• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Adiwiyata dalam Rangka Meningkatkan Partisipasi Masyarakat SDN 2 Tegowanu Wetan T2 942013121 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Adiwiyata dalam Rangka Meningkatkan Partisipasi Masyarakat SDN 2 Tegowanu Wetan T2 942013121 BAB IV"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

33 BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Tegowanu Wetan yang terletak di Jalan Jendral Sudirman nomor 8 Tegowanu Wetan kecamatan Tegowanu kabupaten Grobogan. Jumlah siswa di SDN 2 Tegowanu Wetan pada Tahun Ajaran 2014/2015 berjumlah 139 anak dengan latar belakang ekonomi dan tempat tinggal yang beragam. Sedangkan untuk tenaga pendidik sebanyak 15 orang yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama, 1 guru olah raga, 1 guru bahasa inggris, 3 guru wiyata bakti, 1 penjaga sekolah, dan 1 petugas perpustakaan.

(2)

34

sekolah ini menjadi nyaman untuk kegiatan belajar mengajar. Program Adiwiyata juga membuat kreatifitas anak terasah salah satunya dengan cara memanfaatkan barang tak terpakai menjadi barang yang berguna kembali, sebagai contoh adalah memanfaatkan botol plastik bekas menjadi pot bunga maupun hiasan yang dapat di letakkan di jendela ataupun membuatnya menjadi bunga plastik. Dengan ketelatenan dari guru dan siswa program ini dapat berhasil diterapkan di SDN 2 Tegowanu Wetan.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan oleh peneliti bersama kepala sekolah, dan satu perwakilan guru pada tanggal 22 April 2015 di ruang kepala sekolah. Wawancara dilakukan kurang lebih dua jam. Dalam wawancara ini, membahas tentang bagaimana asal mula sekolah tersebut mengikuti program adiwiyata, pelaksanaan program adiwiyata sehingga program ini diterapkan disekolah ini, kebijakan berwawasan lingkungan yang ada di sekolah ini, faktor internal yang mempengaruhi terlaksananya program di sekolah ini, serta dukungan dari masyarakat dalam keterlaksanaan program adiwiyata.

(3)

35 dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Setelah studi dokumentasi dilakukan peneliti dengan pendampingan dari kepala sekolah mengajak berkeliling sekolah untuk melihat kondisi sekolah. keempat komponen tersebut sebelumnya telah di kaitkan dengan model evaluasi CIPP yang di pakai oleh peneliti agar penelitian berjalan sesuai dengan prosedur model evaluasi CIPP.

Penelitian kedua dilakukan pada tanggal 24 april 2015 dengan mewawancarai masyarakat. Hal ini dilakukan untuk mencocokkan jawaban dari pihak sekolah apakah sesuai dengan jawaban masyarakat atau tidak. Peneliti mendatangi salah satu rumah masyarakat sekaligus orang tua siswa di SDN 2 Tegowanu Wetan. Dalam wawancara ini pertama peneliti menanyakan tentang apakah narasumber mengetahui program adiwiyata yang ada di sekolah tersebut, kemudian dilanjutkan dengan apakah dari pihak sekolah menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

4.3 Hasil Penelitian

Pada hasil penelitian ini akan dibahas tentang deskriptif tentang penelitian yang telah dilakukan. Dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti maka di deroleh hasil sebagai berikut:

4.3.1 Konteks (Context)

(4)

36

Program adiwiyata merupakan program sekolah dimana sekolah memiliki tempat yang baik dan ideal untuk memperoleh ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang lingkungan hidup. Dengan di berlakukannya program adiwiyata ini diharapkan agar dapat mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik. Pelakasanaan program Adiwiyata ini dimulai sejak tahun 2014. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, awal mula SDN 2 Tegowanu Wetan mencanangkan program Adiwiyata merupakan penawaran dari SMPN 1 Tegowanu, karena dalam komponen standar Adiwiyata sekolah yang telah melaksanakan program Adiwiyata harus memiliki sekolah binaan. Dari penawaran tersebut kepala sekolah, guru, beserta komite mengadakan rapat apakah berkenan untuk siap melaksanakan program ini. Dari rapat tersebut menghasilkan bahwa sekolah merasa perlu mengikuti program ini karena dengan program ini Dengan mengikuti program adiwiyata sekolah mendapatkan prestasi yang membanggakan, karena dengan melaksanakan program adiwiyata masyarakat luas memandang bahwa sekolah memiliki lingkungan yang baik untuk mendukung kegiatan belajar mengajar serta dapat menciptakan rasa nyaman dan kedisiplinan dari siswa.

(5)

37 pada setiap hari oleh guru dan siswa. Untuk pembuangan sampah dilaksanakan setiap hari. Gerakan bersih merata dilaksanakan setiap hari oleh guru yang sudah di jadwalkan. Pelaksanaan piket kebersihan toilet dilaksanakan setiap hari oleh siswa sesuai denganjadwal yang telah dibuat. Terdapat pula aksi-aksi lingkungan yang dibuat dalam program adiwiyata diantaranya adalah aksi air, aksi air dilaksanakan pada bulan Mei 2015, adapula aksi yang sudah berjalan karena pembiasaan disekolah dari tahun 2012 seperti membersihkan sistem drainase dan pemanfaatan limbah. Aksi lingkungan yang dilaksanakan pada awal tahun 2014 sampai sekarang. Aksi partisipasi masyarakat pada bulan agustus 2014 dan Januari 2015. Aksi pembelajaran yang dilaksanakan awal semester gasal dan pertengahan setiap semester. Aksi sampah bokasi (daur ulang) yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2014, Oktober 2014, dan Januari 2015. Aksi sampah daun dilaksanakan pada bulan agustus 2015. Aksi sampah kertas dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2015. Aksi sampah Plastik yang dilaksanakan pada bulan Juli 2014- akhir tahun pelajaran 2015.

(6)

38

sumber daya dan energi, Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif, dan Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar. Walaupun demikian masih terdapat kendala yang dihadapi oleh sekolah ini. Kendala yang di hadapi oleh pihak sekolah dalam menjalankan program adiwiyata diantaranya adalah pemeliharaan tanaman sekolah. Karena sekolah ini terletak pada daerah yang panas sehingga pemeliharaan tanaman harus diperhatikan secara khusus. Kendala yang selanjutnya adalah kurangnya peran serta masyarakat sekitar dalam mendukung program adiwiyata disekolah ini.

4.3.2 Input (Input)

Dalam aspek input ini meliputi perencanaan program adiwiyata, personil yang tergabung dalam program adiwiyata, kebijakan sekolah terkait dengan kurikulum, dan anggaran dalam program adiwiyata.

(7)

39 pengolahan sampah organik dan anorganik, sie partisipasi pelatihan siswa dan ketertiban, dan sie perpustakaan.

(8)

40

Untuk hasil dari komponen standar adiwiyata menghasilkan bahwa wawasan lingkungan tercantum pada visi misi sekolah dan terdapat pada hampir semua mata pelajaran yang diajarkan. Selain itu, peraturan sekolah menitik beratkan pada peraturan yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Indikator kebijakan berwawasan lingkungan juga sudah memenuhi standar komponen adiwiyata yang meliputi Visi, misi dan tujuan sekolah mencerminkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (pelestarian fungsi lingkungan, mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, peningkatan kualitas lingkungan hidup), Beberapa mata pelajaran wajib mengintegrasikan pembelajaran terkait upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Mata pelajaran lokal mengintegrasikan pembelajaran terkait upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Pengembangan diri mengintegrasikan pembelajaran terkait upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, serta Apabila di integrasikan dalam mata pelajaran wajib maupun mulok yang terkait dengan PLH terdapat kriteria ketuntasan minimal.

(9)

41 pengadaan obat-obatan, pengadaan perlengkapan UKS, pembiayaan penanaman pohon peneduh, pembiayaan penanaman bunga-bunga, biaya pemeliharaan pagar sekolah,biaya pemeliharaan sumur sekolah, biaya pemeliharaan jaringan pengairan sekolah, dan pengadaan tempat pembuatan kompos.

4.3.3 Proses (Process)

Dalam aspek proses ini mencakup identifikasi proses pelaksanaan yang meliputi: kesiapan pelaksana program adiwiyata, kompetensi guru dalam kaitannya dengan pembelajaran lingkungan hidup, keaktifan pelaksana (kepala, sekolah, guru, komite, siswa), pengelolaan sarana dan prasarana pendukung program adiwiyata.

Dalam pelaksanaannya kepala sekolah yang bertindak sebagai penanggung jawab bersikap tegas dan selalu membimbing serta memonitoring segala kegiatan yang ada di sekolah dalam hal ini khususnya pada kegiatan yang merujuk pada program adiwiyata. Hal serupa juga dilakukan oleh guru, dalam pembelajaran guru selalu menyisipkan nilai-nilai pentingnya menjaga lingkungan hidup. Selain itu siswa juga ikut berperan aktif dalam menjalankan program adiwiyata. Tim/ panitia yang sudah dibentuk bertangnggung jawab atas tugasnya masing-masing.

(10)

42

(11)

43 workshop, maupun pendidikan lingkungan hidup, Sarana dan prasarana terkait upaya perlindungan dan pengelolaan LH antara lain: penyediaan air bersih, pengelolaan sampah, saluran air, penghijauan, kantin sehat, sarana hemat energi, Pola hidup bersih, efisiensi pemanfaatan sumberdaya seperti pemanfaatan kembali barang bekas menjadi produk yang bernilai, dan Peningkatan dan pengembangan mutu lingkungan sekolah antara lain manajemen pengelolaan sekolah. Namun pada item Keterlibatan masyarakat sekitar dan menjalin kemitraan dengan pihak yang terkait belum memenuhi standar komponen adiwiyata.

4.3.4 Product

Dalam aspek produk mencakup penilaian hasil capaian yang meliputi evaluasi program dan partisipasi masyarakat dalam program adiwiyata di SDN 2 Tegowanu Wetan.

(12)

44

item yang belum terpenuhi sebagai standar komponen program adiwiyata diantaranya adalah Sekolah telah memanfaatkan narasumber di sekitar sekolah, Sekolah membina pembelajaran LH di sekolah lain, dan Sekolah memberi dukungan kemitraan untuk peningkatan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan/ kasus lingkungan.

Dari hasil wawancara bersama kepala sekolah dan guru di dapatkan bahwa partisipasi masyarakat dirasa belum cukup untuk memenuhi standar komponen adiwiyata. Masyarakat belum sepenuhnya mengetahui tentang program adiwiyata yang dilaksanakan sekolah ini, serta tidak adanya hubunga timbal balik dari pihak sekolah maupun masyarakat. Padahal dalam program adiwiyata hal tersebut merupakan hal yang penting. Yang diharapkan selanjutnya sekolah memberikan sumbang sihnya kepada masyarakat begitu pula sebaliknya jadi program ini dapat berjalan dengan maksimal.

(13)

45 4.4 Pembahasan

Pembahasan ini akan membahas hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang meliputi evaluasi program Adiwiyata dan Peran Serta Masyarakat. Evaluasi Program Adiwiyata yang menggunakan model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product).

Evaluasi program yang di lakasanakan di merupakan suatu kegiatan yang diadakan untuk mengevaluasi program Adiwiyata dengan tujuan apakah program yang dilaksanakan di sekolah ini sudah memenuhi standar dari komponen Adiwiyata. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Musa (2005) yang menyebutkan “evaluasi program sebagai suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan suatu objek yang dilakukan secara terencana, sistematik dengan arah dan tujuan yang jelas”

Evaluasi program Adiwiyata di Sekolah Dasar Negeri 2 Tegowanu Wetan Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan dilaksanakan dengan menggunakan model evaluasi CIPP (Context, Input,

process, Product), pengumpulan data dengan studi

(14)

46

adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem. Dengan demikian, jika tim elevator sudah menentukan model CIPP sebagai model yang akan digunakan untuk mengevaluasi program maka harus dianalisis terlebih daluhu berdasarkan komponen-komponennya”.

Dengan penggunaan model evaluasi tersebut diharapkan ada tindak lanjut dari program Adiwiyata untuk kebaikan bersama khususnya kebaikan sekolah. Sesuai dengan jabaran oleh kementrian Lingkungan Hidup (2006) bahwa tujuan Adiwiyata adalah untuk mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

4.4.1 Context

(15)
(16)

48

masyarakat. Hal yang seharusnya terjadi adalah masyarakat menyumbangkan aspirasinya ke sekolah untuk mendukung program ini dan sebaliknya sekolah juga memberikan sumbangan bisa berupa tanaman untuk ditanam oleh masyarakat sehingga bukan hanya lingkungan dalam sekolah saja yang diperhatikan akan tetapi lingkungan disekitar sekolah juga. Sampai sekarang pihak sekolah masih mengupayakan pendekatan dengan masyarakat sekitar agar mau ikut berpartisipasi dalam program adiwiyata yang diadakan di sekolah ini.

4.4.1 Input

Penanggung jawab program di SDN 2 Tegowanu Wetan adalah Dra. Siti Noorqoniah dengan bantuan dari ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi program adiwiyata bekerjasama dengan baik untuk melaksanakan program ini. Tim/ panitia tersebut dibentuk untuk mengkoordinasikan tentang pelaksanaan program adiwiyata. Setelah terbentuknya tim maka rencana program dapat di buat dan dilaksanakan. Pelaksanaan program yang sudah berjalan dapat di evaluasi agar mengetahui apakah program dapat berjalan dengan baik atau tidak.

(17)

49 karena adanya pemahaman dari warga sekolah akan pembelajaran perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yeni Isnaeni guru SMP Negeri 3 Gresik pada tahun 2013 dengan judul penelitian “Implementasi Kebijakan Program Adiwiyata di SMP Negeri 3 Gresik”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Faktor pendukung implementasi kebijakan adalah adanya persamaan pemahaman dari seluruh warga sekolah dan ditunjang sarana dan prasarana yang memadai, dampak langsung kebijakan tersebut adalah adanya kesadaran warga sekolah untuk menjaga lingkungan hidup dan merawatnya dengan baik.

Beberapa mata pelajaran wajib sudah mengintegrasikan pembelajaran terkait upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Mata pelajaran lokal mengintegrasikan pembelajaran terkait upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Pengembangan diri mengintegrasikan pembelajaran terkait upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, serta apabila di integrasikan dalam mata pelajaran wajib maupun mulok yang terkait dengan PLH terdapat kriteria ketuntasan minimal. Pihak sekolah menitik beratkan pada peraturan yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Hal ini merupakan strategi yang dilakukan sekolah agar siswa memiliki sikap yang cinta akan lingkungan hidup.

4.4.1 Process

(18)

50

internal ini dirasa sangat mempengaruhi proses dari terlaksananya program Adiwiyata. Dalam pelaksanaan program Adiwiyata Kepala sekolah selalu memberikan arahan serta ikut terjun langsung dalam kegiatan agar kegiatan dapat berjalan lancar. Hal serupa juga dilakukan oleh guru, dalam pembelajaran guru selalu menyisipkan nilai-nilai pentingnya menjaga lingkungan hidup, seperti menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran secara aktif, Isu lokal maupun isu global tertuang dalam materi ajar, RPP untuk pembelajaran di dalam kelas dan di luar kelas, Pembelajaran LH melibatkan orangtua peserta didik dan masyarakat dengan materi antara lain: sarana pengelolaan sampah, penyediaan air bersih, kantin ramah lingkungan, Pembelajaran LH melibatkan orangtua peserta didik dan masyarakat dengan materi antara lain: sarana pengelolaan sampah, penyediaan air bersih, kantin ramah lingkungan. Bahkan guru selalu memanfaatkan lingkungan sekolah seperti jenis tanaman ataupun melakukan daur ulang sebagai media dalam pembelajaran. Dengan demikian siswa semakin tertarik akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.

(19)

51 Post-Workshop Inquiry” dengan hasil penelitian bahwa penekanan yang lebih besar dibutuhkan pada penyediaan kesempatan bagi peserta untuk membuat hubungan yang jelas dengan instruksi mereka dalam populasi kelas sains. Selain kerjasama yang baik antara warga sekolah juga terdapat anggaran khusus yang dikeluarkan oleh sekolah untuk program adiwiyata. Anggaran ini dimuat dalam RKAS, anggaran ini dibuat antara lain untuk pemeliharaan tanaman serta kegiatan lain yang kaitannya dengan program adiwiyata.

(20)

52

4.4.1 Product

Menurut Stufflebeam dalam Tayibnapis (2008) menyebutkan bahwa evaluasi produk untuk menolong keputusan selanjutnya. Dengan indikator partisipasi masyarakat diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap program Adiwiyata. Yang dimaksud dengan kontribusi adalah adanya keputusan untuk melanjutkan program, apakah ada tambahan jika terdapat kekurangan pada indikator ini atau malah progam akan diberhentikan.

(21)

53 Namun ada tiga item yang belum terpenuhi sebagai standar komponen program adiwiyata diantaranya adalah Sekolah telah memanfaatkan narasumber di sekitar sekolah, Sekolah membina pembelajaran LH di sekolah lain, dan Sekolah memberi dukungan kemitraan untuk peningkatan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan/ kasus lingkungan. Kekurangan yang terdapat dalam komponen standar adiwiyata ini masih diupayakan oleh pihak sekolah agar kedepannya program ini dapat berjalan dengan maksimal. Seperti kendala yang terjadi dalam hubungannya dengan peran serta masyarakat. Sekolah masih mengupayakan pendekatan dengan cara merangkul orang tua siswa dan masyarakat dan member tahu tentang adanya program adiwiyata ini. Diharapka dengan peran serta mereka program ini dapat berkembang dan menambah prestasi dari sekolah agar sekolah dikenal di kalayak umum.

Pada indikator produk dengan fokus partisipasi masyarakat ini dilaksanakan penelitian namun hasilnya masih kosong karena hasil dari evaluasi digunakan untuk keberlanjutan program yaitu meningkatkan partisipasi masyarakat.

Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ellen Landriany dengan judul penelitian “Implementasi Kebijakan Adiwiyata Dalam Upaya Mewujudkan

Pendidikan Lingkungan Hidup di SMA Kota Malang”.

(22)

54

mata pelajaran. Kemudian mensosialisasikan beberapa kegiatan utama dengan pendekatan pada siswa guna mendapatkan dukungan yang sempurna sehingga menciptakan kesepakatan yang mutlak bahwa sekolah tersebut benar-benar sekolah berwawasan lingkungan. Selanjutnya masih dijumpai berbagai situasi permasalahan yang menghambat pelaksanaan adiwiyata, seperti satuan tugas yang tidak tepat waktu serta ada sekelompok siswa yang masih belum sadar dalam memahami konsep sekolah berwawasan lingkungan hidup, masalah pendanaan, dan dukungan masyarakat serta instansi lain yang masih rendah. Sekolah sudah melakukan langkah-langkah strategi guna mengatasi hambatan.

Referensi

Dokumen terkait

It reads: "In this case, the WFS shall consider the property streetName of all subtypes of Address, ie. USAdress,

If this is a revision of a previous submission and you have a Change Request Number, then check here: Enter the CR number here:. Enter the Revsion Number that you are

Within the schema for Filter Encoding v1.1.0 the DistanceType complex type was defined without the mixed=\"true\" schema attribute. Thus content is disallowed from all

If this is a revision of a previous submission and you have a Change Request Number, then check here: Enter the CR number here:. Enter the Revsion Number that you are

Kelompok Kerja Madrasah (KKM) merupakan forum kepala madrasah yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama untuk RA, Ml, MTs atau MA/MAK.. Dalam hal diperlukan

b) Pada Perum Jasa Tirta I verifikasi dokumen laporan pertanggung jawaban Uang Muka Kerja yang telah di monitoring dilakukan oleh staff Bagian Akuntansi Manajemen.

Wujud keseluruhan adat dari Sedekah Bumi ini memunculkan pesan yang dalam akan pentingnya penanman pendidikan karakter anak, mengajak anak supaya mampu berkhidupan sosial

Di dalam pengembangan kepribadian diperlukan kebudayaan dan kebudayaan akan dapat berkembang melalui kepribadian-kepribadian tersebut. Inilah yang disebut hubungan kausilitas