• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1 Kode/Nama Bidang Ilmu : 371/Ilmu Keperawatan*

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA BOOKLET TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ODHA DALAM

PENCEGAHAN PENULARAN HIV AIDS DI KLINIK VCT GUMITIR KISARA PKBI PROVINSI BALI

Tahun ke – 1 dari rencana 1 tahun

TIM PENGUSUL

1. Ns. I Gusti Ayu Pramitaresthi, S.Kep., M.Kep (NUPN. 9908419472) 2. Ns. Ni Putu Emy Darma Yanti, S.Kep., M.Kep (NUPN. 9908419493)

3. Ns. I Gusti Ngurah Juniartha, S.Kep

PROGRAM STUDI/JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DESEMBER 2016

(2)

2

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN

SKEMA PENELITIAN DOSEN MUDA

Judul Penelitian : Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Booklet Terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku ODHA dalam Pencegahan Penularan HIV AIDS Di Klinik VCT Gumitir Kisara PKBI Provinsi Bali.

Ketua Peneliti :

a. Nama Lengkap : Ns. I Gusti Ayu Pramitaresthi, S.Kep., M.Kep b. NIDN/ NIM : 9908419472/198902272012092001

c. Jabatan Fungsional : Tenaga Pengajar d. Program Studi : Ilmu Keperawatan

e. Nomor HP : 081805454031

f. Email : gekmita27@gmail.com

Anggota Peneliti (1) :

a. Nama Lengkap : Ns. Ni Putu Emy Darma Yanti, S.Kep., M.Kep b. NIDN/ NIP : 9908419493/1989080520130822001

c. Perguruan Tinggi : Universitas Udayana Anggota Peneliti (2) :

a. Nama Lengkap : Ns. I Gusti Ngurah Juniartha, S.Kep b. NIDN/ NIP : -/1990062120140312001

c. Perguruan Tinggi : Universitas Udayana Pembimbing :

a. Nama Lengkap : Prof. dr. Ketut Tirtayasa, MS., AIF b. NIDN/NIP : 0031125031/195012311980031015 c. Jabatan Fungsional : Guru Besar/Ketua Program Studi d. Program Studi : Ilmu Keperawatan

e. Nomor HP : 08123623422

f. Email : ketut.tirtayasa@gmail.com Biaya penelitian keseluruhan: Rp. 10.000.000

Denpasar, 9 Desember 2016

Mengetahui, Peneliti utama,

Pembimbing

Prof. dr. Ketut Tirtayasa, MS., AIF Ns. I Gusti Ayu Pramitaresthi, S.Kep., M.Kep NIP:195012311980031015 NIP: 198902272012092001

Disetujui,

Ketua Program Studi, Dekan FK Unud,

Prof. dr. Ketut Tirtayasa, MS., AIF Prof.Dr. dr. PutuAstawa, Sp.OT(K), M.Kes NIP:195012311980031015 NIP: 195301311980031004

(3)

3 PRAKATA

Puja dan puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan laporan akhir penelitian dosen muda dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Booklet Terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku ODHA dalam Pencegahan Penularan HIV AIDS Di Klinik VCT Gumitir Kisara PKBI Provinsi Bali” ini tepat pada waktunya.

Adapun penyusunan laporan akhir penelitian dosen muda ini diharapkan dapat memberikan konstribusi di dunia kesehatan khususnya dalam penanganan ODHA (Orang dengan HIV AIDS) dan menjadi acuan untuk proposal penelitian selanjutnya. Selain itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sehingga penyusunan proposal penelitian ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa tugas laporan kemajuan penelitian dosen muda ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun dalam penyusunan kata-kata. Oleh karena itu penulis membuka diri untuk menerima segala saran dan kritik yang membangun.

Akhirnya, semoga laporan kemajuan penelitian dosen muda ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan

Denpasar, Desember 2016 Tim Penulis

(4)

4 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan atau kombinasi berbagai penyakit yang muncul karena tubuh tidak dapat melawan penyakit.

Pada saat darah terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) maka sistem kekebalan tubuh diserang dan dirusak perlahan-lahan sehingga sistem kekebalan tubuh tidak dapat melawan infeksi. (Murni dkk, 2004).

