• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 GAMBARAN UMUM PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "4 GAMBARAN UMUM PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

4.1 Lokasi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta

Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) terletak di Muara Baru (Teluk Jakarta), Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, yaitu berada di 06025’ LS dan 10605’ BT. Luas areal secara keseluruhan ± 98 ha. Luas tersebut dibagi ke dalam tiga areal yaitu kawasan industri 48 ha, areal fasilitas Perum dan UPT PPSNZJ 10 ha dan kolam pelabuhan 40 ha. Letak pelabuhan ini berbatasan langsung dengan Laut Jawa (Teluk Jakarta) di sebelah utara, Pelabuhan Sunda Kelapa di sebelah timur, Penjaringan di sebelah selatan dan Pantai Seruni kawasan Waduk Pluit di sebelah barat.

4.2 Sejarah dan perkembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta

Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) merupakan Unit Pelaksana Teknis Departemen Kelautan dan Perikanan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap.

Pelabuhan ini diresmikan pada tanggal 17 Juli 1984. pada tahun 1970, pelabuhan perikanan yang ada tidak mempunyai cukup kapasitas untuk menampung produk- produk perikanan untuk kota Jakarta dan sistem pemasaran perikanan di Jakarta masih sangat sederhana . Perencanaan pembangunan PPSNZJ dimulai sejak tahun 1972 dengan meminta kepada pemerintah Jepang untuk memimpin pembangunan pelabuhan perikanan di Jakarta termasuk fasilitas-fasilitas di dalamnya melalui Overseas Technical Cooperation Agency (OTCA) of Japan sekarang dikenal dengan Japanese International Cooperation Agency (JICA). Setelah layak untuk dibangun, pada tahun 1977 pemerintah Indonesia dan Jepang mencapai kesepakatan untuk membiayai pembangunan ini bersama-sama. Biaya pembangunan pelabuhan bersumber pada biaya pemerintah (APBN) dan dana bantuan pinjaman lunak dari Jepang melalui Overseas Economic Cooperation Fund (OECF). Perencanaan teknis pelabuhan dilaksanakan oleh Pasific Consultans International dari Jepang yang bekerja sama dengan PT. Inconeb dari Indonesia.

(2)

Semula PPSNZJ berbentuk Project Manajement Unit (PMU) seiring dengan berkembangnya kebutuhan pemakai jasa pelabuhan, maka pada tahun 1990 dibentuk Perum Prasarana Perikanan Samudera yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab melaksanakan tugas-tugas umum pemerintah di pelabuhan.

Pembangunan awal PPSNZJ dilaksanakan dalam beberapa tahapan pembangunan. Tahap – tahap pembangunan itu adalah :

(1) Pembangunan Tahap I (5 Maret 1980 – 31 Desember 1982)

Pekerjaan pembangunan ini meliputi pembangunan fasilitas dasar yaitu pengerukan kolam pelabuhan, dermaga, penahan gelombang (Breakwater), lampu navigasi, turap reklamasi tanah.

(2) Pembangunan Tahap II (22 Maret 1982 – 31 Maret 1984)

Pembangunan pada tahap ini meliputi pembangunan fasilitas fungsional yaitu gedung pelelangan ikan, cold storage, pabrik es, kantor pelabuhan, dermaga tempat bongkar muat ikan, mesin-mesin pendingin, pembangkit listrik, galangan kapal dan sarana- sarana pelengkap lainnya.

(3) PembangunanTahap III (Pembangunan Sistem Rantai Dingin)

Pembangunan fasilitas penunjang yaitu pada tahun 1984-1988 dibangun pos polisi, jalan kompleks PPS Nizam Zachman, perkantoran dan hotel, masjid, pertokoan dan tempat proses ikan. Pada tahun 1988-1992 dibangun perpanjangan dermaga (150 m), perluasan cold storage, kantor cabang Perum PPS Nizam Zachman Jakarta, gedung pemasaran ikan, tempat penginapan, 2 transit sheds, MCK, industri pengolah ikan.

(4) Pembangunan Tahap IV (1984-1997)

Pembangunan IV lebih ditujukan pada peningkatan kebersihan dan hygienitas di kawasan pelabuhan guna meningkatkan mutu produksi hasil perikanan, pengantisipasian jumlah kapal yang semakin meningkat, dan pemberian pelayanan jasa yang lebih baik pada konsumen. Pekerjaan pada tahap ini meliputi :

1) Fasilitas pelabuhan, seperti: pembersihan air kolam, perbaikan reventment, reklamasi, pembuatan dermaga dengan kedalaman 7,5

(3)

m, pengerukan kolam pelabuhan, perbaikan tanah kawasan pelabuhan, dan pengadaan slipways.

2) Bangunan dan sarana lainnya, antara lain : rehabilitasi gedung TPI, pembangunan kantor UPT, menara kontrol, kamar mandi dan WC, perbaikan bangunan yang ada, jalan, tempat parkir, penghijauan, drainase, penanganan limbah, instalasi air laut, penampungan sampah, instalasi listrik dan penerangan jalan, suplai air dari penampungan, dan tempat perbaikan jaring dan penjenuran.

3) Perlengkapan sarana seperti box sampah, battery forklift, dissel forklift, crane, truck, dump truck, dan komputer.

4.3 Pengelola Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) dikelola oleh Unit Pelayanan Terpadu (UPT), Perusahaan Umum (Perum) Prasarana Perikanan Samudera Jakarta dan Instansi terkait lainnya. Instansi tersebut saling berkerjasama dalam menjalankan kegiatan operasional pelabuhan, memfungsikan, mengembangkan dan memelihara/ merawat, serta menjaga kebersihan segala fasilitas pelabuhan yang ada baik fasilitas pokok, fasilitas penunjang serta pendukungnya.

4.3.1 Unit pelayanan terpadu

Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 604/Kpts/OT/21/9/95 tahun 1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan Perikanan menyatakan bahwa pelabuhan perikanan adalah Unit Pelaksana Teknis dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Unit Pelayanan Teknik (UPT) mempunyai tugas :

(1) Pengelolaan, pemeliharaan dan pengembangan sarana pelabuhan;

(2) Penyusunan rencana tata operasional pelabuhan, pelayanan kepada nelayan dan kapal perikanan serta koordinasi pelayanan usaha perikanan di lingkungan pelabuhan;

(3) Koordinasi keamanan dan ketertiban di lingkungan pelabuhan perikanan;

(4) Pelaksanaan urusan tata usaha.

(4)

Fungsi yang dijalankan Unit Pelaksana Teknis pelabuhan di dalam melakukan tugasnya adalah sebagai berikut (UPT PPS Nizam Zachman Jakarta, 2004) :

(1) Perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, serta pemanfaatan sarana pelabuhan perikanan;

(2) Pelayanan teknis kapal perikanan dan kesyahbandaran pelabuhan perikanan;

(3) Koordinasi pelaksanaan urusan keamanan, ketertiban dan pelaksanaan kebersihan kawasan pelabuhan perikanan;

(4) Pengembangan dan fasilitasi pemberdayaan masyarakat perikanan;

(5) Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi di wilayahnya untuk peningkatan produk, distribusi dan pemasaran hasil perikanan;

(6) Pelaksanaan pengawasan, penangkapan, penanganan, pengelola, pemasaran dan mutu hasil perikanan;

(7) Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data statistik perikanan;

(8) Pengembangan data pengolahan sistem informasi dan publikasi hasil riset, produksi dan pemasaran hasil perikanan tangkap di wilayahnya;

(9) Pemantauan wilayah pesisir dan fasilitasi wisata bahari; dan (10) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Struktur organisasi PPS Nizam Zachman Jakarta terdiri dari : (1) Kepala Pelabuhan

(2) Bagian Tata Usaha

1) Sub Bagian Keuangan 2) Sub Bagian Umum (3) Bidang Pengembangan

1) Seksi Sarana

2) Seksi Tata Pelayanan (4) Bidang Tata Operasional

1) Seksi Kesyahbandaran Perikanan 2) Seksi Pemasaran dan Informasi (5) Kelompok Jabatan Fungsional

(5)

Kelompok Jabatan Fungsional

Seksi Kesyahbandaran Perikanan Seksi Pemasaran dan

Informasi Bidang Tata Operasional

Seksi Tata Pelayanan Seksi Sarana

Bidang Pengembangan

Sub Bagian Umum Sub Bagian Keuangan

Bagian Tata Usaha Kepala Pelabuhan

Sumber : UPT PPS-NZJ, 2009

Gambar 1 Struktur organisasi unit pelaksana teknis Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta

4.3.2 Perusahaan umum

Perum Prasarana Perikanan Samudera mempunyai misi sebagai pelayanan umum dalam bidang penyediaan jasa sarana dan prasarana pelabuhan perikanan.

Perum Prasarana Perikanan Samudera berpusat di Muara Baru Jakarta dengan cabang-cabangnya di sembilan pelabuhan perikanan sesuai Pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1990 bahwa hanya 9 (sembilan) pelabuhan perikanan yang fasilitas komersialnya untuk sementara akan diusahakan oleh Perum Prasarana Perikanan Samudera yaitu : PPS Nizam Zachman Jakarta, Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan, Belawan, dan Berondong serta sisanya 5 Pelabuhan

(6)

Perikanan Pantai masing-masing di Lampullo (Aceh), Pemangkat, Banjarmasin, Tarakan dan Prigi. Kegiatan pelayanan pada PPS Nizam Zachman Jakarta yang bersifat komersial merupakan tanggung jawab dan wewenang dari Perum Prasarana Samudera Cabang Jakarta (UPT, 2005 diacu dalam Wulandari, 2006).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2000, maksud dan tujuan dibentuknya Perum adalah :

(1) Meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan melalui penyediaan dan perbaikan sarana atau prasarana pelabuhan perikanan;

(2) Mengembangkan wiraswasta perikanan serta merangsang dan atau mendorong usaha industri perikanan dan pemasaran hasil perikanan;

(3) Memperkenalkan dan mengembangkan teknologi pengolahan hasil perikanan dan sistem rantai dingin dalam perdagangan dan industri bidang perikanan;

(4) Menumbuhkembangkan kegiatan perikanan sebagai komponen kegiatan nelayan dan masyarakat perikanan.

Strategi yang telah ditetapkan oleh Perum Prasarana Pelabuhan Perikanan adalah:

(1) Meningkatkan kemampuan sarana dan prasarana yang telah tersedia dan mengembangkan sarana, prasarana baru dalam rangka meningkatkan pelayanan dan menangkap peluang usaha baru;

(2) Melengkapi beberapa pelabuhan perikanan dengan beberapa sarana pendukung yang memungkinkan diselenggarakannya secara baik dan lancar kegiatan pelayanan ekspor hasil perikanan langsung dari pelabuhan tersebut;

(3) Membentuk anak perusahaan dalam rangka memperluas jaringan usaha terutama untuk menangkap peluang-peluang usaha baru di luar usaha pokok perusahaan;

(4) Mengevaluasi pelabuhan-pelabuhan yang ekonomis sudah layak dan mengusulkan untuk dikelola perusahaan;

(5) Melaksanakan kerjasama dengan pihak ketiga dalam upaya memenuhi kebutuhan pelayanan yang belum dapat dipenuhi oleh perusahaan dan memanfaatkan peluang usaha baru yang saling menguntungkan;

(7)

(6) Memperkuat struktur permodalan khusunya untuk investasi berupa pinjaman jangka panjang dari lembaga pemerintah atau sektor perbankan dengan tingkat bunga yang dinilai saling menguntungkan;

(7) Mengupayakan terwujudnya tambahan Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) dalam mendukung pengembangan perusahaan.

4.4 Visi, misi, dan tujuan pembangunan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta

Visi PPS Nizam Zachman Jakarta merupakan bagian internal dari visi Departemen Kelautan dan Perikanan. Visi ini merupakan kesepakatan bersama antara seluruh staf, instansi terkait dan swasta yang beroperasional di kawasan pelabuhan. Adapun Visi PPS Nizam Zachman Jakarta adalah :

’’ Terwujudnya Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan ekonomi terpadu ”

Misi PPS Nizam Zachman Jakarta :

(1) Menciptakan lapangan kerja dan iklim usaha yang kondusif;

(2) Pemberdayaan masyarakat perikanan;

(3) Meningkatkan mutu, keamanan pangan dan nilai tambah;

(4) Menyediakan sumber data dan informasi perikanan

(5) Meningkatkan pengawasan dan pengendalian sumberdaya perikanan Pembangunan PPS Nizam Zachman Jakarta bertujuan untuk :

(1) Meningkatkan kemampuan armada perikanan samudera;

(2) Meningkatkan ekspor hasil-hasil perikanan untuk menambah devisa negara dari sektor non migas;

(3) Menyediakan lahan untuk kegiatan industri perikanan dalam rangka meningkatkan nilai tambah produksi perikanan;

(4) Menciptakan lapangan kerja;

(5) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya sekitar PPSNZ Jakarta melalui pertumbuhan usaha perekonomian seperti pertokoan, perbekalan dan lainnya;

(8)

(6) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan statistik perikanan dalam rangka pengembangan dan pengolahan sistem informasi dan publikasi perikanan; dan

(7) Meningkatkan pengawasan, keamanan dan ketertiban di kawasan pelabuhan.

4.5 Keadaan perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta 4.5.1 Unit penangkapan ikan

Unit penangkapan ikan merupakan suatu kesatuan teknis yang mendukung dalam operasi penangkapan ikan. Unit tersebut terdiri dari kapal/perahu, alat tangkap, dan nelayan.

4.5.1.1 Kapal

Jenis armada penangkapan ikan yang ada di PPS Nizam zachman terdiri dari kapal yang berukuran < 10 GT sampai dengan > 200 GT, dengan alat tangkap dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu kelompok tuna dan non tuna. Kelompok tuna yaitu kegiatan penangkapan ikan yang menggunakan alat tangkap long line dengan tujuan utama penangkapan adalah ikan tuna seperti yellow fin, big eye, albacore dan cakalang, selain itu juga jenis black marlin, meka, layaran dan cucut. Kelompok alat tangkap non tuna terdiri dari gill net, payang, purse seine, jaring tangsi (jaring rampus), muroami, dan fish net dengan tujuan utama penangkapan adalah ikan tongkol, tenggiri danj cumi-cumi.

Bahan kapal terbagi menjadi tiga jenis yaitu kayu, fiber dan besi. Kapal kayu umumnya terdiri dari kapal-kapal tradisional sedangkan kapal fiber dan besi digunakan oleh kapal tuna (long line) meskipun ada juga yang menggunakan kapal kayu.

Armada penangkapan dengan ukuran < 30 GT merupakan kapal-kapal tradisional dengan daerah penangkapan berada di Laut Jawa meliputi perairan Utara Jawa sampai perairan Selatan Kalimantan, dan hasil tangkapannya dipasarkan untuk tujuan lokal. Sedangkan armada penangkapan dengan ukuran > 30 GT merupakan kapal-kapal industri penangkapan ikan yang memiliki daerah penangkapan ikan hingga mencapai perairan Samudera Hindia meliputi perairan Barat Sumatera dan

(9)

perairan Selatan Jawa dan hasil tangkapan yang diperoleh dipasarkan untuk tujuan ekspor.

Perkembangan jumlah kapal masuk berdasarkan ukuran kapal (gt) ke PPS Nizam Zachman Jakarta dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Jumlah kapal masuk berdasarkan ukuran kapal (GT) di PPS-NZJ

Tahun GT Total Pertum-

buhan (%)

< 10 10- 20

21-30 31-50 51- 100

101- 200

> 200

2004 407 221 1.394 214 863 1.430 107 4.636

2005 270 169 1.388 229 1.043 1.407 92 4.598 -0,8 2006 110 138 1.104 268 933 1.141 99 3.793 -17,51

2007 97 146 1.199 221 757 1.048 60 3.528 -6,9

2008 36 100 1.066 236 755 1.019 64 3.276 -7,14

Total 920 774 6.151 1.168 4.351 6.045 422 19.831

Sumber : UPT PPS-NZJ, 2009

Tabel 12 menunjukkan bahwa. pada tahun 2004 jumlah kapal ikan yang masuk sekitar 4.636 kali, jumlah ini kemudian mengalami penurunan sebesar 0,8 % atau sekitar 40 kali menjadi 4.598 kali pada tahun 2005, kemudian mengalami penurunan lagi sebesar 17,50 % atau sekitar 805 kali menjadi 3.793 kali. Selanjutnya pada tahun berikutnya juga mengalami penurunan sebesar 7,1 % atau sekitar 269 kali menjadi 3.524 kali, dan pada tahun berikutnya mengalami penurunan sekitar 7,03 % atau sekitar 248 kali menjadi 3.276 kali.

4.5.1.2 Alat tangkap

Alat tangkap yang terdapat di PPS Nizam Zachman Jakarta yaitu gillnet, bubu, purse seine, long line, life nets, pengangkut, dan lain-lain. Jenis alat tangkap yang terbanyak jumlahnya adalah longline dengan hasil tangkapan utamanya adalah ikan tuna. Perkembangan jumlah alat tangkap yang memanfaatkan jasa PPS Nizam Zachman Jakarta dapat dilihat pada Tabel 13.

(10)

Tabel 13 Jumlah Alat tangkap di PPS Nizam Zachman Jakarta 2004-2008 Alat

Tangkap

Tahun

2004 2005 2006 2007 2008

Gillnet 1.654 1.330 1.022 986 653

Bubu 65 22 12 13 9

Purse seine 22 401 828 672 727

Long line 2.073 1.925 1.086 938 792

Lift nets 250 351 348 496 507

Pengangkut 556 551 463 387 566

Lain-lain 16 18 34 36 22

Total 4.636 4.598 3.793 3.528 3276

Sumber : UPT PPS-NZJ, 2009

Tabel 13 di atas memperlihatkan perkembangan jumlah alat tangkap di PPS Nizam Zachman Jakarta sejak tahun 2004-2008. Dalam kurun waktu 5 tahun tersebut terjadi perubahan yang terjadi pada jumlah alat tangkap yang dioperasikan.

Setiap tahunnya terjadi penurunan jumlah alat tangkap. Pada tahun 2004 jumlah alat tangkap di PPS Nizam Zachman Jakarta berjumlah 4.636 unit, jumlah ini kemudian mengalami penurunan sebesar 0,8 % atau sekitar 40 unit menjadi 4.598 unit pada tahun 2005, kemudian mengalami penurunan lagi sebesar 17,50 % atau sekitar 805 unit menjadi 3.793 unit. Selanjutnya pada tahun berikutnya juga mengalami penurunan sebesar 7,1 % atau sekitar 269 unit menjadi 3.524 unit, dan pada tahun berikutnya mengalami penurunan sekitar 7,03 % atau sekitar 248 unit menjadi 3.276 unit. Penurunan tersebut lebih disebabkan oleh beberapa hal antara lain penurunan jumlah armada perikanan yang ada. Hal tersebut dapat terjadi karena besarnya biaya operasional dan biaya perawatan serta umur teknisnya.

Selama periode 2004-2008, alat tangkap yang mendominasi adalah long line dengan jumlah 2.073 pada tahun 2004, 1.925 unit long line pada tahun 2005, 1.086 unit long line pada tahun 2006, 938 unit long line pada tahun 2007, dan 792 unit long line pada tahun 2008. Sedangkan alat tangkap gillnet, berjumlah sebanyak 1.654 pada tahun 2004, 1.330 unit gillnet pada tahun 2005, 1.022 unit gillnet pada tahun 2006, 986 unit gillnet pada tahun 2007 dan 653 unit gillnet pada tahun 2008.

Secara umum perkembangan jumlah alat tangkap selama 5 tahun tersebut cenderung mengalami penurunan tiap tahunnya.

(11)

4.5.1.3 Nelayan

Masyarakat nelayan dalam sistem perikanan tangkap merupakan elemen penting dalam sebuah unit penangkapan ikan disamping kapal penangkap ikan dan alat tangkap. Jumlah nelayan pada setiap jenis alat tangkap jumlahnya sesuai dengan alat tangkap dan ukuran kapal. Alat tangkap long line > 30 GT membutuhkan sekitar 15 orang nelayan dalam pengoperasiannya, alat tangkap gillnet > 30 GT membutuhkan nelayan sebanyak 10 orang, sedangkan alat tangkap purse seine membutuhkan sekitar 30 nelayan dalam pengoperasiannya.

Tabel 14 Jumlah nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta 2002-2004

Jenis alat tangkap Tahun Total

2002 2003 2004

Gillnet 631 661 10.764 12.056

Bubu 277 142 342 761

Purse seine 301 116 523 940

Long line 838 804 19.621 21.263

Muro ami 142 79 193 414

Jaring tangsi 184 167 561 912

Fish net 201 418 1.641 2.260

Lain-lain 20 108 284 412

Pengangkut 542 705 3.406 4.653

Total 3.136 3.200 37.335 43.671

Sumber : UPT PPS-NZJ, 2005 diacu dalam Darmawan (2005)

Berdasarkan Tabel 14 diatas, nelayan yang paling dominan dari tahun 2002- 2004 adalah nelayan longline yang berjumlah 21.263 orang dengan hasil tangkapan utama ikan tuna. Nelayan longline merupakan jumlah terbesar karena keberadaan kapal longline mendominasi di PPS Nizam Zachman. Sedangkan untuk nelayan gillnet berjumlah 12.056 orang. Peningkatan jumlah nelayan yang tinggi akan mengakibatkan upah nelayan menurun bila tidak diimbangi peningkatan jumlah armada penangkapan sehingga kesejahteraan nelayan akan menurun.

(12)

4.6 Fasilitas Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman

Sarana atau fasilitas yang disediakan PPS Nizam Zachman Jakarta terdiri dari fasilitas pokok, dimana fasilitas ini berfungsi untuk menjamin keamanan dan kelancaran kapal, fasilitas fungsional untuk menunjang aktivitas di pelabuhan dan fasilitas penunjang yang berfungsi memberikan kenyamanan dalam melakukan aktivitas di pelabuhan. Sarana atau fasilitas yang terdapat di PPS Nizam Zachman Jakarta dapat dilihat pada Tabel 15, Tabel 16, dan Tabel 17.

Tabel 15 Fasilitas pokok di PPS Nizam Zachman Jakarta

No. Nama Fasilitas Volume Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Breakwater

Revetment

Dermaga dan Jetty Kolam Pelabuhan

a. Luas kolam pelabuhan b. Lebar mulut kolam c. Kedalaman

Alur Pelayaran

a. Panjang alur pelayaran b. Lebar alur pelayaran c. Kedalaman

Jalan

a. Panjang jalan b. Lebar jalan Drainase / Saluran - Terbuka

a. Panjang b. Lebar - Tertutup a. Panjang b. Lebar Pagar keliling a. Panjang b. Lebar

1.041 m2 3.210 m2 24. 773 m2 40 ha 400.000 m2 184,6 m 6 m 530 m 60 m - 7,5 m 15.620 m 0,8 m 15.620 m 0,8 m

409 m 0,6 m 3.791 m 2 m

Sedang diperbaiki Sedang diperbaiki -4,5m; -6m; 7,5m

Sedang diperbaiki

Sedang diperbaiki

Sedang diperbaiki

(13)

Tabel 16 Fasilitas fungsional di PPS Nizam Zachman Jakarta No. Nama Fasilitas Volume Keterangan 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Pemasaran Hasil Perikanan a. TPI

b. PPI

Navigasi Pelayaran dan Komunikasi

a. Rambu-rambu Pelayaran b. Lampu Suar

c. Mercusuar d. Line telepon e. Radio SSB f. Internet

g. Menara pengawas Layanan Air Bersih a. Penampung air

b. Instalansi jaringan air laut Layanan Es

a. Pabrik es Layanan Listrik

a. Mesin genset (2 unit) b. PLN

c. Rumah genset Layanan Bahan Bakar a. SPBU

b. SPBB

Pemeliharaan kapal dan alat penangkapan ikan

a. Dock/ Slipway b. Bengkel

c. Gudang peralatan Perkantoran

a. Kantor Instansi (UPT) b. Kantor Industri c. Kantor Bersama

d. Kantor Pengurus Kapal Fasilitas Transportasi 1 a. Kendaraan Dinas Roda 4 b. Kendaraan Dinas Roda 2 c. Alat Berat

d. Kapal Tunda

Fasilitas Transportasi II a. Garansi Alat Berat + Work

3.182 m2 9.856 m2

2 unit 2 unit 3 unit 2 unit 1 unit 1 unit 1 unit 2 unit 1 unit 2 unit

100 kVA; 200 kVA

197 kVA 40 m2 1 unit 4 unit

2 unit 1 unit 2 unit 1.131,4 m2 79 unit 349,5 m2 96 m2 5 unit 16 unit 12 unit 1 unit 270 m2

Naik 1 m dari jalan Naik 1 m dari jalan

Merah, hijau

1 mercusuar peningga- lan Belanda

Sedang dibangun Masing-masing 1200 ton

200 ton/hari

PT. Amanah Putra Harun

(Daftar perusahaan) Dikelola PERUM dan SWASTA

Dikelola PERUM

Elevasi lantai + 3 m Syahbandar, Bea Cukai, Kesehatan

(14)

11.

12.

Shop b. Halte Bis

Pengolahan Limbah a. Instalansi Pengolahan

Limbah

b. Tempat Pembuangan Sampah

Fasilitas Penanganan dan Pengujian Hasil Mutu Perikanan

a.Gedung Pengepakan b. Tempat Pengolahan Ikan c. Tempat penyimpanan ikan

segar

d. Cold Storage

e. Tempat Pendaratan Tuna (TLC)

27 m2 6.575 m2 1.500 m2

420 m2 16 unit 22 unit 14 unit 28 unit

L = 10 x 27 m 2,7 x 10

T = 2 m

5 unit PERUM

= 1000 ton; 9 unit Swasta

Tabel 17 Fasilitas penunjang di PPS Nizam Zachman Jakarta

No. Nama Fasilitas Volume Keterangan

1.

2.

Balai pertemuan nelayan Pengelolaan pelabuhan a. Mess Karyawan (2 Unit) b. Pos jaga

c. Pos pelayanan terpadu d. Mess loligo

e. Mess operator 1 dan Gudang f. Mess operator II

Sosial dan umum

a. Kios nelayan, toko/waserda b. Klinik kesehatan

c. MCK (12 unit) d. Musholla (2 unit) e. Mesjid (1 unit)

243,75 m2 121 m2 ; 121 m2 8 unit

601,55 m2 249 m2 252,2 m2 250 m2 1.157,75 m2 101 m2 439 m2 150, 53 m2 441 m2

Di belakang kantor P2SDKP

Sumber : UPT PPS Nizam Zachman Jakarta 2009

Gambar

Gambar 1 Struktur organisasi unit pelaksana teknis Pelabuhan Perikanan   Samudera Nizam Zachman Jakarta
Tabel 12 Jumlah kapal masuk berdasarkan ukuran kapal (GT) di PPS-NZJ
Tabel 13 Jumlah Alat tangkap di PPS Nizam Zachman Jakarta 2004-2008  Alat  Tangkap  Tahun  2004 2005  2006  2007 2008  Gillnet 1.654 1.330 1.022 986  653  Bubu 65 22 12 13  9  Purse seine  22 401 828 672  727  Long line  2.073 1.925 1.086 938  792  Lift ne
Tabel 14 Jumlah nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta 2002-2004
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) memiliki Panjang dermaga 2.224 m dengan rincian Dermaga barat 1.449 m dan dermaga timur 775 m,

Maksud pelabuhan perikanan yang belum diusahakan adalah bahwa seluruh kegiatan pengelolaan di pelabuhan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis UPT Pelabuhan Perikanan, sedangkan

Kapal dengan alat tangkap bouke ami yang mendaratkan di PPS Nizam Zachman tahun 2009- 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 28,25 persen dengan frekuensi rata-rata sebanyak

Pelabuhan ini memiliki peranan penting terutama dalam industri perikanan, karena pelabuhan ini merupakan salah satu sarana pendukung yang menyediakan fasilitas-fasilitas

Hal tersebut dapat terjadi karena didukung oleh tingkat pencapaian yang cukup tinggi pada tahun 2008 oleh PPS Nizam Zachman Jakarta yang terdiri dari nilai parameter

01/MEN/2007 tentang pengendalian sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan, Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor: 264/DPT.0/PI.540.54/1/9 tentang

Pemilihan PPS Nizam Zachman sebagai lokus penelitian dikarenakan pelabuhan perikanan merupakan tempat hilirisasi perikanan, dan memiliki kapabilitas untuk mendukung upaya pemerintah

3 Dari faktor-faktor yang berperan sehingga pelayanan bongkar muat hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman tidak memuaskan, maka disarankan perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan