• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Kapal Gill Net Monofilament di Nagari Katiagan Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rancang Bangun Kapal Gill Net Monofilament di Nagari Katiagan Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Rancang Bangun Kapal Gill Net Monofilament di Nagari Katiagan Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat

Jufrinaldi1, Suardi ML2, dan Yuspardianto2

1

Mahasiswa Jurusan PSP, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta E-mail : Jufri_naldi19@yahoo.co.id

2

Dosen Jurusan PSP, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta

Abstrak

Rancang bangun kapal perikanan merupakan suatu kegiatan pembangunan kapal yang dilakukan mulai dari proses pembuatan rancangan gambar kapal seperti bentuk badan kapal, ukuran detail kapal, tahapan pembangunan, biaya yang dikeluarkan hingga kapal dapat dioperasikan. Dalam tulisan ini disajikan hasil penelitian tentang gambar rancangan rencana garis, rencana konstruksi, rencana tata ruang umum kapal, perbandingan ukuran bagian-bagian konstruksi kapal yang diteliti dengan peraturan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) serta anggaran biaya dalam pembangunan kapal. Metoda yang digunakan yaitu deskriptif dengan melihat langsung ke lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk kapal yang ada di daerah penelitian yaitu pada bagian buritan kapal seperti huruf “W”, bagian tengah kapal seperti huruf “U” dan bagian haluan kapal seperti huruf “V”. Hasil perbandingan ukuran bagian-bagian konstruksi kapal yang diteliti dengan peraturan BKI yaitu tidak sesuai, dimana ukuran penampang konstruksi pada kapal yang diteliti lebih besar dibandingkan dengan standar BKI dan ukuran penampang konstruksi kapal yang diteliti lebih kecil dibandingkan dengan standar BKI.

Kata kunci : kapal perikanan, rancang bangun, biro klasifikasi indonesia

Abstract

The design of the fishing vessel is a ship-building activities carried out from the ship design process images like the shape of the hull, the size of the vessel details, stages of development, the costs incurred until the ship can be operated. In this paper are presented the results of research on the design drawing the outline plan, construction plans, spatial planning general ship, comparison of the size of the portions studied ship construction regulations of Classification Bureau of Indonesia (BKI) and budget costs in the construction of ships. The method used is descriptive with a direct view into the field. The results of this study showed that the shape of the vessel is in the area of research that is at the stern of the ship like the letter "W", amidships like the letter "U", and the bow like the letter "V". The comparison sized portions ship construction studied with BKI regulations are not appropriate, where the cross-sectional size of construction on larger vessels studied compared with BKI standards and cross-sectional size of ship construction are researched smaller than the standard of BKI.

Keywords : fishing boats, design, classification bureau of indonesia

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kapal perikanan penangkap ikan (KPPI) merupakan salah satu faktor

penting di antara komponen armada perikanan tangkap lainnya (alat tangkap, perlengkapan penangkapan, modal kerja, dan tenaga kerja/nelayan) dalam rangka

(2)

pengembangan pengelolaan sumberdaya

perikanan. Dengan demikian KPPI

merupakan sebagian besar investasi

(modal) yang ditanamkan pada usaha perikanan tangkap. Karena pentingnya peran KPPI dalam usaha perikanan

tangkap, maka sudah seharusnya

pengetahuan tentang kapal perikanan khususnya KPPI beserta perlengkapannya

penting untuk dikuasai. Penguasaan

pengetahuan tentang KPPI dapat ditempuh dengan mempelajari rancang bangun KPPI. Rancang bangun KPPI mulai

perencanaan sampai dengan

penyempurnaan hasil uji coba sangat penting untuk dilakukan agar pencapaian tujuan pembangunan kapal dimaksud dapat terakomodasi atau tercapai (Lasibani, 2011).

Mengingat dalam pembangunan kapal pada umumnya, khususnya kapal penangkap ikan bermaterial utama kayu belum menggunakan suatu rancangan yaitu; rancangan rencana garis, rancangan rencana konstruksi dan rancangan rencana tata ruang umum kapal, maka penulis

mencoba membuat suatu rancangan

terhadap kapal tersebut yang saat ini sedang atau sudah dibangun. Dengan demikian penulis menarik judul mengenai : “Rancang Bangun Kapal Gill Net

Monofilament di Nagari Katiagan

Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat”.

Tujuan Penelitian

Untuk menentukan gambar

rancangan rencana garis, gambar

rancangan rencana konstruksi dan gambar rancangan rencana tata ruang umum kapal

yang sedang atau sudah dibangun,

mengetahui spesifikasi konstruksi yang meliputi jenis dan ukuran material yang

digunakan dalam pembuatan/

pembangunan kapal, tatacara pelaksanaan konstruksi, membandingkan ukuran bagian konstruksi kapal yang diteliti dengan peraturan biro klasifikasi indonesia (BKI),

menghitung anggaran biaya yang

diperlukan dalam proses pembangunan kapal.

Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah dengan adanya gambar rancangan kapal Gill Net ini, dapat dijadikan sebagai

salah satu bahan acuan dalam

pengembangan pembangunan kapal Gill Net sebagai salah satu sarana utama untuk penangkapan ikan di daerah penelitian.

MATERI DAN METODA PENELITIAN

Materi Penelitian

Dalam penelitian ini, yang

digunakan sebagai bahan atau materi dalam penelitian ini adalah kapal Gill Net

Monofilament yang ada di Jorong

Mandiangin Nagari Katiagan untuk

(3)

(principle dimension) dan ukuran detail dari kapal, konstruksi kapal, serta tata ruang umum kapal sampel penelitian baik yang sedang dibangun, maupun yang telah dibangun dan dioperasikan.

Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam

penelitian ini adalah meteran (berbagai ukuran), siku-.siku, waterpass, tali/benang, bandul, kayu, kamera, peralatan menulis, peralatan menggambar, serta program sofware autocad 2007 sebagai program untuk membuat gambar rancangan rencana garis, rancangan rencana konstruksi dan rancangan rencana tata ruang umum kapal.

Metode Penelitian

Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda deskriptif, yaitu dengan cara melihat langsung ke lapangan selanjutnya mengamati dan melihat cara pembuatan kapal di daerah

penelitian. Kapal sampel penelitian

didapatkan dengan metoda purposive sampling terutama dalam pengambilan data untuk mendapatkan ukuran detail kapal, membandingkan ukuran konstruksi kapal di lapangan dengan BKI, serta

menghitung anggaran biaya yang

diperlukan dalam pembangunan satu (1) unit kapal yaitu dengan cara wawancara langsung kepada pemilik galanggang kapal atau pemilik kapal yang berapa di daerah penelitian.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Persiapan penelitian.

2. Pengambilan semua ukuran utama kapal (principle dimension), terhadap kapal Gill Net Monofilament di Jorong Mandiangin Nagari Katiagan yang masih aktif beroperasi.

3. Kemudian dilanjutkan dengan

menghitung ukuran rata-rata panjang total Lenght Over All (LOA), lebar total Between Over All (BOA), dalam kapal (depth) yang telah dilakukan pengukurannya.

4. Penentuan 1 (satu) unit kapal sampel yang sama atau yang mendekati ukuran utama rata-rata.

5. Pengambilan ukuran detail kapal sampel.

6. Pengamatan terhadap konstruksi serta jenis kayu yang digunakan dalam pembuatan kapal. Pembuatan gambar kapal, meliputi ; gambar rencana garis, gambar rencana konstruksi, serta gambar rencana tata ruang umum kapal.

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang diambil yaitu data yang diperoleh langsung pada pengukuran ukuran utama seluruh kapal

(4)

Gill Net Monofilament di daerah penelitian, setelah itu dirata-ratakan sehingga didapatkan 1 (satu) unit kapal sampel. Kemudian dilakukan pengukuran ukuran detail kapal untuk pembuatan gambar rancangan rencana garis, gambar rancangan rencana konstruksi, gambar rancangan rencana tata ruang umum kapal serta jenis material yang digunakan untuk pembangunan kapal tersebut dan kemudian

mengitung anggaran biaya yang

dibutuhkan dalam pembangunan 1 (satu) unit kapal.

Untuk spesifikasi konstruksi

kapal data yang diambil yaitu berupa jenis kayu yang digunakan dalam pembangunan kapal, ukuran penampang bagian-bagian konstruksi kapal tersebut serta bagaimana

cara pemasangan dan pelaksanaan

konstruksi kapal sampel tersebut.

Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini serta dari sember-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian.

Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan yaitu berupa ukuran utama (principle dimension) serta ukuran detail kapal, kemudian dianalisa, selanjutnya diterapkan dalam bentuk suatu gambar rancangan rencana garis, gambar rancangan rencana konstruksi, dan gambar rancangan rencana

tata ruang umum kapal. Untuk pembuatan

gambar rancangan tersebut dapat

dilakukan dengan manual dan juga bisa

menggunakan program, di dalam

penelitian ini peneliti menggunakan

program atau Software Autocad 2007 untuk menggambarkan bentuk gambar rancangan badan kapal sampel penelitian tersebut.

Untuk analisa data tentang ukuran bagian kostruksi mengacu pada Biro

Klasifikasi Indonesia (BKI), dengan

melakukan perhitungan dengan

menggunakan rumus yang ditentukan yaitu : X = L ( B/3 + H ) L = L1+ L2 2 Dimana : X : Angka petunjuk L : Panjang kapal B : Lebar kapal H : Tinggi kapal

L1 : Jarak antara sisi belakang linggi

buritan dan sisi depan linggi haluan. L2 : Jarak antara sisi belakang linggi

buritan atau sisi belakang linggi buritan datar dan sisi depan linggi haluan pada geladak.

