi.

2. Kegunaan secara Praktis, Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan memberikan masukan bagi pemerintah Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep mengenai BUMDes.

(18)

7

Adapun beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian terkait BUMDes antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ulul Hidayah, Sri Mulatsih, Yeti List Purnamadewir pada tahun 2019, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Penelitian dengan judul “Evaluasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes): Studi Kasus BUMDes Harapan Jaya Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembentukan BUMDes Harapan Jaya Tahun 2015-2016 mengalami kebangkrutan yang disebabkan oleh tidak adanya komitmen pengurus, Kemudian pada tahun 2017 pelaksanaan BUMDes Harapan Jaya mencanangkan 6 unit usaha dan hingga akhir 2018 yang dapat terealisasi hanya 4 unit usaha, keempat unit usaha yang berjalan belum mampu memberdayakan masyarakat dan mengurangi tingkat pengangguran di Desa Pagelerang, karena total penyerapan tenaga kerja dari unit-unitr usaha tertsebut hanya 20 orang. Omset BUMDes sudah bagus namun profit yang diperoleh sangat kecil sehingga belum mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan (Hidayah, Ulul. Dkk. 2019).

Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan ialah pada fokus penelitian evaluasi BUMDes. Sedangkan

(19)

perbedaannya pada studi kasus dan teori yang digunakan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Lestari, Mappamiring, dan Abdi tahun 2018, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar. Penelitian dengan judul “Manajemen Strategik dalam Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Sugiwaras Kecamatan Monomulyu Kabupaten Poliwali Mandar”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Proses perencanaan strategik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dikatakan ideal karena sudah dilakukan secara matang dengan mempertimbangkan berbagai macam faktor baik dari dalam maupun dari luar BUMDes. Proses pelaksanaan strategik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) tergolong tidak ideal karena belum representatif. Meskipun sudah melibatkan elemen-elemen luar pemerintahan juga internal pemerintahan yang bersangkutan. Masih terdapat beberapa kendala dalam proses pelaksanaannya, implementor utama adalah pengurus dan pelaku usaha Badan Usaha Milik Desa Sugihwaras Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar (Lestari, Diyan.Dkk. 2018).

Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan ialah sama-sama meneliti bagaimana pengelolaan BUMDes, sedangkan perbedaannya terletak pada fokus penelitiannya. Fokus penelitian ini adalah manajemen strategik pengembangan BUMDes Desa Sugiwaras Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Poliwali Mandar.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Agung Tri Prabowo pada tahun 2018, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan judul “Evaluasi

(20)

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) (Studi Kasus BUMDes Desa Pojong Kecamatan Pojong Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2017)”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.

Hasil penelitian mengetakan bahwa pengelolaan BUMDes Hanyukupi dievaluasi dalam tiga tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pasca pelaksanaan.Penegelolaan BUMDes hanyukupi Desa Pojong sudah sesuai mulai dari perencanaan sampai pasca pelaksanaan sudah mencapai tujuan utama yaitu kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Desa Pojong (Prabowo, A. Tri. 2018).

Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan ialah pada fokus penelitian evaluasi pengelolalaan BUNDes. Sedangkan perbedaannya terletak pada teori yang digunakan.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Apriliana pada tahun 2016, mahasiswa Universitas Lampung. Penelitian dengan judul “Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Perempuan (PNPM) Mandiri Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam Meningkatkan Kesejahteraan dan Perekonomian Masyarakat (Studi Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu)”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program simpan pinjam (SPP) ini dapat membantu rumah tangga miskin yang memiliki usaha produktif untuk mngembangkan aneka usaha yang ada, Memberi kemudahan akses permodalan baik kepada masyarakat sebagai pemanfaat kelompok usaha, Menambah kesempatan kerja.Menumbuh kembangkan usaha produktif dan kelompok

(21)

perempuan, Mempertinggi kualitas sumberdaya manusia dan kelompok untuk mencapai masyarakat yang sejahtera, meningkatkan pertumbuhan masyarakat, menumbuhkan rasa persaudaraan yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya (Apriliana. 2016).

Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan ialah pada evaluasi program. Sedangkan perbedaannya ialah pada program yang diteliti dan teori yang digunakan.

5. Penelitian yang dlakukan oleh Subaidah pada tahun 2019, mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Tadulako. Penelitian dengan judul “Evaluasi Pengelolaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Kabupaten Sigi (Studi pada Gapoktan Sigampa Desa Kaleke Kecamatan Dolo Barat)”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengelolaan program PUAP kelompok tani Gapoktan Sigampa Desa Kaleke kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi dari sisi input, yakni tujuan, dan mekanisme penyaluran dana sudah sesuai dengan yang diharapkan di dalam Pedoman Umum Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PEDUM PUAP) (Subaidah. 2019).

Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah pada fokus penelitian evaluasi pengelolaan program. Sedangkan perbedaannya pada program dan teori yang digunakan dalam menganalisis. Adapun dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk mengkaji bagaimana pengelolaan BUMDes Sahabat Desa Baring Kabupaten Pangkep.

(22)

B. Tinjauan Teori/Konsep

1. Konsep Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) dan pembangunan masyarakat (community development) dimaksudkan sebagai pemberdayaan masyarakat yang sengaja dilakukan pemerintah untuk memfasilitasi masyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan dan mengelola sumberdaya yang dimiliki sehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi dan sosial secara berkelanjutan. Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat pada hakekatnya berkaitan erat dengan sustainable development yang membutuhkan pra-syarat keberlanjutan kemandirian masyarakat secara ekonomi, ekologi dan sosial yang selalu dinamis.

Pembangunan masyarakat, menurut Dirjen Bangdes pada hakekatnya merupakan proses dinamis yang berkelanjutan dari masyarakat untuk mewujudkan keinginan dan harapan hidup yang lebih sejahtera dengan strategi menghindari kemungkinan tersudutnya masyarakat desa sebagai penanggung akses dari pembangunan regional/daerah atau nasional. Menurut Soelaiman dalam Suyatno (2003), Pengertian tersebut mengandung makna, betapa pentingnya inisiatif lokal, partisipasi masyarakat sebagai bagian dari model-model pembangunan yang dapat menyejahterakan masyarakat desa. Program pembangunan masyarakat ini tidak berpusat pada birokrasi melainkan berpusat pada masyarakat atau unit dan komunitasnya sendiri, pemberian kekuasaan pada inisiatif lokal dan pasrtisipasi masyarakat menjadi kata kunci dalam

(23)

pembangunan masyarakat.

