• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN SMOOTHIE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN SMOOTHIE"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN SMOOTHIE PISANG AMBON DAN KEDELAI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PENDERITA

HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan ke Program Studi S1 Terapan Gizi Politeknik kesehatan Kemenkes Padang sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan S1 Terapan Gizi di Politeknik

Kesehatan Kemenkes Padang

Oleh :

NINDYA ERINA RAMADHANI NIM.142210749

PROGRAM STUDI S-1 TERAPAN GIZI

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN PADANG 2018

(2)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG JURUSAN GIZI

Skripsi, Mei 2018 Nindya Erina Ramadhani

Pengaruh Pemberian Smoothie Pisang Ambon dan Kedelai terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Tahun 2018

vii + 60 halaman + 10 tabel + 3 grafik + 10 lampiran ABSTRAK

Hipertensi atau darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada di atas batas normal atau optimal yaitu 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan bahwa hipertensi adalah penyakit nomor satu di Indonesia yaitu sebesar 25.8 % dan berdasakan Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2013, kota Padang memiliki prevalensi hipertensi tertinggi yakni sebesar 38.3%. Salah satu penatalaksanaan hipertensi adalah dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi kalium, contohnya pisang ambon. Selain itu juga dapat mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dan flavonoid, contohnya kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian smoothie pisang ambon dan kedelai terhadap perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Andalas Padang tahun 2018.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan rancangan the one group pretest posttest. Sampel berjumlah 31 orang dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Data primer penelitian ini meliputi asupan smoothie pisang ambon dan kedelai, asupan recall 1x24 jam, serta tekanan darah awal dan akhir responden, sedangkan data sekunder pada penelitian ini meliputi nama, umur, jenis kelamin, dan alamat responden. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Maret 2018 secara door to door kerumah sampel. Analisis data penelitian menggunakan Uji Wilcoxon.

Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan antara tekanan darah awal dan akhir responden setelah intervensi. Hasil uji wilcoxon menunjukkan pemberian smoothie pisang ambon dan kedelai terbukti efektif dalam penurunan tekanan darah sistolik (p=0,000) dan diastolik (p=0,003).

Saran dari penelitian ini adalah smoothie pisang ambon dan kedelai dapat dijadikan sebagai bentuk pengobatan alternatif berbasis bahan makanan bagi penderita hipertensi.

Kata Kunci : Hipertensi, Tekanan Darah, Smoothie, Pisang Ambon, Kedelai Daftar Pustaka : 32 (1995-2016)

(3)

POLYTECHNIC OF HEALTH Ministry of Health PADANG DEPARTMENT OF NUTRITION

Thesis, May 2018

Nindya Erina Ramadhani

Effect of Smoothie Banana and Soybean to Change blood pressure in Patients with Hypertension in Puskesmas Andalas 2018

vii + 60 pages + 10 tables + 3 graphics + 10 attachments ABSTRACT

Hypertension or high blood pressure is a condition one's blood pressure is above normal limit or opt imal of 120 mmHg for systolic and 80 mmHg for diastolic. The result of Health Research (Riskesdas) of 2013 states that hypertension is a disease number one in Indonesia that is equal to 25.8% and Data Based West Sumatra Provincial Health Office in 2013, the city of Padang has the highest prevalence of hypertension which amounted to 38.3%. One of the management of hypertension is to consume foods that contain high in potassium, such as bananas. But they can also consume foods that contain fiber and flavonoids, such as soybeans. This study aimed to determine the effect of green banana smoothies and soy to changes in systolic and diastolic blood pressure in patients with hypertension in Puskesmas Andalas Padang 2018.

The research is a quasi-experimental design with the one group pretest posttest. Sampling in this study was done by purposive sampling which amounted to 31 people. The primary data of the study include the intake of bananas and soy smoothie, 1x24 hour recall intake and blood pressure early and late respondents, while secondary data in the study include the name, age, sex, and address of the respondent. Research data analysis using Wilcoxon test.

The results showed no difference between the blood pressure early and late respondents after the intervention. Wilcoxon test results showed Award banana smoothies and soy proved to be effective in lowering systolic blood pressure (p= 0.000) and diastolic (p= 0.003).

Suggestions from this study is the banana smoothie and soybeans can be used as a form of alternative medicine based on food for people with hypertension.

Keywords : Hypertension, High Blood Pressure, Banana, Soybean Bibliography : 32 (1995-2016)

(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN Skripsi

Pengaruh Pemberian Smoothie Pisang Ambon dan Kedelai terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas

Tahun 2018

Oleh :

Nindya Erina Ramadhani NIM. 142210749

Skripsi ini telah diperiksa, disetujui oleh Pembimbing Skripsi Program Studi S1 Terapan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang dan telah siap

untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Padang, 24 Mei 2018 Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(Defriani Dwiyanti, S.SiT, M.Kes) (Zulkifli, SKM, M.Si) NIP.197312201998032001 NIP.196209261988031002

Ketua Jurusan Gizi

Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

(Hasneli, DCN, M.Biomed) NIP.196307191988032003

(5)

PERNYATAAN PENGESAHAN PENGUJI Skripsi

Pengaruh Pemberian Smoothie Pisang Ambon dan Kedelai terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Andalas Tahun 2018

Oleh :

Nindya Erina Ramadhani

NIM. 142210749

Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Ujian Skripsi Program SI Terapan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang dan dinyatakan telah

memenuhi syarat untuk diterima.

Padang, 25 Mei 2018 Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(Defriani Dwiyanti, S.SiT, M.Kes) (Zulkifli, SKM, M.Si) NIP.197312201998032001 NIP.196209261988031002

Ketua Dewan Penguji Anggota Dewan Penguji

(Hasneli, DCN, M.Biomed) (Ir.Zulferi, M.Pd) NIP. 196307191988032003 NIP. 195812111983022002

(6)

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT Yang bertanda tangan dibawah ini saya

Nama Lengkap : Nindya Erina Ramadhani

NIM : 142210749

Tanggal lahir : 17 Februari 1996 Tahun masuk : 2014

Nama PA : Kasmiyeti, DCN, M.Biomed Nama Pembimbing 1 : Defriani Dwiyanti, S.SiT, M.Kes Nama Pembimbing 2 : Zulkifli, SKM, M.Si

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan laporan hasil skripsi saya, yang berjudul : Pengaruh Pemberian Smoothie Pisang Ambon dan Kedelai terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Tahun 2018.

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang tealh ditetapkan.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Padang, Mei 2018

Nindya Erina Ramadhani NIM. 142210749

(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Nindya Erina Ramadhani 2. Tempat / Tanggal Lahir : Padang / 17 Februari 1996

3. Agama : Islam

4. Negeri Asal : Indonesia

5. Nama Ayah / Nama Ibu : Erizal Ilyas, B.cKn/ Dra. Zulnaningsih 6. Alamat Rumah : Jl. Parkit no B2 RT 01/ RW 04

Simp.Kalumbuk, Kuranji Padang.

7. No.Hp / Email : 085374047940 / nindyaerina1@gmail.com 8. Riwyat Pendidikan :

No Riwayat Pendidikan Lulus Tahun

1 2 3 4 5

TK Pertiwi VI Kota Padang SDN 01 Tanmalaka Kota Padang SMP N 2 Kota Padang

SMA N 5 Kota Padang

Program Studi S1 Terapan Gizi Poltekkes Kemesnkes Padang 2001 2008 2011 2014 2018 Padang, Mei 2018 Peneliti, Nindya Erina R.

