• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI KELAS X SMA NEGERI 1 DUNGALIYO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI KELAS X SMA NEGERI 1 DUNGALIYO"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI KELAS X

SMA NEGERI 1 DUNGALIYO

ARTIKEL

Telah Diuji dan Siap Untuk Dipublikasikan

Oleh

HANIPAN DIAPAN NIM : 451 411 105

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI 2015

(2)
(3)

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI KELAS X

SMA NEGERI 1 DUNGALIYO Oleh

1

Hanipan Diapan, Enos Taruh*, Muh. Kasim**

Jurusan Ilmu Dan Teknologi Kebumian, Program Studi S1 Pendidikan Geografi F. MIPA Universitas Negeri Gorontalo

Email : hanipan.diapan@yahoo.com ABSTRAK

Hanipan Diapan. Hubungan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di kelas X SMA Negeri 1 Dungaliyo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Populasi penelitian ini adalah 112 orang siswa kelas X dari kelas XD, XE, XF, XG. Sampel penelitian di ambil 50% dari setiap kelas, dari kelas XD di ambil 15 orang siswa, dari kelas XE di ambil 12 orang siswa, dari kelas XF di ambil 15 orang siswa, sedangkan dari kelas di ambil 14 orang siswa. Dari hasil pengujian normalitas untuk data Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar Siswa di peroleh nilai Lhitung = 0,109, Ltabel untuk n=56 dengan taraf signifikansi α = 0,05 adalah 0,118. Lhitung < Ltabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang berasal dari populasi berdistribusi normal. Pengujian hipotesis dilakukan melalui perhitungan Koefisien Korelasi (Korelasi Product Moment) sebesar 0,4375. Ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa.

Kata kunci: Kebiasaan Belajar, Prestasi Belajar Siswa

1

Hanipan Diapan, 451411105, Jurusan Ilmu Dan Teknologi Kebumian, Program Studi S1 Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, *Pembimbing I Prof.Dr.Enos Taruh M.Pd, dan**Pembimbing II Muh.Kasim,S.T,M.T

(4)

ABSTRACT

Hanipan Diapan. 2015. The Relation between Learning Habit and Students’ Learning Achievement in Geography Subject at Class X of SMA Negeri 1 Dungaliyo. Skripsi, Study Program of Geography Education, Department of Earth Sciences and Technology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, State University of Gorontalo. The principal supervisor was Prof. Dr. Enos Taruh, M.Pd and the co-supervisor was Muh. Kasim, S.T, M.T.

This research aimed at investigating the relation between learning habit and students’ learning achievement in geography learning. The method of research was quantitative method with correlation approach. The population of this research were 112 students of class X; class XD, XE, XF, and XG. Samples of research were 50% of total students of each class; 15 students from class XD, 12 students from class XE, 15 students from class XF, and 14 students from class XG. Based on the normality test of data of learning habit and learning achievement of students, it gained the value of Lcount as 0,109 and Ltable for n=56 at significance level α = 0,05 was 0,118. Thus, Lcount < Ltable, therefore it can be concluded that data of population were distributed normally.

The hypothesis test by using correlation coefficient (correlation of product moment) was 0,4375. It showed that there was positive relation between learning habit and learning achievement of students.

(5)

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia mencerdaskan kehidupan bangsa, sebab melalui pendidikan tercipta sumber daya manusia terdidik yang mampu menghadapi perkembangan zaman yang semakin maju. Pendidikan di pandang sebagai proses yang sangat bermanfaat di dalam kehidupan yang bukan semata-mata hanya sebagai persiapan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Dari hasil observasi pada saat PPL-2 di SMA Negeri 1 Dungaliyo pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 bahwa sebagian besar siswa kelas X dalam hal belajar khususnya pada mata pelajaran geografi secara umum relatif rendah. Hal ini terlihat dari nilai ulangan/test yang masih rata-rata di bawah KKM. Faktor penyebabnya adalah:

1. Dalam pengerjaan tugas, jika tidak ada konsekuensi tugas harus di kumpul maka hanya sebagian kecil saja siswa yang mengerjakan tugas.

