• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI SUKAMARA

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 34 TAHUN 2013

TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PELAYANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

KABUPATEN SUKAMARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat di bidang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2 ) pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukamara, perlu disusun Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukamara;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukamara.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur di Propinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4180);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5038);

(2)

4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5049);

5. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan, Pelayanan Terpadu satu Pintu;

6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/20/M.PAN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik;

7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/25/M.PAN/05/2006 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik;

8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/26/M.PAN/05/2006 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Pelayanan Publik Dalam Rangka Pelaksanaan Kompetisi Antar Kabupaten/Kota sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/31/M.PAN/08/2006;

9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintahan;

10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik Pemerintah Kabupaten/Kota;

11. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik;

12. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 118/KEP.M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penanganan Pengaduan Masyarakat Bagi instansi Pemerintah;

13. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25 KEP/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah;

14. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 26/KEP/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik;

15. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2006 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan publik;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 6 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sukamara (Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara Tahun 2008 Nomor 6);

17. Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Sukamara (Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara Tahun 2008 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 3), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Sukamara (Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara Tahun 2012 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 8);

(3)

18. Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara Tahun 2012 Nomor 10);

19. Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 12 Tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara Tahun 2010 Nomor 12).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN SUKAMARA.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Sukamara.

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Bupati adalah Bupati Sukamara.

4. Penyelenggaraan Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah kegiatan penyelenggaraan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat.

5. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disebut SOP adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.

6. Instansi teknis adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di Daerah yang mempunyai kewenangan mengelola, membina, mengawasi dan mengendalikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.

7. Tim Teknis adalah kelompok kerja yang terdiri dari unsur-unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait yang mempunyai kewenangan untuk memberikan pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.

Pasal 2

SOP Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukamara sebagaimana tersebut dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 3

Sistematika SOP Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukamara adalah sebagai berikut :

(4)

BAB I : PENDAHULUAN

Memuat uraian tentang Latar Belakang dan Pedoman Umum Penyusunan Standar Pelayanan Publik.

BAB II : GAMBARAN UMUM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Memuat Pengertian, Kegunaan, Dasar dan Landasan Hukum serta Maksud dan Tujuan.

BAB III : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Memuat Jenis Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, Sistem dan Prosedur Pelayanan, Hak dan Kewajiban dan Pejabat Penerima Pengaduan Masyarakat.

BAB IV : PENUTUP

Pasal 4

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal 01 Januari 2014.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah.

Ditetapkan di Sukamara

pada tanggal 23 Desember 2013 BUPATI SUKAMARA,

ttd

AHMAD DIRMAN

Diundangkan di Sukamara

pada tanggal 23 Desember 2013

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUKAMARA, ttd

SUMANTRI HARI WIBOWO

BERITA DAERAH KABUPATEN SUKAMARA TAHUN 2013 NOMOR 34

(5)

LAMPIRAN

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 34 TAHUN 2013

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PELAYANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

KABUPATEN SUKAMARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Amanat dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 mengandung makna negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga negara melalui suatu sistem pemerintahan yang mendukung terciptanya penyelenggaraan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga negara atas barang publik, jasa publik, dan pelayanan administratif.

Mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana amanat Undang - Undang Dasar 1945 merupakan tugas negara yang memerlukan peran aktif seluruh komponen masyarakat. Berbagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat telah dilakukan oleh seluruh jajaran pemerintah termasuk Pemerintah Kabupaten Sukamara.

Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada kondisi yang belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan di berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal tersebut bisa disebabkan oleh ketidaksiapan untuk menanggapi terjadinya transformasi nilai yang berdimensi luas serta dampak berbagai masalah pembangunan yang kompleks. Sementara itu tatanan baru masyarakat Indonesia dihadapkan pada harapan dan tantangan global yang dipicu oleh kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, informasi, komunikasi, transportasi, investasi dan perdagangan.