HIV sudah berkembang dan meluas di daerah Sub Sahara Afrika sekitar tahun 1950. Tanggal 5 Juni 1981, Gotlieb dari Los Angeles melaporkan kasus AIDS untuk pertama kalinya, laporan semula kekebalan tubuh rusak karena kanker atau obat-obat immunosupresive, penyakit ini juga menginfeksi pria homoseksual. Pada pertengahan tahun 1970 perkembangan HIV AIDS di seluruh Dunia dimulai. Mulanya dipandang sebagai wabah yang menyebar di wilayah tertentu, tetapi kini meliputi wilayah yang luas.

Tahun 1981 HIV positif dan AIDS menyebar di 20 negara dengan jumlah penderita 100.000 orang. Januari 1992 AIDS menyebar ke 164 negara dengan total 12,9 juta penderita yang terdiri dari 11,8 juta orang dewasa dan 1,1 juta anak-anak.

Masalah HIV AIDS di zaman modern sekarang ini membingungkan dan menggemparkan di seluruh Dunia. Hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penderita HIV AIDS. HIV AIDS bisa menyerang siapa saja, dari orang dewasa sampai anak-anak sekalipun bisa tertular virus HIV AIDS. Sekitar 60 juta orang di Dunia telah terinfeksi HIV dan sekitar 20 juta orang dewasa dan anak-anak meninggal.

Lebih dari 193 negara di Dunia telah melaporkan adanya penyebaran dan penularan HIV AIDS, dimana lebih dominan terjadi di Afrika dan Asia (KMPA FK Unud, 2007).

Menurut data WHO di Dunia data menunjukan bahwa presentasi orang yang hidup dengan HIV pada tahun 2007 sebanyak 33,2 juta orang hidup dengan HIV 2,5 juta adalah baru terinfeksi dan 2,1 juta orang meninggal karena AIDS.

Sekitar dua juta orang meninggal akibat penyakit AIDS di Dunia pada tahun 2008.

Sehingga total jumlah kematian akibat virus HIV tersebut mencapai 25 juta jiwa sejak virus tersebut pertama kali terdeteksi 30 tahun lalu. Sekitar 2,7 juta kasus baru AIDS dilaporkan pada tahun 2008 sehingga total penderita AIDS di Dunia mencapai 33,4 juta

(5)

5 jiwa. Angka tersebut naik dari 33 juta penderita AIDS pada tahun 2007 lalu. (UNAIDS, 2009).

Yahya Anshori (2008) dari KPA Bali menjelaskan, munculnya HIV AIDS di Indonesia diketahui tahun 1987, merenggut nyawa warga negara Belanda yang sedang menikmati liburan di Pulau Dewata dan merupakan kasus pertama di Indonesia.

Tingkat perkembangan virus HIV AIDS di Indonesia sangat mengkhawatirkan.

Dari seluruh negara di Asia, Indonesia tergolong yang paling cepat. Setiap tahunnya terjadi peningkatan penyebaran virus mematikan ini. Setiap tahun jumlah kasus baru HIV AIDS menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Pengidap HIV AIDS terbesar di Indonesia saat ini berusia 15-29 tahun. Kasus HIV AIDS di Indonesia selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup besar. Hingga 31 Maret 2010, tercatat ada 20.564 kasus AIDS yang telah terjadi. Pada 2004 baru ada sebanyak 2.684 kasus, pada 2005 jumlahnya naik menjadi 5.321 kasus, kemudian naik lagi menjadi 8.194 kasus pada tahun 2006, 11.141 kasus pada tahun 2007, kemudian 16.110 kasus pada tahun 2008, serta di posisi 19.973 kasus pada tahun 2009. Bali berada di peringkat kelima terbanyak penemuan kasus HIV AIDS (Kunto Prastowo, 2010).

Penduduk Provinsi Bali hanya sekitar 3,2 juta jiwa, namun jumlah penderita HIV AIDS yang terdata hingga akhir September 2008 mencapai 2.323 kasus. Penyakit hilangnya kekebalan daya tubuh itu telah merenggut 185 korban jiwa. Kota Denpasar menempati urutan teratas dengan 1.117 penderita, disusul Buleleng 443 kasus dan Badung 434 orang. Jumlah penderita HIV AIDS di Bali dinilai mengalami peningkatan cukup mencemaskan, karena pada Mei 2008 tercatat 2.112 kasus, sampai September 2008 bertambah 211 orang hingga berjumlah 2.323 orang.

Penderita HIV AIDS tersebut sebagian besar usia produktif, yakni 20-29 tahun tercatat 1.076 orang, 30-39 tahun 707 kasus, 40-49 tahun 191 penderita, 50-59 tahun 49 kasus dan diatas 60 tahun delapan orang. Selain itu juga tercatat penderita usia kurang dari satu tahun enam kasus, usia satu-empat tahun 21 kasus dan 15-19 tahun empat orang.

Di Bali juga tercatat orang dengan HIV AIDS (ODHA) 4.041 orang, yang dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan cukup berarti (Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Propinsi Bali, 2008). Tahun 2009 kasus HIV AIDS telah tersebar di seluruh Kabupaten/Kota di Bali. Tercatat pengidap penyakit HIV AIDS hingga Agustus 2009 sebanyak 3.047 orang (Komisi Penanggulangan AIDS atau KPA Bali, 2009).

(6)

6 Di Klinik VCT Gumitir KISARA PKBI Provinsi Bali, tercatat terjadi peningkatan jumlah pasien HIV AIDS. Pada tahun 2007 terdapat 240 pasien, tahun 2008 terdapat 286 pasien, tahun 2009 terdapat 354 pasien, hingga Juni 2010 terdapat 169 pasien. Kunjungan VCT perbulan di tahun 2011 sebanyak 25 orang.

Dari studi pendahuluan di Klinik VCT Gumitir KISARA PKBI Provinsi Bali dari tujuh pasien didapat data responden memiliki pengetahuan baik 28,57%, cukup 42,85%, kurang 28,57% mengenai HIV AIDS dan memiliki perilaku cukup 42,85%, kurang 57,14% dalam mencegah penularan HIV AIDS.

Perilaku Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) awalnya terjadi kecenderungan untuk menutup diri dari lingkungan baik keluarga, teman dan masyarakat. Para ODHA sering diasingkan, mendapatkan pandangan sinis dan menghindar jika bertemu bahkan dengan pihak keluarga. Respon ODHA terhadap reaksi sosial dari masyarakat adalah ODHA merasa tertekan, rendah diri dan menyendiri (Oktaviarni, 2009).

Data diatas adalah data yang muncul sebagian saja seperti fenomena gunung es artinya yang muncul ke permukaan merupakan bagian kecil dari keadaan atau kasus sebenarnya. Hal ini kalau tidak ditanggulangi dengan baik maka beberapa tahun lagi jumlah kasus HIV AIDS baru akan bertambah.

AIDS merupakan penyakit yang berbahaya dan ancaman bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. AIDS dikatakan silent killer karena sekali seseorang tertular HIV, walaupun belum mengalami dan memperlihatkan gejala, penderita dapat menularkan HIV pada orang lain melalui perilaku berisiko.

Informasi kesehatan mengenai HIV AIDS dan penularannya yang masih kurang dapat menyebabkan ketidaktahuan ODHA mengenai pencegahan dan kewaspadaan terhadap bahaya penularan HIV AIDS serta berkembangnya stigma yang salah tentang ODHA.

Salah satu media pemberian informasi kesehatan yang dapat digunakan adalah booklet. Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku yang berisi tulisan dan gambar. Booklet merupakan sebuah buku kecil yang terdiri dari tidak lebih 24 lembar (Suiraoka & Supariasa, 2012).

Berdasarkan data diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan media booklet terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ODHA dalam pencegahan penularan HIV AIDS di Klinik VCT Gumitir KISARA PKBI Provinsi Bali.

(7)

7 B. Rumusan masalah

“ Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan media booklet terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ODHA dalam pencegahan penularan HIV AIDS di Klinik VCT Gumitir KISARA PKBI Provinsi Bali?”

