• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

4

2.1 Tinjauan Teori

Salah satu pemeriksaan Labratorium medis yaitu pemeriksaan Hematologi.

Dimana pemeriksaan hematologi merupakan pemeriksaan darah rutin karena merupakan pemeriksaan yang sering diminta, selain itu pemeriksaan yang didalamnya terdapat beberapa parameter pemeriksaan. Contohnya pemeriksaan Hb, Hitung jenis leukosit, Hitung jumlah leukosit, Hitung jumlah eritrosit, Hitung jumlah trombosit dan lain-lain. Bahan yang digunakan dalam pemeriksaan yaitu darah.

2.1.1 Darah

Rata-rata orang dewasa manusia memiliki lebih dari 5 liter darah di tubuhnya. Darah membawa oksigen dan nutrisi ke sel-sel hidup dan mengambil produk limbahnya, juga memberikan sel-sel kekebalan untuk melawan infeksi dan mengandung trombosit yang dapat membentuk sumbat pada pembuluh darah yang rusak untuk mencegah kehilangan darah. Melalui peredaran darah, darah beradaptasi dengan kebutuhan tubuh (Dean, 2005)

.

Darah merupakan jaringan cair yang terdiri atas bagian cair yang disebut

plasma dan unsur padat berupa sel darah. Sekitar 55% darah merupakan

komponen cairan atau plasma, 45% merupakan komponen darah, yang paling

banyak adalah sel darah merah atau eritrosit yaitu sejumlah 41%, sel darah putih

(2)

atau leukosit 4%, dan keping darah atau Trombosit sebanyak 0,01% (Firani, 2018)

.

2.1.2 Trombosit

Trombosit merupakan sel kecil yang memiliki banyak fungsi salah satunya aktivasi trombosis. Melalui aktivitas pembekuan darah dan aktivasi koagulasi, trombosit berperan penting menjaga volume darah bila terjadi cedera pada pembuluh darah. Inisiasi aktivitas ini dimulai dengan cedera jaringan menghasilkan pelepasan dan pengikatan beberapa glikoprotein, faktor pertumbuhan, dan faktor pembekuan. Kompleksitas proses ini memungkinkan banyak target farmakologis, yang menyediakan beberapa pilihan ketika datang ke terapi antitrombotik (Fountain dan Lappin, 2019)

.

Trombosit merupakan keping-keping sel (2-4µm) berasal dari megakariosit

dengan berkas marginal filamen aktin, granula alfa dan granula delta, dan sebuah

sistem kanalikuli terbuka vesikel bermembran; degranulasi segera jika berkontak

dengan kolagen memicu pembekuan darah. Fungsi utamanya adalah dengan cepat

melepaskan isi granulanya bila berkontak dengan kolagen (atau bahan lain selain

endotel) untuk memulai proses pembentukan bekuan darah dan mengurangi

hilangnya darah dari vaskulatur. Produksi trombosit berasal dari sumsum tulang

(Mescher A. , 2016)

.

(3)

2.1.2.1 Produksi Trombosit

Trombosit dihasilkan disumsum tulang melalui fragmentasi sitoplasma pada megakariosit. Prekursor megakariosit, yaitu megakarioblas dalam proses yang didorong oleh trombopietin, megakarioblas berasal dari proses diferensiasi dari sel punca hemopoietik melalui replikasi sinkron endomitotik (yi. Replikasi DNA tanpa pembelahan nukleus atau sitoplasma) yang menyebabkan volume sitoplasma setiap kali jumlah lobus nukleus bertambah menjadi dua kali lipat.

Pada tahap awal terlihat invaginasi membran plasma, yang berkembang sepanjang pembentukan megakariosit menjadi anyaman yang bercabang-cabang. Bervariasi pada setiap perkembangan, terutama pada tahap nukleus berjumlah delapan, sitoplasma menjadi bergranular, trombosit terbentuk dari fragmentasi ujung-ujung perluasan sitoplasma megakariosit (Hoffbrand, 2016)

.

