• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ricca Veronicca*, Gunawan, Ahmad Harjono, Jannatin Ardhuha Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Mataram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ricca Veronicca*, Gunawan, Ahmad Harjono, Jannatin Ardhuha Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Mataram"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Indonesian Journal of

Applied Science and Technology Vol. 1 No. 4. 2020:167-173

167 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONFLIK

KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MOMENTUM DAN IMPULS PESERTA DIDIK

Ricca Veronicca*, Gunawan, Ahmad Harjono, Jannatin ‘Ardhuha Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Mataram

E-mail: [email protected] ABSTRACT

This study aims to produce a product in the form of a learning device with a cognitive conflict approach that is feasible on momentum and impulse concepts. This study used the Research and Development (R&D) research method with the research model developed in 4D Models, which consisted of defining, designing, developing, and disseminating stages. The feasibility of the developed learning device is seen from the average result of the calculation of the six expert's assessment scores calculated by the device's validity and reliability. Furthermore, the distribution of response questionnaires was carried out to undergraduate students of physics education, University of Mataram, and students of class XI and XII was majoring in Mathematics and Natural Sciences. The research results based on expert judgment indicate that the results of the development of learning tools have a feasibility value with very valid and reliable criteria on the syllabus, lesson plans, student worksheets, and the developed test instruments. The results of student and student responses show a very good response. It can be concluded that the learning device with the cognitive conflict approach is feasible to proceed to the operational trial phase in learning to improve the students' momentum and impulse problem-solving abilities.

Keywords: Learning Tools, Cognitive Conflict Approach, Problem Solving Ability, Momentum and Impuls

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran dengan pendekatan konflik kognitif yang layak pada konsep momentum dan impuls. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Research and Development (R&D) dengan model penelitian yang dikembangkan adalah 4D Models yang terdiri dari tahap pendefinisian (Define), perancangan (Design), pengembangan (Develop) dan penyebaran (Disseminate). Kelayakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dilihat dari hasil rata-rata perhitungan skor penilaian enam ahli yang dihitung dengan validitas dan reliabilitas perangkat. Selanjutnya dilakukan penyebaran angket respon pada mahasiswa S1 pendidikan fisika FKIP, Universitas Mataram dan peserta didik kelas XI dan XII jurusan MIPA. Hasil penelitian berdasarkan penilaian ahli menunjukkan bahwa hasil pengembangan perangkat pembelajaran memiliki nilai kelayakan dengan kriteria sangat valid dan reliabel pada Silabus, RPP dan LKPD dan instrumen tes yang dikembangkan. Hasil respon mahasiswa dan peserta didik menunjukkan respon sangat baik sehingga, dapat disimpulkan perangkat pembelajaran dengan pendekatan konflik kognitif layak dilanjutkan ke tahap uji coba operasional dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah momentum dan impuls peserta didik.

Kata Kunci: Perangkat Pembelajaran, Pendekatan Konflik Kognitif, Kemampuan

Pemecahan Masalah, Momentum dan Impuls

(2)

Indonesian Journal of

Applied Science and Technology Vol. 1 No. 4. 2020:167-173

168 PENDAHULUAN

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut pengembangan kemampuan peserta didik dalam ilmu pengetahuan alam (IPA). Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang berisi teori, fakta, konsep, prinsip serta hukum-hukum yang berlaku secara umum.

Wartono (2003) menyatakan kemampuan peserta didik dalam bidang fisika, sangat diperlukan untuk dua hal penting yaitu memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman untuk melanjutkan pengalaman belajar ke jenjang yang lebih tinggi. Penelitian Piaget menyimpulkan bahwa pengetahuan dibangun (dikonstruksi) sambil pebelajar mengatur pengalaman-pengalaman yang terdiri atas struktur-struktur mental atau skemata-skemata yang sudah ada. Peserta didik datang ke sekolah sudah membawa pengetahuan awal yang didapatkan pada jenjang pendidikan sebelumnya. Pengetahuan awal yang dibawa ada yang berupa konsepsi ilmiah dan ada pula miskonsepsi. Kutluay (2005) menyatakan miskonsepsi bukan disebabkan oleh pengetahuan yang kurang melainkan pemahaman terhadap suatu konsepsi dengan cara yang salah atau tidak lengkap. Gagasan atau ide yang dimiliki sebelum menerima pelajaran disebut prakonsepsi. Peserta didik sering kali mengalami konflik dalam dirinya ketika berhadapan dengan informasi baru dan ide-ide yang dibawa sebelumnya.

Peserta didik hadir di kelas tidak dengan kepala kosong melainkan telah membawa pengalaman-pengalaman atau ide-ide yang dibentuk ketika mereka berinteraksi dengan lingkungan. Mims (2003) menyebutkan bahwa peserta didik akan aktif jika dapat menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan awal mereka. Menghubungkan antara keduanya dalam pembelajaran fisika tidaklah mudah. Peserta didik diharapkan tidak hanya menguasai konsep tetapi juga menerapkan konsep yang mereka pahami dalam penyelesaian masalah fisika.

Tujuan pembelajaran fisika adalah menciptakan manusia yang dapat memecahkan masalah kompleks dengan cara menerapkan pengetahuan dan pemahaman mereka pada situasi sehari-hari (Walsh et. al., 2007). Pemecahan masalah berfokus pada pengalaman dan pengetahuan masa lalu, berfikir secara mendalam dan menggunakan keterampilan kognitif untuk memecahkan masalah baru (Hou et. al., 2010). Selanjutnya Akinbobola dan Afolabi (2010), menyatakan bahwa guru fisika harus berusaha menggunakan praktik konstruktivisme melalui pendekatan penemuan yang dipandu dalam rangka melibatkan peserta didik dalam kegiatan pemecahan masalah, belajar mandiri, pemahaman dan pembelajaran kreatif bukan dalam belajar menghafal dan menghafal.

Pendekatan konflik kognitif adalah pembelajaran yang bertujuan untuk menyamakan sudut pandang antara prakonsepsi yang berbeda-beda dengan cara mengkomunikasikan permasalahan yang kontras dengan prakonsepsi peserta didik sehingga membuat mereka menjadi ragu akan kebenaran konsep. Menurut Lee et., al., (2003) pendekatan konflik kognitif adalah sebuah keadaan di mana peserta didik merasa ada ketidakcocokan antara struktur kognitif mereka dengan keadaan lingkungan. Konflik kognitif akan menimbulkan ketidakseimbangan (disequilibrasi) yang selanjutnya akan mendorong peserta didik untuk melakukan modifikasi dan restrukturisasi gagasan yang miskonsepsi (Sadia et. al., 2004).

Pendekatan konflik kognitif yang disajikan dalam proses pembelajaran diharapkan mampu menggoyahkan miskonsepsi yang ada. Apabila peserta didik sudah menjadi ragu terhadap kebenaran gagasannya, maka dapat diharapkan mereka mampu mengkonstruksi gagasan atau konsepsi sehingga pada akhir proses pembelajaran hanya terdapat sains yang berupa pengetahuan ilmiah (Sadia, 1997). Rancangan pendekatan konflik kognitif dapat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengkontruksi perubahan konsep dan menyelesaikan masalah secara ilmiah (Kang et. al., 2010).

Transformasi pengembangan perangkat pembelajaran sangatlah perlu dan baik bagi peserta

didik. Hal ini akan membuat keterampilan guru dalam mengajar meningkat dan kemampuan

peserta didik meningkat, salah satunya yaitu kemampuan pemecahan masalah. Di samping

(3)

Indonesian Journal of

Applied Science and Technology Vol. 1 No. 4. 2020:167-173

169 itu, kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini mengharuskan peserta didik belajar melalui sistem daring, keterbatasan akses internet dalam pembelajaran daring akan menyebabkan peserta didik tidak menerima pembelajaran dengan sepenuhnya, apabila peserta didik tidak memahami materi yang diajarkan oleh guru, hal ini akan berdampak pada pemahaman materi-materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya.

Berdasarkan pertimbangan tersebut perlu adanya pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan konflik kognitif untuk mengatasi miskonsepsi peserta didik, sehingga meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Hal tersebut dilakukan dengan harapan guru dapat menerapkannya ketika masa karantina Covid-19 maupun diterapkan ketika masa pandemi Covid-19 berakhir.

METODE

Jenis penelitian ini adalah Research and Development (R&D) dengan menggunakan model 4-D yang terdiri atas 4 tahapan yaitu Define (pendefinisian); Design (perancangan);

Develop (pengembangan) dan Desseminate (penyebarluasan). Secara rinci dijelaskan sebagai berikut.

1. Tahapan-tahapan pengembangan perangkat.

a. Tahap define dilakukan analisis, yang bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat pembelajaran yang diawali dengan analisis tujuan dan kebutuhan. Tahap ini terdiri dari analisis awal, analisis peserta didik, analisis tugas, analisis konsep dan spesifikasi tujuan pembelajaran.

b. Tahap Design (perancangan) tujuan dari tahap ini adalah menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari 3 langkah yaitu pemilihan format media pemvelajaran, pemilihan format dan rancangan awal perangkat pembelajaran.

c. Tahap Develop merupakan tahapan realisasi rancangan produk perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, LKPD dan instrumen tes kemampuan pemacahan masalah yang telah divalidasi oleh ahli. Selanjutnya dilakukan perbaikan berdasrkan saran ahli

d. Tahap Desseminate tujuan tahap ini untuk menyebarluaskan produk berupa perangkat pembelajaran fisika dengan pendekatan konflik kognitif yang telah dikembangkan.

Namun pada penelitian ini tahap Desseminate tidak dilakukan.

2. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket validasi dan angket respon pada mahasiswa pendidikan fisika dan peserta didik. Angket validasi dan respon menggunakan 4 pilihan sesuai dengan konten pertanyaan. Skala yang dipergunakan adalah skala Likert. Rumus untuk menghitung validitas perangkat perangkat pembelajaran sebagai berikut.

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑁 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 × 100%

Skor pernyataan pada angket dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1 Kriteria Validitas Perangkat Pembelajaran

Skor Kriteria

85,01% - 100,00% Sangat Valid 70,01% - 85,00% Cukup Valid 50,01% - 70,00% Kurang Valid 01,00% - 50,00% Tidak Valid

(Sumber: Akbar, 2013)

(4)

Indonesian Journal of

Applied Science and Technology Vol. 1 No. 4. 2020:167-173

170 Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Borich yang dikenal dengan Percentage Agreement (PA) yaitu persentase kesepakatan antar penilai yang merupakan suatu persentase kesesuaian nilai antara penilai pertama dengan penilai kedua. Percentage Agreement (PA) dapat dirumuskan:

𝑃𝑒𝑟𝑐𝑒𝑛𝑡𝑎𝑔𝑒 𝐴𝑔𝑟𝑒𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 (𝑃𝐴) = (1 − 𝐴 − 𝐵

𝐴 + 𝐵 ) × 100%

Kriteria hasil prosentase yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2 Kategori Hasil Perhitungan Prosentase Respon

Skor Kriteria

81 % - 100 % Sangat Baik 61 % - 80 % Baik 41 % - 60 % Cukup Baik 21 % - 40% Kurang Baik ≤ 20% Sangat Kurang Baik

(Arikunto, 2010)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Pada tahap define dilakukan analisis awal terdapat masalah dalam pembelajaran yaitu adanya indikasi miskonsepsi peserta didik. Miskosepsi dapat terjadi akibat pemahaman terhadap suatu konsep yang kurang tepat. Pada analisis tugas materi difokuskan yaitu momentum dan impuls. Materi ini dipilih karena terdapat beberapa miskonsepsi didalamnya. Sehingga pada analisis konsep dilakukan identifikasi terhadap konsep-konsep penting yang diajarkan, menyusun secara sistematis dan merinci konsep yang relevan untuk materi momentum dan impuls. Selanjutnya dilakukan tahap design yaitu draft awal berupa perangkat pembelajaran.

Hasil dari pengembangan ini adalah perangkat pembelajaran dengan pendekatan konflik kognitif. Untuk memenuhi kategori valid dan reliabel yang layak dalam pembelajaran. Perangkat pembelajaran divalidasi oleh enam ahli yaitu 3 dosen fisika dan 3 guru fisika untuk mengetahui tingkat kelayakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Selain itu dilakukan pula penyebaran angket respon kepada 30 mahasiswa dan 21 peserta didik jurusan MIPA. Hasil analisis kelayakan perangkat pembelajaran sebagai berikut.

Tabel 3 Hasil Analisis Berdasarkan Penilaian Ahli

No Perangkat

Pembelajaran Validitas (%) Kategori

Percentage Agreement

(%)

Kategori

1. Silabus 89,24 Sangat Valid 91,40 Reliabel

2. RPP 88,81 Sangat Valid 90,56 Reliabel

3. LKPD 87,50 Sangat Valid 92,46 Reliabel

4. Instrumen Tes KPM 87,95 Sangat Valid 93,70 Reliabel

(5)

Indonesian Journal of

Applied Science and Technology Vol. 1 No. 4. 2020:167-173

171 Tabel 4 Hasil Respon Mahasiswa

No Produk Peresentase

Respon Kategori

1. Silabus 99,33% Sangat Baik

2. RPP 99,67% Sangat Baik

3. LKPD 99,44% Sangat Baik

4. Instrumen Tes 98,48% Sangat Baik

Tabel 5 Hasil Respon Peserta Didik

No Produk Peresentase

Respon Kategori

1. LKPD 99,13% Sangat Baik

2. Instrumen Tes 100,00 %, Sangat Baik

Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan peragkat pembelajaran dengan pendekatan konflik kognitif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fisika peserta didik. Tahapan pengembangan perangkat pembelajaran mengikuti 4D Models yang terdiri dari tahap define, tahap design, tahap develop dan tahap desseminate. Penilaian kelayakan perangkat pembelajaran berdasarkan pada angket validasi yang dinilai oleh ahli.

Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi mengalami revisi berdasarkan saran perbaikan dari ahli. Penilaian perangkat pembelajaran dilakukan oleh 3 orang dosen fisika dan 3 guru mata pelajaran fisika.

Dari aspek isi, pada silabus dan RPP telah mencakup kesesuain dengan KD, indikator dan memuat fase-fase pendekatan konflik kognitif. Dari aspek kebahasaan, produk yang dikembangkan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan sesuai dengan perkembangan kognisi peserta didik. Ahli juga memberikan saran dan masukan untuk perbaikan silabus seperti penambahan penilaian pada ranah afektif, kognitif dan psikomotor, penomoran pada indiktaor, penyederhanaan kalimat disesuaikan dengan EYD, serta konsistensi dalam penulisan pada silabus. Perbaikan pada RPP mencakup perincian waktu untuk setiap kegiatan pembelajaran, serta kesesuaian antara kegiatan guru dengan peserta didik.

Salah satu media yang dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu dan mempermudah kegiatan belajar mengajar dan terwujudnya interaksi yang efektif antara peserta didik dengan pendidik adalah lembar kerja peserta didik (LKPD). Sesuai dengan saran dan masukan ahli yang telah dilakukan revisi pada LKPD seperti penambahan gambar yang memperjelas redaksi soal, hal ini bertujuan agar peserta didik lebih mudah dalam memahami redaksi soal, penambahan kalimat motivasi seperti “Selamat Mengerjakan dan Semoga Sukses” pada bagian bawah LKPD. Kelebihan dari penggunaan LKPD dalam pembelajaran akan meningkatkan efisiensi, motivasi, serta memfasilitasi belajar aktif eksperimental, konsisten dengan belajar yang berpusat pada peserta didik dan membantu untuk belajar lebih baik.

Pada penilaian instrumen tes memuat sembilan aspek yang dilihat dari isi yang

disajikan dan bahasa yang digunakan untuk ahli. didapatkan beberapa saran dan masukan

pada instrumen yang dikembangkan antara lain merevisi petunjuk pengerjaan soal,

penyederhanaan kalimat soal agar mudah dipahami dan diselesaiakan, menambahkan gambar

atau ilustrasi untuk memperjelas redaksi soal, menambahkan kalimat motivasi pada bagian

akhir soal. Selain itu juga aspek penilaian dilakukan dengan menggunakan angket respon

yang terdiri dari aspek bahas dan tampilan, aspek kualitas isi dan tujuan, aspek instruksional

dan aspek teknis.

(6)

Indonesian Journal of

Applied Science and Technology Vol. 1 No. 4. 2020:167-173

172 Berdasarkan hasil yang diperoleh, dari angket validasi ahli diperoleh bahwa seluruh perangkat pembelajaran memilki kategori sangat valid dan reliabel. Sedangkan pada angket respon mahasiswa dan peserta didik diperoleh hasil respon dengan kategori sangat baik dan respon positif, Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan konflik kognitif layak digunakan dalam pembelajaran. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim et. al., (2020) yang menunjukkan bahwa validitas untuk semua perangkat pembelajaran yang divalidasi oleh ahli memilki validitas tinggi dan reliabel. Selanjutnya, Penelitian Nur et. al., (2020) menunjukan bahwa semua perangkat pembelajaran yang divalidasi oleh ahli memiliki kriteria sangat valid.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan konflik kognitif layak digunakan dalam pembelajaran hal ini karena hasil validasi produk memiliki kriteria sangat valid dan reliabel. Produk yang dikembangkan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah momentum dan impuls peserta didik.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dan meluangkan waktunya sehingga penelitian hingga penulisan artikel ini dapat terselesaikan. Terima kasih juga kepada bapak/ibu validator yang telah meluangkan waktunya untuk melakukan validasi terhadap perangkat pembelajaran pembelajaran ini.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Akinbobola, A.

O., & Afolabi, F. 2009. Constructivist Practices Through.

Guided Discovery Approach: The Effect On Students'cognitive Achievements In Nigerian Senior Secondary School Physics. Bulgarian Journal of Science & Education Policy, 3(2), 223-252.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Kedua). Jakarta: Bumi Aksara.

Borich, G. D. 1994. Observation Skill for Effective Teaching. New York: Macmillan Publishing Company.

Ibrahim, I., Kosim, K., & Gunawan, G. (2020). Validitas Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Model Discovery Dengan Pendekatan Konflik Kognitif. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 15(3).

Kang, H., Scharmann, L. C., Kang, S., & Noh, T. 2010. Cognitive conflict and Situational Interest as Factors Influencing Conceptual Change. International Journal of Environmental and Science Education, 5(4), 383-405.

Kang, H., Scharmann, L. C., Kang, S., & Noh, T. 2010. Cognitive conflict and situational interest as factors influencing conceptual change. International Journal of Environmental and Science Education, 5(4), 383-405.

Kutluay, Y. 2005. Diagnosis of eleventh Grade Students' Misconceptions about Geometric

Optic by a Three - tier Test. Tesis tidak diterbitkan. Ankara: Departement of secondary

Science and Mathematics Education of Middle East Technical University.

(7)

Indonesian Journal of

Applied Science and Technology Vol. 1 No. 4. 2020:167-173

173 Lee, G., Kwon, J., Park, S. S., Kim, J. W., Kwon, H. G., & Park, H. K. 2003.

Development of an instrument for measuring cognitive conflict in secondary level science classes. Journal of research in science teaching, 40(6), 585- 603.

Mims C. Authentic Learning: A Practical Introduction & Guide for Implementation. A Middle School Computer Technologies Journal. 2003; 6(1).

Nur, A. R., Prayogi S., & Asyi’ari M. (2020). Validitas Perangkat Pembelajaran Berbasis PBL Dengan Pendekatan Konflik Kognitif Untuk Membelajarkan Kemampuan Metakognisi. Empiriscm jurnal. 1(1): 1-16.

Sadia, I W, Suastra I W & Tika Ketut, 2004. Pengembangan Model dan Strategi Pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah Umum (SMU) untuk Memperbaiki Miskonsepsi Siswa. Laporan Penelitian (Tidak Diterbitkan). Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Singaraja.

Walsh, I. N. Howard, R. G., & Bowe, B. 2007. Phenomenography Study of Students' Problem

Solving Approaches in Physic. Physical Review Special Topics-Physic Education

Research, (0nline,3, 020108).

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan penyulaman bibit yang ada di persemaian bermaksud agar jumlah bibit yang diperlukan untuk penanaman jumlah bibit cukup selain itu agar bibit untuk penanaman

Mobilitas penduduk merupakan suatu produk interaksi manusia dengan lingkungan yang melibatkan banyak indikator.. Dari sekian banyak teori dan hasil penelitian,

Cara yang paling umum dilakukan oleh petani untuk mengendalikan penyakit pinang adalah dengan menggunakan bahan kimia atau pes sida dalam kurun jangka panjang jika

Jurnal Sistem dan Informatika” (Agusta, 2007) dituliskan didalamnya bahwa “Data-data yang memiliki karakteristik yang sama dikelompokan dalam satu cluster/kelompok

Dari pesan teks dan gambar yang dipertukarkan dapat diketahui bahwa jenis komunikasi kelompok yang paling sering digunakan adalah komunikasi tugas dan komunikasi

1) Baja sangat baik digunakan untuk jembatan dengan bentang yang panjang karena kekuatan lelehnya tinggi sehingga diperoleh dimensi profil yang optimal. 2) Konstrtuksi baja

residif, disertai gatal yang umunya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau

Desain penelitian ini adalah research and development. Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah define, design, develop, dan disseminate. Tahap define bertujuan untuk