• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KESTABILAN PERSAMAAN GERAK ROKET TIGA DIMENSI TIPE RKX- 200 LAPAN DAN SIMULASINYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA KESTABILAN PERSAMAAN GERAK ROKET TIGA DIMENSI TIPE RKX- 200 LAPAN DAN SIMULASINYA"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KESTABILAN PERSAMAAN

GERAK ROKET TIGA DIMENSI TIPE

RKX-200 LAPAN DAN SIMULASINYA

MOHAMMAD RIFA’I 1208100703

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA 2012

(2)
(3)

1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang berkembang Roket kendali 6 derajat kebebasan Tidak stabil Persamaan non linear Longitudinal dan lateral-directional

(4)

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana melinearisasi persamaan non linear gerak roket ?

Bagaimana menentukan kestabilan sistem persamaan gerak roket tipe RKX-200 LAPAN ?

(5)

1.3 Batasan Masalah

Roket dianggap rigid body (benda tegar)

Massa roket diasumsikan konstan

Sudut serang (angle of attack) dianggap nol

Fase yang diamati hanya pada fase sustainer (fase setelah pembakaran propelan atau bahan bakar utama habis pada

ketinggian tertentu)

Diasumsikan tidak terjadi coupling antara gerak longitudinal dan gerak lateral-directional

(6)

1.4 Tujuan

Untuk melinearisasi persamaan

nonlinear gerak roket

Untuk menentukan kestabilan

(7)

1.5 Manfaat

Memperdalam dan mengembangkan wawasan disipilin ilmu, terutama sistem persamaan

gerak roket

Sebagai dasar untuk mendesain sistem kendali yang tepat

(8)

Geometri Roket RKX-200 LAPAN

Didesain :

boosting stage sustaining stage

(9)

Karakteristik RKX-200 LAPAN

massa roket (m) 65.26 kg

luas sirip 0.04875 m2

busur aerodinamika rata-rata (c) 0.3249 m momen inersia roll (Ix) 0.012 kg m2

momen inersia pitch (Iy) 84.43 kg m2

momen inersia yaw (Iz) 84.43 kg m2

volume 0.0216 m3

(10)

Sistem

Sumbu Roket

Sumbu

badan

Sumbu

bumi

(11)

Sistem Sumbu Roket

No. Parameter sistem

sumbu badan

Sumbu-x Sumbu-y Sumbu-z

1. Kecepatan linear u v w

2. Kecepatan sudut p q r

3. Gaya aerodinamik X Y Z

4. Momen aerodinamik L M N

5. Momen kelembaman Ix Iy Iz

(12)

Model Persamaan Gerak Roket

Persamaan gaya

(13)
(14)

Linearisasi

Sistem

(15)

Karena adalah titik setimbang, maka

Dengan memisalkan

(16)
(17)

Kestabilan Sistem

Kestabilan ditentukan melalui nilai karakteristik

suatu sistem pada titik setimbangnya dapat dikatakan :

• Stabil, jika bagian real dari nilai eigen bernilai non-positif .

• Stabil asimtotis, jika bagian real dari nilai eigen bernilai

negatif .

• Tidak stabil, jika bagian real dari nilai eigen bernilai

positif .

(18)

Kriteria Kestabilan Routh Hurwitz

Jika diketahui suatu persamaan karakteristik

dengan orde ke-n sebagai berikut :

Dengan menggunakan akar karakteristik (nilai eigen), sistem dikatakan stabil atau mempunyai bagian real negatif jika dan hanya jika suku-suku pada kolom pertama memiliki tanda yang sama (positif atau negatif semua)

(19)

Obyek Penelitian

menganalisa kestabilan sistem persamaan gerak roket

tiga dimensi tipe RKX-200 LAPAN serta mensimulasikan dengan matlab.

(20)

Langkah Pengerjaan

Studi Pendahuluan

Linearisasi Model Persamaan gerak roket

Membentuk State Space dan Analisa Kestabilan

Simulasi Matlab

(21)

Linerisasi

4.1

4.2

4.3

(22)
(23)

4.4

(24)
(25)

Ketika kondisi rata-rata gangguan sangat kecil, maka dipenuhi asumsi :

a. perkalian (product) antar gangguan dapat dianggap nol.

b. sinus dari sudut gangguan dapat dianggap sama dengan sudut gangguan, sedangkan cosinus dari sudut gangguan dianggap sama dengan satu.

(26)

4.7

(27)
(28)

Persamaan 4.7-4.8 merupakan persamaan gerak roket yang terdiri dari persamaan pada kondisi trim dan persamaan gangguan

Karena pelinearan, maka persamaan pada kondisi setimbang diabaikan

(29)
(30)

Kasus khusus

• Kondisi terbang lurus (staight) menyebabkan • Kondisi terbang symetric menyebabkan

• Kondisi terbang dengan sayap mendatar • menyebabkan

• Kondisi terbang setimbang (trimmed)

(31)
(32)

persamaan gerak untuk perubahan kecil disekitar nilai kesetimbangannya atau disebut persamaan gangguan dari gaya dan momen.

Gangguan dalam analisa gerak roket sangat

berpengaruh pada gaya dan momen roket. Gangguan-gangguan ini secara tidak langsung ditransformasi ke dalam bentuk fungsi gangguan.

(33)
(34)
(35)

Dengan menyamakan antara persamaan gaya dan fungsi gangguan

(36)
(37)

Pembentukan Matriks State Space

Persamaan Gerak Longitudinal

Dalam analisa kestabilan, ada beberapa parameter yang

diabaikan seperti karena tidak berpengaruh terhadap

(38)

Disamping itu, Dengan menggunakan sumbu kestabilan

(keseimbangan) roket, dapat dianggap nol.

Sedangkan sama dengan sudut jalur terbang jika sudut

(39)

Untuk sudut lintas terbang = 0, maka persamaan gerak longitudunal menjadi :

(40)

State space persamaan longitudinal

(41)

Matriks output

No Output Matriks output

1.

2.

3.

(42)

Pada gerak lateral directional, parameter diabaikan karena tidak berpengaruh terhadap respon gerak roket.

(43)

Dengan memisalkan

Maka persamaan menjadi :

(44)

Dalam analisa kestabilan sideslip angles

Sering digunakan sebagai variabel state dari pada sideslip

velocity . untuk sudut serang yang sangat kecil maka

dipenuhi . Sehingga persamaan menjadi :

(45)
(46)

output gerak lateral-directional

No output Matriks output

1.

2. p

3. r

(47)

Analisa kestabilan

Stabil merupakan suatu kondisi sistem yang jika

mengalami gangguan dari dalam maupun luar mampu kembali ke kondisi titik kesetimbangan. Dalam hal ini, sebelum analisa kestabilan diperlukan suatu titik tetap kesetimbangan suatu sistem.

 Titik tetap gerak longitudinal

(48)
(49)

Analisa kestabilan Routh Hurwitz

Gerak Longitudinal

Mencari nilai karakteristik Diperoleh

(50)
(51)

Sistem Dikatakan Stabil, Bila Kolom Pertama Bernilai Positif . Sehingga menurut kriteria Routh-Hurwitz, sistem persamaan gerak longitudinal dikatakan stabil apabila :

1. 2. 3. 4.

(52)

Analisa Kestabilan Routh Hurwitz

Gerak lateral-directional

Mencari nilai akar karakteristik : Diperoleh

(53)
(54)

Sistem Dikatakan Stabil Bila Kolom Pertama Bernilai

Positif. Sehingga menurut kriteria Routh-Hurwitz sistem

persamaan gerak lateral-directional dikatakan stabil apabila : 1.

2. 3. 4.

(55)

Uji Kestabilan Dan Simulasi

(56)

Gerak longitudinal

Matriks state space pada kecepatan 0.2 mach

Matriks state space pada kecepatan 0.5 mach

(57)

Matriks state space pada kecepatan 1.1 mach

Matriks state space pada kecepatan 1.3 mach

Matriks state space pada kecepatan 1.5 mach

(58)

Simulasi gerak longitudinal 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 -2 0 2 4 6 8 Respon Sistem Waktu (detik) Kece pa ta n Li nea r Sum bu-z mach 0.2 mach 0.5 mach 1.0 0 5 10 15 20 25 30 -0.05 0 0.05 0.1 0.15 Respon Sistem Waktu (detik) la ju s udu t a ng g uk mach 0.2 mach 0.5 mach 1.0 0 5 10 15 20 25 30 35 -5 -4 -3 -2 -1 0 Respon Sistem Waktu (detik) Kece pa ta n Li nea r Sum bu-x mach 0.2 mach 0.5 mach 1.0 0 5 10 15 20 25 30 35 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 Respon Sistem Waktu (detik) Sud ut A ng g uk mach 0.2 mach 0.5 mach 1.0

(59)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 -40 -30 -20 -10 0 10 Respon Sistem Waktu (detik) Kece pa ta n Li nea r Sum bu-x mach 1.1 mach 1.3 mach 1.5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 -40 -20 0 20 40 60 80 Respon Sistem Waktu (detik) Kece pa ta n Li nea r Sum bu-z mach 1.1 mach 1.3 mach 1.5 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 -15 -10 -5 0 5 Respon Sistem Waktu (detik) la ju s udu t a ng g uk mach 1.1 mach 1.3 mach 1.5 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 -80 -60 -40 -20 0 20 Respon Sistem Waktu (detik) s udu t a ng g uk mach 1.1 mach 1.3 mach 1.5

(60)

Gerak Lateral Directional

Matriks state space pada kecepatan 0.2 mach

Matriks state space pada kecepatan 0.5 mach

(61)

Matriks state space pada kecepatan 1.1 mach

Matriks state space pada kecepatan 1.3 mach

(62)

Simulasi gerak lateral directional

 Pengaruh Defleksi Rudder

0 10 20 30 40 50 60 70 80 -12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 Respon Sistem Waktu (detik) si des li p a ng le mach 0.2 mach 0.5 mach 1.0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 0 2 4 6 8 10 12 Respon Sistem Waktu (detik) la ju sudu t ro ll mach 0.2 mach 0.5 mach 1.0 0 20 40 60 80 100 120 0 10 20 30 40 50 Respon Sistem Waktu (detik) la ju sudu t y a w mach 0.2 mach 0.5 mach 1.0 0 20 40 60 80 100 120 0 50 100 150 200 250 300 Respon Sistem Waktu (detik) s udu t ro ll mach 0.2 mach 0.5 mach 1.0

(63)

Pengaruh Defleksi Rudder 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 -40 -30 -20 -10 0 10 Respon Sistem Waktu (detik) Kece pa ta n Li nea r Sum bu-x mach 1.1 mach 1.3 mach 1.5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 -40 -20 0 20 40 60 80 Respon Sistem Waktu (detik) Kece pa ta n Li nea r Sum bu-z mach 1.1 mach 1.3 mach 1.5 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 -15 -10 -5 0 5 Respon Sistem Waktu (detik) la ju sudu t a ng g uk mach 1.1 mach 1.3 mach 1.5 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 -80 -60 -40 -20 0 20 Respon Sistem Waktu (detik) sudu t a ng g uk mach 1.1 mach 1.3 mach 1.5

(64)

Simulasi gerak Lateral-directional

 Pengaruh Defleksi Aileron

0 10 20 30 40 50 60 70 80 -0.01 -0.005 0 0.005 0.01 Respon Sistem Waktu (detik) si des li p a ng le mach 0.2 mach 0.5 mach 1.0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 Respon Sistem Waktu (detik) la ju sudu t ro ll mach 0.2 mach 0.5 mach 1.0 0 20 40 60 80 100 120 0 0.02 0.04 0.06 0.08 Respon Sistem Waktu (detik) la ju sudu t y a w mach 0.2 mach 0.5 mach 1.0 0 20 40 60 80 100 120 0 0.1 0.2 0.3 0.4 Respon Sistem Waktu (detik) sudu t ro ll mach 0.2 mach 0.5 mach 1.0

(65)

Pengaruh Defleksi Aileron 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 -0.25 -0.2 -0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1 Respon Sistem Waktu (detik) si des li p a ng le mach 1.1 mach 1.3 mach 1.5 0 10 20 30 40 50 60 70 80 0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 Respon Sistem Waktu (detik) la ju sudu t ro ll mach 0.2 mach 0.5 mach 1.0 0 20 40 60 80 100 120 0 0.02 0.04 0.06 0.08 Respon Sistem Waktu (detik) la ju sudu t y a w mach 0.2 mach 0.5 mach 1.0 0 20 40 60 80 100 120 0 0.1 0.2 0.3 0.4 Respon Sistem Waktu (detik) sudu t ro ll mach 0.2 mach 0.5 mach 1.0

(66)

Kesimpulan

1. Uji kestabilan sistem persamaan gerak roket

yang dianalisa pada tiga kecepatan yaitu, mach

0.5, mach 0.2, mach1.0 diketahui bahwa

sistem telah stabil.

2. Uji kestabilan sistem persamaan gerak roke

pada mach 1.1, mach 1.3, mach 1.5 diketahui

bahwa sistem tidak stabil, karena terdapat nilai

eigen pada bagian realnya bernilai positif.

3. Pada analisa uji kestabilan yang dianalisa

melalui berbagai

kecepatan terbang roket,

diketahui kecepatan diatas mach 1.0 sistem

cenderung tidak stabil.

(67)

Saran

1. Pada model persamaan gerak roket perlu memasukkan efek pergeseran titik pusat massa (Central of Gravity) roket, karena pada hakikatnya titik pusat massa roket selalu berubah terhadap waktu .

2. Pada tugas akhir ini, kestabilan roket hanya pada fase sustaining saja. Peneliti selanjutnya bisa mengamati kestabilan roket pada fase boosting juga demi bisa menggambarkan secara utuh tentang kestabilan roket.

3. Dalam analisa data parameter terbang, perlu hati-hati dalam membaca output yang dikeluarkan oleh missile DATCOM.

4. Perlu menvariasikan ketinggian serta sudut serang roket agar didapatkan hasil perbandingan yang optimal.

5. Pada penelitian selanjutnya diharapkan melakukan sistem kontrol pada analisa gerak roket.

(68)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Blackelock, J. (1990). Automatic Control of Aircraf and Missiles, USA : Yellow springs.

[2] Donald, M.D. (1990). Automatic Flight Control System, New York : Pretince Hall Internasional (UK).

[3] Fitria, D. (2010). Desain dan Implementasi Pengontrol PI Optimal Pada Gerak Longitudinal Roket RKX-200 LAPAN, Bandung : Tugas Akhir S1 Departemen Teknik Fisika ITB.

[4] Finizio, N. dan Landas, G. (1988). Ordinary Differential Equations with Modern Applications. California : Wadsworth Publishing Company. [5] Husnul, A.dkk. (2010). Stucture and Mechanic DIV, Bogor : LAPAN

[6] Nelson, R. (1998). Flight Stability And Automatic Control, USA : MCGraw-Hill.

[7] Olsder, G.J., 1994, Mathematical Systems Theory, Netherlands : Delftse Uitgevers Maatschappij b.v.

[8] Siouris, G. (2003). Missile Guidance and Control Systems, New York : Spinger-Verlag.

[9]Wahyuni, A dan Humas, P. (2009). Aspek-Aspek Terkait Dalam Merancang Roket Kendali RKX Pada Tahap Awal, Bogor : LAPAN.

(69)

Gambar

Tabel Routh Hurwitz gerak Longitudinal
Tabel Routh-Hurwitz gerak Lateral-directional

Referensi

Dokumen terkait

Spesies vibrio merupakan bagian dari autochthonous flora dari organisme laut dan merupakan salah satu kelompok yang penting dalam lingkungan laut, sekitar 80% populasi

Sel fibroblas sangat dominan sehingga gap antar fragmen terisi oleh jaringan ikat ; akibatnya fragmen-fragmen fraktur masih bergerak bila diberikan tekanan bahkan dapat

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa terdapat perbedaan hasil yang diperoleh untuk air laut lebih tinggi dibandingkan dengan sedimen dimana yang seharusnya kandungan logam

D'après ces résultats, on peut conclure que la fonction du langage est le plus souvent trouvé ou utilisé dans la chanson est une fonction Emotive (63) et le moins découvert

Dari pemodelan ini diharapkan memiliki kondisi seperti dengan kondisi eksisting jembatan dengan menggunakan parameter frekuensi alami struktur jembatan aktual di lokasi sebesar 2,08

Dari hasil diseminasi yang dilakukan, diketahui bahwa terdapat ketertarikan yang tinggi petani untuk melakukan budidaya tanaman terapung dengan alasan diantaranya

Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Korelasi Hasil Belajar Kognitif Siswa dengan Keterampilan Melaksanakan Wudhu menurut Madzhab Syafi’i pada mata pelajaran

Pertunjukan Nini Thowong merupakan salah satu kesenian yang ada di Desa Panjangrejo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul.Pada awalnya warga sekitar mempunyai keyakinan bahwa