• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENDAPATAN USAHA HOME INDUSTRI KERUPUK DI KECAMATAN SAMATIGA KABUPATEN ACEH BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENDAPATAN USAHA HOME INDUSTRI KERUPUK DI KECAMATAN SAMATIGA KABUPATEN ACEH BARAT"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PENDAPATAN USAHA HOME INDUSTRI KERUPUK DI KECAMATAN SAMATIGA

KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI/TUGAS AKHIR

OLEH :

SITI HAJAR NIM. 09C20101123

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT

2015

(2)

ii

ANALISIS PENDAPATAN USAHA HOME INDUSTRI KERUPUK DI KECAMATAN SAMATIGA

KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI/TUGAS AKHIR

OLEH

SITI HAJAR NIM : 09C20101123

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar Meulaboh

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH-ACEH BARAT

2015

(3)

iii ABSTRAK

SITI HAJAR Analisis Pendapatan Usaha Home Industri Kerupuk di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat dibawah bimbingan Ibu Nani Verawati, SE dan Bapak Damrus, SE.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gampong Cot dan Suak Seukee Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat Data primer yang dikumpulkan di lapangan untuk keperluan analisa diperoleh dengan observasi (pengamatan), wawancara dan Studi Dokumentasi yaitu dengan meninjau langsung ke tempat pembuatan kerupuk raya, data sekunder diperoleh dari studi Kepustakaan dan instansi terkait yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian nilai Produksi Akhir Bulan terbesar yaitu pada skala produksi 3600 bungkus dengan nilai penerimaan sebesar Rp.

28.800.000 /bulan dan terkecil pada skala Produksi 1500 bungkus mencapai nilai penerimaan sebesar Rp. 12.000.000 /bulan.

Biaya produksi pada usaha Kerupuk Raya dalam penelitian ini terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel yang tertinggi adalah pada skala Tenaga Kerja 10 orang dengan biaya tetap sebesar Rp.10.590.000/bulan, sedangkan biaya variabel yaitu Rp. 7.419.000 /bln. Hal ini karena nilai produksi kerupuk raya awal bulan tergantung pada banyaknya jumlah produksi dan tingkat pendapatan usaha.

Sedangkan total biaya produksi yang dikeluarkan paling tinggi dalam usaha industri kerupuk raya adalah pada skala produksi 3600 Bungkusan dengan biaya produksi total sebesar Rp. 18.009.000. /bln dengan pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 10.791.000, dan paling sedikit pada skala produksi 1500 (Bungkusan) dengan biaya total yang dikeluarkan sebesar Rp, 6.320.333,/bln dan pendapatan yang diperoleh mencapai Rp. 5.679.667,/Bulan.

Kontribusi pendapatan yang tertinggi dalam usaha kerupuk raya sebesar 44,2 %, maka berada pada kategori sebagai cabang usaha, sedangkan pendapatan yang terendah dalam usaha kerupuk raya dengan kontribusi 37,5 % maka berada pada katagori sebagai cabang usaha.

Kata Kunci : Analisis Pendapatan, Usaha Home Industri dan Kerupuk.

(4)

iv

LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Judul Skripsi/tugas akhir : ANALISIS PENDAPATAN USAHA HOME INDUSTRI KERUPUK DI KECAMATAN SAMATIGA KABUPATEN ACEH BARAT

Nama Mahasiswa : SITI HAJAR

NIM : 09C20101123

Program Studi : EKP (Ekonomi Pembangunan)

Menyetujui, Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

NANI VERAWATI, SE DAMRUS, SE

Menyetujui, Komisi Pembimbing

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Prodi

Ekonomi Pembangunan

Dr. ISHAK HASAN, M.Si YAYUK EW, SE.,M.Si

Tanggal Lulus : 24 Mei 2015

(5)

v

LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI Skripsi dengan Judul

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI TEPUNG SAGU DI KECAMATAN SUKA MAKMUE KABUPATEN NAGAN RAYA

Yang disusun oleh : SITI HAJAR

Nim : 09C20101123

Fakultas : Ekonomi

Program Studi : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji pada tanggal 08 Juni 2015 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

SUSUNAN DEWAN PENGUJI 1. Abd. Jamal, SE.,M.Si

(Ketua Penguji I) ...

2. Nani Verawati, SE

(Anggota Penguji II) ...

3. Damrus, SE

(Anggota Penguji III) ...

4. T. Adlan, SE, M.Si

(Anggota Penguji IV) ...

Alueu Peunyareng 24 Mei 2015 Ketua Program Studi

Ketua Jurusan

Yayuk EW, SE, M.Si

(6)

vi

RIWAYAT HIDUP

Nama : SITI HAJAR

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal lahir : Suak Bilie, 03 April 1988

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat Rumah : Suak Bilie Kecamatan Suka Makmue Kabupaten Nagan Raya

Pendidikan Formal

Sekolah Dasar (1997-2002) : MIN Suak Bilie

SLTP (2002-2005) : SLTP Negeri 5 Suka Makmue

SMK (2005-2008) : SMA 1 Jeuram

Perguruan Tinggi : Fakultas Ekonomi

Prodi IESP (Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan)

Universitas Teuku Umar Meulaboh Tahun Masuk 2009

Pendidikan Non Formal :

- Pelatihan winning Marketing Honda 2013 Pengalaman Organisasi

- Anggota HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) 2011

(7)

vii

Motto Dan Persembahan

MOTTO

Sesungguhnya manusia itu sudah ditakdirkan setiap jalan hidupnya, namun semua itu tegantung dari manusia itu sendiri untuk menjalaninya, semua tergantung dari akal, pikiran, dan hati manusia itu sendiri, jika manusia selalu berikhtiar dan berdoa di jalan-Nya, maka dia akan memetik dari hasil setiap ikhtiar dan doa yang dilakukanya, sesungguhnya DIA maha mengetahui segala urusan. ( Hadist Riwayat Bukhari )

“Sesungguhnya Aku mengingatkan kepadamu supaya kamu tidak termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan. (Q.s.Huud. 11: 46)

“Janganlah mengukur kesuksesan dengan uang.

Kesuksesan adalah ketika kita memiliki ilmu yang bermanfaat, pengalaman, nama baik, dan nilai yang barokah.“ (Aa Gym)

KUPERSEMBAHAN KEPADA :

Bapak dan Ibu tercinta selalu menjadi sumber inspirator dan sumber semangat hidup Kakak dan adikku yang memberikan aku dukungan semangat dan teman-taman seperjuangan yang selalu membuatku tetap tegar dalam liku-liku kehidupan ini.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan Skripsi/tugas akhir yang berjudul : “Analisis Pendapatan Usaha Home Industri Kerupuk di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat”. Skripsi/tugas akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam meraih derajat Sarjana Ekonomi pada jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Teuku Umar.

Selama penelitian ini dan penyusunan hasil penelitian dalam skripsi/tugas akhir ini, penulis tidak luput dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat adanya bantuan, bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh kerena itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Nani Verawati, SE selaku Dosen Pembimbing Utama dan Bapak Damrus, SE selaku Dosen Pembimbing Anggota yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan, masukan-masukan, saran, tenaga, dan pikiran untuk membimbing serta tidak bosan-bosannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi/tugas akhir ini.

2. Ibu Yayuk EW, SE. M.Si, selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar.

3. Bapak, Dr. Ishak Hasan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar. Yang telah memberikan banyak bantuan berupa sarana fasilitas guna pelaksanaan Skripsi /tugas akhir ini.

4. Bapak Abdul Jamal, SE. M.Si, Bapak Saiful Badli SE. M.Si, selaku dosen penguji yang sudah banyak membantu memberikan kritik dan saran terhadap perbaikan skripsi ini.

(9)

ix

5. Ayahanda dan Ibunda yang tercinta, yang telah banyak memberikan doa, semangat, kasih sayang,dorongan moral dan serta semua yang telah Ayahanda dan Ibunda korbankan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan hingga tinggkat perguruan tinggi.

6. Kakanda dan Adinda saya yang tersayang yang selalu membuat penulis tersenyum dan selalu ceria, serta memberikan dukungan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar, yang telah memberikan banyak pengetahuan selama masa perkuliahan dan memberikan saran, serta membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat saya yang terbaik yang telah mendukung dan menemani saya dalam menyelesaikan skripsi ini sebaik mungkin.

9. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2009 dan semua teman-teman yang ada di Universitas Teuku Umar pada umumnya, terima kasih atas bantuan dukungan kalian semua. Masa-masa saat kita bersama tidak akan pernah saya lupakan, semoga tetap semangat demi meraih kesuksesan.

Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah banyak membantu penulis selama pendidikan di Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar:

Alue Penyareng, 24 Mei 2015

SITI HAJAR

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN TUJUAN ... ii

ABSRTAK ... iii

LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv

LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Balakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 6

1.4.2 Manfaat Praktisi ... 6

1.5 Sistematika Pembahasan ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Analisis Pendapatan Usaha Industri ... 8

2.2 Pengertian Usaha dan Industri ... 11

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Produksi ... 12

2.3.1 Modal ... 14

2.3.2 Tenaga Kerja ... 16

2.4 Pasar dan Pemasaran ... 17

2.5 Kerupuk Raya ... 18

2.6 Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Gampong Cot dan Suak Seuke Melalui Usaha Industri Kerupuk Raya ... 19

2.7 Keterampilan dan Kreatifitas Masyarakat ... 20

2.8 Rumusan Hipotesis ... 22

III. METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 23

3.2 Populasi dan Sampel ... 23

3.2.1 Populasi ... 23

3.2.2 Sampel ... 24

3.3 Sumber Data ... 24

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 24

(11)

xi

3.5 Teknik Analisis Data ... 26

3.6 Definisi Operasional Variabel ... 27

IV. HASIL PEMBAHASAN ... 29

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 29

4.1.1 Letak Geografis dan Luas Daerah ... 29

4.1.2 Keadaan Penduduk ... 30

4.1.3 Iklim ... 30

4.2 Keadaan Umum Responden ... 30

4.2.1 Pengalaman Usaha ... 31

4.3 Penerimaan Usaha pada Home Industri Kerupuk Raya ... 32

4.3.1 Penerimaan Usaha Kerupuk Raya ... 33

4.3.2 Biaya Produksi ... 34

4.3.3 Pendapatan Usaha pada Kerupuk Raya ... 37

4.3.4 Kontribusi Pendapatan ... 38

4.4 Penguian Hipotesis ... 39

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 40

5.1 Simpulan ... 40

5.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN ... 44

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Jumlah penduduk dan jumlah Usaha Kerupuk di Desa Gampong Cot dan Suak Seukee Kecamatan Samatiga

Kabupaten Aceh Barat ... 3 Tabel 2 Jenis Kerupuk, Harga dan Pendapatan Usaha di Kecamatan

Samatiga Kabupaten Aceh Barat... 3 Tabel 3 Jumlah populasi pengrajin usaha industri kerupuk raya di

Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat ... 24 Tabel 4 Klasifikasi responden menurut kelompok umur, pendidikan

dan jenis kelamin di Gampong Cot dan Suak Seukee

Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat ... 31 Tabel 5 Klasifikasi Pengalaman usaha responden di Gampong Cot

dan Suak Seukee Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh

Barat ...32 Tabel 6 Tingkat Penerimaan Nilai Produksi Kerupuk Raya di

Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat ...33 Tabel 7 Tingkat Pendapatan Total usaha Kerupuk Raya di

Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat ... 34 Tabel 8 Rata-rata Biaya Tetap Usaha industri Kerupuk Raya di

Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat ... 35 Tabel 9 Rata-rata Biaya Variabel Usaha industri Kerupuk Raya di

Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat ... 36 Tabel 10 Total Biaya pada Usaha Kerupuk Raya Di Kecamatan

Samatiga Kabupaten Aceh Barat... 36 Tabel 11 Pendapatan Produksi, biaya total dan Pendapatan pada

Kerupuk Raya di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh

Barat ... 38 Tabel 11 Kontribusi Pendapatan pada usaha industri Kerupuk raya di

Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat ... 39

(13)

xiii DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Indentitas Pengusaha Industri Kerupuk Raya Gampong Cot dan

Suak Seukee Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat ... 44

2. Jumlah penerimaan Kerupuk Raya Gampong Cot dan Suak Seukee Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat ... 45

3. Jumlah pendapatan /keuntungan Perbulan pada Kerupuk Raya Gampong Cot dan Suak Seukee Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat ... 46

4. Rincian Biaya Produksi pada Industri Kerupuk Raya Gampong Cot dan Suak Seukee Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat. ... 47

5. Data Quisoner Usaha Home Idustri Kerupuk di Gampong Cot dan Suak Seukee Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat ... 48

6. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 50

7. Surat Balasan Penelitian ... 51

8. Surat Keterangan Penelitian Pada Dinas Koperasi ... 52

9. Surat Keterangan Penelitian Pada Dinsa BPS ... 53

10. Surat Keterangan Penelitian pada Kantor Kecamatan Samatiga ... 54

(14)

xiv DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Grafik Harga dan Pendapaan Rata-rata Kerupuk ... 4

(15)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Balakang Masalah

Sejalan dengan terjadinya perkembangan ekonomi, tujuan perusahaan- perusahaan industri turut pula mengalami pergeseran, tujuan perusahaan yang sebelumnya hanya terpusat kepada berusaha mencapai keuntungan pasar yang sebesar-besarnya, namun dewasa ini telah meluas bertambah dengan tujuan ekonomi lainya yang berhubungan dengan organisasi perusahaan yang berkembang di dalam perekonomian (Teguh 2010, h. 11)

Perkembangan usaha industri di Indonesia tidak lepas dari persaingan bisnis, dari persaingan tersebut banyak variasi untuk mencapai keuntungan yang diperoleh perusahaan. Keuntungan merupakan pendapatan yang diperoleh produsen didalam menjalan kegiatan bisnis mereka yang mana memiliki barang/jasa yang bisa meningkatkan nilai produksi serta bermanfaat dalam perkembangan usaha industrinya. Pembangunan untuk tujuan industri juga menjadi sumber yang dapat meningkatkan pendapatan, akan tetapi hal itu harus didukung pula oleh ketersediaan sumber daya ekonomi, baik sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun sumber daya modal yang produktif. Dengan kata lain, tanpa adanya daya dukung yang cukup kuat dari sumber daya ekonomi yang produktif maka pengembangan dalam kegiatan industripun mengalami kesulitan dalam miningkatkan pendapatannya.

Pembentukan Usaha yaitu suatu kegiatan yang dilakukan dan dikembangkan oleh seseorang atau kelompok dengan tujuan menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupannya. Sehingga melalui usaha industri diharapkan bisa memajukan dan

(16)

2

membangun kehidupan masyarakat dari kemiskinan atau terbatasnya kebutuhan ekonomi yang dimiliki. Karena usaha industri juga merupakan suatu langkah sebagai solusi yang tepat untuk digunakan oleh masyarakat dalam berkreatifitas dan menciptakan nilai produksi dengan model-model atau barang yang bernuansa seni, unik, eksotis, motif dan kreasi, baik berupa makanan ataupun benda (Sukirno 2011, h. 37).

Mininjau perkembangan industri disuatu daerah seperti Aceh juga masih banyak industri yang berkembang seperti industri kerupuk yang dikelola oleh industri kecil atau unit kegiatan rumah tangga yang bertujuan untuk menutupi kebutuhan ekonominya.

Aceh Barat merupakan Kabupaten yang ada di bagian Provinsi Aceh, sektor industri kerupuknya sudah lama berkembang, dimana perkembangan usaha tersebut sudah banyak masyarakat mengenal produk-produk yang telah dipasarkan, adapun wilayah industri usaha kerupuk yang sangat dikenal di Kabupaten Aceh Barat ialah terletak di Kecamatan Samatiga. Kecamatan Samatiga merupakan pusat industri kerupuk yang ada di Kabupaten Aceh Barat yang dilihat secara ekonomi mampu berkembang dan meningkatkan nilai produksi yang sudah menjadi permintaan konsumen secara kontiniu.

Kecamatan Samatiga, dengan jumlah penduduk sebanyak 14.676 jiwa yang tersebar dalam 32 Desa. Sedangkan yang mengelola usaha industri pembuatan kerupuk yaitu Gampong Cot dan Suak Seukee. Masing-masing Desa ini memiliki jumlah penduduk yaitu dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

(17)

3 Tabel 1

Jumlah penduduk dan jumlah Usaha Kerupuk di

Desa Gampong Cot dan Suak Seukee Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat No Tahun

Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Usaha Kerupuk (Unit) Gampong

Cot

Suak

Seukee Gampong Cot Suak Seukee

1 2010 473 404 2 2

2 2011 473 424 1 2

3 2012 473 424 1 2

4 2013 478 506 1 2

Sumber: Data Skunder di Olah BPS Aceh Barat dalam Angka 2014

Dari tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa Jumlah penduduk di Gampong Cot mencapai 478 jiwa pada tahun 2013 dan Suak Seukee mencapai 506 jiwa pada tahun 2013, sedangkan jumlah usaha kerupuk di Desa Gampong Cot adalah 1 unit usaha dan Suak Seukee 2 unit usaha,

Mengenai industri kerupuk maka perlu melihat tingkat kelayakan usaha yang berkembang dan mampu mencapai keutungan yang dapat meningkatkan nilai produksi yang akhirnya berorientasi pada pendapatan perusahaan. Berikut ini adalah jumlah harga dan tingkat pendapatan rata-rata dalam bungkusan kerupuk :

Tabel 2

Jenis Kerupuk, Harga dan Pendapatan Usaha di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat No Nama Desa Jenis Kerupuk Harga

Perbungkus (Rp)

Pendapatan Rata-rata Perbungkus (Rp)

1 Gampong Cot Kerupuk Raya 8.000 3.000

2 Suak Seukee Kerupuk Raya 8.000 3.000

Sumber Data Penelitian Lapangan 2014

(18)

4 Gambar 1

Grafik Harga dan Pendapatan Rata-Rata Kerupuk

Sumber Data Penelitian Lapangan diolah 2014

Dari gambar grafik 1 dapat dilihat bahwa usaha kerupuk yang ada di Kecamatan Samatiga terdiri dari 2 Desa yaitu untuk Desa Gampong Cot dengan harga Kerupuk raya mencapai Rp 8.000 perbungkus dengan pendapatan 3,000 perbungkus, sedangkan Desa Suak Seukee harga Kerupuk Raya mecapai 8,000 perbungkus dan pendapatan yang diperoleh sebesar 3.000 dalam perbungkus.

Industri kerupuk raya merupakan usaha industri yang berkesimpung dalam bidang produksi makanan ringan, usaha ini dilakukan oleh industri rumah tangga, tujuan usaha kerupuk tersebut sebagai langkah untuk memberdayakan kebutuhan ekonomi, khususnya kebutuhan ekonomi rumah tangga. Rumah tangga merupakan salah satu pelaku ekonomi sekaligus orang yang sangat membutuhkan terpenuhinya kebutuhan ekonomi (Waluyo 2008, h. 168).

Industri kerupuk raya merupakan salah satu usaha yang sumber bahan baku utama industri ini didapat dari lingkungan sekitar yang menjualnya, sehingga industri ini tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku yang sesuai dengan kebutuhan. Sebagai bahan baku kerupuk adalah tepung

(19)

5

tapioka dan tepung terigu, daerah sentralisasi usaha industri kerupuk di Kecamatan samatiga telatak pada Desa Suak Seukee dan Gampong Cot, dimana pengolahan biasanya pengrajin mencampur dengan berbagai cita rasa aroma seperti gurihnya.

Pengelolaan industri kerupuk raya di Desa Suak Seukee dan Gampong Cot dimana bentuk industri yang dikelolah secara tradisional/home industry. Adapun jenis produksi kerupuk yang dihasilkan ialah kerupuk raya, yang namanya tesebut sudah sangat dikenal oleh masyarakat setempat. Kerupuk raya adalah kerupuk yang terbuat dari Tepung Trigu dan Tapioka. Proses pembuatannya dilakukan dengan pembentukan tepung, penjemuran dan penggorengan.

Bentuk pembungkusan sangat unik dan sangat ekonomis dibandingkan usaha kerupuk lainnya, karena kerupuk ini tidak memerlukan jumlah kantong kecil yang banyak, tapi hanya memerlukan satu bungkusan kantong besar untuk membukus beberapa jumlah kerupuk, setelah pengolahan hasil industri menjadi barang produksi maka usaha tersebut dapat didistribusikan melalui pasar tradisional terdekat dan daerah lain. Adapun tujuan memproduksi dan memperdagangkan barang-barang hasil usaha industri adalah untuk membantu dan meningkatkan nilai produksi yang akhirnya dapat menutupi kebutuhan akan permintaan tehadap kuantitas yang dibutuhkan konsumen.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mencoba meneliti sebuah permasalahan penelitian yang berjudul: “Analisis Pendapatan Usaha Home Industri Kerupuk di Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat”.

(20)

6 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana pendapatan usaha home industri kerupuk di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian dari permasalahan ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah analisis pendapatan usaha home industri kerupuk di kecamatan Samatiga kabupaten Aceh Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan diatas, adapun manfaat penelitian ini berupa teoritis dan praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru sebagai sarana pembelajaran dan penerapan ilmu.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara langsung maupun tidak langsung kepada semua pihak baik kalangan praktisi.

1.4.2 Manfaat Praktis

Bagi kalangan praktisi, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan masukan dalam usaha industri kerupuk selanjutnya di masa yang akan datang.

(21)

7 1.5 Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan dalam penulisan penelitian ini yaitu dengan langkah sebagai berikut:

Bab pertama yaitu memuat tentang pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah yang akan diteliti dan dibahas dalam pelaksanaan penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika terhadap uraian pembahasan penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan bab dua dari penulisan penelitian.

Bab dua, memuat tinjauan pustaka atau kajian teoretis yang mengkaji seluruh isi/inti dari suatu penelitian yang dikenal dengan sebutan variabel penelitian.

Bab tiga yang membahas tentang metode penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, populasi dan sampel, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

Pada Bagian empat berisi tentang Hasil dan Pembahasan yang didalamnya dijelaskan mengenai gambaran umum lokasi penelitian, Letak geografis dan luas daerah, Keadaan Penduduk, Iklim, keadaan responden, Penerimaan Usaha pada Home Industri Kerupuk Raya, Penerimaan Usaha Kerupuk Raya, Pendapatan Usaha pada Kerupuk Raya dan Kontribusi Pendapatan.

Pada bab lima berisi Kesimpulan dan Saran yang didalamnya dijelaskan mengenai simpulan-simpulan yang diambil dari keseluruhan hasil penelitian serta saran-saran. Serta dalam skripsi ini dilengkapi dengan daftar pustaka yang penulis guna untuk melengkapi penyusunan skripsi ini.

(22)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.9 Analisis Pendapatan Usaha Industri

Analisis Pendapatan adalah suatu hasil yang di dapatkan oleh seseorang setelah melakukan pekerjaan walaupun hasil yang dicapainya masih rendah ataupun sudah cukup tinggi yang nantinya digunakan untuk mencukupi suatu kebutuhan ataupun mengkonsumsi suatu barang dan jasa”(http: // firdaaprilianto.

blogspot.Com/2011/12/i-hubungan-antara-tingkat-pendapatan.html//diakses tanggal17 / 04 / 2014).

Upaya dalam meninjau Analisis Peningkatan Produksi dan pendapatan didalam kegiatan Industri maka dapat dijelaskan “pada faktor pertumbuhan ekonomi yang mana tergatung pada modal, tenaga kerja dan teknologi, sedangkan komponen pertumbuhan ekonomi dari semua bangsa di dunia yaitu:

a. Akumulasi modal.

b. Pertumbuhan Penduduk.

c. Kemajuan Teknologi.

Akumulasi modal (Capital accumulation) terjadi apa bila sebagian pendapatan ditabungan dan investasi kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan kemudian hari. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi, karena pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestik lebih besar. Kemajuan teknologi adalah ditemukan cara baru atau perbaikan cara lama dalam mengenai pekerjaan tradisional (Amalia 2007, h.23-24)

(23)

9

Berdasarkan teori ekonomi pendapatan/penerimaan keuntungan mempunyai arti yang sedikit berbeda dengan pengertian keuntungan dari segi pembukuan, ditinjau dari sudut pandangan perusahaan/pembukuan seperti telah diterangkan di atas, keuntungan adalah perbedaan nilai uang dari hasil penjualan yang diperoleh dengan seluruh biaya yang dikeluarkan. Keuntungan menurut pandangan pembukuan, apabila dikurangi lebih lanjut oleh biaya tesembunyi, akan menghasilkan keuntungan ekonomi atau keuntungan murni (Pure profit).

(Sukirno 2011.h. 384)

Daniel (2004, h.138-139) lebih lanjut menjelaskan bahwa “Perubahan tingkat pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsi.

Secara teoritis, peningkatan pendapatan akan meningkatkan konsumsi. Namun bertambahnya pendapatan suatu usaha sangat mempengaruhi permintaan akan barang” Maka hal ini perlu melihat berbagai faktor yang mempengaruhi permintaan antara lain:

a. Harga

b. Harga barang lain c. Selera

d. Jumlah penduduk e. Tingkat pendapatan.

Penulis mencoba menguraikan pendapat diatas dan memberikan gambaran untuk mengatahui dalam analisis pendapatan industri adalah dengan membandikan harga atau barang yang diproduksi, dimana jumlah permintaan barang (Produksi) tersebut juga memberikan pengaruh terhadap harga. sedangkan barang lain juga memberikan dampak dari perubahan harga yang mempegaruhi

(24)

10

terhadap permintaan barang lain. namun selera juga memberikan pengaruh terhadap besar kecilnya permintaan. Pertumbuhan penduduk makin meningkat makin besar pula barang yang dikonsumsi, dan tingkat pendapatan juga akan terjadi pengaruh terhadap banyaknya konsumsi.

Analisis pendapatan adalah total penerimaan yang dimiliki suatu unit usaha yang diperoleh dari hasil penjualan output. Penerimaan total adalah output dikali harga jual, dirumuskan sebagai berikut (Mankiw, 2006:113) :

TR = P . Q Keterangan :

TR : total revenue (total pendapatan) P : harga jual barang

Q : output

Penulis menguraikan bahwa analisis pendapatan sangat mengacu pada produksi yang mampu mendistribusikan pasar. Adapun dalam meningkatkan produksi perlunya pengetahuan yang terbimbing dan berbagai pendidikan atau pengetahuan yang sudah di benarkan dalam kajiannya seperti ilmu ekonomi dalam menyiasati permintaan pasar dengan hasil produksi. Selanjutnya dalam memantapkan usaha industri kerupuk perlu dipertahankan nilai dan mutu yang akan memberikan dampak terhadap konsumen dari berbagai nilai-nilai yang dipengaruhi oleh waktu-waktu tertentu untuk memberikan tingkat permintaan dan penawaran harga barang produksi.

(25)

11 2.10 Pengertian Usaha dan Industri

Usaha industri merupakan kumpulan perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang homogen atau barang-barang yang mempunyai sifat saling mengganti yang sangat erat (Teguh 2010,h. 4)

Usaha merupakan salah satu dari bidang garapan profesi pekerjaan sosial yang paling muda yang dilakukan oleh semua lapisan masyarakat, guna mencukupi kebutuhan ekonomi di dalam kehidupan. Pekerjaan sosial dalam bidang usaha didefinisikan sebagai lapangan praktik pekerjaan sosial yang secara khusus menangani seluruh kebutuhan-kebutuhan kemanusiaan dan sosial di dunia kerja melalui berbagai intervensi dan penerapan metode pertolongan untuk memelihara adaptasi (penyesuaian) secara optimal antara individu dengan lingkungannya. Pengertian usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan dan dikembangkan oleh seseorang atau kelompok dengan tujuan menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupannya (Sukirno 2011, h. 37).

Pengertian diatas dapat diuraiankan dimana usaha industri adalah badan usaha yang bergerak dalam dunia industri yang juga membutuhkan sumber daya maupun modal untuk terlaksananya usaha tersebut.

Menurut Hasibuan dalam Teguh (2010, h. 4) Industri merupakan kumpulan perusahan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat saling mengganti yang sangat erat.

Namun demikian, dari sisi pembentukan pendapatan secara makro industri diartikan sebagai kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah.

(26)

12

Dalam sebuah industri, pasti ditemukan adanya analisis industri yaitu sebuah upaya dalam rangka memanfaatkan peluang berbagai macam bisnis dan mengindentifikasikan berbagai macama cara untuk mendapatkan keuntungan dari bisnis itu yang bersifat jangka panjang. Analisis industri bertujuan untuk meramalkan sejumlah perilaku para pesaing dalam sebuah industri, baik yang bersifat lama maupun baru, serta pengaruh yang ditimbulkan dari sejumlah pembangunan industri dan perkembangan pada industri yang berhubungan (Kuncoro 2007, h. 167).

2.11 Faktor yang Mempengaruhi Produksi

Daniel (2004, h. 50) Produksi Usaha sangat dipengaruhi pada besar kecilnya jenis usaha, teknologi yang digunakan, intensitas penggunaan tenaga kerja atau modal. Maka Proses produksi terdapat berbagai faktor yaitu terdiri empat komponen adalah:

a. Tanah, b. Modal,

c. Tenaga kerja dan d. Skil

Masing-masing faktor ini mempunyai fungsi yang berbeda, namun saling berkaitan satu sama lain. “Sebagaimana faktor ini ditekankan pada usaha tani yang maju dan berorientasi pasar pada keuntungan.

Sa’id dan Intan (2004, h.66-70) Faktor produksi juga dapat dipengaruhi oleh musiman, bervariasi dalam jumlah nilai, wilayah produksi tersebar dan biaya produksi yang berbeda setiap daerah produksi, karena ada daerah yang berproduksi efesien dan ada yang tidak efesien untuk suatu komoditi tertentu,

(27)

13

dilanjutkan bahwa. Upaya itu perlu melihat pengaruhi permitaan oleh tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi akan berimplikasi kepada peningkatan volume penjualan dan pada gilirannya merangsang peningkatan volume produksi.

Faktor dalam proses produksi, penulis mengkaitkan dengan usaha industri kerupuk seperti tanah, modal, tenaga kerja, dan skil. Akan tetapi ada pendapat sebenarnya tidak perlu jadi masalah, yaitu tanah merupakan faktor kunci usaha, tanpa tanah mustahil usaha dapat dilakukan, disamping itu modal juga menjadi sumber mutlak yang diperlukan dalam usaha produk guna untuk meningkatkan nilai produksi, tanpa modal sudah pasti usaha tidak bisa dilakukan, paling tidak modal dibutuhkan untuk pengadaan bahan baku dan upah tenaga kerja, sedangkan tenaga kerja juga memberikan pengaruhi terhadap nilai produksi dimana jumlah tenaga kerja adalah untuk pengelolaan besarnya skala usaha dan skil yang memberi motivasi terhadap pertumbuhan kualitas dan kuantitas produksi.

Peningkatan produksi dalam pengeloaan usaha, selain pengertian faktor tanah, produksi juga memerlukan permodalan dalam usaha seperti yang dikemukakan Daniel (2004. h: 20-21) lebih lanjut menyatakan. “Keberadaan modal sangat menentukan tingkat produksi atau macam teknologi yang diterapkan. Kekurangan modal menyebabkan kurangnya masukan yang diberikan sehingga menimbulkan risiko kegagalan atau rendahnya hasil yang akan diterima”.

Tahap dalam produksi usaha Industri Kerupuk sangat membutuhkan tenaga atau pengetahuan dalam mengelola usaha karena, “ kekurangan tenaga kerja dari segi jumlah akan dapat menghambat proses produksi sesuai dengan yang direncanakan. Sedangkan mutu tenaga kerja yang diperlukan dalam proses

(28)

14

produksi sangat penting untuk menjamin agar penempatan tenaga kerja yang direkrut sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dalam suatu jenis pekerjaan”.

(Sa’id dan Intan 2004, h. 44)

Berdasarkan apa yang telah diuraikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi produksi ialah penggunaan faktor-faktor produksi secara pengetahuan yang terbimbing dalam mengelolah produksi sesuai dengan kebutuhan tingkat permitaan konsumen.

2.11.1 Modal

Modal adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menjalankan suatu usaha perusahaan. Modal juga dapat dari dalam perusahaan atau yang penambahan dari pihak pemilik perusahaan dan juga pemilik lain. Modal juga merupakan segala sesuatu yang diberikan dan dialokasikan dalam suatu usaha.

Dalam setiap perekonomian kegiatan memproduksi memerlukan barang modal. Dalam perekonomian primitif sekalipun, modal diperlukan. Dalam perekonomian modern barang modal diperlukan lagi. Modernisasi perekonomian tidak akan berlaku tanpa modal yang kompleks dan sangat tinggi produktivitasnya (Sukirno 2011, h. 376).

Modal (capital) sering diartikan secara berbeda. Dalam konteks akuntansi, modal diartikan sebagai kekayaan bersih atau ekuitas pemilik dalam bisnis. Dalam manajemen modal dikaitkan dengan keseluruh aktiva sehingga mencakup ekuitas dan utang bisnis. Pengertian ini sering diakibatkan oleh perbedaan tujuan pembahasan, dimana akuntansi lebih terkait dengan masalah adaministrasi dan hukum, sedangkan manajemen dengan masalah efesiensi. Terlepas dari perbedaan tersebut ada dua tipe modal yaitu:

(29)

15

1. Modal adalah modal berasal dari luar usaha yang tertanam di dalam perusahaan untuk jangka waktu tertentu lamanya, contoh seperti pinjaman.

2. Modal sendiri ialah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya.

Modal dapat berasal dari pendapatan usaha (keuntungan) Perusahaan.

(Firdaus 2009, h.10-16)

Peroganisasian modal merupakan penyusunan anggaran yang digunakan dalam usaha Perajin Kerupuk. Pengorganisasian modal bertujuan untuk mengetahui jumlah biaya yang dibutuhkan mulai dari persiapan hingga usaha berjalan dan menghasilkan produk. Penyusunan anggaran akan mempermudah Pengrajin Kerupuk atau pengusaha dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Besarnya biaya yang digunakan dalam kegiatan produksi akan mempengaruhi harga jual produk yang dihasilkan. Namun modal digunakan ketika memulai usaha dan saat usaha berjalan. Modal yang digunakan saat memulai usaha disebut modal awal (investasi), sedangkan modal yang digunakan saat usaha berlasung disebut sebagai biaya operasional produksi (Rihardi dan Hartono 2003.h. 46-47).

Harrod dalam Amalia (2007.h.14) mengemukakan peranan modal mempunyai fungsi ganda yaitu:

a. Meningkatkan kapasitas produksi b. Meningkatkan daya beli.

Sedangkan tujuan penanaman modal:

a. Untuk mengganti alat-alat modal yang tidak dapat digunakan lagi.

b. Untuk memperbesar jumlah alat modal yang tersedia dalam masyarakat.

(30)

16

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa modal adalah sebagai kekayaan bersih atau ekuitas pemilik dalam bisnis, namun modal menjadi sumber yang harus digunakan, seperti jumlah modal kerja yang dimiliki sangat menentukan skala usaha. Dalam permodalan biaya investasi dikeluarkan oleh Pengrajin Kerupuk yang nilainya tetap, meskipun total produknya berubah ini menjadikan penerapan modal yang penting dalam usaha industri Kerupuk Raya.

2.11.2 Tenaga Kerja

Lewis mengemukakan dalam Sukrino (2006, h.197) ialah negara berkembang terdapat tenaga kerja yang lebih, akan tetapi sebaliknya menghadapi masalah kekurangan modal dan keluasan tanah yang belum digunakan sangat terbatas. Dilanjutkan bahwa, kelebihan tenaga kerja tersebut merupakan pengangguran terselubung yang dapat dialihkan dan digunakan sektor lain tanpa mengurangi produksi, dengan demikian dapat kita dilihat bahwa hambatan pembangunan yang terutama adalah kekurangan modal dan kekayaan alam terbatas

Tenaga kerja perlu kita ketahui dimana “dari segi kuantitas, tenaga kerja bukanlah suatu hal yang sulit, untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik dan bertanggung jawab, diperlukan proses seleksi agar tenaga kerja memiliki jalur karir sendiri. Dalam proses seleksi tenaga kerja, perlu diperhatikan beberapa faktor, seperti tingkat pendidikan, pengalaman, keterampilah, kondisi fisik, dan jenis kelamin. Pengelolaan tenaga kerja juga perlu diperhatikan dengan jumlah karena.“ kekurangan tenaga kerja dari segi jumlah akan dapat menghambat proses produksi sesuai dengan yang direncanakan. dilanjutkan bahwa. Sedangkan mutu

(31)

17

tenaga kerja yang diperlukan dalam proses produksi sangat penting untuk menjamin agar penempatan tenaga kerja yang direkrut sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dalam suatu jenis pekerjaan” (Sa’id dan Intan 2004, h. 44)

Melihat tenaga kerja ini, perlunya proses seleksi dalam hal prilaku dan pengetahuannya, dan pengelolaan tenaga kerja juga perlu memperhatikan kuantitas atau jumlah tenaga kerja agar dapat menciptakan produksi yang seimbang dalam menentukan permintaan terhadap konsumen.

2.12 Pasar dan Pemasaran

Menurut Kotler dalam Sa’id dan Intan (2004, h. 59) pemasaran ialah sejumlah kegiatan bisnis yang ditunjukan untuk memberikan kepuasan dari barang atau jasa yang dipertukarkan kepada konsumen atau pemakai. Hal ini dapat kita lihat dari usaha produksi sangat perlu pemasaran yang bertujuan meningkatkan pendapatan yang diperoleh.

Upaya melihat suatu pengembangan pasar dimana dapat dipastikan dengan informasi yang jelas tetang pasar lebih lanjut “dimana permintaan pasar yang selalu memacu pada jumlah penjual, sedangkan jumlah konsumen biasanya diasumsikan banyak. Secara umum efek subtitusi lebih besar disbanding dengan efek pendapatan”. Hal ini merupakan karakteristik permintaan suatu produk oleh seorang konsumen, dimana penjumlahan permintaan semua individu (Sunaryo 2001, h. 59)

Uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa kekuatan pasar yang memberikan dampak terhadap perputaran modal yang berlangsungnya dengan

(32)

18

tingkat permintaan terhadap hasil produksi. Sedangkan pemasaran suatu produk hasil industri tergantung pada besar/kecil nya modal yang menjadi aset usahanya.

2.13 Kerupuk Raya

Kerupuk raya merupakan salah satu usaha industri sekelompok masyarakat di Kecamatan Samatiga, khususnya masyarakat yang ada di Gampong Cot dan Suak Seuke, Kerupuk raya terdiri dari dua kata yaitu kerupuk dan raya. Kerupuk merupakan jenis makanan ringan yang suka dikonsumsi oleh berbagai lapisan masyarakat yang tersebar di seluruh Indonesia, sedangkan raya berasal dari bahasa Aceh yang berarti besar. Jadi, kerupuk raya adalah kerupuk yang mempunyai ukuran besar.

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan kerupuk raya (sumber : masyarakat pengrajin usaha industri kerupuk raya), yaitu sebagai berikut:

a. Tepung b. Garam c. Air

d. Jahe secukupnya e. Bawang putih, dan

f. Resep pengembang serumpun ayam dan penyedap rasa.

Sedangkan proses pembuatan yaitu sebagai berikut:

a. Adukkan semua adonannya beserta seluruh bahan-bahannya b. Setelah itu, adonan dikukus dalam wajan besar sampai matang

c. Proses selanjutnya adonan yang sudah matang dimasukkan ke dalam tempat dan siap untuk dibentuk dalam sebuah wadah

(33)

19 d. Hasilnya akan dijemur sampai kering

e. Setelah mengering, akan dilanjutkan dengan proses menggoreng dan kerupuk raya siap untuk dipasarkan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kerupuk raya serta cara dalam pembuatan kerupuk raya yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat yang bekerja sebagai pengrajin usaha kerupuk raya, terutama masyarakat yang berdomisili di desa Gampong Cot dan Suak Seuke, Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.

2.14 Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Gampong Cot dan Suak Seuke Melalui Usaha Industri Kerupuk Raya

Pemberdayaan atau kekuasaan berasal dari kata “power” yang berarti kekuasaan atau keberdayaan. Kekuasaan itu tercipta dalam relasi sosial. Karena itu, kekuasaan dan hubungan kekuasaan dapat berubah. Jika kekuasaan tidak dapat berubah pemberdayaan tidak mungkin terjadi dengan cara apapun dan kapanpun. Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan sebagai proses.

Maksudnya pemberdayaan itu merupakan suatu proses untuk menjadikan masyarakat serta ekonomi masyarakat lebih baik, dan hasil dari proses yang dilakukan itulah yang merupakan tujuan dari suatu pemberdayaan. Jadi, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat yang meliputi individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan yang bersifat fisik, ekonomi, maupun kepercayaan diri (Suharto 2009, h. 59-60).

Sedangkan tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan masyarakat, khususnya kelompok lemah yang memiliki ketidakberdayaan, baik

(34)

20

karena kondisi internal (misalnya persepsi mereka sendiri), maupun karena kondisi eksternal (misalnya ditindas oleh struktur sosial yang tidak adil).

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas, pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah sejumlah kegiatan atau usaha sekelompok masyarakat dalam menciptakan dan membentuk ekonomi masyarakat yang memadai demi kelangsungan hidup bermasyarakat dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Selain pemberdayaan masyarakat, manusia sebagai makhluk sosial juga membutuhkan pekerjaan sosial masyarakat guna meraih sebuah kemajuan penghidupan yang layak (Suharto 2009, h. 59).

2.15 Keterampilan dan Kreatifitas Masyarakat

Dalam menjalani hiruk pikuknya kehidupan ini, masyarakat harus memiliki keterampilan dalam berkreasi agar masyarakat mampu dan bisa memproduksi berbagai macam jenis barang dan makanan yang motif unik serta menarik. Contohnya keterampilan untuk membuat kue dengan motif yang unik sehingga membuat pembeli tergiur untuk membelinya. Begitu juga dengan usaha kerupuk raya yang ada di desa Gampong Cot dan Suak Seuke, Kecamatan Samatiga. Masyarakat mampu membuat kerupuk raya karena dibekali pengetahuan serta keterampilan dalam berkreasi atau berkreatifitas untuk menciptakan atau memproduksikan barang/makanan. Semua itu terjadi karena berkat keterampilan.

Kata kreatifitas (creativity) bermakna mempunyai sifat kreatif (creative) yang berasal dari kata to create (mencipta). Berdasarkan etimologi kemampuan kreatifitas berarti kemampuan menciptakan sesuatu (ide-cara-produk) yang baru.

Jadi, konotasi kreatifitas berhubungan dengan sesuatu yang bersifat inovatif/ baru

(35)

21

dan orisinal. Kemampuan kreatifitas mencakup tiga hal, yaitu mengkombinasi, memecahkan masalah, dan operasional. Kemampuan mengkombinasi meliputi data-data atau unsur-unsur yang ada, kemampuan dalam memecahkan masalah yang berdasarkan informasi menemukan keragaman solusi dengan penekanan pada aspek kualitas dan efektivitas, kemampuan operasional berdasarkan pada aspek kelancaran-keluwesan-orisinalitas.

Menurut (Martopo dan Soenarno 2006, h. 213), kreatifitas yaitu seseorang yang kreatif adalah yang memiliki kemampuan kapasitas pemahaman, sensitivitas dan apreasiasi yang dapat dikatakan melebihi dari seseorang yang intelegen.

Selain itu, banyak pakar yang mendiskusikan kreatifitas sebagai pola berpikir kreatif. Misalnya Torrance, mendefinisikan berpikir kreatif sebagai proses penyadaran (sensing) adanya gap, gangguan atau unsur-unsur yang keliru, pembentukan gagasan atau hipotesis, pengujian hipotesis tersebut, pengkomunikasian hasil-hasil, mungkin juga pengujian kembali atau perbaikan hipotesis. Pakar lain (Cagne) mengemukakan bahwa kreatifitas merupakan suatu bentuk pemecahan masalah dalam suatu kombinasi gagasan yang bersumber dari berbagai bidang pengetahuan yang terpisah secara luas. Kedua pandangan tersebut pada dasarnya sependapat, bahwa kreatifitas merupakan suatu bentuk dan proses pemecahan masalah.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari kreatifitas dalam ekonomi adalah kegiatan menyusun kembali berbagai ide untuk membentuk sesuatu barang yang baru yang mampu menghasilkan nilai guna barang dan mampu membantu meningkatkan penghasilan perekonomian

(36)

22

masyarakat. Hal ini disebabkan barang yang diciptakan bersifat unik, menarik, orisinil dan inovatif (Martopo dan Soenarno 2006, h. 213).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa suatu kreatifitas itu mencakup semua aspek kepribadian seseorang untuk berpikir dan menciptakan sesuatu yang bersifat inovatif dan motif sebagai salah satu cara dalam mengembangkan bakat yang sudah dimilikinya.

2.16 Rumusan Hipotesis

Berdasarkan dari apa yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini yaitu diduga bahwa analisis pendapatan usaha home industri kerupuk di Kecamatan Samatiga layak untuk dikembangkan.

(37)

23

III. METODELOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada manusia dalam wawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya (Moleong 2005, h. 3). Metode kualitatif sebagai suatu prosedur penelitian yang bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim mendefinisikan suatu konsep, serta memberi kemungkinan bagi perubahan-perubahan yang lebih mendasar, menarik dan unik yang bermakna ketika proses penelitian berjalan (Bungin 2007, h. 39) atau metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis, atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati sesuai dengan realita yang di dapat dilapangan.

Penelitian kualitatif juga lebih banyak mementingkan segi “proses”

daripada “hasil”. Hal ini disebabkan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses penelitian kualitatif supaya dapat menghasilkan temuan yang benar-benar bermanfaat memerlukan perhatian yang serius terhadap berbagai hal yang dipandang perlu.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh industri kerupuk yang ada di Kecamatan Samatiga, adapun jenis kerupuk yang ada di Kecamatan Samatiga adalah kerupuk ubi, kerupuk kulit dan kerupuk raya, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah pada kerupuk raya, Adapun populasi usaha Kerupuk Raya dapat dilihat pada tabel dibawah ini

(38)

24 Tabel 3

Jumlah Populasi Pengrajin Usaha Industri Kerupuk Raya di Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat

No Nama Desa Nama Responden

(Pemilik)

Tenaga Kerja (Orang)

1 Suak Seukee Juari 10

2 Suak Seukee Nazir 4

3 Gampong Cot M. Halil 8

Sumber : Data Primer diolah 2014

3.2.2 Sampel

Mengingat jumlah populasinya sebanyak 3 unit kerupuk, maka peneliti mengambil sampel keseluruhan dari populasi yaitu terdiri 2 Desa dengan 3 sampel yaitu untuk Desa Suak Seukee terdiri 2 unit usaha kerupuk dan Gampong Cot 1 unit usaha kerupuk, Sedangkan teknik pengambilan sampel yaitu dengan sampling Jenuh (sensus) yaitu teknik penentuan sampel mengambil semua anggota populasi untuk dijadikan sebagai sampel.

3.3 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sekelompok masyarakat atau rumah tangga keluarga yang melakukan usaha industri pembuatan kerupuk raya yang berada di Gampong Cot dan Suak Seuke, Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat dengan sejumlah keterangan atau fakta-fakta yang diperoleh dari tempat penelitian dilaksanakan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan untuk mendapatkan data-data yang akurat, sehingga teknik pengumpulan data dalam sebuah penelitian sangat dibutuhkan. Teknik pengumpulan data adalah salah satu prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian

(39)

25

(Bungin 2003, h. 188). Adapun beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

a) Studi Pustaka (Library Research)

Studi Pustaka (Library Research) yaitu sebuah metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian dengan cara membuka buku-buku dan literatur-literatur lainnya yang diperlukan (Nazir Moh 2003, h. 48).

b) Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu sebuah metode pengumpulan yang digunakan untuk mengumpulkan seluruh data penelitian secara langsung dari lapangan penelitian dilakukan. Adapun cara pengumpulan data yang ditempuh melalui penelitian lapangan (field research) yaitu sebagai berikut:

1. Observasi (pengamatan)

Observasi (pengamatan) adalah teknik pengumpulan data di mana seorang peneliti melakukan pengamatan pada masyarakat atau rumah tangga keluarga yang menjadi objeknya (Bungin 2003, h. 190). Observasi (pengamatan) dilakukan kepada objek penelitian, seperti masyarakat yang membuat kerupuk raya di desa Gampong Cot dan Suak Seuke.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancara dalam satu waktu (Moleong 2005, h. 180). Pengumpulan data melalui wawancara dengan me memperoleh informasi yang bagus tentang pembuatan kerupuk raya di Desa Gampong Cot dan Suak Seuke Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat.

(40)

26 3. Quisoner

Quisoner ialah menyediakan lembaran yang berisi pertanyaan terhadap responden.. untuk membantu dalam mengenai analisis usaha industri kerupuk raya di desa Gampong Cot dan Suak Seuke, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian terpenting dalam proses penelitian.

Analisa data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif yaitu dengan menghitung rata-rata pendapatan, dan mentabulasi data. Analisis data untuk mengetahui analisis pendapatan usaha home industri kerupuk di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui penerimaan usaha kerupuk raya digunakan rumus

Dimana : TR = Total Revenue/penerimaan (Rp/Bln) Q = Jumlah Produksi Perbulan (unit) P = harga (Rupiah)

b. Untuk mengetahui pendapatan atau keuntungan usaha Kerupuk raya digunakan rumus:

Dimana : Pd = Total Pendapatan yang diperoleh Pengusaha Kerupuk (Rp/Bln) TR = Total Revenue/Penerimaan yang diperoleh Pegusaha (Rp/Bln) TC = Total Cost/Biaya yang dikeluarkan Pengusaha Kerupuk (Rp/Bln) Total Penerimaan (TR) = Q x P (Soekartawi, 2003, h. 57-58)

Pd = TR - TC (Soekartawi, 2003, h. 57-58)

(41)

27

c. Untuk mengetahui apakan usaha kerupuk raya merupakan usaha pokok atau sampingan digunakan rumus kontribusi sebagai berikut :

Soekartawi (2003, h. 58-59)

Kontribusi = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 X 100 %

Dengan Kriteria berdasarkan corak usaha industri yang mana kegiatan usaha telah berkembang 4 tipologi usaha :

1. Usaha kerupuk Usaha Sambilan, industri mengusahakan berbagai macam komoditi sebagai usaha sambilan untuk mencukupi kebutuhan sendiri dengan tingkat pendapatan dari usaha kerupuk kurang dari 30%

2. Usaha Sebagai Cabang Usaha, industri kerupuk mengusahakan campuran (mixed farming) dengan usaha sebagai cabang dengan tingkat pendapatan mencapai 30-70% (semi komersial)

3. Usaha kerupuk Sebagai Usaha Pokok yaitu mengusahakan kerupuk sebagai usaha pokok dan komoditi lainnya sebagai usaha sambilan (single commodity) dengan tingkat pendapatan dari usaha sekitar 70-100%

4. Usaha Kerupuk Sebagai Usaha Industri

Mengusahakan industri kerupuk sebagai usaha industri kerupuk secara khusus (specialized farming) dengan tingkat pendapatan 100% dari usaha kerupuk pilihan

3.6 Definisi Operasional Variabel

1. Kerupuk adalah salah satu jenis makanan olahan yang berbahan baku Tepung yang sudah di goreng.

(42)

28

2. Analisis pendapatan adalah penyidikan terhadap kelangsungan suatu usaha dengan meninjau dari berbagai hal yang meliputi, biaya, penerimaan, pendapatan, dan Kontribusi usaha.

3. Industri Kerupuk Raya skala rumah tangga adalah kegiatan pembuatan kerupuk dari bahan baku tepung yang sudah digoreng untuk sebagai makan ringan, dimana proses produksinya menggunakan tenaga kerja antara 1-10 orang.

4. Responden adalah pengusaha kerupuk skala rumah tangga di Gampong Cot dan Desa Suak Seukee Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.

(43)

29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Samatigamerupakan salah satu dari 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Barat dengan luas wilayah 140,69 KM2. Sedangkan jumlah penduduk mecapai 14,718 J iwa. Setelah pengumpulan data yang berupa data usaha Kerupuk Raya di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat yang terdiri dari dua Desa diantaranya Gampong Cot dan Suak Seukee dari data tersebut jumlah sampel yang diambil oleh penulis adalah sebanyak 3 orang yang diperoleh melalui data primer. Selanjutnya penulis melakukan analisis data yang bertujuan untuk mengetahui analisis kelayakan usaha Kerupuk Raya sebagai Home Industri di Gampong Cot dan Suak Seukee Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.

(Kecamatan Samatiga 2013)

4.1.1 Letak Geografis dan Luas Daerah

Kecamatan Samatiga secara administratif terbagi atas 32 desa/kelurahan.

dilihat dari topografi wilayahnya, keseluruhan gampong di Kecamatan ini berada pada ketinggian rata-rata 7 m dari permukaan laut. sebagian Desa Dikecamatan Samatiga berada kawasan hutan.

Adapun batas-batas dari kecamatan Samatiga adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan bubon

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Johan pahlawan 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Samudra Indonesia 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Arongan Lambalek

Berdasarkan kondisi geografis Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat maka sebagian besar kondisi wilayah daerah tersebut adalah dataran.

(44)

30

Kondisi ini merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki wilayah tersebut dalam membangun sektor industri, termasuk subsektor usaha Kerupuk Raya.

4.1.2 Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk suatu wilayah merupakan salah satu keuntungan yang dimiliki wilayah tersebut, jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang baik.

Penduduk suatu wilayah merupakan sumber daya yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan suatu wilayah. Oleh karena itu maka peningkatan kualitas penduduk suatu wilayah sangat penting dilakukan melalui peningkatan pendidikan maupun pengetahuan serta keterampilannya.

4.1.3 Iklim

Keadaan Iklim sangat mempengaruhi proses pengolahan usaha indutri kerupuk raya karena iklim adalah kebutuhan yang berkaitan dengan penjenuran.

Kecamatan Samatiga suhu udara sepanjang bulan 2009-2011 terus mengalami perubahan yaitu dari 26,5o Meningkat menjadi 26,7o sementara curah hujan di Kecamatan Samatiga mencapai 418,7-328,1 Mm. Sedangkan hari hujan di Kecamatan Samatiga Per-bulan mencapai 18,1-16 Hari dengan kelembatan 86,9 persen. (Kecamatan Samatiga 2013)

4.2 Keadaan Umum Responden

Umur dapat mempengaruhi kemampuan fisik dan pola pikir Pengusaha Kerupuk Raya dalam mengelola usaha usahanya. Kisaran umur responden yang diteliti berkisar antara 20 tahun sampai dengan 63 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pengusaha Kerupuk Raya merupakan angkatan kerja yang tergolong produktif. Sedangkan Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai produksi. Hal

(45)

31

tersebut berkaitan dengan bagaimana seseorang melihat potensi usaha, bagaimana dapat berfikir, mengefisienkan penggunaan tenaga kerja serta biaya untuk memperoleh hasil yang maksimal, Pengelolaan usaha kerupuk raya sangat di pengaruhi oleh jenis kelamin, karena pengelolaan Kerupuk Raya menunjukkan bahwa laki-laki lebih efesien. Untuk kisaran umur, pendidikan dan Jenis kelamin responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. berikut ini

Tabel 4

Klasifikasi responden menurut kelompok umur, pendidikan dan Jenis Kelamin di Gampong Cot dan Suak Seukee Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat No Umur (Thn) Pemilik Usaha Pendidikan Jenis Kelamin

1 20 – 24

2 25 – 29 1 SMP/Sederajat Laki-laki

3 30 – 34 1 SMA/Sederajat Laki-laki

4 35 – 39 -

5 40 – 45 1 SMA/Sederajat Laki-laki

Jumlah 3

Sumber : Data Primer setelah diolah, 2014

Pada Tabel. 4. Menunjukkan bahwa kelompok umur dalam melakukan usaha terdiri dari umur 20-29 dengan jumlah 1 orang dengan tingkat pendidikan SMP dan berjenis kelamin laki-laki, untuk umur 30-34 mencapai 1 orang dengan tingkat pendidikan SMA dan berjenis kelamin Laki-laki, sedangkan umur 40-45 juga 1 orang dengan pendidikan terakhir SMA dan jenis kelamin Laki-laki. Dari penjalasan atas berarti pengusaha Kerupuk Raya masih berada pada usia produktif untuk menjalankan usaha/pekerjannya.

4.2.1 Pengalaman Usaha

Pengusaha Kerupuk Raya yang memiliki pengalaman yang lebih tentunya akan memberikan performa dan kemampuan kerja yang lebih baik. Pengalaman seseorang dapat mendorong munculnya keterampilan sebab semakin lama seseorang bekerja maka cenderung Pengusaha Kerupuk Raya semakin terampil

(46)

32

dalam pekerjaan tersebut, sedangkan pengalaman dapat diperoleh dari lama kerja seiring dengan lamanya seseorang berada dalam pekerjaan tersebut. Dengan demikian tingkat keberhasilan dapat semakin besar karena pengalaman adalah guru yang paling baik, serta kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam usaha akan semakin dihindari.

Untuk lebih jelasnya pengalaman usaha atau pengalaman dalam mengelolah usaha Kerupuk Raya dapat dilihat pada Tabel. 5.

Tabel 5

Klasifikasi pengalaman usaha responden Pengusaha Kerupuk Raya di Desa Gampong Cot dan Suak Seukee Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat No

Pengalaman usaha

(Tahun) Jumlah (unit) Persentase (%)

1 1 – 4 1 34

2 5 – 10 2 66

3 11 – 15 - 00

Jumlah 3 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 5 diatas terlihat bahwa pengalaman usaha Kerupuk Raya sangat bervariasi. Responden yang memiliki pengalaman usaha 1 sampai 4 tahun sebanyak satu orang atau 34 persen, dan pengalaman 5 sampai 10 tahun adalah terbanyak 2 orang atau 66 persen, hal ini melihat bahwa rata-rata Pengusaha Kerupuk Raya di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat masih berusia muda dalam menjalankan usahanya.

4.3 Penerimaan Usaha pada Home Industri Kerupuk Raya

Usaha Home industri kerupuk raya merupakan salah satu usaha makanan ringan yang mana tujuan alternatifnya adalah meningkatkan produksi dan sekaligus meningkatkan pendapatan usaha.

(47)

33

Menurut Soekartawi, dalam (Siregar, 2009 : 34) menyatakan bahwa penerimaan merupakan nilai produk total usaha dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual.

Pada usaha industri kerupuk raya di Gampong Cot dan Suak Seukee, penerimaan dapat diperoleh dari usaha industri baik yang dijual maupun yang tidak dijual meliputi nilai Produksi kerupuk, nilai produksi kerupuk akhir bulan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini

Tabel 6

Tingkat Penerimaan Nilai Produksi Kerupuk Raya Di Kecamtan Samatiga Kabupaten Aceh Barat

No Nama Desa

Jumlah produksi Per-bulan (bungkusan)

Harga Produksi

@

Penerimaan Total Produksi

1 Suak Seuke 5100 8,000 40.800.000

3 Gampong Cot 3000 8,000 24.000.000

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014.

4.3.1 Penerimaan Usaha Kerupuk Raya a. Nilai Produksi

Pada tabel 6. dapat dilihat bahwa jumlah penerimaan dari usaha Kerupuk Raya yang didapatkan dari nilai Produksi Akhir Bulan terbesar yaitu pada Desa Suak Seukee dengan skala produksi 5100 bungkus dengan nilai penerimaan sebesar Rp. 40.800.000 /bulan. Sedangkan untuk Gampong Cot mencapai skala produksi sebesar 3000 bungkus mencapai nilai penerimaan sebesar Rp.

24.000.000/bulan. Nilai akhir bulan merupakan nilai Produksi Kerupuk Raya yang diperoleh, dalam penelitian untuk mengetahui besarnya penerimaan tergantung pada jumlah Produksi Kerupuk di akhir bulan.

(48)

34 b. Harga Produksi

Harga produksi berfungsi sebagai dasar dalam menentukan harga jual.

Untuk menetapkan harga jual satu bungkusan produksi maka perlu mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk jumlah produksi, sedangkan harga kerupuk raya dalam satu bungkusan sebesar Rp. 8,000 dengan jumlah volume 20 potongan Kerupuk.

c. Total Penerimaan Usaha Keupuk Raya Tabel 7

Tingkat Pendapatan Total usaha Kerupuk Raya di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat

Nama Desa Produksi (Rp) Modal (Rp) Penerimaan Total (Rp)

Suak Seukee 28.800.000 18.009.000 10.791.000

Suak Seukee 12.000.000 6.320.333 5.679.667

Gampong Cot 24.000.000 13.398.500 10.601.500

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014

Total pendapatan pada usaha produksi kerupuk raya yang terbesar pada skala Produksi Rp. 28.800.000 dengan Pendapatan Total Usaha Rp. 10.791.000 /Bln dan terkecil pada skala 12.000.000 dengan penerimaan sebesar Rp.

5.679.667/bln. Hal ini dipengaruhi besar gerak modal terhadap pembiayaan produksi.

4.3.2 Biaya Produksi

Biaya produksi pada usaha Kerupuk Raya merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha produksi kerupuk Raya selama satu bulan.

Biaya produksi yang dikeluarkan oleh usaha industri kerupuk raya di Gampong Cot dan Suak Seukee dalam kegiatan usahannya dibagi dalam dua macam biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel.

(49)

35 a. Biaya Tetap

Biaya tetap dalam penelitian ini terdiri dari upah/gaji dan biaya penyusutan peralatan ialah merupakan biaya yang dikeluarkan oleh industri kerupuk raya yang sifatnya tetap tidak tergantung dari besar kecilnya produksi.

Biaya tetap umumnya didefenisikan sebagai biaya yang relative tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit.

Biaya tetap yang dikeluarkan pada usaha kerupuk raya adalah Besar masing-masing komponen biaya tetap dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8

Rata-rata Biaya Tetap Usaha industri Kerupuk Raya di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat

No Nama Desa

Komponen Biaya Perbulan

Biaya Tetap (Rp) Jumlah

Tenaga Kerja (Orang)

Upah Tenaga (Bulan)

Biaya Penyusutan

(5 Tahun)

1 Suak Seukee 14 14.700.000 136.333 14.836.333 2 Gampong Cot 8 8.400.000 54.500 8.454.500

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014

Pada tabel 8, terlihat bahwa pada upah yang dikeluarkan di Desa Suak Seukee dalam usaha kerupuk raya yang terbesar yaitu pada skala Tenaga Kerja 14 orang dengan biaya gaji sebesar Rp. 14.836.333/bulan. sedangkan untuk Gampong Cot dengan biaya gaji dikeluarkan Sebesar 8.454.500 /Bulan. Besar kecilnya biaya yang dikeluarkan disebabkan oleh pembiayaan tenaga kerja dan penyediaan peralatan produksi.

Menurut Juari (Pengusaha Kerupuk) “

Peralatan yang digunakan dalam usaha industri kerupuk raya adalah kuali, sendok dan pencetak, sedang jumlah perlatan yang digunakan pada usahanya sesuai dengan besar tenaga kerja yang dimiliki, semakin besar tenaga kerja dalam usaha yang dimiliki

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dilakukan pada usaha Agroindustri Kerupuk Sagu Rezki Abadi di desa Pulau Kopung Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi, dengan ruang lingkup

Jadi peluang usaha kerupuk ikan tenggiri skala rumah tangga di Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru memiliki peluang usaha yang sangat cerah

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap rumah tangga buruh pengolah kerupuk kulit ikan skala industri rumah tangga di Desa Kenanga Kabupaten

Metode sampling digunakan untuk menentukan responden industri rumah tangga tempe dengan jumlah 3 pengrajin tempe dan tahu dengan jenis industri rumah tangga yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengolahan udang menjadi kerupuk udang pada skala industri rumah tangga masih tergolong sederhana karena masih menggunakan

Total biaya tetap yang dikeluarkan pada usaha home industri kerupuk opak di Desa Paloh Meunasah Dayah Kecamatan Muara Satu Kabupaten Aceh Utara tahun 2016.. Nilai penyusutan ini

Sementara peran perempuan yang bekerja sebagai buruh di industri kerupuk palembang nagari Surantih kabupaten Pesisir Selatan dalam meningkatan pendapatan ekonomi rumah tangga yaitu

Usaha pengolahan kerupuk ikan tenggiri skala rumah tangga di Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru memiliki peluang usaha yang sangat cerah pada masa ke depannya.. Hal ini