• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PENGAMBILAN DATA PERIKANAN TUNA SKALA INDUSTRI DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) NIZAM ZACHMAN JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEDOMAN PENGAMBILAN DATA PERIKANAN TUNA SKALA INDUSTRI DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) NIZAM ZACHMAN JAKARTA"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN

PENGAMBILAN DATA PERIKANAN TUNA SKALA INDUSTRI

DI

PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) NIZAM ZACHMAN JAKARTA

OLEH

Dr. RA Hesti Warih Madyeng Ratri, A.Pi, MM Zasuli, S.Pi

Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta

2021

(2)

Lembar Publikasi

PEDOMAN

PENGAMBILAN DATA PERIKANAN TUNA SKALA INDUSTRI

DI

PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS)NIZAM ZACHMAN JAKARTA

Dipublikasikan

Tanggal : 22 Juni 2021

Alamat publikasi :

https://twitter.com/humas_ppsnzj/status/14071983 75171272704

Bahan dapat diunduh :

https://drive.google.com/file/d/1UmikH_h- tV6lgchMxBhHqUSvSTEXFlZQ/view

(3)

PEDOMAN

PENGAMBILAN DATA PERIKANAN TUNA SKALA INDUSTRI

DI

PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS)NIZAM ZACHMAN JAKARTA

Disusun oleh

Dr. RA Hesti Warih Madyeng Ratri, A.Pi,MM Zasuli, S.Pi

Diterbitkan:

Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta

2021

(4)

Pengantar

PPS Nizam Zachman telah melayani masyarakat perikanan selama 37 tahun, dalam sejarahnyapun telah lama menjadi sentra Industri Perikanan Tuna Indonesia, oleh sebab itu sudah saatnya kegiatan pendataan yang baik. Untuk mendapatkan data yang akurat dan sesuai kaidah maka kami menyambaut baik dengan disusunlah petunjuk ini dengan topik “Pedoman Pengambilan Data Perikanan Tuna Skala Industri di PPS Nizam Zachman Jakarta”. Buku merupakan pedoman teknis bagi para enumerator yang bertugas di PPS Nizam Zachman Jakarta serta pihak-pihak terkait, meliputi penggunaan alat dan bahan persiapan pengambilan data, penentuan coverage, protokol pengambilan serta rekap entri dan validasi data. Petunjuk teknis ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pengambilan data perikanan skala besar dilapangan dengan baik yang merupakan langkah awal pengelolaan perikanan di Indonesia. Kekurangan dalam penyajian isi buku masih memerlukan saran dan masukan dari para pembaca dan para pemangku kepentingan guna menyempurnakan.

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Pendataan Tuna di PPS Nizam Zachman 2 1.3 Pelabuhan Perikanan Samudera ... 4

1.4 Perkembangan Tuna di PPSNZJ ... 14

II. Prosedur Operasi Standar 2.1 Alat ... 16

2.2 Bahan ... 19

III. Tata Cara Pengambilan Data 3.1 Monitoring pencatatan kapal ... 20

3.2 Mencatat informasi ... 21

3.3 Menentukan Prioritas Saampling ... 22

3.4 Menyiapkan form sampling ... 24

3.5 Pengumpulan Data ... 25

3.6 Rekapitulasi & Verifikani Data ... 29

3.7 Rekapitulasi dan Verifikasi Data ... 30

3.8 Petunjuk Pengisian Borang ... 31

IV. Penutup ... 32 Pustaka

ii

(6)

