• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. banyak cara yang dilakukan untuk menjual barang yang dimiliki seperti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. banyak cara yang dilakukan untuk menjual barang yang dimiliki seperti"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Jenis-jenis Barang Konsinyasi

Dengan semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis, semakin banyak cara yang dilakukan untuk menjual barang yang dimiliki seperti dengan cara penjualan tunai dan kredit, karena penjualan merupakan merupakan faktor utama untuk mengukur kemajuan suatu perusahaan. Setelah penjualan tunai dan kredit berkembang dengan pesat maka para penjual mencari metode-metode yang efektif untuk menjual suatu barang dagangannya yaitu salah satunya dengan cara metode penjualan konsinyasi. Penjualan konsinyasi dimana penjual mendapatkan barang dagangannya dari pihak supplier dengan cara menitipkan barang dagangannya untuk dijual oleh pihak penjual, dimana apabila barang dagangan tersebut laku terjual maka pihak penjual mendapatkan komisi dari pihak konsinyor atau supplier

Banyak perusahaan sekarang ini melakukan penjualan dengan cara konsinyasi karena banyak keuntungan yang didapat dengan mereka melakukan penjualan tersebut, juga bagi mereka yang berlaku sebagai konsinyi antara lain seperti : pihak konsinyi tidak perlu takut menderita kerugian apabila barang tersebut tidak laku terjual.

Sedangkan keuntungan bagi pihak konsinyor, mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menyewa tempat/counter karena pihak konsinyi telah menyediakan tempat bagi barang-barang konsinyasi tersebut. Dan

(2)

dengan melakukan penjualan secara konsinyasi ini pihak konsinyor lebih mudah memperluas area pemasaran barang.

Oleh sebab itu setiap perusahaan dituntut mempunyai system yang baik, yang tidak saja memberikan dukungan dan kemudahan terhadap operasional, bahkan dapat pula menghasilkan data berupa informasi yang bermanfaat dan diperlukan, hingga dapat memberikan gambaran jelas mengenai keadaan yang telah dan sedang berjalan.

Kegiatan toko Matahari Pasar Baru adalah melakukan aktivitas perdagangan barang-barang konsinyasi berupa kosmetika, tas, accesoris, sepatu kemeja kaos, celana jeans, peralatan rumah tangga, dan lain-lain.

Matahari Pasar Baru terletak di komplek Pertokoan Pasar baru No. 74-82 yang sangat strategis. Dengan tetap berkomitmen untuk pelayanan kepada masyarakat, maka Matahari Pasar Baru membuat suatu moto “one stop shopping”

“One stop shopping” diterapkan oleh Matahari Pasar Baru disetiap lantai perbelanjaan miliknya yang sangat luas dan besar. Setiap lantai Matahari ini diantaranya berisi :

1. Lantai Basement : Food counter

2. Lantai I : a. Counter accesoris dan jam tangan b. Counter kosmetik dan parfum c. Counter tas dan sepatu

3. Lantai II : a. Counter pakaian wanita dewasa b. Counter pakaian remaja putri

(3)

c. Counter pakaian senam dan pakaian dalam wanita

4. Lantai III : a. Counter pakaian remaja putra b. Counter pakaian formal pria c. Counter sepatu pria

d. Counter pakaian dalam pria 5. Lantai IV : a. Counter pakaian bayi sampai anak

b. Counter pakaian anak-anak c. Counter peralatan rumah tangga d. Counter tas travel

Konsumen mempunyai kebebasan untuk memilih diantara barang-barang di atas, yang dibutuhkan oleh mereka. Setelah konsumen memilih barang-barang yang dibutuhkanya, konsumen dapat membayar di kasir dengan uang tunai atau kartu kredit.

Pembagian hari kerja untuk Sales Promotion Girl ( SPG ) dan Sales Promotion Boy ( SPB ) Matahari Pasar Baru diberikan sebanyak enam hari kerja dan satu hari untuk libur per minggu dengan ketentuan dibedakan untuk tiap karyawan. Pembagian kerja pada Matahari Pasar Baru berdasarkan dua shift yang setiap shiftnya bekerja + 8 jam.

1. Shift I dimulai pukul 09.00 – 17.00 WIB 2. Shift II dimulai pukul 12.30 – 20.30 WIB

(4)

4.2. Prosedur Penjualan Barang Konsinyasi

Prosedur penjualan adalah kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli atau konsinyi, pengiriman barang, Pembuatan faktur (penagihan), dan pencatatan penjualan.

Prosedur penjualan konsinyasi melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud agar penjualan yang terjadi dapat diawasi dengan baik. Bagian-bagian yang terkait dalam prosedur penjualan adalah bagian penjualan, bagian gudang, bagian accounting, dan bagian kasir

Prosedur yang sedang berjalan didalam perusahaan pada saat ini menunjukan prosedur penjualan konsinyasi yang mana melibatkan beberapa bagian-bagian yang terkait antara satu dengan yang lain, seperti :

1. Bagian penjualan

Dimana bagian penjualan menerima order penjualan dari pelanggan/customer, yang berupa surat order dari pelanggan dan membuat surat perintah pengiriman yang akan dikirimkan ke bagian gudang, kasir, accounting (bagian pembukuan) dan konsinyi.

2. Bagian Gudang

Dimana bagian gudang menitipkan barang-barang yang telah dipesan susuai order pesanan yang diterima dari bagian penjualan dan pengiriman barang-barang tersebut beserta surat pengiriman barang/surat jalan kepada pemesan barang.

(5)

Bagian pembukuan membuat faktur penjualan yang berdasarkan surat pengiriman yang diterima dari bagian penjualan dan membuat daftar piutang para langganan serta merekap segala hal yang berhubungan dengan penjualan baik total penjualan perperiode maupun total penjualan perhari

4. Bagian keuangan/kasir

Dimana bagian keuangan/kasir disini mempunyai tugas menerima pembayaran uang

Fungsi dari tiap bagian-bagian diatas tersebut, adalah sebagai berikut : 1. Bagian Penjualan (Sales order Departemen)

a. Menjalin hubungan baik dengan pelanggan/customer. b. Menjual barang-barang konsinyi

c. Mengawasi semua pesanan yang diterima.

d. Membuat bon penjualan konsinyi atas pesanan dari customer e. Membuat catatan mengenai pesanan-pesanan yang diterima dari

pelanggan, sehingga dapat diketahui pesanan-pesanan mana yang belum dipenuhi.

f. Mengadakan hubungan dengan pihak pelanggan mengenai barang-barang yang dikembalikan oleh pihak pelanggan, membuat catatan dan mengeluarkan bukti memorial (jurnal vocer) untuk bagaian accounting.

(6)

h. Menjalin hubungan baik dengan pelanggan agar dapat datang kembali di lain waktu.

2. Bagian Gudang

a. Dalam hubungannya dengan penjualan, bagian gudang bertugas menyiapakan barang seperti yang tercantum dalam surat perintah pengiriman dan mengirimkan dalam surat perintah pengiriman dan mengirimkan barang ke pesanan.

b. Mencatat, memeriksa dan menghitung jumlah persedian setiap adanya pemasukan dari supplier maupun pengeluarannya.

c. Memberikan informasi mengenai jumlah persedian barang yang ada di gudang.

d. Bertanggung jawab atas barang yang ada di gudang.

e. Mengatur penempatan barang agar tidak terjadi penumpukan persediaan yang terlalu lama

3. Bagian Accounting

a. Mencatat barang titipan yang terjual pada akhir bulan dan mengadakan penagihan piutang dagang kepada para konsinyi

b. Menetapkan anggaran untuk tiap-tiap divisi atau bagian.

c. Bertanggungjawab atas penerimaan dan pengeluaran uang perusahaan,

d. Bertanggung jawab atas pembukuan perusahaan.

e. Memeriksa laporan kauangan tiap akhir bulan dan akhir tahun. 4. Bagian kasir

(7)

a. Menerima uang dari hasil penjualan tunai.

b. Mengeluarkan uang dari kas kecil sesuai dengan tanda terima yang telah ditandatangani oleh accounting.

c. Membuat laporan kas kecil mengenai penerimaan dan pengeluaran. d. Melaporkan penjualan perhari pada supervisor kasir.

Daftar kegiatan dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut : Bagian Penjualan

1. Menerima pesanan dari pembeli atau pelanggan

2. Menyiapkan surat perintah pengiriman (SPP) atau BON rangkap lima berdasarkan pesanan dari konsinyi.

Fungsi masing-masing tembusan SPP adalah :

Lembar 1 = Tembusan pengiriman (stock request copy dan shipping copy)

Lembar 2 = Pemberitahuan tentang pesanan untuk pemesan/konsinyi Lembar 3 = Packing slip

Lembar 4 = Bill of lading Lembar 5 = Arsip

3. Lembar 2 dikirim ke konsinyor. Lembar1,3 dan 4 diserahkan ke bagian gudang untuk didistribusikan untuk pengecekan barang, dan pengiriman yang mana ditangani langsung oleh sub bagian gudang yaitu bagian pengiriman.

