Faktor yang harus diperhatikan dalam
formulasi antara lain:
Hal-hal yang berdampak pada kelarutan Hal-hal yang berdampak pada kelarutan
Hal-hal yang berdampak pada kecepatan disolusi Hal-hal yang berdampak pada stabilitas kimia
dan enzimatik
Untuk memilih eksipien harus dilakukan studi
kimia secara lengkap, studi toksikologi, dan
fungsi utama eksipien.
Eksipien yang sudah dapat diterima dan
Eksipien yang sudah dapat diterima dan
tersedia, belum tentu efektif dan efisien untuk
digunakan dalam formulasi.
Penggunaan lipid dalam sediaan farmasi dapat
diklasifikasikan dalam 4 kelompok tujuan penggunaan, yaitu:
Peningkatan pengolahan atau stabilitas formula Peningkatan pengolahan atau stabilitas formula
dalam keadaan yang lebih baik
Peningkatan atau penurunan absorbsi seluler
atau absorbsi sistemik obat dari formula
Obat bersasaran yang lebih efektif pada lokasi manfaat dan jauh dari lokasi toksik
Memperlambat atau mengontrol sistem
Klasifikasi Lipid
Garam asam lemak, ex: garam Mg-stearat
digunakan dalam formulasi tablet dan kapsul
Alkohol lemak, ex: butil/etil alkohol sebagai Alkohol lemak, ex: butil/etil alkohol sebagai
pembawa untuk solubilisasi larutan parenteral untuk obat yang relatif tidak larut
Amin lemak, sering digunakan sebagai senyawa prekursor dalam reaksi pengikatan untuk
menghasilkan turunan obat yang lipofilik. Amin lemak berbentuk padat pada rantai panjang dan tidak larut dalam air.
Klasifikasi Lipid
Aldehida lemak, sering digunakan dalam aplikasi
fragrans (agen untuk flavor). Yang sering
digunakan adalah aldehida lemak tidak jenuh berbentuk cair
berbentuk cair
Gliserida (minyak dan wax), wax digunakan untuk
meningkatkan sifat-sifat fisika (topikal) dan pengontrolan disolusi (oral)
Fosfolipid, digunakan sebagai agen pengemulsi
dan pendispersi. Selain ditemukan pada sediaan topikal (liposome), fosfolipid juga digunakan dalam formulasi kapsul oral dan parenteral (liposome)
Klasifikasi Lipid
Glikolipid, banyak dikenal sebagai surfaktan,
misalnya surfaktan polisorbat yang dihasilkan
dengan mereaksikan gugus gula sorbitol terhadap asam
asam
Polietilen glikol (PEG), dalam sediaan farmasi
digunakan untuk sediaan oral, topikal, nasal, dan formula injeksi yang perlu solubilisasi atau penetrasi
Lipid netral lain (misal senyawa steroid), dapat
digunakan untuk memperluas fasa transisi sehingga memudahkan manipulasi dan/atau emulsifikasi.
Adalah senyawa ber-BM rendah sampai
sedang, yang mengandung 1 bagian
hidrofobik dan 1 bagian hidrofilik.
hidrofobik dan 1 bagian hidrofilik.
Bagian hidrofobik umumnya cepat larut
dalam minyak, tetapi tidak larut dalam air
atau hanya sedikit yang larut dalam air
Bagian hidrofilik (polar) yang sedikit larut
Surfaktan diklasifikasikan menurut
gugus polar kepala sebagai berikut:
Surfaktan dengan gugus kepala bermuatan
negatif surfaktan anionik negatif surfaktan anionik
Jika mengandung gugus kepala bermuatan positif
surfaktan kationik
Jika gugus kepala polar tidak bermuatan
surfaktan nonionik
Jika gugus kepala mengandung baik muatan
Merupakan kelompok surfaktan terbesar
yang tersedia dan luas digunakan dalam
farmasi
Contoh surfaktan anionik:
Contoh surfaktan anionik:
Garam asam karboksilat (sabun)
Garam asam sulfat
Garam ester asam sulfat
Ester asam fosfat dan polifosfat
Surfaktan kationik sering bersifat mengiritasi,
bahkan kadang-kadang bersifat toksik. Jadi aplikasi dalam sistem penghantaran obat lebih terbatas
daripada surfaktan nonionik, ”zwitter ionic”, dan anionik.
anionik.
Yang termasuk ke dalam surfaktan kationik:
Amin rantai panjang dan garam-garamnya
Senyawa diamin dan poliamin dan garam-garamnya
Garam-garam amonium kuartener
Amin rantai panjang dipolioksietilenasi
Amin rantai panjang dipolioksietilenasi kuartener Oksida amin
Merupakan surfaktan yang paling luas digunakan
dalam aplikasi sistem dan penghantaran obat, kecuali pada fosfolipid
Yang termasuk ke dalam surfaktan nonionik:
Alkil fenol dipolietilenasi, etaksilat alkil fenol Alkil fenol dipolietilenasi, etaksilat alkil fenol Alkohol rantai lurus dipolioksietilenasi, alkohol
etaksilat
Polioksipropilen glikol dipolioksietilenasi
Merkaptan dipolioksietilenasi
Ester asam karboksilat rantai panjang Kondensat alkanolamin, alkanolamida Glikoltertier diasetilenasi
Aplikasi polimer terutama sebagai:
Pengental (emulsi, suspensi, larutan)
Salut lapis tipis (tablet, pellet, granul, dsb) dengan
pelarut air dan organik –di banyak negara pelarut pelarut air dan organik –di banyak negara pelarut organik dilarang—
Pengikat (dalam granul, tablet)
Matriks (pelepasan terkendali tablet atau kapsul)
Rentang sifat polimer sangat ditentukan oleh
sifat kimia dan struktur polimer.
Rantai polimer dapat bersifat
linier, linier,
bercabang (panjang dan frekuensi bervariasi), atau
sambung silang (dengan frekuensi bervariasi)
terhadap cabang yang berdekatan
Cabang-cabang ini dapat tidak teratur
(struktur amorf), teratur (struktur kristalin),
atau berorientasi menurut satu arah
Struktur ini jika digabung dengan komposisi
kimia akan menghasilkan sifat polimer yang
beraneka ragam seperti pada
penggunaannya.
Faktor ini juga akan mempengaruhi sifat
Faktor ini juga akan mempengaruhi sifat
kelarutan (pelarut, pH) serta metode
pengolahan dan pencetakan.
Formulasi sediaan cair farmasi memerlukan
beberapa pertimbangan:
1. Konsentrasi obat 2. Kelarutan obat 2. Kelarutan obat
3. Pemilihan pembawa cair 4. Stabilitas fisika dan kimia 5. Pengawetan sediaan
6. Pemilihan eksipien yang sesuai, seperti dapar,
pensolubilisasi, pemanis, peningkat viskositas, pewarna, dan flavour.
Digunakan untuk menutup rasa pahit atau
konstituen rasa yang tidak dapat diterima.
Pemanis yang umum digunakan:
Pemanis alam: sukrosa, sorbitol, manitol, glukosa
Pemanis alam: sukrosa, sorbitol, manitol, glukosa
cair, madu, molase.
Pemanis sintetik: sakarin (500x gula, dengan rasa
ikutan tidak enak), Na-siklamat (300x gula, dilarang), aspartam (200x gula, kurang stabil dalam larutan panas).
Dapar yang umum digunakan dalam sediaan
farmasi cair terdapat pada tabel berikut:
Dapar pH Konsentrasi biasa (%)
Asam asetat dan garam 3,5 – 5,7 1 – 2 Asam asetat dan garam 3,5 – 5,7 1 – 2
Asam sitrat dan garam 2,5 – 6 1 – 3
Asam glutamat 8,2 – 10,2 1 – 2
Selain dapat menjaga stabilitas pH, sistem dapar
juga dapat mempengaruhi sifat-sifat lain, seperti kelarutan dan kinetika.
Dapar dapat berperilaku sebagai katalis asam dan Dapar dapat berperilaku sebagai katalis asam dan
basa dan dapat menyebabkan penguraian obat.
Kekuatan ion sistem dapar dapat pula
mempengaruhi stabilitas.
Oleh karena itu, sebelum memilih sistem dapar,
Banyak obat dalam larutan yang mengalami
penguraian secara oksidasi. Reaksi ini dimediasi oleh radikal bebas atau molekul oksigen dari
hidrogen yang hilang.
Antioksidan adalah agen dengan potensial oksidasi Antioksidan adalah agen dengan potensial oksidasi
lebih rendah daripada obat.
Antioksidan ditambahkan ke dalam larutan
tersendiri atau dalam bentuk kombinasi dengan zat pengkhelat atau oksidan lain dan berfungsi sebagai oksidasi preferensial yang secara bertahap
dikonsumsi, atau dengan memblokir reaksi oksidasi berantai yang tidak dikonsumsi.
Antioksidan yang umum digunakan dalam larutan
air adalah senyawa sulfit
Kosentrasi sulfit yang dibutuhkan bergantung pada
aktivitas sulfit. Oleh sebab itu, sebelum digunakan, aktivitas sulfit. Oleh sebab itu, sebelum digunakan, harus terlebih dahulu ditentukan aktivitas bahan baku sulfit, sesudah itu baru ditentukan kadar bentuk aktif yang diperlukan dalam sediaan.
Penggunaan antioksidan tunggal kemungkinan
tidak cukup memberikan perlindungan secara sempurna.
Beberapa senyawa seperti asam askorbat dan asam
sitrat bekerja secara sinergis meningkatkan
efektivitas antioksidan, terutama yang bekerja memblokir reaksi oksidatif.
memblokir reaksi oksidatif.
Dalam formula sering juga ditambahkan senyawa
EDTA untuk mengikat sesepora logam berat yang akan mengkatalisis reaksi oksidasi (perhatikan pH efektif pembentukan kompleks khelat EDTA)
Tablet kunyah sebaiknya memenuhi kriteria berikut:
Rasa menyenangkan
Tanpa diikuti rasa ikutan pahit Flavour tidak terlalu menonjol Flavour tidak terlalu menonjol
Dapat dikunyah/dikemut dengan baik Tidak kasar seperti pasir
Lebih disukai yang menimbulkan rasa dingin di mulut
Tidak menimbulkan lengketan pada gigi atau geligi
Distribusi warna yang merata sesuai dengan flavour Kekerasan dan friabilitas yang cukup.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menutup rasa (biasanya secara fisik) yang tidak diinginkan atau bau obat, seperti:
a) Penyalutan partikel obat dengan bahan inert, sebagai bahan penyalut dapat digunakan bermacam pati
bahan penyalut dapat digunakan bermacam pati (amilum), PVP berbagai bobot molekul, gelatin, dan polimer lain seperti Metosel, HPMC, Mikrokristalin selulosa, dan etosel
b) Formulasi kompleks inklusi
c) Pembentukan kompleks inklusi dengan siklodekstrin d) Kompleks molekuler obat-bahan kimia lain.