• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonominya. Definisi pembangunan ekonomi semakin berkembang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonominya. Definisi pembangunan ekonomi semakin berkembang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara biasanya dilihat dari pembangunan ekonominya. Definisi pembangunan ekonomi semakin berkembang seiring dengan berkembangnya pemikiran ahli-ahli ekonomi. Todaro ( 2000 : 17 ) menyatakan bahwa pembangunan ekonomi selalu diikuti dengan meningkatnya pendapatan yang diterima. Pendapat tersebut merupakan cara pandang klasik terhadap pembangunan ekonomi, dimana pendapatan selalu dijadikan tolok ukur. Namun seiring dengan berkembangnya pembangunan yang terjadi, pembangunan ekonomi tidak hanya dikaitkan dengan peningkatan pendapatan saja. Tetapi juga dikaitkan dengan masalah-masalah sosial ekonomi lain seperti pengentasan kemiskinan dan penanganan ketimpangan distribusi pendapatan.

Perkembangan PDRB per kapita Kabupaten Asahan menurut harga berlaku dan atas dasar harga konstan tahun 2000 dari tahun 2005-2009 ke tahun terus mengalami peningkatan. Apabila dilihat dari harga berlaku, pertumbuhan tertinggi terjadi di tahun 2005, yaitu sebesar 14,33 persen. Sampai dengan tahun 2009 PDRB per kapita Kabupaten Asahan atas dasar harga berlaku sebesar 14,89 juta rupiah, tumbuh 7,89 persen disbanding tahun 2008 sebesar 13,80 juta rupiah.

Adanya peningkatan PDRB per kapita dari tahun ke tahun di Kabupaten Asahan

(2)

belum dapat menggambarkan pemerataan pendapatan masyarakat di setiap strata ekonomi. Pengaruh inflasi sangat dominan dalam pembentukan nilai PDRB.

Sementara itu jika dilihat dari perhitungan harga konstan tahun 2000, maka pada periode 2005-2009 peningkatan yang terjadi relatif stabil. Tahun 2009 PDRB per kapita mengalami perlambatan, PDRB perkapita tahun 2009 lambat menjadi 2,86 persen dibandingkan tahun 2008 sebesar 3,20 persen.

Namun demikian pertumbuhan ekonomi yang meningkat belum menjamin penyelesaian masalah kemiskinan, pengangguran dan masalah sosial lainnya secara keseluruhan. Hal ini disebabkan ketimpangan pendapatan yang sangat berbeda. Dalam perhitungan rata-rata pendapatan, hal ini tidak terlalu diperhitungkan, namun kenyataannya perbedaan pendapatan diantara masyarakat sangat nyata, hal ini terus menerus terjadi, sehingga ketimpangan semakin besar dan pada akhirnya penyelesaian pemerataan kesejahteraan sulit dicapai.

Walaupun pertumbuhan ekonomi Kabupaten Asahan setiap tahun terus meningkat, namun jumlah rumah tangga miskin tahun 2008 di Kabupaten Asahan masih sangat besar, yaitu 32.303 KK (19,92%). Hal ini menunjukkan masih sangat dibutuhkannya suatu kebijakan dari Pemerintah Kabupaten Asahan dalam upaya pengentasan kemiskinan. Masalah kemiskinan dan keterbelakangan merupakan permasalahan pokok terutama di daerah perdesaan. Data BPS (Badan Pusat Statistik) menunjukkan bahwa persentase penduduk miskin yang ada di desa relatif lebih tinggi dari persentase penduduk miskin yang ada di kota. Berikut ini

(3)

kemiskinan Kabupaten Asahan (Tabel 1.1)

Tabel 1.1. Jumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin Kab. Asahan 2008 No Kecamatan

JUMLAH Penduduk

(jiwa) KK RTM RTM

(%)