(8)

i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan do’a dan puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis walaupun terdapat rintangan dan kesulitan. Penyusunan dan penulisan skripsi ini merupakan suatu rangkaian dari proses pendidikan secara menyeluruh di Program Studi SI Terapan Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang.

Judul skripsi ini “Pengaruh Pemberian Smoothie Pisang Ambon dan Kedelai terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Tahun 2018”.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih banyak atas segala bimbingan dan pengarahan dari Ibu Defriani Dwiyanti, S.SiT, M.Kes dan Bapak Zulkifli, SKM, M.Si selaku pembimbing skripsi dan kepada berbagai pihak yang ikut membantu, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terimakasih juga penulis tujukan kepada :

1. Bapak H. Sunardi, SKM, M,Kes selaku Dikrektur Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang.

2. Ibu Hasneli, DCN, M.Biomed selaku Ketua Jurusan Gizi di Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang.

3. Bapak Zul Amri, DCN, M.Kes selaku Ketua Prodi DIV Gizi di Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang.

4. Ibu Kasmiyeti, DCN, M.Biomed selaku Pembimbing Akademik 5. Bapak /Ibu Dosen semua mata kuliah tanpa terkecuali.

(9)

ii

7.

Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses perkuliahan dan penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan yang ada, sehingga penulis masih merasa isi maupun penyajiannya jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis menerima dengan besar hati atas kritikan dan saran yang membangun guna penyempurnaan skripsi ini.

Padang, Mei 2018

(10)

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PERNYATAAN PENGESAHAAN PENGUJI PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iiii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GRAFIK ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 7 C. Tujuan Penelitian ... 7 D. Manfaat Penelitian ... 8 E. Ruang Lingkup ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9 1. Hipertensi ... 9 a. Pengertian Hipertensi ... 9 b. Patofisiologi Hipertensi ... 9 c. Jenis Hipertensi ... 11 d. Klasifikasi Hipertensi ... 11

e. Manifestasi Klinis Hipertensi ... 13

f. Komplikasi Hipertensi ... 14

g. Faktor Risiko Hipertensi ... 15

h. Penatalaksanaan Hipertensi ... 21

i. Makanan yang dianjurkan dan yang dilarang ... 22

2. Pisang Ambon ... 24 3. Kacang Kedelai ... 26 4. Smoothie ... 28 B. Kerangka Konsep ... 28 C. Hipotesis ... 29 D. Definisi Operasional... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Desain Penelitian ... 31

B. Lokasi dan Waktu ... 31

C. Sasaran Penelitian ... 31

D. Tahap Penelitian ... 33

E. Pengumpulan Data ... 35

F. Teknik Pengolahan Data ... 35

(11)

iv

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 38

B. Hasil Penelitian ... 39

1. Hasil Analisis Univariat ... 39

2. Hasil Analisis Bivariat ... 47

C. Pembahasan ... 49

1. Gambaran Umum Responden... 49

2. Kebiasaan Responden ... 51

3. Daya Terima Smoothie Pisang Ambon dan Kedelai ... 51

4. Tekanan Darah Responden ... 52

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(12)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VI... 13

Tabel 2 Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO... 14

Tabel 3 Klasifikasi Hipertensi Hasil Consensus Perhimpunan Hipertensi... 15

Tabel 4 Kandungan zat gizi dalam 100 gr pisang ambon... 28

Tabel 5 Kandungan zat gizi dalam 100 gr kedelai... 30

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik... 43

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebiasaan Responden... 44

Tabel 8 Rata-rata Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Awal... 46

Tabel 9 Rata-Rata Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Akhir... 47

(13)

vi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Perubahan Tekanan Darah Sistolik Responden Setiap Hari ... 45 Grafik 2 Perubahan Tekanan Darah Diastolik Responden Setiap Hari... 46 Grafik 3 Perubahan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Intervensi... 47

(14)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Surat Persetujuan Responden

Lampiran B. Kuesioner Penelitian

Lampiran C. Asupan Smoothie Pisang Ambon dan Kedelai Lampiran D. Lampiran D. Format Food Recall

Lampiran E. SPSS

Lampiran F. Dokumentasi Lampiran G. Master Tabel

Lampiran H. Surat Izin Pengambilan Data Lampiran I. Surat Izin Penelitian

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi dapat meningkatkan terjadinya hipertensi. Hipertensi atau darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada di atas batas normal atau optimal yaitu 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik.1 American Society of Hypertension (ASH) menyebutkan bahwa hipertensi sebagai suatu sindrom kardiovaskuler yang progresif sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi misalnya stroke, gagal ginjal, dan penyakit jantung.

World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia

memprediksi jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan

bertambahnya jumlah penduduk. Hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahunnya, 1.5 juta kematian terjadi di Asia Tenggara. Data WHO tahun 2012 menunjukkan, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penduduk dunia mengidap hipertensi yang kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang berkembang, temasuk Indonesia. Di Indonesia penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan mengetahui faktor risikonya.

(16)

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan bahwa

hipertensi adalah penyakit nomor satu di Indonesia, yakni prevalensinya pada penduduk umur >18 tahun adalah sebesar 25.8%. Prevalensi tertinggi berada pada provinsi Bangka Belitung yaitu 30.9% diikuti oleh provinsi Kalimantan Selatan 30.8%, dan untuk provinsi Sumatera Barat prevalensi penderita hipertensi adalah 22.6% satu tingkatan dibawah provinsi Banten dengan prevalensi 23.0%. Dilihat dari Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2013, kota Padang memiliki prevalensi hipertensi tertinggi yakni sebesar 38.3%. Data Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang pada tahun 2016, dari 22 puskesmas yang berada di Kota Padang prevalensi penderita hipertensi tertinggi terdapat pada wilayah kerja Puskesmas Andalas yakni sebesar 13%, diikuti oleh wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung 11.2% dan Puskesmas Padang Pasir 10.3%. Prevalensi hipertensi pada wilayah kerja Puskesmas Andalas meningkat tajam dari 2.6% pada tahun 2015 menjadi 13% pada tahun 2016. Dari 7880 orang penderita hipertensi di kota Padang, 1029 orang diantaranya berada di wilayah kerja Puskesmas Andalas.

