III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Desa Ketileng, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro pada bulan April – Oktober 2015.
B. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman sawo di Desa Ketileng, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS, klinometer, roll meter, timbangan, munshel colour chart, kamera digital, jangka sorong, hand refractometer dan deskriptor tanaman.
C. Perancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan metode survei yaitu penelitian yang dilakukan secara sistematis dengan pengamatan dan pengukuran di lapangan.
D. Teknik Penentuan Sampel
Sampel tanaman sawo berjumlah 20 tanaman (Lampiran 4). 20 sampel tanaman diberi nama SB1 (Sawo Bojonegoro 1) hingga SB 20 (Gambar 22 dalam Lampiran 8). Sampel dipilih secara purposive random sampling (secara sengaja). Penentuan sampel dimulai dari penentuan lokasi, lahan dan jumlah tanaman. Tanaman yang dijadikan sampel yaitu yang telah dewasa, berproduksi, dan memiliki semua organ tanaman yang diperlukan untuk penelitian.
E. Jenis dan Sumber Data
Data dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengukuran, pengamatan, dan wawancara langsung pada pemilik tanaman sawo. Data sekunder yang digunakan seperti data curah hujan dan data-data lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data meliputi observasi, dokumentasi, pengukuran di lapangan dan wawancara. Pengamatan yang dilakukan yaitu mengamati morfologi tanaman secara umum, batang, daun, bunga, dan buah, biji yang dilakukan dengan
pengambilan sampel dari masing-masing tanaman. Identifikasi karakter morfologi dilakukan menggunakan panduan dari IPBGR. Data produktivitas sawo merupakan data yang diperoleh dari wawancara kepada petani sawo. Data yang telah diperoleh kemudian dijadikan skor. Lampiran 3 menunjukkan skor untuk karakter kuantitatif morfologi sawo.
Pengamatan variabel terdiri dari 5 kelompok yaitu: 1. Pengamatan Bentuk Umum Pohon:
a. Tekstur permukaan batang
Tekstur permukaan batang diamati secara langsung dan dikelompokkan berdasar skor : 1 = Sangat halus, 2 = halus, 3 = sedang, 4 = kasar dan, 5 = sangat kasar.
b. Bentuk tajuk
Mengidentifikasi bentuk tajuk dari tanaman kemudian disesuaikan dengan skoring pada deskriptor sebagai berikut: 1 = columnar, 2 = obovate, 3 = circular, 4 = semicircular, 5 = irregular.
c. Kepadatan percabangan
Mengamati secara langsung dan dikelompokkan berdasar skor sebagai berikut: 1 = sangat jarang, 2 = jarang, 3 = sedang, 4 = rapat, 5 =sangat rapat. d. Pola percabangan
Mengamati secara langsung dan dikelompokkan berdasar skor sebagai berikut: 1 = tegak (erect), 2 = tidak beraturan (irregular), 3 = verticilate, 4 = axial 5 = mendatar (horizontal).
e. Tinggi tanaman
Pengamatan tinggi tanaman (Gambar 23 dalam Lampiran 8) dilakukan dengan mengukur tinggi dari leher akar hingga ujung pohon. Pengukuran dilakukan dengan alat roll meter untuk mengukur jarak dari pohon sampai ke pengamat dan klinometer untuk mengukur derajat kemiringan dari pengamat hingga ujung pohon. Setelah diperoleh data kemudian dimasukkan ke dalam rumus untuk perhitungan tinggi tanaman.
f. Lingkar batang
Lingkar batang diukur pada bagian batang yang terletak 50 cm dari leher akar (Gambar 24 dalam Lampiran 8).
g. Diameter tajuk
Mengukur diameter tajuk dari arah utara-selatan dan timur-barat (Gambar 25 dalam Lampiran 8).
2. Pengamatan morfologi daun a. Warna daun muda
Mengamati warna daun muda dengan mencocokkan warnanya dengan Munsell Colour Chart kemudian mengelompokkan berdasarkan skor: 1 = kuning, 2 = hijau kekuningan 3 = hijau muda (light green), 4 = hijau tua (dark green), dan 5 = hijau kecokelatan (brownish green).
b. Warna daun tua
Mengamati warna daun tua dengan mencocokkan warnanya dengan Munsell Colour Chart kemudian mengelompokkan berdasarkan skor: 1 = kuning, 2 = hijau kekuningan (yellowish green), 3 = hijau muda (light green), 4 = hijau tua (dark green), dan 5 = hijau kecokelatan (brownish green).
c. Bentuk daun
Mengamati secara langsung bentuk daun kemudian mengelompokkan berdasarkan skor: 1 = bulat telur sungsang (narrowly obovate), 2 = bulat telur (ovate) 3 = lanset (lanceolate), 4 = bulat memanjang (oblong), dan 5 = bulat memanjang-lanset (oblong-lanceolate).
d. Bentuk pangkal daun
Mengamati pangkal daun secara langsung kemudian mengelompokkan berdasarkan skor: 1 = runcing, 2 = meruncing, 3 = tumpul, 4 = membulat, dan 5 = rompang.
e. Bentuk ujung daun
Mengamati ujung daun secara langsung kemudian mengelompokkan berdasarkan skor: 1 = meruncing (acuminate), 2 = runcing/acutus (acute), 3 = tumpul (obtuse), dan 4 = membulat (rounded), 5 = rompang (truncate).
f. Tepi daun
Mengamati Tepi daun secara langsung kemudian mengelompokkan berdasarkan skor: 1 = rata/integer (entire) dan 2 = berombak/repandus (undulate).
g. Kilap permukaan atas daun
Mengamati secara langsung kemudian mengelompokkan berdasarkan skor: 1 = mengkilap (glossy), dan 2 = tidak mengkilap (not glossy).
h. Kilap permukaan bawah daun
Mengamati secara langsung kemudian mengelompokkan berdasarkan skor sebagai berikut: 1 = mengkilap (glossy), dan 2 = tidak mengkilap (not glossy).
i. Panjang helaian daun
Mengukur panjang daun secara langsung (Gambar 26 dalam Lampiran 8). j. Lebar helaian daun
Mengukur lebar daun secara langsung. k. Panjang tangkai daun
Mengukur panjang tangkai daun secara langsung. 3. Pengamatan bunga
a. Jumlah sepal
Menghitung secara langsung jumlah sepal. b. Warna sepal
Mengamati warna sepal dengan mencocokkan warnanya dengan Munsell Colour Chart.
c. Jumlah petal
Menghitung secara langsung jumlah petal. d. Warna petal
Mengamati warna sepal dengan mencocokkan warnanya dengan Munsell Colour Chart.
e. Jumlah putik
f. Jumlah benang sari
Menghitung secara langsung jumlah benang sari. g. Panjang bunga
Mengukur panjang (mm) bunga secara langsung. h. Diameter bunga
Mengukur diameter (mm) bunga secara langsung (Gambar 27 dalam Lampiran 8).
i. Panjang tangkai bunga
Mengukur panjang (mm) tangkai bunga secara langsung. 4. Pengamatan buah
a. Intensitas berbuah
Mengamati intensitas berbuah secara langsung kemudian mengelompokkan berdasarkan skor: 1 = sangat rendah, 2 = rendah, 3 = sedang, 4 = tinggi, 5 = sangat tinggi.
b. Bentuk buah
Mengamati bentuk buah secara langsung kemudian mengelompokkan berdasarkan skor berikut 1 = oblate, 2 = speroid, 3 = highsperoid, 4 = ellipsoid, 5 = rhombodial.
c. Bentuk ujung buah
Bentuk buah diamati secara langsung kemudian mengelompokkan berdasarkan skor sebagai berikut: 1 = runcing, 2 = meruncing, 3 = tumpul, 4 = membulat dan 5 = rompang.
d. Bentuk dasar buah
Bentuk buah diamati secara langsung kemudian mengelompokkan berdasarkan skor sebagai berikut: 1 = runcing, 2 = meruncing, 3 = tumpul, 4 = membulat dan 5 = rompang.
e. Tekstur permukaan kulit buah
pengamatan dilakukan dengan meraba kulit buah kemudian dikelompokkan sesuai skor berikut: 1 = sangat kasar, 2 = kasar, 3 = sedang, 4 = halus, 5 = sangat halus.
f. Warna kulit buah
Mengamati warna kulit buah dengan mencocokkan warnanya dengan Munsell Colour Chart kemudian mengelompokkan berdasarkan skor sebagai berikut : 1 = hijau kecoklatan, 2 = coklat muda, 3 = coklat tua, 4 = coklat kemerahan, 5 = hijau.
g. Warna daging buah
Mengamati warna daging buah dengan mencocokkan warnanya dengan Munsell Colour Chart kemudian mengelompokkan berdasarkan skor sebagai berikut : 1 = putih kekuningan, 2 = kuning kecoklatan, 3 = coklat muda, 4 = coklat tua, 5 = coklat kemerahan.
h. Tekstur daging buah
Merasakan tekstur daging buah yaitu berpasir atau lembut/halus. i. Panjang tangkai
Panjang tangkai buah (mm) diukur dari pangkal hingga ujung tangkai buah menggunakan jangka sorong.
j. Panjang buah
Panjang buah (mm) diukur dari pangkal hingga ujung buah menggunakan jangka sorong.
k. Diameter buah
Diameter buah (mm) diukur pada bagian buah yang paling besar menggunakan jangka sorong (Gambar 28 dalam Lampiran 8).
l. Berat buah
Berat buah (gr) ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik. m. Tingkat kemanisan
Mengukur tingkat kemanisan buah menggunakan hand refractometer. n. Umur simpan
Umur simpan diamati dengan menghitung hari lamanya buah bertahan dari awal penyimpanan sampai 50% buah rusak. Buah dikatakan rusak apabila dalam satu buah telah rusak 25%.
5. Pengamatan biji
a. Panjang biji (mm) diukur dari pangkal hingga ujung buah menggunakan jangka sorong (Gambar 29 dalam Lampiran 8).
b. Lebar biji (mm) diukur dari pangkal hingga ujung buah menggunakan jangka sorong.
c. Ketebalan biji (mm) diukur dari pangkal hingga ujung buah menggunakan jangka sorong.
d. Berat per biji (gr) ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik e. Jumlah biji per buah
f. Bentuk biji diamati secara langsung kemudian mengelompokkan berdasarkan skor sebagai berikut : 1 = bulat panjang (ellipsoid), 2 = elongate, 3 = oblong, 4 = reniform, dan 5 = irregular.
g. Warna kulit biji
diamati secara langsung dengan mencocokkan pada munsell color charts kemudian mengelompokkan berdasarkan skor sebagai berikut : 1 = kuning kecoklatan, 2 = coklat muda, 3 = coklat tua, 4 = hitam kecoklatan, 5 = hitam.
G. Analisis Data
Data morfologi tanaman diuraikan secara deskriptif kemudian dianalisis cluster menggunakan program Numerical Taxonomy and Multivariate Analys System versi 2.02i (NTSYS). Data hasil pengamatan dibuat dalam bentuk skor. Data yang telah berbentuk skor diubah menjadi data biner (0-1) untuk dianalisis menggunakan matriks similiaritas (SimQual) dengan koefisien kemiripan DICE. Pengelompokan aksesi sawo dilakukukan menggunakan metode Unweighted Pair Group Methode Arithmatic Average (UPGMA) yang dihitung melalui SAHN kemudian disatukan dalam bentuk dendrogram berdasarkan kemiripan (Crocemore et al. 2003).