• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTATION OF CONSUMER PROTECTION LAW FOR PREPAID BY ELECTRICAL SERVICES PT. STATE ELECTRICITY COMPANY (PT.PLN) AT RAYON SUNGAI PENUH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTATION OF CONSUMER PROTECTION LAW FOR PREPAID BY ELECTRICAL SERVICES PT. STATE ELECTRICITY COMPANY (PT.PLN) AT RAYON SUNGAI PENUH"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 IMPLEMENTATION OF CONSUMER PROTECTION LAW FOR PREPAID BY

ELECTRICAL SERVICES

PT. STATE ELECTRICITY COMPANY (PT.PLN) AT RAYON SUNGAI PENUH

Riri Fatmala¹, Suamperi¹, Elyana Novira¹ Faculty of Law, Bung Hatta University

Email: Ririfatmala@Ymail.com

Abstract

Prepaid electricity is system services are services provided by the service product PT.PLN namely power consumption using a prepaid electronic meter with payment in advance. In practice this system is not always carry business and customer obligations. The problem is 1) How is the implementation of consumer protection policies prepaid electricity system by PT.PLN Rayon Sungai Penuh, terms of Law No. 8 of 1999 on Consumer Protection, 2) what are the constraints faced by the implementation of electric PT.PLN prepaid related to consumer protection. 3) How PT.PLN efforts in overcoming obstacles to the implementation of prepaid electricity. The method of research is done by taking the location PT.PLN Rayon Sungai Penuh, juridical sociological research conducted based on primary and secondary data, the techniques of data collection through interviews and document research. The results showed that in the implementation of the prepaid electricity service PT.PLN already applying the principles of consumer protection, which is mandated by Law no. 8 of 1999 on Consumer Protection, PT.PLN implement prepaid electricity to customers based on level of Quality of Service (TMP). but in the case of raw clauses or Letter of Power Purchase Agreement (SPJBTL) contained clauses that are contrary to Law No. 8 of 1999 on consumer protection.

Keywords: Protection, Consumers, Prepaid Electricity

Pendahuluan

Pelayanan jasa yang beragam yang diberikan oleh pihak PT. Perusahaan Listrik Negara (selanjutnya disingkat dengan PT.PLN) telah memberikan peluang kepada konsumen

untuk memilih pelayanan mana yang diinginkan dengan pilihan jenis dan kualitas jasa yang sesuai keinginan kebutuhan, dan kemampuan konsumen. Disisi pelayanan jasa yang diinginkan oleh konsumen, juga disisi lain kondisi pelayanan tersebut dapat berakibat

(2)

2 kedudukan pelaku usaha dan konsumen

menjadi tidak seimbang dan konsumen juga berada pada posisi yang lemah.

Kebijakan baru yang diberlakukan oleh pelaku usaha tidak terlepas dari pelanggaran-pelanggaran yang terjadi terhadap perlindungan konsumen. Meskipun tidak ada niat dari pelaku usaha itu sendiri namun lalai dan kurangnya perhatian pada kepentingan konsumen juga merupakan pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha. Dengan demikian demi meningkatkan pelayanan produksi dan usahanya, pelaku usaha harus meningkatkan perlindungan terhadap kepentingan konsumen. Serta tidak terlepas pula pada energi listrik yang selalu dinikmati oleh seluruh manusia yang ada di dunia, terutama di negara Indonesia dalam menjalankan kelangsungan hidupnya.

Pemegang kekuasaan dalam ketenagalistrikan PT.PLN hendaknya

wajib menyediakan tenaga listrik yang memenuhi standar mutu dan kualitas yang berlaku di dalam prinsip-prinsip yang dianut dalam Undang-undang. Dengan adanya upaya PT.PLN dalam memberikan pelayanan yang baik pada masyarakat seperti peningkatan tata cara pembayaran tagihan listrik oleh masyarakat dengan membuatkan sebuah kWh (Kilo Watt Hour) meter yang digital dengan sistim prabayar, maka sistem ini dapat berlaku dengan cara pelanggan harus membeli voucher khusus untuk dapat menggunakan listrik dari PT.PLN. Nilai voucher tersebut akan berkurang seiring dengan besarnya pemakaian listrik yang di pakai oleh pelanggan, apabila voucher tersebut hampir habis, maka akan diberi indikator atau pemberitahuan dan akan memutuskan daya dengan sendirinya apabila daya yang dipakai habis, maka pelanggan harus membeli voucher yang

(3)

3 sama kembali untuk dapat

menghidupkan daya listrik kembali. Dengan demikian, manfaat yang dirasakan oleh pelanggan dari kebijakan yang dikeluarkan oleh PT.PLN tersebut dapat dirasakan oleh PT.PLN dan pelanggan, karena PT.PLN dalam meningkatkan pelayanan kualitas, mutu dan standar yang lebih baik terhadap masyarakat sebagai konsumen. Akan tetapi, dalam meningkatkan pelayanan itu, tentu ada kelemahan-kelemahan yang ada, yang dapat merugikan baik bagi PT.PLN, maupun bagi masyarakat itu sendiri sebagai konsumen.

Metodologi

Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode pendekatan bersifat yuridis sosiologis yaitu dengan melihat pada aspek hukum (perundang-undangan) yang berlaku, dikaitkan dengan praktek di lapangan dengan melakukan penelitian yang dilaksanakan

untuk memperoleh data primer serta dilakukan penelitian terhadap bahan bahan perpustakaan untuk mendapatkan data sekunder. Bahan yang digunakan yaitu bahan hukum primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama. Data tersebut diperoleh melalui tekhnik wawancara semi terstruktur. Lalu bahan hukum sekunder yaitu data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan.

Tekhnik pengumpulan data yang dipakai dalam penulisan ini adalah wawancara dan studi dokumen. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan secara lisan melalui tanya jawab yang sisematis kepada responden. Studi dokumen adalah tekhnik pengumpulan data dengan mempelajari dokumen dari buku-buku, peraturan perundang-undangan, dan menganalisa

(4)

dokumen-4 dokumen. Analisis dari penelitian ini

menggunakan analis kualitatif yaitu dengan mengelompokkan data sesuai dengan masalah yang diteliti, kemudian diambil kesimpulan yang relevan dengan objek yang diteliti yaitu pelaksanaan perlindungan hukum bagi pelanggan pengguna listrik prabayar oleh PT.PLN Rayon Sungai Penuh. Data yang telah dianalisis diharapkan dapat memberi gambaran terhadap aspek yang telah diteliti dengan memaparkan bentuk kalimat sehingga mendapat suatu pemecahan yang dapat ditarik menjadi sebuah kesimpulan.

Hasil dan Pembahasan

Menurut undang-undang No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Pasal 1 angka 7 “konsumen adalah setiap orang atau

badan yang memiliki tenaga listrik dari pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik.”

Listrik dengan pascabayar telah lama ada, namun kini masyarakat dapat menikmati listriknya dengan sistem prabayar. Listrik dengan sistem prabayar hadir di Sungai Penuh pada tahun 2010 lalu, tetapi dengan adanya sistem listrik prabayar ini tidak semerta-merta memberikan kemudahan yang mutlak bagi masyarakat. PT.PLN degan terobosan barunya meluncurkan listrik dengan sistem prabayar, yaitu produk layanan pemakaian tenaga listrik yang menggunakan meter elektronik prabayar dengan cara pembayaran di muka, listrik prabayar ini telah ada pada tahun 2008 lalu, di sungai penuh listrikn ini baru di gunakan pada tahun 2010 lalu diupayakan agar masyarakat dapat menggunakan listrik dengan mudah.

Ada beberapa kemudahan yang didapat dalam listrik prabayar ini, yaitu:

(5)

5 1. Pelanggan bisa mengontrol

pemakaian listriknya sendiri. 2. Tidak adanya biaya beban atau

abodemen setiap bulannya. 3. Tidak adanya denda

keterlambatan.

4. Tidak ada pencatatan meteran yang dilakukan petugas ke setiap rumah-rumah, jadi privasi lebih terjaga.

Terobosan PT.PLN ini juga sebagai upayanya dalam mengembangkan suatu produk layanan yang berbasis tekhnologi untuk memberikan layanan yang memenuhi standar mutu dan kualitas yang berlaku didalam prinsip-prinsip yang berlaku berdasarkan untuk kepuasan pelanggan. Persoalan tagihan listrik memang seolah tidak beranjak dari segi layanan. Selama ini pencatatan meteran dan jumlah tagihan yang muncul selalu mengandalkan mata si pencatat. Ada kalanya tulisan si pencatat

tidak terbaca dengan baik sehingga angka tagihan yang muncul terlalu mahal atau murah.

Dalam pemasangan listrik baru untuk pelanggan prabayar terlebih dahulu harus menandatangani surat Perjanjian Jual Beli Tenagalistrik (SPJBTL). Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik merupakan suatu surat perjanjian yang berisi klausula-klausula baku yang ditentukan secara sepihak oleh PT.PLN yang harus di patuhi oleh kedua belah pihak yang melakukan perjanjian (pihak pertama dan pihak kedua yang mengikatkan diri dalam perjanjian tersebut).

Setelah menandatangani surat perjanjian jual beli tenaga listrik tersebut, pelanggan wajib melunasi biaya administrasi yang telah ditentukan oleh PT.PLN, dan membayar uang stroom awal sebanyak Rp.20.000,- dan pajak penerangan jalan. Sedangkan

(6)

6 pelanggan yang akan melakukan migrasi

(melakukan perpindahan dari listrik pascabayar/analog ke listrik prabayar) tidak dikenakan biaya alias gratis, hanya pelanggan menyediakan token untuk stroom awal sebanyak Rp.20.000,- dan pajak penerangan jalan. Untuk pelanggan yang ingin pasang baru dan migrasi, mereka bebas untuk memilih tegangan listrik yang dinginkan sesuai dengan kebutuhannya. Apabila dalam melakukan migrasi, pelanggan masih menggunakan listrik pascabayar, terhitung dalam pemakaian setelah pelanggan membayar tagihan listrik, maka pelanggan harus melunasi pemakaian listrik tersebut, yang telah dipakai maupun tunggakan.

Keamanan terhadap Meter Prabayar (MPB) adalah kewajiban dari kedua belah pihak baik itu terhadap pelanggan sebagai konsumen maupun bagi PT.PLN itu sendiri, pelanggan harus menjaga

Alat Pengukur dan Pembatas (APP) dan/atau Meter Prabayar (MPB) agar tidak hilang atau rusak dengan sengaja, sedangkan pada PT.PLN berkewajiban untuk memastikan keadaan APP dan MPB dalam keadaan yang baik dan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.

PT.PLN akan selalu melakukan pemeriksaan atau penggantian Meter Prabayar (MPB) apabila terdapat gangguan atau pelanggaran untuk memastikan keadaan MPB dan APP dalam keadaan yang baik. Apabila terjadi pelanggaran terhadap MPB dan APP, PT.PLN akan melakukan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL). Untuk pelayanan yang lebih baik, untuk dapat menjangkau daerah-daerah yang dapat dikatakan jauh atau tidak dapat di jangkau oleh PT.PLN Rayon Sungai Penuh, maka PT.PLN Rayon Sungai Penuh memiliki beberapa

(7)

7 pos jaga di beberapa kecamatan yang

jauh. Jadi apabila pelanggan mendapatkan kesulitan terhadap listrik prabayar, dapat menghubungi pos terdekat, untuk mempermudah dan mempercepat menindaklanjuti apabila ada kesulitan ataupun kesalahan tekhnis.

Dengan cara pelanggan dapat menelepon pos jaga terdekat atau dapat menghubungi PLN Call di no. 123 dan memberikan alamat lengkap maka dari itu pihak dari PT.PLN akan mengirimkan tekhnisi terdekat yang bersangkutan untuk melakukan pemeriksaan. Apabila telah diketahui bahwa MPB dalam kondisi baik, pelanggan dikenakan biaya pemeriksaan sesuai dengan ketentuan, tetapi apabila kondisi MPB mengalami kerusakan yang bukan disebabkan oleh pelanggan, maka MPB diganti dengan MPB yang baru sesuai dengan instruksi kerja dan menggunakan nomor ID yang baru,

apabila terdapat sisa kWh di dalam MPB yang dalam keadaan rusak maka sisa tersebut dinyatakan hangus.

Kewajiban yang telah dijelaskan di atas, telah sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. Dalam Pasal 29 ayat (2) huruf a dan b, menyatakan bahwa konsumen wajib melaksanakan pengamanan terhadap bahaya yang mungkin timbul akibat pemanfaatan tenaga listrik dan menjaga keamanan instalasi tenaga listrik milik konsumen. Berdasarkan ketentuan ini pengamanan terhadap bahaya yang timbul pada MPB dan APP juga menjadi tanggung jawab bagi pelanggan. Ketentuan ini juga dijelaskan dalam Pasal 10 ayat (1) huruf b Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik yang menyatakan pihak kedua (konsumen/pelanggan) untuk menjaga APP dan peralatan milik pihak pertama

(8)

8 (PT.PLN). instalasi milik PT.PLN dan

milik pelanggan yang telah terpasang sesuai dengan perjanjian yang sudah ditetapkan oleh kedua belah pihak, memberikan tanggung jawab kepada pelanggan terkait dengan keamanan instalasi yang bersangkutan. Apabila pelanggan lalai dalam menjaga keamanan atau tidak melaksanakan pengamanan sebagaimana yang telah diatur dalam SPJBTL dan undang-undang ketenagalistrikan, maka PT.PLN berhak untuk meminta pertanggung jawaban dan ganti rugi dari konsumen terkait dengan kelalaian pelanggan tersebut.

Di dalam Surat Perjanjian Jual Beli Tenagalistrik, bagi pemasangan baru maupun bagi pelanggan yang migrasi dari pasca bayar ke prabayar, pada prinsipnya sama, yaitu berisikan klausula-klausula baku yang ditetapkan oleh PT.PLN.

Maksud dari Pasal 1338 KUH Perdata adalah setiap orang bebas untuk melakukan atau membuat suatu perjanjian dengan siapa saja dalam bentuk apapun, maupun isi dari perjanjian tersebut.

Jadi, dari pasal diatas dapat diambil kesimpulan bahwa isi suatu perjanjian atau klausula-klausula baku yang terdapat dalam suatu perjanjian merupakan suatu hal yang diperbolehkan oleh undang-undang. Tetapi perlu diperhatikan didalam asas kebebasan berkontrak salah satunya adalah kontrak tersebut tidak boleh menciptakan suatu ketidak adilan yang dapat merugikan salah satu pihak, yang dimaksud dalam hal ini adalah konsumen

Dengan demikian pemberlakuan Pasal 18 UUPK yang membatasi klausula baku dengan melarang beberapa bentuk klausula baku harus dijadikan patokan pelaku usaha dalam membuat

(9)

9 perjanjian baku yang akan mengikat para

pihak. Perjanjian jual beli tenaga listrik harus disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan Undang-undang Perlindungan Konsumen, yaitu Pasal 18 ayat (4) UUPK.

Klausula baku yang terdapat dalam Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik belum sepenuhnya dibuat berdasarkan pada Undang-undang Perlindungan Konsumen. Berdasarkan hasil penelitian pada PT.PLN Rayon Sungai Penuh dimana dalam klausula-klausula Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik terdapat pasal yang bertentangan dengan Undang-undang Perlindungan Konsumen yaitu terdapat dalam klausula Pasal 3 huruf e dan Pasal 10 huruf f.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu:

1. Dalam pelaksanaan Listrik prabayar PT.PLN sudah menerapkan prinsip perlindungan konsumen, yang diamanatkan dalam Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, PT.PLN menerapkan listrik prabayar kepada pelanggan berdasarkan Tingkat Mutu Pelayanan (TMP). untuk mengatasi gangguan pada APP, maka PT.PLN akan melakukan pemeriksaan terhadap APP yang bersangkutan. Klausula baku yang terdapat dalam Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik belum sepenuhnya dibuat berdasarkan pada Undang-undang Perlindungan Konsumen. Berdasarkan hasil penelitian pada PT.PLN Rayon Sungai Penuh dimana didalam klausula-klausula Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik terdapat pasal yang bertentangan dengan Undang-undang

(10)

10 Perlindungan Konsumen yaitu

terdapat dalam klausula Pasal 3 huruf e dan Pasal 10 huruf f. Apabila klausula-klausula tersebut bertentangan dengan Undang-undang Perlindungan Konsumen tersebut masih tetap dicantumkan oleh pelaku usaha di dalam surat perjanjian, maka ketentuan tersebut batal demi hukum.

2. Kendala yang dihadapi oleh PT.PLN adalah adanya keluhan dari konsumen yang mengaku bahwa harga listrik yang gencar diberitakan yang katanya murah, tetapi dalam kenyataannya, listrik prabayar lebih mahal daripada listrik pascabayar. Pada kasus meteran yang sensitif, sistem pulsa ini terlalu canggih dan kWh meteran terlalu sensitif. Dengan standar pengamanan yang sangat tinggi. Setiap situasi yang dianggap oleh sistem sebagai

keadaan abnormal mengakibatkan sistem langsung error.

PT.PLN akan terus berusaha dalam mengatasi kendala yang ada Dengan adanya upaya PT.PLN dalam mengatasi kendala-kendala yang timbul dari pelanggan, maka PT.PLN telah memenuhi ketentuan pasal 28 huruf b yaitu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada konsumen dan masyarakat, yang didalam undang-undang perlindungan konsumen diatur dalam pasal 7 huruf d.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Pada waktu pembuktian Kualifikasi harus dihadiri oleh Penanggungjawab Perusahaan atau yang menerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang namanya tercantum

dalam belajar menulis Arab braille. Guru PAI mengajari menghafal ayat Al-Quran pada siswa tunanetra di SMPLB Bintara Campurdarat, Tulungagung. Cara yang dilakukan oleh guru

Berdasarkan fenomena dan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Efektivitas Operasional Terhadap Return on Investment

Dengan ini saya menyatakan menyatakan bahwa skripsi Pengaruh Kenaikan Tarif Cukai Rokok Kretek terhadap Harga, Penawaran dan Permintaan Komoditas Rokok Kretek dan Komoditas

Nunc suscipit, orci vitae auctor lacinia, urna orci interdum lectus, sit amet fermentum ante risus et magna. Keywords : consectetur, magna,

salah satu ciri orang yang mempunyai kepuasan kerja tinggi adalah mempunyai komitmen organisasi tinggi. Namun kenyataan yang terjadi pada bank ini adalah komitmen

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap prestasi kerja pegawai RSUD dr.Murjani di Sampit. Populasi adalah pegawai RSUD dr.

Dengan kegiatan mengamati gambar anak-anak yang sedang berdiskusi, siswa dapat mengemukakan pendapatnya tentang keberagaman karakteristik individu dalam