(8)

4. Bagian gudang menyiapkan barang sesuai dengan SPP lembar 1, menuliskan jumlahnya dalam SPP, dan menyerahkan barang dan SPP yang telah diteliti kecocokannya. SPP lembar 1 ini sebelumnya diserahkan ke bagian pengiriman dicatat dalam kartu gudang.

5. Sub bagian gudang (bagian pengiriman) mengecek barang yang telah disediakan oleh bagian gudang dan menuliskan jumlah dan tanggal pengiriman dalam packing slip (lembar 3), bill of lading (lembar 4), dan shipping Order (lembar 1) packing slip dimasukan dalam barang yang dibungkus.

Bagian Penjualan

6. SPP lembar 1 dan 5 dilengkapi datanya, Lembar pertama diserahkan ke bagian accounting (penagihan).

7. Bila ada pesanan yang belum terpenuhi bagian pesanan penjualan membuat back order.

Bagian Accounting

8. Menerima lembar SPP 1 dari bagian penjualan, melengkapi daftar harga dalam lembar 1 SPP.

9. membuat faktur rangkap 4 atas dasar SPP lembar Lembar 1 = untuk konsinyor

Lembar 2 = untuk bagian piutang

Lembar 3 = untuk bagian kartu persediaan Lembar 4 = arsip bagian accounting

(9)

10. Setiap bagian accounting menjumlahkan seluruh faktur yang dibuat pada hari itu dalam suatu pre-list tape/batch total, dan diserahkan ke bagian buku besar.

Didalam melakukan penjualan dengan sistem penjualan konsinyasi biasanya penitipan barang atau penjualan pihak konsinyi tidak memakai jangka waktu yang ditentukan. Tetapi pada saat pihak konsinyor mengadakan hubungan dengan pihak lain sampai kemudian menjadi konsinyi, maka pihak konsinyor menentukan masa percobaan selama kurang lebih tiga bulan untuk jenis barang yang baru dipasarkan atau barang keluaran terbaru, tetapi berbeda dengan barang-barang yang telah lama diproduksi atau produk yang telah memiliki nama dipasaran, maka pihak konsinyor menitipkan barang-barangnya tidak lebih dari tiga bulan, karena pihak konsinyor atau perusahaan disini dapat memindahkan barang-barang tersebut ke tempat konsinyi yang berbeda.

Disamping itu pula konsinyor menyeleksi barang-barang yang akan dipasarkan dengan lokasi penempatan konsinyi, seperti misalnya barang-barang yang dititipkan di Matahari Departemen store cabang Pasar Baru akan berbeda dengan barang barang yang dititipkan Di Matahari Departemen Store cabang Bekasi. Karena pihak konsinyor menyeleksi terlebih dahulu pangsa pasar yang akan dimasuki oleh produk titipan tersebut.

Resiko-resiko yang kadang terjadi didalam melaksanakan penjualan konsinyasi adalah pihak konsinyi terkadang menyembunyikan barang-barang titipan untuk maksud tertentu. Dan terkadang konsinyi tidak langsung

(10)

memberikan laporan yang rinci tentang penjualan yang ada sekarang, dimana laporan tersebut harus selalu siap dibuat pada akhir bulan untuk mengetahui total penjualan barang titipan tersebut. Sehingga pihak konsinyor harus menunggu untuk mengetahui dan membuat laporan bulanan tentang penjualan titipan tersebut.

4.3. Akuntansi Penjualan Barang Konsinyasi

Dasar dari pencatatan yang dilakukan oleh pihak Matahari adalah dokumen-dokumen yang berupa kwitansi dan lampiran-lampirannya, hal ini merupakan bukti transaksi dalam metode pencatatan barang konsinyasi pada Matahari Pasar Baru.

Pihak Matahari selaku konsinyi menggunakan metode pencatatan laba terpisah atas barang-barang konsinyasi. Pada metode ini semua laba atau rugi dari kegiatan konsinyasi disatukan atau digabung dengan kegiatan penjualan regular, selain itu pihak Matahari sebelum melakukan transaksi barang konsinyasi menyelenggarakan perjanjian konsinyasi.

4.3.1. Akuntansi Barang Konsinyasi yang Terjual Habis

Penerapan akuntansi untuk barang konsinyasi yang terjual seluruhnya oleh pihak konsinyi (Matahari) dalam metode pencatatanya akan terlihat nampak sederhana sebab tidak ditemukan suatu persoalan-persoalan atau masalah-masalah yang terjadi pada barang konsinyasi dan pada penyelesaian akhir mengenai kewajiban, dan hak konsinyi (Matahari) diselesaikan dengan tuntas sesuai perjanjian antara kedua belah pihak.

(11)

Untuk memahami penerapan metode akuntansi konsinyasi yang telah selesai PT Matahari Pasar Baru Tbk cabang Pasar Baru menggunakan metode laba akuntansi terpisah, untuk memudahkan dalam penelitian ini, maka akan diambil salah satu contoh produk konsinyasi di PT Matahari Putra Prima Tbk, yaitu produk PD Gabriel.

Selama tahun 2009, PD Gabriel sebagai konsinyor mengirimkan 1500 unit tas merk Guchi,dengan harga Rp 200.000/unit dengan discount Rp100.000/unit dan pihak matahari mendapatkan komisi 27 % semua barang terjual habis, dengan transaksi-transaksi sebagai berikut :

a. Penyerahan barang kepada pihak konsinyi. Pihak konsinyi menacatat penerimaan barang atas konsinyasi dengan suatu memorandum dalam buku harian atau dalam buku tersendiri.

b. Tas Guchi dijual dengan harga Rp 200.000/unit dikenakan discount Rp 100.000/ unit.

Penjualan 1500 unit tas GUCHI @ Rp 100.000 x 1500unit = Rp. 150.000.000,-

Tgl Keterangan Debit Kredit

Kas

Konsinyasi masuk

Rp150.000.000

Rp150.000.000

c. Mencatat komisi atau laba hasil penjualan konsinyi 1500 unit tas GUCHI dengan jurnal sebagai berikut :

(12)

Tgl Keterangan Debit Kredit

Konsinyasi masuk Pd Gabriel Pendapatan komisi

Rp 40.500.000

Rp 40.500.000

d. Beban angkut masuk Rp 3.000.000,-

Tgl Keterangan Debit Kredit

Konsinyasi masuk PD Gabriel Kas

Rp 3.000.000

Rp 3.000.000

e. Pengiriman uang dalam penyelesaian perhitungan bersama-sama dengan penjualan konsinyasi diserahkan oleh pihak PT Matahari Putra Prima Tbk

Pengiriman uang kas = Penjualan konsinyasi dikurangi hasil penjumlahan antara pendapatan komisi dengan beban angkut masuk Rp 150.000.000,- - (Rp.40.500.000 + Rp.3.000.000)

Rp 150.000.000,- - Rp 43.500.000 = Rp.106.500.000,-

Tgl Keterangan Debit Kredit

Konsinyasi masuk PD Gabriel Kas

Rp106.500.000

(13)

Tabel 4.1

Ikhtisar Akuntansi Barang Konsinyasi PD Gabriel

Transaksi Jurnal

Selama tahun 2009 PD Gabriel Mengirim 1500 unit tas guchi dengan Harga jual Rp200.000,- Discount 50% Rp 200.000 x 50% = Rp 100.000/unit

Memorandum

Dibayar biaya angkut untuk konsinyi Rp 3.000.000,-

Konsinyasi masuk PD Gabriel Rp.3.000.000 Kas Rp 3.000.000 Penjualan 1500 unit tas guchi

@ Rp 100.000 x 1500 = Rp 150.000.000

Kas Rp150.000.000,- Konsinyasi masuk

PD Gabriel Rp 150.000.000,- Pembebanan oleh pihak PT Matahari untuk

komisi atas penjualan sebesar 27% dari Rp 150.000.000,- adalah sebesar Rp 40.500.000,- Komisi 27% x Rp 150.000.000,- = Rp 40.500.000,- Konsinyasi masuk PD Gabriel Rp 40.500.000,- Komisi atas penjualan Konsinyasi Rp 40.500.000,-

Pengiriman uang dalam penyelesaian perhitungan bersama-sama dengan penjualan konsinyasi diserahkan oleh pihak PT Matahari

Konsinyasi masuk

PD Gabriel Rp 106.500.000,- Kas Rp 106.500.000,-

Sumber : Data yang diolah

4.3.2. Akuntansi Barang Konsinyasi yang Tidak Terjual Habis

Contoh pencatatan barang konsinyasi yang tidak terjual habis PT Aneka Inti Wangi (PT A.I.W) Selama tahun 2009, sebagai konsinyor mengirimkan 870 unit kosmetik merk kanebo ,dengan harga Rp 755.000/unit dan pihak matahari mendapatkan komisi sebesar 30 %

(14)

barang terjual 720 unit sisa produk 150 unit, pencatatannya adalah sebagai berikut :

a. Penyerahan barang kepada pihak konsinyi. Pihak konsinyi mencatat penerimaan barang atas konsinyasi dengan suatu memorandum dalam buku harian atau dalam buku tersendiri.

b. kosmetik kanebo dijual dengan harga jual @ Rp 755.000,- 720 unit x Rp 755.000 = Rp 543.600.000

Tgl Keterangan Debit Kredit

Kas

Konsinyasi masuk PT Aneka inti wangi (PT A.I.W)

Rp543.600.000

Rp543.600.000

c. Mencatat komisi atau laba hasil penjualan konsinyi 720 unit kosmetik Kanebo dengan jurnal sebagai berikut :

Komisi 30% x Rp 543.600.000,- = Rp 163.080.000,-

Tgl Keterangan Debit Kredit

Konsinyasi masuk PT Aneka inti wangi (PT A.I.W)

Pendapatan komisi

Rp163.080.000

Rp 163.080.000

d. Beban angkut masuk Rp 3.310.000,-

Tgl Keterangan Debit Kredit

Konsinyasi masuk PT Aneka inti wangi (PT A.I.W) Kas

Rp 3.310.000

(15)

e. Pengiriman uang dalam penyelesaian perhitungan bersama-sama dengan penjualan konsinyasi diserahkan oleh pihak PT Matahari Putra Prima Tbk

Pengiriman uang kas = Penjualan konsinyasi dikurangi hasil penjumlahan antara pendapatan komisi dengan beban angkut masuk Rp 543.600.000,- - (Rp.163.050.000 + Rp.3.310.000)

Rp 543.600.000,- - Rp 166.390.000 = Rp.377.210.000,-

Tgl Keterangan Debit Kredit

Konsinyasi masuk PT Aneka inti wangi (PT A.I.W)

Kas

Rp377.210.000

(16)

Tabel 4.2

Ikhtisar Akuntansi Barang Konsinyasi PT Aneka Inti Wangi

Transaksi Jurnal

20 September 2009

Dikirim 870 unit kosmetik kanebo dengan harga @ Rp 755.000,-

Memorandum

Beban pihak kosinyi yang harus dibebankan kepada pihak konsiyor sebesar Rp3.310.000,-

Konsinyasi masuk PT Aneka Inti

Wangi Rp.3.310.000 Kas Rp 3.310.000 Penjualan 720 kosmetik kanebo

@ Rp 755.000 x 720 = Rp 543.600.000

Kas Rp 543.600.000,- Konsinyasi masuk

PD Aneka Rp 543.600.000,- Pembebanan oleh pihak konsinyi untuk

komisi atas penjualan sebesar 30% dari Rp 543.600.000,- adalah sebesar Rp 163.080.000,- Komisi 30% x Rp 543.600.000,- = Rp 163.080.000,- Konsinyasi masuk PT AIW Rp 163.080.000,- Komisi atas penjualan Konsinyasi Rp 163.080.000,-

Pengiriman uang dalam penyelesaian perhitungan bersama-sama dengan penjualan konsinyasi diserahkan oleh pihak PT Matahari

Konsinyasi masuk

PT AIW Rp 377.210.000,- Kas Rp 377.210.000

Sumber : Data yang diolah

Jadi berdasarkan penelitian yang penulis lakukan maka penulis melihat perbedaan antara akuntansi konsinyasi yang telah selesai dengan akuntansi konsinyasi yang tidak terselesaikan dengan tuntas terletak pada jumlah barang konsinyasi yang terjual.

Akuntansi barang konsinyasi yang habis terjual yaitu laba dari penjualan konsinyasi ditetapkan oleh pihak Matahari setelah semua barang konsinyasi terjual dan seluruh pengiriman uang kasnya dilakukan, Sedangkan jika barang konsinyasi tidak terjual seluruhnya

(17)

pada jangka waktu perjanjian konsinyasi berlangsung dan melampaui akhir periode akuntansi, laba yang direalisasi atas barang yang sudah terjual harus dihitung, maka diperlukan adanya penyesuaian terhadap biaya-biaya yang bersangkutan dan yang terikat pada produk yang belum terjual, baik yang berasal dari pihak konsinyor sendiri maupun biaya yang dibebankan oleh konsinyi (matahari) harus ditangguhkan pembebanannya dari pendapatannya.

Penerapan metode akuntansi pencatatan barang konsinyasi pada Matahari, baik yang habis terjual seluruhnya maupun pencatatan barang konsinyasi yang tidak habis terjual seluruhnya diselenggarakan secara laba terpisah

4.4. Pelaporan Penjualan Barang Konsinyasi

Sebelum membahas tentang bagaimana pelaporan penjualan barang konsinyasi, Matahari menetapkan penjualan dengan cara penjualan konsinyasi dan penjualan biasa atau regular yang dikenal dengan beli putus.

Untuk membedakan penjualan konsinyasi dengan penjualan biasa atau regular atau beli putus adalah dengan memakai kode pada label harga atau stoke keeping unit (SKU) dengan menggunakan 8 digit, contohnya adalah sebagai berikut :

Barang konsinyasi diawali dengan angka 94 da 95, sedangkan beli putus selain dari angka tersebut.

Pihak Matahari sebagai konsinyi membuat laporan penjualan konsinyasi sebagai alat komunikasi antara pihak Matahari dengan pihak

(18)

konsinyor. Setiap pelaporan penjualan konsinyasi harus mempunyai nilai informasi agar dapat dikomunikasikan secara efektif. Bentuk dan metode teknik pelaporan sangat penting untuk penyampaian tertulis.

Matahai Pasar Baru sebagai operasional penjualan konsinyasi tersebut membuat laporan penjualan harian kepada PT Matahari Putra Prima sebagai Head Office dengan system On Line ( Sistem Komputerisasi ).

4.4.1. Barang Konsinyasi yang Terjual Habis

Apabila barang-barang konsinyasi telah laku terjual seluruhnya oleh pihak Matahari setelah melakukan metode pencatatan, langkah selanjutnya adalah melakukan pelaporan penjualan konsinyasi oleh pihak Matahari sebagai alat komunikasi dengan pihak konsinyor sesuai dengan negosiasi yang dilaksanakan di head office PT Matahari Putra Prima sesuai dengan perjanjian kontrak antara kedua belah pihak.

Pihak Matahari sebagai pelaksana operasional penjualan konsinyasi harus melunasi barang-barang konsinyasi dan pelaksanaan dalam pertanggungjawaban akhir antara pihak konsinyor dan pihak Matahari adalah melakukan pelaporan penjualan konsinyasi.

Untuk barang konsinyasi yang diselesaikan dengan tuntas penulis hanya mengambil satu contoh produk saja pada lantai I saja, karena untuk barang konsinyasi yang diselesaikan dengan tuntas atau barang yang terjual habis pada akhir penjualan konsinyasi mempunyai saldo nihil yang berarti tidak terdapat hutang kepada konsinyor atau sebaliknya piutang

(19)

kepada konsinyi seperti yang dijelaskan pada bab II, adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3

Laporan Penjualan Barang Konsinyasi Periode : 1 januari s/d 31 desember 2009

No : Tanggal :

LAPORAN PENJUALAN BARANG KONSINYASI

Periode : 1 januari s/d 31 desember 2009 Nama Barang : Tas Guchi

Jumlah : 1500 unit

Konsinyor : PD Gabriel

Alamat : -

Konsinyi : Matahari Pasar baru

Alamat : Jl Pasar baru No. 74-82 Jakarta Pusat

Keterangan Jumlah

Penjualan 1500 unit tas Guchi Rp 150.000.000,- @ Rp 100.000,-

Beban : Angkut Masuk Rp 3.000.000 Komisi 27% Rp 40.500.000,- +

Rp 43.500.000,- -

Total Saldo Rp 106.500.000,-

Saldo yang hrus dibayarkan/disetorkan Rp 106.500.000,- Saldo konsinyasi yang nihil 0 Sumber : Data yang diolah

(20)

Barang-barang konsinyasi dari PD Gabriel yang terjual seluruhnya sebagaimana berikut :

Tabel 4.4

Buku besar Konsinyasi Masuk PD Gabriel

Tgl Uraian No.

Buku

Jumlah

Debet Kedit Sisa

Penjualan 1500 unit Tas Guchi Komisi Penjualan Beban angkut Pengiriman Kas Rp 40.500.000 Rp 3.000.000 Rp 106.500.000 Rp 150.000.000 - - - Rp 150.000.000 (K) Rp 147.000.000 (K) Rp 106.500.000 (K)

4.4.2. Barang Konsinyasi yang Tidak Terjual Habis

Apabila jangka waktu perjanjian konsinyasi berlangsung antara pihak Matahari dan pihak-pihak konsinyor, sedangkan belum seluruhnya barang-barang konsinyasi berhasil dijual oleh matahari maka diperkirakan adanya penyelesaian akhir terhadap biaya yang bersangkutan yang terikat pada produk yang belum terjual setelah itu dilakukan analisis semua beban yang dikeluarkan oleh konsinyor dan Matahari dengan cara perbandingan barang terjual dan barang belum terjual.

Setelah kita memahami sample dari tiap lantai pada metode pencatatan barang konsinyasi. Untuk tahap selanjutnya dibawah ini terdapat pelaporan penjualan konsinyasi dari tiap-tiap lantai disertai dengan perhitungan analisis barang terjual sebagian adalah sebagi berikut :

(21)

Tabel 4.4

Laporan Penjualan Barang Konsinyasi Periode : 1 januari s/d 31 desember 2009

No : Tanggal :

LAPORAN PENJUALAN BARANG KONSINYASI

Periode : 1 januari s/d 31 desember 2009 Nama Barang : Kosmetika Kanebo

Jumlah : 870 unit

Konsinyor : PT Aneka Inti Wangi

Alamat : -

Konsinyi : Matahari Pasar baru

Alamat : Jl Pasar baru No. 74-82 Jakarta Pusat

Keterangan Jumlah

Penjualan 720 unit kosmetika Rp 543.600.000,- Kanebo @ Rp 755.000,-

Beban : Angkut Masuk Rp 3.310.000 Komisi 30% Rp 163.080.000,- +

Rp 166.390.000,- -

Total Saldo Rp 377.210.000,-

Saldo yang harus dibayarkan/disetorkan Rp 377.210.000,- Saldo konsinyasi yang nihil 0 Sumber : Data yang diolah

(22)

4.5. Masalah yang dihadapi

Masalah-masalah yang dihadapi PT Matahari Putra Prima Tbk dengan telah berjalannya penjualan konsinyasi yang telah ada dan yang telah berlangsung selama ini adalah sebagai berikut :

1. Pembuatan Bon atau SPP yang sering terlambat, hal ini disebabkan bagian gudang merangkap tugas sebagai pengeluaran barang dan penerimaan barang, juga bertugas sebagai pembuatan BON atau SPP, hal ini sering mengakibatkan terlambatnya pengiriman barang.

2. Adanya perangkapan tugas antara bagian penagihan dan bagian piutang dagang. Dalama hal ini bagian piutang dagang mengadakan pencatatan terhadap semua faktur penjualan kredit, juga sebagai pengontrol dan penerimaan uang cek/giro hasil tagihan atau penjualan.

3. Faktur penjualan sering dibuat tanpa memperhatikan stock itu ada atau tidak. Pada saat pengetikan faktur penjualan belum diadakan pengecekan stock yang ada digudang sehingga sering terjadi kesalahan dalam faktur penjualan yang disebabkan oleh stock yang tidak ada atau habis.

4. Tidak ada otorisasi kredit, Sebelum proses penjualan dimulai, tidak ada pengecekan terhadap limit kredit pelanggan, sehingga sering terjadi piutang yang terlalu besar kepada salah satu pelanggan. Hal ini dapat menimbulkan terjadinya piutang tak tertagih, piutang tak tertagih dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

5. Tidak adanya pemisahan fungsi-fungsi yang ada didalam bagian-bagian perusahaan seperti bagian gudang dimana dibagian tersebut meliputi

(23)

bagian pengiriman. Serta dibagian accounting merangkap tugas dengan bagian penagihan.

4.6. Pembahasan Masalah

Dilihat dari masalah-masalah yang dihadapi perusahaan saat ini sangat komplek yang mana masalah-masalah tersebut haruslah ditangani atau harus dikurangi serta difikirkan jalan keluarnya untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut, seperti misalnya masalah-masalah yang dialami atau dihadapi didalam perusahaan adalah tidak adanya pemisahaan fungsi dari bagian-bagian. Dimana akan mengakibatkan atau berdampak buruk bagi perusahaan. Penggabungan fungsi di dalam bagian-bagian organisasi perusahaan terlihat jelas seperti misalnya bagian gudang yang bertanggungjawab dan bertugas untuk menyiapkan barang pesanan, mengawasi stock, serta mengirimkan barang pesanan ke langganan, serta mengakibatkan adanya penyalahgunaan wewenang yang mana dapat merugikan pihak perusahaan.

Persediaan barang didalam gudang harus selalu diperhatikan dan persediaan tersebut jangan mengurangi batas minimum persediaan digudang yang telah ditentukan. Karena bila persediaan didalam gudang tidak terkontrol maka hal tersebut akan mempengaruhi ke bagian-bagian lain yang memerlukan informasi tersebut, Seperti misalnya bagian penjualan yang mana bagian tersebut menerima pesanan dari pelanggan dan harus dikomfirmasikan ke bagian gudang yang mengetahui persediaan barang dudalam gudang, dan apabila persediaan tersebut tidak mencukupi atau belum

(24)

diproduksi, maka bagian penjualan akan merasa dirugikan dan berdampak buruk bagi perusahaan.

Dari segi cost yang dikeluarkan perusahaan jika menggunakan metode laba terpisah yaitu perusahaan akan mengeluarkan cost yang relatif lebih besar, seperti untuk mengadakan peralatan-peralatan dan membuat pemisahan bagian administrasi konsinyasi dan administrasi beli putus (regular) karena terjadi pemisahan pencatatan transaksi-transaksi penjualan barang konsinyasi dan transaksi-transaksi penjualan barang beli pututs (regular). Meskipun dari segi cost harus mengeluarkan biaya yang relatif lebih besar tetapi dari segi benefit banyak keuntungan yang didapat jika perusahaan menggunakan metode laba terpisah antara lain perusahaan dapat dengan mudah mengetahui target penjualan barang konsinyasi dan barang beli putus (regular) karena untuk barang konsinyasi dibuat satu rekening untuk menampung seluruh transaksi barang konsinyasi dengan nama “Konsinyasi masuk”, begitupun sebaliknya untuk transaksi barang beli putus (regular) dibuat rekening sendiri.

Perusahaan harus menambah bagian-bagian yang telah ada dimana bagian-bagian yang sekarang ada masih sangat kurang mencukupi. Perusahaan yang sedang berkembang harus memperhatikan sistem manajemen yang baik yang ada di dalam perusahaan itu. Penambahan yang dirasa perlu didalam perusahaan ini adalah :

1. Bagian Pengiriman Barang.

Dimana bagian pengiriman sangat diperlu kan, dan harus dipisahkan dengan bagian gudang,

(25)

2. Bagian Piutang.

Bagian piutang yang selama ini bagian ini masih digabungkan atau ditangani oleh bagian accounting,

3. Bagian Kredit.

Bagian kredit berfungsi untuk mengetahui batas minimum dan maksimum pinjaman

4. Bagian Penagihan.

Bagian penagihan harus dipisahkan dengan bagian accounting agar terhindarkan penyalahgunakan didalam perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan lelang dilakukan oleh kantor lelang negara setelah diadakan konsultasi dengan pihak penyidik atau penuntut umum setempat atau hakim yang bersangkutan

i) Peraturan Gubernur Aceh Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Penyelesaian Sengketa/Perselisihan Adat dan Istiadat.. Saat ini, dengan berlakunya Undang-Undang Nomor

Klas IV : Lahan dengan pembatas fisik: berat bila diusahakan tanpa teras, sehingga membatasi pilihan crop yang dapat diusahakan atau perlu praktek konservasi tanah

N o Data Yang Diuji Hasil Yang Diharapkan Hasil Pengujia n Keterangan 1 Halama n input criteria Setelah criteria diinput maka criteria akan disimpan kedalam

• Jenis kapal tipe LASH memiliki harga yang lebih mahal dari pada kapal petikemas yang seukuran Selain kapal tipe LASH dengan menggunakan Gantry Crane , ada kapal tipe LASH

Namun saya kira bahwa karena para praktisi harus memikirkan orang lain, ketika anda telah menerima hal yang paling baik, anda ingin mengatakannya kepada orang

Penulisan Skripsi yang berjudul “MODEL PENGELOLAAN ASET DALAM PENCAPAIAN KEMANDIRIAN OPERASIONAL DI PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH DESA GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP”

Memiliki ukuran yang jauh lebih besar daripada ukuran yang dapat di filtrasi di ginjal, misel polimer dapat menghindari filtrasi di ginjal bahkan jika