ang persediaan yang selanjutnya disebut UP adalah uang muka kerja dengan jumlah tertentu yang bersifat daur ulang (revolving), diberikan kepada bendahara pengeluaran hanya untuk membiayai kegiatan operasional kantor sehari-hari yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.Kepada setiap satker dapat diberikan Uang Persediaan.
Untuk mengelola Uang Persediaan bagi satker di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga, sebelum diberlakukannya ketentuan dan/atau dilakukannya pengangkatan pejabat fungsional Bendahara, menteri/pimpinan lembaga atau pejabat yang diberi kewenangan dapat mengangkat seorang Bendahara Pengeluaran pada Kementerian Negara/Lembaga atau satker yang dipimpinnya.
Uang Persediaan digunakan oleh Bendahara Pengeluaran untuk membayar tagihan atas belanja negara yang bernilai sampai dengan Rp50 juta (lima puluh juta rupiah) perbukti pembelian/kuitansi/bukti pembayaran. Namun demikian, Bendahara Pengeluaran diperkenankan membayar tagihan yang bernilai diatas Rp50 juta, antara lain untuk pembayaran honorariun dan biaya perjalanan dinas.
Dasar Hukum
Penarikan UP Normal oleh satuan kerja K/L dapat dilaksanakan sesuai ketentuan dalam peratura-peratuan dibawah ini.
1) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013
2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012
U
PERHITUNGAN UANG PERSEDIAAN
Penyusunan Perhitungan Kebutuhan Uang Persediaan
ang Persediaan Normal dapat diberikan kepada satuan kerja kementerian/lembaga untuk pengeluaran-pengeluaran:
1) Belanja Barang, 2) Belanja Modal, 3) Belanja Lain-lain.
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 Tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan APBN, Uang Persediaan (UP) diberikan paling banyak:
No. Jumlah UP Pagu Dana UP
1. Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP sampai dengan
Rp900.000.000 (sembilan ratus juta rupiah)
2. Rp100.000.000 (seratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP
diatas Rp900.000.000 (sembilan ratus juta rupiah)
sampai dengan
Rp2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah) 3. Rp200.000.000 (dua ratus juta
rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP
diatas Rp2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah) sampai dengan Rp6.000.000.000 (enam miliar rupiah)
4. Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP
diatas Rp6.000.000.000 (enam miliar rupiah).
U
Contoh 1.1
Diasumsikan suatu satker mempunyai data pagu anggaran dalam DIPA/POK seperti dibawah ini, buatlah perhitungan jumlah UP Normal yang dapat ditarik oleh bendahara pengeluaran!
(dalam ribuan rupiah) Kode
Satker//F / SF/P/K/O /K/KB
Nama Satiker, Keg, Output, Komponen, dan Klas
Blj.
Belanja Pegawa
i
Belanja
Barang Belanja
Modal Sumber Dana
030943 KTR PERTANAHAN
BABAT 828,00
0 5.275,0
00 3.780,0 00 056.01.0
8 Prog. Pertanahan Nasional
828,00 0
5,275,0
00 3.780,0
00
1978 Penertiban Tanah Negara
828,00 0
5,275,0 00
3.780,0
00
1978.994 Layanan Perkantoran
828,00
0
5,275,0 00
001 Gaji dan Tunjangan 828,00
0 5111 Belanja Gaji dan
Tunjangan
668,000 RM
5121 Belanja Honorarium
124,000 RM
5122 Belanja Lembur
136,000 RM
002 Oprsnal dan Pemeliharaan
-
5,275,0 00
-
A PERLTN/PERLENGKA
PAN
-
674,000 - 5211 Blj. Barang
Operasional
674,000
RM
B LANGGANAN DAYA
JASA
-
865,000
-
5221 Belanja Jasa
865,000 RM
C PERAWATAN
GEDUNG
-
1.342,00 0
-
5231 Belanja
Pemeliharaan
1.342,00 0
RM
D PERAWATAN
KENDARAAN
-
1.139,00
0
-
5231 Belanja
Pemeliharaan
1.139,00 0
RM
E KOORD/PENGAWASA
N
-
1.255,00 0
-
5241 Belanja Perjalanan
1.255,00 0
RM
1978.007 Pemeriksaan Tanah
3.780,0 00
010 Sarana Prasarana 3.780,0
00 5321 Blj. Peralatan dan
Mesin
3.780,00 0
RM
Dari contoh pada DIPA diatas, pagu jenis belanja barang (52) dan belanja modal (53) yang dapat dibayarkan dengan UP adalah sebagai berikut:
1. Jenis Belanja Barang
a. BKPK 5211 Rp 674.000.000 b. BKPK 5221 Rp 865.000.000 c. BKPK 5231 (C) Rp1.342.000.000
d. BKPK 5231 (D) Rp1.139.000.000
e. BKPK 5241 Rp1.255.000.000 +
Jumlah Rp5.275.000.000
2. Jenis Belanja Modal
Penyusunan Perhitungan Perubahan Uang Persediaan
BKPK 5321 Rp3.780.000.000
Jumlah Total Rp9.055.000.000
Dari perhitungan diatas, ternyata jumlah total pagu jenis belanja yang dapat dibayarkan dengan UP sebesar Rp9.055.000.000. Jumlah tersebut menunjukkan bendahara pengeluaran harus menggunakan ketentuan penarikan UP yang keempat, yaitu maksimal Rp500 juta untuk pagu jenis belanja yang dapat dibayarkan dengan UP diatas Rp6 miliar.
erubahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut PUP adalah uang muka kerja dengan jumlah melebihi rumus/formula UP Normal, yang bersifat daur ulang (revolving), dan diberikan kepada bendahara pengeluaran untuk membiayai kegiatan operasional kantor sehari-hari yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas permintaan KPA, dapat memberikan persetujuan UP melampaui besaran Uang Persediaan (UP) Normal dengan mempertimbangkan:
1) frekuensi penggantian UP tahun yang lalu lebih dari rata-rata 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan selama 1 (satu) tahun,
2) perhitungan kebutuhan penggunaan UP dalam 1 (satu) bulan melampaui besaran UP.
Besaran Perubahan UP yang dapat diajukan oleh satuan kerja K/L, tidak diatur secara khusus oleh Menteri Keuangan, melainkan diserahkan kepada masing-masing satker untuk menghitung sendiri.
Bagi satker yang memiliki pagu DIPA cukup besar (diatas Rp6M) dan jumlah pagu tersebut direncanakan akan dibayarkan dengan UP, maka satker
P
kebutuhan dan besar pagu klasifikasi belanja yang dapat dibayarkan dengan UP.
Contoh 2.1
Diasumsikan suatu satker mempunyai data pagu anggaran dalam DIPA/POK seperti dibawah ini, buatlah perhitungan jumlah Perubahan UP yang dapat diajukan oleh bendahara pengeluaran:
(dalam ribuan rupiah)
Kode Satker//F/
SF/P/K/O/K/KB Nama Satiker, Keg, Output,
Komponen, dan Klas Blj. Belanja
Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Smbr Dana
030943 KTR PERTANAHAN BABAT 828,000 5.275,000 3.780,000
056.01.08 Prog. Pertanahan Nasional 828,000 5,275,000 3.780,000 1978 Penertiban Tanah Negara 828,000 5,275,000 3.780,000
1978.994 Layanan Perkantoran 828,000 5,275,000
001 Gaji dan Tunjangan 828,000
5111 Belanja Gaji dan Tunjangan 668,000 RM
5121 Belanja Honorarium 124,000 RM
5122 Belanja Lembur 136,000 RM
002 Oprsnal dan Pemeliharaan - 5,275,000 - A PERLTN/PERLENGKAPAN - 674,000 -
5211 Blj. Barang Operasional 674,000 RM
B LANGGANAN DAYA JASA - 865,000 -
5221 Belanja Jasa 865,000 RM
C PERAWATAN GEDUNG - 1.342,000 -
5231 Belanja Pemeliharaan 1.342,000 RM
D PERAWATAN KENDARAAN - 1.139,000 -
5231 Belanja Pemeliharaan 1.139,000 RM
E KOORD/PENGAWASAN - 1.255,000 -
5241 Belanja Perjalanan 1.255,000 RM
1978.007 Pemeriksaan Tanah 3.780,000
010 Sarana Prasarana 3.780,000
5321 Blj. Peralatan dan Mesin 3.780,000 RM
Keterangan:
Data diatas fiktif dan format disesuaikan untuk kebutuhan contoh dan latihan
Dari contoh pada DIPA/POK diatas, pagu klasifikasi belanja yang dapat dibayarkan dengan UP adalah sebagai berikut:
1. Jenis Belanja Barang:
f. BKPK 5211 Rp 674.000.000 g. BKPK 5221 Rp 865.000.000 h. BKPK 5231 (C) Rp1.342.000.000 i. BKPK 5231 (D) Rp1.139.000.000 j. BKPK 5241 Rp1.255.000.000 +
Jumlah Rp5.275.000.000
2. Jenis Belanja Modal:
a. BKPK 5321 Rp3.780.000.000
Jumlah Total Rp9.055.000.000
Dari perhitungan diatas, ternyata jumlah total jenis belanja barang (52) dan belanja modal (53) yang dapat dibayarkan dengan UP sebesar Rp9.055.000.000. Dari jumlah tersebut, jika menggunakan rumus/formula UP Normal, bendahara pengeluaran satker memperoleh UP sebesar maksimal Rp500 juta. Akan tetapi, dengan perubahan UP, bendahara pengeluaran satker dapat mengajukan UP lebih besar dari Rp500 juta. Hal ini dikarenakan jumlah total pagu jenis belanja yang dapat dibayarkan dengan UP cukup besar, yaitu Rp9.055.000.000. Apabila seluruh pagu tersebut seluruhnya akan dibayarkan dengan UP, maka bendahara pengeluaran harus menarik UP sebesar kurang lebih Rp754 juta (Rp9.055.000.000 dibagi 12 bulan). Dengan kata lain, UP Normal harus dirubah dari Rp500 juta menjadi Rp754 juta perbulan, selama 12 bulan dalam satu TA.