• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGGALI POTENSI DESA BERBASIS EKONOMI KERAKYATAN; STUDI DESA ROWOTENGAH, SUMBERBARU JEMBER INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MENGGALI POTENSI DESA BERBASIS EKONOMI KERAKYATAN; STUDI DESA ROWOTENGAH, SUMBERBARU JEMBER INDONESIA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MENGGALI POTENSI DESA BERBASIS EKONOMI KERAKYATAN; STUDI DESA ROWOTENGAH,

SUMBERBARU JEMBER INDONESIA Nikmatul Masruroh, Agung Parmono

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Intitut Agama Islam Negeri Jember masruroh_nikmah@yahoo.com, agungpurnomo@gmail.com

ABSTRAK

Desa Rowotengah, Kecamatan Sumberbaru, merupakan salah satu desa pinggiran di Kabupaten Jember. Secara geografis, Desa Rowotengah berada di perbatasan wilayah Barat Jember berbatasan dengan Kabupaten Lumajang. Desa Rowotengah memiliki sumberdaya alam yang merupakan potensi ekonomi desa, mulai dari pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan sampai pada kerajinan dan UKM. Namun, potensi ekonomi tersebut belum berkembang dan hanya berputar di desa itu sendiri, sehingga kemandirian Desa Rowotengah belum terlihat secara nyata. Berangkat dari persoalan tersebut, fokus penelitian yang akan menggali dan mendalami potensi desa berbasis ekonomi kerakyatan de Desa Rowotengah Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat eksploratif untuk memperoleh data yang terkait permasalahan.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, FGD dan dokumentasi.Teknik analisis data yang dilakukan diawali dengan reduksi data, analisis penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Keabsahan data diuji dengan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil dari penelitian ini adalah 1. Potensi Ekonomi Desa Rowotengah antara lain, potensi pertanian, potensi perkebunan, potensi peternakan, potensi perikanan, potensi industri dan perdagangan. 2. Cara pengembangan potensi ekonomi tersebut bisa dilihat dari sisi permodalan, sisi teknologi tepat guna, dari sisi tenaga kerja, sisi pemasaran, sisi proses produksi dan dari sisi-sisi yang bisa dikembangkan. Namun, sampai saat ini belum ada satu pun usaha yang dilegalkan sehingga belum ada usaha yang dikembangkan menjadi UMKM. 3. Penyebab belum adanya legalitas dan produk belum bisa bersaing dengan pasar global adalah dikarenakan faktor sumber daya manusia khususnya pemilik

(2)

usaha/ potensi ekonomi yang masih merasa ribet jika berurusan dengan pemerintahan dan belum ada sentuhan dari pemerintah desa terkait pengembangan potensi ekonomi Desa Rowotengah, sehingga para pelaku usaha belum pernah merasakan adanya pelatihan- pelatihan kewirausahaan. 4. Desa Rowotengah menjadi desa yang potensial dan prospektif dalam persaingan pasar global, sehingga Desa Rowotengah bisa diproyeksikan menjadi desa mandiri, asalkan ada partisipasi dari masyarakat dan pemerintah dalam pengelolaan potensi-potensi ekonomi yang dimiliki.

Kata Kunci : Potensi Desa dan Ekonomi Kerakyatan PENDAHULUAN

Identitas Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang memegang adat

“ketimuran” mulai tergantikan dengan nilai-nilai global yang banyak mengandung unsur “westernisasi”. Perubahan ini secara langsung maupun tidak, mampu mengubah cara pandang masyarakat Indonesia. Sehingga terjadi pergeseran secara drastis, mulai dari cara berpikir (mind set) sampai pada hal-hal yang bersifat teknis, seperti perilaku keseharian. Cara berfikir dan bersikap masyarakat Indonesia saat ini akhirnya terjebak pada hal yang bersifat praksis hedonistik.

Misalnya saat ini di beberapa desa di Indonesia, masyarakat lebih memilih mengkonsumsi makanan impor. Bahkan dalam hal makanan pokok, petani Indonesia menghindari memanen padi hasil pertaniannya untuk dikonsumsi. Mereka memilih menjual padi dengan sistem tebasan dengan alasan lebih menguntungkan karena tidak “me-repot-kan” .1 Kata

“biar tidak repot” ini seakan menegaskan bahwa masyarakat lebih menyukai hal yang serba instan daripada melalui proses yang berkepanjangan.

Budaya konsumerisme mulai hadir dalam kehidupan masyarakat desa saat ini. Selain itu, kemiskinan juga menjadi masalah tersendiri di masyarakat desa. Masyarakat desa yang memiliki sumber daya alam, justru terjebak dengan kemiskinan. Industrialisasi yang merupakan keharusan dari modernisasi, tidak diimbangi dengan pemberian skill yang mumpuni, justru menjadi masyarakat desa tidak mampu mengelola sumber daya alam mereka. Akhirnya mereka justru menjual hasil panen mereka atau bahkan

1 Berdasarkan hasil penelitian Nikmatul Masruroh, “Pola Konsumsi Beras Petani Desa Rowotengah Sumberbaru” (Penelitian Kompetitif LP2M: 2015), 3.

(3)

menjual tanah atau kebun milik mereka. Jaring kemiskinan pun selalu membayangi dan belum terselesaikan dengan baik.

Padahal jika dirunut secara cermat, desa selain sebagai pagar batas teritori bangsa, juga merupakan pencipta kemandirian bangsa dengan kemandirian ekonominya. Jika desa sebagai pertahanan bangsa, maka kemandirian desa menjadi hal yang mutlak, sebagaimana amanat undang- undang No.6 tahun 2014 tentang desa. Harapan undang-undang ini, desa menjadi maju, kuat, mandiri dan berdikari. Undang-undang ini diperkuat dengan PERMENDES No.21 tahun 2016 tentang pengelolaan dana desa.

Pemberian dana desa sejak tahun 2016, ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan desa melalui peningkatan pelayanan publik di desa, memajukan perekonomian desa, mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa serta memperkuat masyarakat desa sebagai subjek dari pembangunan.

Kemandirian desa, khususnya dalam bidang ekonomi perlu untuk dikembangkan. Perekonomian desa yang selama ini cenderung disepelekan dan dipandang sebelah mata perlu dieksplorasi, sebab sumber daya alam Indonesia berawal dari desa. Potensi ekonomi di bidang pertanian, peternakan, perikanan, kerajinan dan sebagainya justru berawal dari desa.2 Hanya saja, desa belum memiliki kemandirian dalam mengembangkan potensi ekonominya tersebut atau bahkan belum tahu potensi ekonomi yang dimiliki itu sendiri.