Berkaitan dengan batasan pengertian di atas ada beberapa unsur dalam pengertian pembangunan masyarakat, yaitu menitikberatkan pada komunitas sebagai satu kesatuan, mengutamakan prakarsa dan sumber daya setempat, sinergi antara sumber daya internal dan eksternal serta terintegrasinya masyarakat lokal dan nasional, pada dasar tersebut pengembangan komunitas diarahkan pada peningkatan kapasitas masyarakat dalam identifikasi kebutuhan mereka, kapasitas mengidentifikasi sumber daya dan peluang dan peningkatan kapasitas dalam pengelolaan pembangunan. Pendek kata, peningkatan kapasitas masyarakat diarahkan pada kemampuan individu untuk memproses keseluruhan pengalaman sosialnya, termasuk pemahamannya terhadap realitas di sekelilingnya dan merealisasikan gagasan, target atau proyeknya.

Esensi yang terkandung dalam pembangunan masyarakat pada hakekatnya tidak sekedar membantu masyarakat dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi, namun lebih dari itu pembangunan masyarakat merupakan usaha untuk membentuk kemandirian mereka, sehingga dapat mengatasi permasalahannya sendiri. Implisit di dalamnya, manusia merupakan unsur pokok di dalam proses pembangunan. Dengan demikian, selain bertujuan meningkatkan taraf hidup warga masyarakat, maka secara ideal pembangunan masyarakat juga mempersyaratkan adanya partisipasi, kreatifitas dan inisiatif dari masyarakat. Pembangunan akan berhasil guna ketika mampu menggerakkan partisipasi masyarakat di dalamnya. Oleh karena itu, salah satu indikator keberhasilan pembangunan masyarakat juga harus diukur dengan ada

(24)

atau tidaknya partisipasi masyarakat di dalamnya, peningkatan kapasitas masyarakat menjadi titik sentral dalam pembangunan masyarakat.

Asumsi yang dibangun dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat ini adalah melihat komunitas sebagai suatu unit kerja, dan adanya unit-unit usaha yang dilakukan salah satunya ialah seperti usaha susu kedelai. Kegiatan didasarkan pada prakarsa lokal, sumber-sumber lokal dan kepemimpinan lokal, dengan adanya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) segala aspek di ambil alih untuk dikelola dalam pengembangan masyarakat, pembangunan masyarakat berarti menaruh kepercayaan kepada kemampuan yang ada padanya. Kepercayaan ini dinyatakan dalam bentuk kesempatan yang sama, kebebasan memilih dan kekuasaan untuk memutuskan (empowerment). Kondisi ini akan menciptakan daya gerak dalam diri masyarakat, sehingga secara terus menerus akan bergerak membangun dirinya secara mandiri. Adanya kemandirian dari masyarakat berarti mengurangi ketergantungan mereka dengan pihak luar. Pada aras ini, inventaris dari luar harus dilakukan dengan tujuan utama memberikan stimulant kepada masyarakat untuk lebih berdaya, sehingga jangan sampai intervensi ini justru menyebabkan ketergantungan dan mandulnya kreativitas mereka. Kedudukan orang luar hanya sebagai fasilitator yang tidak menganggap dirinya jauh lebih pandai dari masyarakat, akan tetapi ia bersedia belajar dari masyarakat.

Suyatno (2003), konsep pembangunan masyarakat pada hakekatnya memiliki beberapa aspek sebagai berikut :

(25)

ditingkat lokal.

b. Fokus utama adalah memperkuat kemampuan masyarakat miskin dalam mengawasi dan mengerahkan asset-asset untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan potensi daerah mereka sendiri.

c. Memiliki toleransi terhadap perbedaan dan memgakui arti penting pilihan nilai individu dan pembuatan keputusan yang telah terdistribusi.

d. Dalam rangka mencapai kebutuhan pembangunan dan pengembangan sosial dilakukan melalui proses belajar sosial (sosial learning) dimana individu berinteraksi satu sama lain menembus batas-batas organisatoris dan dituntun oleh kesadaran kritis individual.

Budaya kelembagaan ditandai dengan adanya organisasi yang mengatur diri sendiri (adanya unit-unit lokal) yang mengelola dirinya sendiri.

e. Jaringan koalisi dan komunikasi pelaku (aktor) lokal dan unit-unit lokal yang mengelola diri sendiri, mencakup kelompok penerima manfaat lokal, organisasi pelayanan daerah, pemerintah daerah, bank-bank pedesaan dan lain-lain akan menjadikan basis tindakan-tindakan lokal yang diserahkan untuk memperkuat pengawasan lokal yang mempunyai dasar luas atas sumber-sumber dan kemampuan lokal untuk mengelola sumber daya mereka.

Konsep pemberdayaan masyarakat pada hakekatnya menawarkan suatu proses perencanaan pembangunan dengan memusatkan pada partisipasi, kemampuan dan masyarakat lokal. Dalam konteks ini, maka masyarakat perlu dilibatkan pada setiap tahap pelaksanaan pembangunan dari perencanaan,

(26)

pelaksanaan, dan evaluasi program yang mereka lakukan.Hal ini memiliki arti, menempatkan masyarakat sebagai aktor (subyek) pembangunan dan tidak sekedar menjadikan mereka sebagai penerima pasif pelayanan jasa. Pembangunan masayarakat yang berkesinambungan pada hakekatnya merupakan suatu proses yang disengaja dan terarah, mengutamakan pendayagunaan kreatifitas-inisiatif serta pasrtisipasi masayarakat. Seperti apa yang telah diuraikan di atas, pembangunan masyarakat merupakan model pembangunan alternatif yang merupakan antitesis dari model pembangunan konvensional. Inti dari model pembangunan alternatif adalah pemberdayaan, sedangkan model pembangunan konvensional mengutamakan pada pertumbuhan.