Daftar Gambar

Halaman

1. Break Water & Revertment ... 4

2. Quaywali & Jetty ... 4

3. Main road ... 5

4. Drainage ... 5

5. Lahan ... 5

6. Port Basin ... 6

7. Control Tower ... 6

8. Ice Factory ... 6

9. Docking ... 7

10. Waste Water ... 7

11. Gas Stations ... 7

12. Tug Boat ... 8

13. Fish Market ... 8

14. Pasar Ikan terintergrasi ... 8

15. Cold storage ... 9

16. Mosque ... 9

17. Dormitory ... 9

18. Ruang Operator Radio ... 10

19. CCTV ... 10

20. Rest room ... 10

21. Office Building ... 11

22. Main Gate ... 11

23. Service Building ... 11

24. KantorPolisi ... 12

25. Sentra Nelayan ... 12

26. Klinik Pelabuhan ... 12

27. Ruang Pertemuan Nelayan ... 12

28. Pengaturan Kolam Pelabuhan ... 13

29. Kolam Pelabuhan ... 13

30. Alur Pendataan ... 15

31. Formulir Pelaporan aktivitas kapal .. 23

32. Form Pemilihan aktivitas kapa ... 24 iii

(7)

33. Pengukuran Panjang Cagak ... 28 34. Petunjuk Pengisian Borang ... 30

Daftar Tabel

Halaman 1. Fungsi Alat Untuk Enumerasi ... 16 2. kode Processing Ikan meurut IOTC .. 26

iv

(8)

I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kondisi geografis Nusantara menjadikan Indonesia sebagai salah satu penghasl tuna utama di dunia. Tuna dan sejenisnya (tuna like species) tergolong sebagai komoditas perikanan yang ekonomis penting di Indonesia maupun dunia. Pada Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, ikan tuna dan cakalang merupakan hasil pendaratan dominan. Data produksi tuna 20 tahun terakhir menempatkan PPS-Nizam Zachman menjadi pelabuhan terbesar di Indonesia karena besarnya pendaratan Tuna dan Cakalang.

tahun 2019 ikan tuna yang di daratkan di PPS Nizam zachman dari kapal penangkap ikan tercatat 31.891 ton cakalang (Katsuwonus pelamis) atau 42,1 % dari tangkapam, 13.120 ton Madidihang (Thunnus albacares) dan 1.299 ton Tuna Mata Besar (Thunnus obesus). Dari kapal kapal pengangkut membongkar ikan tuna dan cakalang sebesar 71.708 ton. Jumlah yang sangat besar ini sangat perlu perhatian untuk pendataan yang tepat mengingat pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab diawali dengan pendataan secara benar.

Hasil tangkapan yang didaratkan di PPS Nizam zachman merupakan hasil dari berbagai Wilayah Pengelolaan Perikanan di Idonesia seperti WPP 572, 573, 711 dan 718 serta Laut Lepas (High Sea)

Permintaan pasar dan harga yang tinggi membuat produksi tuna kian menjadi primadona ditingkat global.

Pada tahun 2019 ikan tuna dan Cakalang dari PPS NIzam Zachman di ekspor ke Cina 41 %, Jepang 15,5

%, Amerika Serikat 12% dan Vietnam 8,6 %.

(9)

2 Pedoman Pengambilan Data Perikanan Tuna Skala Industri Di PPS NZ Jakarta

Selebihnya terdistribusi ke Taiwan, Thailand, Mauritius, Korea Selatan, Malaysia dan kecill sekali ke Singapura dan ke Italia.

1.2 Pendataan Tuna di PPS Nizam Zachman Jakarta

Program pemantauan/ pengumpulan data hasil tangkapan tuna pertama kali diinisiasi pada pertengahan tahun 2002 dengan lokasi awal adalah Muara Baru di PPS NIZam Zachman Jakarta, Cilacap dan Benoa. Sejak tahun 2002 itulah di PPS NIzam Zachman telah ada petugas khusus untuk enumerasi tuna. Program ini merupakan kolaborasi antara Pusat Penelitian Perikanan Tangkap/ Balai Riset Perikanan Laut (PRPT/ BRPL) dan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) dari Indonesia dengan CSIRO Marine and Atmospheric Research, Australia’s Department of Agriculture of Fisheries and Forestry (DAFF), Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) dari Australia, serta Indian Ocean Tuna Commission (IOTC) dan Overseas Fisheries Cooperation Foundation of Japan (OFCF). Program ini bertujuan untuk memantau hasil tangkapan tuna dan sejenisnya yang didaratkan di lokasi-lokasi tersebut. Program ini merupakan kelanjutan dari program pemantauan yang dirintis oleh PRPT/ BRPL dan CSIRO yang telah dimulai pada tahun 1993 fokus di Pelabuhan perikanan.

