• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN. Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. METODE PENELITIAN. Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian agar tujuan dari tugas akhir ini dapat tercapai adalah :

1. STUDILITERATUR, OBSERVASI DAN WAWANCARA AWAL.

Studi literatur ini bertujuan sebagai persiapan awal untuk dapat menguasai teori-teori yang nantinya akan digunakan dalam penelitian tugas akhir ini dan agar dapat rnengetahui kondisi di lantai produksi sedini mungkin supaya pada waktu observasi dan wawancara awal dilaksanakan dapat segera menentukan hal-hal yang perlu dilakukan dan ditanyakan.

Wawancara awal ini adalah kegiatan tanya jawab secara langsung dengan kepala divisi operasional sebagai pembimbing lapangan, sedangkan observasi awal adalah kegiatan yang meliputi kunjungan awal secara berkala ke departemen pioduksi PT. Surabaya Wire.

Wawancara dan observasi awal ini bertujuan untuk mengetahui lebih jelas mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan perencanaan produksi menurut keadaan yang sebenarnya di lantai produksi sehingga dapat melengkapi pengetahuan yang telah didapatkan dari studi literatur.

Wawancara dan observasi awal ini dilakukan untuk mengetahui:

• Jenis produk paku yang dihasilkan di PT. Surabaya Wire.

• Proses produksi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi.

• Istilah dan satuan yang dipakai pada lantai produksi.

(2)

• Jenis-jenis, letak, dan penomeran mesin paku.

2. DATA PRODUK, DATA JUMLAH MESIN, DAN DATA PROSES PRODUKSI

Data produk berisi data produk yang merupakan jenis produk paku yang dihasilkan di perusahaan ini. Data produk ini nantinya dapat dijadikan batasan masalah apabila tidak semua jenis produk akan dianalisa.

Data proses produksi digunakan untuk menentukan operasi-operasi yang dilakukan dalam proses produksi, dimana nantinya akan membantu untuk menganalisa sebab-sebab keterlambatan produk dan untuk mengetahui jumlah dan jenis mesin yang digunakan untuk operasi tersebut. Proses produksi secam jelasnya akan dijelaskan pada bab IV.

3. OBSERVASI DANWAWANCARA

Wawancara dilakukan kepada:

* Kepala Divisi Operasional, untuk mengetahui data waktu non efektif yang diijinkan selama proses produksi berlangsung.

• Staf Produksi Paku, untuk mengetahui hasil produksi paku yang

dihasilkan dan penyebab keterlambatan proses produksi paku secara

garis besar.

(3)

• Kepala Departemen PPIC dan staf PPIC, untuk mengetahui data perencanaan proses produksi paku seperti rencana kebutuhan mesin paku, target produksi, kapasitas yang digunakan.

• Pimpinan Operator Mesin, untuk mengetahui data kehadiran operator paku selama 1 bulan.

• Staf QC, untuk mengetahui data kontrol operasional mesin paku.

• Kepala Seksi Maintenance, untuk mengetahui data-data kerusakan mesin paku melalui laporan harian kerusakan mesin paku dan peta kontrol operasional mesin.

Observasi adalah kunjungan secara berkala ke departemen produksi di PT. Surabaya Wire dengan tujuan untuk mengetahui:

• Waktu setting mesin.

• Waktu yang terhilang selania proses produksi berlangsung.

4. DATA HASIL PRODUKSI

Data hasil produksi adalah data yang berisi semua jenis produk yang dihasilkan beserta berat yang dihasilkan per shift selama bulan Februari 2002 melalui laporan harian produksi paku.

5. DATA PERENCANAAN PPIC

Data perencanaan PPIC adalah data yang berisi target yang akan

dicapai, kapasitas yang direncanakan untuk proses produksi, data

kebutuhan mesin paku selama bulan Februari 2002.

(4)

6. MENGHITUNG PERSENTASE KETERLAMBATAN

Persentase keterlambatan proses produksi ini diperoleh dengan cara membandingkan hutang produksi per jenis paku dengan target yang direncanakan bagian PPIC, dimana hutang produksi didapat dari target dikurangi dengan realisasi hasil produksi untuk setiap jenis paku selama 1 bulan. Setelah persentase keterlambatan per jenis paku diketahui maka melakukan urutan persentase dengan keterlambatan produksi paku terbesar.