2. Konsep Evaluasi Program a. Pengertian evaluasi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, evaluasi adalah proses untuk menemukan nilai layanan informasi atau produk sesuai dengan kebutuhan konsumen atau pengguna. Evaluasi adalah suatu proses penelitian positif dan negatif atau juga gabungan dari keduanya (Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia: 2016). Pada umumnya evaluasi adalah suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu program yang telah dilakukan dan yang akan digunakan untuk meramalkan, memperhitungkan, dan mengendalikan pelaksanaan program kedepannya agar jauh lebih baik. Evaluasi lebih bersifat melihat kedepan dari pada melihat kesalahan-kesalahan dimasa lalu,

(27)

dan ditujukan pada upaya peningkatan kesempatan demi keberhasilan program, dengan demikian misi dari evaluasi itu adalah perbaikan atau penyempurnaan di masa mendatang atas suatu program.

Menurut Yusuf (2000) evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai secara objektif dari pencapaian hasil-hasil yang direncanakan sebelumnya, dimana hasil evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan di depan. Dalam hal ini Yunus menitikberatkan kajian evaluasi dari segi manajemen, dimana evaluasi itu merupakan salah satu fungsi atau unsur manajemen, yang misinya adalah untuk perbaikan fungsi atau sosial manajemen lainnya, yaitu perencanaan. Selain itu menurut Jones (dalam Suharto: 2005) mengungkapkan evaluasi adalah suatu aktivitas yang dirancang untuk menimbang manfaat program dalam spesifikasi kriteria, teknik pengukuran, metode analisis dan bentuk rekomendasi. Boyle (dalam Suharto, 2005) evaluasi dilakukan untuk dapat mengetahui dengan pasti pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana strategi yang dapat dinilai dan dipelajari untuk menjadi acuan perbaikan dimasa mendatang. Lebih jauh lagi, evaluasi berusaha mengidentifikasikan mengenai apa yang sebenarnya yang terjadi pada pelaksanaan atau penerapan program.

b. Evaluasi Program

Menurut Tyler yang dikutip oleh Arikunto dan CepiSafruddin Abdul Jabar (2009), evaluasi program adalah proses untukmengetahui apakah

(28)

tujuan pendidikan telah terealisasikan. Selanjutnya menurut Cronbach dan Stufflebeam yang dikutip oleh Suharsimi Arikuntodan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009), evaluasi program adalah upayamenyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil keputusan.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat kita katakana bahwa evaluasi program adalah proses pengumpulan data atau informasi ilmiah yang hasilnya dapat dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan guna menentukan kebijakan alternative.

c. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Program

Menurut Endang Mulyatiningsih (2011), evaluasi program dilakukan dengan tujuan untuk:

1) Menunjukkan sumbangan program terhadap pencapaian tujuan organisasi. Hasil evaluasi ini penting untuk mengembangkan program yang sama ditempat lain.

2) Mengambil keputusan tentang keberlanjutan sebuah program, apakah program perlu diteruskan, diperbaiki atau dihentikan.

Dilihat dari tujuannya, yaitu ingin mengetahui kondisi sesuatu, makaevaluasi program dapat dikatakan merupakan salah satu bentuk penelitian evaluatif. Oleh karena itu, dalam evaluasi program, pelaksana berfikir danmenentukan langkah bagaimana melaksanakan penelitian.

Menurut Wahab (2002) evaluasi memiliki tiga fungsi utama dalam analisis kebijakan, yaitu: 1) Evaluasi memberi informasi yang salah dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan,

(29)

nilai dan kesempatan yang telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini evaluasi mengungkapkan seberapa jauh tujuan-tujuan tertentu dan target tertentu telah dicapai. 2) Evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilainilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas denganmendefenisikan dan mengoperasikan tujuan dantarget. 3) Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi. Informasi tentang tidak memadai kinerja kebijakan yang dapat memberi sumbangan pada perumusan ulang masalah kebijakan.

Berdasarkan fungsi-fungsi evaluasi yang telah dikemukakan diatas, maka dapatlah kita simpulkan tentang nilai evaluasi merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk melihat sejauh mana keberhasilan sebuah program. Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat dari dampak atau hasil yang dicapai oleh program tersebut.

d. Model Evaluasi Program

Model-model evaluasi yang satu dengan yang lainnya memang tampak bervariasi, akan tetapi maksud dan tujuannya sama yaitu melakukan kegiatanpengumpulan data atau informasi yang berkenaan dengan objek yang dievaluasi, selanjutnya informasi yang terkumpul dapat diberikan kepada pengambil keputusan agar dapat dengan tepat menentukan tindak lanjut tentang programyang sudah dievaluasi.

Menurut Kaufman dan Thomas yang dikutib oleh Suharsimi Arikunto danCepi Safruddin Abdul Jabar (2009), membedakan model evaluasi

(30)

menjadidelapan, yaitu:

a) Goal Oriented Evaluation Model, dikembangkan oleh Tyler. b) Goal Free Evaluation Model, dikembangkan oleh Scriven.

c) Formatif Summatif Evaluation Model, dikembangkan oleh Michael Scriven.

d) Countenance Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake. e) Responsive Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake.

f) CSE-UCLA Evaluation Model, menekankan pada “kapan” evaluasi dilakukan.

g) CIPP Evaluation Model, dikembangkan oleh Stufflebeam. h) Discrepancy Model, dikembangkan oleh Provus.

e. Evaluasi Program CIPP

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengambilankeputusan yang dikembangkan oleh Stufflebeam yang dikenal dengan CIPP Evaluation Model. CIPP merupakan singkatan dari Context,

Input, Process and Product. Dalam buku Riset Terapan oleh Endang

Mulyatiningsih (2011), mengemukakan bahwa evaluasi CIPP dikenal dengan nama evaluasi formatif dengan tujuan untuk mengambil keputusan dan perbaikan program. Komponen evaluasi CIPP meliputi:

1) Context, orientasi utama dari evaluasi konteks adalah mengidentifikasi latar belakang perlunya mengadakan perubahan atau munculnya program dari beberapa subjek yang terlibat dalam pengambilan keputusan.

(31)

kapabilitas sumber daya bahan, alat, manusia dan biaya, untuk melaksanakan program yang telah dipilih.