Megakariosit adalah sel raksasa, dengan diameter sampai 150µm. Untuk

membentuk trombosit megakariosit menjulurkan sejumlah penonjolan panjang

(>100µm), lebar (2-4µm), dan bercabang yang disebut protrombosit. Bagian

dalam protombosit terdapat jaringan filamen aktin dan berkas longgar

mikrotubulus dengan polaritas campuran sepanjang tempat vesikel bermembran

dan granul spesifik ditransfor. Sitoplasma yang terdapat pada lekungan

mikrotubulus dilepaskan membentuk trombosit dengan berkas mikrotubulus

marginal yang karakteristik bersama filamen aktin yang mengelilingi granul dan

vesikel sitoplasmik dari sistem kanalikuli terbuka. Setiap megakariosit

menghasilkan sekitar 1000-5000 trombosit sedangkan sisa sel menunjukkan

perubahan apoptotik dan dibersihkan oleh makrofag. Interval waktu dari

(4)

diferensiasi sel punca manusia menjadi trombosit adalah sekitar 10 hari.

Trombosit yang dihasilkan memiliki berbagai fungsi untuk tubuh (Mescher A. , 2016)

.

2.1.2.2 Fungsi Trombosit

Fungsi utama trombosit adalah membentuk sumbat mekanis yang merupakan respons hemostatik normal terhadap cedera vaskuler. Tanpa trombosit dapat terjadi kebocoran spontan darah melalui pembuluh halus. Fungsi trombosit ada tiga mempertahankan hemostasis dengan menempel pada endotel vaskuler (adhesi), penggumpulan dengan trombosit lain (agregasi), dan reaksi pelepasan.

Pada saat memulai kaskade koagulasi, yang mengarah ke produksi mesh fibrin yang secara efektif mencegah kehilangan darah yang signifikan. Trombosit juga pentik dalam peradangan, pertumbuhan jaringan, dan respons imun. Proses-proses ini dimediasi oleh pelepasan senyawa dari alfa dan butiran padat, yang mencakup banyak faktor pertumbuhan serta IgG dan komponen sistem komplemen. Fungsi pertama yang akan dibahas adalah adhesi trombosit (Fountain dan Lappin, 2019).

Adhesi trombosit adalah menempelnya trombosit pada endotel vaskuler,

adhesi trombosit melibatkan transisi trombosit dari aliran bebass dalam darah

untuk menangkap ke permukaan, sering dimediasi oleh ligan perekat yang sama

dan pasangan reseptor. Dalam kasus platelet adhesion, permukaannya adalah

matriks ekstraseluler atau membran sel-sel lain dari dinding pembuluh darah dan

sekitarnya, dan substrat perekatnya adalah matriks endogen atau selaput protein

dan proteoglikan, bersama dengan komponen plasma yang dipilih secara lokal.

(5)

Fungsi selanjutnya yaitu penempelan dengan trombosit lain atau disebut agregasi (Ruggeri dan Mendolicchio, 2007).

Agregasi trombosit ditandai dengan pembentukan ikatan-silang trombosit melalui reseptor GPIIb/IIIa aktif dengan jembatan fibrinogen. Agregasi trombosit dibagi mendai dua yaitu agregasi primer dan agregasi sekunder. Agregasi primer yaitu terjadi penghancuran endotel vaskulatur mikro, memungkinkan glikokaliks trombosit melekat pada kolagen dalam lamina basal atau dinding vaskuler.

Sehingga, terbentuk sebuah sumbatan trombosit (platelet plug) sebagai langkah pertama untuk menghentikan perdarahan. Sedangkan agregasi sekunder yaitu trombosit dalam prop tersebut melepaskan sebuah protein adhesif spesifikk dan ADP, yang menginduksi agregasi trombosit lebih lanjut dan memperbesar ukuran sumbatan tersebut. Selanjutnya adalah Reaksi Pelepasan (Mescher A. , 2016).

Reaksi pelepasan trombosit dimulai dari pengaktifan primer oleh berbagai

agonis memicu pembentukan sinyal intrasel yang berujung pada pembebasan isi

granula α. Tromboksan A

2

(TXA2) adalah yang kedua dari dua umpan-balik

positif trombosit terutama yang penting dalam penguatan sekunder pada

pengaktifan trombosit untuk membentuk agregat trombosit yang stabil. Bahan ini

dibentuk de novo setelah pengaktifan fosfolipase A

2

(PL

A2

) sitosol. TXA2 adalah

suatu bahan labil dan menurunkan kadar adenosin monofosfat siklik (cAMP)

trombosit serta memicu reaksi pelepasan. Reaksi pelepasan dihambat oleh bahan-

bahan yang meningkatkan kadar cAMP trombosit. Salah satu bahan tersebut

adalah prostasiklin (PGI

2

) yang disintesis oleh sel endotel vaskular. Bahan ini

merupakan inhibitor kuat agregasi trombosit dan mencegah pengendapan

(6)

trombosit di endotel vaskular normal. Trombosit memiliki struktur yang sangat kompleks.

2.1.2.3 Struktur Trombosit

Trombosit berukuran sangat kecil dan diskoid, bergaris tengah 3,0 x 0,5µm, dengan volume rerata 7-11 fL. Glikoprotein selubung permukaan sangat penting dalam reaksi perlekatan dan agregasi trombosit yang merupakan proses-proses awal untuk terjadinya pembentukan sumbat trombosit selama hemostasis.

Trombosit mengandung tiga jenis granula simpanan yaitu padat, α, dan lisosom.

Granula α spesifik yang lebih banyak mengandung faktor pembekuan, VWF, platelet-derived growth factor (PDGF), dan protein lain. Granula padat lebih

jarang dan mengandung adenosin difosfat (ADP), adenosin trifosfat (ATP), serotoninn, dan kalsium. Lisosom mengandung enzim-enzim hidrolitik. Trombosit juga kaya akan protein penyalur sinyal dan protein rangka sel yang menunjang perpindahan cepat dari keadaan tenang menjadi aktif jika terjadi kerusakan pembuluh darah (Hoffbrand, 2016).

Membran plasma trombosit adalah bilayer standar yang terdiri dari protein dan lipid. Lipid dominan adalah fosfolipid, yang membentuk struktur dasar, dan kolesterol, yang mendistribusikan secara asimetris ke seluruh fosfolipid.

Fosfolipid membentuk bilayer dengan kepala polar yang berorientasi pada

lingkungan berair — ke arah plasma secara eksternal dan sitoplasma secara

internal. Rantai asam lemak mereka, diesterifikasi menjadi karbon 1 dan 2 dari

tulang punggung trigliserida fosfolipid, berorientasi satu sama lain, tegak lurus

(7)

terhadap bidang membran, untuk membentuk penghalang hidrofobik yang terjepit di dalam lapisan hidrofilik. Fosfolipid fosfatidilkolin dan sphingomyelin netral mendominasi pada lapisan plasma; fosfolipid anionik atau polar phosphatidylinositol, phosphatidylethanolamine, dan phosphatidylserine mendominasi di lapisan dalam, sitoplasma. Trombosit dapat diperiksa dengan berbagai macam pemeriksaan salah satunya dengan pemeriksaan hitung jumlah trombosit (Fritsna, 2015).

2.1.3 Pemeriksaan Hitung Jumlah Trombosit

Menghitung jumlah trombosit dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan langsung, pemeriksaan tidak langsung, dan pemeriksaan dengan automatik.

Pemeriksaan langsung dengan menggunakan bilik hitung misalnya bilik penghitungan Neubauer, pemeriksaan langsung adalah cara penghitungan trombosit tertua dan luar biasa, karena masih digunakan sebagai metode referensi internasional gold standar. Meskipun pemeriksaan dengan automatik menggunakan alat modern cepat, tepat dan dapat diproduksi ulang, pemeriksaan dengan automatik menggunakan alat modern cenderung melebih-lebihkan jumlah trombosit. Sedangkan pemeriksaan tidak langsung dengan metode Fonio yaitu dengan cara pembuatan apusan darah dan kemudian dilakukan pengecatan giemsa, metode ini dilakukan sebagai cross check terhadap metode automatik.