Dengan menggunakan rumus di atas didapatkan angka petunjuk, sehingga melalui tabel yang ada ukuran bagian-bagian konstruksi kapal Gill Net dapat ditentukan. Tetapi bila tidak ditemukan besaran ukuran bagian konstruksi pada tabel yang tersedia sesuai dengan angka

(5)

petunnjuk yang ada maka dilakukan interpolasi data.

Untuk mendapatkan ukuran lebar

dan tinggi bagian konstruksi yang

disyaratkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) maka dilakukan dengan prosedur analisis sebagai berikut :

1. Menghitung besar angka petunjuk berdasarkan rumus yang ada setelah dilakukan pengukuran L1, L2, B dan H.

2. Penyesuian angka petunjuk dengan tabel bagian kostruksi yang dimaksud.

3. Dilakukan interpolasi untuk

mendapatkan ukuran bagian konstruksi bila angka petunjuk (hasil perhitungan tidak terdapat dalam tabel yang tersedia).

4. Membandingkan hasil pengukuran

bagian konstruksi di lapangan dengan yang disyaratkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)

Sedangkan analisa data untuk

mendapatkan anggaran biaya yang

dibutuhkan dalam proses pembangunan 1 (satu) unit kapal dilakukan dengan

melakukan observasi dan wawancara langsung atau dengan cara menanyakan langsung kepada pemilik kapal berapa harga dari bahan/material yang digunakan dalam pembuatan kapal tersebut.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 di Jorong Mandiangin

Nagari Katiagan Kecamatan Kinali

Kabupaten Pasaman Barat Provinsi

Sumatera Barat.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Ukuran Utama Kapal

Ukuran utama kapal (prinsiple dimension) merupakan suatu bagian dari kapal yang sangat berpengaruh terhadap pembangunan kapal tersebut. Maka dari itu sudah selayaknya pembangunan kapal harus dimulai dari perhitungan dan

perencanaan sebelum dilakukan

pembangunan kapal tersebut. Hasil

pengukuran 1 (satu) unit kapal yang diteliti yaitu dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Ukuran Utama Kapal pada Kapal yang Diteliti

No Uraian Dimensi (m)

A. Panjang Kapal (lenght) a. Panjang Total (LOA) b. Panjang Garis Air (LWL)

c. Panjang Garis Air Muat Sarat (LBP) d. Panjang Terdaftar (RB)

11.70 10.00 10.00 10.61 B. Lebar Kapal (breadth)

a. Lebar Total (BOA) b. Lebar Dalam (MB) c. Lebar Terdaftar (RB)

2.20 2.14 2.14

C. Dalam Kapal (depth) 0.72

D. Draft / drauongth (d) 0.47

E. Freeboard (f) 0.25

(6)

Gambar Rancangan Rencana Garis Kapal

Gambar rencana garis (lines plan) kapal merupakan suatu gambar rancangan dalam bentuk garis yang menggambarkan

keadaan bentuk badan kapal yang

sebenarnya dengan perbandingan skala tertentu. Pada gambar rencana garis ini terdiri dari 3 (tiga) bagian gambar yang meliputi gambar tampak samping (profile plan), gambar tampak atas (half breadth plan), dan gambar tampak depan (body plan).

Gambar rancangan rencana garis ini merupakan gambar yang terdiri dari 3 (tiga) bagian gambar yang tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya, karena pada gambar rencana garis ini akan menggambarkan keadaan badan kapal ke bentuk 3 (tiga) dimensi yaitu panjang, lebar, dan tinggi kapal. Untuk lebih jelasnya gambar rancangan rencana garis kapal dapat dilihat pada Gambar 1 dan untuk tabel offset dan chine line kapal yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 2

(7)

Tabel 2. Tabel Offset dan Chine Line Kapal Gill Net Monofilament TABLE OFFSET ST RL BTK1 BTK2 BTK3 DECK PROFILE SHEER PROFILE WL1 WL2 WL3 DECK PLAN SHEER PLAN ST T - - - - 1285 1538 - - - 1000 1054 T 0 - 509 466 429 1170 1420 - - 882 1021 1070 0 0,5 - 433 391 354 1075 1325 - - 956 1035 1082 0,5 1 - 326 328 297 992 1242 - 841 990 1048 1090 1 1,5 - 262 260 234 920 1170 - 918 1009 1057 1095 1,5 2 - 184 201 186 859 1109 - 955 1023 1063 1097 2 2,5 - 130 153 141 809 1059 727 981 1036 1068 1099 2,5 3 - 83 114 107 770 1020 818 998 1047 1070 1100 3 4 - 37 60 73 723 937 878 1023 1056 1070 1100 4 5 - 22 53 73 720 970 852 1031 1060 1070 1100 5 6 - 40 73 100 745 997 743 944 997 1020 1055 6 7 - 52 93 134 803 1062 537 796 879 992 952 7 7,5 - 68 120 189 846 1111 407 633 733 913 881 7,5 8 - 94 182 323 904 1177 274 461 578 817 793 8 8,5 - 157 313 568 985 1267 157 314 422 704 684 8,5 9 - 283 537 1037 1087 1376 96 174 261 494 560 9 9,5 - 623 1127 - 1205 1497 - - 105 338 428 9,5 10 - 1257 - - 1340 1637 - - - 184 278 10