3) Proces, evaluasi proses bertujuan untuk mengidentifikasi atau memprediksi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program.

4) Product, tujuan utama evaluasi produk adalah untuk mengukur, menginterpretasikan dan memutuskan hasil yang telah dicapai oleh program, yaitu apakah telah dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan tujuan yang diharapkan atau belum.

3. Konsep BUMDes

Permen Desa No.4 Tahun 2015 menjelaskan bahwa pendirian BUMDes dalam Pasal 2 menjelaskan bahwa Pendirian BUMDes dimaksudkan sebagai upaya menampung seluruh kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum yang dikelola oleh desa dan/atau kerja sama antar-desa. Pendirian BUMDes dalam Pasal 3 dijelaskan mengenai tujuan yang lebih mengarah pada: a. meningkatkan perekonomian desa;

b. mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan desa; c. meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi desa; d. mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau dengan

pihak ketiga;

e. menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan umum warga;

f. membuka lapangan kerja;

(32)

umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa; dan

h. meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan pendapatan asli desa.

Kemudian Pasal 4 dalam Permendesa No.4 Tahun 2015 memaparkan bahwa:

(1) Desa dapat mendirikan BUMDes berdasarkan peraturan desa tentang pendirian BUMDes

(2) Desa dapat mendirikan BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan mempertimbangkan:

a. inisiatif Pemerintah desa dan/atau masyarakat desa; b. potensi usaha ekonomi desa;

c. sumberdaya alam di desa;

d. sumberdaya manusia yang mampu mengelola BUMDes; dan

e. penyertaan modal dari pemerintah desa dalam bentuk pembiayaan dan kekayaan Desa yang diserahkan untuk dikelola sebagai bagian dari usaha BUMDes.

Pelaksanaan operasional diatur pula dalam Pasal 12 bahwa :

1) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf mempunyai tugas mengurus dan mengelola BUMDes sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

2) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban:

(33)

3) melaksanakan dan mengembangkan BUMDes agar menjadi lembaga yang melayani kebutuhan ekonomi dan/atau pelayanan umum masyarakat desa;

4) menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi desa untuk meningkatkan pendapatan asli desa; dan

5) melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian Desa lainnya.

Pembentukan dan pengelolaan BUMDes harus sesui dengan tujuannya sebagaiman pasal 3 Permendes Tahun 2015. Dimana tujuan BUMDes dibentuk dan dikelola ialah meningkatkan perekonomian desa; mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan desa; meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi desa; mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau dengan pihak ketiga; menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan umum warga; membuka lapangan kerja; meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa; dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan pendapatan asli desa.

C. Kerangka Pikir

Pengembangan basis ekonomi di pedesaan sudah semenjak lama dijalankan oleh pemerintah melalui berbagai program BUMDes lahir sebagai suatu pendekatan baru dalam usaha peningkatan ekonomi desa berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. untuk itu dibutuhkan Perancanaan dan

(34)

pelaksanaan strategik dalam menjalankan BUMDes agar berkembang dan berhasil. Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep merupakan desa yang telah memiliki BUMDes dengan nama “SAHABAT”. BUMDes Sahabat dibentuk pada musyawarah desa tanggal 18 Desember 2014 dan termuat dalam Peraturan Desa No. 01 tentang pembentukan BUMDes dan telah dikelola kurang lebih lima tahun.

Adapun dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengkaji bagaimana pengelolaan BUMDes Sahabat dengan menggunakan pendekatan evaluasi CIPP (Context, Input, Process dan Product) Evaluation formatif (Endang Mulyaningsih,2011). Sebagaimana bagan berikut:

Bagan Kerangka Pikir :

Gambar: 2.1 Kerangka Pikir Evaluasi Pengelolaan BUMDes Sahabat Faktor Pendukung 1. Komitmen Pemerintah 2. Potensi Sumber daya Alam

Pengelolaan BUMDes SAHABAT Desa Baring yang Baik

Model Evaluasi CIPP: 1. Contest 2. Input 3. Process 4. Product Faktor Penghambat 1. Anggaran 2. Sumber daya Manusia

(35)

C. Fokus Penelitian

Berangkat dari kerangka pikir diatas, maka fokus penelitian ini ialah: 1. Evaluasi pengelolaan BUMDes Sahabat di Desa Baring Kecamatan Segeri

Kabupaten Pangkep,

2. Faktor pendukung serta penghambat apa saja yang ada dalam evaluasi pengelolaan BUMDes Sahabat Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep.

D. Deskripsi Fokus Penelitian

Adapun deskripsi dari fokus penelitian ini antaralain: 1. Evaluasi Pengelolaan BUMDes Sahabat

Evaluasi pengelolaan yang dimaksud adalah usaha mengukur sejauh mana pengelolaan yang dilakukan dengan tujuan awal yang ditetapkan dalam suatu program dalam penelitian ini, pengelolaan yang dimaksud adalah pengelolaan BUMDes Sahabat Desa Baring kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep. Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah sesuai dengan Permendes pasal 12 No. 4 tahun 2015. BUMDes Sahabat adalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dibentuk oleh oleh Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa Baring dan ditetapkan dengan PERDes No. 01 tahun 2014. 2. Model Evaluasi CIPP

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model CIPP

Evaluation Model. CIPP merupakan singkatan dari Context, Input, Process and Product. Komponen evaluasi CIPP meliputi:

(36)

a. Context, orientasi utama dari evaluasi konteks adalah mengidentifikasi

latarbelakang perlunya mengadakan perubahan atau munculnya program dari beberapa subjek yang terlibat dalam pengambilan keputusan.

b. Input, evaluasi input dilakukan untuk mengidentifikasi dan menilai

kapabilitas sumber daya bahan, alat, manusia dan biaya, untuk melaksanakan program yang telah dipilih.

c. Proces, evaluasi proses bertujuan untuk mengidentifikasi atau memprediksi

hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program.

d. Product, tujuan utama evaluasi produk adalah untuk mengukur,

menginterpretasikan dan memutuskan hasil yang telah dicapai oleh program, yaitu apakah telah dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan tujuan yang diharapkan atau belum.

