• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN PENDEKATAN STUDI. Penyusunan Studi Kelayakan Kawasan Wisata Kawasan Kaki Jembatan Sisi Madura. Latar Belakang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN PENDEKATAN STUDI. Penyusunan Studi Kelayakan Kawasan Wisata Kawasan Kaki Jembatan Sisi Madura. Latar Belakang."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 1

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Latar Belakang

Jembatan Nasional Surabaya-Madura (Suramadu) atau dikenal sebagai Jembatan Tol Suramadu membentang sepanjang 5,438 kilometer yang menghubungkan Pulau Madura dengan Kota Surabaya dan wilayah sekitarnya di Provinsi Jawa Timur. Berbeda dengan jalan tol yang pada umumnya hanya diperuntukkan untuk kendaraan roda empat atau lebih, maka Jembatan Tol Suramadu juga dapat diakses oleh kendaraan roda dua atau sepeda motor. Saat ini Jembatan Tol Suramadu telah menjadi alternatif pilihan akses transportasi utama dari/ke Pulau Madura karena hanya membutuhkan waktu tempuh kurang lebih 10 menit dari semula 2,5 jam dengan moda transportasi laut menggunakan kapal ferry.

Badan Pelaksana BPWS (BP-BPWS), sesuai dengan amanah Perpres 27 Tahun 2008 di atas, memiliki tugas dan fungsi untuk melaksanakan pengelolaan, pembangunan dan fasilitasi percepatan kegiatan pembangunan wilayah Suramadu.

Peningkatan aksesibilitas Surabaya – Madura memacu bangkitan pergerakan orang maupun barang, yang pada akhirnya mendorong pembangunan sektor-sektor ekonomi di wilayah sekitar Jembatan Suramadu khususnya, dan Madura pada umumnya. Salah satu sektor yang berkembang lebih cepat seiring dengan peningkatan aksesibilitas dan pergerakan manusia adalah sektor pariwisata. Jembatan Suramadu, selain sebagai prasarana pergerakan manusia, juga menjadi daya tarik wisata bagi masyarakat Surabaya, Madura, bahkan masyarakat Indonesia lainnya. Peluang untuk berkunjung ke Madura yang semula terbatas hanya melalui akses laut dengan waktu tempuh yang lebih panjang, saat ini dapat ditempuh dengan lebih mudah dan murah dalam jangka waktu yang jauh lebih singkat melalui jalur darat. Selain itu, menyeberangi jembatan yang membentang di atas laut, juga merupakan pengalaman menarik bagi masyarakat. Ditambah lagi pemandangan laut yang indah di sepanjang Jembatan Suramadu.

Dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS), kepariwisataan Kawasan Suramadu atau dalam RIPPARNAS disebut sebagai Destinasi Surabaya-Madura, memiliki posisi yang strategis, yaitu ditetapkan sebagai salah satu dari 50 destinasi pariwisata nasional. Artinya, kepariwisataan di Kawasan Suramadu sangat berpotensi dan harus dapat dikembangkan tidak hanya sebagai destinasi berskala provinsi, tetapi juga berskala nasional.

PENDEKATAN STUDI

PENDEKATAN STUDI

Metodologi adalah model yang mengandung prinsip-prinsip teoritis dan kerangka yang memberikan petunjuk bagaimana penelitian dilakukan dalam suatu konteks paradigma tertentu. Metodologi juga didefinisikan sebagai sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Untuk itu, bagian metodologi ini akan

(2)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 2

menjelaskan mengenai tahapan pelaksanaan Penyusunan Studi Kelayakan Kawasan Wisata Kawasan Kaki Jembatan Sisi Madura dan metode yang digunakan

Gambar 1. Metodologi Kajian

(3)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 3

Secara garis besar, kegiatan Penyusunan Studi Kelayakan Kawasan Wisata Kawasan Kaki Jembatan Sisi Madura terdiri dari empat tahapan, yaitu 1) tahap kajian kesesuaian kebijakan, pedoman, dan standar, 2) tahap identifikasi kondisi eksisting kawasan, 3) tahap analisis prospek pengembangan kawasan pariwisata, dan 4) tahap rencana investasi kawasan

Sebelum keempat tahapan tersebut, dilakukan kegiatan persiapan berupa penyusunan rencana kerja, mencakup tahapan pekerjaan, jadwal kerja, dan pembagian tugas dan tanggung jawab antara anggota tim. Pada kegiatan persiapan, dilakukan pula penyiapan perangkat survei dan analisis untuk mengumpulkan dan mengolah data dan informasi yang diperlukan dalam studi.

1. Tahap Kajian Kebijakan, Pedoman, dan Standar

Tahapan ini merupakan tahapan awal dari kegiatan Penyusunan Studi Kelayakan Kawasan Wisata Kawasan Kaki Jembatan Sisi (KKJS) Madura. Tahap ini pada dasarnya adalah mengkaji seluruh kebijakan kepariwisataan dan kebijakan lain yang terkait, baik di tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional. Pada tahap ini juga dilakukan kajian terhadap pedoman dan standar-standar yang berlaku dan dapat diterapkan pada pengembangan Kawasan Pariwisata Kaki Jembatan Sisi Madura.

Sasaran-sasaran yang hendak dicapai pada tahap ini adalah:

a) Terkajinya kebijakan pengembangan kawasan pariwisata di KKJS. b) Terkajinya pedoman dan standar pengembangan kawasan pariwisata.

c) Terkajinya kebijakan pengembangan pariwisata nasional, provinsi, dan lokal/kabupaten.

d) Terkajinya jenis kegiatan wisata yang sesuai dikembangkan di lokasi-lokasi tertentu. Hasil akhir pada tahap ini adalah ketentuan-ketentuan yang harus diikuti dalam mengembangkan Kawasan Pariwisata KKJS Madura, baik dari aspek kebijakan maupun pedoman/standar yang berlaku. Lebih jauh lagi akan dikaji pula kesesuaian antar kebijakan-kebijakan yang diberlakukan untuk kawasan tersebut.

Metoda yang digunakan pada tahap ini adalah: 1) kajian pustaka berupa analisis isi, untuk memperkaya ide dan gagasan, 2) analisis gap, untuk menilai kesesuaian antara kebijakan, serta 3) diskusi, untuk menyamakan persepsi tim.

(4)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 4

TAHAP

KAJIAN KESESUAIAN KEBIJAKAN, PEDOMAN dan STANDAR

KAJIAN LITERATUR §Terkajinya Kebijakan Pengembangan Kawasan

Wisata di KKJS

§Terkajinya Pedoman dan Standar Pengembangan Kawasan Wisata

§Terkajinya Pengembangan Wisata Nasional, Regional dan Lokal

§Terkajinya Lokasi dan Jenis Wisata Yang Sesuai

DISKUSI

KAJIAN LITERATUR KELAYAKAN KEBIJAKAN

KAJIAN PEDOMAN DAN STANDAR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA KAJIAN PENGEMBANGAN WISATA NASIONAL, JATIM DAN MADURA

REVIEW ASPEK KEBIJAKAN KEWILAYAHAN, SEKTORAL, PRODUK WISATA, PASAR ISSUE KESESUAIAN/ KETIDAKSESUAIAN DARI ASPEK KEBIJAKAN, PENGEMBANGAN SEKTORAL, PRODUK WISATA, PASAR KAJIAN PRSOPEK PENGEMBANGAN WISATA KAJIAN LOKASI DAN JENIS WISATA YANG

SESUAI

Gambar 3 Tahap Kajian Kebijakan, Pedoman, dan Standar Tahap Identifikasi Kondisi Eksisting Kawasan

Tahapan ini merupakan tahap untuk menganalisis kondisi dan potensi pengembangan kawasan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini pada dasarnya dilakukan untuk mencapai sasaran-sasaran berikut ini:

a) Teridentifikasinya potensi dan kondisi produk pariwisata. b) Teridentifikasinya potensi dan kondisi pasar wisatawan.

Hasil akhir pada tahap ini adalah jenis kegiatan wisata yang sesuai dikembangkan, potensi pasar wisatawan, dan kebutuhan sarana prasarana penunjang pariwisata.

2. Tahap Analisis Prospek Pengembangan Kawasan Pariwisata

Tahap ini pada dasarnya adalah tahap untuk menilai kelayakan pengembangan pariwisata, berdasarkan kesesuaian antara produk dan pasar pariwisata yang akan dikembangkan dan kelayakan finansial

1) Dianalisisnya produk pariwisata, mencakup daya tarik wisata dan fasilitas penunjang pariwisata.

2) Dianalisisnya kondisi pasar wisatawan, mencakup segmen pasar potensial serta preferensinya terhadap produk pariwisata.

(5)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 5

Hasil akhir dari tahap ini adalah penilaian terhadap kelayakan pengembangan kawasan pariwisata KKJS Madura.

Metoda yang digunakan pada tahap ini adalah analisis supply-demand, analisis nominal group

technique (NGT), dan dan analisis kelayakan finansial.

TAHAP

ANALISIS PROSPEK PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA

§Dianalisisnya Produk Wisata : DTW, Fasilitas §Dianalisisnya Kondisi Pasar Wisatawan §Dianalisisnya kelayakan finansial pengembangan

pariwisata ANALISIS thdp DTW, KEBUTUHAN dan KETERSEDIAAN FASILITAS, AKSESIBILITAS KELAYAKAN KAWASAN PARIWISATA KKJS MADURA ANALISIS PERBANDINGAN TERHADAP SISI PASOKAN DAN SISI PERMINTAAN ANALISIS thdp KONDISI PASAR WISATAWAN : SEGEMENTING/ TARGETING/ POSITIONING

ANALISIS SUPPLY DEMAND, NGT, FINANSIAL KONSINYERING ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN Gambar 4. Tahap Analisis Prospek Pengembangan Kawasan Pariwisata. 3. Tahap Perumusan Rencana Investasi Kawasan Tahapan ini merupakan tahap akhir dari kegiatan Penyusunan Studi Kelayakan Kawasan Wisata Kawasan Kaki Jembatan Sisi (KKJS) Madura. Tahapan ini merupakan tahap untuk merumuskan rencana investasi berdasarkan hasil penilaian kelayakan pengembangan pariwisata. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini pada dasarnya dilakukan untuk mencapai sasaran-sasaran berikut ini:

a) Tersusunnya tahapan pelaksanaan pembangunan kawasan pariwisata b) Tersusunnya rencana investasi kawasan

(6)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 6

Hasil akhir dari tahap ini adalah tahapan pelaksanaan program-program pembangunan kawasan pariwisata, beserta pembagian tugas dan tanggung jawabnya; serta rencana investasi kawasan.

Metoda yang digunakan pada tahap ini adalah 1) stakeholder mapping, dan 2) diskusi.

TAHAP RENCANA INVESTASI KAWASAN

STAKEHOLDERS MAPPING DISKUSI

§Tersusunnya Tahapan

Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Pariwisata §Tersusunnya Rencana Investasi

Kawasan § RUMUSAN RENCANA PENTAHAPAN § RUMUSAN RENCANA INVESTASI KAWASAN RENCANA PENTAHAPAN RENCANA INVESTASI KAWASAN Gambar 5. Tahap Perumusan Rencana Investasi Kawasan

Jenis

Jenis Pariwisata

Pariwisata Terpilih

Terpilih

Tabel 1. Kriteria Pariwisata Terpilih NAMA DAYA TARIK WISATA

KRITERIA PENILAIAN JUMLAH PERINGKAT

Sifat daya tarik wisata

Kemenarikan Kelangkaan Kemusiman Daya

tahan KABUPATEN BANGKALAN - Pantai Siring Kemuning 3 1 3 3 10 5 - Bukit Geger 3 1 3 2 9 6 - Aer Mata Ebhu/Ibu 3 3 4 2 12 3 - Makam Waliyullah Syaichona Cholil 3 3 4 2 12 3 - Mercusuar Sembilangan 3 1 3 2 9 6 - Batik Tanjung Bumi 4 4 3 3 14 1 - Makam Agung 3 2 4 2 11 4 - Makam Sultan Kadirun 3 2 4 2 11 4

(7)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 7

NAMA DAYA TARIK WISATA

KRITERIA PENILAIAN JUMLAH PERINGKAT

Sifat daya tarik wisata

Kemenarikan Kelangkaan Kemusiman Daya

tahan KABUPATEN SAMPANG - Pantai Camplong 4 2 3 3 12 3 - Gua Lebar 3 2 3 2 10 5 - Hutan Kera Nepa 3 1 3 2 9 6 - Air Terjun Torowan 3 3 3 2 11 4 - Situs Ratu Ebu dan Masjid Madegan 3 3 4 2 12 3 KABUPATEN PAMEKASAN - Makam Batu Ampar 3 3 4 2 12 3 - Grand Final Kerapan Sapi se Madura 4 4 1 3 12 3 - Api Tak Kunjung Padam 2 2 4 3 11 4 - Batik Proppo 4 3 3 3 13 2 KABUPATEN SUMENEP - Keraton Sumenep 4 3 4 2 13 2 - Museum 3 3 3 2 11 4 - Masjid Agung Sumenep 3 2 4 2 11 4 - Makam Asta Tinggi 3 3 4 2 12 3 - Makam Asta Jaka Tole 3 1 4 2 10 4 - Pantai Slopeng 3 1 3 3 10 4 - Pantai Lombang 3 1 3 3 10 4 - Pulau Sapudi 2 3 4 3 12 3

Sumber : Hasil Analisis Konsultan

Sebaran daya tarik wisata unggulan berdasarkan peringkatnya dapat dilihat pada gambar berikut ini

(8)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 8 Berdasarkan hasil penilaian terhadap daya tarik wisata unggulan Madura, maka jenis daya tarik wisata Madura yang memiliki keunggulan daya saing dibandingkan daya tarik wisata destinasi lainnya di Indonesia adalah: 1. Kriya khas Madura 2. Wisata sejarah 3. Wisata budaya 4. Wisata rekreasi pantai

Keterkaitan Jenis Wisata

Keterkaitan Jenis Wisata

Keterkaitan antara daya tarik wisata unggulan dilakukan untuk mengembangkan konsep thematic itineraries dalam pengembangan kepariwisataan Madura. Daya tarik wisata yang memiliki karakteristik daya tarik yang sama akan dirangkaikan menjadi suatu tema pengembangan pariwisata. Kategorisasi pengelompokan keterkaitan terdiri dari:

1. Keterkaitan

2. Keterkaitan budaya 3. Keterkaitan alam

4. Tidak memiliki keterkaitan

Daya tarik wisata unggulan Madura yang memiliki keterkaitan sejarah dapat dibagi lagi menjadi daya tarik wisata yang keterkaitannya adalah sejarah kerajaan di Madura dan sejarah penyebaran Islam. Keterkaitan budaya juga dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu budaya kriya dan budaya karapan sapi. Begitu juga dengan keterkaitan alam,dibagi menjadi alam pantai dan geologis. Hasil analisis keterkaitan daya tarik wisata unggulan dapat dilihat pada peta di bawah ini. Sumber : Hasil Analisis Gambar 7. Keteraitan Daya Tarik Wisata Unggulan Madura

(9)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 9

Berdasarkan analisis terhadap keterkaitan daya tarik wisata unggulan Madura, dapat dikembangkan beberapa tema pengembangan pariwisata Madura, yaitu: 1. Tema wisata sejarah penyebaran Islam 2. Tema wisata sejarah kerajaan 3. Tema wisata budaya 4. Tema wisata alam 5. Tema wisata sejarah geologis

Keterkaitan antara perkembangan pariwisata Madura dengan Kawasan Pariwisata KKJS Madura, dan kawasan yang lebih luas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Keterkaitan Kawasan Pariwisata Madura dengan Kawasan Pariwisata KKJS Madura dan Wilayah Jawa Timur

TEMA WISATA KAWASAN PARIWISATA KKJS

MADURA JAWA TIMUR

Tema wisata sejarah penyebaran Islam Zona wisata religi Makam Sunan Giri Makam Sunan Ampel

Tema wisata sejarah kerajaan Museum daerah Madura Situs Trowulan

Tema wisata budaya Zona desa wisata budaya Tema wisata alam Zona rekreasi umum Tema wisata sejarah geologis Zona perlindungan pantai Sumber : Hasil Analisis

Jalur Wisata

Jalur Wisata

Jalur wisata regional adalah jalur wisata yang menghubungan Madura dengan destinasi yang lebih luas atau destinasi di sekitarnya. Tema pengembangan jalur wisata yang akan diangkat adalah tema jalur yang merupakan keunggulan Madura, yaitu tema wisata sejarah, baik sejarah penyebaran Islam maupun sejarah kerajaan.

Destinasi yang terletak di sekitar Madura dan memiliki daya tarik wisata dengan karakteristik keunggulan yang sama adalah Kabupaten Gresik, Kota Surabaya, dan Kabupaten Mojokerto. Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya memiliki keterkaitan dalam wisata .

Tabel 3. Strategi Pengembangan Produk Pariwisata Jalur-Jalur Wisata Madura

NAMA JALUR WISATA STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK PARIWISATA

JALUR WISATA LOKAL

TREK KRIYA BATIK DAN UKIRAN MADURA • Penggalian informasi rinci tentang sejarah, filofosif, proses pembuata batik dan ukiran Madura • Pengembangan produk pariwisata kreatif batik dan ukiran • Pengembangan storyline tentang jalur wisata • Peningkatan kualitas lingkungan Pantai Siring Kemuning, Pantai Rongkang, Air Terjun Torowan • Penyediaan papan penunjuk tempat-tempat perhentian jalur wisata • Penyediaan street furniture pendukung tema di koridor jalur wisata kriya batik dan ukiran

• Penyelenggaraan pelatihan interpreter bagi masyarakat seni kriya batik dan ukiran

(10)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 10

NAMA JALUR WISATA STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK PARIWISATA

• Penyelenggaraan ujicoba terhadap jalur setelah seluruh bahan serta sarana dan prasarana siap

• Pengembangan koordinasi yang harmonis dengan masyarakat dan pengelola daya tarik wisata utama maupun pendukung dari tahap awal pengembangan jalur wisata

TREK WISATA SEJARAH KERAJAAN CAKRANINGRAT

• Penggalian informasi rinci tentang sejarah Kerajaan Cakraningkat • Pengembangan storyline tentang jalur wisata

• Peningkatan kualitas lingkungan Pantai Siring Kemuning dan Pantai Rongkang • Penyediaan papan penunjuk tempat-tempat perhentian jalur wisata

Penyediaan street furniture pendukung tema di koridor jalur wisata sejarah Kerajaan Cakraningrat di Kabupaten Bangkalan

• Penyelenggaraan pelatihan interpreter bagi para penduduk Madura peminat sejarah

• Penyelenggaraan ujicoba terhadap jalur setelah seluruh bahan serta sarana dan prasarana siap

• Pengembangan koordinasi yang harmonis dengan masyarakat dan pengelola daya tarik wisata utama maupun pendukung dari tahap awal pengembangan jalur wisata

TREK WISATA SEJARAH KERAJAAN SUMENEP

• Penggalian informasi rinci tentang sejarah Kerajaan Sumenep • Pengembangan storyline tentang jalur wisata

• Peningkatan kualitas lingkungan Air Terjun Torowan

• Penyediaan papan penunjuk tempat-tempat perhentian jalur wisata

Penyediaan street furniture pendukung tema di koridor jalur wisata sejarah Kerajaan Sumenep di Kabupaten Sumenep

• Penyelenggaraan pelatihan interpreter bagi para penduduk Madura peminat sejarah

• Penyelenggaraan ujicoba terhadap jalur setelah seluruh bahan serta sarana dan prasarana siap

• Pengembangan koordinasi yang harmonis dengan masyarakat dan pengelola daya tarik wisata utama maupun pendukung dari tahap awal pengembangan jalur wisata

TREK WISATA SEJARAH PENYEBARAN ISLAM DI MADURA

• Penggalian informasi rinci tentang penyebaran Islam di Madura • Pengembangan storyline tentang jalur wisata

• Peningkatan kualitas lingkungan Pantai Rongkang

• Penyediaan papan penunjuk tempat-tempat perhentian jalur wisata

Penyediaan street furniture pendukung tema di koridor jalur wisata sejarah penyebaran Islam di Kabupaten Bangkalan dan Sumenep

• Penyelenggaraan pelatihan interpreter bagi para penduduk Madura peminat sejarah Islam

• Penyelenggaraan ujicoba terhadap jalur setelah seluruh bahan serta sarana dan prasarana siap

• Pengembangan koordinasi yang harmonis dengan masyarakat dan pengelola daya tarik wisata utama maupun pendukung dari tahap awal pengembangan jalur wisata

TREK WISATA BUDAYA KARAPAN SAPI • Penggalian informasi rinci tentang prosesi karapan sapi dan budidaya sapi karapan/sonok

Pengembangan storyline tentang jalur wisata • Peningkatan kualitas lingkungan Pantai Rongkang • Pengembangan produk pariwisata kreatif di Batik Proppo

• Penyediaan papan penunjuk tempat-tempat perhentian jalur wisata

Penyediaan street furniture pendukung tema di koridor jalur wisata budaya karapan sapi di Kabupaten Bangkalan, Sampang, Sumenep

• Penyelenggaraan pelatihan interpreter khusus bangunan sejarah Mercusuar Sembilangan

• Penyelenggaraan ujicoba terhadap jalur setelah seluruh bahan serta sarana dan prasarana siap

• Pengembangan koordinasi yang harmonis dengan masyarakat dan pengelola daya tarik wisata utama maupun pendukung dari tahap awal pengembangan jalur wisata TREK REKREASI PANTAI UTARA • Penggalian informasi rinci tentang Mercusuar Sembilangan, flora dan fauna di Hutan Kera Nepa • Pengembangan storyline tentang jalur wisata • Peningkatan kualitas lingkungan Pantai Siring Kemuning

(11)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 11

NAMA JALUR WISATA STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK PARIWISATA

• Pengembangan produk pariwisata kreatif di Batik Tanjung Bumi • Penyediaan papan penunjuk tempat-tempat perhentian jalur wisata

Penyediaan street furniture pendukung tema di koridor jalur rekreasi pantai utara

• Penyelenggaraan pelatihan interpreter untuk rekreasi pantai yang edukatif • Penyelenggaraan ujicoba terhadap jalur setelah seluruh bahan serta sarana

dan prasarana siap

• Pengembangan koordinasi yang harmonis dengan masyarakat dan pengelola daya tarik wisata utama maupun pendukung dari tahap awal pengembangan jalur wisata

TREK GEOWISATA MADURA • Penggalian informasi rinci tentang sejarah pembentukan daratan dan kepulauan Madura

Pengembangan storyline tentang jalur wisata • Peningkatan kualitas lingkungan Pantai Rongkang

• Penyediaan papan penunjuk tempat-tempat perhentian jalur wisata

Penyediaan street furniture pendukung tema di koridor jalur wisata pantai utara

• Penyelenggaraan pelatihan interpreter khusus budaya karapan sapi dan budidaya sapi sonok bagi para penduduk Madura

• Penyelenggaraan ujicoba terhadap jalur setelah seluruh bahan serta sarana dan prasarana siap

• Pengembangan koordinasi yang harmonis dengan masyarakat dan pengelola daya tarik wisata utama maupun pendukung dari tahap awal pengembangan jalur wisata

JALUR WISATA REGIONAL

TREK WISATA SEJARAH PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI JATIM

• Penggalian informasi rinci tentang keterkaitan antara sejarah penyebaran Islam Wali Songo dengan penyebaran agama Islam oleh Syaichona Cholil dan Syekh Yusuf di Madura

Pengembangan storyline tentang jalur wisata

• Penyediaan papan penunjuk tempat-tempat perhentian jalur wisata

• Penyelenggaraan ujicoba terhadap jalur setelah seluruh bahan serta sarana dan prasarana siap

• Pengembangan koordinasi yang harmonis dengan masyarakat dan pengelola daya tarik wisata utama maupun pendukung dari tahap awal pengembangan jalur wisata

TREK WISATA SEJARAH MAJAPAHIT • Penggalian informasi rinci tentang keterkaitan antara sejarah Majapahit dan pengaruhnya terhadap perkembangan kerajaan Bangkalan

Pengembangan storyline tentang jalur wisata

• Penyediaan papan penunjuk tempat-tempat perhentian jalur wisata

• Penyelenggaraan ujicoba terhadap jalur setelah seluruh bahan serta sarana dan prasarana siap

• Pengembangan koordinasi yang harmonis dengan masyarakat dan pengelola daya tarik wisata utama maupun pendukung dari tahap awal pengembangan jalur wisata Sumber : Hasil Analisis Konsultan Tema jalur Wisata lokal antara lain : TEMA: Kriya khas Madura Trek 1: Trek Kriya Batik dan Ukiran TEMA: Wisata sejarah Trek 2: Trek Sejarah Kerajaan Madura (Cakraningrat dan Sumenep) Trek 3: Trek Sejarah Penyebaran Islam di Madura

(12)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 12 TEMA: Wisata budaya Trek 4: Trek Budaya Karapan Sapi TEMA: Wisata alam Madura Trek 5: Trek Rekreasi Pantai Utara Trek 6: Geowisata pembentukan Madura

(13)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 13

(14)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 14

(15)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 15

(16)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 16

(17)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 17

(18)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 18

(19)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 19

(20)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 20

(21)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 21

Aspek

Aspek Biaya (

Biaya (Kebutuhan Saran dan Prasaran

Kebutuhan Saran dan Prasarana

a))

Tabel 4. Kebutuhan Investasi Sarana Per Zona

No Rincian Luas Biaya Satuan Total Biaya

1 Zona penerima Rincian Sarana Pusat pengelolaan kawasan 1.250 1.500.000 1.875.000.000 Pusat informasi dan pelayanan terpadu pariwisata Madura 1.500 1.500.000 2.250.000.000 Moda Transportasi penghubung 10 350.000.000 3.500.000.000 Museum daerah Madura 2.000 2.500.000 5.000.000.000 12.625.000.000 2 Zona rekreasi umum Rincian Sarana Taman tematik 5.940 750.000 4.455.000.000 Arena permainan ketangkasan 3.960 500.000 1.980.000.000 Toilet umum 8 15.000.000 120.000.000 6.555.000.000 3 Zona wisata pendidikan Taman pendidikan tematik 8.580 750.000 6.435.000.000 Pusat informasi jembatan Suramadu 2.500 2.000.000 5.000.000.000 11.435.000.000 4 Zona pasar seni Rincian Sarana Penataan Kawasan Pasar Seni 150 15.000.000 2.250.000.000 Penataan Masjid (eksisting) 150.000.000 Restoran 1.650 250.000 412.500.000 Toilet umum 8 15.000.000 120.000.000 2.932.500.000 5 Zona wisata religi Rincian Sarana Mesjid Wali 2.500 2.500.000 6.250.000.000 Gedung serba guna 1.584 2.500.000 3.960.000.000 10.210.000.000 6 Zona kaki jembatan suramadu Rincian Sarana Pintu Gerbang 1.000 2.500.000 2.500.000.000 Ruang terbuka hijau 8.800 350.000 3.080.000.000 5.580.000.000 7 Zona desa wisata budaya Rincian Sarana

(22)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 22

No Rincian Luas Biaya Satuan Total Biaya

Penataan Desa Wisata 150 15.000.000 2.250.000.000 Ruang serba guna 500 750.000 375.000.000 2.625.000.000 8 Zona perlindungan pantai Rincian Sarana Konservasi Pantai 10.000 500.000 5.000.000.000 Menara pandang 1000 2.500.000 2.500.000.000 7.500.000.000 Sumber : Hasil Analisis Konsultan

Setiap zona memiliki fokus pariwisata yang berbeda sehingga memiliki nilai kebutuhan investasi sarana yang berbeda pula. Kebutuhan investasi sarana didasarkan pada kebutuhan sarana pada masing-masing zona.

Berdasarkan rincian kebutuhan investasi sarana dalam pengembangan kawasan diatas, zona penerima merupakan zona yang membutuhkan nilai investasi terbesar yakni sebesar Rp. 12.625.000.000. Bila melihat kepada rincian sarananya, zona penerima nantinya akan menjadi pintu masuk kedalam kawasan wisata di KKJSM tersebut. Secara umum, kebutuhan investasi total masing-masing zona dan total investasi biaya sarana sebagai berikut : Tabel 5. Kebutuhan Investasi Sarana Per Zona Biaya Sarana Per Zona Zona penerima 12.625.000.000 Zona rekreasi umum 6.555.000.000 Zona wisata pendidikan 11.435.000.000 Zona pasar seni 2.932.500.000 Zona wisata religi 10.210.000.000 Zona kaki jembatan suramadu 5.580.000.000 Zona desa wisata budaya 2.625.000.000 Zona perlindungan pantai 7.500.000.000 Total Biaya Sarana 59.462.500.000 Sumber : Hasil Analisis Konsultan

Berdasarkan perhitungan kebutuhan investasi dari delapan zona, total kebutuhan investasi sarana sebesar Rp. 59.462.5000.000.

Dalam pembangunan kawasan pariwisata, hal lain yang menjadi kebutuhan selain sarana adalah prasarana untuk menunjang pelaksanaan fungsi sarana. Kebutuhan prasarana yang menjadi prioritas pembangunan kawasan pariwisata terdiri dari tersedianya jaringan jalan,

(23)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 23

jaringan listrik, jaringan air bersih, jaringan pembuangan dan drainase, sistem pengelolaan sampah, areal parkir terpadu, dan shuttle kendaraan wisata 8 titik.

Kebutuhan investasi prasarana yang akan menjadi penunjang dari pembangunan kawasan wisata KKJSM adalah sebagai berikut : Tabel 6. Rincian Kebutuhan Investasi Prasarana Kawasan Wisata KJSM Rincian Prasarana Nilai Jaringan jalan 39.600.000.000 Jaringan listrik 39.600.000.000 Jaringan air bersih 7.425.000.000 Jaringan pembuangan dan Drainase 23.512.500.000 Sistem pengelolaan sampah 120.000.000 Areal parkir terpadu 3.750.000.000 Shutle kendaraan wisata 8 titik 500.000.000 Total Biaya Prasaran Kawasan 114.507.500.000 Sumber : Hasil Analisis Konsultan Berdasarkan hasil perhitungan, jaringan jalan dan listrik membutuhkan investasi dana terbesar. Pertimbangan tersebut mengacu pada pemikiran bahwa dalam pembangunan tempat wisata, jaringan jalan dan jaringan listrik menjadi kebutuhan utama untuk kelancaran pembangunan. Setelah dilakukan perhitungan dari masing-masing kebutuhan investasi prasarana kawasan wisata KKJSM, total biaya investasi yang dibutuhkan untuk membangun kawasan prasarana sebesar Rp. 114.507.500.000.

Aspek Manfaat

Aspek Manfaat

Untuk komponen manfaat asumsi tenaga kerja yang digunakan berdasarkan buku pedoman kawasan industri dalam setiap 1 Ha bisa menyerap tenaga kerja sebanyak 100 orang, dengan proporsi 3% sebagai manajer, 20% sebagai staaf dan sisanya sebagai buruh. Sehingga komponen manfaat akan diperoleh melalui, Pajak dan retribusi, multiplier efek dari konsumsi para tenaga kerja yang berjumlah sekitar 14.950 orang, serta pendapatan dari sewa lahan. Tabel 7. Komponen Manfaat Pembangunan Kawasan Industri KKJS Madura Keterangan Unit Tiket masuk 25.000 Jumlah Pengunjung 750.026 Total Penerimaan 18.750.650.000

(24)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 24

Jumlah pengunjung sebanyak 750.026 diperoleh berdasarkan data kunjungan wisata ke Kabupaten Bangkalan pada tahun 2009 dengan asumsi bahwa tujuan kunjungan ke Bangkalan tersebut hanya ingin melintas melalui Jembatan Suramadu pada tahun 2009, sedangkan nanti setelah terbangunya kawasan wisata di KKJSM para wisatawan juga akan berkunjung ke kawasan wisata tersebut, karena letaknya yang berada di sisi sebelah sebelah selatan Pulau Madura.

Dengan asumsi bahwa setelah terbangunnya kawasan wisata KKJSM para wisatawan bukan hanya melintas melalui jembatan Suramadu tetapi juga akan berkunjung ke kawasan wisata tersebut, berarti ada hal lain yang kemudian perlu diperhatikan. Dengan dibangunnya KKJSM, peluang bisnis-bisnis baru akan bermunculan dan tentu saja membutuhkan sarana sebagai tempat untuk menampungnya. Peluang ini dapat dijadikan sebagai komponen penerimaan lain yang dapat menambah income.

Hal lain yang perlu diperhatikan tersebut antara lain penyewaan lahan untuk atraksi, penyewaan lahan parkir, dan penyewaan lahan untuk restoran. Berikut ini adalah perkiraan yang dapat dilakukan di kawasan pariwisata KKJSM.

Tabel 8. Rincian Perkiraan Penerimaan Kawasan Wisata KKJSM income dari penyewaan

Sumber : Hasil Analisis Konsultan

Analisis Kelayakan

Analisis Kelayakan

Perhitungan kelayakan ekonomi untuk kawasan industri dilakukan dengan menggunakan dasar-dasar asumsi yang diambil dari berbagai sumber, sperti penentuan harga satuan, nilai invetasi dan jumlah karyawan, mengacu Kemeperin No 35 Tahun 2010 Tentang Pedoman Kawasan Industri Tarif Sewa Lahan Badan Otorita Batam 2011.

Dalam skenario yang dibangun untuk menghitung kelayakan, dibuat tiga skenario simulasi untuk melihat seberapa besar perbedaan penggunaan tenaga kerja terhadap hasil kelayakan yang dihitung dengan menggunaka metode B/C Ratio

Tabel 9. Perhitungan Kelayakan Kawasan Industri KKJS Madura

Tahun Biaya Manfaat

Investasi Pemerintah Investasi Swasta Operation & Maintenance Langsung Tidak Langsung

2011

2012 15.350.000.000 - -

2013 21.490.000.000 - -

Sewa Rp/M2 Unit Penerimaan Sewa/unit/tahun

Lahan untuk Atraksi 15.000 3.960 712.800.000

Lahan Parkir 25.000 1.500 450.000.000

Sewa Lahan Untuk Restoran 20.000 1650 396.000.000

(25)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 25

Tahun Biaya Manfaat

Investasi Pemerintah Investasi Swasta Operation & Maintenance Langsung Tidak Langsung

2014 24.560.000.000 - - 2015 39.538.636.364 - - 2016 55.354.090.909 - 548.886.364 5.538.940.909 - 2017 63.261.818.182 658.663.636 9.231.568.182 2018 - - 713.552.273 12.924.195.455 2019 - - 768.440.909 15.693.665.909 2020 - - 823.329.545 17.539.979.545 2021 - - 878.218.182 17.539.979.545 2022 - 987.995.455 18.463.136.364 2023 - - 1.042.884.091 18.463.136.364 2024 - - 1.097.772.727 18.463.136.364 85.230.227.273 219.554.545.455 - 7.519.743.182 133.857.738.636 85.230.227.273 227.074.288.636 219.087.965.909 B/C Ratio 0,964829472

Sumber : Hasil Analisis Konsultan Nilai BCR sebesar 0,964829472*.

*Nilai rasio diperoleh dari hasil perhitungan merupakan nilai yang berasal dari biaya investasi (cost) murni dan tidak adanya investasi dari pihak swasta.

Dana investasi pembangunan kawasan wisata KKJSM dilakukan sepenuhnya oleh pemerintah. Total investasi pemerintah yang dibutuhkan untuk pembangunan kawasan pariwisata KKJSM pada tahun 2015 sebesar Rp 219.554.545.455. investasi pemerintah dengan jumlah tersebut diberikan dalam jangka tiga tahun, dengan satu kali pencairan dana investasi pertahunnya. Untuk tahun pertama, tahun 2015, pencairan dana investasi yang dilakukan sebesar Rp 98.799.545.455. Kemudian pada tahun kedua, pencairan dana investasi dilakukan pada tahun 2016, sebesar Rp 98.799.545.455. Setelah itu, pencairan dana investasi terakhir dilakukan pada tahun 2017 sebesar Rp 21.955.454.545, sehingga total investasi dana pembangunan kawasan pariwisata KKJSM yang dimulai pada tahun 2015 sebesar Rp 219.554.545.455.

Nilai investasi yang dikeluarkan merupakan besar investasi untuk pembangunan serta biaya operasi kawasasan wisata setelah dibangun. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai total investasi yang dikeluarkan oleh pemerintah sebesar Rp 227.074.288.636, sedangkan nilai manfaat yang digunakandalam perbandingan untuk menghitung BCR adalah manfaat langsung, yang didapatkan dari komponen penerimaan pertahunnya serta manfaat tidak langsung yang akan didapatkan seiring adanya kawasan wisata KKJSM, yaitu sebesar Rp 219.087.965.909. perbandingan kedua nilai inilah yang akan menghasilkan nilai BCR sebesar 0,964829472.

(26)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 26

Grafik 1. Perbandingan Antara BIaya dan Manfaat

Struktur Organisasi Pengelola Kawasan Pariwisata KKJS Madura

Struktur Organisasi Pengelola Kawasan Pariwisata KKJS Madura

Bentuk organisasi pengelolaan Kawasan Pariwisata KKJS Madura adalah Destination Managemen Organisation (DMO) yang merupakan organisasi bentukan pemerintah atau perusahaan komersial (profit). Usulan struktur organisasi pengelola sebagai berikut: - 50,000,000,000 100,000,000,000 150,000,000,000 200,000,000,000 250,000,000,000 Biaya Manfaat

(27)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 27 Gambar 8. struktur organisasi Pengelola Kawasan Wisata KKJS Madura Fungsi-fungsi dalam struktur organisasi tersebut dikembangkan untuk memenuhi fungsi DMO dan komponen-komponennya. Pemetaan terhadap hal tersebut dapat dilihat di bawah ini. Tabel 10. Fungsi DMO DMO memiliki dua FUNGSI UTAMA, yaitu:

1) External Destination Marketing (EDM) : memasarkan destinasi pariwisata ke luar (web marketing, events,conference and festivals, cooperative programs, direct mail, direct sales, sales blitzes, trade shows, advertising, familiarization tours, publications and brochures) 2) Internal Destination Development (IDD) : mengembangkan destinasi pariwisata (visitor

management, information/research, coordinating tourism stakeholders, crisis management, human resources development, finance and venture capital, resource stewardship, quality of the visitor experience) (Ritchie, 2005).

Tiga komponen penting dari DMO adalah:

1) Coordination tourism stakeholders, yang merupakan inti sistem DMO. Komponen ini menjadi kunci sukses karena menitikberatkan pada hubungan jejaring yang membentuk sistem DMO;

2) Destination crisis management memberikan pengawasan dari sistem dengan pelaksanaan dan pengelolaan mulai perencanaan hingga implementasi program;

(28)

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Page 28 3) Destination marketing, menjadi ujung tombak dalam komponen DMO (Presenza, 2005). Bentuk-bentuk DMO sangat beragam, yaitu: 1) Pemerintahan (Kementerian, pemerintahan provinsi, pemerintah kota/kab) 2) Organisasi yang dibentuk pemerintah (BPPI Pusat, BPPI provinsi, dll) 3) Lembaga kemitraan publik – privat (‘nonprofit’) 4) Asosiasi usaha pariwisata (‘nonprofit’) 5) Perusahaan komersial (profit)

Gambar

Gambar	3	Tahap	Kajian	Kebijakan,	Pedoman,	dan	Standar	Tahap	Identifikasi	Kondisi	Eksisting	 Kawasan
Tabel	1.	Kriteria	Pariwisata	Terpilih
Tabel	2.	Keterkaitan	Kawasan	Pariwisata	Madura	dengan	Kawasan	Pariwisata	KKJS	Madura	 dan	Wilayah	Jawa	Timur
Tabel	4.	Kebutuhan	Investasi	Sarana	Per	Zona
+3

Referensi

Dokumen terkait

2) Perencanaan Corporate Identity di Gerai Yogyatourium Dagadu Djokdja ... Membentuk Citra Perusahaan ... Merumuskan Tujuan Membangun Gerai Yogyatourium Dagadu Djokdja ...

Alternative perkuatan struktur dengan penambahan Cendawan baru sebagai penopang struktur lama, struktur lama secara otentik masih terlihat namun terdapat intervensi dengan

Nilai guna langsung dan tidak langsung didapatkan dari perkalian antara jumlah limbah yang dihasilkan dengan harga limbah dan dikurangkan dengan total biaya

Sepanjang penelitian, penulis menemukan beberapa hal yang menjadi informasi bahwa peran bimbingan penyuluhan Islam di Unit Rehabilitasi Sosial “Mandiri” Semarang II

• Implementasi hybrid wireless mesh network pada noise-free environment dengan menggunakan satu radio menyebabkan pengurangan throughput sekitar 60% untuk setiap node

Bearing terbuat dari baja karbon rendah, sehingga salah satu proses pengerasan yang cocok adalah dengan cara plasma nitriding.. Dalam penelitian ini permukaan

Berdasarkan hal terse but penelitian ini ditujukan untuk memanfaatkan rumput laut yang dapat meningkatkao kadar iodium dan serat pangan melalui pembuatan selai dan

Untuk restorasi tipe B, letakkan selapis tipis bonding ke dalam preparasi kavitas kemudian aplikasi resin ke dalam kavitas dan lakukan penyinaran selama 60