Pada umumnya gejala hipertensi tidak diketahui dengan pasti. Secara umum gejala klinis dari penderita hipertensi adalah mudah marah, emosi berlebihan, sering merasa tegang, mudah lelah, pusing, sulit tidur, bagian tengkuk atau otot leher bagian belakang terasa berat dan kaku, pandangan mata agak berat dan berkunang. Namun, ada sebagian otot yang tidak merasakan gejala dari hipertensi oleh karena itu, hipertensi sering disebut sillent killer. Penyakit hipertensi membuka peluang 12 kali lebih besar bagi penderitanya untuk menderita stroke, 6 kali lebih besar untuk menderita serangan jantung, dan 5 kali

(17)

3

lebih besar kemungkinan meninggal karena gagal jantung. Gejala dan dampak yang diakibatkan oleh penyakit hipertensi dapat dicegah dan dihindari dengan terapi farmakologi yakni biasanya dengan obat-obatan yang dapat mengendalikan tekanan darah ataupun terapi non farmakologi yakni dengan mengatur pola hidup, mengatur pola makan, mengubah kebiasaan makan, olah raga teratur, serta konsumsi buah dan sayur.2

Terapi non farmakologis yakni modifikasi gaya hidup yang memiliki peran penting baik bagi individu non hipertensi maupun individu yang telah hipertensi. Salah satu modifikasi gaya hidup ialah dengan memanfaatkan pangan fungsional. Pangan fungsional mempunyai fungsi dalam peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Fungsi pangan fungsional dalam peningkatan kesehatan diketahui dari beberapa studi epidemiologi yang menunjukan adanya efek protektif pangan fungsional pada beberapa penyakit. Pisang ambon (Musa acuminata Colla s.p) dan kedelai (Glycine max s.p) merupakan bahan pangan fungsional yang dapat mengendalikan tekanan darah dengan kandungan yang dimilikinya.3

Musa acuminata Colla s.p atau yang biasa disebut pisang ambon merupakan salah satu tumbuhan yang paling banyak tumbuh didaerah tropis seperti di Indonesia. Berdasarkan Data Sensus Pertanian kota Padang 2013, Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah pohon pisang yang ditanam adalah 193,223,170 2 dan rata-rata jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang diusahakan / dikelola per rumah tangga adalah 35 pohon.

Buah pisang kaya akan kalium dan rendah natrium. Kalium berperan dalam vasodilatasi melalui strong inwardly rectifying kalium channels dan kalium

(18)

ATPase pump pada sel otot polos vaskular. Buah pisang dapat menurunkan tekanan darah karena memiliki aktivitas Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACE-I) didalam tubuh, zat ini menghambat kerja enzim angiotensin pada proses peningkatan tekanan darah. Selain itu, pisang juga memiliki khasiat lainnya seperti mengatasi depresi, stres, serta memberi efek mendinginkan dan melapisi pencernaan.4

Hasil penelitian Septi di Puskesmas Bengkulu pada tahun 2013 menunjukkan terjadi penurunan tekanan darah setelah responden diberikan terapi diet pisang ambon sebanyak tiga buah (120 gr/bh) sehari selama satu minggu. Masing-masing penurunan rerata tekanan darah sistolik maupun diastolik ialah sebesar 9,545 mmHg dan 9,091 mmHg. Sesuai dengan penelitian Schmidt (2012), pisang adalah buah yang mengandung kalium tinggi dan satu buah pisang berukuran sedang mengandung sekitar 422 mg kalium atau hampir 10% dari kebutuhan harian kalium untuk dewasa. Schmidt menerangkan bahwa kalium dapat menjaga kesehatan kardiovaskuler dengan cara mengontrol aktivitas elektrik jantung dan menurunkan tekanan darah, menjaga keseimbangan cairan tubuh khususnya bagi yang memiliki risiko atau sedang mengalami peningkatan tekanan darah. Penemuan ini mendukung studi sebelumnya di Amerika dan India yang menyatakan bahwa makanan kaya kalium seperti pisang dapat menurunkan tekanan darah.5

Selain pisang ambon, Glycine max s.p atau Glycine soja s.p yang biasa dikenal dengan kacang kedelai juga merupakan pangan fungsional yang mengandung beberapa komponen fitokimia seperti isoflavon, saponin, lesitin dan fitosterol yang memiliki fungsi fisiologi tertentu. Berdasarkan Data Sensus

(19)

5

Pertanian kota Padang 2013, Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, hasil produksi kedelai mencapai 2 ton tiap kali panen dengan luas tanam kedelai di kota Padang adalah 1,862,657,441 2 setara dengan 186.266 hektar dengan rata-rata luas tanam 2,773 2.6

Kedelai merupakan salah satu jenis bahan pangan yang dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Protein kedelai dapat memperbaiki tekanan darah dikarenakan kaya arginin, vasodepresor yang potensial dan prekursor untuk vasodepresor nitric oxide (NO). Jaringan endotelial yang berikatan dengan NO merupakan kunci pengaturan dari kesehatan vaskular dan proses atherogenic. NO mempunyai sifat menghambat gregasi platelet (keping-keping sel darah) pada jaringan endotelial sehingga dapat memperlancar sistem sirkulasi darah. Kedelai juga mengandung isoflavon yang bertindak sebagai fitoestrogen. Isoflavon diperkirakan memberikan efek terhadap tekanan darah layaknya estrogen. Genistein yang merupakan salah satu jenis isoflavon kedelai memiliki peran dalam sel endotelial vaskular untuk meningkatkan sistesis NO melalui stimulasi genomik.3

Hasil penelitian Raehani,3 Semarang 2009 menunjukkan bahwa terjadi rerata penurunan tekanan darah sistolik dari 117 mmHg menjadi 106 mmHg dan diastolik dari 74 mmHg menjadi 67 mmHg setelah responden mengkonsumsi sari kedelai sebanyak 250 ml selama 5 hari, namun berbeda dengan penelitian sebelumnya tidak terdapat hubungan antara konsumsi kedelai dengan tekanan darah sistolik dan diastolik.

Penelitian-penelitian dalam skala kecil memperlihatkan bahwa konsumsi kedelai dapat menurunkan tekanan darah, walaupun hasilnya secara keseluruhan

(20)

belum dapat dikatakan konsisten. Secara ilmiah, flavonoid sudah terbukti umum mencegah dan mengobati berbagai penyakit kardiovaskuler, neurovaskuler, serebrovaskuler. Salah satu jenis flavonoid yang sangat banyak terdapat pada biji kedelai dan sangat bermanfaat bagi kesehatan adalah isoflavon.3

Pisang ambon yang kaya kalium dan kedelai yang kaya isoflavon merupakan bahan pangan yang dapat mengendalikan tekanan darah. Namun, tidak semua orang menyadari khasiat buah pisang dan kedelai. Pada umumnya masyarakat mengkonsumsi buah pisang dan kedelai hanya dalam bentuk tunggal, padahal jika dikonsumsi secara bersamaan, bahan pangan ini akan lebih efektif dalam menurunkan tekanan darah karena kandungan kalium dan isoflavon yang secara bersamaan dapat mencegah dan mengobati berbagai penyakit kardiovaskuler, neurovaskuler, serebrovaskuler.

Hal ini menjadi dasar penulis melakukan penelitian. Peneliti ingin memberikan bentuk lain olahan pisang ambon dan kedelai guna mempermudah responden mengkonsumsi dua bahan pangan tersebut secara bersamaan yakni dalam bentuk smoothie kepada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Andalas untuk melihat perubahan tekanan darahnya. Olahan pisang ambon dan kedelai dalam bentuk smoothie juga memiliki kandungan serat sehingga dapat meningkatkan penurunan tekanan darah pasien penderita hipertensi. Tercukupinya asupan serat menyebabkan rendahnya penumpukan lemak dipembuluh darah dan akan berdampak pada menurunnya tekanan darah.

Dengan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Smoothie Pisang Ambon dan

(21)

7

Kedelai terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Tahun 2018”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pemberian smoothie pisang ambon dan kedelai terhadap perubahan tekanan darah penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Andalas tahun 2018 ?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui adanya pengaruh pemberian smoothie pisang ambon dan kedelai terhadap perubahan tekanan darah penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Andalas tahun 2018.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya daya terima responden terhadap smoothie pisang ambon dan kedelai.

b. Diketahuinya tekanan darah sistolik dan diastolik responden sebelum diberikan smoothie pisang ambon dan kedelai.

c. Diketahuinya tekanan darah sistolik dan diastolik responden setelah diberikan smoothie pisang ambon dan kedelai.

d. Diketahuinya perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik responden setelah diberikan smoothie pisang ambon dan kedelai.

e. Diketahuinya pengaruh pemberian smoothie pisang ambon dan kedelai terhadap tekanan darah responden.