Oleh karena itu, potensi desa berbasis ekonomi kerakyatan perlu untuk digali dan dikaji untuk mengetahui potensi yang dimiliki oleh desa-desa yang ada di Indonesia. Ekonomi kerakyatan merupakan ide bersama bangsa Indonesia, yaitu terwujudnya kemandirian rakyat dalam pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki tanpa bergantung pada campur tangan asing. Gagasan pokok yang diidekan oleh ekonomi kerakyatan adalah industrialisasi pedesaan secara besar-besaran yang ditunjang dengan pembangunan infrastruktur yang menyerap tenaga kerja banyak melalui stimulus fiskal. Selain itu, ekonomi kerakyatan mengusulkan ada skema kredit usaha yang disalurkan melalui perbankan sebagai stimulus moneter.

Unsur gagasan yang lain adalah penggunaan teknologi tepat guna dengan

2J.Thomas Linbald,Fondasi Historis Ekonomi Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), 226.

(4)

menggunakan teknologi sederhana namun canggih, misalnya IT sesuai dengan kebutuhan.3

Apabila desa menjadi mandiri dalam mengurusi kebutuhannya maka tidak menutup kemungkinan Indonesia juga menjadi bangsa yang mandiri.

Bangsa yang tidak hanya menjadi “konsumen” dalam pertarungan perdagangan Internasional, terlebih dengan hadirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015; bangsa yang tidak berpangku tangan menggantungkan nasibnya pada negara lain. Dari desalah akar

“kebersamaan” dan “ketahanan ekonomi” akan berkembang. Sehingga hadirnya globalisasi, MEA dan sebagainya, tidak berpengaruh terhadap pola pikir dan perilaku masyarakat Indonesia. Jika tidak ada pengaruh negatif secara signifikan dari globalisasi terhadap cara berperilaku masyarakat, maka tidak perlu ada ketakutan tercerabutnya akar budaya bangsa dan nilai-nilai kearifan lokal termasuk nilai agama yang sudah mapan.

Desa Rowotengah, Kecamatan Sumberbaru, merupakan desa pinggiran di Kabupaten Jember, karena secara geografis berada di perbatasan wilayah Barat Jember dengan Lumajang. Desa Rowotengah memiliki sumberdaya alam yang merupakan potensi ekonomi desa, mulai dari pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan sampai pada kerajinan atau usaha-usaha lain. Namun, potensi ekonomi tersebut belum berkembang dan hanya berputar di desa itu sendiri, sehingga kemandirian Desa Rowotengah belum terlihat secara nyata.

Sebenarnya bila ditelusuri lebih cermat, potensi ekonomi Desa Rowotengah seharusnya sudah mampu membuat desa ini menjadi mandiri dalam bidang ekonomi. Namun kenyataannya, kebuntuan-kebuntuan pekerjaan masih terasa. Pengangguran dan kemiskinan masih membayangi kehidupan masyarakat Desa Rowotengah. Potensi ekonomi yang ada belum diolah secara memadai. Potensi terbesar Desa Rowotengah terletak pada sektor pertanian. Hamparan sawah terlihat luas berada pada wilayah Desa Rowotengah, menandakan penduduk Desa Rowotengah banyak berprofesi sebagai petani. Pertanian Desa Rowotengah meliputi: padi, ketela, pisang, jagung, jeruk, tebu, perikanan, palawija, sayur-mayur dan lain-lain. Melihat potensi tersebut, tentu seharusnya masyarakat bisa mengelola hasil pertanian itu dari hasil mentah menjadi barang jadi. Padi misalnya, seharusnya Desa Rowotengah bisa mengeluarkan produk

3 M. Dawam Raharjo, Nalar Ekonomi Politik Indonesia, (Bogor: IPB Press, 2011), 162.

(5)

berasnya sendiri dan memasarkannya minimal ke wilayah Rowotengah sendiri, akan tetapi sesuai dengan penelitian,4 setelah bekerja keras, ternyata para petani tersebut tidak menikmati hasil produksinya sendiri untuk dikonsumsi. Para petani banyak yang menjual hasil produksinya dan membeli beras sebagai kebutuhan konsumtifnya secara eceran (perkilogram) di warung atau toko kelontong.

Petani Desa Rowotengah tidak mau memproduksi padi mereka menjadi beras. Mereka memilih menjual tanaman padi yang sudah menguning dan siap panen tetap berada di sawah dengan sistem tebasan.

Tebasan merupakan proses jual beli padi yang telah menguning di sawah tanpa proses pemanenan terlebih dahulu. Padi yang menguning dijual pada pembeli dan pembeli tersebut yang akan memanennya. Sementara kebutuhan keseharian para petani, mereka justru membeli ke warung atau toko-toko. Mereka tidak peduli apakah beras yang mereka beli kualitasnya bagus atau kualitas rendahan. Bahkan sebagian mereka mengandalkan beras bantuan pemerintah (raskin). Mereka seolah tidak mempedulikan adanya peredaran beras sintetis yang berbahaya untuk dikonsumsi.

Tidak hanya pada pertanian padi, hal ini juga terjadi pada pertanian ketela, jagung, palawija, tebu dan lain-lain. Peneliti belum melihat adanya terobosan teknologi yang bisa mengelola hasil panen tersebut dan melahirkan rangkaian kegiatan ekonomi, sehingga bisa mengurangi jumlah pengangguran dan kemiskinan serta menjadikan Desa Rowotengah bisa menjadi desa yang mandiri. Produksi ketela pohon dan pisang Desa Rowotengah juga melimpah, akan tetapi proses pengelolaan hasil ketela pohon untuk menjadi berbagai macam olahan, seperti; keripik singkong dan pisang dengan berbagai jenis rasa-rasa dan struddel pisang, klaimnya justeru produksi Kabupaten Lumajang bahkan menjadi komoditi ekspor.

Permasalahan yang hampir sama juga terjadi pada produksi perkebunan jeruk. Jeruk Rowotengah harus tenggelam dengan jeruk Semboro, padahal saat ini secara kuantitas dan kualitas jeruk Kecamatan Semboro kalah jauh dengan jeruk Desa Rowotengah.5 Pada Tahun 2015, petani jeruk Semboro hanya hanya tiga orang saja dengan beberapa petak sawahnya. Seharusnya jeruk Rowotengah bisa membangun brand image di

4Hasil penelitian Nikmatul Masruroh, “Pola Konsumsi Beras Petani Desa Rowotengah Sumberbaru” (Penelitian Kompetitif LP2M IAIN Jember: 2015),2.

5Berdasarkan hasil wawancara dengan H. M Masrur, salah satu pemilik kebun Jeruk di Rowotengah, pada 01Juli 2017.

(6)

masyarakat mengalahkan jeruk Semboro. Namun, lagi-lagi petani jeruk Rowotengah terjebak dengan sistem tebasan. Selain jeruk, perkebunan kelapa juga mendominasi perkebunan Desa Rowotengah. Kelapa jika diolah bisa menjadi minyak goreng, santan, nata de coco sedangkan serabutnya bisa dijadikan kerajinan. Kini, dengan temuan teknologi, bahan dari keseluruhan pohon kelapa bisa diolah menjadi bahan energi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Bahan energi tersebut juga bisa diproduksi untuk pasar, tetapi juga dalam rangka “memenuhi kebutuhan warga masyarakat desa itu sendiri”, sebagai salah satu jenis energi yang terbaru, yaitu briket arang, biothanol dan biodiesel. Faktanya, pengolahan tersebut belum ditemukan di Desa Rowotengah, teknologi yang digunakan belum ada. Sehingga kelapa dijual begitu saja tanpa ada pengelolaan. Pada tahun 2013, harga buah kelapa perbiji di Desa Rowotengah Rp.700,- sementara di Kota Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, harga jual perbijinya mencapai Rp.7000,- sampai Rp.8.000. Perbandingan lebih jauh, di India yang hanya dengan kelapa mampu mendirikan sebuah lembaga bernama Coconut Development Center sebagai lembaga pengembang perkebunan kelapa dan agroindustri berbasis kelapa. Pun demikian dengan hasil perkebunan yang lain seperti kopi, singkong, ubi dan sebagainya.

Potensi yang juga besar di Desa Rowotengah yaitu peternakan mulai dari pertenakan sapi, kambing, unggas (ayam, bebek, mentok, angsa) sampai ternak burung bisa kita temui di desa tersebut. Akan tetapi, peternakan-peternakan tersebut belum memberikan pemasukan yang berarti pada perekonomian desa. Produsen susu sapi perah terbesar di Kabupaten Jember juga ada di desa ini,6 akan tetapi lagi-lagi problem yang sama juga terjadi. Jika digali, seperti ternak sapi saja bisa menghasilkan susu yang melimpah ruah. Jika ada teknologi yang berdaya guna susu tersebut bisa diolah menjadi susu-susu kemasan. Produksi susu ini akan menyumbangkan pendapatan desa yang berarti dan pastinya bisa menciptakan kemandirian. Begitu juga dengan perikananan lele, nila, gurami, bisa meningkatkan perekonomian desa jika dibudidayakan dengan teknologi yang memadai.7

Dari sektor industri kreatif banyak yang bisa dikembangkan menjadi usaha-usaha mikro yang berdaya saing, seperti industri kuliner, kue kering,

6Sumber dari dialog bersama Bapak Imam Bonari, ketua ensiminasi sapi Kabupaten Jember.

7Hasil observasi awal peneliti pada tanggal 02 Juli 2017

(7)

kue basah, mebeler dan sebagainya.8 Potensi-potensi tersebut harusnya bisa dikembangkan dan bisa menjadi sumber penghasilan Desa Rowotengah.

Jika potensi-potensi yang ada tersebut dikelola menggunakan teknologi tepat guna, maka ekonomi desa akan berkembang sehingga warga Desa Rowotengah tidak perlu mencari pekerjaan di luar desa, karena desa sudah menyediakan berbagai macam pekerjaan yang menghasilkan.

METODE PENELITIAN

Langkah sebelum menentukan jenis penelitian yang digunakan, maka seorang peneliti harus mencabar terlebih dahulu maksud dari penelitiannya.

Karena dalam sebuah penelitian, peneliti pasti akan mengawalinya dengan pertanyaan; apa yang hendak disampaikan melalui penelitian yang dilakukan.9 Melihat fokus dari diadakannya penelitian yang dijabarkan di depan, maka peneliti dalam penelitian ini akan mencoba menggali potensi Desa Rowotengah berbasis pengembangan ekonomi kerakyatan.Berangkat dari permasalahan tersebut, maka penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan sifat eksploratif. Jenis penelitian ini digunakan untuk menggali dan mengeksplorasi secara mendalam tentang potensi desa yang di Desa Rowotengah khususnya yang berasal dari unsur ekonomi kerakyatan.

PEMBAHASAN

Setting; Ekonomi Desa Rowotengah Jember

Desa Rowotengah termasuk desa yang memiliki potensi alam yang baik, ini dibuktikan Desa Rowotengah merupakan desa terbesar dalam produksi padi, yaitu mampu memproduksi padi sebesar 11.699 ton, meskipun luas tanam hanya sebesar 1827 hektar artinya lebih sempit dari luas tanam desa Karang Bayat seluas 2004 ha, namun hanya mampu memproduksi padi sebesar 8.731 ton.10 Dari data tersebut, produktivitas alam di Desa Rowotengah termasuk tinggi, dibandingkan desa-desa lain di Sumberbaru. Hal ini disebabkan oleh demografi pertanian Desa Rowotengah itu sendiri. Secara demografi, Desa Rowotengah memiliki pertanian yang sangat dimanjakan oleh alamnya. Alam Desa Rowotengah sangat memanjakan petani dalam hal tingkat kesuburan tanahnya yang baik,

8Hasil obsevarsi awal peneliti pada tanggal 02 Juli 2017

9 Norman K. Denzin and Yvonna S.Lincoln, Handbook Of Qualitative Research, dalam Dariyatno,cs (ed), Handbook Of Qualitative Research, (Yogyakarta: Pustaka, 1997), 265.