RABBET LINE, BUTTOCK LINE, DECK PROFILE, & SHEER PROFILE MEASURED FROM BASE LINE (BL) WATER LINE, DECK PLAN, & SHEER PLAN MEASURED FROM CENTER LINE (CL)

Unit In Millimeters (mm)

CHILE LINE

ST PROFILE PLAN ST

STERN POST 400 60 STERN POST

1 372 94 1

1.5 294 157 1.5

2 212 184 2

2.5 157 191 2.5

3 114 196 3

Gambar Rancangan Rencana Konstruksi Kapal

Gambar rencana konstruksi kapal merupakan suatu bentuk bagian kapal yang menggambarkan bagian-bagian konstruksi yang ada diatas kapal, baik dari segi ukuran bagian konstruksi serta posisi, dan dimana letak bagian-bagian konstruksi dari kapal tersebut. Dalam gambar rencana konstruksi ini juga terdapat 3 (tiga) bagian yang sama dengan gambar rencana garis yaitu gambar tampak samping, gambar tampak atas dan gambar tampak depan. Untuk lebih jelasnya gambar rencana konstruksi dapat dilihat pada Gambar 2.

Bagian Konstruksi Kapal

Pada dasarnya untuk

pembangunan kapal di daerah penelitian masih bersifat tradisional, yang seharusnya untuk pembangunan kapal tersebut harus dimulai dari perencanaan dan perhitungan untuk mendapatkan hasil yang lebih bagus.

Dengan adanya perencanaan dalam

pembangunan kapal ini akan memudahkan pengrajin kapal untuk menentukan bagian-bagian konstruksi yang ada diatas kapal tersebut. bagian-bagian konstruksi kapal tersebut yaitu lunas luar dan lunas dalam, linggi haluan, linggi belakang, linggi buritan, wrang, gading-gading, transom, galar balok dek dan galar kim, balok dek, papan dek, pondasi mesin, papan lambung,

(8)

pisang-pisang, dinding angin, bahan pengikat, pemalutan, dan pengecatan.

Jenis Material Kapal

Jenis material yang digunakan dalam pembangunan kapal yang berada di daerah penelitian yaitu kayu, dimana kayu merupakan material utama yang digunakan dalam pembangunan kapal tersebut. Untuk

jenis dan kualitasnya kayu yang

digunakan, seorang pengrajin kapal harus

mengetahui mana jenis kayu yang

memiliki kualitas terbaik berguna untuk ketahanan dari kapal yang akan dibangun tersebut. Jenis kayu yang digunakan yaitu Katuko/Meranti Merah (Shorea pauciflora

King), Laban (Vitex pubesceus Vahl), Lagan (Fragraca sororia J.J.S), Bayur (Pterosperman javanicum), dan Rasak (Dipterocarpaceae).

Gambar Rancangan Rencana Tata Ruang Umum Kapal

Dari hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan untuk penataan tata ruang kapal yang menjadi objek penelitian sangatlah sederhana yaitu berupa ruang anak buah kapal (ABK),ruang mesin, ruang alat tangkap, ruang palka tempat tali dan jangkar, dan instalasi kemudi.Untuk lebih jelasnya gambar rencana tata ruang umum kapal dapat dilihat pada Gambar 3.

(9)

Gambar 3. Rancangan Rencana Tata Ruang Umum Kapal

Anggaran Biaya Pembangunan Kapal

Hasil wawancara yang dilakukan dengan pengrajin kapal yang berada di daerah penelitian biaya yang dibutuhkan dalam proses pembangunan 1 (satu) unit

kapal dengan ukuran LOA 11.70 m, BOA 2.20 m, D 0.72 m, dan d 0.47 m adalah Rp. 49.430.000,- dengan rincian dapat dilihat padaTabel 3.

Tabel 3. Rincian Anggaran Pembangunan 1 (satu) Unit Kapal

No Bagian Konstruksi Ukuran (l x t) mm Banyak

Material Harga Satuan (Rp) Total Harga (Rp) 1 Kayu/balok 1. Lunas luar 2. Lunas dalam 3. Linggi haluan 4. Linggi buritan 5. Linggi belakang 6. Gading-gading atas 7. Gadiing-gading bilga 8. Wrang (floor) 9. Balok dek 10. Balok dinding angin 11. Balok pondasi mesin 12. Siku-siku 120 x 100 90 x 50 120 x 420 120 x 110 120 x 120 70 x 90 70 x 90 70 x 110 60 x 80 50 x 50 90 x 60 100 x 70 1 1 1 1 1 40 14 6 20 10 1 1 1.000.000,- 100.000,- 300.000,- 50.000,- 150.000,- 60.000,- 80.000,- 80.000,- 50.000,- 40.000,- 500.000,- 50.000,- 1.000.000,- 100.000,- 300.000,- 50.000,- 150.000,- 2.400.000,- 1.120.000,- 480.000,- 1.000.000,- 400.000,- 500.000,- 50.000,- 2 Papan 1. Papan lambung 2. Papan dek 3. Papan anjungan 4. Papan dinding angin

250 x 25 250 x 30 250 x 25 250 x 25 1 kubik 1 kubik 1 kubik ½ kubik 3.500.000,- 3.500.000,- 2.000.000,- 1.000.000,- 3.500.000,- 3.500.000,- 2.000.000,- 1.000.000,-

3 Pemalutan dan pengecatan - 1 paket 4.200.000,-

4 Upah pekerja/orang 78 2 80.000,- 12.480.000,-

5 Biaya bahan pengikat (baut dan paku) - 1 paket 1.200.000,- 1.200.000,- 6 Biaya permesinan

1. Mesin penggerak 2. Mesin bantu (genset/aki) 3. Sambungan propeler 4. Baling-baling kapal 5. Kemudi 26 HP 900 Watt - 14 Inchi Ø ½ 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 7.000.000,- 800.000,- 400.000,- 500.000,- 1.700.000,- 7.000.000,- 800.000,- 400.000,- 500.000,- 1.700.000,- 7 Perlengkapan kapal (lampu, bendera, dll) - 1 paket 1.500.000,- 1.500.000,-

8 Biaya jangkar dan tali - 1 paket 1.000.000,- 1.000.000,-

9 Biaya uji coba pengoperasian kapal - - 1.500.000,- 1.500.000,-

Total Biaya Pembangunan 1 unit kapal 49.430.000,-

(10)

Pembahasan

Ukuran Utama Kapal

Penentuan ukuran utama yang meliputi panjang, lebar dan dalam harus

telah mulai dilakukan dari saat

perencanaan pembangunan suatu kapal perikanan. Nilai perbandingan L/B, L/D dan B/D perlu diperhitungkan, baik yang berhubugan dengan teori bagunan kapal, material, maupun ketentuan atau peraturan yang berlaku (Lasibani, 2011).

Hasil pengukuran yang telah didapatkan dilapangan terhadap ukuran utama kapal yaitu ; panjang total (LOA) 11.70 m, lebar total (BOA) 2.20 m, dalam (D) 0.72 m, draft (d) 0.47 m dan freeboard (f) 0.25 m. Maka nilai perbandingan ukuran utama yang meliputi panjang, lebar dan dalam yaitu untuk nilai perbandingan panjang dan lebar (L/B) adalah 5.32, nilai

ini terlihat lebih besar dari pada nilai perbandingan standar yaitu 4.63, hal ini

akan menyebabkan membaiknya

kecapatan kapal. Untuk nilai perbandingan panjang dan dalam (L/D) adalah 16.25, nilai ini terlihat jauh lebih besar dari nilai perbandingan standar yaitu 9.90, hal ini akan berpengaruh terhadap kekuatan memanjang kapal yang mengkibatkan

kekuatan memanjang kapal menjadi

berkurang atau melemah. Untuk nilai perbandingan lebar dan dalam (B/D) yaitu 3.06, nilai ini juga telihat lebih besar dengan nilai perbandingan standat yaitu 2.10, hal ini akan menjadikan stabilitas kapal menjadi membaik, namun akan berpengaruh terhadap kelincahan dari

kapal tersebut. Besarnya nilai

perbandingan kapal penangkap ikan

tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai Perbandingan L/B, L/D, dan B/D Kapal Perikanan

No Jenis Kapal Perikanan L (m) L/B L/D B/D

1. Purse Seine L < 22 4.30 10.00 2.15

22 < L 4.50 11.00 2.10

2. Skipjack Pole and Liner L < 20 4.60 9.50 2.05

20 < L < 25 4.80 10.00 1.95 25 < L < 30 5.00 10.50 1.90

30 < L 5.50 11.00 1.85

3. Tuna Long Liner L < 25 4.40 10.00 2.00

25 < L < 30 5.10 11.00 1.95 30 < L < 40 5.50 11.50 1.90

40 < L 6.00 12.00 1.80

4. Fish Carrier Boat L < 18 < 5.00 < 10.00 >1.95

18 < L < 25 5.50 11.00 1.80 25 < L < 40 6.20 12.00 1.70 40 < L 6.50 12.50 1.65 5. Jenis Lain* L < 18 4.63 9.90 2.10 18 < L < 23 4.80 10.00 2.05 23 < L < 27 5.10 10.20 1.95 27 < L 5.30 10.50 1.90 Sumber : Lasibani (2011)

(11)

Gambar Rancangan Rencana Garis Kapal

Dalam pelaksanaan pembuatan gambar rencana garis ini (lines plan) yang menjadi patokan atau garis dasar adalah garis air, water line (WL) karena pada saat pengambilan ukuran di lapangan kapal yang menjadi sampel penelitian berada di atas permukaan air. Selanjutnya penentuan garis stasiun, garis ini merupakan garis yang tegak lurus terhadap garis WL, penentuan garis WL dan garis stasiun ini dilakukan untuk penentuan ukuran lebar dan dalam kapal. Gambar rencana garis ini terdapat pada gambar tampak samping, gambar tampak atas, gambar tampak depan dimana pada gambar tampak depan ini garis stasiun berbentuk kurva parabola.

Gambar Rancangan Rencana Konstruksi Kapal

Gambar rencana konstruksi ini merupakan gambar yang menggambarkan bagian-bagian konstruksi kapal serta ukuran yang terdapat di atas kapal tersebut. Di dalam penentuan bagian konstruksi ini sangat berhubungan dengan bentuk badan kapal, ketahanan dan kekuatan dari kapal tersebut.

Konstruksi merupakan salah satu bagian yang harus diperhatikan dalam

malakukan perencanaan pembuatan kapal. Setiap pembuatan kapal perlu dilakukan tinjauan dari beberapa aspek, baik teknis,

ekonomis dan ekploitasi. Konstruksi

merupakan aspek teknis yang turut mempengaruhi tingkat keamanan kapal pada saat melakukan ekploitasi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal seperti keadaan laut berarus, angin dan gelombang (Sumali, 2012).

Bagian Konstruksi Kapal

Ketentuan BKI yang berhubungan dengan klasifikasi kapal kayu harus digunakan dalam rangka penentuan ukuran bagian-bagian konstruksi yang didapat dari persamaan : L (B3 + H) dan persamaan B/3 + H, dimana; L = panjang kapal, B = lebar kapal, dan H = tinggi kapal (Biro Klasifikasi Indonesia, 1996).

Hasil yang telah didapatkan dilapangan, untuk ukuran bagian-bagian konstruksi kapal yang diteliti kemudian dibangdingkan dengan ukuran bagian-bagian konstruksi kapal yang telah disyarakan oleh Biro Klasifikasi Indonesia

(BKI). Untuk perbandingan ukuran

bagian-bagian konstruksi tersebut dapat

(12)

Tabel 5. Perbandingan Ukuran Konstruksi Kapal yang Diteliti dengan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)

No Bagian Konstruksi

Hasil Pengukuran Standar BKI

Ket Lebar (mm) Tinggi (mm) Penampang (mm2) Lebar (mm) Tinggi (mm) Penampang (mm2) 1. Lunas : - Luar - Dalam 120 90 100 50 12000 4500 125 130 140 115 17500 14950 Tidak Sesuai (-) Tidak Sesuai (-) 2. Linggi : - Haluan Luar - Haluan Dalam - Linggi Belakang - Linggi Buritan 120 120 120 120 220 200 120 110 26400 24000 14400 13200 125 - - - 180 - - - 22500 - - - Tidak Sesuai (+) - - - 3. Siku-siku Linggi Belakang 100 70 7000 - - - - 4. Transom 30 250 7500 - - - - 5. Wrang : - Bagian Haluan - Bagian Buritan 70 70 110 110 7700 7700 75 75 140 140 10500 10500 Tidak Sesuai (-) Tidak Sesuai (-) 6. Gading-gading : - Bagian Atas - Bagian Bawah 70 70 90 90 6300 6300 50 50 100 100 5000 5000 Tidak Sesuai (+) Tidak Sesuai (+) 7. Galar : - Balok Dek - Kim 60 170 80 30 4800 5100 155 190 36 47 5580 8930 Tidak Sesuai (-) Tidak Sesuai (-) 8. Pondasi Mesin 150 70 10500 185 135 24975 Tidak Sesuai (-)

9. Papan Lambung 250 25 7500 - 30 30 Tidak Sesuai (+)

10 Balok Dek 60 100 6000 95 58 5510 Tidak Sesuai (+)

11 Balok Mati 90 60 5400 - - - -

12 Papan Dek 250 30 7500 - 36 36 Tidak Sesuai (+)

13 Pisang-Pisang 50 100 5000 - - - -

14 Dinding Angin 250 25 6250 - 23 23 Tidak Sesuai (+)

Keterangan :

Tidak Sesuai (+) “luas penampang lebih besar dari standar BKI” Tidak Sesuai (-) “luas penampang lebih kecil dari standar BKI”