(22)

D. Manfaat Penelitian 1. Peneliti

Dapat menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengimplementasikan ilmu pengetahuan tentang pengaruh smoothie pisang ambon dan kedelai terhadap perubahan tekanan darah pada klien hipertensi. 2. Klien

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi penting tentang terapi non farmakologis smoothie pisang ambon dan kedelai terhadap perubahan tekanan darah klien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Andalas. 3. Masyarakat

Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan dan bisa dijadikan sebagai acuan terapi non farmakologis bagi masyarakat hipertensi maupun tidak.

E. Ruang Lingkup

Penelitian ini melihat ada tidaknya pengaruh pemberian smoothie pisang ambon dan kedelai pada klien yang memiliki tekanan darah di atas normal pada wilayah kerja Puskesmas Andalas Kota Padang tahun 2018. Variabel dependen dari penelitian ini adalah tekanan darah klien di wilayah kerja Puskesmas Andalas sedangkan variabel independennya adalah pemberian smoothie pisang ambon dan kedelai.

(23)

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hipertensi a. Pengertian Hipertensi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah didalam arteri. Secara umum, hipertensi adalah suatu keadaan tanpa gejala, dimana terjadi tekanan yang abnormal pada arteri yang menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.7 Seseorang dinyatakan menderita

hipertensi bila tekanan darahnya tinggi, melampaui nilai tekanan darah normal yaitu 120/80 mmHg. Pada pemeriksaan tekanan darah akan dapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).8 Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah.9 Hipertensi dapat didefinisikan sebagai

tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.10

b. Patofisiologi Hipertensi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor pada medulla oblongata diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula saraf simpatis yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam

(24)

bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya nor-epineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.11

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.11

Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,

(25)

11

yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung, mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer.11

c. Jenis Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :

1) Hipertensi primer (hipertensi esensial), yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.7 Hipertensi primer ini sangat mungkin disebabkan

oleh faktor genetis yang dipicu oleh perubahan lingkungan, atau dari riwayat penyakit kardiovaskuler (sistem pompa darah dan saluran-salurannya) dalam keluarga yang dapat berupa sensitivitas terhadap natrium, kepekaan terhadap stress, peningkatan reaktivitas vascular (terhadap vasokontriktor) dan resistensi insulin. Faktor lainnya yang bisa menjadi penyebab hipertensi primer ini adalah konsumsi garam yang terlalu tinggi, rokok dan obesitas.8

2) Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.7 Sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Dan sekitar 1-2% penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).8

d. Klasifikasi Hipertensi

1) JNC (Joint National Committee On Prevention, Detection, Evaluation, And The Treatment Of High Blood Pressure), yang dikaji oleh

(26)

33 ahli hipertensi nasional Amerika Serikat. Data terbaru menunjukkan bahwa nilai tekanan darah yang sebelumnya dipertimbangkan normal ternyata dapat menyebabkan peningkatan risiko komplikasi kardiovaskuler.

Tabel 1

Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VI

(Sumber: Crea, 2008:9)

2) WHO dan ISHWG (International Society Of Hypertension Working Group) mengelompokkan hipertensi ke dalam optimal, normal,

normal-tinggi, hipertensi ringan, hipertensi sedang, dan hipertensi berat yaitu sebagai berikut :

Tabel 2

Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO

(Sumber : C

(Sumber: Crea, 2008:9)

Klasifikasi tekanan darah Tekanan darah Sistol (mmHg)

Tekanan darah Diastol (mmHg)

Normal < 120 Dan < 80

Prehipertensi 120-139 Atau 80-89

Hipertensi stadium 1 140-159 Atau 90-99

Hipertensi stadium 2 > 160 Atau > 100

Kategori Sistol Diastol

Optimal Normal Normal – tinggi < 120 < 130 130 – 139 < 80 < 85 85 – 89 Tingkat 1 (hipertensi ringan)

Sub grup: perbatasan

140 – 159 140 – 149

90 – 99 90 – 94 Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160 – 179 100 – 109

Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110

Hipertensi sistol terisolasi Sub-gruo: perbatasan

≥ 140 140 – 149

< 90 < 90

(27)

13

3) Perhimpunan Hipertensi Indonesia pada Januari 2007 meluncurkan pedoman penanganan hipertensi di Indonesia, yang diambil dari pedoman negara maju dan negara tetangga. Dan klasifikasi hipertensi ditentukan berdasarkan ukuran tekanan darah sistolik dan diastolik dengan merujuk hasil JNC 7 dan WHO yaitu sebagai berikut :

Tabel 3

Klasifikasi Hipertensi Hasil Consensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia

(Sumber: Crea, 2008:9)

e. Manifestasi Klinis Hipertensi

Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus. Menurut Sutanto12 (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak napas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, dan terkadang mimisan.

Kategori tekanan darah Tekanan darah Sistol (mmHg)

Tekanan darah Diastol (mmHg)

Normal < 120 Dan < 80

Prehipertensi 120 – 139 Atau 80-89

Hipertensi stadium 1 140 – 159 Atau 90-99 Hipertensi stadium 2 > 160 Atau > 110

(28)

f. Komplikasi Hipertensi

Menurut Sustrani13 (2006), membiarkan hipertensi membiarkan jantung bekerja lebih keras dan membiarkan proses perusakan dinding pembuluh darah berlangsung dengan lebih cepat akan menimbulkan berbagai komplikasi. Berikut beberapa komplikasi hipertensi,14 antara lain :

1) Penyakit jantung koroner dan arteri

Ketika usia bertambah lanjut, seluruh pembuluh darah di tubuh akan semakin mengeras, terutama di jantung, otak, dan ginjal. Hipertensi sering diasosiasikan dengan kondisi arteri yang mengeras. 2) Payah jantung

Payah jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini terjadi karena kerusakan otot jantung atau sistem listrik jantung.

3) Stroke

Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadinya stroke karena tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang sudah lemah menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah di otak, maka terjadi perdarahan otak yang dapat berakibat kematian. Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah yang macet di pembuluh yang sudah menyempit.

(29)

15

4) Kerusakan ginjal

Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang menuju ginjal, yang berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh. Dengan adanya gangguan tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit cairan dan membuangnya kembali kedarah. Gagal ginjal dapat terjadi dan diperlukan cangkok ginjal baru.

5) Kerusakan penglihatan

Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata, sehingga mengakibatkan mata menjadi kabur atau kebutaan. g. Faktor Risiko Hipertensi

Menurut Elsanti15 (2009), faktor risiko yang mempengaruhi hipertensi yang dapat atau tidak dapat dikontrol, antara lain :

Faktor risiko yang tidak dapat dikontrol : 1) Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Dari hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%.16

(30)

Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah menopause.