Dalam rangka mencapai tujuan pelayanan prima maka pimpinan harus mampu memberikan kesempatan kepada karyawannya agar mereka bersedia berpartisipasi dalam upaya mencapai tujuan dari pelayanan melalui fungsi dan tugasnya sesuai yang telah ditetapkan, loyal dan berdedikasi.

Dengan adanya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik memberikan kepastian hukum dalam hubungan antara masyarakat dan penyelenggara dalam pelayanan publik, yang didalamnya diamanatkan bahwa setiap layanan yang ada harus sekurang kurangnya memuat :

a. Dasar hukum;

b. Persyaratan;

c. Sistem, mekanisme dan prosedur;

d. Jangka waktu penyelesaian;

e. Biaya/tarif;

f. Produk pelayanan;

g. Sarana, prasarana dan/atau fasilitas;

h. Kompetensi Pelaksana;

i. Pengawasan internal;

j. Penanganan pengaduan, saran dan masukan;

k. Jumlah Pelaksana;

l. Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan;

(6)

m. Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya dan resiko keragu- raguan; dan

n. Evaluasi kinerja Pelaksana.

Lahirnya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/20/M.PAN/05/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik adalah bukti nyata keseriusan Pemerintah dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Pemberlakuan Peraturan ini perlu diwujudkan secara nyata ditengah-tengah masyarakat luas di Indonesia khususnya di daerah Kabupaten Sukamara.

Untuk mewujudkan Visi dan Misinya Pemerintah Kabupaten Sukamara dengan segala potensi yang ada senantiasa berusaha untuk berinovasi dalam melaksanakan tugas-tugas Pemerintahan khususnya bidang Pelayanan Publik, disamping memberdayakan potensi yang ada.

B. Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintahan, ditegaskan bahwa sebagai landasan penyusunan Standar Operasional Prosedur harus disusun petunjuk pelaksanaan pelayanan publik yang sekurang-kurangnya memuat : 1. Persiapan Penyusunan SOP;

2. Penilaian Kebutuhan SOP;

3. Pengembangan SOP;

4. Integrasi (Penerapan SOP) dalam manajemen; dan 5. Monitoring dan Evaluasi Penerapan SOP.

BAB II

GAMBARAN UMUM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) / STANDARISASI PROSEDUR PELAYANAN A. Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP)

Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebuah instruksi yang tertulis untuk dijadikan pedoman dalam menyelesaikan tugas rutin dengan cara yang efektif dan efisien guna menghindari terjadinya penyimpangan dalam proses penyelesaian oleh aparatur yang dapat mengganggu kinerja organisasi secara keseluruhan.

Esensi substansi SOP merupakan uraian yang sangat jelas dan rinci mengenai apa yang dipersyaratkan kepada Aparatur Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Khususnya Bidang Pendaftaran dan Penetapan dan Bidang Penagihan selama melaksanakan tugas, standar pencapaian pada suatu unit kerja, untuk pengawasan kualitas dan proses penjaminan kualitas dan memastikan penerapan berbagai aturan.

B. Kegunaan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Ada istilah yang cukup populer yang berkembang di tengah-tengah birokrat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, “Kalau Bisa Dipersulit, Kenapa Harus Dipermudah”. Image negatif tentang istilah ini harus dihapuskan. Sebab di era reformasi ini telah terjadi paradigma baru dalam penyelenggaraan pemerintahan khususnya bidang pelayanan publik.

Reformasi yang dimaksud adalah bagaimana penerapan pelayanan yang diberikan kepada Masyarakat dapat dilakukan dengan “Mudah, Murah, Cepat, Transparan dan Tepat Waktu“. Kegunaan SOP dalam lingkup penyelenggaraan pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan meliputi :

(7)

1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya;

2. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas;

3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab individual pegawai dan organisasi secara keseluruhan;

4. Membantu pegawai menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari hari;

5. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas;

6. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai secara konkrit untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan;

7. Memastikan pelaksanaan tugas penyelenggaraan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dapat berlangsung dalam berbagai situasi;

8. Menjamin konsistensi pelayanan pada masyarakat, baik dari sisi mutu, waktu dan prosedur;

9. Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang harus dikuasai oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya;

10. Memberikan informasi bagi upaya peningkatan kompetensi pegawai;

11. Memberikan informasi mengenai beban tugas yang dipikul oleh seorang pegawai dari kemungkinan tuntutan hukum karena tuduhan penyimpangan;

12. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas; dan

13. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural dalam memberikan pelayanan.

Di samping itu juga diperlukan peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat, mengingat pelayanan prima hanya dapat terwujud apabila pemberi layanan dan penerima layanan memiliki pemahaman dan keinginan yang sama.

Oleh karenanya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah khususnya Bidang Pendaftaran dan Penetapan dan Bidang Penagihan menetapkan motto pelayanan adalah “Mudah, Murah, Cepat, Tepat Waktu, Bersih, Akurat dan Transfaran”

C. Dasar dan Landasan Hukum

Secara hirarki Peraturan Perundang-undangan yang menjadi dasar dan landasan hukum adalah :

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;

2. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 118/KEP.M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penanganan Pengaduan Masyarakat Bagi instansi Pemerintah;

3. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25/KEP/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah;

4. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 26/KEP/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik;

5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/20/M.PAN/05/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik;

6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/25/M.PAN/05/2006 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik;

(8)

7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/26/M.PAN/05/2006 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Pelayanan Publik Dalam Rangka Pelaksanaan Kompetisi Antar Kabupaten/Kota sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor PER/31/M.PAN/08/2006;

8. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP.M.PAN/7/2006 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik;

9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintahan;

10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik Pemerintah Kabupaten/Kota;

D. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) dimaksudkan untuk memberikan kepastian penyelenggaraan pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) kepada masyarakat dalam penerbitan Surat- surat yang berkaitan dengan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan(PBB P2) yang diselenggarakan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Khususnya Bidang Pendaftaran dan Penetapan dan Bidang Penagihan.

Tujuan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) ini sebagai pedoman yang jelas kepada pelaku pelayanan sampai sejauh mana bentuk konkrit yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Dengan adanya SOP ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan tersendiri kepada masyarakat selaku penerima pelayanan. Sehingga kondisi ini akan membawa akses baik untuk mewujudkan

“Good Governance dan Clean Government” sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih, Berwibawa dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme.

BAB III

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

A. Jenis Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2)

Bidang Pendaftaran dan Penetapan dan Bidang Penagihan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah melayani beberapa hal sebagai berikut :

1. Tata Cara Pendaftaran Objek Pajak Baru dengan Penelitian Kantor.

2. Tata Cara Pendaftaran Objek Pajak Baru dengan Penelitian Lapangan.

3. Tata Cara Penyelesaian Mutasi Sebagian Objek dan Subjek PBB P2.

4. Tata Cara Penyelesaian Mutasi seluruh Objek dan Subjek PBB P2.

5. Tata Cara Pembuatan Laporan Penerimaan PBB P2 Oleh DPKAD.

6. Tata Cara Pembayaran PBB P2 di Bank Tempat Pembayaran.

7. Tata Cara Pembayaran PBB P2 melalui Petugas Pemungut PBB P2 di desa/Kel.

8. Tata Cara Pelaporan Penerimaan PBB P2 oleh Bank Tempat Pembayaran.

9. Tata Cara Penerbitan Himbauan Pendaftaran Objek dan Subjek PBB P2.

10. Tata Cara Pelaksanaan Penilaian Individu Objek Pajak Bumi dan Bangunan.

11. Tata Cara Pembuatan Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB).

12. Tata Cara Pembentukan/Penyempurnaan ZNT/NIR.

13. Tata Cara Pemeliharaan Data Objek dan Subjek PBB P2.

(9)

14. Tata Cara Pembentukan Basis Data Peta Digital.

15. Tata Cara Pembentukan Bank Data Nilai Pasar Properti (BDNPP).

16. Tata Cara Pembuatan Peta Desa/Kelurahan Oleh Penilai.

17. Tata Cara Pembentukan Data Awal Objek dan Subjek PBB P2.

18. Tata Cara Penelitian Pendahuluan dan Penyusunan Rencana Kerja.

19. Tata Cara Verifikasi Lapangan oleh Penilai.

20. Tata Cara Pelaksanaan Uji Petik Usulan Klarifikasi Bumi dan Besarnya Nilai Jual Objek Pajak(NJOP).

21. Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)PBB P2.

22. Tata Cara Penerbitan Surat Teguran Pengembalian SPOP .

23. Tata Cara Permohonan Penghapusan Piutang Pajak Bumi dan Bangunan.

24. Tata Cara Penelitian Hasil Keluaran Berupa SPPT/STTS/DHKP/DHR.

25. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pembetulan SPPT/SKP/STP.

26. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Penundaan Pengembalian SPOP.

27. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).

28. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi PBB P2.

29. Tata Cara Pembuatan Laporan Triwulan Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan dan Pengurangan PBB P2.

30. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB P2).

31. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengurangan PBB P2 Terutang.

32. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pembatalan SPPT/SKP/STP.

33. Tata Cara Penentuan Kembali Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB P2).

34. Tata Cara Penerimaan Surat Pemberitahuan Obyek Pajak(SPOP) Pajak Bumi dan Bangunan.

35. Tata Cara Pemantauan Kegiatan Penyampaian SPPT PBB P2.

36. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Penghapusan Piutang PBB P2 Yang Sudah Kedaluarsa.

37. Tata Cara Penyelesaian atas Pembetulan surat Keputusan Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan.

38. Tata Cara Penata Usahaan Penerimaan PBB P2 Non Elektronik.

39. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Kelebihan Pembayaran PBB P2.

40. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Kompensasi(Pemindah Bukuan) PBB P2.

41. Tata Cara Persiapan Penyerahan SPPT PBB P2 Kepada Kepala Desa/Lurah.

42. Tata Cara Penyerahan SPPT PBB P2 Kepada wajib Pajak.

43. Tata Cara Penyerahan SPPT PBB P2 Kepada Kepala Desa/Lurah.

B. Hak dan Kewajiban Pihak Pemberi dan Penerima Pelayanan Publik 1. Hak Pemberi Pelayanan :

a. Meminta pemohon untuk melengkapi berkas-berkas yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Menerima, menangguhkan atau menolak permohonan.

c. Menyimpan data-data permohonan untuk arsip.

d. Melakukan pemeriksaan berkas dan pemeriksaan lapangan sesuai dengan permohonan.

e. Mencabut Surat Ketetapan yang telah diterbitkan apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku.

2. Kewajiban Pemberi Pelayanan :

a. Menerima permohonan yang telah lengkap persyaratannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Memberikan informasi yang berhubungan dengan pelayanan pendaftaran.

(10)

c. Mempertanggungjawabkan atas berkas permohonan yang telah diterima.

d. Menerbitkan Surat Ketetapan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Hak Penerima Pelayanan :

a. Mengajukan permohonan Pendaftaran.

b. Menerima pelayanan Pendaftaran.

4. Kewajiban Penerima Pelayanan :

a. Melengkapi data-data yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Memenuhi persyaratan pendaftaran yang berlaku.

c. Memberikan informasi dan data-data yang benar sesuai dengan permohonan.

d. Memberikan informasi dan menunjukkan lokasi yang disurvey pada saat pemeriksaan lapangan.

e. Membayar Pajak berdasarkan ketentuan yang berlaku.

f. Mempertanggungjawabkan atas Surat Ketetapan yang telah diterbitkan.

g. Mengembalikan Surat Ketetapan yang telah diterbitkan apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku.