Langkah-langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut:

Target = Order - Stok Opname (3-1)

Hutang Produksi = Target - Hasil Produksi (3-2)

7. MENGHITUNG KORELASI ANTARA TARGET DAN KETERLAMBATAN.

Metode yang digunakan untuk mengetahui korelasi antara target

dan keterlambatan proses produksi dicapai adalah metode korelasi

Pearson. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan

antara tingginya target yang ditetapkan oleh PPIC dengan keterlambatan

produk.

(5)

8. DATA KAPASITAS TEORJTIS MESIN

Data kapasitas teoritis ini berguna untuk mengetahui kapasitas mesin paku maksimal yang beijalan selama 1 shift dalam satuan kg tanpa pengurangan waktu seperti waktu istirahat, waktu penyetelan mesin, dan lain-lain.

9. DATA WAKTU NON EFEKTIF YANG DIIJINKAN.

Data waktu non efektif yang diijinkan ini meliputi waktu setting mesin paku, waktu transportasi, waktu breakdown mesin paku yang diijinkan, waktu untuk bersih-bersih dan waktu istirahat untuk setiap shift.

10. MENGHITUNG KAPASITAS EFEKTIF.

Kapasitas efektif yang dihitung berdasarkan dari kapasitas teoritis dikurangi dengan waktu non efektif yang diijinkan.

ll.MENGfflTUNG PERSENTASE KETERLAMBATAN TERHADAP KAPASITAS EFEKTIF.

Persentase keterlambatan terhadap kapasitas efektif dicapai dengan cara membandingkan hutang produksi dengan kapasitas efektif.

12. DATA KERUSAKAN MESIN.

Data kerusakan mesin berisi data kerusakan mesin per hari, yang

didapat dari laporan harian mesin bagian maintenance paku, peta

(6)

operasional mesin, kontrol operasional mesin paku, laporan serah terima antar operator paku, dan melalui data inspeksi mesin QA.

13. MENGHITUNG JUMLAH KERUSAKAN MASING-MASING TIPE MESIN PAKU.

Data kerusakan mesin paku dihitung secara manual dengan melihat jumlah kerusakan mesin paku selama bulan Februari 2002. Setelah itu data kerusakan masing-masing tipe mesin paku ini dibuat dalam bentuk grafik.

14. MENGHITUNG RATA-RATA KERUSAKAN MASING-MASING TIPE MESIN PAKU.

Data kerusakan mesin paku masing-masing tipe selama bulan Februari 2002 dibagi dengan jumlah mesin untuk mengetahui rata-rata kerusakan masing-masing tipe mesin paku yang ada dan dibuat dalam bentuk grafik histogram. Melalui grafik histogram tersebut akan terlihat kerusakan tipe mesin paku yang terbesar.

15. MENGHITUNG KORELASI ANTAR KERUSAKAN MESIN DAN KETERLAMBATAN.

Korelasi antar kerusakan mesin dan keterlambatan produk dihitung

dengan menggunakan metode korelasi Pearson. Hubungan atau korelasi

ini berguna untuk mengetahui seberapa besar hubungan tingkat kerusakan

mesin dengan keterlambatan produksi.

(7)

16. DATA ABSENSIOPERATOR

Data absensi operator iai berguna untuk mengetahui ketidakhadiran operator paku yang bertugas untuk menjalankan mesin paku selama 1 bulan.

17. MENGHITUNG PERSENTASE ABSENSI OPERATOR.

Persentase ketidakhadiran operator dihitung untuk mengetahui berapa besar kontribusi terhadap keterlambatan produksi sebagai akibat dari ketidakhadiran operator.

18. DATA RIJEK PAKU.

Data rijek paku adalah data paku yang tidak lolos dari pemeriksaan QC paku. Data ini digunakan untuk mengetahui berat bersih paku yang dihasilkan.