1 2 3 4 5 6

1 Air Batu 41.681 9.693 1.040 10.72

2 Sei Dadap 32.369 7.528 1.101 14.62

3 Simpang Empat 40.124 9.331 1.809 19.38

4 Teluk Dalam 17.289 4.021 621 15.44

5 Pulau Rakyat 32.515 7.615 1.226 16.09

6 Aek Kuasan 25.665 5.780 620 10.72

7 Aek Ledong 19.925 4.488 382 8.51

8 Bandar Pulau 19.590 4.642 656 14.13

9 Aek Songsongan 19.349 4.585 596 12.99

10 Rahuning 18.071 4.282 690 16.11

11 Sei Kepayang 16.833 3.589 2.385 66.45

12 Sei Kepayang Barat 12.383 2.640 2.005 75.95 13 Sei Kepayang Timur 9.354 1.994 1.253 62.84 14 Tanjung Balai 33.424 6.712 3.164 47.14

15 Buntu Pane 23.466 13.149 80 5.17

16 Setia Janji 13.200 3.188 602 18.88

17 Tinggi Raja 21.498 5.193 878 16.91

18 BP. Mandoge 32.006 7.602 1.016 13.36

19 Air Joman 42.119 9.196 2.389 25.98

20 Silau Laut 20.930 4.570 1.832 40.09

21 Rawang Panca Arga 16.305 3.810 1.233 32.36

22 Meranti 23.549 5.502 1.235 22.45

23 Pulo Bandring 25.828 6.034 1.309 21.69

24 Kota Kisaran Barat 62.917 13.359 1.071 8.02 25 Kota Kisaran Timur 68.139 13.590 2.510 18.47

Jumlah 688.529 162.093 32.303 19.92

Sumber: BPS Kabupaten Asahan 2009

(4)

Hal yang menarik untuk disimak bahwa kebanyakan masyarakat miskin berada di wilayah perdesaan adalah sebagai akibat dari sulitnya mengakses program pembangunan. Tingginya jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan, dan tingginya angka pengangguran dari tahun ke tahun juga disebabkan tidak seimbangnya jumlah antara penyediaan lapangan kerja baru dengan pertumbuhan jumlah penduduk.

Demikian seriusnya permasalahan kemiskinan untuk segera ditangani, membuat pemerintah berkonsentrasi penuh dalam usaha mencari solusinya. Banyak upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia. Antisipasi dan respon pemerintah dalam menghadapi problem kesenjangan dan kemiskinan telah dimulai jauh sebelumnya. Beberapa program pengentasan kemiskinan yang telah dilaksanakan pada era pemerintahan sebelumnya seperti Program Inpres, Jaring Pengaman Sosial (JPS), dan lain sebagainya. Pada tahun 1993, pemerintah mengeluarkan kebijakan strategis berupa instruksi Presiden No. 5 tahun 1993 tentang Peningkatan Penanggulangan Kemiskinan di Pedesaan/Kelurahan tertinggal. Program IDT dan P3DT dirancang untuk menangani krisis yang terjadi di perdesaan, dimana banyak masyarakat yang kehilangan sumber daya manusia yang potensial dan pekerjaan yang produktif.

Kedua program itu dirasa belum menunjukkan proses pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sebagai subjek dalam seluruh proses kegiatan pembangunan. Seiring dengan dinamika dan perkembangan bidang ekonomi, sosial,

(5)

instruksi Presiden No.21 tahun 1998 tentang Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan, dimulai Program Pengembangan Kecamatan (PPK) dimana jangkauan programnya berakhir pada tahun 2006. Pada Tahun 2006 Pemerintah menyepakati Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) sebagai instrument dalam percepatan penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja sebagai lanjutan dari PPK, dan pada tahun 2007 Presiden menyempurnakan nama PNPM menjadi PNPM Mandiri. PNPM Mandiri terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan untuk masyarakat daerah Kabupaten, PNPM Mandiri Perkotaan untuk masyarakat daerah Kota, PNPM Mandiri Daerah Tertinggal dan Khusus, PNPM Mandiri Infrastruktur Perdesaan, dan PNPM Mandiri Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah.

PNPM Mandiri diharapkan dapat menjadi suatu program pembangunan yang dapat diakses secara adil dan merata oleh semua komponen masyarakat, karena program ini mengusung sistem pembangunan follow up planning.

Program PNPM-MP yang dirancang sebagai bagian dari proses percepatan penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan kemampuan kelembagaan masyarakat dan aparat, dengan memberikan modal usaha untuk pengembangan usaha ekonomi produktif dan pembangunan prasarana dan sarana yang mendukung kegiatan ekonomi perdesaan. Program ini juga dirancang sebagai proses (learning) bagi masyarakat dan aparat melalui proses pengambilan keputusan yang demokratis, baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian kegiatan.

Pengelolaan program ini diberikan secara langsung kepada masyarakat, dan

(6)

dengan pengelolaan seperti ini diharapkan masyarakat dapat melaksanakannya dengan optimal.

Bentuk kegiatan dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Kabupaten Asahan adalah pembangunan fisik sarana dan prasarana (infrastruktur) dan Simpan Pinjam kelompok Perempuan (SPP) yang penyaluran dananya diberikan kepada kelompok masyarakat di desa melalui lembaga pengelola kegiatan di kecamatan.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM- MP) adalah program penanggulangan kemiskinan dengan penggunaan dana yang sangat besar. Jika program ini dapat berjalan dengan baik, dan hasilnya menunjukkan dampak yang positif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika dilihat dari hasil penelitian yang memenuhi kaidah-kaidah ilmiah sebuah tesis, maka program ini diharapkan dapat menjadi program unggulan yang harus terus didukung didalam menetapkan kebijakan pembangunan daerah dalam hal penangggulangan kemiskinan.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas penulis mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DI KABUPATEN ASAHAN.

(7)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana dampak PNPM-Mandiri Perdesaan di Kabupaten Asahan terhadap pendapatan masyarakat yang menjadi peserta program?

2. Sejauh mana PNPM Mandiri Perdesaan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi kemiskinan?

3. Bagaimana dampak PNPM-Mandiri Perdesaan terhadap pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Asahan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdadesarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pengaruh PNPM - Mandiri Perdesaan di Kabupaten Asahan terhadap pendapatan masyarakat yang menjadi peserta program.

2. Menganalisis dampak PNPM - Mandiri Perdesaan di Kabupaten Asahan didalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi kemiskinan.

3. Menganalisis dampak PNPM - Mandiri Perdesaan terhadap pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Asahan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran sekaligus sebagai bahan evaluasi bagi para pengambil keputusan dan

(8)

instansi terkait yang berkenaan dengan penyusunan program penanggulangan kemiskinan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi kepustakaan dan sumbangan informasi sebagai bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya.

Gambar

Tabel 1.1. Jumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin Kab. Asahan 2008  No  Kecamatan  JUMLAH  Penduduk  (jiwa)  KK  RTM  RTM (%)  1  2  3  4  5  6  1  Air Batu  41.681  9.693  1.040  10.72   2  Sei Dadap  32.369  7.528  1.101  14.62   3  Simpang Empat  40

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kekuatan tarik, modulus elastisitas dan kekuatan bending dari komposit berpenguat serat daun nanas belum dapat memenuhi standar

Seperti penelitian Andri yanto ( 2013) Pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER) dan net profit margin (NPM) terhadap Return On Asset (ROA)

Ketika diminta untuk membayar Waqf-e-Jadid, beliau memenuhinya dengan tidak sabar dan berkata, ‘Sejak saya mulai membayar candah, dengan karunia Allah Ta’ala, bisnis saya

Ditinjau dari kualitas produk yang dihasilkan, pengkrajin mebel kayu di di Desa Pathuk, Kecamatan Pathuk telah dalam memproduksi mebel kayu dan teknik finishing melamine

Harga lahan pada kelas terendah yaitu kurang dari Rp 1.000.000,00 per m 2 cenderung memiliki jarak yang lebih dekat dengan fasilitas pendidikan yang digunakan yaitu sebanyak

Posted at the Zurich Open Repository and Archive, University of Zurich. Horunā, anbēru, soshite sonogo jinruigakuteki shiten ni okeru Suisu jin no Nihon zō. Nihon to Suisu no kōryū

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa lokasi bank yang jauh dari rumah adalah alasan utama yang paling mendominasi siswa tidak berkeinginan menabung di bank syariah dengan jumlah

Pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di dekat muara Sungai Cimandiri menjadi faktor penyebab terjadinya penurunan hasil tangkapan. Pembangunan PLTU ini diduga memutus