Sejak dicanangkannya Program Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 November 2005, maka upaya untuk mewujudkan keunggulan kompetitif yang dibangun atas keunggulan komparatif berupa kekayaan

(10)

sumber daya alam yang dikelola dan diusahakan dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta manajemen profesional telah dimulai.

Pada sektor perikanan khususnya perikanan tangkap, komoditas yang dikedepankan salah satunya adalah perikanan tuna. Guna pengelolaan perikanan tuna di Indonesia diprlukan adanya akurasi data dan informasi hasil tangkapan, terutama dari pelabuhan-pelabuhan perikanan yang menjadi tujuan pendaratan ikan, di dalamnya ada PPS Nizam Zachman. Saat itu diakui bahwa konsistensi dan kualitas pendataan perikanan tuna di pelabuhan-pelabuhan Indonesia masih belum berjalan dengan baik.

program-program selanjutnya tetap dilaksanaan secara sinergis bersama program reguler pada tahun 2006 – 2009. Salah satu tujuan program ini adalah pendataan dan penyajian data serta informasi statistik perikanan tuna. Upaya pendataan ikan tuna tersebut dalam rangka perbaikan statistik perikanan tuna di Indonesia guna memenuhi kewajiban sebagai anggota organisasi pengelola perikanan regional atau Regional Fisheries Management Organization (RFMO), yakni melaporkan data hasil tangkapan/ produksi perikanan tuna kepada organisasi tersebut, salah satunya adalah Komisi Perikanan Tuna di Samudera Hindia atau lebih dikenal Indian Ocean Tuna Commission (IOTC).

(11)

4 Pedoman Pengambilan Data Perikanan Tuna Skala Industri Di PPS NZ Jakarta

1.3 Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta

Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta memiliki Fasilitas Pokok, Fasilitas Fungional dan Fasilitas Penunjang yang sangat sangat mendukung kelancaran aktivitas perikanan maupun aktivitas umum lainnya termasuk pendataan tuna.

beberapa fasilitas dan peralatan tersebut antara lain : a. Fasilitas Pokok

(12)
(13)

6 Pedoman Pengambilan Data Perikanan Tuna Skala Industri Di PPS NZ Jakarta

b. Fasilitas Fungsional

(14)
(15)

8 Pedoman Pengambilan Data Perikanan Tuna Skala Industri Di PPS NZ Jakarta

(16)

c. Fasilitas Penunjang

(17)

10 Pedoman Pengambilan Data Perikanan Tuna Skala Industri Di PPS NZ Jakarta

(18)
(19)

12 Pedoman Pengambilan Data Perikanan Tuna Skala Industri Di PPS NZ Jakarta

(20)

d. Kolam Pelabuhan dan Pengaturannya

(21)

14 Pedoman Pengambilan Data Perikanan Tuna Skala Industri Di PPS NZ Jakarta

1.4 Perkembangan Perikanan Tuna di PPS Nizam Zachman

Sebelum tahun 2011 jumlah Terdapat 29 bangunan Tuna Landing Center (TLC) yang beroperasi di depan Dermaga Timur. Pada tahun 2015 dampak kebijakan moratorium melalui Peraturan Mentri KP no. 56/2014 dan 57/2014 yang tidak mengijinkan kapal buatan luar negri untuk menangkap ikan dan kapal pengangkut ikan beroperasi dari dari laut menuju pelabuhan, maka long line merosot dan tinggal 10 TLC yang beroperasi dengan hasil tangkapan yang tidak terlalu banyak. Hal ini terjadi disebabkan dampak tanpa adanya kapal angkut yang membawa tuna segar ke pelabuhan mengakibatnya meningkatnya biaya operasional penangkapan ikan, sehingga perikanan tuna segar di PPS Nizam Zachman menjadi turun drastis.

Dalam kenyataannya hasil tangkapan tuna segar yang dibawa saat ini juga merupakan titipan dari beberapa perusahaan, sehingga mekanisme pendataan tuna di Nizam sebagaimana gambar di bawah ini.

(22)

Gambar 30. Alur Pendataan Fresh Tuna di PPS Nizam Zachman

(23)

16 Pedoman Pengambilan Data Perikanan Tuna Skala Industri Di PPS NZ Jakarta

2. PROSEDUR OPERASI STANDAR PENDATAAN 2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam kegiatan enumerasi atau pengumpulan data berbasis sampling di PPS Nizam Zachman antara lain kaliper ukuran 2 m, borang sampling, alat tulis, sepatu boot, timbangan (milik perusahaan tempat sampling), kalkulator dan seragam enumerator.

Tabel 1. Fungsi Alat Untuk Enumerasi

No Gambar Nama Alat &

Fungsi

1 Kaliper 1,5 m

Ketelitian 0,5 Cm Untuk mengukur panjang ikan hasil tangkapan

2 Clip board/Papan

data

Sebagai alas dari borang sampling.

3 Ballpoint

Untuk mencatat informasi tentang hasil tangkapan saat pendaatan di

lapang.

(24)

4 Tipp-ex Cairan putih menghapus tulisan ketika salah

mencatat.

5

Kalkulator Membantu rekapitulasi data yang didapat dari lapang

6 Borang

Untuk mendata Jenis, berat dan panjang ukuran ikan hasil tangkapan.

7 Komputer/PC

Untuk rekapitulasi data, verifikasi data dan membuat laporan.

(25)

18 Pedoman Pengambilan Data Perikanan Tuna Skala Industri Di PPS NZ Jakarta

8 Tanda

Pengenal/name tag Salah satu alat pengenal

Sepatu Boat Berfungsi sebagai pengaman dan memudahkan kerja di lapangan bagi enumerator

Timbangan digital Timbangan yang dipakai oleh perusahaan untuk menimbang hasil tangkapan di atas dermaga.

(26)

Baju seragam Sebagai salah s, khususunya enumerator atu tanda bahwa ybs adalah petugas lapangan

Kendaraan Roda dua

Membantu mobilisasi dari Dermaga Timur dan Barat

2.2 Bahan

Bahan dalam kegiatan pengumpulan data saintifik berbasis sampling di PPS Nizam Zachman Jakarta adalah semua komposisi hasil tangkapan kapal rawai tuna dan Purse seine yang mendaratkan hasil tangkapannya. Komposisi hasil tangkapan ikan dari alat tangkap long line didominasi oleh jenis tuna segar yang menjadi hasil tangkapan utama, sedangkan Purseseine komposisi hasil tangkapan dominasi cakalang dan baby tuna beku. Bahan untuk pengumpulan data ukuran panjang didominasi oleh tuna dan kelompok ikan berparuh sebagai hasil samping.

(27)

20 Pedoman Pengambilan Data Perikanan Tuna Skala Industri Di PPS NZ Jakarta

3. Tata Cara Pengambilan Data

Data hasil tangkapan yang didaratkan kapal rawai tuna di PPS Nizam Zachman dicatat setiap hari oleh pencatat data (enumerator) demikian juga dengan hasil tangkapan Purseine Pelagis Besar (PSPB). Kegiatan enumerasi ini dilaksanakan rutin setiap hari dengan mencatat parameter-parameter yang telah ditentukan.

Berdasarkan standar operasional prosedur terdapat 7 (tujuh) langkah kegiatan enumerasi yang dilakukan oleh Enumerator PS NIZam Zachman Jakarta.

3.1 Monitoring mencatat kapal yang akan bongkar di dermaga.

Sebelum melakukan kegiatan enumerasi, terlebih dahulu enumerator mencari informasi kapal yang akan bongkar hasil tangkapan ikan tuna. Kegiatan mencari informasi kapal yang akan bongkar muat dilakukan mulai pukul 08.00 WIB. Dilakukan dengan berkeliling di dermaga timur dan barat PPS Nizam Zachman Jakarta. Fungsi dari monitoring selain untuk mengetahui berapa jumlah kapal yang akan bongkar yaitu untuk mengetahui informasi jenis alat tangkap yang akan bongkar serta kepadatan kapal sandar.

Masing-masing kapal mempunyai ciri seperti: Ciri utama dari kapal rawai tuna yaitu terdapat antena radio bouy dan line hauler serta ciri kapal rawai tuna yang akan melakukan kegiatan bongkar akan memasang papan luncur menuju mobil angkut ikan dan crane.

(28)

Jika terdapat bongkar maka langkah selanjutnya yaitu enumerator mencatat di papan info monitoring.

3.2 Mencatat informasi dipapan monitoring dan membagi tugas.

Setelah mendapat informasi bongkar dicatat di papan informasi monitoring. Maka enumerator yang bertugas pada hari itu bersama-sama membagi tugas agar seluruh kapal bongkar tercatat datanya, sementara khusus untuk kapal tuna long line dilakukan pengukuran panjang di dalam Tuna landing Center (TLC) yang berdekatan dengan dermaga timur. Selain alat tuna long line dilakukan pendataan dengan mencatat hasil dari Telly sheet (hasil pencatat timbangan ikan perusaahan) .

3.3 Menentukan prioritas sampling

Setelah membagi tugas, masing-masing enumerator menuju ke kapal bongkar, langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas sampling dengan melihat pada form aktivitas kapal. Prioritas sampling coverage yaitu persentase dari banyaknya kapal disampling dibagi dengan banyaknya kapal yang mendarat. Sampling dilakukan menyesuaikan dengan sumber daya enumerator yang tersedia. Jika dalam satu hari terdapat banyak kapal bongkar maka selagi

(29)

22 Pedoman Pengambilan Data Perikanan Tuna Skala Industri Di PPS NZ Jakarta

sumberdaya enumerator masih mencukupi untuk melakukan sampling, kapal yang bongkar tersebut akan disampling semua. Sementara jika jumlah kapal yang bongkar lebih banyak dari sumber daya enumerator yang ada maka perlu ditentukan prioritas samplingnya. Perusahaan dengan nilai sampling coverage terendah akan disampling terlebih dahulu.

Contoh perhitungan sampling coverage misal kapal yang mendarat sampai hari tersebut sebanyak 15 sementara petugas ada 5 orang, maka yang disampling sebanyak 4 kapal Kriteria sampling coverage sesuai IOTC adalah 30%.

(30)

Gambar 31. Formulir Pelaporan aktivitas kapal

PPS Nizam Zachman

(31)

24 Pedoman Pengambilan Data Perikanan Tuna Skala Industri Di PPS NZ Jakarta

Gambar.32 Form Pemilihan aktivitas kapal

3.4 Menyiapkan form sampling dan perlengkapan sampling

Setelah ditentukan Kapal yang akan disampling, langkah selanjutnya adalah menyiapkan form sampling dan perlengkapan sampling seperti kaliper, alat tulis dan sepatu boot. Terdapat 6 macam form sampling yang digunakan yaitu formulir pendataan tuna tangkapan rawai segar (kapal sampler), formulir

PPSNZJ

(32)

pendataan tuna tangkapan rawai segar (kapal collecting), formulir pendataan tuna tangkapan rawai beku (kapal sampler), formulir pendataan tuna tangkapan rawai beku (kapal collecting), formulir pelaporan aktivitas kapal, dan formulir pemilihan aktivitas kapal (lampiran). Dalam menyiapkan form sampling yang akan dibawa ke lapang terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan seperti jenis hasil tangkapan segar atau beku, kapal pengangkut membawa hasil tangkapan titipan atau tidak.

3.5 Pengumpulan data di perusahaan

Kegiatan pengumpulan data di perusahaan dilakukan dengan mencatat bobot hasil tangkapan dan panjang hasil tangkapan untuk hasil tangkapan yang kondisinya segar dan beberapa informasi lainnya. Berikut informasi yang harus dicatat saat melakukan pendataan.

a. Spesies

Kode spesies yang digunakan adalah kode spesies berdasarkan IOTC Protocols (Lampiran). Fungsinya agar pada saat pertemuan antar negara RFMO tidak perlu merubah kode lagi karena kode yang digunakan sudah kode baku dari FAO.

b. Bobot

Pada kolom bobot ditulis berat hasil tangkapan.

Sebaiknya ketika melakukan pendataan enumerator berdiri di dekat timbangan dan saat mengisi form

(33)

26 Pedoman Pengambilan Data Perikanan Tuna Skala Industri Di PPS NZ Jakarta

sampling sebaiknya kolom bobot diisi terlebih dahulu untuk mengatasi proses penimbangan yang terlalu cepat.

c. Jenis Proses Ikan

Kolom jenis proses di isi kode prosessing menurut IOTC seperti yang tertera pada Tabel 2 menunjukkan kode prosessing beberapa jenis ikan yang didaratkan di perusahan pengolahan ikan.

Tabel 2: Kolom kode Processing Ikan meurut IOTC

(34)
(35)

28 Pedoman Pengambilan Data Perikanan Tuna Skala Industri Di PPS NZ Jakarta

Loins Hanya daging ikan loin yang disimpan, biasanya diproses pada kapal rawai

LON

d. Panjang

Data panjang yang dicatat adalah data panjang cagak ikan (fork length). Panjang cagak adalah panjang yang diukur dari mulut atas bagian anterior sampai panjang cagak (Gambar 8). Pengukuran di mulai dari mulut bagian atas karena mulut ikan tuna yang bersifat protactil.

Gambar 33: Pengukuran Panjang Cagak

(36)

e. Tipe Pengukuran

Untuk tipe pengukuran di isi FL.

f. Jumlah Ikan

Kolom jumlah ikan adalah informasi tentang jumlah ikan saat ditimbang. Informasi ini dibutuhkan saat pendataan hasil tangkapan beku. Biasanya untuk ikan hasil tangkapan beku tidak ditimbang satu persatu tapi bersamaan contohnya pada ikan gindara, albakora, dan hiu air.

g. Nomor Kapal

Kolom nomor kapal di nomor antrian kapal yang berlaku

3.6 Rekapitulasi dan Verifikasi Data

Selanjutnya data hasil sampling direkapitulasi dan diverifikasi. Untuk hasil tangkapan segar, formulir pendataan dibedakan antara ikan kualitas ekspor dan reject, kemudian ditotal jumlah ikan (ekor) yang didaratkan, berat total (kg) ikan yang didaratkan dan jumlah ikan diukur. Untuk hasil tangkapan sampingan langsung ditotal. Setelah didapatkan totalnya selanjutnya ditulis pada halaman sampul. Verifikasi dilakukan untuk mengecek kembali data yang diperoleh di lapang.

(37)

30 Pedoman Pengambilan Data Perikanan Tuna Skala Industri Di PPS NZ Jakarta

3.7 Membuat Laporan Harian dan Melakukan entry pada Satu Data PPSNZJ

Langkah selanjutnya mencatat hasil sampling di logbook kegiatan enumerator. Adapun informasi yang dicatat di logbook yaitu tanggal, nama enumerator, perusahaan yang disampling, nama kapal, jumlah hasil tangkapan, jumlah ikan di sampling (ekspor atau reject), total hasil tangkapan, jumlah kapal titipan dan jumlah ikan yang diukur.

(38)

Gambar.Petunjuk Pengisian Borang Pendataan Tuna

(39)

32 Pedoman Pengambilan Data Perikanan Tuna Skala Industri Di PPS NZ Jakarta

4. Penutup

Pembangunan sektor perikanan tangkap menjadi sangat fokus dalam melakukan perbaikan data perikanan tangkap yang selama ini masih sangat terbatas. Perbaikan data menjadi fokus, karena Pemerintah ingin mengedukasi para nelayan dan pemilik kapal tentang aktivitas mereka menangkap ikan di atas laut, juga para petugas di lapangan agar mampu memperoleh data yang akurat.

Dengan disusunnya pedoman ini Pengambilan Data Perikanan Tuna Skala Industri di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, diharapkan dapat mendukung upaya perbaikan data pada pengelolaan perikanan di Indonesia, mengingat “Data akurat merupakan hal yang sangat fundamental dalam pengelolaan sumberdaya perikanan.

(40)

DAFTAR PUSTAKA

ACIAR (Australian Center for International Agricultural Research). 2011. Capacity development to monitor, analyse and report on Indonesian tuna fisheries.

Project Summary. ACIAR Project FIS/2002/074.

Australia.

Indian Ocean Tuna Commission. 2002. Field manual for data collection on tuna landings from longliners.

IOTC Secretariat. Seychelles. 21 pp.

Irianto. H.E, Wudianto, Fahmi, Z., Setyadji, B., Satria, F., Sadiyah, L., Nugraha, B. & A.A. Widodo. 2016.

INDONESIA National Report to the Scientific Committee of the Indian Ocean Tuna Commission, 2016. IOTC–2016–SC19–NR10. 26 pp.

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. 2014. Tuna sumbang devisa Rp 40 Triliun: Sambutan Menteri Kelautan dan Perikanan dalam pembukaan Bali Tuna Conference (BTC). Bali, 20 November 2011.

(www.djpt.kkp.go.id) [diunduh 19 Desember 2014].

Satria, F., Mahiswara., Widodo, A. A., Sadiyah, L. dan S.

Tampubolon. 2011. Indonesia National Report to the Scientific Committee of the Indian Ocean Tuna Comision, 2011. IOTC-2011-SC14-NR10. 17pp.

https://www.mongabay.co.id/2019/09/26/e-logbook-cara- perbaikan-data-perikanan-tangkap-indonesia/

https://bappenas.go.id/files/7614/4401/4206/Strategi_Pengel olaan_Perikanan_Berkelanjutan.pdf

https://sirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2016_3038 _ped_Buku%20Pedoman%20Pengumpulan%20 dan%20Pengolahan%20Data%20Statistik%20P erikanan.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Ernawati 1992 menyatakan bahwa keuntungan kultur kalus menggunakan teknik in vitro yaitu terdapat senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh suatu tanaman secara massal

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan hasil analisis data, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi dapat

Akad nikah merupakan lambang kerelaan dan kesiapan suami istri memikul segala konsekuensi yang diakibatkan oleh akad nikah, manakala suatu sebab sudah dilakukan

imunitas tubuh yang tinggi memegang peranan cukup penting dalam mengatasi penyakit

Abstrak: Aplikasi pada smartphone adalah suatu fungsi yang dibuat untuk memudahkan kegiatan manusia. Saat ini aplikasi banyak dijadikan sumber informasi tidak terkecuali dalam

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat 6 karakteristik fisik alami pesisir yaitu gelombang, perubahan garis pantai, pasang surut dan kenaikan muka

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Sampah Operasional Kapal Perikanan dan Strategi Penanggulangannya di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta”