• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MASYARAKAT KECAMATAN RAYA TERHADAP PERPINDAHAN IBUKOTA KABUPATEN SIMALUNGUN DARI PEMATANG SIANTAR KE PEMATANG RAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI MASYARAKAT KECAMATAN RAYA TERHADAP PERPINDAHAN IBUKOTA KABUPATEN SIMALUNGUN DARI PEMATANG SIANTAR KE PEMATANG RAYA."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT KECAMATAN RAYA

TERHADAP PERPINDAHAN IBUKOTA KABUPATEN

SIMALUNGUN DARI PEMATANG SIANTAR

KE PEMATANG RAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidkan

Oleh:

Rades Lasta Simbolon

Nim : 3103321044

PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Rades Lasta Simbolon, NIM 3103321044. “ Persepsi Masyarakat Kecamatan Raya Terhadap Perpindahan Ibukota Kabupaten Simalungun Dari Pematang Siantar Ke Pematang Raya”. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. Medan 2014.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa, Tuhan yang maha

kasih, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Persepsi

Masyarakat Kecamatan Raya Terhadap Perpindahan Ibukota Kabupaten

Simalungun Dari Pematang Siantar Ke Pematang Raya”.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan yang

harus diselesaikan untuk mendapatkan gelar Sarjana di Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan, baik

dari segi bahasa, penulisan dan bentuk penyajian, mengingat keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan dari penulis sendiri. Oleh karena itu, untuk

kesempurnaan skripsi ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari berbagai pihak.

Dalam penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak secara moral, spiritual maupun material sehingga skripsi ini

dapat tersusun sampai dengan selesai. Secara khusus, penulis menyampaikan

ucapan terimakasih kepada keluarga, yang sangat penulis cintai dan sayangi.

Ayahanda tercinta L. Simbolon, Ibunda tercinta R. Br Manurung (Alm) dan kedua

adik saya tercinta Giofan Aldhi Mahendra Simbolon dan Brian Roy Simbolon

yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada penulis. Semoga Allah Bapa

selalu memancarkan cahaya cinta kasih-Nya kepada keluarga kita. Kepada kedua

(7)

orang tua. Tidak lupa, kepada namboru tersayang H. Br Simbolon dan Oppung

saya yang selama ini telah banyak membantu. Kiranya Tuhanlah yang membalas

kebaikan namboru dan oppung. Juga kepada seluruh keluarga yang tidak mungkin

penulis sebutkan satu per satu.

Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapakan terimakasih kepada:

 Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku rektor Universitas

Negeri Medan (UNIMED)

 Bapak Dr. Restu, MS selaku Dekan Fakultas, serta Pembantu Dekan I

ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, serta semua staf di Fakultas Ilmu

Sosial. Terimakasih untuk kemudahan yang telah diberikan selama

proses penyusunan berkas.

 Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum, selaku ketua Jurusan Pendidikan

Sejarah, serta Dosen Penguji skripsi. Terimakasih atas kemudahan dan

bimbingan, serta ilmu yang ibu berikan kepada saya mulai dari awal

hingga penyelesaian skripsi ini.

 Ibu Dra. Hafnita S.D Lubis, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Sejarah dan Dosen Penguji. Terimakasih atas berbagai kemudahan

yang ibu berikan kepada saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

 Ibu Dra. Flores Tanjung, MA, selaku Dosen Pembimbing Skripsi

Terimakasih atas kesabaran ibu yang telah membimbing saya dalam

(8)

ibu berikan, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kesehatan

dan kebahagiaan untuk ibu.

 Bapak Drs. Ponirin, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan

Dosen Penguji. Terimakasih untuk segala bimbingan yang bapak

berikan dalam proses perkuliahan dan penyempurnaan skripsi ini.

Kiranya Tuahanlah yang membalas kebaikan bapak.

 Seluruh Bapak/Ibu dosen dilingkungan program studi Pendidikan

Sejarah. Terimakasih atas ilmu, bimbingan, serta arahan yang

diberikan selama penulis mengenyam pendidikan.