19. MENGHJTUNG JAM EFEKTIF YANG TERPAKAI.

Jam efektif yang terpakai ini merupakan waktu efektif yang

diijinkan per hari selama 1 bulan dan masing-masing berisi waktu yang

terpakai untuk proses produksi, waktu yang hilang akibat kerusakan

mesin, waktu yang hilang akibat ketidakhadiran operator serta waktu yang

hilang akibat proses produksi paku lain.

(8)

20. MENCARIPENYEBAB UTAMA KETERLAMBATAN

Penyebab utama keterlambatan dapat dilihat dari persentase waktu yang paling banyak hilang akibat dari penyebab-penyebab yang ditelusuri.

21.MENGHTTUNG KORELASI PENYEBAB KETERLAMBATAN DENGAN KETERLAMBATAN PRODUK PAKU.

Metode yang digunakan untuk menghitung seberapa besar hubungan antara faktor penyebab keterlambatan proses produksi seperti faktor kerusakan mesin, ketidakhadiran operator dan proses produksi lain dengan persentase keterlambalan produksi paku adalah metode korelasi Pearson.

22. ANALISA DATA

Data-data yang sudah dikumpulkan dan diolah akan dianalisa dengan cara sebagai berikut:

1. Analisa sebab akibat melalui proses:

• Mendefinisikan masalah / akibat yang akan dianalisa yaitu penyebab utama keterkmbatan proses produksi paku.

• Menulis faktor-faktor penyebab utama lain (main causes) yang diperkirakan merupakan sumber terjadinya penyimpangan atau yang mempunyai akibai pada permasalahan yang ada tersebut.

• Mengukur persentase psnyebab utama keterlambatan.

(9)

• Mencari lebih lanjut faktor-faktor yang lebih terperinci yang secara nyata berpengaruh atau mempunyai akibat pada faktor- faktor penyebab utama tersebut.

• Memeriksa apakah semua items yang berkaitan dengan karakteristik kualitas output benar-benar sudah kita cantumkan dalam diagram.

• Mencari faktor-faktor penyebab yang paling dominan.

• Melakukan penyelidikan terhadap penyebab-penyebab utama keterlambatan produk paku dengan memakai prinsip 5 Whys.

• Melakukan alternatifalternatif untuk mengatasi penyebab keterlambatan.

2. Melakukan analisa untuk inenentukan toleransi yang diijinkan untuk mencapai target PPIC.

23. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan didapatkan dari hasil analisa data yang telah dibuat menurut aplikasi metode yang digunakan.

Saran diberikan berdasarkan analisa data dan alternatif-alternatif untuk mengatasi keterlambatan yang telah dibuat sebagai bahan pertimbangan kepada perusahaan untuk diterapkan.

Flowchart dari langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada gambar

3.1 berikutini.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Try out terpakai merupakan istilah yang digunakan untuk proses penelitian yang menggunakan sampel yang sama dengan sampel dalam uji validitas dan

Dari uraian di atas penulis mengajukan variabel yaitu variabel independent model pembelajaran peer teaching, dan variabel dependen adalah jumlah waktu aktif belajar

Dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5 mencit Balb/c yang dipilih secara acak (random). b) Melakukan proses adaptasi terhadap mencit Balb/c betina selama 7 hari di

Berdasarkan Tabel 3.6.1, kamus tabel anggota berisi informasi tentang data-data anggota seperti : ID_Anggota, Nama_anggota, Alamat, No_Telp, Jenis_Kelamin, Ket,

Berdasarkan penelitian ini agar mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang mana varibel terikatnya (Pengunaan media sosial internet) sedangkan

Periode produksi adalah waktu yang digunakan untuk produksi ikan mas dari usaha Keramba Jaring Apung (KJA), diukur dalam satuan 3 bulan 1 kali produksi.. Penerimaan adalah

Pada pengujian ini, merupakan suatu proses menjalankan perangkat lunak yang telah dirancang untuk menguji apakah semua proses yang telah dianalisa pada bab IV sudah

metode observasi yang paling efektif adalah melengkapi dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen” (Arikunto, 1999: 234). Penelitian ini pada saat proses