C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum

Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan booklet terhadap tingat pengetahuan, sikap dan perilaku odha dalam pencegahan penularan HIV AIDS di Klinik VCT Gumitir KISARA PKBI Provinsi Bali.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ODHA mengenai pencegahan penularan HIV AIDS sebelum dan setelah di berikan pendidikan kesehatan.

b. Mengidentifikasi sikap ODHA mengenai pencegahan penularan HIV AIDS sebelum dan setelah di berikan pendidikan kesehatan.

c. Mengidentifikasi perilaku ODHA mengenai pencegahan penularan HIV AIDS sebelum dan setelah di berikan pendidikan kesehatan.

d. Menganalisis perbedaan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ODHA mengenai pencegahan penularan HIV AIDS.

D. Manfaat penelitian 1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang manfaat pendidikan kesehatan dengan menggunakan media booklet terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku ODHA dalam pencegahan penularan HIV AIDS. Hasil penelitian ini juga dapat ditindaklanjuti atau dikembangkan sebagai bahan bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan ODHA dan pencegahan penularan HIV AIDS.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat bermanfaat nantinya bagi lembaga kesehatan dan usaha pembinaan kesehatan ODHA. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi tenaga pelayanan di lembaga kesehatan dalam mencegah penularan HIV AIDS.

(8)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar HIV AIDS 1. Pengertian HIV, AIDS dan ODHA

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan segala penyakit yang datang (Murni dkk, 2004).

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) yang muncul setelah virus (HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh selama lima hingga sepuluh tahun atau lebih sehingga sistem kekebalan tubuh melemah, satu atau lebih penyakit dapat timbul dan menjadi lebih parah dari biasanya (Murni dkk, 2004).

ODHA adalah singkatan dari orang dengan HIV AIDS atau people living with HIV AIDS (Harahap, S. W, 2000).

2. Gejala-Gejala AIDS

Gejala-gejala dari AIDS bisa berasal dari infeksi HIV serta infeksi oportunistik (infeksi oleh suatu organisme pada orang dengan sistem kekebalan tidak baik akan menimbulkan penyakit) dan kanker, tetapi hanya sedikit penderita AIDS yang meninggal karena efek langsung dari infeksi HIV. Biasanya kematian terjadi karena efek kumulatif dari berbagai infeksi oportunistik dan kanker oportunistik.

Gejala AIDS dari infeksi HIV antara lain: Pembengkakan kelenjar getah bening, penurunan berat badan, demam yang hilang timbul, perasaan tidak enak badan, lelah, diare berulang, anemia. Sedangkan dari infeksi oportunistik dan kanker antara lain:

Pneumonia pneumokistik, Toksoplasmosis, Tuberkulosis, Infeksi saluran cerna, Leukoensefalopati multifokal progresif, Infeksi oleh sitomegalovirus, Sarkoma kaposi, Kanker kelenjar getah bening (Sie Materi KMPA FK UNUD, 2007).

3. Konsep Perilaku Pencegahan Penularan HIV AIDS a. Penularan HIV AIDS

HIV terdapat dalam cairan tubuh yaitu darah, sperma, cairan vagina dan air susu ibu. HIV hanya dapat ditularkan jika cairan tubuh (darah, sperma, cairan vagina dan air

(9)

9 susu ibu) seseorang HIV positif masuk ke dalam aliran darah orang lain. HIV hanya dapat ditularkan melalui beberapa cara yaitu:

1) Hubungan seks

2) Pemakaian bersama jarum suntik 3) Penularan vertikal dari ibu ke anaknya 4) Tranfusi darah atau produk darah b. Pencegahan HIV AIDS

A: Abstinence

Tidak melakukan seks bebas, tidak melakukan seks pranikah.

B: Being Faithfull

Setia pada pasangan dan tidak berganti-ganti pasangan.

C: Condom

Dianjurkan untuk memakai kondom saat melakukan hubungan seksual.

D: Don’t Inject

1) Menghindari penggunaan jarum yang tidak steril dan berganti-ganti dengan jarum yang sama dalam bentuk apapun (tindik, tato, dll).

2) Jika melakukan tranfusi darah, pastikan darah telah dites bebas dari HIV AIDS.

E: Education

1) Penyuluhan, Bimbingan dari orang tua, keluarga, guru.

Tambahan:

2) Segera mengobati STD (Sexual Transmitted Deseases) jika terkena.

3) Wanita yang positif HIV disarankan tidak hamil.

4) Jika pasangannya positif HIV sebaiknya melakukan tes antibodi sebelum hamil.

5) Meningkatkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

6) Olahraga dan makan makanan yang bergizi (Sie Materi KMPA FK UNUD, 2007).

4. Risiko Penularan HIV di Sarana Pelayanan Kesehatan HIV dapat ditularkan melalui berbagai cara seperti berikut:

a. Kepada Pasien

Melalui alat kesehatan yang tercemar yang dipakai ulang tanpa disterilisasi secara memadai seperti tranfusi dengan donor HIV positif, cangkok kulit, cangkok organ dan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lain dari petugas kesehatan yang HIV positif.

(10)

10 b. Kepada Petugas Kesehatan

Luka di kulit oleh karena tusukan jarum atau alat tajam lainnya yang telah tercemar dengan darah atau cairan tubuh HIV positif seperti pajanan pada kulit yang luka dan percikan darah atau cairan tubuh yang mengenai selaput mukosa mulut hidung atau mata (Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI, 2003).

c. Kewaspadaan Universal

Kewaspadaan universal merupakan upaya pengendalian infeksi yang herus diterapkan dalam pelayanan kesehatan kepada semua pasien pada setiap waktu untuk mengurangi risiko infeksi yang ditularkan melalui darah. Kewaspadaan universal meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah melakukan tindakan atau perawatan.

2) Penggunaan alat pelindung yang sesuai untuk setiap tindakan seperti sarung tangan, gaun pelindung, celemek, masker, kaca mata pelindung untuk setiap kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh lain.

3) Pengelolaan dan pembuangan alat tajam dengan hati-hati.

4) Pengelolaan limbah yang tercemar oleh darah atau cairan tubuh dengan aman.

5) Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai dengan melakukan dekontaminasi, disinfeksi dan sterilisasi dengan benar.

6) Pengelolaan linen yang tercemar dengan benar (Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI, 2003).

B. Konsep Dasar Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

1. Pengertian Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Sikap adalah respon terhadap suatu objek yang dapat menjadi predisposisi suatu perilaku. Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007).

2. Tingkat Pengetahuan

(11)

11 Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan meteri atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian- bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluatio)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2007).

(12)

12 3. Sikap

Sikap merupakan respon tertutup terhadap suatu objek yang dapat menjadi predisposisi suatu perilaku. Sikap tidak secara otomatis terwujud dalam bentuk tindakan karena untuk dapat menjadi suatu perbuatan nyata dibutuhkan faktor pendukung seperti fasilitas dan dukungan dari lingkungan. Tindakan merupakan respon terhadap stimulus dalam bentuk nyata dan dapat diamati (Notoadmojo, 2012).

4. Jenis Perilaku

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus, perilaku dapat dibedakan yaitu:

a. Perilaku Tertutup

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Misalnya seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV AIDS dapat menular melalui hubungan seks.

b. Perilaku Terbuka

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi, penderita TB paru minum obat secara teratur (Notoatmodjo, 2007).

C. Pendidikan Kesehatan 1. Metode pendidikan kesehatan

Metode pendidikan kesehatan merupakan cara atau pendekatan yang digunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan pada klien. Secara garis besar, jenis metode pendidikan ada dua yaitu metode didaktif yang dilakukan secara satu arah dan metode sokratik yang dilakukan secara dua arah. Pemilihan metode dilakukan berdasarkan tujuan pemberian pendidikan kesehatan, kemampuan pemberi edukasi, dan jumlah sasaran yang akan diberikan edukasi (Maulana, 2009).

2. Booklet

Booklet merupakan suatu media cetak yang digunakan dalam menyampaikan pesan kesehatan berbentuk buku yang berisi tulisan dan gambar. Keuntungan penggunaan media booklet ini adalah peserta yang menerima edukasi dapat membaca berulang-ulang

(13)

13 informasi yang diberikan sehingga dapat mempengaruhi memori pembelajaran. Pada umumnya media cetak akan memberikan hasil yang baik terutama pada tujuan pembelajaran yang bersifat kognittif dan keterampilan (Arsyad, 2010).

(14)

14 BAB III

KERANGKA KONSEP

Keterangan :

: Variabel yang diteliti : Alur Pikir

: Variabel tidak diteliti

ODHA

HIV AIDS Reaktif

Resiko penularan ke orang lain Penyuluhan kesehatan

dengan media

Pemahaman ODHA tentang penularan ke orang lain:

- Pengetahuan - Sikap - Perilaku

(15)

15 BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah quasi eksperimen dapat pula disebut eksperimen semu. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah one group pre-test dan post-test design yaitu melihat tingkat pengetahuan dan sikap ODHA serta mengobservasi perubahan perilaku ODHA terhadap pencegahan penularan HIV AIDS sebelum diberikan pendidikan kesehatan (pre test) dan setelah (post test). Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan booklet terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ODHA terhadap pencegahan penularan HIV AIDS (Sugiono, 2007).

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Penelitian dilaksanakan di daerah pendampingan Klinik VCT Gumitir KISARA PKBI Provinsi Bali karena dalam tiga tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah pasien ODHA yang berkunjung. Klinik VCT Gumitir sebagai salah satu tempat rujukan orang yang beresiko HIV AIDS dari puskesmas dan RSUD di Provinsi Bali.

2. Waktu

Penelitian dilakukan pada bulan September-Oktober 2016.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien ODHA yang merupakan dampingan Klinik VCT Gumitir KISARA PKBI Provinsi Bali. Jumlah pasien ODHA tahun 2009 adalah 354 orang, jadi rata-rata populasi per bulan adalah 25-30 orang. Besarnya jumlah pasien ODHA pada Januari hingga Juli 2016 terdapat 85 pasien yang merupakan dampingan Klinik VCT Gumitir KISARA PKBI Provinsi Bali

2. Sampel

Sampel adalah bagian kecil dari populasi yang dipakai untuk mewakili seluruh populasi. Kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi dimana kriteria

(16)

16 tersebut menentukan dapat dan tidaknya sampel tersebut digunakan (Hidayat, 2009).

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien ODHA yang memenuhi kriteria inklusi.

a. Kriteria Inklusi

1) Keadaan umum pasien baik.

2) Pasien terdiagnosa HIV positif.

3) Pasien ODHA yang merupakan dampingan Klinik VCT Gumitir KISARA PKBI Provinsi Bali.

4) Pasien bersedia menjadi responden.

b. Kriteria Eksklusi

1) Pasien ODHA yang buta huruf.

2) Pasien ODHA yang bersikap tertutup.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah Nonprobability Sampling dengan teknik Purposive Sampling yaitu pengambilan sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri atau pertimbangan pribadi peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2005).

Jumlah pasien ODHA dampingan Klinik VCT Gumitir KISARA PKBI Provinsi Bali pada bulan Januari hingga Juli 2016 sebanyak 85 orang. Berdasarkan jumlah tersebut sebanyak 70 orang memenuhi kriteria inklusi dan digunakan sebagai populasi untuk perhitungan sampel. Besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

n = N 1 + N (d2) Keterangan :

N = Besar populasi n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (0,05)

Sumber : Notoatmodjo, 2005:92

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut maka besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 60 orang ditambah 10%

kemungkinan drop out sehingga total responden 66 orang.

(17)

17 4. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

a. Jenis Data yang Dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari jawaban langsung responden pada lembar kuesioner.

b. Cara Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengisian kuesioner oleh responden yang memuat variabel yang diteliti. Adapun langkah-langkah pengumpulan data antara lain:

1) Pendekatan secara formal kepada Direktur Utama PKBI Provinsi Bali, Kordinator klinik VCT Gumitir KISARA Provinsi Bali beserta staf konselor.

2) Memilih populasi yang memenuhi kriteria inklusi untuk dijadikan sampel.

3) Pendekatan informal kepada sampel yang akan diteliti dengan memperhatikan etika (fomulir persetujuan menjadi responden). Sampel diberi penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian. Jika sampel bersedia, diminta untuk menandatangani formulir persetujuan menjadi responden.

4) Memberikan dan menjelaskan cara pengisian kuesioner.

5) Melakukan pretest.

6) Memberikan pendidikan kesehatan.

7) Melakukan posttest.

8) Memeriksa jawaban dari responden.

9) Menganalisis hasil dari jawaban kuesioner responden.

5. Instrumen Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner terstruktur yang dibuat sendiri oleh peneliti dan memuat beberapa pertanyaan yang mengacu pada kerangka konsep. Lembar kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu bagian pertama terdiri dari 25 pertanyaan tentang pengetahuan mengenai HIV AIDS, bagian kedua terdiri dari 20 pernyataan tentang sikap mengenai pencegahan penularan HIV AIDS dan bagian ketiga terdiri dari 15 pernyataan perilaku ODHA dalam mencegah penularan HIV AIDS.

6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Instrumen tentang tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pencegahan penularan HIV AIDS pada ODHA perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen untuk mendapatkan kuesioner yang tepat dan tetap. Sebuah instrumen dikatakan valid jika instrumen itu mampu mengukur apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi

(18)

18 tertentu (Setiadi, 2007). Reliabilitas adalah adanya suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda (Setiadi, 2007).

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan sebelum penelitian, dengan jumlah sampel yang digunakan 30 sampel (Sugiyono, 2009). Uji dilakukan di Klinik VCT Gumitir KISARA PKBI Provinsi Bali. Menurut Arikunto (2002), langkah-langkah uji validitas yaitu setelah penyusunan instrumen, kemudian dilakukan uji validitas internal dengan content validity (validitas isi) yang dapat dicapai apabila terdapat kesesuaian antara butir-butir pertanyaan dari instrumen dengan instrumen secara keseluruhan, tetapi peneliti tidak melakukan uji coba terhadap instrumen tersebut, kemudian dengan uji validitas eksternal (validitas empirik) yaitu apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain yang mengenai variabel penelitian yang dimaksud (Setiadi, 2007).

Instrumen yang valid tetap digunakan untuk mengumpulkan data, untuk kuesioner yang tidak valid dilakukan revisi.

Langkah-langkah uji reliabilitas instrumen yaitu setelah dilakukan uji validitas, kemudian pengujian reliabilitas dengan Alpha Cronbach, setelah dianalisis apabila didapatkan hasil r alpha positif dan lebih besar dari r tabel berarti instrumen tersebut reliabel (Pratisto, 2005). Uji validitas dan reliabilitas dibantu dengan analisis komputer. Hanya kuesioner yang valid dan reliabel yang digunakan.

7. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh sebelum dilakukan analisa data akan melalui proses editing, coding, entry, dan tabulasi data. Untuk data demografi responden akan dianalisis secara deskriptif yaitu umur, agama, tingkat pendidikan, status ekonomi keluarga, pendidikan orangtua dan pekerjaan orangtua. Data primer yang didapatkan melalui kuesioner akan diuji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Data karakteristik responden akan dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji Chi-Square. Analisis bivariat dilakukan dengan uji parametrik jika data berdistribusi normal yaitu dengan uji Independent sample T-test untuk menganalisis tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest). Jika data tidak berdistribusi normal maka akan diuji dengan uji non parametrik yaitu dengan Wilxocon dan Mann- Whitney. Nilai kemaknaan yang digunakan adalah α=0,05 dan CI= 95%. Semua analisis dilakukan dengan menggunakan paket program komputer.

(19)

19 BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Klinik VCT Gumitir PKBI Provinsi Bali. Klinik ini berdiri sejak 1 September 2008. KYC Provinsi Bali berada dibawah naungan PKBI Provinsi Bali dan bertempat di Jalan Gatot Subroto IV nomor 6 Denpasar Bali. Klinik ini merupakan salah satu wujud pemenuhan hak masyarakat dan ODHA untuk dapat mengakses layanan kesehatan yang ramah dan memiliki tenaga medis terdiri dari dokter, perawat dan bidan selaku konselor. Layanan yang diberikan mudah, murah dan non diskriminatif. Klinik VCT Gumitir PKBI Provinsi Bali memberikan pelayanan kesehatan berupa layanan konsultasi dan permasalahan kesehatan reproduksi terutama terkait ODHA.

(20)

20 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: PT Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik dan Depkes. 2006. Situasi Perilaku Berisiko dan Prevalensi HIV di Tanah Papua 2006, (online),

Brahim dkk. 2002. Gambaran Situasi HIV AIDS Tahun 1987-2001 di Indonesia.

Jakarta: Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan RI.

Ditjen PPM dan PL Depkes RI. 2003. Pedoman Nasional Perawatan, Dukungan dan Pengobatan Bagi ODHA. Jakarta: Depkes RI.

Harahap, S. W. 2000. Pers Meliput AIDS. Jilid Pertama. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Hendra, A.W. 2008. Pengetahuan, (online), (http:// www.ajangberkarya.com, diakses 16 Maret 2016).

Hidayat, A. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:

Salemba Medika.

Komisi Penanggulangan AIDS Bali. 2008. Bali Peringkat Lima Penderita HIV AIDS,(online),

(http://nasional.kompas.com/read/2008/11/04/21372340/bali.peringkat.lima.pe nderita.hivaids, diakses 16 Maret 2016).

Komisi Penanggulangan AIDS Bali. 2009. Penderita HIV AIDS di Bali 3.047 Orang,(online),

(http://www.detiknews.com/read/2009/12/01/172829/1252125/10/penderita- hiv-aids-di-bali-3047-orang, diakses 16 Maret 2016).

Mansjoer dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid Kedua. Edisi Ketiga. Jakarta:

Media Aesculapius.

Mubarak. 2006. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: CV Sagung Seto.

Murni dkk. 2004. Hidup Dengan HIV AIDS. Jakarta: Yayasan Spiritia.

Murni dkk. 2004. Pasien Berdaya. Jakarta: Yayasan Spiritia.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jilid Pertama. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Nursalam. 2001. Pendekatan Praktis Metodelogi Riset Keperawatan. Jakarta: CV.

Sagung Seto.

(21)

21 Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Edisi kedua. Jakarta: Salemba Medika.

Oktaviarni, V. 2009. Perilaku Sosial Odha (Orang Dengan HIV AIDS), (online), (http://skripsi.unila.ac.id/2009/07/25/perilaku-sosial-odha-orang-dengan-

hivaids, diakses 16 Maret 2016).

Prastowo, K. 2010. Perkembangan HIV-AIDS di Indonesia Sangat Mengkhawatirkan, (online), (http://tnp2k.wapresri.go.id/berita/bantuan-sosial/237-perkembangan- hiv-aids-di-indonesia-sangat-mengkhawatirkan.html, diakses 16 Maret 2016).

Pratisto. 2005. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Jilid Pertama. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sie Materi. 2007. Buku Materi Latihan Dasar Kelompok Mahasiswa Peduli AIDS.

Denpasar: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Edisi kedelapan. Bandung: Alfabeta.

Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

(22)

22

Referensi

Dokumen terkait

Pemeliharaan Berkala Jalan di Kota Administrasi Jakarta Utara (Jl. Kapuk Muara, Jl. Dadap Raya, Jl. Tembus Sukapura, Jl. Danau Sunter Barat, Jl. Pahlawan / Tipar Cakung).

Kesimpulan dalam penelitian ini, secara simultan kompetisi politik, pendapatan asli daerah dan opini audit berpengaruh secara signifikan terhadapat implementasi e-Government

Melalui hasil kesimpulan tersebut, walaupun hasil yang diperoleh sudah mencapai 80-90%, namun masih dapat dilakukan variasi kombinasi yakni dengan mendahulukan kata yang

terjadi absorbsi cairan masif ke dalam membran alveolus, karena konsentrasi elektrolit dalam air tawar lebih rendah daripada konsentrasi dalam darah hemodilusi

Dengan adanya penelitiian tentang penilaian tingkat kemampuan empati mahasiswa ners pada saat melaksanakan praktik klinik stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga

Dengan asumsi bahwa kapasitas maksimal adalah 4 orang per kamar, dibutuhkan 9 kamar untuk menempatkan 15 mahasiswa tersebut sehingga tidak ada mahasiswa yang

Firman Tuhan : “sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” Hoax yang dibuat ular “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa

Simulasi keadaan elektron pada individual quantum dot berbasis material Silikon telah berhasil dilakukan dalam kerangka teori kerapatan fungsional (Density Functional Theory)