C. Pejabat Penerima Pengaduan Masyarakat

Pejabat/petugas penerima pengaduan masyarakat ditunjuk berasal dari Bidang Pendaftaran dan Penetapan dan Bidang Penagihan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

D. Monitoring dan Evaluasi Penerapan SOP

Pelaksanaan dan penerapan SOP harus secara terus menerus dipantau sehingga proses penerapannya dapat berjalan dengan baik. Masukan-masukan dalam setiap monitoring akan menjadi bahan evaluasi sehingga penyempurnaan terhadap SOP dapat dilakukan dengan cepat sesuai dengan kebutuhan. Sebagai bagian dari proses dalam penerapan SOP, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah harus mempersiapkan sebuah mekanisme monitoring kinerja dan memastikan bahwa SOP telah dilaksanakan dengan baik. SOP yang diterapkan merupakan upaya organisasi secara keseluruhan untuk lebih berkinerja atau dalam organisasi publik lebih dikenal agar Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah lebih memiliki akuntabilitas.

SOP secara substansial akan membantu Bidang Pendaftaran dan Penetapan dan Bidang Penagihan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah lebih produktif dan melakukan komitmen jangka panjang dalam rangka membangun sebuah organisasi menjadi lebih efektif dan kohesif. Tidak selamanya sebuah SOP berlaku permanen karena perubahan lingkungan selalu membawa pengaruh pada SOP yang ada, maka SOP terus menerus dievaluasi agar prosedur-prosedur dalam organisasi selalu merujuk pada akuntabilitas dan kinerja yang baik. Evaluasi bertujuan untuk melihat kembali tingkat keakuratan dan ketepatan SOP yang sudah disusun dengan proses penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Keberhasilan evaluasi sangat tergantung pada siapa yang mengevaluasi (evaluator), untuk itu tim evaluatornya perlu SDM yang baik. Oleh karena itu, evaluasi SOP setidaknya dilakukan oleh tim yang menyusun SOP tersebut, karena keterlibatan tim ini sejak awal sehingga mampu melihat detail yang perlu diubah, disempurnakan, atau pun dibuatkan yang baru. Keterlibatan orang lain di luar tim yang sudah ada juga diperlukan. Hal ini diharapkan dapat memberikan pandangan lain yang mungkin dapat memberikan pembaharuan yang diperlukan dalam evaluasi.

(11)

BAB IV PENUTUP

Disusunnya Standar Operasional Prosedur (SOP) PBB P2 ini agar dapat dijadikan pedoman penyelenggaraan pelayanan prima bagi Aparatur Bidang Pendaftaran dan Penetapan dan Bidang Penagihan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukamara. Dengan tersusunnya SOP PBB P2 ini maka proses pelaksanaan pelayanan publik di tengah-tengah masyarakat dapat diukur secara nyata sejauh mana tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

SOP juga memberikan kepastian waktu, transparansi dan tatacara bagaimana masyarakat / Wajib Pajak dapat mengetahui proses penerbitan Surat Ketetapan Pajak/SPPT mereka. Kenyataan ini diharapkan mampu mendorong masyarakat Kabupaten Sukamara untuk dapat lebih proaktif dan didorong oleh kesadaran untuk mendaftarkan Objek Pajaknya yang belum terdaftar.

Oleh karena itu, pedoman ini menjadi instrumen yang penting untuk mendorong setiap instansi pemerintah dalam memperbaiki proses internal sehingga Aparatur Bidang Pendaftaran dan Penetapan dan Bidang Penagihan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan akan meningkatkan akuntabilitas yang pada akhirnya juga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah.

BUPATI SUKAMARA, ttd

AHMAD DIRMAN

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yaitu metode yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

Ikhtisar laporan keuangan badan usaha milik daerah/perusahaan daerah tercantum dalam [ampiran VI peraturan daerah

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Senam

Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F, diperoleh hasil bahwa variabel growth, liquidity, profitability, asset structure, dan size secara serempak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemberian pakan buatan yang tepat pada budidaya ikan patin dalam sistem karamba di Sungai Ciomas, Bogor,

Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa PNS yang bersangkutan harus mengajukan permintaan

Berdasarkan analisis dan evaluasi yang dilakukan pada studi penerapan harga dan jawaban kualitas produk terhadap identifikasi masalah, penulis dapat menyimpulkan bahwa

Bank Kustodian akan menerbitkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang menyatakan antara lain jumlah Unit Penyertaan yang dijual kembali dan dimiliki serta Nilai