 Kepada BAPPEDA Kabupaten Simalungun, saya ucapkan terima kasih

atas segala bantuannya.

 Kepada Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Kabupaten Simalungun,

saya ucapkan terimakasi atas segala bantuannya.

 Kepada Kantor Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Kabupaten

Simalungun, terimakasih atas segala bantuan yang diberikan.

 Kepada BPS Kabupaten Simalungun, atas segala bantuan, saya

ucapkan terimakasih.

 Kepada bapak Djapiden Purba Bwe yang bekerja di DPP Presidium

PMS (Partuha Maujana Simalungun) dan staf. Terimakasih atas

informasi dan bantuan yang diberikan.

 Kepada kedua adik saya Susi Silaban dan Juliani Harahap.

(9)

 Kepada teman-teman kelas “EKSTENSI SEJARAH 2010” atau

ESJA”: Nila Sartika Tanjung, Nelita Nababan, Devi Mariana

Siahaan, Deli Novia Manurung, Hartini, Hasnaini Rosanda, Rita

Haryani Harahap, Azlisa Helmi Nasution, Evi Berutu, Aryani Lubis,

Asima Mariance Tambunan, Fahrunnisya, Maria Debara Manalu,

Valentina Debora Sembiring, Nurul Amalia, Adam Zaki, Mawardi,

Sherli Vani Sibuea, Yosi Mardiana Siahaan, Putri Hasanah, Deva

Manurung, Saulina Naibaho, Novia Maslina, Novi Wulansari, Risky

Niara, Emmy Alvionita Manik, Astuty Mendriani, Ester Aritonang.

Terimakasih untuk persahabatan yang indah, kelas yang luar biasa

kompak dan untuk semua pengalaman menyenangkan maupun sedih

yang kita lalui bersama.

 Kepada “ESJA BOYS”, sahabat- sahabat laki-laki di kelas yang luar

biasa: Sahatma Arefa Wardi Sinaga, Marihot Sianturi, Berkat Gea,

Treboy Nababan, Reinhard Situmeang, Candra Terampil Hutabarat,

Jonatan Parhusip, Jenri Limbong, Ahrasani Purba dan Januari Purba.

Terimakasih buat persahabatan yang kita, untuk semua canda-tawa,

pengalaman, petualangan yang kita lakukan bersama. Semoga kelak

kita menjadi orang yang sukses dan bernilai bagi masyarakat disekitar

kita. Dan tidak lupa, Semoga kelak memiliki keluarga yang

berbahagia. Amin

Kepada Sahabat-Sahabat PANSER Fc : Abangda Daniard Lumban

(10)

Josray Sibagariang (3), Risky Parhusip (8), Tono Manihuruk (10),

Reinhard Situmeang (6) Berkat Panggabean (5), Boy Andri Hutahaian

(99) Jenri Limbong (20), Yosep Roberto Tampubolon (21), Berkat Gea

(9), Frianko Pakpahan (1), Rio Fredy Sirait (23) Treboy Nababan (13),

Radius Silaban (17), Morris Siahaan (12), Cosmos Sinaga (14) dan

PANSERNISTI semua. Terimakasih buat persahabatan kita selama

ini, untuk setiap pertandingan, canda-tawa, pengalaman dan

petualangan yang kita lalui bersama. Semoga kelak menjadi orang

yang sukses dan bernilai bagi masyarakat. Salam dari Ilcapitano

Pansero Numeru Uno Rades Lasta Simbolon (4) horasssss

 Kepada sahabat- sahabat Kos Sukaria No. 138: Rio Harmoko

Simbolon, Dani Simbolon, Ida Simbolon, Santi dan Viktor Panjaitan.

Terimakasi atas persahabatannya baik suka maupun duka.

 Kepada Sahabat “SAPLAK”: Josray Sibagariang, Tono Manihuruk,

Treboy Nababan, Radius Silaban, Jenri Limbong dan Reinhard

Situmeang. Terimakasih persahabatannya mencari sesuap nasi bagi

yang punya nyali dalam segala hal.