Tabel perbandingan ukuran bagian konstruksi kapal di atas terlihat bahwa tidak sesuainya nilai ukuran bagian konstruksi kapal yang diteliti dengan nilai yang telah disyarakatkan oleh BKI. ketidaksesuaian ukuran konstruksi kapal yang diteliti dengan nilai standar yang telah ditetapkan oleh BKI ini juga akan berpengaruh terhadap kapal tersebut. Pengaruh yang ditimbulkan jika ukuran penampang kapal yang diteliti lebih besar dari standar BKI ini akan menyebabkan penambahan berat atau beban pada kapal tersebut sehingga terjadinya pemborosan terhadap bahan material yang digunakan

dan biaya yang dikeluarkan untuk

pembangunan kapal menjadi lebih besar. Sedangkan jika ukuran penampang kapal yang diteliti lebih kecil dari standar BKI

ini akan menyebabkan melemahnya

kekutan dari kapal, ketahanan konstruksi kapal akan menjadi lebih kecil, dalam hal ini akan mempercepat masa pakai dari kapal tersebut.

Jenis Material Kapal

Biro Klasifikasi Indonesia (1989) dalam Rahman (2009), menjelaskan bahwa pemilihan jenis kayu untuk

keperluan bahan bagunan struktual

didasarkan pada sifat-sifatnya. Umumnya,

sifat-sifat yang diperhatikan adalah

(13)

kelembapan kayu. Kapal memiliki bagian yang terus-menerus terendam air, kadang-kadang terendam kadang-kadang-kadang-kadang tidak dan terus-menerus terkena panas matahari dengan sekali-kali terkena hujan. Oleh karena itu, dibutuhkan kayu yang kuat, liat, tidak mudah pecah, tidak cacat dan tahan terhadap gangguan organisme laut. Selain itu, perlu juga dipertimbangkan cacat-cacat yang ada serta mudah atau tidaknya jenis kayu tersebut dikerjakan dan dibentuk.

Sumali (2012), kayu sebagai bahan meterial utama pembuatan kapal perikanan masih menjadi kebutuhan yang sangat besar saat ini. Karena kayu dianggap sebagai material yang relatif murah dan mudah dalam pengerjaan bila dibandingkan kapal baja dan kapal fiber.

Gambar Rancangan Rencana Tata Ruang Umum Kapal

Lasibani (2011), gambar

rancangan rencana tata ruang umum kapal (general arrangement) ini menunjukkan letak penempatan fasilitas kelengkapan

kapal untuk menunjang kelancaran

pengoperasian kapal tersebut. Gambar ini juga mencerminkan pembagian ruangan kapal sehingga raungan kapak tersebut dapat bermanfaat sesuai dengan fungsinya sehingga operasi kapal dapat berjalan efisien dan efektif.Menurut Sumarsono dalam Dalimunthe (2007), mengatakan

bahwa pembagian ruangan pada kapal motor akan memberikan manfaat ganda,

yaitu akan meningkatkan kekutan

melingtang kapal sekaligus dapat

mempertahankan posisi kapal sehingga stabilitas menjadi baik.

Anggaran Biaya Pembangunan Kapal

Sugeng (2009), mengatakan

bahwa dalam proses merencanakan kapal harus menggabungkan beberapa variabel

yang disebut dengan optimization

criterion. Yaitu dengan

mempertimbangkan biaya yang minimal, serta memasukkan parameter perencanaan yang lebih bervariasi. Dalam pembuatan desain kapal ikan displasemen dan panjang kapal merupakan asumsi terbesar dalam penentuan perkiraan biaya pembangunan dan biaya operasional. Konsitensi dalam menentukan displecement dan panjang kapal yang tepat dengan menghasilkan perencanaan yang sesuai dengan kriteria

kapal yang diinginkan, dengan

mempertimbangkan biaya pembangunan maupun biaya operasionalnya termasuk biaya pemeliharaan seefisien mungkin, sebanding dengan kualitas, fleksibilitas

operasional dan umur pakainya

(14)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah diselesaikan dapat ditarik kesimpulan antara lain yaitu :

a. Ukuran utama kapal (principle

dimension) kapal sampel penelitian yaitu ; panjang total (LOA) 11.70 m, lebar total (BOA) 2.20 m, dalam (depth) 0.72 m, draft (d) 0.47 m, dan freeboard (f) 0.25 m. Dengan nilai perbandingan ukuran utama kapal yang meliputi panjang, lebar dan dalam kapal, untuk nilai perbandingan (L/B) 5.32, nilai perbandingan (L/D) 16.25, dan nilai perbandingan (B/D) 3.06, dimana nilai perbandingan pada kapal

sampel penelitian lebih besar

dibandingkan dengan nilai

perbandingan standar. Nilai

perbandingan strandar yaitu untuk (L/B) 4.63, untuk (L/D) 9.90, dan untuk (B/D) 2.10.