Berbagai metode langsung yang dapat digunakan sebagai pemeriksaan langsung

yang banyak digunakan sebagai pemeriksaan konfirmasi atau rujukan untuk

hitung jumlah trombosit yaitu dengan pemeriksaan metode Brecker Cronkite, dan

metode Rees Ecker (Geelani, et al., 2017).

(8)

Pada Metode Rees Ecker, sel trombosit tampak refraktil dan mengkilat berwarna biru, tetapi pada metode ini sel eritrosit tidak mengalami lisis ssehingga dapat mengganggu perhitungan. Langkah kerja dari metode ini adalah dengan menambahkan darah yang diencerkan kedalam larutan yang mengandung Brilliant Cresyl Blue, dan dihitung dengan menggunakan kamar hitung, kesalahan yang dimiliki metode Rees Ecker yaitu 16-25%. Sedangkan pada metode Brecker Cronkite sel trombosit tidak terwarnai sehingga kesalahan perhitungan dari metode Brecker Cronkite adalah 8-10% (Dacie dan Lewis, 2012).

2.1.4 Metode Brecker cronkite

Prinsip pemeriksaan hitung jumlah trombosit cara manual salah satunya

dengan metode Brecker Cronkrite, metode ini banyak digunakan karena harga

yang relatif murah dan ekonomis, selain itu larutan ammonium oksalat 1% dapat

melisiskan eritrosit serta bayangan leukosit lenyap sehingga yang terlihat hanya

sel trombosit. Tetapi pada kenyataannya sukar untuk menghitung sel-sel trombosit

karena merupakan partikel kecil, mudah pecah, lebih mudah terkontaminasi,

mempunyai latar belakang jernih sehingga trombosit sukar dibaca dan sukar

membedakan trombosit dengan kotoran. Maka penting sekali dilakukan

pewarnaan yang tidak berbahaya. Salah satu pewarnaan alami yang banyak

ditawarkan sebagai bahan pewarna yaitu air perasan ubi jalar ungu (Oliveira, et

al., 2003).

(9)

2.1.5 Air Perasan Ubi Jalar Ungu

Gambar 2. 1 Ubi Jalar ungu

(sumber : https://www.liputan6.com/health/read/4089906/sayuran-sampah- makanan-terbanyak-di-indonesia)

Determminasi Ubi Jalar Ungu

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliosida (Dicots) Anak Kelas : Asteridae

Bangsa : Solanales Nama suku/ familia : Convolvulaceae

Nama jenis/ species : Ipomoea batatas (L.) Lamk. ‘ungu’

Nama umum : Sweet potato (Inggris), ubi jalar (Indonesia)

Air perasan ubi jalar ungu merupakan air hasil penghancuran bahan mentah

dari Ubi jalar ungu (Ipomoea batatasL.,). Air perasan adalah suatu cara untuk

mendapatkan zat dari bahan yang diduga mengandung zat tersebut. Ubi jalar ungu

banyak digunakan di Indonesia karena ubi jalar ungu merupakan tumbuhan

merambat yang hidup disegala cuaca. Ubi jalar ungu ini telah banyak di

(10)

Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sehingga mudah didapat, harganya relatif murah, tidak memberikan efek merugikan bagi kesehatan, memiliki kulit dan daging yang berwarna ungu sehingga kaya akan pigmen antosianin yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan varietas lain sehingga dapat digunakan sebagai pewarna. Antosianin merupakan zat warna yang diijinkan secara Internasional (Winarti, Sarofa, dan Anggrahini, 2008).

Kandungan antosianin yang tinggi pada ubi jalar ungu mempunyai stabilitas yang tinggi dibanding antosianin dari sumber lain. Itulah sebabnya tanaman ini menjadi pilihan yang lebih sehat dan sebagai alternatif pewarnaan alami, seringkali digunakan dalam keadaan ekstrak maupun air perasan (Loretha, Haryono, dan Budhi , 2013).

Air perasan ubi jalar ungu memiliki sifat hidrofilik yang memudahkannya larut dalam air. Selain bersifat hidrofilik, Ekstrak ubi jalar ungu juga dapat larut dalam pelarut organik yang bersifat polar. Selain itu, ekstrak ubi jalar ungu adalah senyawa yang bersifat amfoter, yaitu memiliki kemampuan untuk bereaksi baik dengan asam maupun dalam basa (Santoso dan Estiasih, 2014).

Berdasarkan kemampuannya sebagai pewarna alami yang dapat digunakan

sebagai zat warna dan masih sedikitnya pemanfaatan ubi jalar ungu, maka

diperlukan suatu inovasi mengenai pengolahan ubi jalar ungu untuk dijadikan

sebagai zat pewarna pada pewarnaan sel trombosit.

(11)

2.1.6 Bunga Delima

Gambar 2. 2 Bunga Delima

(sumber : (sumber : https://www.liputan6.com/health/read/4089906/sayuran- sampah-makanan-terbanyak-di-indonesia)

Delima (Punica granatum L.) merupakan anggota familia Punicaceae yang

memiliki sejarah etnofarmakologi.

Di Indonesia dikenal tiga kultivar yaitu merah, putih, dan hitam.

Delima merupakan tumbuhan kaya antioksidan yang memiliki

banyak manfaat baik buah, daun, akar, dan bunganya. Menurut salah satu jurnal

bunga delima dapat dimanfaatkan sebagai pewarna sel darah. Bunga delima

mempunyai antosianin sianidin, delpinidin dan pelargonin yang menghasilkan

warna merah dan terdapat di bunga (Khoo, at Al., 2017).

(12)

2.1.7 Kol Merah

Gambar 2. 3 Kol Merah

(sumber : https://www.liputan6.com/health/read/4089906/sayuran-sampah- makanan-terbanyak-di-indonesia)

Kol merah merupakan tumbuhan yang hidup di iklim tropis, kol merah atau kubis merah memiliki banyak manfaat selain dapat di jadikan sebagai bahan makanan dan pewarna makanan, dalam salah satu jurnal menyebutkan bahwa kol merah dapat mewarnai sel darah manusia dikarenakan terdapat antosianin.

Diketahui kol merah memiliki pigmen warna berwarna merah keunguan karena terbentuk dari flavonoid jenis antosianin dalam presentasi tinggi (Yusuf, at Al., 2018)

2.1.8 Antosianin

Antosianin adalah pigmen biru, merah, atau ungu yang ditemukan

ditanaman, terutama bunga, buah, dan umbi. Dalam asam kondisi, antosianin

muncul sebagai pigmen merah sementara antosianin pigmen biru ada dalam

(13)

kondisi alkali. Antosianin dianggap sebagai salah satu flavonoid meskipun memiliki muatan positif pada atom oksigen cincin-C struktur flavonoid dasar. Ini juga disebut ion flavylium (2-phenylchromenylium) (Khoo, at Al., 2017).

Secara kimia, antosianin merupakan turunan suatu struktur aromatik tunggal yaitu sianidin, dimana semua jenis antosianin memiliki perbedaan yang didasarkan pada ikatan antara gugus R3’ dan R5’ dengan cincin aromatik antosianin.

Gambar 2. 4 Struktur antosianin

(sumber : Priska, at Al., 2018)

(14)

Antosianin pada tanaman memiliki berbagai peranan penting, yaitu:

Menambah daya tarik serangga dan hewan guna membantu proses penyerbukan dan penyebaran biji yang merupakan dasar kimia pembentukan warna bunga pada golongan tanaman berbiji tertutup (angiospermae); Melindungi tanaman dari berbagai cekaman abiotik dan biotik, seperti: antosianin berkontribusi dalam mengatur pergerakan osmotik zat terlarut serta menyesuaikannya dengan keadaan musim kemarau yang panjang dan embun beku dalam sel epidermis bagian atas permukaan daun; Meningkatkan pertahanan diri tanaman terhadap infeksi dan kerusakkan yang disebabkan oleh jamur dan menjadi kamuflase terhadap hama;

