• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT IKAN BAWAL BERBASIS WEB NASKAH PUBLIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT IKAN BAWAL BERBASIS WEB NASKAH PUBLIKASI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT IKAN BAWAL

BERBASIS WEB

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh:

Abdul Aziz 10.11.3621

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2014

(2)
(3)

EXPERT SYSTEM FOR DIAGNOSING DISEASE POMFRET WEB-BASED SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT IKAN BAWAL

BERBASIS WEB

Abdul Aziz Kusrini

Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

An expert system is a branch of artificial intelligence that makes extensive use of specialized knowledge for Completion human expert level problem. Although general purpose problem solving is still far from what is expected, but the expert system works very well in terms of dominant. It can be proved that the expert system has been applied in a variety of ways, one of which in particular the field of animal health disease affecting pomfret.

By using a tree algorithm and forward chaining inference method, as well as the PHP programming language and MySQL as the database, the application of expert system is implemented into a desktop device through WEB technologies. This application can provide information to the user in the form of possible types of diseases that attack the fish based on the symptoms he sees happening to the fish.

In addition, users are also satisfied with other facilities, namely information about the types of diseases in fish and its symptoms, and how to mitigate them. For admin, given the ease in managing the data, such as change, add, and delete data. This application is expected to be able to provide services for users in diagnosing diseases in fish, quickly and efficiently while remaining optimal, even in a desktop device.

Keywords: expert system, pomfret, forward chaining

(4)

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Dengan meningkatnya kebutuhan akan sumber protein hewani asal ikan maka, makin melejit pula usaha peningkatan industri atau budidaya perikanan di Indonesia.

Sumber-sumber perikanan cukup besar seperti perairan umum atau terbuka, air payau dan air tawar. Dengan semakin berkembangnya budidaya perikanan maka lalulintas komoditas ikan pun akan semakin bertambah, baik berupa ikan hidup maupun produk- produk ikan lainnya, berkat intensifikasi program budidaya perikanan (Djajadireja et al.1982).

Penyakit merupakan salah satu faktor penghambat yang paling berarti (Kabata, 1985). Dalam budidaya perikanan sudah lama dikenal dan timbul wabah yang berarti apabila pembudidayaan semakin intensif (Bergin, 1985). Demikian pula dengan adanya lalulintas ikan, maka peluang untuk timbulnya suatu penyakit akan bertambah jika adanya penyakit-penyakit dari luar. Selanjutnya menurut Klontz (1985), sumber berbagai penyakit yang mempengaruhi populasi ikan cukup kompleks dan di perkirakan lebih dari 20 penyakit kulit dan bakterial yang sistemik, juga lebih dari 30 penyakit virus dan lebih dari 100 penyakit parasit internal dan eksternal.

Timbulnya suatu penyakit pada ikan disebabkan oleh adanya mikroorganisme, induk inang dan faktor-faktor lingkungan (kabata, 1985). Jika kondisi lingkungan berubah kearah di luar batas-batas tertentu, maka hal ini dapat menyebabkan suatu penyakit.

Bermacam-macam faktor lingkungan dapat secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi daya tahan tubuh terhadap suatu penyakit dan faktor-faktor abiotik dan biotik seperti temperatur, intensitas cahaya, komposisi kimiawi dalam air, penceramaran atau polusi, juga derajat keasaman (Munro, 1978; Humphrey, 1985).

Sistem Pakar adalah program berbasis pengetahuan yang menyediakan solusi- solusi untuk problema-problema dengan kualitas pakar. Sistem Pakar merupakan program komputer yang meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar dalam menyelesaikan masalah tertentu. Implementasi pakar dapat diterapkan dalam mendiagnosis suatu penyakit sebagai media informasi bagi masyarakat. Pengetahuan yang disimpan dalam sistem pakar umumnya diambil dari seorang manusia yang pakar dalam masalah tersebut dan sistem berusaha meniru metodologi dan kinerjanya.

Informasi yang menampilkan penyakit ikan dirasa masih terbatas. Sulitnya peternak dalam mendiagnosis penyakit ikan secara dini, akan menyebabkan keterlambatan atas penanggulangan penyakit dan kematian ikan. Hal ini, merugikan bagi peternak dengan berkurangnya populasi jumlah ternaknya. Begitu juga dengan ikan lainnya bisa tertular penyakit yang disebabkan oleh ikan yang sudah terinfeksi sebelumnya.

(5)

Oleh karena itu, penulis mencoba membuat sebuah aplikasi berbasis web.

Aplikasi berbasis web dipilih penulis sebagai dampak dari berkembang pesatnya perangkat yang terhubung dengan internet yaitu 45 juta user (Depkominfo, 2010).

Kepraktisan serta kemudahan dalam penggunaannya menjadikan aplikasi berbasis web ini menjadi sebuah pilihan tepat bagi para peternak ikan. Karena aplikasi ini memiliki tujuan untuk memberikan kemudahan kepada para peternak mengenai informasi penyakit, gejala, dan solusi penanganan. Diharapkan aplikasi ini bisa menjawab kekurangan informasi yang masih sedikit seputar penyakit pada ikan.

2. Landasan Teori

2.1 Kecerdasan Buatan dan Sistem Pakar a. Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang mempelajari cara membuat komputer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia. Kecerdasan buatan (artificial intelligence) merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal, dalam pandangan manusia adalah cerdas (Kusrini, 2006).

b. Sistem Pakar

Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut (Matin dan Oxman, 1988).

Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan masalah. Beberapa aktivitas pemecahan yang dimaksud antara lain: pembuatan keputusan (decicion making), pemaduan pengetahuan (knowledge fusing), pembuatan design (designing), perencanaan (planning), prakiraan (forecasting), pengaturan (regulating), pengendalian (controlling), diagnosis (diagnosing), perumusan (advising), dan pelatihan (turoring). Selain itu sistem pakar juga dapat berfungsi sebagai asisten yang pandai dari seoarang pakar (Martin dan Oxman, 1988 ).

Sistem pakar dibuat pada wilayah pengetahuan tertentu untuk suatu kepakaran tertentu yang mendekati kemampuan manusia di salah satu bidang. Sistem pakar mencoba mencari solusi yang memuaskan sebagaimana yang dilakukan seoarang pakar.

Selain itu sistem pakar juga dapat memberikan penjelasan terhadap langkah yang diambil dan memberikan alasan atas saran dan kesimpulan yang ditemukannya.

(6)

Biasanya sistem pakar hanya digunakan untuk memecahkan masalah yang memang sulit untuk dipecahkan dengan program biasa, mengingat biaya yang diperlukan untuk membuat sistem pakar jauh lebih besar dari pembuatan sistem biasa.

2.2 Pengertian Penyakit Ikan

Menurut Sachlan (1972), penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Gangguan terhadap ikan dapat disebabkan oleh organisme lain, pakan maupun kondisi lingkungan yang kurang menunjang kehidupan ikan. Dengan demikian timbulnya serangan penyakit ikan di kolam merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara ikan, kondisi lingkungan dan organism penyakit.Interaksi yang tidak serasi ini telah menyebabkan stres pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh penyakit.

2.3 Diagnosis

Menurut Kabata (1985), mendiagnosis suatu penyakit adalah bagaimana mengenali kejadian-kejadian yang menyimpang dari sifat-sifat abnormal dan menentukan penyebabnya.

Ikan jarang memperlihatkan tanda-tanda khusus atau perubahan-perubahan jaringan menciri (pathogmanic) dari sautu penyakit (Humphrey, 1985).Menurut pendapatnya, berbagai faktor lingkungan dapat mempengaruhi gejala penyakit pada ikan. Faktor-faktor lingkungan harus selalu dipertimbangkan bila akan menetapkan suatu diagnosis penyakit.

2.4 Gejala Klinis

Manifestasi klinis dari proses penyakit baik yang infektif maupun non-infektif dalam sautu populasi sering menunjukkan tanda-tanda atau petunjuk pertama terhadap suatu masalah penyakit ealaupun ikan jarang memperlihatkan tanda-tanda yang menciri (pathognomonic) (Humphrey, 1985). Oleh karena itu diagnosis yang tepat berdadarkan gejala klinis membutuhkan pengalaman dan keterampilan mengobservasi berbagai perubahan klinis.

Beberapa perubahan atau tanda-tanda klinis yang perlu diamati antara lain tingkah laku, sikap, keseimbangan, warna, reflex, pergerakan respirasi atau pernapasan, kerusakan atau luka-luka pada kulit luar dan lain-lain.

(7)

3. Analisis

3.1 Analisis Sistem

Dalam membangun sebuah perangkat lunak sistem pakar untuk mendiagnosa jenis penyakit ikan bawal berbasis web dan cara penanganannya dilakukan beberapa tahap analisis yaitu :

a. Menentukan masalah yang akan dibangun untuk sebuah perangkat lunak sistem pakar. Sistem yang akan dibangun merupakan sebuah perangkat lunak sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit ikan bawal berbasis web.

b. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membangun sistem, yaitu berupa informasi tentang pengertian penyakit, gejala, jenis penyakit dan cara penanganannya melalui studi literatur dan observasi yang digunakan sebagai knowledge base.

c. Mempresentasikan pengetahuan ke dalam table gejala yang telah dianalisis, aturan produksi, pohon pelacakan, penelusuran gejala dan jenis penyakit.

d. Usulan sistem yang akan dibuat.

3.2 Analisis Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah membuat suatu sistem yang dapat memiliki kepastian berdasarkan data yang dikonsultasikan yaitu data yang diambil dari H.Mariyono selaku pakar penyakit ikan yang bertugas di UPT Balai Benih dan Klinik Kesehatan Ikan. Penerapan sistem pakar dalam permasalahan penyakit ikan bawal meliputi pengumpulan data gejala, penyakit dan pengobatan dalam permasalahannya.Untuk kepastian hipotesa penyakit ikan ini diterapkan metode Forward Chaining.

3.3 Identifikasi Masalah

Langkah pertama dalam mengembangkan sistem pakar adalah mengidentifikasikan masalah yang akan dikaji, dalam hal ini adalah dengan mengidentifikasikan permasalahan yang akan dibuat terlebih dahulu, adapun masalah- masalah yang akan diambil dalam pembangunan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada ikan bawal serta cara penanganannya

(8)

3.4 Analisis Data Penyakit

Keberhasilan suatu sistem pakar terletak pada pengetahuan dan bagaimana mengolah pengetahuan tersebut agar dapat ditarik kesimpulan. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil wawancara dan analisa lewat buku dikonversi kedalam sebuah tabel penyakit dan gejala guna mempermudah proses pencarian solusi. Tabel jenis penyakit dan gejala ini digunakan sebagai pola pencocokan informasi yang dimasukan oleh pemakai dan basis pengetahuan.

Pada tabel jenis penyakit dan gejala terdapat 15 jenis penyakit yang ditunjukkan oleh P001, P002, … P015 dan 32 gejala yang ditunjukkan oleh G001, G002,

… G32, dari 32 gejala disusun dan 15 jenis penyakit disusun sebagai kesimpulan. Gejala ini merupakan basis pengetahuan untuk membuat suatu kesimpulan yang menjadi goal.

Berikut ini adalah tabel jenis penyakit dan gejala.

Tabel 3.1: Penyakit dan Gejala

(9)

3.5 Analisis Kebutuhan Pengguna

Pengguna sistem pakar ini terdiri dari dua kelompok pengguna, yaitu user dan pakar. Kedua pengguna tersebut dibedakan dalam hal interaksi yang dapat dilakukan dengan sistem yaitu:

a. Pakar

Pakar melakukan login untuk mendapatkan hak akses untuk (input penyakit, input gejala, input relasi, ubah gejala, ubah penyakit, laporan gejala, laporan penyakit, dan logout).

b. Pengguna

Yaitu pengguna tidak perlu melakukan login seperti admin untuk mendapatkan hak akses atas menu-menu pengguna. Fasilitas untuk pengguna antara lain : halaman depan, konsultasi penyakit terhadap sistem, melihat informasi umum mengenai aplikasi, bantuan penggunaan sistem dan melihat daftar penyakit.

4. Implementasi dan Pembahasan

Tahap implementasi merupakan tahap mewujudkan hasil perancangan menjadi sebuah program aplikasi yang dapat dioperasikan demi mencapai hasil yang sesuai dengan hasil perancangan.

Setelah melakukan tahap perancangan sistem dan implementasi perangkat lunak, maka tindakan selanjutnya yang dilakukan adalah penerapan hasil perangkat lunak tersebut.

4.1 Kebutuhan Perangkat Keras

Perangkat keras yang diperlukan untuk mengimplementasikan perangkat lunak dari Sistem Pakar Penyakit Ikan Bawal Berbasis Web.

Adapun spesifikasi perangkat keras yang digunakan untuk membangun Sistem Pakar Penyakit Ikan Bawal ini adalah sebagai berikut:

(10)

Tabel 4.1: Perangkat Keras yang digunakan

Perangkat Keras Spesifikasi

Processor Kecepatan 1.8 GHz

RAM 1 Gb

Hardisk 80 Gb

Monitor Resolusi 1024x768

VGA 128 Mb

Lan Card 10/100 Mbps

Koneksi Internet 64 Kbps

4.2. Kebutuhan Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang digunakan untuk mengimplementasikan Sistem Pakar Penyakit Ikan Bawal adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Perangkat Lunak yang digunkan

Perangkat Lunak Keterangan

Sistem Operasi Windows XP Profesional SP II

Bahasa Pemrograman PHP 5.2.6

Web Server XAMPP Version 2.0

Database Server MySQL 5.0.51b

Web Browser Mozilla firefox 3.0

Code Editor Notepad ++

4.3. Implementasi Basis Data

Pembuatan database dilakukan dengan menggunakan aplikasi DBMS MySQL.

Implementasi database dalam SQL adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1 Tabel Database

(11)

4.4 Implementasi Menu Pengguna

Pada halaman utama sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit ikan bawal berbasis web terdapat 5 menu utama yaitu Halaman Depan, Informasi Sistem Pakar, Daftar Penyakit, Konsultasi Penyakit, dan Bantuan.

Gambar 4.1 Menu Pengguna

4.5 Implementasi Menu Pakar

Pada halaman menu pakar terdapat 7 menu yaitu Input Penyakit, Input Gejala, Relasi, Ubah Penyakit, Ubah Gejala, Laporan Penyakit, dan Laporan Gejala.

Gambar 4.2 Menu Pakar

(12)

5. Kesimpulan dan Saran

Dari hasil pengujian terhadap Aplikasi Sistem pakar yang dibangun, kesimpulannya adalah aplikasi sistem pakar dapat menyelesaikan masalah yang bisa menampilkan hasil diagnosis dengan cepat dan tepat berdasarkan gejala-gejala yang dipilih oleh user, dan saran-saran yang penulis kemukakan diharapkan dapat meningkatkan hasil yang lebih memuaskan dan bermanfaat bagi masyarakat untuk mendeteksi jenis penyakit ikan sejak dini. Berikut saran yang dapat disampaikan:

1. Aplikasi Sistem Pakar yang dibangun mengenai jenis penyakit pada ikan yang dapat dikembangkan lagi lebih lanjut sesuai perkembangan medis.

2. Untuk menjamin hasil diagnosa yang benar diperlukan data yang akurat dari pakar.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta: Andi.

Cahyono, Bambang. 2009. Budidaya Lele dan Betutu. Jakarta: Pustaka Mina.

Ghufran, M. 2010. Budi Daya Bawal Air Tawar di Kolam Terpal. Yogyakarta: Andi.

Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Kusrini. 2008. Aplikasi Sistem Pakar. Yogyakarta: Andi.

Nugroho, Bunafit. 2008. Membuat Aplikasi Sistem Pakar dengan PHP dan Editor Dreamweaver. Yogyakarta: Gava Media.

Rudyanto, M. 2011. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL.

Yogyakarta:Andi.

Siregar, Abas. 2001. Budi Daya Ikan Bawal. Yogyakarta: Kanisius.

Utami, E & Sukrisno.2005. Konsep Dasar Pengolahan dan Pemrograman Database.

Yogyakarta:Andi.

Referensi

Dokumen terkait

Pertama, kelebihan kapasitas jika bandara tersebut dibangun dengan kapasitas besar; kedua, dua bandara tersebut tidak hanya bersaing, tetapi dua-duanya akan menjadi spoke dan

Tanaman lidah buaya (Aloe vera) lebih dikenal sebagai tanaman hias dan banyak digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan dan kosmetika, baik secara langsung dalam keadaan segar

Matematika adalah suatu bidang ilmu yang merupakan alat berfikir, alat berkomunikasi dan alat untuk memecahkan masalah berbagai persoalan praktis yang

Hasil perhitungan cash ratio selama lima tahun yaitu pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 Bank BNI Syariah memperoleh cash ratio yang terus mengalami penurunan. cash

Untuk menentukan alokasi waktu penulis membuat konsep berupa jadwal harian dalam menghafal yang bisa digunakan oleh santri dan asâtîź dalam mengontrol hafalan

Untuk mengetahui hasil penilaian poster siswa sebagai produk berpikir kreatifnya, dilakukan dengan cara mencari nilai dari skor hasil peer assessment dan penilaian

11.4 Peserta dapat mengambil salinan Adendum Dokumen Sayembara yang disediakan oleh Pejabat Pengadaan pada Sekretariat Daerah Kabupaten Barito Selatan Dalam Adendum Dokumen

Digunakannya Kontrol Logika Fuzzy untuk mengurangi error putaran pada gas engine, sehingga putaran gas engine dapat sesuai dengan kecepatan yang diinginkan secara