• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI KUBUS DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN KERJA KERAS SISWA DI KELAS VIII SMP SWASTA MUHAMMADIYAH 25 RANTAUPRAPAT T.A. 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI KUBUS DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN KERJA KERAS SISWA DI KELAS VIII SMP SWASTA MUHAMMADIYAH 25 RANTAUPRAPAT T.A. 2013/2014."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI KUBUS DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN KERJA KERAS

SISWA DI KELAS VIII SMP SWASTA MUHAMMADIYAH 25 RANTAUPRAPAT T.A. 20 13/2 014

Oleh :

Siti Rahmi Ritonga NIM. 409311049

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia-Nya yang memberikan kemampuan dan kesempatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Kubus dan Balok Untuk Meningkatkan Kerja Keras Siswa di Kelas VIII SMP MUHAMMADIYAH 25 Rantauprapat T.A. 2014/2015”, dimana untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi penulis, namun semua itu dapat diatasi karena bantuan tulus dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan rendah hati dan tulus penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada bapak Drs. Togi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dalam membimbing serta memberikan masukan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd., Bapak Drs. H.Banjarnahor, M.Pd., dan Bapak Abil Mansyur, M.Si., sebagai dosen penguji/pemberi saran yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

(4)

v

Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. sebagai Sekretaris Jurusan Matemtika beserta Seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai Jurusan Matematika yang telah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Zulhamdi SP, selaku Kepala SMP Swasta Muhammadiyah 25 Rantauprapat, Ibu Endar Elyani Pane S.Pd, selaku guru Matematika SMP Swasta Muhammadiyah 25 Rantauprapat, serta guru-guru yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda H. Hulta Kemri Ritonga Am.Pd., Ibunda Hj. Nurhabsyah S.Pd., dan terkhusus juga Kepada Abangda Muliadi,kakak Yanti, Liliani, Jannah, Abang ipar atas dukungan, semangat, motivasi, dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ahmad Prayudha Terkasih dan sahabat dikala suka dan duka Ezaita, Ai, Cut, Uni, Idris, Yera, Naini, Fathia Ayu, Tiwi, Riky, Bor-bor, Ridho dan Ekstensi’09 yang telah banyak membantu, memberikan doa, dukungan, semangat, dan motivasi kepada penulis dan kepada teman-teman seperjuangan.

(5)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI KUBUS DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN KERJA KERAS

SISWA DI KELAS VIII SMP SWASTA MUHAMMADIYAH 25 RANTAUPRAPAT T.A. 2013/2014

Siti Rahmi Ritonga (409311049)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kerja keras belajar siswa pada materi Kubus dan Balok di kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 25 T.A. 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Subjek dalam penelitian ini adalah kelas VIII-1 dengan jumlah siswa 30 orang dan objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan kerja keras belajar siswa melalui strategi pembelajaran Inkuiri pada materi Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 25 Rantauprapat Tahun Ajaran 2013/2014. Instrumen penelitian ini adalah angket Kerja keras belajar siswa, lembar observasi dan tes. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus dan di akhir setiap siklus diberikan angket kerja keras belajar siswa dan tes hasil belajar.

Berdasarkan hasil angket, kerja keras belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan rata-rata aspek kerja keras siswa mengalami peningkatan sebesar 15,94% dari 61,97% menjadi 77,91%. Peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II pada masing-masing aspek kerja keras adalah sebagai berikut: (Aspek Inisiatif belajar mengalami peningkatan sebesar 17,78% dari 61,94% menjadi 79,72%, (2) aspek Mendiagnosa kebutuhan belajar mengalami peningkatan sebesar 10% dari 70,72% menjadi 80,83%, (3) Aspek Menetapkan target dan tujuan belajar mengalami peningkatan sebesar 12,08% dari 73,33% menjadi 85,41%, (4) Aspek Memonitor, mengatur dan mengontrol mengalami peningkatan sebesar 15,83% dari 64,44% menjadi 80,27% (5) Aspek Memandang kesulitan menjadi tantangan mengalami peningkatan sebesar 16,67% dari 56,38% menjadi 73,05%, (6) Aspek Memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan mengalami peningkatan sebesar 19,16% dari 58,61% menjadi 77,77%, (7) Aspek Memilih dan menerapkan strategi belajar mengalami peningkatan sebesar 21,11% dari 55,83% menjadi 76,94%, (8) aspek Mengevaluasi proses dan hasil belajar mengalami peningkatan sebesar 10,84% dari 64,16% menjadi 75%, dan (9) Aspek Self efficacy (konsep diri) mengalami peningkatan sebesar 20% dari 52,22% menjadi 72,22%.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Identifikasi Masalah 5

1.3 Batasan Masalah 6

1.4 Rumusan Masalah 6

1.5 Tujuan Penelitian 6

1.6 Manfaat Penelitian 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis 8

(7)

vii

2.1.4 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri 30 2.1.5 Materi kubus dan balok kelas VIII SMP 31

2.1.6 Relevansi penggunaan metode inkuiri dengan menggunakan 32 LKS pada pokok bahasan kubus dan balok

2.1.7 Kerangka Konseptual 35

2.1.8 Kerangka Konseptual 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian 39

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 39

3.3 Subjek dan Objek Penelitian 39

3.4 Operasional Variabel Penelitian 39

3.5 Desain Penelitian 40

3.6 Prosedur Penelitian 42

3.7 Teknik Pengumpulan Data 45

3.8 Teknik Analisis Data 47 3.9 Kriteria peningkatan kerja keras dan hasil belajar siswa 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(8)

viii

4.1.1. Siklus I 53

4.1.1.1. Permasalahan I 53

4.1.1.2. Alternatif Pemecahan I 53 4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 54

4.1.1.4. Observasi I 55

4.1.1.4. Analisis Data I 55 4.1.1.5. Analisis Data I 55

4.1.1.6. Refleksi I 57

4.1.2. Siklus II 60

4.1.2.1. Permasalahan I 60

4.1.2.2. Alternatif Pemecahan II 60 4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 61

4.1.2.4. Observasi II 62

4.1.2.5. Analisis Data II 62

4.1.2.6. Refleksi II 67

4.2. Temuan Penelitian 67

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 71

5.2. Saran 72

(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.0 Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter 14

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri 30

Tabel 3.1 kisi-kisi angket kerja keras belajar matematika 46

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Lembar Observasi 49

Tabel 3.3 Kategori Penilian Angket 50

Tabel 3.4 Kategori Penguasaan Siswa 50

Tabel 4.1 Hasil Analisis Lembar Angket Kerja Keras Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Siklus I 56

Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Angket Kerja Keras Belajar Siswa Pada 57

Siklus I

Tabel 4.3 Deskrepsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Hasil 58

Belajar Siklus I

Tabel 4.4 Hasil Analisis Lembar Angket Kerja Keras Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Siklus II 63

Tabel 4.5 Deskrepsi Hasil Angket Kerja Keras Belajar Siswa Pada 63

Siklus II

Tabel 4.6 Deskrepsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Hasil 64

Belajar Siklus II

(10)

xi

dan Siklus II 66

Tabel 4.8 Nilai Rata-rata Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II 66

Tabel 4.9 Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan Tes Hasil 66

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa dalam 18

pembelajaran matematika

Gambar 2.2 proses pembelajaran model inkuiri 24

Gambar 2.3 Desain penelitian tindakan mengacu pada desain penelitian 41

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Siklus I 76

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 Siklus I 83

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Siklus II 90

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 Siklus II 97

Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I 103

Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa II 107

Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa III 109

Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa IV 113

Lampiran 9 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I 115

Lampiran 10 Tes Hasil Belajar I 116

Lampiran 11 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I 117

Lampiran 12 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 119

Lampiran 13 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar II 121

Lampiran 14 Tes Hasil Belajar II 122

Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II 123

Lampiran 16 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 126

(13)

xiii

Lampiran 18 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II 130

Lampiran 19 Lembar Observasi Kegiatan Guru 133

Lampiran 20 Kisi-Kisi Angket Kerja Keras Belajar Matematika Siswa 145

Lampiran 21 Lembar Angket Kerja keras Belajar Matematika Siswa 146

Lampiran 22 Hasil Angket Kerja Keras Belajar Siswa 150

Lampiran 23 Hasil Angket Kerja Keras Belajar Setiap Siswa (Siklus I) 151

Lampiran 24 Hasil Angket Kerja Keras Belajar Setiap Siswa (Siklus II) 153

Lampiran 25 Analisis Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I 155

Lampiran 26 Analisis Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II 158

Lampiran 27 Analisis Perhitungan Persentase Lembar Angket Tiap 161

Indikator Kerja Keras Siswa Siklus I

Lampiran 28 Analisis Perhitungan Persentase Lembar Angket 166

Tiap Indikator Kerja Keras Siswa Siklus II

Lampiran 29 Analisis Tes Hasil Belajar Setiap Siswa Pada Siklus I 171

Lampiran 30 Analisis Tes Hasil Belajar Setiap Siswa Pada Siklus II 173

Lampiran 31 Daftar Hadir Siswa Pada Setiap Siklus 175

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Suatu pendidikan dikatakan bermutu apabila proses pendidikan berlangsung secara efektif, manusia memperoleh pengalaman yang bermakna bagi dirinya dan produk pendidikan merupakan individu-individu yang bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan bangsa. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah saat ini, idealnya pendidikan itu tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Menurut Buchori (dalam Trianto, 2009:5), bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses terus menerus manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi. Karena itu siswa harus benar-benar dilatih dan dibiasakan berpikir secara keras. Pendidikan adalah upaya terencana dalam proses pembinaan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat dan berakhlak (berkarakter) mulia (UU No.20 tahun 2003 dalam suyadi, 2013:4).

(15)

keras, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Trianto, 2009:1).

Pendidikan karakter mulai dikenal sejak tahun 1900-an. Thomas Lickon disebut-sebut sebagai pengusungnya, terutama ketika ia menulis buku yang berjudul The Return of Character Education dan kemudian disusul buku berikutnya, yakni Educating for Character dan How Our School can Teach Respect and Responsibility. Melalui buku-buku tersebut, dunia barat menyadari betapa pentingnya pendidikan karakter.

Berdasarkan pernyataan diatas, sangatlah penting meningkatkan karakter siswa sebagai penerus bangsa. Pendidikan karakter haruslah mendapat dukungan dari setiap elemen yang ada di sekolah seperti kepala sekolah, guru, dan siswa itu sendiri terutama pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Dalam proses belajar perubahan akan terjadi pada siswa berupa pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku. Meyer (dalam Pribadi, 2009) mengemukakan pengertian belajar sebagai

“...perubahan relative permanen dalam pengetahuan dan perilaku seseorang yang diakibatkan oleh pengalaman.”pengalaman yang sengaja didesain untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap seseorang akan menyebabkan berlangsungnya proses belajar. Pada proses belajarlah karakter seseorang akan terbentuk”.

Adapun karakter yang dapat dibentuk pada proses belajar di sekolah adalah religious, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingn tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, mengahargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. (Sulistyowati, 2012:72).

(16)

Frase pendidikan karakter tidak mengacu pada satu pendekatan atau bahkan salah satu daftar nilai-nilai yang diajarkan dalam program pendidikan karakter. Pendidikan karakter sering digunakan sebagai istilah umum yang menggambarkan upaya bersama untuk mengajarkan sejumlah kualitas, seperti menghormati kebijakan dan tanggung jawab, pembelajaran sosial dan emosional, empati dan peduli, toleransi untuk keragaman, dan pelayanan kepada masyarakat.

Dalam pembelajaran matematika, karakter juga dapat dibentuk dalam proses belajar mengajar. Salah satunya adalah kerja keras. Kerja keras dalam belajar adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Siswa dikatakan telah mampu belajar secara kerja keras apabila telah mampu belajar dengan sungguh-sungguh serta bisa menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Kerja keras seseorang sangat tergantung pada seberapa jauh seseorang tersebut dapat belajar secara keras. Dalam belajar keras siswa belajar sendiri terlebih dahulu untuk belajar mempelajari serta memahami isi pelajaran melalui media cetak atau buku pelajaran. Jika siswa mendapat kesulitan baru siswa tersebut bertanya atau mendiskusikan dengan teman, guru, atau pihak lain yang sekiranya berkompeten dalam mengatasi kesulitan tersebut. Siswa yang mandiri akan mampu mencari sumber belajar yang dibutuhkan serta harus mempunyai kreativitas inisiatif sendiri dan mampu bekerja sendiri dengan merujuk pada bimbingan yang diperolehnya.

Kerja keras belajar saat ini sangat diperlukan oleh siswa dalam proses pembelajaran, ini dimaksudkan agar siswa dalam proses pembelajaran dikelas tidak hanya tergantung oleh guru dan teman untuk dapat menyelesaikan permasalahannya, akan tetapi lebih kepada kemampuannya sendiri dalam mendiagnosis kebutuhan dalam belajarnya.

(17)

kerja keras belajar siswa yang disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini, suasana kelas cenderung teacher-centerd sehingga siswa banyak yang bersifat pasif selama pembelajaran berlangsung. Padahal menurut Darr and Fisher (2004) jika siswa yang diharapkan menjadi siswa yang kerja keras, mereka perlu aktif dan dihadapkan pada kesempatan-kesempatan yang memungkinkan mereka berfikir, mengamati, dan mengikuti pikiran orang lain.

Dari hasil observasi dan wawancara dengan salah satu guru matematika SMP Muhammadiyah 25 ( Ibu Endar Elyani Pane S.Pd ) bahwa “dalam pembelajaran matematika siswa tidak memiliki inisiatif maju ke depan kelas mengerjakan soal tanpa ditunjuk terlebih dahulu oleh guru. Ada beberapa kendala yang langsung dihadapi, diantaranya :

1. Rendahnya kemampuan dasar matematika pada input peserta didik

2. Budaya santai yang lebih dominan terjadi pada peserta didik

3. Keyakinan bahwa dirinya memang tidak suka, tidak bisa matematika dan tidak

mau mencoba berusaha memahami materi pelajaran.

Dalam hal mengerjakan PR atau tugas yang diberikan oleh guru, sebagian siswa tidak mengerjakan sendiri terlebih dahulu di rumah tetapi hanya meniru pekerjaan teman sesampainya di sekolah. Hal tersebut menunjukkan bahwa tanggung jawab siswa serta rasa percaya diri dalam mengerjakan tugas mata pelajaran matematika kurang optimal, padahal kerja keras dalam belajar adalah suatu aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri dari pembelajar.

Namun sampai saat ini proses pembelajaran yang dilakukan masih bersifat konvensional, di mana guru sebagai pusat pembelajaran (teacher centered) dan siswa kurang dilibatkan proses pembelajaran tersebut sehingga hasil belajar siswa masih rendah, akibatnya kerja keras siswa tidak dapat tumbuh dan berkembang. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Trianto (2009:5) yaitu:

(18)

Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti yang lebih substansional, bahwa proses pembelajaran dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara keras melalui penemuan dalam proses berfikirnya. Beranjak dari uraian dan permasalahan di atas, maka penulis termotivasi untuk melakukan suatu penelitian yang berhubungan dengan pembelajaran matematika di dalam kelas, dengan mengangkat suatu judul “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Kubus dan Balok Untuk Meningkatkan Kerja Keras Belajar Siswa di Kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah Rantauprapat 25 T.A. 2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan terkait dengan pelajaran matematika, sebagai berikut:

1. Kurangnya inisiatif, kepercayaan diri dan tanggung jawab siswa baik psikologis, intelektual maupun emosional yang berkaitan atau berhubungan dengan kerja keras siswa dalam belajar matematika.

2. Siswa belum mamanfaatkan sarana pembelajaran dan sumber belajar secara optimal.

3. Kerja keras belajar siswa dalam pembelajaran matematika masih rendah. 4. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru (Teacher Centered). 5. Siswa banyak yang bersifat pasif selama pembelajaran berlangsung.

1.3 Batasan Masalah

(19)

bekerja keras dalam belajar matematika, sehingga penulis mencoba untuk menerapkan model pembelajaran inkuiri secara kelompok pada materi Kubus dan Balok untuk meningkatkan kerja keras siswa di kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 25 tahun ajaran 2013/2014.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Apakah dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri secara kelompok pada materi kubus dan balok dapat meningkatkan kerja keras belajar siswa di kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 25 tahun ajaran 2013/2014?

1.5 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kerja keras siswa melalui penerapan model pembelajaran inkuiri secara kelompok pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 25 Rantauprapat tahun ajaran 2013/2014.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang belajar dan pembelajaran matematika.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini juga dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak terutama:

(20)

menyelidiki sendiri cara pemecahan masalah yang tepat melalui model pembelajaran inkuiri secara kelompok.

b. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan umpan balik dalam upaya menumbuhkan dan meningkatkan kerja keras siswa dalam belajar matematika dengan menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar, berbuat, mencari dan menemukan sendiri melalui model pembelajaran inkuiri secara kelompok. c. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam

upaya meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas sebagai upaya menanamkan dan meningkatkan kesungguhan dan kerja keras siswa dalam belajar matematika sehingga siswa memperoleh hasil dan prestasi belajar yang lebih baik.

d. Bagi peneliti sendiri, sebagai bahan masukan dan latihan dalam mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran inkuiri secara kelompok untuk meningkatkan kerja keras siswa dalam belajar matematika.

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1.Kesimpulan

Berdasrkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

(22)

1.2.Saran

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran matematika disarankan guru menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri sabagai salah satu upaya untuk meningkatkan kerja keras dan hasil belajar matematika siswa, dimana kelompok yang dibentuk anggota kelompoknya lebih sedikit agar siswa lebih aktif dalam kelompok masing-masing.

2. Sebelum proses pembelajaran dilakukan, guru harus mengetahui masing-masing perbedaan kemampuan siswa dengan memberikan tes awal, agar dapat diberikan perlakuan pengajaran sesuai kemampuan mereka dengan model pembelajaran yang diterapkan yaitu Strategi pembelajaran Inkuiri.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z., Maftuh, M., Sujak, dan Kawentar, (2009), Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, SMP, SMA, SMK. Yrama Widya, Bandung.

Darr, C and fisher, J.,(2004), self Regulated learning in Mathematics class. http ://www.arb.nzcer,org.nz/nzcer3/reseaech/maths/2004SRLthingkingmodel. com (diakses 03 Mei 2013).

Depdiknas, (2006). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, Jakarta.

Djamarah, S.B., dan Zain, A., (2010), Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan., (2011), Buku pedoman penulisan skripsi dan proposal penelitian kependidikan, FMIPA UNIMED.

Gulo, W., (2009),Strategi Belajar Mengajar. Grasindo, Jakarta.

Hamalik, O., (2008), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara, Jakarta.

Mulyasa, E., (2011), Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.

Nugroho, T., (2011),Implementasi Nilai-Nilai Dasar Pendidikan Karakter Bangsa Dalam Pembelajaran Matematika di SMK Muhammadiyah 4 Surakarta Kelas XII Tahun Pelajaran 2010/2011. Prosiding Seminar Nasional Matematika Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 24 Juli 2011.

Nurhadi, dan Senduk, A.G., (20030, Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya Dalam KBK. Universitas Negeri Malang, Malang.

Prayitno, E., dan Widyantini, T., (2011), Pendidikan Nilai-nilai Budaya dan Karakter Bangsa dalam Pembelajaran Matematika di SMP. PPPPTK Matematika, Yogyakarta.

(24)

Sagala, S., (2009) Konsep dan Makna Pembelajaran, Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Alfabeta, Bandung.

Sanjaya, W., (2009) Strategi Belajar Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana, Jakarta.

Sanjaya, W., (2010),Penelitian Tindakan Kelas. Kencana, Jakarta.

Sardiman, A.M., (2009),Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers, Jakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta.

Soedijarto, (2004), Pendidikan untuk Masa Depan (Undang-Undang Sisdiknas 2003 Dipandang dari Kepentingan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Memajukan Kebudayaan Nasional Bangsa Indonesia. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia, Jakarta.

Sugandi, A.I., (2012), Peranan Matematika Dalam Menumbuhkan Karakter Siswa. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema ”Kontribusi Pendidikan Matematika dan Matematika dalam Membangun Karakter Guru dan Siswa” pada tanggal 10 November 2012 di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, Hal.115.

Sumarmo,u., (2004), Kerja Keras belajar : Apa, Mengapa, Bagaimana Dikembangkan pada peserta didik. Makalah Disajikan pada seminar pend. Matematika di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Yogyakarta tanggal 11 Februari 2010 : tidak diterbitkan.

Suryosubroto, B., (2009), Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta, Jakarta.

Suyadi,M.Pd.I., (2013), Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Tim Pelatih Proyek PGSM., (1999), Penelitian Tindakan Kelas (classroom Action Research), Depdikbud, Jakarta.

Trianto, (2011) Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana, Jakarta.

(25)

Wardhani, IGAK., (2007), Materi Pokok Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Terbuka, Jakarta.

Yamin, M., (2008),Paradigma Pendidikan Konstruktivistik: Implementasi KTSP dan UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Gaung Persada Press, Jakarta.

Gambar

Tabel 4.8Nilai Rata-rata Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II
Gambar 2.1pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa dalam

Referensi

Dokumen terkait

Pada uji beda dua mean antara pengrajin shuttlecock yang sebagai pekerjaan pokok dengan pekerjaan sampingan dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan

Koordinat yang telah tercatat hanya menunjukkan bahwa koloni rayap mempunyai perbedaan lokasi berdasarkan nilai menit dan detik, sehingga sampel rayap yang ditemukan pada

MENINGKATKAN KEBIASAAN MENCUCI TANGAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU MEDIA AUDIO VISUAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

[r]

Penulis menyusun skripsi dengan judul “Analisis Kegiatan Usaha Pedagang Kaki Lima Dengan Metode Swot (Studi Pada Pedagang Kaki Lima Jalan Kapten Muslim Kota Medan)”..

Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Barta Kekayaan Aparatur

Pada puncak acara sekaten yang dalam bahasa Jawa disebut. Garebeg Maulud, terdapat upacara membawa gunungan dari keraton

Berdasarkan hasil penelitian di atas diperoleh kesimpulan, seluruh variabel independen dalam penelitian ini yaitu umur wanita usia subur, jumlah anak yang