3. Faktor Pendukung

Adapum faktor pendukung yang dimaksud dalam bagan kerangka pikir penelitian ini adalah faktor-faktor yang menjadi pendukung dalam pengelolaan BUMDes Sahabat Desa Baring.

4. Faktor Penghambat

Adapun faktor penghambat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang menghambat dalam pengelolaan BUMDes Sahabat Desa Baring.

5. Desa Baring merupakan salah satu desa di Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep yang memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan nama BUMDes Sahabat.

(37)

26 A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 03 februari 2021 sampai pada tanggal 28 april 2021. Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Baring dengan objek penelitian Evaluasi Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) SAHABAT, karena disinilah kurang lebih 5 (lima) tahun BUMDes SAHABAT Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dibentuk dan dikelola.

B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis penelitian

Adapun jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif. Dimana jenis penelitian ini menjelaskan mengenai suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata lisan maupun tertulis dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati.

2. Tipe penelitian

Adapun tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif. Tipe penelitian Kualitatif adalah tipe penelitian yang mengamati tentang fenomena yang terjadi dalam kehidupan manusia, dimana penelitia mencoba untuk masuk ke dalam alam konseptual para subjek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka paham tentang bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka disekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari kemudian dideskripsikan dalam bentuk tulisan.

(38)

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah proses mendapatkan informasi dari subjek dan objek data, data yang dimaksud digolongkan menjadi dua bagian yaitu data sekunder dan data primer, penggolongan ini dilakukan demi menjaga keakuratan dan relevansi serta kekayaan data yang diperoleh di lapangan sehubungan dengan objek penelitian ini. Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data primer

Data primer adalah data yang didapatkan atau dikumpulkan dari pihak pertama atau tangan pertama, tanpa melalui perantara.Data ini berkaitan langsung dengan informan, data ini diperoleh dari hasil pengamatan langsung terhadap objek dan subjek yang diteliti sumber datanya melalui wawancara dan observasi langsung terhadap objek penelitian.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak ke dua, ketiga dan seterusnya. Misalnya dari sebuah instansi ataupun organisasi yang bersangkutan, atau perorangan dari pihak yang telah mengumpulkan dan mengalihnya, seperti data dokumentasi, data wawancara dengan masyarakat, foto-foto, buku dan lain-lain yang relevan dengan penelitian. Hal ini dapat dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data melalui informan secara tertulis ataupun gambar-gambar dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan penelitian ini.

(39)

D. Informan Penelitian

Desain penelitian deskriptif kualitatif, jenis informan/responden ada dua yaitu informan kunci (key informan) dan informan sekunder (secondary

informan). Informan kunci adalah mereka yang dianggap menguasai objek

penelitian.Sedangkan informan sekunder dibutuhkan untuk melengkapi informasi data/data penelitian guna memperkaya analisis, tetapi tidak mesti ada. Adapun informan dalam penelitian ini ialah:

Tabel 3.1 Informan

No Nama Inisial Jabatan Ket.

1. H. Syahrul Sipato. SH SS PLT KepalaDesa Baring 1 orang 2. Wahyuddin, S.Sos WU Sekretaris Desa Baring 1 orang 3. Maryani MY Pendamping Desa Baring 1 orang 4. Andi Ayu Masyta AAM Direktur BUMDes Sahabat 1 orang

5. Andi Rachmat AR Masyarakat

2 orang

6 Supardi SP Masyarakat

Total Informan 6 orang

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Teknik ini berupa pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian guna memperoleh keterangan berupa informasi, data dan fakta

(40)

akurat yang berhubungan dengan objek penelitian, teknik ini juga digunakan untuk mengetahui relevansi antara keterangan informan/responden dan data dengan kenyataan yang ada dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian dan tetap mengontrol keabsahannya. Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala atau masalah yang tampak pada objek penelitian.

2. Wawancara (Interview)

Teknik pengumpulan data ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai objek penelitian dengan cara tanya jawab secara mendalam dan terbuka dengan bertatap muka langsung dengan informan/responden. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang ditanyakan itu.

3. Studi kepustakaan (Dokumen)

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data-data pendukung (data sekunder) dari berbagai literatur baik berupa buku, artikel, skripsi, hasil penelitian yang relevan, koran dan dokumen-dokumen tertulis lain sebagai referensi yang berkaitan dengan objek penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang peneliti gunakan dalam mengelola data adalah dengan cara menggunakan teknik analisis data hasil observasi dan wawancara.

(41)

Setelah data dikumpulkan, maka selanjutnya dilakukan analisis data dengan menyusun dengan menggunakan purposive sampling, artinya dengan memilih narasumber yang benar-benar mengetahui kondisi internal dan eksternal Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) SAHABAT yang ada di Desa Baring. Sehingga mereka dapat memberikan informasi mengenai pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) SAHABAT.

Analisis data dalam penelitian ini yang dilakukan oleh peneliti sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan, namun analisis data yang dilakukan oleh peneliti lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Dalam penelitian ini menggunakan konsep dari Hubberman dan Milles dalam Sugiyono (2015), yaitu aktifivitas dalam analisis data kualitatif peneliti lakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas yang dilakukan peneliti dalam analisis data yaitu sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti peneliti merangkum, memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan dan selanjutnya, reduksi data ini berlanjut terus sesudah penelitian di lapangan sampai pada laporan akhir lengkap tersusun.

(42)

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi oleh peneliti, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data ke dalam bentuk yang lebih sederhana seperti uraian ringkas, bagan, hubungan antar indikator, tabel informan, gambar kerangka pikir. Dengan penyajian maka sangat memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami oleh peneliti. Dalam klasifikasi analisi ini, data disusun sedemikian rupa sehingga memberikan kemudahan dalam penarikan kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi (Conclusion Drawing)

Setelah data disajikan dan diolah oleh peneliti, maka akan diperoleh kesimpulan yang tentatif, kabur, kaku, dan meragukan, sehingga kesimpulan tersebut perlu untuk diverifikasi. Pada tahap ini peneliti tidak meninggalkan selanjutnya, sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan tahap yang sebelumnya, kesimpulan yang ditulis oleh peneliti senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung, agar kesimpulan yang dihasilkan tidak diragukan dan dapat dipercaya.

G. Keabsahan Data

Untuk mengabsahkan data diperlukan teknik pemeriksaan dan reduksi data, teknik keabsahan data di dasarkan pada empat kriteria yaitu kepercayaan, keteralihan, ketergantungan, dan kepastian, untuk menetapkan keabsahan data dalam penelitian di lapangan perlu data sebagai berikut:

(43)

1. Keikutsertaan peneliti di lapangan peneliti secara langsung ikut serta dalam proses penelitian di lapangan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan permasalahan yang dikaji dari respoden sebagai bentuk kepercayaan kepada subjek bahwasannya data yang diteliti itu valid.

2. Triangulasi data merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan orang lain (pakar, ahli, dan kompeten) dalam melakukan pengecekan untuk perbandingan terhadap data. Triangulasi data yang digunakan ialah:

a. Triangulasi data dengan sumber data, yaitu membandingkan data mengecek data dengan baik tingkat kepercayaan dan akurasi data yang diperoleh dari alat dan waktu yang berbeda.

b. Triangulasi data dengan pakar/ahli/kompeten, untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data agar tidak terjadi bias dalam proses pengumpulan data. Dalam hal ini peneliti menggunakan cara sebagai berikut:

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara yang telah dilakukan.

2) Membandingkan pernyataan secara umum dan secara pribadi.

3) Membandingkan pernyataan responden dalam proses penelitian dan sepanjang waktu.

c. Triangulasi Waktu, waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau

(44)

teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Waktu yang dimaksud disini ialah adanya batasan yang dilakukan oleh peneliti baik waktu dalam segi jam dan hari yang dilakukan pada saat penelitian, bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga ditemukan kepastian datanya.

(45)

34 A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Desa Baring

a. Sejarah Singkat Asal Mula Nama Desa Baring

Setiap Desa atau daerah pasti memiliki sejarah dan latar belakang tersendiri yang merupakan pencerminan dari karakter dan pencirian khas tertentu suatu daerah. Sejarah Desa atau daerah sering kali tertuang di dongeng-dongeng yang diwariskan secara turun temurun dari mulut ke mulut sehingga sulit di buktikan secara fakta.

Nama Baring berawal/ berasal dari salah satu Kampung atau Wilayah yang terletak di Desa Baring Bulu Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan daerah tersebut bernama Baringen yang artinya tangga yang dilalui untuk menyembah sang raja, dimana Rajanya bernama A. Mappangile Datu I Baringeng, menurut sejarahnya A. Mappangile mempunyai putra yang bernama A. Mallorosang Raja II Baringeng dan A. Mallorosang mempunyai lagi putra yang bernama A. Mattoana Petta Duppa Raja III Baringen,beliau mempunyai putra yang bernama A. Paluseri Petta Pala.

Pada suatu hari A. Paluseri Petta Pala disuruh oleh neneknya yaitu A. Mallorosang untuk pergi kesuatu tempat yakni di salah satu wilayah Kab. Pangkajene Kec. Segeri untuk membangun sebuah kampung, dan sesuai dengan amanah dari neneknya wilayah tersebut diberi nama yang sama dengan asal beliau yang bernama Baringeng (Desa Baring Bulu Kecamatan Segeri

(46)

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan). Dengan berjalannya waktu nama Baringeng berubah menjadi Baring yang pada Tahun 1963 resmi menjadi sebuah Desa..

Beberapa aturan administratif lain yang menjadi latar belakang Pembentukan Desa ini antara lain :

a) Undang-Undang No. 29 tahun 1959 tentang pembentukan daerah-daerah tingkat II di Sulawesi

b) Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah c) Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2005 tentang Desa.

Nama-Nama Kepala Desa

Sebelum Dan Sesudah Berdirinya Desa Baring

No Periode Nama Kepala Desa Keterangan

1 1963 - 1970 H.ANDI GAU Pengangkatan

Pejabat Desa 2 1970 - 2004 H.ANDI MUH AMIN Pengangkatan

Pejabat Desa 3 2005 - 2007 H.ANDI PANANGNGARENG Pengangkatan

Pejabat Sementara Desa

4 2008 - 2013 H.ANDI PANANGNGARENG PILKADES I 5 2014 - 2019 ANDI MUH ARSYAD.HG PILKADES II Sumber : Profil Desa Baring, 2020.

b. Batas Desa

Lokasi Desa Baring.berada di Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dengan luas wilayah ± 34.146 Ha. dan luas desa 9.48 Ha dengan batas-batas wilayah desa sebagai berikut:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Parenreng 2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tabo-Tabo

(47)

3) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kabupaten Barru 4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Bontomatene c. Kondisi Geografis

Kondisi Geografis

No Uraian Keterangan

1 Luas wilayah : 34.146 Hektar 2 Jumlah Dusun : 2 (Dua)

1) Dusun Amputtang 2) Dusun Amung 3 Batas wilayah :

Utara : Desa Parenreng Selatan : Desa Tabo-Tabo Barat : Kel. Bonto Matene Timur : Kab. Barru

4 Topografi

Secara umum Desa Baring adalah daerah dataran sedang

Ketinggian di atas permukaan laut 37 m 5 Hidrologi :

Tergantung dari Hujan 6 Klimatologi :

Suhu 24 – 27 °C

Curah Hujan 38-93 mm/tahun Kelembaban udara 24 °C Kecepatan angina

Sumber : Profil Desa Baring, 2020. d. Kondisi Sosial Budaya Desa

1) Kependudukan.

Jumlah Penduduk Laki-Laki lebih Sedikit di banding jumlah penduduk Perempuan.

(48)

Sumber : Profil Desa Baring, 2020. 2) Kesejahteraan

Jumlah KK Sedang mendominasi yaitu 35% dari total KK, KK pra sejahtera 13 %, KK sejahtera 12 % KK Kaya 10 %. dan KK Miskin 30 %. Dengan banyaknya KK Miskin inilah maka Desa BARING termasuk dalam Desa Tertinggal

Sumber : Profil Desa Baring, 2020. 3) Tingkat Pendidikan

Kesadaran tentang pentingnya pendidikan terutama pendidikan 9 tahun baru terjadi beberapa tahun ini sehingga jumlah lulusan SD dan SLTP mendominasi peringkat Pertama.

0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 3.396 878 1.645 1.751 Series1 13% 12% 10% 35% 30%

(49)

Sumber : Profil Desa Baring, 2020. 4) Mata Pencaharian

Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah petani dan buruh tani.hal ini disebabkan karena sudah turun temurun sejak dulu bahwa masyarakat adalah petani dan juga minimnya tingkat pendidikan menyebabkan masyarakat tidak punya keahlian lain dan akhirnya tidak punya pilihan lain selain menjadi buruh tani dan buruh bangunan.

Sumber : Profil Desa Baring, 2020. 0 263 246 167 30 Tingkat Pendidikan a) SD b) SLTP c) SLTA d) Diploma/Sarjana Mata Pencariana) Petani b) Peternak c) Pedagang d) PNS e) Lain-lain 65% 8% 20% 5% 2%

(50)

e. Keadaan Ekonomi

Desa Baring mangandalkan bidang pertanian dan perkebunan sebagai tulang punggung ekonomi desa, terdiri dari lahan hutan, persawahan, tanah kering, tanah perkebunan dengan komiditi padi dan hasil Pertanian sebagi komiditi terbesar, selain itu juga dibudidayakan tanaman pangan seperti jagung, Labu, ubi kayu dan ubi jalar serta tanaman buah-buahan berupa mangga dan pisang dll. Tanaman perkebunan selain kakao antara lain kelapa, dan gula merah, dua komiditi terakhir ini merupakan komiditi khas yang umumnya potensial dikembangkan dipegunungan.Potensi ekonomi Desa yang utama adalah Pertanian, Perkebunan Potensi Ekonomi desa yang lain adalah peternakan, meliputi beragam jenis ternak, antara lain (diurut berdasarkan jumlah populasinya): Sapi, Ayam (Ayam kampung / ayam Potong ) dan Bebek. Pengelolaan potensi kehutanan, pertanian, perkebunan serta peternakan hanya dilakukan dalam skala terbatas atau dalam skala rumah tangga tidak ada investasi besar dalam pengelolaan tersebut sehingga produktivitasnya juga terbatas, potensi perkebunan juga sangat bagus dikembangkan sehubungan tersedianya media budidaya Perkebunan Lahan Perkebunan, dan sumber air Sungai yang dapat dimanafaatkan.

Mengingat letaknya yang memiliki sungai, yaitu sungai Baring menjadikan sungai tersebut juga memberikan kekayaan sumberdaya alam berupa air pengairan persawahan dan pertanian serta bahan galian pasir dan batu sungai, namun demikian banyak ruas jalan desa maupun jalan dusun yang mengalami kerusakan, tapi sekarang sudah ada yang diperbaiki sebagaian.

(51)

Sejauh ini jalan tani semakin menjadi kebutuhan pula dalam hal pengembangan jaringan jalan guna semakin memepermudah petani mengangkut hasil pertanian mereka, kegiatan pertanian sangat bergantung pada curah hujan mengingat banyaknya kegiatan, Pemerintah Desa perlu mendorong warga untuk melakukannya secara partisipatif.

f. Kondisi Pemerintahan Desa

Wilayah Pemerintahan Desa Baring terbagi atas 2 dusun, 8 Rukun Tetangga (RK) dan 16 Rukun Tetangga yaitu: Dusun Amputtang terbagi Menjadi 4 Wilayah . RK 1 ,Rk 2, RK 3, RK7 Dusun Amung Juga Terbagi Menjadi 4 Wilayah. RK 4, RK 5, RK 6, DAN RK 8.

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa

(52)

2. Profil Badan Usaha Milik Desa ( BUMDesa ) “Sahabat” a. Data Umum Desa

Nama Desa Baring

Nama Kecamatan Segeri

Nama Kepala Desa Andi Muhammad Arsyad, HG Masa Jabatan Kepala

Desa

Dari Tahun 2014 s.d. 2020 Luas Desa ± 34.146 Ha Km2 Alamat Kantor Desa Jl Amputtang Desa Baring No Telepon Kantor Desa

Email K.Kadesbaring@gmail.com

Batas-Batas Desa Sebelah Timur : Kab Barru Sebelah Barat : Kel. Bontomate’ne Sebelah Utara : Desa Parenreng

Sebelah Selatan : Desa Tabo-Tabo Sumber : Profil Desa Baring, 2020.

b. Data Badan Usaha Milik Desa Nama Badan Usaha Milik Desa

Sahabat

Alamat Kantor Jl. Amputtang Desa Baring

No Telepon -

Email K.Kadesbaring@gmail.com

Luas Desa ± 34.146 Ha

Sumber : Profil Desa Baring, 2020.

c. Pendirian Badan Usaha Milik Desa Tanggal Musyawarah Desa

Pembentukan BUMDesa

18 Desember 2014

Peraturan Desa Nomor : 01

Tanggal : 18 Desember 2014 Tentang : Pembentukan BUMDES

(53)

d. Susunan Kepengurusan

Keputusan Kepala Desa Nomor : 08

Tanggal : 15 Januari 2018

Tentang : Susunan pengurus BUMDES

Penasehat Andi Muhammad Arsyad

Pelaksana Operational

Kepala Unit Usaha SPP

Kepala Unit Usaha Bumdesmart Penyewaan Barang

Kepala Unit Usaha Kepala Unit Usaha

Direktur : Anti Ayu Masyta Sekretaris : Selpiana

Bendahara : Citra Ernawati

Sulpikar

diisi dengan SK yang baru diisi dengan SK yang baru

Pengawas Ketua : Drs Surya Alam

Wakil Ketua : Sekretaris : Bendahara : Sumber : Profil Desa Baring, 2020.

e. Jenis Kegiatan Usaha Permodalan

Penyertaan Modal dari Pemerintah Desa

No Nama Unit Usaha Bentuk Penyertaan Modal Keterangan 1 Simpan Pinjam Uang SebesarRp. 40.000.000

Peraturan Desa Nomor : Tanggal : Tahun :

Tentang :

Belum ada perdes yang mendukung penyertaan modal baru berita acara penyerahan modal BUMDES Barang / Aset Desa Berupa

Jasa pinjaman (Cantumkan Jumlah/Satuan Barang) 2 Penyewaan Barang Uang SebesarRp. 100.000.000,- Peraturan Desa Nomor :

(54)

Tanggal : Tahun :

Tentang :

Barang / Aset Desa Berupa Alat Musik cayya-Cayya Motor Viar

Hand Traktor

1 Paket 1 Unit I Unit 3 Bumdesmart Uang SebesarRp. 50.000.000

Peraturan Desa Nomor : Tanggal : Tahun :

Tentang :

Barang / Aset Desa Berupa

(Cantumkan Jumlah/Satuan Barang) Sumber : Profil Desa Baring, 2020.