10Data BPS Kabupaten Jember tahun 2015

(8)

saluran pengairan dari Sungai Bondoyudo yang selalu melayani kebutuhan pengairan petani secara penuh waktu dalam setahun, dan ditambah kondisi iklim yang tidak pernah mengenal iklim ekstrim dan membahayakan pertanian. Bertani di Desa Rowotengah, secara kalkulasi matematis dengan tinjauan kondisi alam pertaniannya sangat menjanjikan keuntungan dan kesejahteraan. Kelebihan bertani di desa tersebut lebih disebabkan karena proses berproduksinya tidak pernah berhenti dalam setiap tahunnya. Hal ini kiranya berbeda dengan desa-desa atau daerah pertanian yang mengandalkan sistem tadah hujan.11

Petani tadah hujan dalam proses pertaniannya mengandalkan musim hujan saja. Petani tadah hujan bisa memproses lahannya hanya ketika musim penghujan, sementara ketika musim kemarau mereka harus menganggur atau meninggalkan profesi tersebut dengan berganti kegiatan di luar pertanian. Mereka para petani tadah hujan tidak jarang harus gigit jari melihat kenyaatan tanamannya puso karena kekurangan air. Tanaman yang puso karena karena kekurangan air, meskipun sebelumnya dalam proses tanam telah diupayakan pemilihan bibit unggul, pemupukan, penyemprotan pestisida anti hama dan seterusnya, tetap tidak berarti apapun kecuali bermakna kegagalan panen. 12

Pengairan merupakan suatu hal yang sangat urgen bagi petani.

Urgensitas pengairan menjadi ruh bagi petani dalam proses tanam sampai panennya. Tidak adanya air untuk mengairi sawah atau lahan pertanian berarti kegagalan proses pertanian itu sendiri. Namun problematika pengairan yang demikian, tidak pernah dialami oleh petani Desa Rowotengah. Pengairan pertanian Desa Rowotengah selalu berkecukupan dari aliran sungai Bondoyudo.13

Potensi Ekonomi Desa Rowotengah a. Potensi Fisik Desa Rowotengah

Potensi fisik yang dimiliki Desa Rowotengah meliputi:PertamaLuas Lahan yang berupa sawah seluas 725,0 ha. Sawah yang dimiliki adalah sawah tekhnis, artinya sawah tersebut secara tekhnis pengairannya dilakukan oleh irigasi. Irigasinya bisa dibantu oleh keberadaaan sungai Bondoyudo yang merupakan sungai buatan yang melintas di sekitar daerah

11Observasi pada 30 Oktober 2017

12Wawancara dengan H. Masrur Syam, pada 30 Oktober 2017

13 Hasil observasi peneliti pada tanggal 30 Oktober 2017

(9)

Rowotengah, khususnya daerah Sadengan.KeduaLuas Lahan tegalan 146,0 ha. Ketiga Luas Lahan yang terdapat halaman dan bangunan 197ha, dan luas lahan lain 11,0 ha. Keempat Sumber daya manusia sebanyak 9947 penduduk dengan 2608 rumah tangga dan rata-rata penduduk per rumah tangga 4 orang. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh BPS tahun 2016 masyarakat Desa Rowotengah yang memiiki kemampuan bahasa Indonesia berkisar 7793 penduduk, artinya lebih dari 50% penduduk Desa Rowotengah bisa menggunakan bahasa Indonesia.Kelima dari sejumlah penduduk yang ada secara pemilahan pendidikan, bisa diperolah data penduduk yang tidak bersekolah sejumlah 1387, tidak tamat Sekolah Dasar 1067, SD/MI 3025, SMP/MTs 1365, SMU/MA 826, SMK 180, D1/D2 44, D3 38, S1 150, S2/3 8 orang. Jika dijumlahkan maka totalnya 8810 jumlah penduduk yang terdeteksi dari sisi pendidikan. Sisanya belum terdeteksi. Bisa dilihat dari data tersebut, bahwa mayoritas sumber daya manusia yang ada di Rowotengah sudah berpendidikan.Keenam Gedung sekolah milik Dinas Pendidikan sebanyak 7 gedung, gedung sekolah yang non Dinas Pendidikan sebanyak 4, jumlah keseluruhan ada 11 Gedung sekolah. Lembaga tersebut terdiri dari SD, SMP/MTs dan SMA/SLTA, Ketujuh lembaga keuangan yang dimiliki yaitu 1 Koperasi Unit Desa (KUD) dan 2 Koperasi yang non KUD, ini berupa koperasi susu dan koperasi simpan pinjam. Kedelapanberdasarkan data penerima bantuan PKH dan BLSM bahwanya penduduk yang termasuk kategori Rumah Tangga Miskin sebanyak 905 dan Penduduk yang miskin sebanyak 3058.

KesembilanDari sisi permukaan jalan di Desa Rowotengah yang menggunakan aspal 9,60, Sirtu 4,00 dan tanah 15,80. Kesepuluh Iklim di Desa Rowotengah hampir sama dengan iklim yang ada di desa-desa lain yang ada di Sumberbaru, yaitu mengikuti iklim pada umumnya. Musim kemarau berkisar bulan Agustus, September dan Oktober. Pada bulan- bulan tersebut, curah hujan sangat rendah atau bisa dipastikan tidak turun hujan. Di wilayah Sumberbaru jumlah hari hujan sebanyak 116 . Pada bulan Maret dan April hujan sebanyak 20 hari, ini adalah bulan dengan curah hujan tertinggi di Sumberbaru. Rata-rata curah hujan yang ada di Sumberbaru 50, 62 mm, dimana curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 18,75 mm. Banyaknya curah hujan rata-rata di Kecamatan Sumberbaru 136,5 mm². Tertinggi pada bulan April yaitu sebesar 445 mm². Dari data tersebut bisa dipahami, bahwa daerah Rowotengah yang merupakan bagian dari Sumberbaru memiliki potensi

(10)

iklim penghujan yang tinggi, sesuai dengan data yang ada di Kecamatan tersebut.14

b. Potensi non Fisik Desa Rowotengah

Sebagaimana desa pada umumnya, masyarakat Desa Rowotengah masih mengikuti dan melaksanakan tradisi-tradisi yang biasa berlaku di masyarakat. Misalnya gotong royong dan kebersamaan dalam melakukan aktivitas-aktivitas sosial. Seperti jika ada kematian atau ada hajatan, maka sesama tetangga biasanya datang ke tempat yang memiliki hajat, meskipun tidak diminta. Atau pada saat pembangunan masjid,15 para penduduk secara suka rela bersama-sama menyelesaikan pembangunan masjid dengan cara melakukan “sumbangan”. “Sumbangan” tersebut bisa berupa sumbangan dana, sumbangan bahan bangunan, sumbangan tenaga maupun sumbangan konsumsi bagi pekerja-pekerja yang ada di Masjid.

Masyarakat bahu-membahu bersama-sama menyelesaikan masjid dan tidak menginginkan upah dari apa yang mereka lakukan.16 Hal tersebut merupakan cermin, bahwa gotong royong masih dilakukan di Desa Rowotengah. Namun, nilai-nilai gotong royong tersebut sudah tidak sekental dulu, artinya saat ini masyarakat lebih money oriented artinya jika menolong orang lain harus ada imbalan berupa uang.

Desa Rowotengah, masyarakat Rowotengah mayoritas beragama Islam yaitu sejumlah 9542 orang, Kristen 22 orang dan Katolik 28 orang.

Tempat ibadah hanya masjid yang ada di Desa Rowotengah sejumlah 9 (Sembilan) masjid. Dari mayoritas warga yang beragama Islam tersebut, organisasi masyarakat (ormas) yang lahir di Rowotengah yang mayoritas adalah Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah minoritas. Ada beberapa jamaah tabligh tapi tidak berkembang.17

Selama ini, NU memiliki banom-banom yang juga berkembang di Desa Rowotengah, seperti Muslimat dan Fatayat, untuk IPNU/IPPNU belum berkembang secara signifikan. Organisasi tersebut memberikan makna tersendiri bagi warga masyarakat Rowotengah, karena dengan hadir atau kegiatan-kegiatan keagamaan di atas, maka lebih memperat tali silaturrahim diantara masyarakat.

14Data BPS Kabupaten Jember tahun 2016

15Sebagaimana hasil observasi peneliti di Masjid Darul Akhirat dusun Sadengan dan wawancara dengan Pak Ilyas (penduduk dusun Sadengan) pada 25 Oktober 2017

16Observasi peneliti di beberapa dusun di Rowotengah pada 22-25 Oktober 2017

17Wawancara dengan ustadz Misbahul Munir, 30 Oktober 2017

(11)

Potensi non fisik Desa Rowotengah juga bisa dilihat dari etos kerja masyarakat dalam mendapatakan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Masyarakat Desa Rowotengah termasuk masyarakat desa yang memiliki etos kerja tinggi, terbukti dalam melakukan pekerjaannya mereka selalu tepat waktu; artinya tidak “seenaknya sendiri”. Kalau jam kerja jam 07.00, maka merekapun datang jam 07.00. Jika jam pulang jam 16.00 mereka pun juga pulang jam 16.00.18

Meskipun usaha milik sendiri, para pengusaha tersebut, tidak lalai (malas) dalam bekerja. Semangat kerja yang tinggi tersebut ditunjukkan bukan hanya dengan disiplin waktu, tapi juga varian usaha yang dimiliki.

Meskipun sudah menjadi petani, tetapi masyarakat Desa Rowotengah masih juga berdagang atau mengajar. Bahkan satu orang warga bisa memiliki dua sampai tiga profesi. Misalnya Roni Subhan, salah satu warga dusun Gondosari selain menjadi Dosen PNS di sebuah perguruan tinggi, dia juga bertani di dusunnya selain itu juga berdagang. Berdasarkan hasil survey dan observasi, rata-rata profesi yang dimiliki warga Desa Rowotengah ada dua sampai tiga profesi.19 Data tersebut menunjukkan bahwa semangat kerja yang dimiliki masyarakat Desa Rowotengah termasuk tinggi.

Potensi yang bisa tergali dari Desa Rowotengah, antara lain:

Potensi Pertanian

Tabel Jenis Tanaman Pertanian di Desa Rowotengah Bentuk Jenis

Tanaman Luas tanam (ha)

Luas Panen

(ha)

Hasil Produksi

(ton) Sawah

irigasi

Padi 1707 1707 11611

Ladang Jagung 109 109 659

Kedelai 17 17 36

Kacang Tanah 2 2 3

Ubi Kayu 1 1 16

Kacang

Panjang 3 3 176

18Hasil Wawancara dengan Siti Sholihah, 28 Oktober 2017, pemilik lahan pertanian terong dari dusun Sadengan

19Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Roni Subhan, pada 29 Oktober 2017

(12)

Cabe Besar 2 2 219

Cabe Rawit 2,8 2,8 258

Lain-lain 11,0 11,0 -

Sumber Data: Diolah dari Data BPS tahun 2016 dan dari hasil Survey serta FGD dengan penduduk setiap dusun di Desa Rowotengah Sebagaimana keterangan di atas pada tahun 2015, pada tahun 2016 Rowotengah tetap menjadi desa penyumbang produksi padi terbesar di wilayah Kecamatan Sumberbaru. Selain itu, Rowotengah termasuk penghasil tanaman pertanian yang paling besar dibanding desa-desa yang lain di wilayah Kecamatan Sumberbaru.

Potensi Perkebunan

Tabel Jenis Tanaman Perkebunan di Desa Rowotengah

Sumber Data: Diolah dari Data BPS tahun 2016 dan dari hasil Survey serta FGD dengan penduduk setiap dusun di Desa Rowotengah

Hasil produksi setiap tahun dari perkebunan tersebut tidak bisa dihitung dalam hitungan tahun, karena tidak pasti. Seperti jeruk, panennya tidak selalu satu tahun. Karena biasanya pada tahun pertama sampai tahun kedua masih perawatan, baru tahun berikutnya bisa panen. Kalau seperti kelapa, rambutan itu tergantung musim dan tergantung keberuntungan.

Bentuk Jenis Tanaman Luas tanam

(ha) Luas Panen (ha)

Perkebunan Jeruk 30,0 30,0

Kelapa 10,5 10,5

Rambutan 20 20

Tebu 40 40

Nangka 7 7

Pisang 15 15

Tanaman Kehutanan

Sengon 12 12

Mahoni 3 3

Jati 7 7

(13)

Jika beruntung ya bisa panen banyak, kalau lagi tidak beruntung ya tidak panen sama sekali.20

Perikanan

Pembenihan dan budidaya perikanan di Desa Rowotengah seluas 4,6 ha dan budidaya perikanan seluas 6,5 ha. Dengan jenis ikan lele, mujair/nila dan gurami.21

Peternakan

Tabel Jenis Peternakan di Desa Rowotengah Jenis Peternakan Nama Binatang Jumlah

Ternak hewan besar Sapi 1197

Ternak hewan Kecil Kambing 200

Domba 178

Ayam Buras 5449

Itik 905

Diolah dari Data BPS tahun 2016 dan dari hasil Survey serta FGD dengan penduduk setiap dusun di Desa Rowotengah

Dari data diatas menunjukan prospek peternakan yang dikelola oleh masyarakat meberikan dampak bagi perekonomian di Desa Rowotengah.Terlihat di data yang diperoleh ayam buras menempati urutan terbanyak.Petenak Sapi juga berkontribusi lansung dalamperkembangan masyarakat dengan jumlah yang cukup besar yakni 1197.

Industri dan Perdagangan

Komoditi industri unggulan di Desa Rowotengah, yaitu anyaman bambo sebanyak 7 usaha dan tempe sebanyak 38 usaha. Rowotengah merupakan penyumbang produk unggulan Kecamatan Sumberbaru yaitu pada komoditi tempe.22Industri dan perdagangan lain yang berkembang di Desa Rowotengah antara lain:1)Toko Kelontong sebanyak kurang lebih 80 toko, 2) Warung Makan sekitar 15 warung, 3)Produksi kuliner (kue basah

20Hasil Wawancara dengan Roni Subhan, salah satu penduduk dusun Gondosari 01 Nopember 2017

21Data dari UPTD Kecamatan Sumberbaru

22Hasil survey dan wawancara peneliti pada tanggal 30 Oktober 2017

(14)

dan kue kering) ini bersifat musiman artinya jika menjelang hari raya ada sekitar 20 usaha yang berkembang di Desa Rowotengah ini. Namun juga ada yang bersifat permanen,4)Penggilingan padi sebanyak 4, 2 penggilingan milik KUD, 5)Toko Bahan Bangunan ada 4 toko,6) Produksi makanan ringan sekitar 10 usaha,7) Industri meubel dan kerajinan kayu.

Ada satu industri namun industri tersebut sudah mendunia. Industri ini merubah akar kayu menjadi meja kursi yang diperuntukkan restoran- restoran di luar negeri. Usaha ini bisa ekspor barang jadi ke Austria dan Belanda melalui pengusaha meubel di Jepara. Karena Industri ini ternyata belum sanggup mendatangkan container sendiri. Container tidak bisa didatangkan karena kondisi jalan masuk yang kurang memadai.238) Industri pengolahan susu sebagai supplier susu di Pabrik Nestle Jember.24 9) Anyaman rotan, bambu ada satu usaha,10)Produksi telur asin 10, 11)Produksi tahu 15, 12) Cafétaria atau usaha minuman ada sekitar 5-6 café, 13) Produksi kerudung sekitar 2 usaha

Strategi Pengembangan Potensi Ekonomi Di Desa Rowotengah Aspek pertanian dan perkebunan

Beberapa cara yang digunakan masyarakat Rowotengah dalam mengembangkan pertanian, antara lain; Pertama dari segi permodalan, biasanya para petani bekerja sama dengan distributor pupuk. Para petani meminjam/ berhutang pupuk dan obat-obat pestisida. Sistem pembayarannya tangguh pada saat panen. Ini banyak dilakukan oleh petani, karena biasanya pada musim tanam, uang hasil panen yang sebelumnya sudah habis untuk memenuhi kebutuhan, jadi mereka kehabisan modal.

Selain itu, terkadang pinjam sama KUD “Sumber” yang memfasilitasi alat- alat pertanian. Akan tetapi ada juga yang meminjam pupuk pada pedagang pupuk illegal, tentu saja harganya melambung, misalnya jika di distributor resmi, pupuk hanya Rp. 120.000 per kwintal, maka di pedagang illegal bisa sampai Rp. 300.000 per kwintal.25Kedua Sistem tanamnya tumpang sari.

Artinya sudah mulai mengenal diversifikasi produk pada pertanian, karena biasanya sawah tidak hanya melulu ditanami padi.Ketiga Sistem

23Wawancara dengan Arman Dhani, pemilik UD “Cahaya Abadi” pada tanggal 30 Oktober 2017

24Observasi dan wawancara dengan Imam Bonari pemilik usaha susu di Dusun Sadengan

25Hasil wawancara dengan H. Abdul Aziz, salah satu petani di Rowotengah

(15)

pengairannya, menggunakan air hujan dan sungai. Sudah menggunakan mesin modern dalam proses pengairan sawah.Keempat Sistem pengelolaan sawah, ada yang masih tradisional dan ada yang sudah modern.Kelima Sistem jual beli yang diterapkan dengan tebasan.Sehingga petani Rowotengah belum sampai pada tahap memproduksi barang mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi.Keenam Pemasaran menggunakan mouth to mouth, biasanya tengkulak mendatangi petani tersebut.Ketujuh Pemerintah memberikan bantuan juga pada sektor pertanian, bantuan tersebut berupa subsidi harga pupuk, memberikan bantuan bibit padi, bibit jagung. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir biaya pengelolaan pertanian agar lebih hemat.

Aspek Potensi Perikanan

Dalam sektor perikanan, masyarakat mengembangkannya dengan pembenihan sendiri. Jika ikan tersebut dibenihkan sendiri, maka hasilnya akan lebih banyak. Penyediaan ke konsumen pun bukan hanya ikan tapi juga benih ikannya.

Aspek Potensi peternakan

Pada sektor ini hampir sama dengan perikanan. Cuma kalau peternakan, khususnya sapi ada perawatan khusus dan intensif sehingga susu atau daging yang dihasilkan berkualitas. Untuk di Rowotengah sudah ada dokter hewan yang menggunakan peralatan modern dan bisa membantu masyarakat meningkatkan kualitas susu dan daging sampi. Para peternak sapi ini terwadahi dalam sebuah koperasi, yang mengolah susu sapi perah dikemas kemudian dijual. Sebagian besar dikirim ke Pabrik Susu Nestle Jember.26 Peternakan unggas hampir semua punya di Rowotengah, namun tidak dikembangkan secara signifikan, hanyak langsung dijual.

Penjualannya langsung ke pasar atau ada yang online.27 Aspek Bidang Industri dan perdagangan

Beberapa cara yang digunakan masyarakat Rowotengah dalam mengembangkan industri dan perdagangan, antara lain bisa dilihat dari beberapa aspek:

26Hasil Observasi dan wawancara dengan Imam Bonari, ketua Koperasi untuk peternak sapi perah

27Misalnya ayam Joper, yang dipasarkan via online oleh Riskiyah (nama pedagangnya)

(16)

a. Aspek permodalan

Dari aspek permodalan masyarakat Rowotengah yang memiliki usaha, berasal dari diri sendiri dan kalau ada kekurangan mereka berhutang. Pihak desa juga memberikan bantuan permodalan bagi usaha-usaha kecil melalui BUMDes “Usaha Kita” milik Desa. Bantuan tersebut, hanya usaha kecil yang mau mengajukan ke Desa dan perkembangannya dipantau, seperti usaha anyaman bambu, usaha onde-onde dan usaha-usaha lain yang kebanyakan dikelola perempuan.28

b. Aspek Bahan Baku

Salah satu cara agar produktifitas usaha berkembang, yaitu dengan mengembangkan bahan baku yang ada. Desa Rowotengah yang berada di selatan sungai, menjadi desa yang bisa memberikan bahan baku cukup bagi usaha-usaha setempat. Namun, ada beberapa usaha yang tidak bisa mengandalkan bahan baku yang berasal dari daam desa tersebut. Misalnya ; kripik usus yang dikelola oleh Rinda. Dia mengatakan bahwa stok usus tidak bisa hanya mengandalkan dari Rowotengah, karena minimnya usus di Desa Rowotengah. Akhirnya dia pun mengambil dari desa tetangga.

Pengembangan usaha dari aspek bahan baku ini, dilakukan sendiri oleh pelaku industri dengan mengkreasikan sumber daya alam yang ada. Kalau sumberdaya alam yang ada di Rowotengah tidak memenuhi,pelaku industri tersebut mencari ke daerah-daerah lain. Selama ini, pihak desa belum jauh memperdulikan perkembangan industri warganya. Sehingga, belum ada kepedulian terhadap keluhan-keluhan yang ada pada pelaku industri. Kalau ada bantuan dari pusat baru diberikan, tapi kalau tidak ada pihak desa cenderung stagnan.29

Namun, tidak semua usaha mengalami kekurangan bahan baku dari Desa Rowotengah sendiri, misalnya usaha sapi perah yang ada di Dusun Sadengan. Usaha ini cukup mengandalkan ternak-ternak sapi yang ada di Desa Rowotengah. Hasil olahannya dikirim ke Pabrik Susu Nestle. Saat ini, usaha ini merupakan bentuk koperasi yang mewadahi para peternak sapi di Desa Rowotengah. Sehingga, yang awalnya para peternak itu berjalan sendiri-sendiri. Saat ini sudah terwadahi dalam bentuk koperasi. Selain itu, inovasi produknya semakin bagus dari hari ke hari. Jika tahun 2016 susu sapi belum dikemas, pada tahun 2017 sudah berbentuk kemasan ½ liter

28Wawancara dengan Denik, pada 12 Nopember 2017

29Berdasarkan hasil wawancara dengan Abdullah Murtadho, anggota BPD Desa Rowotengah

(17)

dan siap dipasarkan. Alasannya dikemas, karena selama ini selain mengirim ke Nestle koperasi juga menyediakan produk yang bisa dibeli masyarakat sekitar. Kalau sudah dikemas lebih praktis dan terlihat lebih bersih.30

c. Aspek Teknologi tepat guna

Teknologi tepat guna menjadi syarat mutlak dalam mengembangkan produk usaha yang dimiliki. Sebab tanpa teknologi, suatu usaha tidak akan berkembang secara signifikan. Dari beberapa hasil survai peneliti dan wawancara dengan pemilik usaha, teknologi yang mereka gunakan masih cenderung sederhana. Dalam pengembangannya masih menggunakan tenaga kerja manusia. Mesin yang dipakai, masih mesin-mesin yang second karena harganya relatif murah. Inovasi produk pun belum maksimal, karena permodalan yang belum kuat serta masih terjebak dengan pemenuhan hutang piutang. 31Dalam inovasi produk pun masih standar, meskipun produk sudah ekspor namun yang diekspor hanya sebatas produk akar kayu dan itu pun belum ada merk nya. Alat-alat yang digunakan, alat-alat standar pertukangan, sehingga proses penyelesaian relatif lama.

Pengembangan produk melalui teknologi sederhana juga dilakukan pada produksi-produksi kue musiman. Usaha kue musiman ini hanya produksi pada saat ada pesanan dan pada saat menjelang hari Raya idul Fitri. Jika menjelang Idul Fitri pemesan kue ini dari berbagai daerah.

Meskipun terhitung sederhana, namun usaha-usaha yang ada di Rowotengah terus berkembang, seiring semangat kerja yang mereka miliki.

Sebab, usaha-usaha tersebut baik secara langsung maupun tidak sudah memberikan sumbangsih pendapatan baik bagi pemilik maupun bagi tenaga kerja yang bekerja di sana.

d. Aspek Pemasaran

Model pemasaran produk yang dilakukan oleh usaha-usaha yang ada di Rowotengah sudah terhitung modern, ada yang melalui personal selling,32

30Hasil observasi dan hasil wawancara dengan Imam Bonari, pengelola koperasi ternak sapi di Rowotengah

31Hasil survai peneliti dan hasil wawancara peneliti dengan beberapa pemilik industri, seperti Rinda, Denik, Wiwik, Mutmainnah dan yang lainnya

32Pemasaran dengan cara pendekatan personil, artinya pemilik secara langsung mendekati konsumen. Biasanya mereka memberikan tester dari produk yang dibuat (untuk makanan), tapi jika produk meubeler biasanya pendekatannya dengan memberikan gambar-gambar dan menawarkan harga lebih rendah dari harga pasar

(18)

mouth of mouth,33 e marketing34dan melalui promosi pasar (model yang sudah biasa dilakukan).

Saat ini, meskipun Rowotengah termasuk desa pinggiran, namun penggunaan alat elektronik atau masyarakat sudah melek internet, sehingga tidak mengherankan jika produk-produk di Rowotengah mampu dijual keluar desa. Namun, sayangnya produk-produk tersebut belum diberi merk. Jangkauan pemasaran usaha-usaha yang ada di Rowotengah bervariasi, ada yang sampai ke Austria, Belanda, Kalimantan, Jakarta, Kota Jember, Lumajang dan sekitarnya.35

Problematika Potensi Ekonomi Desa Rowotengah Belum Mampu Bersaing di Pasar Global

Dari berbagai potensi ekonomi yang dimiliki oleh Desa Rowotengah, baik potensi pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan maupun industri-industri yang ada ternyata belum bisa membuat Rowotengah menjadi desa diperhitungkan di Kabupaten Jember. Beberapa penyebab potensi ekonomi Desa Rowotengah belum mampu bersaing di pasar global, antara lain:Pertama Keengganan pemilik usaha untuk mematenkan merk usahanya.Kedua Pada usaha pertanian, perkebunan, dan perikanan belum bisa mengolah barang mentah menjadi barang jadi. Karena sekarang para petani lebih suka menjual padinya dengan sistem tebasan. Sistem tebasan ini dianggap lebih menguntungkan daripada sistem memanen sendiri hasil pertaniannya.Ketiga Modal yang masih minim juga menjadi alasan mengapa usaha di Rowotengah menjadi terhambat.36Keempat Keterlibatan pemerintah desa dalam pengembangan potensi desa yang cenderung minim.Kelima Belum adanya pelatihan dari dinas terkait

33Hampir sama dengan pendekatan personil, namun model ini lebih mengutamakan kekuatan kata dalam mempromosikan produknya. Biasanya ini dilakukan oleh konsumen satu ke konsumen yang lain terkait pengalamannya, biasanya ini terjadi di forum pengajian (muslimatan), arisan, yasinan dan sebagainya. Seringkali metode ini digunakan oleh para ibu-ibu, karena ibu-ibu cenderung yang sering berkumpul dan suka menceritakan segala sesuatu yang dialami dan ditemui.

34E marketing merupakan model pemasaran produl berbasis internet, baik itu melalui social media, maupun publikasi berbasis web.Biasanya menggunakan aplikasi facebook, whatsupp, instagram dan sebagainya.

35Hasil wawancara dengan para pengusaha di Rowotengah

36Baca lagi hasil wawancara dengan beberapa pemilik usaha di Desa Rowotengah dari aspek permodalan

(19)

pengelolaan usaha, baik bidang pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan usaha-usaha yang berkembang di Rowotengah.

Prospek Perkembangan Potensi Ekonomi Desa Rowotengah Dalam Persaingan Global

Jika dilihat dari potensi-potensi ekonomi yang dimiliki oleh Desa Rowotengah, Desa Rowotengah termasuk kategori desa yang maju. Dari segi infrastruktur desa yang dimiliki, akses transportasi dan informasi sangat mudah diperoleh. Selain itu, potensi ekonomi terutama pertanian menjadi sentra produktifitas pertanian terbesar di Kecamatan Sumberbaru. Produk yang menjadi penyumbang terbesar di Kecamatan Sumberbaru adalah tempe.

Prospek Rowotengah menjadi desa yang mandiri bisa dilihat dari potensi-potensi ekonomi yang dimiliki, misalnya dari sisi pertanian. Padi saja jika petani mau mempemproduksinya menjadi beras dan tidak menjualnya dengan tebasan, Desa Rowotengah mampu menjualnya ke Desa yang lain.

KESIMPULAN

Dari kajian dan hasil penelitian yang ada, bisa disimpulkan menjadi beberapa poin sebagai berikut:

1. Potensi Ekonomi Desa Rowotengah antara lain, potensi pertanian, potensi perkebunan, potensi peternakan, potensi perikanan, potensi industri dan perdagangan.

2. Cara pengembangan potensi ekonomi tersebut bisa dilihat dari sisi permodalan, sisi teknologi tepat guna, dari sisi tenaga kerja, sisi pemasaran, sisi proses produksi dan dari sisi-sisi yang bisa dikembangkan. Namun, sampai saat ini belum ada satu pun usaha yang dilegalkan sehingga belum ada usaha yang dikembangkan menjadi UMKM

3. Penyebab belum adanya legalitas dan produk belum bisa bersaing dengan pasar global adalah dikarenakan faktor sumber daya manusia khususnya pemilik usaha/ potensi ekonomi yang masih merasa ribet jika berurusan dengan pemerintahan dan belum ada sentuhan dari pemerintah desa terkait pengembangan potensi ekonomi Desa Rowotengah, sehingga para pelaku usaha belum pernah merasakan adanya pelatihan-pelatihan kewirausahaan

(20)

4. Desa Rowotengah menjadi desa yang potensial dan prospektif dalam persaingan pasar global, sehingga Desa Rowotengah bisa diproyeksikan menjadi desa mandiri, asalkan ada partisipasi dari masyarakat dan pemerintah dalam pengelolaan potensi-potensi ekonomi yang dimiliki.

DAFTAR PUSTAKA

Gasper.Administrasi Pembangunan. (Bandung: Refika Aditama,2015) K. Denzin, Norman and Yvonna S.Lincoln. Handbook Of Qualitative

Research, dalam Dariyatno,cs (ed), Handbook Of Qualitative Research.(Yogyakarta: Pustaka.1997)

J.Thomas Linbald,Fondasi Historis Ekonomi Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002)

Masruroh, Nikmatul. 2015.“Pola Konsumsi Beras Petani Desa Rowotengah Sumberbaru” .(Penelitian Kompetitif LP2M. 2015)

Merauje, David. Mengembangkan Ekonomi Loka (Belajar dari Ponggok, Desa Mandiri dan Inspiratif di Indonesia), Konsep, Model dan Praktek (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.2017)

Raharjo, M. Dawam. Nalar Ekonomi Politik Indonesia. (Bogor: IPB Press, 2011)

Wilantara, Rio F, Susilawati.Strategi & Kebijakan Pengembangan UMKM:

Upaya Meningkatkan Daya Saing UMKM Nasional di Era MEA (Jakarta: Meedia Utama, 2017)

Gambar

Tabel Jenis Tanaman Pertanian di Desa Rowotengah  Bentuk  Jenis  Tanaman  Luas  tanam (ha)  Luas  Panen  (ha)  Hasil  Produksi (ton)  Sawah  irigasi  Padi  1707  1707  11611  Ladang  Jagung  109  109  659  Kedelai  17  17  36  Kacang Tanah  2  2  3  Ubi Ka
Tabel Jenis Tanaman Perkebunan di Desa Rowotengah
Tabel Jenis Peternakan di Desa Rowotengah  Jenis Peternakan  Nama Binatang  Jumlah

Referensi

Dokumen terkait

 Untuk tenaga kerja awal mulanya sebelum mempunyai usaha sendiri saya mengambil tahu disalah satu pengusaha kedelai yang ada didesa Batang, disana saya bertemu

Jumlah HOK di Desa Suntenjaya dalam se- tahun sebanyak 28.440, lalu jumlah tenaga ker- ja yang tersedia adalah 3.960 HOK, sehingga penyerapan tenaga kerja untuk integrasi usaha