 Kepada sahabat- sahabat “PPLT UNIMED 2013 SMANTAJA”:

Hermanto Sinaga, Frisna Siburian, Fitri Siahaan, Hesri Waruwu,

Iskandar Muda Hasibuan, afsya, Widia Purba, Titin Samosir, Liliana

Sitanggang, Maya Sagala, Margaretha Pasaribu, Musepini Panjaitan,

Yose Sinambela, Yanti Arasi Sidabutar, Hetri Eva Pasaribu, Clara

(11)

Rumahorbo. Terimakasi atas persahabatannya, pengalamanya dan

canda-tawa dalam suka maupun duka. Semoga kita semua menjadi

orang yang sukses kedepannya.amin

 Kepada siswa-siswi/adik- adik saya di SMA N 1 Tanah Jawa.

SMANTAJA”. Semoga menjadi orang-orang yang sukses.

 Kepada berbagai pihak yang telah membantu saya dalam

menyelesaikan skripsi ini. Saya ucapkan terimakasih.

SALAM JASMERAH!

Penulis, Juli 2014

(12)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masal ...1

B. Identifikasi Masalah ...4

C. Pembatasan Masalah ...5

D. Rumusan Masalah ...5

E. Tujuan penelitian ...6

F. Manfaat Penelitian ...6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...7

A. Kerangka Konseptual...7

1. Desentralisasi ...7

2. Otonomi Daerah ...9

3. Perkembangan Kota ...12

4. Persepsi Masyarakat ...16

B. Kerangka Berfikir ...18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...20

A. Metode Penelitian ...20

B. Sumber Data ...20

C. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data ...21

(13)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...24

A. Keberadaan Daerah Kecamatan Raya Sebelum Menjadi Ibukota Kabupaten Simalungun ...24

1. Sejarah Simalungun ...24

2. Sejarah Perkembangan Pemerintahan Kabupaten Simalungun...25

3. Falsafah Hidup Simalungun ...28

4. Lambang Daerah ...30

5. Letak Geografis ...32

6. Wilayah Administrasi Kabupaten Simalungun Tahun 2013 ...36

7. Potensi Daerah ...38

8. Kecamatan Raya ...41

a. Kerajaan Raya ...41

b. Kecamatan Raya Sebelum Menjadi Ibukota Kabupaten Simalungun ...45

B. Latar Belakang Berpindahnya Ibukota Kabupaten Simalungun Ke Kecamatan Raya ...51

1. Peratuaran Pemerintah (PP) Nomor 70 Tahun 1999 ...51

C. Perkembangan Kecamatan Raya Setelah Menjadi Ibukota Kabupaten Simalungun ...56

1. Letak Geografis ...56

(14)

3. Pemerintahan ...58

4. Jumlah Penduduk ...60

5. Pertanian ...64

6. Infrastruktur ...67

a. Sarana Kesehatan ...67

b. Pendidikan ...71

c. Sarana Ibadah ...73

d. Sarana Transportasi ...74

e. Jaringan Listrik dan Air Minum ...75

D. Persepsi Masyarakat Kecamatan Raya Terhadap Perpindahan Ibukota Kabupaten Simalungun Ke Pematang Raya ...78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...81

A. Kesimpulan ...81

B. Saran ...72

DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Uraian Hal

Tabel 1. Daftar Nama-Nama Bupati Simalungun...28

Tabel 2. Luas Daerah Menurut Kecamatan ...33

Tabel 3. Jarak Ibukota Kabupaten Ke Ibukota Kecamatan ...34

Tabel 4. Banyaknya Desa dan Kelurahan Di Setiap Kecamatan Di daerah Kabupaten Simalungun Tahun 1996 ...35

Tabel 5. Wilayah Administrasi Kabupaten Simalungun ...36

Tabel 6. Jumlah Penduduk Kecamatan Raya Tahun 1996 ...45

Tabel 7. Jumlah Sekolah Di Kecamatan Raya Tahun 1996 ...46

Tabel 8. Fasilitas Kesehatan Di Kecamatan Raya Tahun 1996...46

Tabel 9. Jumlah Tenaga Kesehatan Di Kecamatan Raya ...47

Tabel 10.Tanaman Pangan Di Kecamatan Raya Tahun 1996 ...47

Tabel 11.Tanaman Holtikultura Di Kecamatan Raya Tahun 1996 ...48

Tabel 12.Tanaman Perkebunan Di Kecamatan Raya Tahun 1996 ...48

Tabel 13. Jumlah Produksi Peternak Telur Di Kecamatan Raya Tahun 1996 ...49

Tabel 14. Jumlah Tempat Ibadah Di Kecamatan Raya Tahun 1996 ...49

Tabel 15. Panjang Dan Jenis Jalan Di Pematang Raya Tahun 1996 ...49

Tabel 16. Jenis Penggunaan Lahan Di Kecamatan Raya Tahun 2010 ...57

Tabel 17. Luas Wilayah Desa/ Kelurahan DI Kecamatan Raya...59

(16)

Tabel 19. Luas Wilayah, Penduduk Dan Kepadatan Penduduk

Menurut Nagori/Kelurahan ...61

Tabel 20. Banyaknya Penduduk Menurut Golongan Umur Dan Jenis Kelamin ...63

Tabel 21. Komoditi Tanaman Pangan Yang Lahannya Terluas Di Desa ...64

Tabel 22. Komoditi Holtikultura Yang Lahannya Terluas Di Desa ...65

Tabel 23. Komuditi Perkebunan Yang Lahannya Terluas Di Desa ...66

Tabel 24. Tenaga Kesehatan Yang Tinggal/Menetap Di Desa/Kelurahan ...67

Tabel 25. Nama Dan Alamat Sarana Kesehatan...68

Tabel 26. Nama Dan Alamat Posyandu ...69

Tabel 27. Data Sarana Sekolah Dasar (SD ...71

Tabel 28. Data Sarana SLTP ...72

Tabel 29. Data Sarana SLTA ...73

Tabel 30. Jumlah Tempat Ibadah Di Kecamatan Raya Tahun 2011 ...73

Tabel 31. Proporsi Kondisi Dan Janis Jalan Tahun 2010 ...74

Tabel 32. Sarana Transportasi Antar Desa/Kelurahan ...74

Tabel 33. Keluarga Pengguna Listrik Tahun 2010 ...75

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sentralisasi merupakan Salah satu masalah yang dihadapi hampir seluruh

negara berkembang termasuk negara Indonesia. Sentralisasi adalah terpusatnya

kekuasaan pada pemerintah pusat. Sejak kelahirannya di Indonesia, sentralisasi

kurang memberikan kontribusi kepada dearah, padahal daerah-daerah tersebut

banyak memberi kontribusi ke pusat. Dan yang menjadi pertanyaannya,

bagaimana cara untuk menciptakan instansi pemerintahan yang mempunyai

kapasitas dan kapabilitas pemerintahan yang memadai. Untuk itu berbagai

kebijakan dan tindakan dilakukan agar pemerintahan yang diharapkan dapat

berjalan dengan lancar. Pemerintah seharusnya, mengatur relasi-relasi sosial dan

melakuka penetrasi terhadap masyarakat dan memanfaatkan sumber daya alam

(SDA) dan sumbera manusia (SDM) yang dimililki sesuai dengan aturan- aturan

tertentu untuk memajukan daerahnya.

Transformasi kebijakan menjadi suatu tindakan untuk membuat

perubahan dalam memperbaiki sistem pemerintahan. Sejak Indonesia merdeka,

wacana tentang desentralisasi semakin berkembang sejalan dengan dasar-dasar

hukum yang mendukungnya. Seperti yang kita ketahui, landasan utama politik

desentralisasi ini adalah pasal 18 UUD 1945. Atas dasar itu dirumuskanlah

sejumlah peraturan, sampai akhirnya lahir UU No.5 Tahun 1974 tentang

pokok-pokok Pemerintahan di Dearah berupaya mencari keseimbangan antara kebijakan

(18)

daerah. Tetapi karena wacana perdebatan tentang desentralisasi berlangsung di

alam politik yang tidak kompetitif, maka wacana tentang konsep desentralisasi

kembali redup.

Sejak awal tahun 1990-an kembali berkembang wacana di antara para

pemerhati pemerintahan tentang desentralisasi pemerintahan di Indonesia. Konsep

otonomi yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 mendapat

sorotan dan kajian kritis.

Dalam buku Saleh dkk (2004:15) Ada dua pendapat yang muncul pada saat itu yaitu Pertama, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 masih relevan, hanya belum dilaksanakan secara konsisten. Kedua, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 sudah harus diganti dikarenakan sistem ini bernuansa sentralistik.

Setelah jatuhnya rezim Presiden Suharto, bangsa Indonesia menaruh

harapan besar terhadap perubahan-perubahan sistem bernegara. Berbagai

kebijakan administrasi harus cepat dilakukan untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Dari berbagai wacana tersebut, pemerintahan Presiden Habibie

kemudian mengambil kesimpulan bahwa kebijakan desentralisasi yang baru

diperlukan demi penyelamatan kelangsungan hidup bangsa dan negara kesatuan

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 harus diubah. Hal ini

ditandai dengan diberlakukannya Undang- Undang Nomor. 22 Tahun 1999

tentang Otonomi Dearah dan Undang- Undang Nomor 25 Tahun 1999.

Inilah peraturan baru, semangat otonomi daerah baik dari segi struktur

maupun isi, yang diharapakan memberi warna lain terhadap praktek

(19)

sederajat dalam hal otonomi daerah. Namun titik berat bagi pelaksanaan otonomi

daerah tetap berada di kabupaten / kotamadya dengan alasan faktor pendekatan

pelayanan kepada masyarakat. Pemekaran akan mempersingkat rentang kendali

antara pemerintah dan masyarakat, khususya bagi daerah yang belum terjangkau

oleh fasilitas pemerintahan. Pemekaran daerah juga diapresiasikan untuk

memperbaiki pemerataan pembangunan dan pemekaran memungkinkan sumber

daya mengalir ke daerah yang masih belum berkembang. Selain itu pemekaran

derah juga akan mengembangkan demokrasi lokal melalui pembagian kekuasaan

pada tinggkat yang lebih kecil.

Bahwa sesuai dengan Pasal 5 ayat (1) Undang-undang Nomor 22 Tahun

1999 tentang Pemerintahan Daerah, Daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan

kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah

penduduk, luas daerah dan pertimbangan lain yang memungkinkan

terselenggaranya Otonomi Daerah.

Dengan dijadikannya kota Pematang Siantar sebagai kota madya, maka

pemerintah Kabupaten Simalungun mencari pengganti ibukota Kabupaten

Simalungun yang baru. Kecamatan Siantar hampir menjadi pengganti kota

Pematang Siantar menjadi ibukota Kabupaten Simalungun , namun dikarenakan

salah satu syarat utama menjadi ibukota pengganti harus 15 kilometer dari

ibukota yang lama.

Sesuai dengan aspirasi masyarakat yang berkembang dan dengan

(20)

daerah-daerah yang ingin memisahkan diri dari daerah induknya, ataupun

mendirikan ibukota yang baru untuk pemerataan perkembangan daerah. Menurut

Astuti (2012:2) Dalam rangka memingkatkan daya guna dan hasil guna

penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan daerah. Maka Drs. Djabanten

Damanik yang pada saat itu menjabat sebagai bupati Simalungun dan ketua

DPRD Simalungun, Letkol J.D Girsang, yang merupakan tokoh pengusul

terhadap pemerintah pusat guna penetapan Kecamatan Raya menjadi Ibukota

Simalungun, yang selanjutnya oleh pemerintah pusat. Hal ini mendapatkan respon

dengan dikeluarkanya PP No 70 tahun 1999 yang berintikan memindahkannya

ke Kecamatan Raya.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk

mengetahui bagaimana proses perpindahan ibukota kabupaten Simalungun di

tahun 1999 dari kota Pematang Siantar ke kota Pematang Raya hingga

perkembangan kabupaten ini pada tahun 2013.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian di atas, terdapat pada latar belakang masalah, maka

permasalahan dalam penelitian ini dapat di identifikasikan sebagai berikut:

1. Sentralisasi sebagai dampak munculnya desentralisasi

2. Kebijakan pemerintah dengan mengeluarkan Undang- Undang (UU)

(21)

3. Proses perpindahan Ibukota Kabupaten Simalungun dari Pematang Siantar ke

Pematang Raya

C. Pembatasan Masalah

Sebagaimana uraian pada latar belakang masalah, peneliti merasa perlu

membuat pembatasan masalah yang terbatas pada: Persepsi Masyarakat

Kecamatan Raya Terhadap perpindahan Ibukota Kabupaten Simalungun dari

Pematang Siantar ke Pematang Raya.

D. Rumusan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah, maka peneliti merasa perlu membuat

rumusan masalah untuk mempermudah beberapa kajian dalam penelitian ini,

yakni sebagai berikut :

1. Bagaimana keberadaan daerah Kecamatan Raya sebelum menjadi ibukota

Kabupaten Simalungun?

2. Bagaimana Latar Belakang berpindahnya ibukota kabupaten Simalungun ke

Pematang Raya?

3. Bagaimana perkembangan Kecamatan Raya setelah menjadi ibukota dari

Kabupaten Simalungun ( 1999 – 2013 )?

4. Bagaimana persepsi masyarakat Simalungun terhadap berpindahnya ibukota

(22)

E. Tujuan Penelitian

Semua kegiatan pada umumnya berorentasi kepada tujuan tertentu, maka

dalam penelitian ini yang ingin dicapai adalah :

1. Untuk mengetahui latar belakang berpindahnya ibukota Kabupaten

Simalungun dari Pematang Siantar ke Pematang Raya

2. Untuk menjelaskan perkembangan Pematang Raya sejak Pematang Raya

menjadi ibukota ( 1999 – 2013 )

3. Untuk menjelaskan persepsi masyarakat Kecamatan Raya terhadap

perpindahan ibukota Kabupaten Simalungun ke Pematang Raya

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Memberi informasi kepada akademisi, masyarakat maupun pemerintah tentang

proses berpindahnya ibukota Kabupaten Simalungun dari Pematang Siantar ke

Pematang Raya dan perkembangannya ( 1999 – 2013)

2. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang relevan

dengan topik penelitian

(23)
(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini, dan

dihubungkan dengan tujuan penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan

bahwa.

1. Pemindahan ibukota Kabupaten Simalungun sesuai ketentuan Pasal 5 ayat

(3) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,

ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1999. Tentang

Pemindahan Ibukota Daerah Kebupaten Simalungun Dari Dilayah daerah

Kota Pematang Piantar Ke Kecamatan Raya Di Wlayah Daerah Kabupaten

Simalungun.

2. Terpilihnya Kecamatan Raya menjadi Ibukota Kabupaten Simalungun

dipandang memenuhi syarat untuk dijadikan lokasi Ibukota yang baru bagi

Daerah Kabupaten Simalungun. syarat tersebut antara lain:

a. Kecamatan Raya berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten

Simalungun.

b. Kecamatan Raya masih kental dengan budaya/adat istiadat

Simalungun.

3. Perkembangan Kecamatan Raya umumnya dan Pemantang Raya khususnya

(25)

setelah berpindahnya ibukota Kabupaten Simalungun Ke Pematang Raya.

Pembangunan sarana dan prasarana di Kecamatan Raya khusunya di

Pematang Raya sangat berkembang seperti jalan, sekolah, pasar, rumah

sakit, bandar udara, lapas, PLTA dll.

4. Persepsi masyarakat Kecamatan Raya terhadap pemindahan Ibukota

Kabupaten Simalungun sangat positif walaupun dengan berbagai alasan

yang berbeda.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan dalam hal ini adalah

sebagai berikut:

1. Diharapakan kepada Pemerintah Kabupaten Simalungun pemindahan

ibukota Kabupaten Simalungun dari Pematang Siantar ke Kecamatan Raya

bukan hanya pemindahan infrastruktur pemerintahan semata tetapi juga

memberi kesejahteraan kepada masyarakat Simalungun umumnya dan

masyarakat Kecamatan Raya Khususnya dalam hal pembangunan sumber

daya alam (SDA)dan sumber daya manusia (SDM).

2. Masyarakat Kabupaten Simalungun diharapkan mendorong dan mengawasi

pemerintahan dalam melaksanakan proses pembangunan Kabupaten

Simalungun yang sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan untuk

(26)

Daftar Pustaka

Abdullah Rozali. 1999. Pelaksanaan Otonomi Luas Dan Isu Federalisme

Sebagai Suatu Alternatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ahmad Abu, Sholeh Munawar.1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.

Asshiddiqie, Jimly. 2009. Komentar Atas Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Bintarto.1983. Interaksi Desa –Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

BPS Kabupaten Simalungun Tahun 1996

BPS Kabupaten Simalungun Tahun 2011

BPS Kabupaten Simalungun Tahun 2013

Hastuti, Retno. 2012. Atlas Tematik Kabupaten Simalungun. Klaten :Intan Pariwara.

Huda, Ni’matul. 2005. Otonomi Daerah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ivancevich, John M dkk. 2006. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta: Erlangga

Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Simalungun

Milen, Anneli .2004. Pengangan Dasar Pengembangan Kapasitas. Yogyakarta: Pembaruan.

Muchlas, Makmuri. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Oentarto S.M dkk. 2004. Menggagas Format Otonomi Dearah Masa Depan. Jakarta: Samitra Media Utama

Purba , M.D. 1977. Mengenal Kepribadian Asli Rakyat Simalungun. Medan: M.D. Purba.

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(27)

Saleh dkk. 2004. Ryaas Rasyid Percikan Pemikiran Sang Penggagas Otonomi

Daerah (Versi Media Massa). Jakarta: Belantika.

Setiadi, Elly M dan Usman Kolip. 2013. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group..

Solihin, Dadang. 2001. Kamus Istilah Otonomi Daerah. Jakarta: Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan.

Suryadi, Budi. 2007. Sosiologi Politik (Sejarah, Defenisi, dan Perkembangan

Konsep). Yogyakarta : IRCiSoD.

Walgito, Bimo. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset

Widjaja, HAW. 2011. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada.

Undang- Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah Peratuaran Pemerintah (PP) Nomor 70 Tahun 1999 Tentang Pemindahan Ibukota

Daerah Kabupaten Simalungun Dari Wilayah Daerah Kota Pematang Siantar ke Kecamatan Raya di Wilayah Daerah Kabupaten Simalungun

Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok Pemerintahan

di Dearah berupaya mencari keseimbangan antara kebijakan desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan dalam pelaksanaan otonomi daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987, pasal 1

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Pasal 5 ayat (1)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian foto struktur mikro permukaan diatas maka dapat diketahui bahwa kuat arus dan waktu pencelupan pada proses anodizing sangat berpengaruh pada pori-pori

Mungkin bagi masyarakat perkotaan sekarang ini telah semarak olah raga jet sky, dengan begitu rental jet sky brewok melihat peluang yang ada dengan pertimbangan makin marak jet sky

- OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN

Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Terkait Tindak Pidana Perdagangan Orang , Artikel, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, 2015, hal... Seseorang yang bekerja dalam

Judul : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung ( Zea maysL.) Akibat Pemberian Limbah Kertas Rokok Dan Pupuk Kandang Ayam Di Tanah Ultisol.. Nama :

It seems the second year students have more confidence regarding their own competencies; it is proved by seeing the students who agree they know all safety and security measures

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah padat pabrik kertas rokok mampu menurunkan pH tanah Ultisol, mempengaruhi tinggi tanaman dan berat kering tajuk, serta berpotensi