2. Sebagian besar siswa cenderung belajar hanya jika ada tes/ujian pada keesokan harinya dan tidak mempunyai waktu untuk menyiapkan dan mengulang kembali di rumah pelajaran yang telah dipelajari di sekolah.

Keadaan ini menjadi kebiasaan yang kurang baik pada diri siswa dalam

belajar. Sehingga hasilnya jauh dari yang diharapkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi” (suatu penelitian di Kelas X SMA Negeri 1 Dungaliyo).

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

Prestasi Belajar

Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus di mulai pada pengertian belajar itu sendiri. Para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan mereka masing-masing. Belajar adalah suatu proses kompleks yang terjadi pada semua orang yang berlangsung seumur hidup. Karena kompleksnya masalah belajar banyak sekali teori yang menjelaskan bagaimana proses belajar itu terjadi. Menurut Slameto (2013:2) “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Pidarta (2007:206) ”belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat, atau kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikannya kepada orang lain”. Perubahan yang terjadi itu harus secara relatif bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak

(immediate behavior) tetapi juga pada

perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang (potensial behavior)”.

(6)

Belajar yang dilaksanakan oleh siswa diharapkan dapat mengembangkan prestasi belajar siswa tersebut, Karena prestasi merupakan tolak ukur pencapaian aspek-aspek yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik sesuai dengan pendapat Fatimah (dalam Siagian, 2013:124) mengatakan bahwa “dalam konteks pembelajaran ada beberapa tolak ukur yang dapat digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Salah satu tolak ukur yang digunakan adalah prestasi belajar yang mengacu pada pencapaian taksonomi pendidikan yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik”.

Prestasi juga berkenaan dengan pengetahuan dipertegas Arifin (2009:12) bahwa “Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olahraga dan pendidikan khususnya pembelajaran.” Sedangkan menurut Cronbach (dalam Arifin, 2009:13) mengatakan bahwa “Kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, antara lain sebagai umpan balik bagi guru dalam mengajar, untuk keperluan diagnostik, untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan, untuk keperluan seleksi, untuk keperluan penempatan atau penjurusan, untuk menentukan isi kurikulum, dan untuk menentukan kebijakan sekolah”.Menurut Syah (2007:125) “Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisien kalau prestasi belajar yang diinginkan dapat di capai dengan usaha yang minimal. Usaha dalam hal ini segala sesuatu yang digunakan untuk mendapat hasil belajar yang memuaskan, seperti: tenaga dan

pikiran, waktu dan lain-lain hal yang relevan dengan kegiatan belajar”.

Menurut Syah (2007:132) “Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam.

1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

3. Faktor pendekatan belajar

(approach to learning), yakni

jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang bersikap conserving

terhadap ilmu pengetahuan dan bermotif ekstrinsik (faktor eksternal), biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang berintelegensi tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya (faktor eksternal), mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil pembelajaran. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor tersebut diataslah muncul siswa-siswa yang high-achievers

(7)

(berprestasi rendah) atau gagal sama sekali. Dalam hal ini, seorang guru yang kompeten dan professional diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukkan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat proses belajar mereka. Kebiasaan Belajar

Menurut Elfiky (dalam Siagian, 2013:126) mengungkapkan bahwa “kebiasaan terbentuk melalui lima tahapan yaitu bepikir, perekaman, pengulangan, penyimpanan, dan pengulangan”. Dalam penjelasanya lebih lanjut Elfiky menjelaskan, dalam tahapan berpikir seseorang memikirkan sesuatu, memberi perhatian, dan berkonsentrasi padanya. Selanjutnya, tahap perekaman adalah ketika seseorang memikirkan sesuatu dan otaknya merekam. Dalam tahap pengulangan, seseorang memutuskan untuk mengulang perilaku yang sama dengan perasaan yang sama. Setelah mengulang, seseorang akan menyimpannya dalam file dan menghadirkanya setiap kali menghadapi kondisi serupa. Terakhir tahap pengulangan, dalam tahap ini, disadari atau tidak, seseorang mengulang kembali perilaku yang tersimpan kuat di dalam akal bawah sadarnya. Menurut Aunurrahman (2010: 185) “kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga sehingga memberikan ciri dalam aktifitas belajar yang dilakukannya”.

Menurut Djaali (dalam Rahmi, 2013:8) “Kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan

bersifat otomatis”. Kebiasaan merupakan hal yang biasa dilakukan, sesuatu yang dilakukan secara terus-menerus dan berulang-ulang akan menjadi ciri-ciri dari seseorang. Oleh karena itu, kebiasaan seseorang cenderung bersifat relatif tetap dan sulit untuk diubah. Selanjutnya Djaali mengemukakan bahwa “kebiasaan belajar adalah suatu cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan”.

Kebiasaan belajar yang positif menurut Prayitno (2008:294) diantaranya pengaturan jadwal belajar, baik di sekolah maupun di rumah dengan baik, memilih tempat belajar yang baik, belajar dengan menggunakan berbagai sumber, membaca secara baik dan sesuai dengan kebutuhan, bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui pada guru, teman atau siapa pun. Sedangkan kebiasaan yang kurang baik dalam belajar diantaranya suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, tidak suka bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui dan sebagainya. Djamarah (2008: 42) mengemukakan tentang beberapa kiat belajar baik secara mandiri ataupun di sekolah. Kiat-kiat ini dapat dijadikan acuan untuk membentuk kebiasaan belajar yang baik. Kiat belajar sendiri diantaranya adalah mempunyai fasilitas dan perabot belajar, mengatur waktu belajar, mengulangi bahan pelajaran, menghafal bahan pelajaran, membaca buku, membuat ringkasan, mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu, memanfaatkan perpustakaan. Adapun kiat belajar di sekolah diantaranya masuk kelas tepat waktu,

(8)

memperhatikan penjelasan guru, menghubungkan pelajaran yang sedang diterima dengan bahan yang sudah dikuasai, mencatat hal-hal yang di anggap penting, aktif dan kreatif dalam kerja kelompok, bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti, menggunakan waktu istirahat dengan sebaik-baiknya, membentuk kelompok belajar, dan memanfaatkan perpustakaan sekolah.

Tentu tidak mudah melatih sebuah kebiasaan menjadi perilaku yang menetap pada diri seseorang. Kebiasaan hanya mungkin dikembangkan melalui pengorbanan yang disertai pelatihan dan pengulangan serta konsisten. Demikian sulitnya membangun kebiasaan positif, karena setiap kebiasaan harus di dukung oleh pemahaman tentang perbuatan dan mampu mengetahui keuntungan dari perilaku tersebut. Slameto (2013:82) mengungkapkan bahwa “kebiasaan belajar akan mempengaruhi belajar itu sendiri, yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan, diantaranya pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi dan mengerjakan tugas”. Kebiasaan belajar juga akan menentukan keberhasilan belajarnya.

Kajian Penelitian Yang Relevan Hasil penelitian yang relevan yaitu:. 1. Dunggio (2013) dengan judul

“Deskripsi Tentang Minat dan Kebiasaan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Di SMA Negeri 1 Bongomeme”.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dan hasil penelitiannya yakni lebih dari

60% minat dan kebiasaan belajar siswa SMA Negeri 1 Bongomeme memadai.

2. Failasuf (2013) dengan judul

“Pengaruh Perhatian Orang Tua Siswa, Kebiasaan Belajar, dan Nilai UAN terhadap Prestasi

Mata Pelajaran Teori

Permesinan Kelas 1 SMK Negeri

3 Yogyakarta dan SMK

Muhammadiyah 3 Yogyakarta”.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dan hasil penelitiannya yakni perhatian orang tua, kebiasaan belajar, dan nilai UAN mempunyai pengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap prestasi pada SMKN 3 Yogyakarta dan SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.

3. Mulyani (2006) dengan judul

“Hubungan antara Tingkat

Kecerdasan, Motivasi

Berprestasi, dan Kebiasaan

Belajar Matematika dengan

Prestasi Belajar Siswa Semester 1 Kelas XI IPA SMA Negeri 6

Kota Bengkulu”. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif korelatif dan hasil penelitiannya yakni terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecerdasan, motivasi berprestasi, dan kebiasaan belajar matematika dengan prestasi belajar siswa Semester 1 Kelas XI IPA SMA Negeri 6 Kota Bengkulu.

4. Saraha (2012) dengan judul

“Hubungan Antara Kebiasaan Belajar Dengan Prestasi Belajar Fisika Di SMA Tridharma Kota Gorontalo”. Metode penelitian

(9)

penelitian kuantitatif dan hasil penelitiannya yakni kebiasaan belajar memiliki hubungan yang sedang terhadap prestasi belajar siswa.

Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “Terdapat hubungan positif antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi”.

METODOLOGI PENELITIAN Penetapan Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Dungaliyo Kabupaten Gorontalo pada siswa kelas X semester genap tahun ajaran 2014/2015. Adapun jangka waktu pelaksanaan penelitian ini + 3 bulan setelah usulan penelitian ini disetujui yaitu dari bulan April – Juni 2015 mulai dari persiapan pelaksanaan penelitian hingga penyusunan laporan hasil penelitian.

Metode dan Desain Penelitian

Adapun yang menjadi metode dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Hal ini disebabkan karena dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel yakni kebiasaan belajar dengan prestasi belajar Geografi.

Rancangan desain penelitian untuk variabel di atas dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Gambar 1. Pola hubungan antara kebiasaan belajar dan prestasi belajar

Keterangan :

X = Kebiasan Belajar

Y = Prestasi Belajar Geografi

Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel utama, yakni variabel bebas

(independent) dengan simbol X dan

variabel terikat (dependent) dengan simbol Y. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kebiasaan belajar dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa berupa data nilai rapor semester ganjil mata pelajaran geografi siswa kelas X tahun ajaran 2014/2015.

Adapun definisi konseptual dan operasional dari variabel bebas (kebiasaan belajar) dan variabel terikat (prestasi belajar) adalah sebagai berikut.

Definisi Konseptual

Definisi konseptual kebiasaan belajar dalam penelitian ini adalah cara-cara kegiatan belajar yang sering dilakukan sehari-hari. Kebiasaan belajar bukanlah bakat alamiah atau bawaan sejak lahir, tetapi merupakan pembentukan. Setiap orang dapat membentuk sendiri kebiasaan belajarnya. Kebiasaan belajar yang baik akan timbul dalam diri seseorang apabila mempunyai kemauan untuk melakukannya. Kemamuan tersebut dilaksanakan dalam perbuatan yang berulang-ulang dan dalam jangka waktu yang lama sehingga menjadi kebiasaan. Sedangkan definisi konseptual prestasi belajar dalam penelitian ini adalah cermin dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang telah di ukur dan ditunjukkan dengan nilai.

Definisi Operasional

Definisi operasional kebiasaan belajar dalam penelitian ini adalah skor total yang diperoleh siswa dengan mengisi/menjawab angket dari setiap Y

(10)

pernyataan melalui instrument kuesioner/angket penelitian dengan indikator:

1. Persiapan sebelum mengikuti pelajaran

2. Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran

3. Kebiasaan dalam memantapkan materi

4. Kebiasaan menghadapi ujian/tes 5. Kebiasaan belajar sendiri dan

belajar kelompok

6. Tetap menjaga kondisi kesehatan badan

7. Konsentrasi belajar di rumah Sedangkan definisi operasional prestasi belajar dalam penelitian ini adalah skor total yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar yang di lihat dari nilai rapor siswa kelas X dalam satu semester yaitu semester ganjil tahun 2014/2015 SMA Negeri 1 Dungaliyo.

Populasi Dan Sampel Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Dungaliyo tahun ajaran 2014/2015 dengan keterangan sebagai berikut:

Tabel 1. Populasi penelitian siswa kelas X SMA Negeri 1

Dungaliyo

Kelas X Jumlah siswa

XD 29

XE 25

XF 29

XG 29

Jumlah 112

Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 1 Dungaliyo

Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik Proposional Random Sampling. Pengambilan sampel pada masing-masing kelas sebesar 50% dari jumlah siswa yang ada karena jumlah populasi setiap kelas berbeda maka penghitungannya sebagai berikut :

Tabel 2. Perhitungan Sampel Penelitian

Kelas Perhitungan Jumlah Sampel XD 56 112 29 x 15 XE 56 112 25 x 12 XF 56 112 29 x 15 XG 56 112 29 x 14 Jumlah 56

Teknik Pengumpulan Data 1. Angket atau kuesioner 2. Dokumentasi

Teknik Analisis Data 1. Uji normalitas data

2. Analisis regresi dan korelasi sederhana

3. Menghitung koefisien korelasi 4. Menghitung koefisien determinasi HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Hasil Pengujian Analisis Deskriptif Data Penelitian

Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini terdiri dari kebiasaan belajar siswa (X) dan prestasi belajar siswa (Y). Skor masing-masing data ini dideskripsikan dalam bentuk rata-rata atau mean (M), modus (Mo), median (Me), Standar Deviasi (SD), distribusi frekuensi, dan histogram.

(11)

Data Kebiasaan Belajar Siswa

Data kebiasaan belajar siswa di peroleh melalui kuesioner/angket yang tersebar ke dalam 23 butir pernyataan. Berdasarkan data dari 56 orang siswa di SMA Negeri 1 Dungaliyo di peroleh skor minimum 75, maksimum 114, rata-rata (M) sebesar 95,28, modus (Mo) sebesar 85, median (Me) sebesar 94,66, dan standar deviasi (SD) sebesar 271,58. Dari skor minimum dan maksimum tersebut di peroleh rentangan skor sebesar 39, panjang kelas interval 6 dan banyaknya kelas interval 7.

Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Belajar Siswa

SMA Negeri 1 Dungaliyo No Kelas Inter val Xi Frekue nsi Frel (%) 1 75 - 80 77. 5 3 5. 36 2 81 - 86 83. 5 12 21 .4 3 3 87 - 92 89. 5 9 16 .0 7 4 93 - 98 95. 5 11 19 .6 4 5 99 - 104 101 .5 9 16 .0 7 6 105 - 110 107 .5 5 8. 93 7 111 - 116 113 .5 7 12 .5 Juml ah 668 .5 56 10 0

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa ada 11 orang siswa atau 19.64% memiliki kebiasaan belajar rata-rata, 21 orang siswa atau 37.5% memiliki kebiasaan belajar di atas rata-rata, dan 24 orang siswa atau 42.86% memiliki kebiasaan belajar di bawah rata-rata. Hal ini berarti bahwa kebiasaan belajar siswa perlu ditingkatkan lagi karena hampir sebagian siswa atau sekitar 42.86% memiliki kebiasaan belajar masih di bawah rata-rata.

Data Prestasi Belajar Siswa

Data prestasi belajar siswa diperoleh dari nilai rapor semester ganjil siswa kelas X SMA Negeri 1 Dungaliyo pada tahun ajaran 2014/2015. Skor prestasi belajar siswa dideskripsikan dalam bentuk rata-rata atau mean (M), median (Me), modus (Mo), standar deviasi (SD), tabel distribusi frekuensi dan histogram.

Tabel Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa

SMA Negeri 1 Dungaliyo No Xi Frekuensi Frel (%) 1 78 14 25 2 79 7 12.5 3 80 8 14.29 4 81 12 21.43 5 82 2 3.57 6 83 4 7.14 7 84 3 5.36 8 85 4 7.14 9 86 2 3.57 Jumlah 738 56 100 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa ada 12 orang siswa atau 21.43%

(12)

memiliki skor prestasi belajar rata-rata, 15 orang siswa atau 26.78% memiliki skor prestasi belajar di atas rata-rata, dan 29 orang siswa atau 51.79% memiliki skor prestasi belajar di bawah rata-rata. Ini menunjukkan bahwa sebagian siswa atau sekitar 51.79% memiliki skor prestasi belajar di bawah rata-rata. Hal ini bearti kebiasaan belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Dungaliyo perlu ditingkatkan lagi agar prestasi belajar semakin meningkat pula.

Hasil Pengujian Persyaratan Analisis Data

Pengujian persyaratan analisis data yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pengujian normalitas galat regresi prestasi belajar siswa (Y) atas kebiasaan belajar (X). Pengujian normalitas data menggunakan uji galat taksiran (Y-Ŷ) dengan menggunakan uji Lilliefors (L0). Kriteria pengujiannya adalah H0 di terima jika L0 < Ltabel dan di tolak H0 jika L0 >Ltabel pada taraf nyata 𝛼 yang di pilih. Dalam penelitian ini di pilih α = 0,05, sehingga untuk n = 56 maka nilai Ltabel = 0,118.

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program

Microsoft Excel 2007 di peroleh L0 = 0,109.. Karena L0 = 0,109 < Ltabel = 0,118, maka disimpulkan bahwa galat regresi Y atas X berdistribusi normal. Dalam hal ini data berasal dari populasi berdistribusi normal, yang berarti persyaratan normalitas data untuk regresi linear sederhana Y atas X dipenuhi.

Hasil Pengujian Hipotesis

Dari hasil perhitungan analisis korelasi dan regresi sederhana data variabel kebiasaan belajar siswa dengan hasil belajar siswa menghasilkan arah regresi b sebesar 0,101 dan konstanta

a sebesar 70,108. Dengan demikian, bentuk hubungan dari kedua variabel tersebut digambarkan oleh persamaan regresi Ŷ = 70,108 + 0,101X. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu unit skor kebiasaan belajar akan diikuti kenaikan prestasi belajar siswa sebesar 0,101 unit pada konstanta 70,108.

Dari uji signifikansi persamaan regresi di peroleh Fhitung = 12,841 pada

taraf nyata α = 0,05 dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut = 54 di peroleh Ftabel = 4,03. Dengan kriteria

pengujian jika Fhitung > Ftabel pada taraf

signifikan α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) pembilang 1 dan dk penyebut = n-2 maka regresi signifikan, dalam keadaan lain tidak signifikan. Karena Fhitung = 12,841 > Ftabel = 4,03,

berarti persamaan regresi Ŷ = 70,108 + 0,101X signifikan (berarti) menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu unit skor kebiasaan belajar akan diikuti kenaikan prestasi belajar siswa sebesar 0,101 unit pada konstanta 70,108.

Hasil uji linearitas persamaan regresi di peroleh Fhitung = 1,5049 pada

taraf nyata yang di pilih α = 0,05 dk pembilang = 22 dan dk penyebut = 33 di peroleh Ftabel = 1,91. Dengan kriteria

pengujian jika Fhitung < Ftabel maka

model regresi berbebtuk linear, dalam hal lain jika Fhitung > Ftabel, maka model

regresi tidak berbentuk linear. Karena Fhitung = 1,5049 < Ftabel = 1,91, berarti

persamaan regresi Ŷ = 70,108 + 0,101X berbentuk linear. Persamaan ini mengandung arti setiap kenaikan satu unit skor kebiasaan belajar akan diikuti kenaikan prestasi belajar siswa sebesar 0,101 unit pada konstanta 70,108.

Untuk uji korelasi sederhana skor kebiasaan belajar (X) dengan skor prestasi belajar siswa (Y) di peroleh

(13)

nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,4375. Hal ini berarti bahwa koefisien korelasi kebiasaan belajar siswa (X) dengan prestasi belajar siswa (Y) mempunyai hubungan yakni hubungannya sedang. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan belajar siswa (X) dengan prestasi belajar siswa (Y), yaitu semakin tinggi kebiasaan belajar siswa akan semakin tinggi prestasi belajar siswa teruji kebenarannya.

Pengaruh positif dan signifikan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa di dukung oleh koefisien determinasi (r2) sebesar 0,1914. Hal ini berarti bahwa 19,14% variasi yang terjadi pada prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi dijelaskan oleh variasi kebiasaan belajar (X) melalui persamaan regresi Ŷ = 70,108 + 0,101X.

Pembahasan

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan sebelumnya yaitu pada rumusan hipotesis “Terdapat hubungan posistif antara kebiasaan belajar siswa dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Dungaliyo untuk itu diperlukan uji statistik yang akan digunakan untuk menganalisis permasalahan yang diteliti.

Dari hasil perhitungan statistik menunjukkan terdapat hubungan antara kedua variabel. Hal ini di lihat dari nilai koefisien korelasi antara kedua variabel (rxy) sebesar 0,4375. Nilai ini

menunjukkan bahwa hubungan antara kebiasaan belajar siswa dengan prestasi belajar siswa adalah sedang. Hubungan kebiasaan belajar siswa dengan prestasi belajar siswa ditunjukkan pula oleh nilai koefisien determinasi (r2) sebesar 19,14%. Artinya ada sebesar 19,14% variasi prestasi belajar siswa yang dapat

dijelaskan oleh kebiasaan belajar siswa, sedangkan 80,86% ditentukan oleh faktor lain. Dengan kata lain, prestasi belajar siswa ditentukan pula oleh kebiasaan belajar siswa itu sendiri.

Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kebiasaan belajar mempunyai hubungan terhadap prestasi belajar siswa. Kebiasaan belajar yang baik menjadi tolak ukur dalam mencapai prestasi belajar yang baik pula. Hal ini sesuai dengan pendapat Prayitno (2008:294) bahwa kebiasaan belajar yang baik diantaranya pengaturan jadwal belajar baik di sekolah maupun di rumah dengan baik, memilih tempat belajar yang baik, belajar dengan menggunakan berbagai sumber, membaca secara baik dan sesuai dengan kebutuhan, bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui pada guru, teman atau siapa pun. Dari hasil penelitian yang ditunjukkan pada tabel sebelumnya yaitu pada tabel distribusi frekuensi prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Dungaliyo menunjukkan bahwa sebagian siswa memiliki skor prestasi belajar di bawah rata-rata. Hal ini bearti kebiasaan belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Dungaliyo perlu ditingkatkan lagi agar prestasi belajar semakin meningkat pula. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk membentuk kebiasaan belajar yang baik di dukung pula oleh pendapat Slameto (2013:82) dan (dalam Machmud, 2012:36) diantaranya: persiapan sebelum mengikuti pelajaran dan dalam mengikuti pelajaran, kebiasaan dalam memantapkan materi, kebiasaan menghadapi ujian/tes, kebiasaan belajar mandiri/kelompok, tetap menjaga kondisi kesehatan badan serta berkosentrasi belajar di rumah.

Setiap orang dapat membentuk sendiri kebiasaan belajarnya. Kebiasaan

(14)

belajar yang baik akan timbul dalam diri seseorang apabila mempunyai kemauan untuk melakukannya. Kemauan tersebut dilaksanakan dalam perbuatan yang berulang-ulang dan dalam jangka waktu yang lama sehingga akan menjadi kebiasaan. Motivasi dan pengawasan dari guru dan orang tua sangat membantu dalam membentuk kebiasaan belajar siswa yang baik. Hal tersebutlah yang akan berpengaruh terhadap prestasi belajar. Dengan demikian, kebiasaan belajar memiliki hubungan yang positif dengan prestasi belajar siswa.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa melalui perhitungan koefisien r (Korelasi Product Moment) sebesar

0,4375. Hal ini berarti semakin baik kebiasaan belajar maka semakin baik pula prestasi belajar yang di capai siswa dan demikian pula koefisien determinasi di peroleh sebesar 19,14%. Hal ini berarti bahwa terdapat kontribusi sebesar 19,14% kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa dan masih ada sekitar 80,86% ditentukan oleh variabel lain seperti motivasi, minat, intelegensi dan lain sebagainya. Selain itu pula, persamaan regresi Ŷ = 70,108 + 0,101X menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu unit skor kebiasaan belajar akan diikuti kenaikan prestasi belajar siswa sebesar 0,101 unit pada konstanta 70,108.

Saran

Berdasarkan analisis data dan kesimpulan di atas peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa, perlu meningkatkan kebiasaan belajar yang baik karena kebiasaan belajar mempengaruhi prestasi belajar siswa itu sendiri.

2. Bagi guru, diharapkan dapat menjadi motivator dalam memotivasi siswa agar membiasakan diri belajar dengan baik.

3. Bagi peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut tentang kebiasaan belajar hendaknya melibatkan penilaian orang tua mengenai bagaimana kebiasaan belajar anak-anaknya di rumah.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi

Pembelajaran Prinsip Teknik

Prosedur. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarata: Rineka Cipta.

Aunurahman. 2010. Belajar dan

Pembelajaran. Bandung:

Alfabeta.

Auron, Dedi. 2006. Hubungan Kebiasaan Belajar Matematika Siswa dengan Hasil Belajar.

Skripsi. Tidak Diterbitkan.

Jakarta: Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.

Dimyati. 2006. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: Rineka

Cipta.

Djamarah, S.B. 2008. Psikologi

Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dunggio, Usman. 2013. Deskripsi Tentang Minat dan Kebiasaan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Di SMA Negeri 1 Bongomeme. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.

(15)

Failasuf, Ashef Fiqo. 2013. Pengaruh Perhatian Orang Tua Siswa, Kebiasaan Belajar, dan Nilai UAN terhadap Prestasi Mata Pelajaran Teori Permesinan Kelas 1 SMK Negeri 3 Yogyakarta dan SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Machmud, Tedy. 2012. Prestasi Belajar

di Tinjau dari Kebiasaan Belajar Matematika. Proseding Seminar

Nasional Matematika. Vol.7 TH.

2012. ISSN1907-3909. Bandung: Universitas Katolik Parahyangan. Mulyani. 2006. Hubungan antara

Tingkat Kecerdasan, Motivasi Berprestasi, dan Kebiasaan Belajar Matematika dengan Prestasi Belajar Siswa Semester 1 Kelas XI IPA SMA Negeri 6 Kota Bengkulu. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Bengkulu: Universitas Bengkulu.

Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Prayitno. 2008. Dasar-Dasar

Bimbingan dan Konseling.

Depdikbud.

Rahmi. 2013. Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi

Belajar Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran Pada Mata Pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi (MPA) Di SMK Negeri 1 Enam Lingkung.

Skripsi. Tidak Diterbitkan.

Padang: Universitas Negeri Padang.

Saraha, Irmawati. 2012. Hubungan Antara Kebiasaan Belajar Dengan Prestasi Belajar Fisika Di SMA

Tridharma Kota Gorontalo.

Skripsi. Tidak Diterbitkan.

Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.

Siagian, Roida Eva. 2013. Pengaruh Minat dan Kebiasaan Siswa terhadap Prestasi Belajar Matematika. Jurnal Formatif. 2(2): 122-131. ISSN: 2088-351X. Universitas Indraprasta PGRI. Slameto. 2013. Belajar Dan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil

Proses Belajar Mengajar.

Bandung : Remaja Rosdakarya. Susilowati. 2005. Pengaruh Disiplin

Belajar Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar Kelas X Semester 1 Tahun Ajaran 2004/2005 SMAN 1 Gemolong Kabupaten Sregen. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi

Pendidikan dengan Pendekatan

Baru. Bandung: Remaja

Gambar

Tabel 1. Populasi penelitian  siswa kelas X SMA Negeri 1

Referensi

Dokumen terkait

dapat mengantar dan berangkat sekolah dengan aman. Kantin dan pos satpam berada di lorong pintu masuk. Kondisi kantin sudah dilengkapi dengan dapur sederhana dan makanan

Aturan yang di dalamnya berisikan norma yang berpangkal pada asas hukumlah yang kemudian memiliki predikat sebagai hukum, sehingga di dalamnya dimuat adanya

Diffusion bonding : Mono filament diperkuat AMCs terutama dihasilkan oleh ikatan difusi (foil-serat-foil) rute atau oleh penguapan lapisan yang relatif tebal dari

Alat-alat yang digunakan untuk analisa proksimat beras merah adalah cawan porselen, tanur, oven, desikator, neraca analitik, labu Kjeldahl, labu destilasi, erlenmeyer, buret

Berdasarkan ketentuan yang berlaku kepada BUMN dan BUMD dapat diberikan Hak Guna Bangunan selama maksimum 30 tahun atau bagi BUMN/BUMD tertentu dimungkinkan

Secara umum sika`p mahasiswa FPEB terhadap aspek pendidikan perkoperasian berada pada kategori positif, yang diartikan sebagai sikap positif.. Hal ini menunjukan

Adanya faktor-faktor atau dapat disebut variabel yang terdapat pada masalah di atas akan dianalisis menggunakan analisis faktor untuk menyelidiki faktor-faktor

Dari hasil pengujian pada isyarat sensor accelerometer dan sensor gyroscope dengan berbagai perubahan waktu cuplik, disimpulkan bahwa mengecilnya waktu cuplik