2) Umur

Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih muda. Hipertensi pada usia lanjut harus ditangani secara khusus. Hal ini disebabkan pada usia tersebut fungsi ginjal dan hati mulai menurun.16

Hanns Peter (2009) mengemukakan bahwa kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50 % diatas umur 60 tahun. Arteri kehilangan elastisitas atau kelenturan serta tekanan darah meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan dan enampuluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko hipertensi.16

(31)

17

3) Kelainan hormonal

Kelainan hormonal adalah saat hormon-hormon didalam tubuh mengalami peningkatan dan penurunan secara drastis. Penyebab ketidakseimbangan hormon secara umum bisa karena kelenjar atau organ tidak terbentuk saat janin (kadar hormon turun) atau ada kelenjar tambahan (ektopik) akan menghasilkan hormone berlebihan, bahan yang menghambat perubahan prohormon menjadi hormon (kadar rendah), bahan yang bisa mengikat hormon didalam sirkulasi (menyebabkan fungsinya menurun), juga karena adanya bahan yang menghambat degradasinya (fungsi meningkat). Penyebabnya karena kelainan bawaan, penyakit infeksi, penyakit autoimun (kelainan fungsi imunitas), tumor, faktor luar seperti obat-obatan, dan lain sebagainya.8 4) Keturunan (Genetik)

Adanya faktor genetik pada keluarga akan menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium Individu dengan orang tua penderita hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga.16 Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.9

(32)

Menurut Rohaendi10 (2008), mengatakan bahwa tekanan darah tinggi cenderung diwariskan dalam keluarganya. Jika salah seorang dari orang tua anda ada yang mengidap tekanan darah tinggi, maka anggota keluarga lain akan mempunyai peluang sebesar 25% untuk mewarisinya selama hidup. Jika kedua orang tua mempunyai tekanan darah tinggi maka peluang seorang anak untuk terkena hipertensi akan meningkat menjadi 60%.

Faktor risiko yang dapat dikontrol : 1) Obesitas

Obesitas merupakan keadaan yang menunjukka ketidak -seimbangan antara tinggidan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal.17

2) Kurang olahraga

Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak menular karena olahraga teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih otot jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung harus melakukan pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu. Kurangnya aktivitas fisik menaikkan risiko tekanan darah tinggi karena bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang tidak aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung mereka harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi,

(33)

19

semakin keras dan sering jantung harus memompa semakin besar pula kekuatan yang mendesak arteri.

Latihan fisik berupa berjalan kaki selama 30-60 menit setiap hari sangat bermanfaat untuk menjaga jantung dan peredaran darah. Bagi penderita tekanan darah tinggi, jantung, atau masalah pada peredaran darah, sebaiknya tidak menggunakan beban waktu jalan. Riset di Oregon Health Science kelompok laki-laki dengan wanita yang kurang aktivitas fisik dengan kelompok yang beraktifitas fisik dapat menurunkan sekitar 6,5% kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) faktor penting penyebab pergeseran arteri.10

3) Kebiasaan Merokok

Merokok menyebabkan peningkatan tekanan darah. Perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis. Dalam penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans and Women’s Hospital, Massachussetts terhadap 28.236subyek yang awalnya tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36% merupakan perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14 batang rokok perhari dan 8% subyek yang merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan kebiasaan merokok lebih dari 15 batang perhari.18

(34)

4) Mengkonsumsi garam berlebih

Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO) merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Kadar yodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram yodium atau 6 gram garam) perhari. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium didalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik keluar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi.15

5) Minum alkohol

Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung dan organ-organ lain, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan minum alkohol berlebihan termasuk salah satu faktor risiko hipertensi.9

6) Minum kopi

Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi mengandung 75 – 200 mg kafein, dimana dalam satu cangkir tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah 5 -10 mmHg.

7) Stress

Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga karena aktivitas saraf simpatis, peningkatan aktivitas saraf dapat

(35)

21

menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stres yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota.10 Adapun stres ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal.16

h. Penatalaksanaan Hipertensi

Penatalaksanaan hipertensi antara lain menurut Gunawan 2011,19 dengan cara sebagai berikut :

1) Mengurangi konsumsi garam.

Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 gr garam dapur untuk diet setiap hari.

2) Menghindari kegemukan (obesitas).

Hindari kegemukan (obesitas) dengan menjaga berat badan (bb) normal atau tidak berlebihan. Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih 10% dari berat badan normal.

3) Membatasi konsumsi lemak.

Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak terlalu tinggi. Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya endapan kolesterol dalam dinding pembuluh darah. Lama kelamaan, jika endapan kolesterol bertambah akan menyumbat pembuluh nadi dan menggangu

(36)

peredaran darah. Dengan demikian, akan memperberat kerja jantung dan secara tidak langsung memperparah hipertensi. 4) Olahraga teratur.

Menurut penelitian, olahraga secara teratur dapat meyerap atau menghilangkan endapan kolesterol dan pembuluh nadi. Olahraga yang dimaksud adalah latihan menggerakkan semua sendi dan otot tubuh (latihan isotonik atau dinamik), seperti gerak jalan, berenang, naik sepeda. Tidak dianjurkan melakukan olahraga yang menegangkan seperti tinju, gulat, atau angkat besi, karena latihan yang berat bahkan dapat menimbulkan hipertensi. i. Makanan yang dianjurkan dan yang dilarang

Makanan yang dianjurkan antara lain : 1) Bayam

Bayam merupakan sumber magnesium yang sangat baik. Tidak hanya melindungi dari penyakit jantung, tetapi juga dapat mengurangi tekanan darah.

2) Kacang-kacangan

Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, almond, kacang merah mengandung magnesium dan potasium. Potasium dikenal cukup efektif menurunkan tekanan darah tinggi.

3) Pisang

Pisang mengandung kalium dan serat tinggi yang bermanfaat mencegah penyakit jantung. Penelitian juga

(37)

23

menunjukkan bahwa satu pisang sehari cukup untuk membantu mencegah tekanan darah tinggi.

4) Kedelai

Kandungan isoflavon kedelai memang sangat bermanfaat bagi kesehatan, salah satunya adalah menurunkan kolesterol jahat dan tekanan darah tinggi.

5) Kentang

Kandungan mineral, serat, dan potasium pada kentang sangat tinggi sangat baik untuk menstabilkan tekanan darah. 6) Coklat pekat

Kandungan flavonoid dalam cokelat dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan merangsang produksi nitrat oksida. Nitrat oksida membuat sinyal otot-otot sekitar pembuluh darah untuk lebih relaks, dan menyebabkan aliran darah meningkat.

Makanan yang tidak dibolehkan antara lain :

1) Roti, kue yang dimasak dengan garam dapur atau soda.

2) Ginjal, hati, lidah, sarden, keju, otak, semua makanan yang diawetkan dengan menggunakan garam dapur seperti daging asap, ham, ikan kaleng, kornet, dan ebi.

3) Sayuran dan buah yang diawetkan dengan garam dapur seperti sawi asin, asinan, acar.

4) Garam dapur, soda kue, baking powder , MSG (penyedap rasa).

(38)

5) Margarin dan mentega biasa.

6) Bumbu yang mengandung garam dapur yaitu terasi, kecap, saus tomat, petis, dan tauco.20

2. Pisang Ambon

Pisang dengan nama botani Musa spp. merupakan jenis tanaman herba. Tanaman ini temasuk dalam Regnum : Plantae, Divisio : Spermatophyta, Subdivisio : Angiospermae, Clases : Monocotyledonae, Ordo : Zingiberales, Familia : Musaceae dan Genus : Musa.4

Tanaman pisang (Musa spp.) secara umum terbagi menjadi dua bagian, yaitu liar dan dapat dibudidaya. Pisang liar umumnya memiliki buah pisang yang berbiji sehingga tidak dapat di konsumsi, sedangkan pisang yang banyak dikonsumsi diketahui berasal dari buah partenokarpi (Megia dan Djuita, 2010),28 hal ini terjadi akibat serbuk sari sulit dibentuk dan sterilisasi pada betina mendekati sempurna. Sedangkan pisang komersial yang dikenal sekarang ini merupakan pisang budidaya keturunan mutasi dari spesies pisang liar.

Secara umum pisang dapat tumbuh diseluruh kawasan Indonesia, tanah yang baik adalah tanah yang kering tetapi memiliki kapasitas air yang baik akan tetapi rata-rata pH tanah berkisar antara 4,5 dan 7,5. Tanaman ini hanya berbuah sekali lalu mati, akan tetapi pada bonggolnya tumbuh tunas dan kemudian menjadi anakan. Jenis-jenis pisang yang ada memiliki perbedaan morfologi, yang memberikan variasi dalam kultivar pisang, diantaranya dari warna buah, warna batang, bentuk daun, bentuk buah dan masih banyak lagi 2 karakter yang membedakan kultivar pisang.4

(39)

25

Dayat (2008:1) menjelaskan bahwa salah satu jenis pisang yaitu buah pisang ambon yang merupakan sebutan umum yang diberikan terhadap buah berdaun besar dan panjang yang memiliki nama latin Musa accuminata Colla, kulit berwarna hijau, daging berwarna putih, rasa enak dan wangi.4

Hasil penelitian Suherman pada tahun 2010 di Bandung membuktikan terdapatnya penurunan tekanan darah sistolik klien sebesar 2-6 mmHg dan diastolik sebesar 2-4 mmHg setelah konsumsi satu buah pisang ambon (100gr) per hari selama tujuh hari berturut-turut.21

Tabel 4

Kandungan zat gizi dalam 100 gr pisang ambon

(Sumber : DKBM 2012)

No Zat Gizi Kadar

1 Kalori 105 kkal

2 Lemak 0.39 gr

3 Lemak Jenuh 0.132 gr

4 Lemak tak Jenuh Ganda 0.086 gr

5 Lemak tak Jenuh Tunggal 0.086 gr

6 Kolesterol 0 mg 7 Protein 1.29 gr 8 Karbohidrat 26.95 gr 9 Serat 3.1 gr 10 Gula 14.43 gr 11 Sodium 1 mg 12 Kalium 422 mg 13 Vitamin A 146 IU 14 Vitamin B1 0.08 mg 15 Vitamin C 3 mg

(40)

3. Kacang Kedelai

Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Kedelai merupakan Kingdom : Plantae, Subkingdom : Tracheobionta, Super Divisi : Spermatophyta, Divisi : Magnoliophyta, Kelas : Magnoliopsida, Sub Kelas : Rosidae, Ordo : Fabales, Famili : Fabaceae, Genus : Glycine, dan Spesies : Glycine max (L.). Merill.

Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau- pulau lainnya. Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja max. Namun pada tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill.

Kedelai merupakan tanaman dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah. Kedelai, khususnya kedelai putih dari daerah subtropik, juga merupakan tanaman hari-pendek dengan waktu kritis rata-rata 13 jam. Kedelai akan segera berbunga apabila pada masa siap berbunga panjang hari kurang dari 13 jam. Ini menjelaskan rendahnya produksi di daerah tropika, karena tanaman terlalu dini berbunga.22

(41)

27

Tabel 5

Kandungan zat gizi dalam 100 gr kedelai

(

(Sumber : DKBM 2012)

4. Smoothie

Smoothies adalah minuman berbahan baku buah-buahan, sayuran, sirup gula / gula pasir, susu tawar cair dan es batu. Selain penambahan susu sebagai ciri khas smoothie, yoghurt, cokelat dan susu kental manis juga seringkali ditambahkan ke dalam smoothie. Tekstur smoothie lebih pekat dibandingkan jus.23

Kekentalan merupakan salah satu atribut yang sulit diatur dalam produk non komersial. Dalam bentuk komersil, gum, pati atau bahan pengental lainnya bisa ditambahkan untuk mengentalkan smoothies. Biasanya bahan yang paling umum untuk mengentalkan smoothie yang dibuat di rumah adalah dengan menambahkan pisang, namun tambahan bahan lainnya dapat menambah rasa cita rasa yang diinginkan. Dengan

No Zat Gizi Kadar

1 Energi 471 kkal

2 Lemak 25.4 gr

3 Lemak Jenuh 3.674 gr

4 Lemak tak Jenuh Ganda 14.339 gr

5 Lemak tak Jenuh Tunggal 14.339 gr

6 Kolesterol 0 mg 7 Protein 35.22 gr 8 Karbohidrat 33.55 gr 9 Serat 17.7 gr 10 Gula 4.2 gr 11 Sodium 163 mg 12 Kalium 1470 mg 13 Vitamin A 0 IU 14 Vitamin B1 0.52 mg 15 Vitamin C 121.7 mg

(42)

demikian, perlu adanya bahan tambahan untuk membuat smoothie yang layak baik untuk komersial maupun non-komersial, membuat smoothie kualitas tinggi dengan cara yang sederhana dimana meskipun dalam keadaan dingin tetap terasa halus dalam mulut.23

B. Kerangka Konsep 01 X 02 Keterangan : 01 = pengukuran pertama X = perlakuan 02 = pengukuran kedua C. Hipotesis

h0 = Tidak Ada pengaruh pemberian smoothie pisang ambon (Musa acuminata Colla s.p) dan kedelai (Glycine max s.p) terhadap perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Andalas tahun 2018.

ha = Ada pengaruh pemberian smoothie pisang ambon (Musa acuminata Colla s.p) dan kedelai (Glycine max s.p) terhadap perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Andalas tahun 2018

(43)

29

D. Definisi Operasional

Definisi operasional pemberian smoothie pisang ambon (Musa acuminata Colla s.p) dan kedelai (Glycine max s.p) terhadap perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Andalas tahun 2018

No Variabel Definisi operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1 Tekanan Darah

Awal

Kondisi medis tekanan darah responden sebelum diberikan smoothie pisang ambon dan kedelai.

Pengukuran tekanan darah

cuff air raksa (sphygmomano meter) Tekanan darah awal sebelum diberikan perlakuan, dengan satuan mmHg Rasio 2 Pemberian Smoothie Pisang Ambon dan Kedelai

Pemberian smoothie pisang ambon dan kedelai kepada responden sebanyak 200 ml selama 7 hari berturu-turut.

Mengukur jumlah smoothie pisang ambon dan kedelai yang diberikan kepada klien. Timbangan analitik, Gelas ukur, 1.Habis jika = 200 ml 2.Tidak habis jika < 200 ml Nominal 3 Tekanan Darah Akhir

Kondisi medis tekanan darah responden setelah diberikan smoothie pisang ambon dan kedelai.

Pengukuran tekanan darah

cuff air raksa (sphygmomano meter) Tekanan darah sesudah diberikan perlakuan, dengan satuan mmHg Rasio

(44)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimen semu dengan menggunakan rancangan (the one group pretest-posttest designe) yaitu pengukuran tekanan darah responden sebelum dan sesudah intervensi, tanpa kelompok kontrol. Hasil penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian Smoothie Pisang Ambon dan Kedelai terhadap perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi diwilayah kerja Puskesmas Andalas Kota Padang tahun 2018. B. Lokasi dan Waktu

Penulisan proposal dilakukan pada bulan Februari – Juni 2017 sedangkan penelitian dilakukan pada bulan Januari - Mei 2018 pada pasien hipertensi diwilayah kerja Puskesmas Andalas Kota Padang.

C. Sasaran Penelitian 1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien hipertensi yang berada di wilayah kerja Puskesmas Andalas Padang selama tiga bulan terakhir. 2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah pasien hipertensi yang diambil secara purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan kriteria-kriteria peneliti. Untuk menentukan besar ukuran sampel peneliti menggunakan rumus analitik kategorik-numerik tidak berpasangan dengan rumus24

(45)

31 = 𝑍 + 𝑍 𝑆 𝑋 – 𝑋 2 = . + .. . 2 = ( . . )2 = . 2 = .

n= 31 Keterangan : n = Besar sampel

𝑍 = 2.326 (Deviat baku alfa, sebesar 2%) 𝑍 = 1,03 (Deviat baku beta, sebesar 15%)

S = 15,708 (Standar deviasi dari penelitian Septi, Bengkulu 2013)

𝑋 – 𝑋 = 9,545 (Selisih minimal yang dianggap bermakna dari penelitian Septi, Bengkulu 2013)

Pengambilansampel juga mempertimbangkan syarat-syarat berikut : Kriteria Inklusi :

a. Responden berumur 30 - 65 tahun.

b. Responden bisa berkomunikasi dengan baik. c. Responden tidak mengkonsumsi obat antihipertensi

d. Hasil pengukuran tekanan darah melebihi batas normal 140/90 mmHg, berdasarkan klasifikasi hipertensi menurut WHO 2013.

(46)

e. Bersedia menjadi responden dengan diberikan Smoothie Pisang Ambon dan Kedelai setiap hari selama 7 hari dengan menandatangani surat persetujuan.

Kriteria Eksklusi :

a. Dalam keadaan hamil dan menyusui

b. Memiliki penyakit komplikasi seperti ginjal, jantung, dan stroke.

D. Tahap Penelitian

1.

Persiapan Penelitian

Smoothie pisang ambon dan kedelai a. Bahan

Bahan – bahan yang digunakan untuk pembuatan 1 porsi smoothie pisang ambon dan kedelai adalah :

1) Pisang ambon 100 gr tanpa kulit 2) Kacang kedelai 15 gr

3) Madu 2 sdm 4) Air 150 ml

Setiap 1 porsi smoothie pisang ambon dan kedelai telah memenuhi 13% kebutuhan kalium orang dewasa per hari yaitu sebesar 4700 mg.

Karakteristik bahan yang digunakan adalah :

1) Pisang ambon matang dengan warna kulit kuning, daging berwarna putih dan manis, tidak lunak atau memar.

2) Kacang kedelai bulat bersih dan tidak berlobang.

3) Madu yang digunakan adalah madu asli yang diperoleh langsung dari peternak lebah.

(47)

33

b. Alat

Alat yang digunakan dalam pembuatan smoothie ini adalah pisau, talenan, panci, sendok makan, timbangan analitik makanan, gelas ukur, blender, dan gelas saji.

c. Cara Pembuatan

1) Siapkan semua bahan baku. 2) Rebus kedelai terlebih dahulu.

3) Kupas pisang, kemudian potong-potong dan masukkan kedalam blender.

4) Tambahkan kedelai yang telah direbus, madu, dan air kedalam blender, lalu haluskan.

5) Tuangkan dalam gelas saji. 6) Berikan kepada responden

2.

Pelaksanaan Penelitian

a. Pengukuran tekanan darah responden oleh tenaga kesehatan sebelum diberikan smoothie pisang ambon dan kedelai.

b. Memonitor asupan makan responden oleh peneliti dengan metode food recall 1x24 jam.

c. Pemberian smoothie pisang ambon dan kedelai kepada responden oleh peneliti sebanyak 200 ml pada selama 7 hari berturut-turut.

d. Mengukur asupan konsumsi smoothie pisang ambon dan kedelai responden oleh peneliti.

e. Pengukuran tekanan darah responden oleh tenaga kesehatan selama pemberian smoothie pisang ambon dan kedelai.

(48)

E. Pengumpulan Data 1. Data Primer

a. Data tentang tekanan darah responden sebelum dan setelah diberikan smoothie pisang ambon dan kedelai. Data ini diperoleh peneliti dengan bantuan dari tenaga kesehatan untuk mengukur langsung tekanan darah responden.

b. Data tentang asupan smoothie pisang ambon dan kedelai dikumpulkan oleh peneliti. Data ini didapatkan dengan melihat langsung responden mengkonsumsi smoothie pisang ambon dan kedelai selama 7 hari sebanyak 200 ml.

c. Data tentang asupan makan responden dikumpulkan langsung oleh peneliti. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode food recall 1x24 jam.

2. Data Sekunder

Pengumpulan data meliputi nama, umur, jenis kelamin, dan alamat responden yang diperoleh dari laporan kesehatan di Pusksesmas Andalas Padang. F. Teknik Pengolahan Data

Semua data dari hasil pencatatan penelitian akan diolah dengan cara komputerisasi dengan tahap-tahap sebagai berikut :

a. Editing

Dalam menyunting data (data tekanan darah, data asupan makan, dan data asupan konsumsi smoothie) dilakukan pengecekan kelengkapan kejelasan jawaban, kesesuaian relevansi jawaban, dan keseragaman satuan agar tidak ada kesalahan dalam pencatatan data dan didapatkan data yang valid.

(49)

35

b. Coding

Memberi kode pada masing-masing data sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah dirumuskan.

c. Entry

Penyajian data tingkat kehabisan, tekanan darah (sebelum dan sesudah), perubahan tekanan darah, data asupan makan, dan data asupan konsumsi smoothie pisang ambon dan kedelai kedalam tabel.

d. Cleaning

Pemeriksaan kembali terhadap data yang telah di entry untuk mengecek kesalahan yang mungkin terjadi. Data tekanan darah dapat dilihat dari hasil perubahan tekanan darah responden sebelum dan setelah pemberian perlakuan dalam bentuk rata-rata tekanan darah (mmHg).

G. Teknik Analisa Data 1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat rata - rata tekanan darah sebelum dan sesudah perlakuan, serta melihat konsumsi asupan Smoothie Pisang Ambon dan Kedelai pada responden. Dianalisa dengan menggunakan ukuran nilai tengah seperti mean, median, standar deviasi, nilai minimal, serta nilai maximal dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

(50)

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hipotesis yaitu ada perbedaan antara tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian Smoothie Pisang Ambon dan Kedelai pada responden. Teknik analisis menggunakan uji Statistik non Parametrik yaitu uji Wilcoxon dengan p value < 0.05 dan semuanya menggunakan sistem komputerisasi. .

(51)

37 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Andalas Kota Padang terletak di Kelurahan Andalas dengan wilayah kerja yang meliputi 10 kelurahan yaitu kelurahan Sawahan, Sawahan Timur, Jati Baru, Jati, Simp.Haru, Andalas, Marapalam, Kubu Dalam Parak Karakah, Parak Gadang Timur, dan Gantiang Parak Gadang. Luas wilayah kerja Puskesmas Andalas Kota Padang meliputi 8.15 km2 dengan batas wilayah : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Padang Utara, Kuranji b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Selatan c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Padang Barat

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Lubuk Begalung, Pauh

Puskesmas Andalas Kota Padang memiliki 59 orang tenaga kesehatan yang bertugas di dalam gedung induk, puskesmas pembantu, dan poskeskel. Dengan rincian sebagai berikut : 1 orang Kepala Puskesmas, 1 orang Kepala Tatat Usaha, 2 orang Dokter Umum, 4 orang Dokter Gigi, 20 orang Pelaksana Kebidanan, 17 orang Pelaksana Keperawatan, 1 orang Pelaksana Keperawatan Gigi, 3 orang Pelaksana Sanitasi, 2 orang Pelaksana Analisis Kesehatan, 3 orang Apoteker/AA, 2 orang Pelaksana Gizi, 2 orang Pelaksana Rekam Medis, serta 1 orang Pelaksana Refraksionis Optisien.

(52)

B. Hasil Penelitian

Jumlah responden yang memenuhi kriteria penelitian ini adalah sebanyak 31 orang. Pemilihan penderita hipertensi di wilayah Kerja Puskesmas Andalas untuk menjadi responden penelitian dilakukan dengan cara mengunjungi rumah responden, dimana alamat rumah penderita didapat dari Puskesmas. Penderita hipertensi yang memenuhi persyaratan menjadi responden, diberi penjelasan maksud dan tujuan dari penelitian. Jika bersedia, responden diminta untuk menandatangani informed consent sebagai bukti persetujuan.

Sebelum melakukan penelitian, responden diberi penjelasan dan diminta untuk menghindari makanan yang dapat meningkatkan tekanan darah seperti makanan yang mengandung tinggi natrium. Selama penelitian berlangsung selain pemantauan terhadap tekanan darah responden, peneliti juga melakukan pemantauan terhadap asupan makan responden. Namun, selama penelitian berlangsung masih terdapat responden yang masih mengkonsumsi makanan yang mengandung natrium seperti ikan asin serta suka mengkonsumsi kecap sehingga terjadi fluktuasi terhadap tekanan darah responden.

1. Hasil Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat rata-rata daya terima smoothie pisang ambon dan kedelai serta untuk melihat rata-rata perubahan tekanan darah responden sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Berikut gambaran konsumsi smoothie pisang ambon dan kedelai, gambaran perubahan tekanan darah responden.

(53)

39

a. Gambaran Umum Responden

Gambaran umum atau karakteristik responden yang dilihat pada penelitian ini mencakup usia, jenis kelamin, status gizi, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. Jelasnya dapat dilihat pada tabel 6

Tabel 6

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2018

Karakteristik Responden n % Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan 11 20 35.5 64.5 Jumlah 31 100 Usia 1. 50-64 tahun 2. 65-79 tahun 26 5 83.9 16.1 Jumlah 31 100 Status Gizi 1. Kurus 2. Normal 3. Overweight 4. Obesitas 1 20 8 2 3.2 64.5 25.8 6.5 Jumlah 31 100 Pendidikan 1. SMP 2. SMA 3. PT 5 14 12 16.1 45.2 38.7 Jumlah 31 100 Pekerjaan 1. PNS 2. Swasta 3. Pensiunan 4. IRT 2 6 7 16 6.5 19.4 22.6 51.6 Jumlah 31 100

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa dari 31 orang responden penelitian sebagian besar berada dalam rentang usia 50-64 tahun, lebih dari separuh responden berjenis kelamin perempuan (64.5%), berstatus

(54)

gizi normal (64.5 %), bekerja sebagai IRT (51.6 %) dan 45.2 % berpendidikan SMA. Semua responden beragama Islam.

b. Kebiasaan Responden

Tekanan darah seseorang berbeda antara satu dengan yang lainnya, salah satu hal yang mepengaruhinya yaitu kebiasaan merokok, konsumsi obat herbal, dan kebiasaan berolahraga. Jelasnya dapat dilihat dapat dilihat pada tabel 7

Tabel 7

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebiasaan Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2018

Kebiasaan Responden n % Merokok 1. Ya 2. Tidak 0 31 0 100 Jumlah 31 100 Konsumsi Herbal 1. Ya 2. Tidak 0 31 0 100 Jumlah 31 100 Olahraga 1. Ya 2. Tidak 18 13 58.1 41.9 Jumlah 31 100

Pada tabel 7 dapat diketahui bahwa dari 31 orang responden, seluruhnya tidak memiliki kebiasaan merokok serta tidak mengkonsumsi obat herbal, dan lebih dari separuh responden memiliki kebiasaan berolahraga.

c. Daya terima smoothie pisang ambon dan kedelai

Responden diberikan smoothie pisang ambon dan kedelai sebanyak 200 ml tiap kali pemberian, selama tujuh hari. Berdasarkan data yang dikumpulkan, semua responden menerima produk smoothie pisang ambon

(55)

41

dan kedelai yang ditandai dengan seluruh respoden dapat menghabiskan 200 ml produk smoothie pisang ambon dan kedelai.

d. Tekanan Darah Responden

Sebelum diberikan perlakuan kepada responden, terlebih dahulu dilakukan pengukuran terhadap tekanan darah yang nanti hasilnya dijadikan sebagai tekanan darah awal responden. Namun, selama penelitian berlangsung tekanan darah masing-masing responden tetap diukur sebagai bentuk pemantauan. Hasil pengukuran tekanan darah responden pada hari terakhir penelitian dijadikan sebagai tekanan darah akhir setelah perlakuan, dengan begitu dapat diketahui perubahan maupun rata-rata perubahan tekanan darah responden sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

1) Tekanan darah sistolik dan diastolik awal responden

Sebelum diberi perlakuan, peneliti mengukur tekanan darah responden terlebih dahulu, sehingga diperoleh tekanan darah sistolik dan diastolik awal responden. Pada umumnya hasil pengukuran tekanan darah awal responden melebihi batas tekanan darah normal. Rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik awal responden, dapat dilihat pada tabel 8

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

[r]

Konsentrasi belajar di rumah Sedangkan definisi operasional prestasi belajar dalam penelitian ini adalah skor total yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses

Rasio C/N yang rendah menunjukkan bahwa ketersediaan unsur hara dalam pupuk lebih tinggi dan lebih cepat tersedia serta dapat diserap oleh akar tanaman cabai.Nilai rasio C/N

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Ilahi Robbi atas berkat rahmat dan karunia-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul

Menurut hasil penelitian yang dilakukan penulis adapun pengertian tentang SAHARA yaitu Simpanan Hari Raya Idul Fitri, adalah produk simpanan di KSPPS El Amanah

dampak negatif terhadap intensi turnover. Kepuasan kerja yang tinggi dikaitkan dengan rendahnya intensi turnover dan kepuasan kerja yang rendah mengarah pada

Sesuai dengan tipe peristiwanya, verba emosi statif dibagi atas empat subkategori: (1) “sesuatu yang buruk telah terjadi’ (“mirip sodih”), (2) ‘sesuatu yang buruk

ANALISIS HUKUM TERHADAP HAK MIRANDA BAGI TERSANGKA PEMBUNUHAN DITINJAU DARI UNDANGUNDANG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian