• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyebab Ibu Menyusui Tidak Eksklusif di Kecamatan Pulau Ende, Kabupaten Ende Nusa Tenggara Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penyebab Ibu Menyusui Tidak Eksklusif di Kecamatan Pulau Ende, Kabupaten Ende Nusa Tenggara Timur."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

FAKTOR PENENTU KEGAGALAN MENYUSUI

SECARA EKSKLUSIF DI KECAMATAN

PULAU ENDE KABUPATEN ENDE

NUSA TENGGARA TIMUR

MARTHINA BEDHO

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

i

TESIS

FAKTOR PENENTU KEGAGALAN MENYUSUI

SECARA EKSKLUSIF DI KECAMATAN

PULAU ENDE KABUPATEN ENDE

NUSA TENGGARA TIMUR

MARTHINA BEDHO NIM: 1392161031

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(3)
(4)

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur

kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kasih dan anugerah-Nya

tesis ini dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepadabapak Dr.dr.Gde Ngurah Indraguna

Pinatih, M.Sc.,Sp.GKsebagai Pembimbing Akademik dan Pembimbing I

yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat,

bimbingan, selama penulis mengikuti program pascasarjana khususnya

dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya penulis

sampaikan kepada ibu dr.Desak Putu Yuli Kurniati,M.K.M sebagai ketua

konsentrasi dan Pembimbing II dengan penuh perhatian, tulus, motivasi, dan

kesabaran selama bimbingan tesis ini.

Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas

Udayana Prof. Dr.dr.Ketut Suastika, Sp.PD., KEMD atas kesempatan dan

fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan

pendidikan Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas

Udayana. Ucapan terimakasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program

Pascasarjana Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K)

atas kesempatan yang diberikan kepada penulis berkenan mengikuti

pendidikan Program Strata 2 Pasca Sarjana Universitas Udayana. Penulis

juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Prof. dr. Dewa Nyoman

(5)

Masyarakat. Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para

penguji tesis, yaitu Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa M.si, selaku

penguji I, dr. Pande Putu Januraga, MPH., DrPH sebagai penguji II, serta

dr. Ni Wayan Arya Utami, M.App., B.Sc., PhD selaku penguji III yang telah

memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat

terselesaikan. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus disertai

penghargaan kepada seluruh dosen S2 IKM yang telah membimbing

penulis, selama mengikuti perkuliahan.Ucapan terima kasih disampaikan

kepada Kepala Badan Pemberdayaan dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Kesehatan yang telah memberikan dana tubel untuk mendanai

penulis selama mengikuti pendidikan. Rasa terima kasih yang sama

disampaikan kepada Direktur Poltekkes Kemenkes Kupang dan Ketua

Program Studi keperawatan Ende yang telah mengizinkan penulis mengikuti

pendidikan di Program Pasca Sarjana Udayana. Penulis ucapkan terima

kasih juga kepada suami Salung Bernardus, anak Marisha, Edwin, Nesty,

menantu Arios, Shinta dan cucu Arthuro dan Stefani yang telah memberikan

semangat dan dukungan mental maupun material sehingga dapat

menyelesaikan pendidikan ini. Ucapan terima kasih juga kepada Kepala

Puskesmas Ahmad Yani Pulau Ende, Ani Alwan Amd Keb, Ani Haryani

Amd.Keb, Aidah Amd.Kep. An Ari Amd.Kep, Darmayanti, para kader ASI

dan seluruh partisipan yang telah membantu terlaksananya proses penelitian

khususnya dalam pengambilan data penelitian. Terima kasih juga penulis

(6)

viii

Owa, Sisilia Leny Cahyani, Maria Sekunda dan teman-teman yang telah

memberikan dukungannya sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya

kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian

tesis ini, serta kepada penulis sekeluarga.

(7)

ABSTRAK

FAKTOR PENENTU KEGAGALAN MENYUSUI SECARA EKSKLUSIF DI KECAMATAN PULAU ENDE KABUPATEN ENDE PROPINSI

NUSATENGGARA TIMUR

Kesehatan ibu dan anak termasuk bayi merupakan indikator kesehatan masyarakat suatu bangsa. ASI dapat mencegah penyakit infeksi, kanker dan obesitas, sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. Kesehatan bayi yang optimal harus diawali dengan pemberian nutrisi yang baik sejak lahir yaitu ASI.WHO menganjurkan untuk pemberian ASI secara eksklusif. Tahun 2013 Cakupan ASI eksklusif di NTT 54,34%,Kecamatan Pulau Ende hanya 42,86% paling rendah dari 24 kecamatan di kabupaten Ende yang mencapai 77,3%. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali lebih mendalam, agar dapat mengetahui faktor penentu kegagalan menyusui secara eksklusif di wilayah Kecamatan Pulau Ende, Kabupaten Ende.

Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dengan teknik wawancara mendalam dan observasi. Wawancara mendalam dilakukan pada informan yaitu ibu menyusui yang memiliki bayi usia 7-12 bulan, suami dari ibu menyusui, bidan, dan kader. Observasi dilakukan pada ibu lain bukan informan saat pemeriksaan kehamilan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa menyusui di Pulau Ende masih menganut pola menyusui eksklusif, predominan dan partial walaupun ibu dan keluarga mempunyai persepsi positif.Pengetahuan ibu kurang tentang ASI eksklusif. Pemeriksaan ANC tidak prosedural. Pemberian IMD belum sesuai standar.Kesulitan menyusu dini karena ibu kesurupan, puting susu datar/inferted mamae, dan bayi dengan kasus kejang saat lahir. Selama masa nifas, kebiasaan ibu pantang makan nasi, ikan, sayur daun kelor dan buah nangka. Penyuluhan dan konseling baik di Puskesmas ataupun di Posyandu belum memadai, tidak ada konseling ASI eksklusif melalui kunjungan rumah, tidak ada media. Ibu tidak terobsesi dengan iklan susu formula.Meningkatkan produksi ASI dengan sayur daun singkong dan kacang hijau. Pelaksanaan kebijakan program ASI Eksklusif, belum optimal. Ada dukungan dari keluarga agar ibu menyusui eksklusif. Hambatan dalam mengelola program pemberian ASI secara eksklusif adalah kurangnya tenaga bidan.

Simpulan dari kegagalan menyusui eksklusif di Pulau Ende adalah kekurangan tenaga bidan untuk mengelola kegiatan program pemberian ASI eksklusif, sehingga disarankan agar ada kebijakan menambahkan tenaga bidan di Puskesmas Ahmad Yani Pulau Ende.

(8)

x

ABSTRACT

DETERMINANTS NON-EXCLUSIVE BREASTFEEDING IN THE DISTRICT OF ENDE ISLAND, REGENCY OF ENDE

EAST NUSA TENGGARA (NTT)

The quality of maternal and child health is an indicator of national health overall. Breastfeeding can prevent infectious diseases, cancer and obesity, and can also reduce morbidity and mortality. Optimal infant health begins with good nutrition which exclusive breast feeding can provide.WHO advocate for exclusive breastfeeding. Data from 2013 indicated that exclusive breastfeeding at NTT was low at 54.34%, and particularly low in the District of Ende with only 42.86%.The purpose of this study is to explore the determining factors of failure to breastfeed exclusively in the District of Ende. The study used a qualitative approach. Data was collected through in-depth interviews and participant observation. In-depth interviews were conducted with nursing mothers caring for babies aged 7-12 months, the husband of breastfeeding mothers, midwives, and health cadres. Observations were carried out with other pregnant mothers who were not study informants.

Findings indicated that breastfeeding in Endeis generally exclusive, predominant and/or partial even the mother and family viewed exclusive breastfeeding positively. There is an evident lack of knowledge about the significance of exclusive breastfeeding and ANC examinations do not follow systematic procedures. Early initiation of breastfeeding is not effectively promoted. Obstacles to early initiation of breastfeeding included mental state of mother,condition ofmammary glands, and incidence of infants experiencing seizures at birth. During the postpartum period, the tradition of dietary restrictionson the mother consuming rice, fish, particular vegetables and jackfruit also had an impact. Counseling in public health centers and ANC clinics is inadequate, and there is no exclusive breastfeeding counseling conducted during home visits, nor is there any IEC media disseminated on the topic.Exclusive breastfeeding program policy implementation is not optimal however there is evidence of positive familial support promoting exclusive breastfeeding. Obstacles include a lack of midwives.

It is evident that impacting negatively on exclusive breastfeeding in Ende is a shortage of midwives to manage program activities, therefore it would be pertinent to increase the number of quality of midwives in the district.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM………..i

PRASYARAT GELAR………...ii

LEMBAR PERSETUJUAN………...iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI………..iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT……….…..v

UCAPAN TERIMA KASIH……….………vi

ABSTRAK……….vii

ABSTRACT………..viii

DAFTAR ISI…...ix

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR TABEL...xiii

DAFTAR SINGKATAN DANLAMBANG...xiv

DAFTARLAMPIRAN...xvi

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah ...5

1.3 Tujuan ...6

1.3.1 Tujuan Umum ...6

1.3.2 Tujuan Khusus ...6

(10)

xii

1.4.1 Manfaat Akademik ...7

1.4.2 Manfaat Praktis ...8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN……….9

2.1. Landasan Teori………..9

2.2. Kajian Hasil PenelitianYang Relevan……….26

2.3. Konsep Penelitian…………...40

BAB III METODE PENELITIAN ...45

3.1 Pendekatan Penelitian ...45

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...45

3.3 Jenis dan Sumber Data………...46

3.4.Instrumen Penelitian...48

3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ...49

3.6 Pengolahan dan Teknik Analisis Data ...52

3.7 Validasi Data ...54

3.8Etika Penelitian ... ……54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………...56

4.1 Karakteristik Tempat Penelitian………...56

4.2 Data Demografi………....57

4.3 Sarana dan Prasarana Kesehatan yang Tersedia………..57

4.4 Karakteristik Informan Penelitian………... 60

(11)

4.6 Pengetahuan Ibu Menyusui……….….69

4.7 Persepsi Ibu dan keluarga………78

4.8 Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan………81

4.9 Pemberian Inisiasi menyusu Dini……….83

4.10 Konseling ASI Eksklusif……….. 92

4.11 Penyuluhan ASI Eksklusif……….97

4.12 Informasi ASI eksklusif dari luar tenaga kesehatan………101

4.13 Kebiasaan Keluarga dalam Masa Nifas………...103

4.14 Upaya Peningkatan Produksi ASI………106

4.15 Dukungan Tenaga Kesehatan………...108

4.16 Dukungan Keluarga……….109

4.17 Kebijakan Program ASI Eksklusif……….112

4.18 Hambatan dalam Pemberian ASI Eksklusif………...120

4. 19 Keterbatasan Penelitian………..124

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………..125

5.1 Simpulan………125

5.2 Saran………..126

(12)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.4 Model Kerangka Konsep penelitian………44

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Metode pengumpulan data………..48

4.1 Tenaga kesehatan yang tersedia di Puskesmas Ahmad Yani Pulau Ende…...59

4.2 Karakteristik informan penelitian………63

4.3 Hasil penelitian pemberian MP-ASI………65

4.4 Hasil penelitian tentang pengetahuan ibu menyusui……….. ...73

4.5 Hasil penelitian tentang perawatan payudara……….. ...82

4.6 Hasil penelitian tentang prosedur IMD……... ………...83

(14)

xvi

DAFTAR SINGKATAN

ADD : Alokasi Dana Desa ASI : Air Susu Ibu ANC : Ante Natal Care

AWHONN : Assosiation of Women's Health,Obstetric and Neonatal Nurses BPS : Badan Pusat Statistik

ACOG :College of Obstetrician and Gynecologists

Depkes R.I : Departemen Kesehatan Republik Indonesia Depdikbud : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan DKT : Diskusi Kelompok terarah

(15)

SGM : Susu Gula Manis

14 T : Timbang berat badan (T1)Tekanan darah (T2) Tinggi fundus uteri (T3)Tablet besi(T4)TT lengkap (T5)Tes Hb (T6)TesVDRL (T7).Tekan payudara (T8).Tingkat kebugaran(T9). Temu wicara(konseling)(T10).Tes Protein urine atas indikasi (T11).Tes Reduksi urine atas indikasi (T12). Terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13).Terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14).

(16)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Lampiran 2 : Formulir Persetujuan

Lampiran 3 : Panduan WawancaraMendalam untuk Pengumpulan data Penelitian

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Status gizi, kesehatan ibu dan anak termasuk bayi merupakan indikator dalam

pencapaian derajat kesehatan suatu bangsa, namun dihadapkan pada suatu

masalah yang sangat serius untuk diatasi, dalam mencapai tujuan. Usia 0 - 2

tahun atau dibawah 2 tahun merupakan masa awal kehidupan seseorang, masa

yang paling singkat dan masa yang sangat peka terhadap lingkungan, dinamakan

periode “emas” (golden period),“jendela kesempatan” (window of opportunity)

dan“periode kritis” (critical period) (DepKes RI, 2006). Anak usia dibawah 2

tahun merupakan usia yang rawan gizi, dan rentan penyakit infeksi, sehingga

perlu pencegahan terhadap kejadian kurang gizi, penyakit infeksi, yang dapat

menyebabkan gangguan tumbuh kembang, kecacatan atau bahkan dapat

mengakibatkan kematian. Peranan ASI eksklusif dalam pertumbuhan bayisungguh

menakjubkan,hanya ASI yang selalu tersedia setiap saat, terjangkaudan bernilai

gizi. Air Susu Ibu (ASI) mengandungsemua nutrisi yang diperlukan bayi untuk

bertahan hidup pada enam bulan pertama, mulai dari hormon,antibodi,

antioksidan, dan faktor kekebalan. Selainitu, ibu yang menyusui memiliki

kedekatan yangsesungguhnya dengan si bayi. Pemberian ASIeksklusif selama

enam bulan pertama dan pemberianASI sampai umur anak dua tahun, telah

terbukti dapatmencegah penyakit-penyakit seperti kanker anak,pneumonia, diare,

(18)

2

Dengan demikian dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. (Fjeld,et all,

2008).Pemberian ASI eksklusif dimulai sejak lahir sampai umur 6 bulan, baru

kemudian diperkenalkan denganmakanan padat. ASI dianjurkan diberikan

sampaibayi berusia 2 tahun atau lebih. Pemberian makananpadat/tambahan yang

terlalu dini dapat mengganggupemberian ASI eksklusif dan meningkatkan

angkakesakitan pada bayi.Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional

(Susenas)bahwa penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi dan kurang

gizi pada anak usia dibawah 2 tahun secara tidak langsung adalah kegagalan

pemberian ASI eksklusif (WHO,2010).Pada tahun 2011 jumlah anak-anak di

dunia yang meninggal pada usia di bawah lima tahun sebanyak 6,9 juta akibat

infeksi dan kurang gizi (UNICEF,2013). Jumlah bayi di Indonesia yang

mengalami gizi buruk berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

(DepKes. RI 2010) sebanyak 17,9%. Angka ini sudah mengalami penurunan 0,5%

dari Riskesdas tahun 2007 (DepKes. 2007) sebesar 18,4%, kemudian meningkat

lagi tahun 2013 sebesar 19,6%. Menurut Profil Dinas Kesehatan Propinsi Nusa

Tenggara Timur tahun 2013, tercatat angka gizi kurang mencapai 33%, angka

terendah ketiga secara nasional. Data Profil Dinas Kesehatan kabupaten Ende

tahun 2013 menyatakan masih ada status gizi buruk 0,6 %, gizi kurang 4,3%,

sedangkan di kecamatan Pulau Ende, status gizi buruk 0,9%, gizi kurang 9.8%.

Peningkatan status kesehatan pada bayi membutuhkan perhatian dan kerjasama

dari berbagai pihak baik keluarga,tenaga kesehatan, maupun pemerintah.

Masalah kematian akibat infeksi dan gizi buruk pada balita dapat

(19)

3

yang baik melalui pemberian ASI. Beberapa organisasi seperti AmericanCollege

of Obstetrician and Gynecologists (ACOG), Assosiation ofWomen's

Health,Obstetric and Neonatal Nurses (AWHONN) menyatakan bahwa ASI

mempunyai keuntungan dalam hal perkembangan, nutrisi dan imunologi.

Sebaliknya dampak yang dapat terjadi pada bayi yang tidak menyusu secara

eksklusif berisiko meninggal akibat diare 3,94 kali lebih besar dibandingkan bayi

yang menyusu secara eksklusif (Dep.Kes RI, 2010). Penelitian lain tentang efek

menyusui eksklusif dibandingkan ASI non-eksklusif pada morbiditas bayi yang

ada di Conakry (Guinea) Kanada oleh(Diallo FB,et al 2009) dimana hasil yang

disampaikan bahwadiantara morbiditas bayi yang non eksklusif, terjadi infeksi

pernapasan yang paling sering ditemui (39,8%), diikuti oleh diare (22,6), Otitis

(17,9%), pertumbuhan terlambat (5,6%), infeksi saluran kemih (0,6%), dan

meningitis (0,2%).

ASI sudah diketahui keunggulannya, namun kecenderungan ibu untuk

tidak menyusui bayinya secara eksklusif semakin banyak. Aksi ibu dengan

perilaku tidak menyusui bayi secara eksklusif (non eksklusif) meluas di dunia.

Prevalensi ibu yang dapat menyusui secara eksklusif sangat sedikit. Dilaporkan

pada tahun 2012 di Amerika Serikat terdapat 39%, Cina 28% India mencapai

46%, Philippina 34%, Vietnam 27% dan Myanmar 24% (UNICEF,tahun 2013).

Cakupan ASI ekskusif di Indonesia dalam 5 tahun terakhir mengalami perubahan

yang lambat yang dapat dilihat dari laporan hasil Survey Demografi dan

Kesehatan Indonesia (Badan Pusat Stastistik 2007) secara nasional cakupan ASI

(20)

4

menjadi 15,3 % dan dalam (Riskesdas, 2013), menunjukan cakupan ASI

eksklusif 30,2 % dari target nasional 80%. Data dari (USAID, Indonesian

Nutrition Assesment Report, 2010) menunjukan pemberian ASI secara eksklusif

61,5%. (USAID, 2010, dalam Kemenkes RI, 2012).

Penelitian (Fjeldet al. 2008) di Zambia Selatan, yang dilaporkan bahwa menyusui

menjadi kewajiban universal, penggunaan makanan pra-lacteal rendah, kolostrum

jarang dibuang, sikap dan pengetahuan tentang ASI eksklusif umumnya baik,

namun banyak ibu tidak menyusui secara eksklusif. Hambatan diungkapkan

adalah: (1) persepsi ibu bahwa ASI tidak cukup, (2) ibu takut matiatau takut

terlalu sakit waktu menyusui, (3) makanan pra-lacteal sudah tradisional, dan

menjadi adat kebiasaan (4) persepsi 'ASI buruk' dan (5) kurangnya pengetahuan

pada subjek.

Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Propinsi Nusa Tenggara Timur berdasarkan

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI 2012 ), 54,34%. Menurut Profil

Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, tahun 2010 tercatat hanya 10,65% meningkat

pada tahun, 2011 sebesar 56,89%. Pada tahun 2013 meningkat lagi menjadi

77,3%, dengan cakupan terendah dari 24 kecamatan adalah Kecamatan Pulau

Ende 42,86%.

Trend cakupan menyusui secara eksklusif di kecamatan Pulau Ende

berfluktuasi, tahun 2010 hanya 4,76%, urutan kedua terendah, meningkat di tahun

2011 menjadi 70,18%, urutan keenam teratas, tetapi tahun 2013 menurun lagi

hanya 42,86%. Data pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (bidan) tahun

(21)

5

pertama (K1) dan kunjungan terakhir (K4) sejak tahun 2010 hingga tahun 2012,

trend cakupan berkisar K1 (31,34% - 40%) dan K4 (36% - 53,12%), selalu yang

paling rendah dari 24 kecamatan di kabupaten Ende. (Profil Dinas Kesehatan

Ende 2013). Mencermati trend cakupan ASI eksklusif di Kecamatan Pulau Ende

diatas dapat diketahui bahwa masih banyak ibu yang menyusui tidak eksklusif.

Begitu pula dengan perawatan kehamilan atau Ante Natal Care (ANC) para ibu

belum memanfaatkan pelayanan ANC secara optimal, sehingga ibu tidak

mendapatkan informasi yang benar tentang pemberian ASI eksklusif.

Berdasarkan studi pendahuluan di Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD)

Kesehatan Ahmad Yani kecamatan Pulau Ende, bahwa program ASI eksklusif

telah dilaksanakan melalui konseling ASI eksklusif pada waktu perawatan

kehamilan (ANC), post partum, perawatan nifas, pelaksanaan IMD, penyuluhan

ASI eksklusif di Posyandu yang tidak terjadwal, konseling ASI eksklusif

melalui kunjungan rumah tidak terjadwal oleh konselor. Kegiatan yang dilakukan

ini berupaya untuk meningkatkan pemahaman para ibu agar menyusui secara

eksklusif. Berdasarkan wawancara dengan enam ibu menyusui yang datang ke

Puskesmas,didapatkan bahwa sebagian besar ibu sudah mengetahui menyusui

secara eksklusif, hanya sebagian kecil ibu yang tidak tahu, tetapi sebagian dari

ibu yang sudah tahu tentang ASI eksklusif, tidak menyusui secara eksklusif.

Alasan tidak menyusui secara eksklusif yakni bayi menangis karena lapar,

melihat pertumbuhan anaknya teman, lupa karena diberitahu menyusui eksklusif

sudah sejak masih hamil. Kondisi ini menunjukan ibu tidak menyusui secara

(22)

6

diberikan sejak perawatan kehamilan, saat persalinan, bahkan sudah dilaksanakan

Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

Berdasarkan uraian latarbelakang dan studi pendahuluan, peneliti merasa perlu

melakukan penelitian kualitatif untuk menggali lebih dalam tentang faktor

penentu kegagalan menyusui secara eksklusif di wilayah Kecamatan Pulau Ende,

Kabupaten Ende.

1.2Rumusan Masalah

Program ASI eksklusif di UPTD Ahmad Yani kecamatan Pulau Ende Kabupaten

Ende telah dilaksanakan. Pelaksanaan konseling ASI eksklusif pada waktu

perawatan kehamilan (ANC), post partum, perawatan nifas, pelaksanaan IMD,

penyuluhan ASI eksklusif di Posyandu tidak terjadwal, konseling ASI eksklusif

melalui kunjungan rumah tidak terjadual. Walaupun demikian para ibu tidak

menyusui secara eksklusif dengan alasan bervariasi yang berdampak pada

fluktuasinya cakupan pemberian ASI eksklusif, dengan cakupan paling rendah

dari 24 kecamatan di Kabupaten Ende, yakni hanya 40,86%. Dengan demikian

masih terdapat prevalensi bayi dengan gizi buruk 0,9%, dan gizi kurang 9,8%. Mengapa kondisi ini terjadi belum diketahui karena belum pernah diteliti untuk

mengexplorasi masalah ibu menyusui tidak eksklusif. Dasar inilah peneliti ingin

menggali lebih dalam mengapa para ibu tidak menyusui secara eksklusif. Maka

pertanyaan penelitiannya adalah: Faktor-faktor apa saja sebagai penentu dalam

kegagalan menyusui secara eksklusif di wilayah Kecamatan Pulau Ende

(23)

7

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menggali lebih mendalam,

agar dapat mengetahui faktor penentu kegagalan menyusui secara eksklusif di

wilayah Kecamatan Pulau Ende, Kabupaten Ende Nusa Tenggara Timur.

1.3.2 Tujuan Khusus

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan secara mendalam

1. Perilaku pemberian ASI pada ibu menyusui diwilayah Kecamatan Pulau

Ende Kabupaten Ende.

2. Faktor predisposisi (pengetahuan, persepsidan kebiasaan) pada ibu

menyusui di wilayah Kecamatan Pulau Ende Kabupaten Ende.

3. Faktor pendukung ( Ketersediaan sumber informasi, ketersediaan sumber

daya pangan) kepada ibu menyusui di wilayah Kecamatan Pulau Ende,

Kabupaten Ende.

4. Faktor penguat (pelaksanaan kebijakan ASI eksklusif ,dukungan orang

terdekat dan tenaga kesehatan) kepada ibu dalam mendukung menyusui

secara eksklusif di wilayah Kecamatan Pulau Ende, Kabupaten Ende.

5. Faktor pendorong dan penghambat dalam menyusui secara eksklusif pada

ibu – ibu di wilayah Kecamatan Pulau Ende, Kabupaten Ende.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

1. Digunakan sebagai sumber referensi, dan menambah wawasan tentang

(24)

8

2. Pedoman untuk melakukan penelitian selanjutnya yang lebih spesifik lagi

tentang ASI eksklusif.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Pemerintah Daerah Kecamatan Pulau Ende

Hasil penelitian ini dijadikan salah satu informasi yang berguna bagi

Pemerintah Daerah Kecamatan Pulau Ende, untuk melaksanakan kebijakan

yang diatur dalam mendukung pemberian ASI secara eksklusif.

2. UPTD Kesehatan Ahmad Yani Pulau Ende

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada kepala UPTD

Kesehatan sebagai pelaksana program gizi, kiranya dapat berguna dalam

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memenuhi kebutuhan pangan hewani secara berkesinambungan bagi penduduk Indonesia perlu dilakukan: 1) pengembangan dan penerapan inovasi teknologi pemuliaan ternak,

Penambangan batubara oleh PT. Tambang Bukit Tambi menggunakan sistem penambangan terbuka dimana salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penambangan adalah air yang masuk ke wilayah

Untuk memastikan bahwa simulasi telah berjalan dengan baik, maka data kandungan air yang didapat dari hasil simulasi dibandingkan dengan hasil perhitungan secara teoritis

• Ruang-ruang di dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur yang dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka

Guru Bidang Pendidikan Agama Islam Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Syaiful Afifudin, S.Ag selaku guru PAI di SMK Widya Dharma Turen Malang, beliau menjelaskan

3) Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar atau prestasi belajar siswa pada tes akhir (post test) adalah kurang ada peningkatan sedikit setelah melakukan permainan

Capaian: Kesepakatan dengan TNWK pengembangan ekowisata minat khusus di Seksi Wilayah III Kuala Penet ntuk pengembangan desa wisata, rumah konservasi PKG dan rumah pohon di rawa

191 Karena sulitnya mencari rumah yang memenuhi kriteria di atas dan selama sampel dapat mewakili populasi maka jumlah sampel yang dapat diambil sebanyak 10 dengan jumlah