Menyerap sejumlah energi untuk meningkatkan suhu daun dan mencegahnya dari

suhu yang rendah; Fotoprotektor pada kloroplas terhadap kerusakkan yang

disebabkan oleh intensitas cahaya tinggi dari radiasi sinar UV-B pada panjang

gelombang 280-320 nm, sehingga menyebabkan degradasi protein, pero-oksidasi

lipid, penghambatan reaksi fotosintesis, serta berkurangnya biomassa dan

mengganggu pertumbuhan tanaman (Priska, at Al., 2018).

(15)

2.2 Kerangka Konsep

2.3 Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah :

Air perasan ubi jalar ungu dapat mewarnai trombosit pada metode Brecker Cronkite.

Konsentrasi air perasan ubi jalar ungu untuk mewarnai trombosit

Waktu inkubasi air perasan ubi jalar ungu untuk mewarnai trombosit

Kualiatas warna trombosit pada pemeriksaan hitung jumlah

trombosit metode Brecker Cronkite

Gambar 2. 5 Kerangka Konsep

(16)

2.4 Definisi Operasional Variabel

Tabel 2. 1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Skala 1. Konsentrasi

air perasan ubi jalar ungu untuk mewarnai trombosit

Jumlah air perasan ubi jalar ungu yang

ditambahkan untuk mewarnai trombosit

Penimbanga n,

Perhitungan konsentrasi

Neraca analitik, buret, labu ukur

% Rasio

2. Waktu inkubasi air perasan ubi jalar ungu untuk mewarnai trombosit

Waktu yang dibutuhkan air perasan ubi jalar ungu untuk

mewarnai trombosit

Visual Timer menit Rasio

3. Kualiatas warna trombosit pada pemeriksaa n hitung jumlah trombosit metode Brecker Cronkite

Mengukur kualitas warna dalam hitung jumlah trombosit yang

ditambahkan reagen ammonium oksalat 1%

dan

diinkubasi 15 menit

Mikroskopi k

Mikroskop Sel/

mm

3

Rasio

(17)

Gambar

Gambar 2. 2 Bunga Delima
Gambar 2. 3 Kol Merah
Gambar 2. 5 Kerangka Konsep
Tabel 2. 1 Definisi Operasional

Referensi

Dokumen terkait

Namun, Thorium-232 yang bersifat fertil akan terlebih dahulu menyerap neutron lambat untuk menghasilkan Uranium-233 yang bersifat fisil (World Nuclear, 2012) sehingga

Pada menjalankan kuasa-kuasa yang diberi oleh Seksyen 168, Kanun Tanah Negara, notis adalah dengan ini diberi bahawa adalah dicadangkan hendak menggantikan dokumen

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut berupa evaluasi stabilitas kimia selama masa penyimpanan sediaan mikroemulsi kombinasi ekstrak daun mangkokan (Nothopanax

Tanaman bawang merah memiliki batang sejati (discus), yang merupakan bagian seperti kayu yang berada pada dasar umbi bawang merah, sebagai tempat melekatnya perakaran dan mata tunas

Abatement Cost yang dikeluarkan terkait dengan proses IPAL yang bertujuan mengolah limbah cair melalui pengurangan konsentrasi ambient tiap parameter limbah cair

Di daerah Beoga, Puncak Jaya, Papua, tersingkap sekelompok batuan ofiolit yang terdiri atas piroksenit, dunit, serpentenit, dan peridotit yang tersebar memanjang

Tomogram Vs (Gambar 24c) memberikan anomali negatif pada daerah tersebut yang dapat diinterpretasikan bahwa daerah ini memiliki temperatur yang lebih tinggi dan

antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode kooperatif, metode ceramah dan pemberian tugas.. Artinya, pada taraf signifikansi 5% tidak terdapat