B. Evaluasi Pengelolaan BUMDes Sahabat Desa Bariang Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep.

Evaluasi adalah suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu program yang telah dilakukan dan yang akan digunakan untuk meramalkan, memperhitungkan, dan mengendalikan pelaksanaan program kedepannya agar jauh lebih baik. Evaluasi lebih bersifat melihat kedepan dari pada melihat kesalahan-kesalahan dimasa lalu, dan ditujukan pada upaya peningkatan kesempatan demi keberhasilan program, dengan demikian misi dari evaluasi itu adalah perbaikan atau penyempurnaan di masa mendatang atas suatu program.

Sejalan dengan agenda prioritas Presiden untuk mewujudkan Nawacita, khususnya Cita ke-3 yaitu: “Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan Memperkuat Daerah-Daerah dan Desa dalam Kerangka Negara Kesatuan”,

(55)

maka Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang terbentuk berdasarkan pergeseran tugas dan fungsi dari Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang sesuai dengan Visi, Misi Presiden/Wakil Presiden untuk menentukan arah kebijakan, strategi, sasaran, outcome, kegiatan dan output dalam rangka melaksanakan amanah mengawal implementasi Undang-Undang Desa secara sistematis, konsisten dan berkelanjutan untuk mewujudkan desa yang kuat, maju, mandiri dan demokratis sehingga dapat mempercepat pembangunan.

Diantara 32 BUMdes berkembang di Kabupaten Pangkep, salah satunya ialah BUMDes Sahabat yang berada di Desa Baring Kecamatan Segeri BUMDes Sahabat dibentuk pada musyawarah desa tanggal 18 Desember 2014 dan termuat dalam Peraturan Desa No. 01 tentang pembentukan BUMDes. BUMDes Sahabat Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep ini memiliki unit usaha sebagai berikut: Simpan Pinjam dengan produk Modal Usaha, Penyewaan dengan produk Alat Musik Cayya-Cayya, Hand Traktor, dan Perdagangan dengan produk Bumdesmart, maka dengan itu diperlukan Evaluasi Pengelolaan BUMDes Sahabat Desa Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep dengan indikator evaluasi Model CIPP terdiri dari empat jenis evaluasi, yaitu: Evaluasi Konteks (Context Evaluation), Evaluasi Masukan (Input Evaluation), Evaluasi Proses (Process Evaluation), dan Evaluasi Produk (Product Evaluation).

(56)

1. Evaluasi Konteks (Context Evaluation)

Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah mengidentifikasi latar belakang perlunya mengadakan perubahan atau munculnya program dari beberapa subjek yang terlibat dalam pengambilan keputusan mencakup analisis masalah yang berkenaan dengan lingkungan program atau kondisi objektif yang akan dilaksanakan berisi tentang kekuatan dan kelemahan objek tertentu. Evaluasi konteks sebagai fokus institusi yang mengidentifikasi peluang dan menilai kebutuhan, suatu kebutuhan dirumuskan sebagai suatu kesenjangan (discrepancy view) kondisi nyata (reality) dengan kondisi yang diharapkan (ideality).

Dengan kata lain evaluasi konteks berhubungan dengan analisis masalah kekuatan dan kelemahan dari objek tertentu yang akan atau sedang berjalan. Evaluasi konteks memberikan informasi bagi pengambil keputusan dalam perencanaan suatu program yang akan dilaksanakan selain itu, konteks juga bermaksud bagaimana rasionalnya suatu program. Analisis ini akan membantu dalam merencanakan keputusan, menetapkan kebutuhan dan merumuskan tujuan program secara lebih terarah dan demokratis. Evaluasi konteks juga mendiagnostik suatu kebutuhan yang selayaknya tersedia sehingga tidak menimbulkan kerugian panjang.

Badan Usaha Milik Desa pada penelitian ini berada di Desa Baring merupakan Desa yang mendirikan BUMDesa sebagai instrumen pendayagunaan ekonomi lokal dengan berbagai ragam jenis potensi pendayagunaan potensi ini terutama bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan

Gambar

Tabel 3.1 Informan
Tabel anggaran :
Foto dengan pejabat desa
Foto Dengan Masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

KESATU : Standar Operasional dan Prosedur (SOP) Simpan Pinjam Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) „Podho Joyo” yang telah direvisi sebagaimana yang tercantum dalam

1 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan lembaga usaha desa yang dikelola masyarakat dan pemerintah desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan dibentuk

Pada saai ini jenis usaha yang dijalankan oleh BUMDES Surya Mandiri bergerak dalam.. bidang Penyewaan (Renting) tujuannya dengan upaya melayani dan memenuhi

BUMDes dibentuk oleh pemerintah desa dan masyarakat dengan tujuan meningkatkan pengelolaan potensi desa (sumber daya manusia dan sumber daya alam) yang sesuai

Dari penjelasan tersebut dapat kita ketahui bahwa unit usaha peminjaman uang ini telah berjalan di BUMDES Wahyu Urip dan berjalan dengan baik. Dari hasil

Sementara untuk kegiatan simpan pinjam yang dilaksanakan oleh BUMDES Tunas Harapan Desa Tanjung Dalam dan BUMDES Karya Mandiri Desa Harapan Makmur juga belum menerapkan akad transaksi

Badan Usaha Milik Desa BUMDes juga merupakan pembentukan lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan desa, untuk meningkatkan perekonomian desa yang dibentuk

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Peningkatan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa BUMDes di Desa Cibinuang Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan; Dalam pemberdayaan tentang pengelolaan