b. Dari hasil perbandingan ukuran bagian-bagian konstruksi pada kapal yang diteliti dengan nilai yang disyaratkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) tidak sesuai. Hal ini akan menyebabkan kekuatan konstruksi pada kapal sampel menjadi berkurang, serta ketahanan dari

konstruksi kapal tersebut akan

melemah. Perbedaan ukuran konstruksi kapal tersebut karena pengrajin kapal di

daerah penelitian tidak menggunakan

perhitungan melainkan hanya

berdasarkan pengalaman yang telah turun-temurun dari generasi terdahulu. c. Dalam pemilihan material, kayu yang

digunakan untuk konstruksi pada kapal sampel ada beberapa jenis kayu yang digunakan. Dalam pemilihan kayu tersebut harus diperhatikan mulai dari jenis, kelas awet dan kelas kuat. Pengaturan ruang pada kapal sampel sangatlah sederhana, dimana untuk pembagian ruang pada kapal sampel yaitu terdapat pada bagian atas dek dan bagian bawah dek. Ruang yang terdapat di atas dek meliputi ruang anak kapal (ABK), tempat tali dan jangkar, dan instalasi kemudi. Sedangkan untuk ruang yang terdapat di bawah dek meliputi ruang mesin, ruang alat tangkap, dan ruang palka.

d. Biaya yang dikeluarkan untuk

pembangunan 1 (satu) unit kapal yaitu sebesar Rp. 49.430.000,- (empat puluh sembilan juta empat ratus tiga puluh ribu rupiah).

Saran

Untuk pembangunan sebuah

kapal, khususnya kapal perikanan sebagai salah satu sarana untuk penangkapan ikan di laut. Di harapkan kepada para pengrajin kapal yang berada di daerah penelitian maupun di daerah lainnya untuk lebih

(15)

memperhatikan syarat-syarat yang telah ditentukan untuk pembangunan kapal, mulai dari perencanaan pembangunan hingga kapal dapat dioperasikan dengan

memperhitungkan semua bagian

konstruksi kapal seperti yang telah disyaratkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).

DAFTAR PUSTAKA

Biro Klasifikasi Indonesia, 1996. Buku

Peraturan Klasifikasi dan

Konstruksi Kapal Laut, Jakarta. 91 Halaman.

Dalimunthe, T., 2007. Studi Tentang Rancang Bangun Kapal Pukat Langgat di Kota Tanjungbalai Sumatera Utara. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang. 110 Halaman.

Lasibani, S.M., 2011. Bahan Ajar Rancang Bangun Kapal Perikanan. Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang. Rahman, A.F., 2009. Tingkat Keakuratan

Konstruksi Gading-Gading Kapal

Kayu Galangan kapal UD.

Semangat Untung di Desa Tanah Beru Bulukumba Sulawesi Selatan. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Bogor. 91 Halaman.

Sugeng, S., 2009. Prosedur Perencanaan untuk Kapal-Kapal Ikan Berukuran Kecil. Jurnal Staf Pengajar Jurusan

Program Diploma III Teknik

Perkapalan Fakultas Teknik Undip. Sumali, D.P., Syaifuddin, dan Jonny Zain,

2012. Analysis Construction Long Line 5 GT In Countryside Bay Of

Pambang Sub-Province Of

Bengkalis Provinsi Riau. Jurnal Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau, Riau.

Gambar

Gambar  Rancangan  Rencana  Garis  Kapal
Gambar Rancangan Rencana Tata  Ruang Umum Kapal
Gambar 3. Rancangan Rencana Tata Ruang Umum  Kapal  Anggaran Biaya Pembangunan Kapal

Referensi

Dokumen terkait

Secara operasional, penelitian yang berjudul “pelaksanaan supervisi pembelajaran di MAN Kunir Wonoai Blitar” adalah bantuan dari pimpinan atau kepala sekolah yang ditujukan

Luasnya lahan yang dimiliki oleh Pemerintah seringkali tidak diimbangi dengan tersedianya dana yang cukup untuk mengembangkan !ahan potens1al tersebut menjadi

Cuplikan hasil pengolahan dapat dilihat pada Gambar 4.2, Gambar 4.3, dan Gambar 4.4, sedangkan untuk tampilan lengkap dari hasil pengolahan GAMIT dapat dilihat pada

Hidayah, Nurul, 2003, Kebermaknaan Hidup Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis , Yogyakarta: Skripsi Tidak Diterbitkan. Dofinishiyami, Aisyah, 2013, Dinamika Penerimaan Keluarga

dan interactions plot pada gambar 7 menunjukkan bahwa efisiensi maksimal yang dapat dicapai oleh pompa hydram adalah pada saat beban katup limbah 400 gram dan volume tabung 1300

Personil ini bertanggungjawab kepada pihak pemerintah setempat (pihak poin 1), dengan cara melaporkan setiap perkembangan kondisi lapangan yang terjadi. Lakukan pembagian

Apabila permohonan persetujuan pelaksanaan pengangkutan zat radioaktif dalam rangka ekspor, impor atau pengiriman kembali (re- ekspor) dinyatakan tidak memenuhi syarat maka BAPETEN

[r]