• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI SAMPANG PROVINSI JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI SAMPANG PROVINSI JAWA TIMUR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Sekda Ass. PKR Hukum Kabag Dinkes Ka. Ka.BPJS Kasubag PHP Subag Staf PHP

BUPATI SAMPANG

PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI SAMPANG

NOMOR 53 TAHUN 2018 TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGENAAN SANKSI TIDAK MENDAPATKAN PELAYANAN PUBLIK TERTENTU DALAM PROGRAM

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SAMPANG,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja dan Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial, perlu adanya sanksi tidak mendapatkan pelayanan publik tertentu;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pelaksanaan Pengenaan Sanksi Tidak Mendapatkan Pelayanan Publik Tertentu Dalam Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5234);

(2)

Sekda Ass. PKR Hukum Kabag Dinkes Ka. Ka.BPJS Kasubag PHP Subag Staf PHP

2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5256);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja dan Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

6. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016 Nomor 7);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

PENGENAAN SANKSI TIDAK MENDAPAT PELAYANAN PUBLIK TERTENTU DALAM PROGRAM BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Sampang.

(3)

Sekda Ass. PKR Hukum Kabag Dinkes Ka. Ka.BPJS Kasubag PHP Subag Staf PHP

3. Bupati adalah Bupati Sampang.

4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan DPRD dalam penyelenggaraan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

5. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OPD adalah Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sampang.

6. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disingkat BPJS Kesehatan adalah Badan Hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan.

7. Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang selanjutnya disingkat BPJS Ketenagakerjaan adalah Badan Hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun dan Jaminan Kematian.

8. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran.

9. Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah atau imbalan dalam bentuk lain.

10. Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara adalah :

a. Orang, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;

b. Orang, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;

c. Orang, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia, mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

BAB II SASARAN

Pasal 2

(1) Sasaran pengenaan sanksi tidak mendapat pelayanan publik tertentu adalah Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara;

(2) Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk Badan Usaha atau Badan Hukum;

(3) Badan Usaha atau Badan Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2), yaitu Badan Usaha atau Badan Hukum yang mengurus izin baru atau perpanjangan.

(4)

Sekda Ass. PKR Hukum Kabag Dinkes Ka. Ka.BPJS Kasubag PHP Subag Staf PHP

Pasal 3

(1) Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara wajib:

a. mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta kepada BPJS secara bertahap sesuai dengan program jaminan sosial yang diikutinya; dan

b. memberikan data dirinya dan pekerjanya berikut anggota keluarganya kepada BPJS secara lengkap dan benar.

(2) Data dirinya dan pekerjanya secara lengkap dan benar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. data pekerja berikut anggota keluarganya yang didaftarkan sesuai dengan data pekerja yang dipekerjakan;

b. data upah yang dilaporkan sesuai dengan upah yang diterima pekerja;

c. data kepesertaan dalam program jaminan sosial sesuai penahapan kepesertaan; dan

d. perubahan data ketenagakerjaan.

(3) Perubahan data sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d paling sedikit meliputi:

a. alamat perusahaan; b. kepemilikan perusahaan; c. kepengurusan perusahaan; d. jenis badan usaha;

e. jumlah pekerja;

f. data pekerja dan keluarganya; dan

g. perubahan besarnya upah setiap pekerja.

(4) Perubahan data sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaporkan oleh Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara kepada BPJS paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak terjadinya perubahan.

BAB III

SANKSI ADMINISTRATIF DAN OPD PELAKSANA Bagian Kesatu

Pengenaan Sanksi Administratif Pasal 4

(1) Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dikenai sanksi administratif;

(5)

Sekda Ass. PKR Hukum Kabag Dinkes Ka. Ka.BPJS Kasubag PHP Subag Staf PHP

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) dapat berupa : a. teguran tertulis;

b. denda; dan/atau

c. tidak mendapat pelayanan publik tertentu.

(3) Pengenaan Sanksi teguran tertulis dan denda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b diberikan oleh Kepala BPJS;

(4) Pengenaan Sanksi tidak mendapat pelayanan publik tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dilakukan oleh Pemerintah Daerah atas permintaan BPJS;

(5) Sanksi tidak mendapat pelayanan publik tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diberikan kepada badan usaha atau badan hukum yang mengurus izin antara lain :

a. Perizinan terkait usaha;

b. Izin yang diperlukan dalam mengikuti tender proyek; c. Izin mempekerjakan tenaga kerja asing;

d. Izin perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh; e. Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Bagian Kedua

Tata Cara Pengenaan Sanksi Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara

Pasal 5

(1) Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dikenai teguran tertulis pertama oleh BPJS;

(2) Apabila sanksi teguran tertulis pertama Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak melaksanakan kewajibannya, BPJS mengenakan sanksi teguran tertulis kedua;

(3) Sanksi denda dikenakan apabila setelah pengenaan sanksi teguran tertulis kedua berakhir Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak melaksanakan kewajibannya;

(4) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikenakan sebesar 0,1% (nol koma satu persen) setiap bulan dari iuran yang seharusnya dibayar yang dihitung sejak teguran tertulis kedua berakhir;

(6)

Sekda Ass. PKR Hukum Kabag Dinkes Ka. Ka.BPJS Kasubag PHP Subag Staf PHP

(5) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disetorkan kepada BPJS bersamaan dengan pembayaran iuran bulan berikutnya.

(6) Apabila sanksi berupa denda sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) tidak disetor lunas, Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dikenai sanksi tidak mendapat pelayanan publik tertentu.

Pasal 6

(1) OPD Pelaksana Pemberian Sanksi tidak mendapat pelayanan publik tertentu, yaitu :

a. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) memberikan sanksi meliputi :

1. Perizinan terkait usaha;

2. Izin yang diperlukan dalam mengikuti tender proyek; 3. Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

b. Dinas Tenaga Kerja memberikan sanksi meliputi : 1. Izin mempekerjakan tenaga kerja asing;

2. Izin perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh.

(2) Kepala DPMPTSP serta Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Tenaga Kerja (Diskumnaker) dapat menetapkan petunjuk teknis terkait Pelaksanaan Pemberian Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 7

(1) DPMPTSP serta Diskumnaker memberikan sanksi berdasarkan permintaan BPJS;

(2) Permintaan BPJS dikirimkan kepada Bupati dengan tembusan kepada Kepala DPMPTSP dan Kepala Diskumnaker.

BAB IV

PENCABUTAN SANKSI Pasal 8

Sanksi tidak mendapat pelayanan publik tertentu dicabut apabila :

a. Sanksi denda telah disetor secara lunas kepada BPJS dan telah mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai Peserta kepada BPJS secara bertahap sesuai dengan Program Jaminan Sosial yang diikutinya bagi Pemberi Kerja Selain

(7)

Sekda Ass. PKR Hukum Kabag Dinkes Ka. Ka.BPJS Kasubag PHP Subag Staf PHP

Penyelenggara Negara yang melanggar kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 (satu) huruf a; atau

b. telah memberikan data dirinya dan pekerjanya berikut anggota keluarganya kepada BPJS secara lengkap dan benar bagi Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara yang melanggar kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 (satu) huruf b.

BAB V PENUTUP

Pasal 9

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sampang.

Ditetapkan di : Sampang

pada tanggal : 27 November 2018 PJ. BUPATI SAMPANG,

ttd.

H. JONATHAN JUDIANTO

Diundangkan di : Sampang

Pada tanggal : 27 November 2018

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SAMPANG ttd.

PUTHUT BUDI SANTOSO, SH,M.Si Pembina Utama Madya

NIP. 19610114 198603 1 008

Referensi

Dokumen terkait

Pihak- pihak yang berperan dalam penyusunan kurikulum implementatif pada program ke- ahlian TSM (Teknik Sepeda Motor) Honda yaitu kepala sekolah, komite, wakil

waltil rakyat bertanggungjawab memastikan semua program parti dapat dilaksariakari dengan berkesan dalam tempo11 penggal Parlimen dan D U N ke- 12 (85.5%

Jurusan Budidaya Pertanian menjamin bahwa sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung proses utama (bisnis proses) dalam penyediaan jasa layanan pendidikan sumber

Menurut pengamatan peneliti dengan dasar permasalahan pada sebuah penyelenggaraan konser, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan

Dengan menggunakan persamaan seperti pada bagian teori [2] Pada perhitungan availability pada planned downtime di backup server baik pada dedicated dan cloud

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 104 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian

Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif kepada pemberi Kerja Selain penyelenggara Negara dan setiap Orang Selain

Secara keseluruhan tingkat kepuasan lansia terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan petugas panti memiliki proporsi jumlah yang sama antara puas dan juga