• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Dhadhang Wahyu Kurniawan 4/16/2013 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: Dhadhang Wahyu Kurniawan 4/16/2013 1"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)



Faktor yang harus diperhatikan dalam

formulasi antara lain:

 Hal-hal yang berdampak pada kelarutan  Hal-hal yang berdampak pada kelarutan

 Hal-hal yang berdampak pada kecepatan disolusi  Hal-hal yang berdampak pada stabilitas kimia

dan enzimatik

(3)



Untuk memilih eksipien harus dilakukan studi

kimia secara lengkap, studi toksikologi, dan

fungsi utama eksipien.



Eksipien yang sudah dapat diterima dan



Eksipien yang sudah dapat diterima dan

tersedia, belum tentu efektif dan efisien untuk

digunakan dalam formulasi.

(4)

 Penggunaan lipid dalam sediaan farmasi dapat

diklasifikasikan dalam 4 kelompok tujuan penggunaan, yaitu:

 Peningkatan pengolahan atau stabilitas formula  Peningkatan pengolahan atau stabilitas formula

dalam keadaan yang lebih baik

 Peningkatan atau penurunan absorbsi seluler

atau absorbsi sistemik obat dari formula

 Obat bersasaran yang lebih efektif pada lokasi manfaat dan jauh dari lokasi toksik

 Memperlambat atau mengontrol sistem

(5)

 Klasifikasi Lipid

 Garam asam lemak, ex: garam Mg-stearat

digunakan dalam formulasi tablet dan kapsul

 Alkohol lemak, ex: butil/etil alkohol sebagai  Alkohol lemak, ex: butil/etil alkohol sebagai

pembawa untuk solubilisasi larutan parenteral untuk obat yang relatif tidak larut

 Amin lemak, sering digunakan sebagai senyawa prekursor dalam reaksi pengikatan untuk

menghasilkan turunan obat yang lipofilik. Amin lemak berbentuk padat pada rantai panjang dan tidak larut dalam air.

(6)

 Klasifikasi Lipid

 Aldehida lemak, sering digunakan dalam aplikasi

fragrans (agen untuk flavor). Yang sering

digunakan adalah aldehida lemak tidak jenuh berbentuk cair

berbentuk cair

 Gliserida (minyak dan wax), wax digunakan untuk

meningkatkan sifat-sifat fisika (topikal) dan pengontrolan disolusi (oral)

 Fosfolipid, digunakan sebagai agen pengemulsi

dan pendispersi. Selain ditemukan pada sediaan topikal (liposome), fosfolipid juga digunakan dalam formulasi kapsul oral dan parenteral (liposome)

(7)

 Klasifikasi Lipid

 Glikolipid, banyak dikenal sebagai surfaktan,

misalnya surfaktan polisorbat yang dihasilkan

dengan mereaksikan gugus gula sorbitol terhadap asam

asam

 Polietilen glikol (PEG), dalam sediaan farmasi

digunakan untuk sediaan oral, topikal, nasal, dan formula injeksi yang perlu solubilisasi atau penetrasi

 Lipid netral lain (misal senyawa steroid), dapat

digunakan untuk memperluas fasa transisi sehingga memudahkan manipulasi dan/atau emulsifikasi.

(8)



Adalah senyawa ber-BM rendah sampai

sedang, yang mengandung 1 bagian

hidrofobik dan 1 bagian hidrofilik.

hidrofobik dan 1 bagian hidrofilik.



Bagian hidrofobik umumnya cepat larut

dalam minyak, tetapi tidak larut dalam air

atau hanya sedikit yang larut dalam air



Bagian hidrofilik (polar) yang sedikit larut

(9)



Surfaktan diklasifikasikan menurut

gugus polar kepala sebagai berikut:

 Surfaktan dengan gugus kepala bermuatan

negatif  surfaktan anionik negatif  surfaktan anionik

 Jika mengandung gugus kepala bermuatan positif

 surfaktan kationik

 Jika gugus kepala polar tidak bermuatan 

surfaktan nonionik

 Jika gugus kepala mengandung baik muatan

(10)



Merupakan kelompok surfaktan terbesar

yang tersedia dan luas digunakan dalam

farmasi



Contoh surfaktan anionik:

Contoh surfaktan anionik:



Garam asam karboksilat (sabun)



Garam asam sulfat



Garam ester asam sulfat



Ester asam fosfat dan polifosfat

(11)

 Surfaktan kationik sering bersifat mengiritasi,

bahkan kadang-kadang bersifat toksik. Jadi aplikasi dalam sistem penghantaran obat lebih terbatas

daripada surfaktan nonionik, ”zwitter ionic”, dan anionik.

anionik.

 Yang termasuk ke dalam surfaktan kationik:

 Amin rantai panjang dan garam-garamnya

 Senyawa diamin dan poliamin dan garam-garamnya

 Garam-garam amonium kuartener

 Amin rantai panjang dipolioksietilenasi

 Amin rantai panjang dipolioksietilenasi kuartener  Oksida amin

(12)

 Merupakan surfaktan yang paling luas digunakan

dalam aplikasi sistem dan penghantaran obat, kecuali pada fosfolipid

 Yang termasuk ke dalam surfaktan nonionik:

 Alkil fenol dipolietilenasi, etaksilat alkil fenol  Alkil fenol dipolietilenasi, etaksilat alkil fenol  Alkohol rantai lurus dipolioksietilenasi, alkohol

etaksilat

 Polioksipropilen glikol dipolioksietilenasi

 Merkaptan dipolioksietilenasi

 Ester asam karboksilat rantai panjang  Kondensat alkanolamin, alkanolamida  Glikoltertier diasetilenasi

(13)



Aplikasi polimer terutama sebagai:

 Pengental (emulsi, suspensi, larutan)

 Salut lapis tipis (tablet, pellet, granul, dsb) dengan

pelarut air dan organik –di banyak negara pelarut pelarut air dan organik –di banyak negara pelarut organik dilarang—

 Pengikat (dalam granul, tablet)

 Matriks (pelepasan terkendali tablet atau kapsul)

(14)



Rentang sifat polimer sangat ditentukan oleh

sifat kimia dan struktur polimer.



Rantai polimer dapat bersifat

 linier, linier,

 bercabang (panjang dan frekuensi bervariasi), atau

 sambung silang (dengan frekuensi bervariasi)

terhadap cabang yang berdekatan



Cabang-cabang ini dapat tidak teratur

(struktur amorf), teratur (struktur kristalin),

atau berorientasi menurut satu arah

(15)



Struktur ini jika digabung dengan komposisi

kimia akan menghasilkan sifat polimer yang

beraneka ragam seperti pada

penggunaannya.

Faktor ini juga akan mempengaruhi sifat



Faktor ini juga akan mempengaruhi sifat

kelarutan (pelarut, pH) serta metode

pengolahan dan pencetakan.

(16)

 Formulasi sediaan cair farmasi memerlukan

beberapa pertimbangan:

1. Konsentrasi obat 2. Kelarutan obat 2. Kelarutan obat

3. Pemilihan pembawa cair 4. Stabilitas fisika dan kimia 5. Pengawetan sediaan

6. Pemilihan eksipien yang sesuai, seperti dapar,

pensolubilisasi, pemanis, peningkat viskositas, pewarna, dan flavour.

(17)



Digunakan untuk menutup rasa pahit atau

konstituen rasa yang tidak dapat diterima.



Pemanis yang umum digunakan:

Pemanis alam: sukrosa, sorbitol, manitol, glukosa

 Pemanis alam: sukrosa, sorbitol, manitol, glukosa

cair, madu, molase.

 Pemanis sintetik: sakarin (500x gula, dengan rasa

ikutan tidak enak), Na-siklamat (300x gula, dilarang), aspartam (200x gula, kurang stabil dalam larutan panas).

(18)

 Dapar yang umum digunakan dalam sediaan

farmasi cair terdapat pada tabel berikut:

Dapar pH Konsentrasi biasa (%)

Asam asetat dan garam 3,5 – 5,7 1 – 2 Asam asetat dan garam 3,5 – 5,7 1 – 2

Asam sitrat dan garam 2,5 – 6 1 – 3

Asam glutamat 8,2 – 10,2 1 – 2

(19)

 Selain dapat menjaga stabilitas pH, sistem dapar

juga dapat mempengaruhi sifat-sifat lain, seperti kelarutan dan kinetika.

 Dapar dapat berperilaku sebagai katalis asam dan  Dapar dapat berperilaku sebagai katalis asam dan

basa dan dapat menyebabkan penguraian obat.

 Kekuatan ion sistem dapar dapat pula

mempengaruhi stabilitas.

 Oleh karena itu, sebelum memilih sistem dapar,

(20)

 Banyak obat dalam larutan yang mengalami

penguraian secara oksidasi. Reaksi ini dimediasi oleh radikal bebas atau molekul oksigen dari

hidrogen yang hilang.

 Antioksidan adalah agen dengan potensial oksidasi  Antioksidan adalah agen dengan potensial oksidasi

lebih rendah daripada obat.

 Antioksidan ditambahkan ke dalam larutan

tersendiri atau dalam bentuk kombinasi dengan zat pengkhelat atau oksidan lain dan berfungsi sebagai oksidasi preferensial yang secara bertahap

dikonsumsi, atau dengan memblokir reaksi oksidasi berantai yang tidak dikonsumsi.

(21)

 Antioksidan yang umum digunakan dalam larutan

air adalah senyawa sulfit

 Kosentrasi sulfit yang dibutuhkan bergantung pada

aktivitas sulfit. Oleh sebab itu, sebelum digunakan, aktivitas sulfit. Oleh sebab itu, sebelum digunakan, harus terlebih dahulu ditentukan aktivitas bahan baku sulfit, sesudah itu baru ditentukan kadar bentuk aktif yang diperlukan dalam sediaan.

 Penggunaan antioksidan tunggal kemungkinan

tidak cukup memberikan perlindungan secara sempurna.

(22)

 Beberapa senyawa seperti asam askorbat dan asam

sitrat bekerja secara sinergis meningkatkan

efektivitas antioksidan, terutama yang bekerja memblokir reaksi oksidatif.

memblokir reaksi oksidatif.

 Dalam formula sering juga ditambahkan senyawa

EDTA untuk mengikat sesepora logam berat yang akan mengkatalisis reaksi oksidasi (perhatikan pH efektif pembentukan kompleks khelat EDTA)

(23)

 Tablet kunyah sebaiknya memenuhi kriteria berikut:

 Rasa menyenangkan

 Tanpa diikuti rasa ikutan pahit  Flavour tidak terlalu menonjol  Flavour tidak terlalu menonjol

 Dapat dikunyah/dikemut dengan baik  Tidak kasar seperti pasir

 Lebih disukai yang menimbulkan rasa dingin di mulut

 Tidak menimbulkan lengketan pada gigi atau geligi

 Distribusi warna yang merata sesuai dengan flavour  Kekerasan dan friabilitas yang cukup.

(24)

 Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menutup rasa (biasanya secara fisik) yang tidak diinginkan atau bau obat, seperti:

a) Penyalutan partikel obat dengan bahan inert, sebagai bahan penyalut dapat digunakan bermacam pati

bahan penyalut dapat digunakan bermacam pati (amilum), PVP berbagai bobot molekul, gelatin, dan polimer lain seperti Metosel, HPMC, Mikrokristalin selulosa, dan etosel

b) Formulasi kompleks inklusi

c) Pembentukan kompleks inklusi dengan siklodekstrin d) Kompleks molekuler obat-bahan kimia lain.

Referensi

Dokumen terkait

Musik yang mengambil latar belakang ide dari perjalanan dari kedua orangtua penulis yang dilanjutkan dengan pertemuan dari kedua orangtua penulis yang diwujudkan

Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan antara lain kelompok Bahan Makanan sebesar 0,88 pesen; kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar

Tes keterampilan bermain bola voli yang dilakukan pada siswa putra yang mengikuti ekstrakurikuler di SMP N 3 Sleman merupakan salah satu upaya yang dilakukan guru/pelatih

Admin yang telah melakukan proses login dapat langsung menuju proses tambah template, hapus template atau ubah template Pada proses tambah template (proses 3.1.1) aliran

Menindak lanjuti ketentuan yang tertuang dalam pasal 28 ayat 1 UURI No.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (UUPK) yang menetapkan bahwa setiap dokter yang berpraktik

[r]

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah diujikan dengan menggunakan metode active contour adalah informasi evolusi kurva yang melingkupi sebuah

Ada hubungan kejadian anemia saat kehamilan trimester IIIdengan kejadian perdarahan postpartum primer,dimana kejadian perdarahan postpartum primer 3,03 kali lebih