"'"J!<'~'"·u..:.:~
FAKTOR-F'AKTOR
.c..~
..~:.ak'l..uf:'u:
Nit.AI
TUKA,.~
T AIIUN 2000.3-2009.4
r~~
... ,,,....SARJA..~A
"'"J!<'~'"·u..:.:~
FAKTOR-F'AKTOR
.c..~
..~:.ak'l..uf:'u:
Nit.AI
TUKA,.~
T AIIUN 2000.3-2009.4
r~~
... ,,,....SARJA..~A
TESIS
ANALISA PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKONOMI
TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH
T AHUN 2000.3-2009.4.
Disusun dan diajukan oleh:
Rizaldi Saragih
Nim : 082188630059
Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis
Pada 19 September 2011 dan dinyatakan telah memenuhi
salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Sains
Program Studi Ilmu Ekonomi
Medan, 19 September 2011
Menyetujui :
Tim Pembimbing,
Pembimbing I
Pembimbing II
D~Jonni~anurung
Dr. Arwansyah.
~.SiKetua Program Studi
PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
TESIS MAGISTER SAINS
NO.
NAMA
1.
2.
3.
4.
Dr.Jonni Manurung
(Pembimbing I)
Dr .Anvansyah. M.Si
(Pembimbing II)
Dr.Dede Ruslan. M.Si
(Penguji)
DR.H.Muhammad Yusuf. M.Si
(Penguji)
5.
Dr. Rahmanta.. M.Si
(Penguji)
Nama
Nim
Prodi
Rizaldi Saragih
082188630059
Ilmu Ekonomi
.
•...•...••.•..••..•..
.
... .
.
...•...
ABSTRAK
RIZALDI SARAGIH. Analisa Pengaruh Faktor-Faktor Ekonomi Terhadap Nilai Tukar Rupiah. Tahun 2000.3-2009.4. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjan Universitas Negeri Medan, 20 II.
Krisis moneter yang melanda Indonesia adalah Krisis nilai mata uang rupiah sebagai akibat melonjaknya permintaan terhadap mata uang utama dunia, yakni dollar As. Pembahasan menangani upaya mencari jalan keluar dari masalah moneter yang dihadapi banyak negara selalu memasukkan permasalahan bagaimana mengatasi perubahan nilai tukar mata uang. Nilai tukar yang selalu berubah-ubah sangat mengganggu proses bekerja kehidupan ekonomi. Sejalan dengan tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah sebagai sasaran kebijakan moneter penulis melakukan penelitian yang berjudul Analisa Pengaruh Faktor- Faktor Ekonomi Terhadap Nilai Tukar Rupiah Tahun 2000.3-2009.4. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder selama tahun 2000.3-2009.4 dengan 35 data dengan sistem kuartal. Menggunakan analisis metode Ordinary Least Square (OLS) dengan alat bantu pengolahan data program Evies 4.1. Berdasarkan basil regresi menunjukkan bahwa suku bunga dalam negeri, suku bunga luar negeri, inflasi dalam negeri, jumlah uang beredar mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai tukar dengan R2
=
0.424030, sedangkan inflasi luar negeri, produkdomestik bruto tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai tukar. Dengan demikian, jika suku bunga dalam negeri meningkat I% maka mengakibatkan apresiasi rupiah 0,134058 persen, suku bunga luar negeri meningkat I% maka mengakibatkan ., depresiasi rupiah 0.076922 persen, inflasi dalam negeri meningkat I% maka akan mengakibatkan depresiasi nilai tukar rupiah 0.108911 persen, jika jumlah uang beredar meningkat 1 persen akan mengakibatkan depresiasi nilai tukar rupiah sebesar 0.584481 persen dan jika produk domestik bruto meningkat 1 persen akan mengakibatkan apresiasi nilai tukar sebesar 1.414796 persen.
Kata Kunci : suku bunga, injlasi, jumlah uang beredar, produk domestik bruto, nilai
ABSTRACT
Rizaldi Saragih. Analysis of Influence of Economic Factors Exchange Rate of Rupiah Year 2000.3-2009.4. Thesis. Field: Graduate Program, State University ofMedan, 2011
The monetary crisis that hit Indonesia is the rupiah value of the currency crisis as a result of soaring demand for the world's major currencies, namely U.S. dollars. The discussion dealing with efforts to find a way out of the monetary problems faced by many countries always include the problems of how to cope with changes in currency exchange rates.
Exchange
rates are
always changing very disruptive process of economic working life. Inline with the goal of achieving and maintaining stability in the rupiah as the target of
monetary policy the authors conducted a study entitled Analysis of Influence Factors of Economic Against Dollar Exchange Rate Year 2000.3-2009.4. The data used in this research is secondary data during 2000.3-2009.4 with 35 data with the quarter system.
Using the analysis method of Ordinary Least Square (OLS) with the tool of data
processing programs Evies 4.1.
Based on the regression results indicate that interest rates in the domestic, foreign interest rates, domestic inflation, money supply has a significant influence on the exchange rate
with R2
= 0.424030, while the foreign inflation, gross domestic product has no
significant influence on exchange rates. Thus, if the domestic interest rate increased by 1% then the resulting appreciation of the rupiah to 0.134058 persen, overseas interest
rates increase 1%, the resulting depreciation of the rupiah to 0.076922 persen, domestic
inflation increased by 1% then it will lead to depreciation of the rupiah 0.108911 persen.
if the money supply increased to 1 persen would result in depreciation of the rupiah
exchange rate of 0.584481 persen and if the gross domestic product increased to l peren would result in appreciation in the exchange rate of 1.414796 persen
KATAPENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini
denganjudul "Analisa Pengaruh Faktor-Faktor Ekonomi Terhadap Nilai Tukar Rupiah
Tahun 2000.1-2010.1.
Terwujudnya tesis
ini
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak: yang telahmendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun pemik:iran. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :.
1. Bapak Prof. Dr. lbnu Hajar Damanik, Msi, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada kami untuk
mengilruti dan menyelesaikan pendidikan Perogram Magister.
2. Bapak Dr. Dede Ruslan, Msi, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
Ekonomi dan Studi Pembangunan yang dengan penuh perhatian telah
memberikan dorongan dan saran.
3. Bapak Dr. Jonni Manurung, selaku Pembimbing Utama yang dengan penuh
perhatian, kesabaran telah memberikan dorongan, bimbingan dan saran,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
4. Bapak Dr. Arwansyah, M.Si, selaku pembimbing kedua yang dengan penuh
perhatian, kesabaran telah memberikan dorongan, bimbingan, motivasi, saran
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
5. Bapak Dr. Muhammad Yusuf, M.Si dan
Dr.
Rahmanta M.Si, selaku dosenpembanding yang dengan penuh perhatian telah memberikan saran dan
masukan.
6. Bapak dan lbu Dosen Pasca Srajana Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan, yang telah banyak memberikan tambahan ilmu yang sangat
bermanfaat
bagi penulis.7.
Kakanda
Rita Fatimah Dalimunte yang telah banyak memberikan doronganmoral dan tempat bertukar pikiran.
8. Kedua orang
tua
penulis yang sangat dicintai, yang tidak bosan - bosannyaselalu mendoakan penulis supaya penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
9. Sri W ahdany Harahap, isteri tercinta dan kedua anakku Andariz Salasabilla
Saragih dan Andini rezeki Saragib, yang selama hampir 3 tahun masa kuliah
dan penulisan tesis, dengan sabar mendampingi penulis dan memberi
semangat, serta rela kehilangan sebagian besar
hari -
harinya untukberkumpul bersama penulis.
10. Dan buat semua rekan- rekan mahasiswa/i Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan serta semua pihak tang tidak bisa disebutkan satu per satu,penulis ucapkan terima kasih atas bantuan moril maupun materil kepada penulis.
Medan, September 2011
Penulis,
DAFTARISI
Halaman
ABSTRAK ... .
ABSTRACT... ii
KATAPENGANTAR ... iii
DAFTARISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GRAFIK ... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... X BAB I. PENDAHULUAN ... .. I.I. Latar Belakang Masalah ... . 1.2. Perumusan Masalah ... 9
1.3. Tujuan Peneiitian ... "·-··· 9
I.4. Kegunaan Penelitian ... 10
BAB ll. TINJAUANKEPUSTAKAAN ... II 2.1. Nilai Tukar ... II 2.2. Jumlah Uang Beredar dan Nilai Tukar... I8 2.3. Suku Bunga dan Nilai Tukar ... 24
2.4. Produk Domestik Brutto ... 27
2.5. Inflasi ... 28
2.6. Inflasi dan Nilai Tukar ... 34
2.8. Penelitian Terdahulu ... 39
2.9.
Kerangka Pemikiran...
402.1 O.Hipotesis Penelitian ... ... .. ... ... ... ... ... ... 41
BAB 01. METODE PENELITIAN ... 42
3.1. Ruang Lingkup dan Pembahasan Masalah ... 42
3.2. Metode Pengumpulan
Data dan
SumberData...
423.3. Metode Pengolahan Data ... 43
3.4. Model Analisa
Data ...
433.5. Metode Analisis ... 44
3.6. Defenisi Operasional ... 44
3.7. Asumsi Klasik ... 45
BAB IV. BASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49
4.1.
Hasil
Penelitian ... 494.2. Analisis dan Pembahasan ... 58
4.3. Uji Penyimpangan Klasik... 60
4.4. Pembahasan ... 62
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ... 67
5.1. Simpulan ... 67
5.2 Saran ... 68
Daftar Pustaka ... 70
DAFTAR GRAFIK
Grafik
1.1Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar... 3
Grafik
1.2
ProdukDomestik Bruto ... 4
Grafik
1.3 Jumlah Uang Beredar ...
5Grafik
1.4 Inflasi...
5Grafik
1.5 Suku Bunga Indonesia... 6
Grafik
1.6 Suku Bunga Amerika ... 7
Grafik
4.1 Perkembangan Kurs Rupiah Terhadap Dollar
As...
53
Grafik
4.2 Perkembangan Inflasi Indonesia ... ... ... .... .. ... ... 54
Grafik
4.3 Perkembangan Inflasi Amerika...
55Grafik
4.4 Perkembangan Suku Bunga Indonesia... 56
Graflk 4.5 Perkembangan Suku Bunga Amerika... 57
Grafik
4.6 Perkembangan Uang Beredar di Indonesia... 58
DAFTAR GAMBAR
Ganlbar 2.1 Penawaran Uang ... 20
Ganlbar 2.2 Inflationary Gap... 30
Ganlbar 2.3 Demand Pull Inflation... 31
[image:12.612.82.529.64.641.2]Ganlbar 2.4 Cost
PushInflation... 32
1.1. Latar Belakang
BABI
PENDAHULUAN
Nilai tukar suatu negara ditentukan dari nilai satu unit mata uang terhadap
mata uang negara lain. Apabila kondisi ekonomi suatu negara berubah maka nilai
tukamyapun akan berubah secara subtansial. Hal ini disebabkan oleh pengaruh
beberapa fundamental seperti tingkat suku bunga, inflasi, jumlah uang beredar
(M2) dan produk domestik bruto (PDB) riil. Resiko nilai tukar merupakan
perubahan yang tidak diharapkan pada nilai tukar tersebut Telah terbukti secara
empiris bahwa variabel ekonomi makro seperti suku bunga, inflasi, jumlah uang
beredar (M2) dan PDB (riil) mempengaruhi nilai tukar mata uang disuatu negara
dengan negara lain.
Namun krisis moneter yang melanda Indonesia sampai sekarang telah
memporak porandakan perekonomian Indonesia yang semula mengalami
perturnbuhan ekonomi yang pesat, sehingga menimbulkan terjadinya inflasi.
Akibat inflasi yang terns menerus meningkat dan peningkatannya tidak dapat
dikendalikan, membuat semua bidang ekonomi terkena imbasnya dan nilai tukar
Rupiah akan meningkatkan harga tradable goods dalam mata uang domestik.
Akibatnya harga - harga dalam negeri juga akan meningat melalui exchange rate
pass through. (Wijoyo & Santoso, 1999: II )
Gejolak nilai tukar yang berlebihan tidak sesuai dengan sasaran kepentingan
2
ekonomi, mengurangi efisiensi alokasi sumberdaya dan meningkatkan
ketidakpastian bagi para pelaku ekonomi. Karekteristik Indonesia sebagai Small
And Open Economy, menganut sistim devisa bebas dan ditambah dengan
penerapan sistim nilai tukar mengambang (Free Floating) menyebabkan
pergerakan nilai tukar dipasar menjadi sangat rentan oleh pengaruh Faktor- faktor
Ekonomi dan Non Ekonomi, (Ramelan 1998:2) Sedangkan menurut (Levi:1996)
menyatakan bahwa nilai tukar yang terbentuk akan dipengaruhi oleb banyak
faktor seperti faktor Fundamental, teknik serta fsikologis yang terakumulasi dalam
priode tertentu. Ketiga faktor tersebut berimplikasi pada suatu kondisi nilai tukar
yang cendrung fluktuatif dan penub ketidakpastian (Uncertainty of exchange
rates) yang pada gilirannya akan mempengaruhi perbitungan kurs. lmplementasi
kebijakan moneter di Indonesia dalam masa krisis saat ini dilematis, banyak
sasaran yang ingin dicapai secara serentak serta tidak berfungsinya mekanisme
transmisi secara efesien akibat disintennediasi lembaga keuangan menyebabk.an
pengendalian moneter secara tidak langsung menjadi kurang efektif (Tanniden,
1998:98). Dalam perkembangannya nilai tukar yang belum stabil dan inflasi yang
masih tinggi memaksa Bank Indonesia, sebagi otoritas moneter untuk
mempertahankan uang ketat, yang beraldbat tingginya suku bunga didalam negeri.
Disisi lain tingginya suku bunga yang berlebihan telah berdampak negatif
terhadap dunia usaha. Suatu negara didefmisikan mengalami krisis mata uang
apabila nilai tukarnya mengalami perubaban yang besar, disamping itu negara
yang mengalami krisis mata uang umumnya ditandai dengan adanya perubaban
'
3
12000
11500
11000
R
u 10500
~ 10000
l
a
h 9500
9000
8500
8000
01 02 03 04 05 06 07 08 09
Tahun
Grafik 1.1. Perkembaagaa NUai Tokar Rupiah Terhadap Dollar Amerika Tabua 2•.3- 2009.4
Pada grafik 1.1 menunjukan sejak penentuan nilai tukar diserahkan ke
mekanisme pasar perkembangan nilai tukar Rupiah kususnya tehadap Dollar
Amerika teljadi fluktuasi yang berlebihan secara terus menerus, hal ini
mengakibatkan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika (AS) sulit diprediksi.
tahun 2000.3-2009.4, nilai tukar rupiah sempat bergerak dari Rp. 9595 dari bulan
Oktober 2000 menjadi Rp. 10.400, pada bulan Januari 2001, dan Rp. 11.440 pada
bulan Juni 2001, menjadi Rp.9.108, pada bulan Juli 2002, dan Rp. 8.285 pada
akhir bulan Juni 2003, nilai tukar mulai bertahan diputaran 8300 - 8900 per dollar
AS, pada Januari 2004, pada April 2004 - April 2005 nilai tukar rupiah kembali
[image:15.612.85.525.78.669.2]4
melemah menjadi Rp. 10.310 per dollar AS pada September 2005, kemudian
sampai akhir Juli 2008 nilai tukar rupiah kembali menguat berkisar 9000 - 9300
Per dollar AS. Pada saat mau menghadapi pemilihan presiden rupiah kembali
melemah sampai April 2009 menebus angkat 10.000, pada bulan Juli 2009 rupiah
kembali menguat menjadi 9000. Kondisi ini menyebabkan perekonomian
mengalami ketidak: pastian, sebingga dari defenisi dia1as babwa selama periode
tersebut Indonesia masib dikategorikan negara sebagai negara yang masih
mengalami kritis mata uang.
I
PDB Tahun 2004 - 2008I
Dalam iutaan .2,000,000.00
j
1,500,000.00Q.
i
1,000,000.00 500,000.002,500,000.00
l
0.00 + - - - . - - - , - - - r - - - . - - - - .
2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
Gratik 1.2 Produk Domestik Brato Tahun 2004 -2008
Grafik 1.2 menjelaskan grafik pertumbuhan PDB setelah krisis moneter ..
Kenaikan PDB terus meningkat dari tahun 2004 dari Rp. 1,656,757.54 meqjadi
Rp. 1,750,656.10. Pada tahun 2005. Kemudian terus bergerak naik tahun 2006
menjadi Rp. 1,846,659,90. Kenaikan yang cukup besar pada tahun 2007-2008 dari
Rp. 1,901,147.50 menjadi 2,082,100,00. Seiring mulai stabilnya nilai tukar
[image:16.612.78.527.83.659.2]Jr----"'J"""utl.&m.u~~kth
Uang Beredar Tahun 2004- 2005
I
Dalam ribuanJ
2,000,000.00
j
i
1,500,000.~
- - ; ; ; ; : ; -g---=======
'a. 1,000,000.00
+_-~==::::::::=---_-_-_---i
500,000.00 1-0.00 +----r---.---.----,,---,
[image:17.638.79.525.78.661.2]2004 2005 2006
Tahun
Grafik 1.3. Jumlah uang beredar Tahun 2004- 2008
2007 2008
5
Dari grafik 1.3 jumlah uang beredar dari tahun terus meningkat dari tahun
2004 yang mana jumlah uang beredar Rp.l,033,527.00 terus naik pada tahun 2005
menjadi Rp.I,382,074,00.Seiring membaiknya perekonomian Indonesia jumlah
uang beredar meningkat juga dari tahun 2007 - 2008 yang mana uang beredar dati
Rp. 1,649,203,00 menjadi 1,895,839.Hal ini menunjukkan telah membaiknya
perekonomian Indonesia dan dengan meningkatnya permintaan akan Rupiah.
lnflasl tahun 2004 - 2008
2004 2005
Grafik 1.4. lnOasi Tahun 2004-2008
2006 Tahun
2007 2008
6
persen pada tahun 2006 - 2008. Inflasi meningkat melebihi 10.4 persen teJjadi
pada tahun 2005. Dan ini merupakan inflasi tertinggi dari tahun 2004 - 2008.
Sedangkan inflasi terendah dari tahun 2004 - 2008 sebesar 6 persen yang terjadi
pada tahun 2008 seiring makin membaiknya perekonomian Indonesia.
Persen
Suku Bunga Indonesia
Tahun 2004 • 2008
15
~---~1~1 ~.:=:
2004
2005
2006Tahun
2007
Graftk 1.5. Saku Banga Indonesia Tab an 1004-2008
2008
Suku bunga Indonesia dari tabu 2004 - 2008 yang terlihat dari grafik 1.5
terlibat mulai naik. dari tabu 2004 dari 7,43 persen menjadi 12,79 tahun 2005.
Kenaikan suku bunga melebihi 5 persen. Tetapi pada tahun 2005 suku bunga
mulai turun meqjadi 9.75 persen dan turun lagi menjadi 8 persen. Pada tahun 2008
suku bunga naik menjadi 9.25 persen. Kenaikan tertinggi selama 5 tahun terjadi
Suku Bunga
Amerlka
Tahun 2004 - 2008
Grafik .U. Sub Blrap A.laerib Talau 2CHN- 2H8
7
Grafik 1.6 menunjukan suku bunga Amerikajauh dibawah Indonesia. Suku
bunga di Amerika pada tahun 2004 banya 4.4 persen, bampir setengah suku bunga
Indonesia. Pada tahun 2005 yang suku bunga Amerika 6.19 persen, sedangkan di
Indonesia merupakan suku bunga yang cukup tinggi lima tahun terakhir. Pada
tahun 2006 nilai suku bunga Amerika naik menjadi 7.98 persen dan terns naik
sampai tahun 2007 menjadi 8.02 persen. Pada tahun 2008 suku bunga Amerika
turun jauh bampir setcngahnya menjadi 4.88
persen.
Menurut Djiwandono (1998:3), teJjadinya krisis ekonorni di Asia tenggara
tahun 1997, pernbahasan usaha mencari jaJan keluar dari rnasalah moneter yang
dihadapi banyak negara melalui selalu mernasukan perrnasalahan bagairnana
rnenbatasi fluktuasi nilai tukar mata uang. Nilai tukar yang sangat berfluktuasi
sangat mengganggu proses bekerja kehidupan ekonorni.
Terpuruknya mata uang domestik (Rupiah) terbadap rnata uang asing yang
rnenjadi awal dari krisis ekonomi, pada dasarnya berasal dari perrnintaan akan
uang luar negeri yang begitu tinggi, sedangkan penawarannya terbatas. Hal ini
rnembuat nilai valuta asing (valas) keras seperti Dolar Amerika membubung
8
tingkat suku bunga dalam dan luar negeri, jumlah uang beredar, tingk:at harga
yang diindikasikan Hadi Kardoyo dan Mudrajat Kuncoro, Ana/isis Kurs Valas
dengan Pendekatan ... ( JSSN: 1410- 26418 JEP Vol. 7 No. 1, Th. 2002) dengan
tingkat inflasi, serta variabel-variabel ekonomi dan non-ekonomi lainnya. Hal-hal
itulah yang membuat nilai leurs valas bersifat rentan (volatile).
Gejolak nilai tukar yang berlebihan tidak sesuai dengan sasaran kepentingan
jangka panjang karena ketidak stabilan nilai tukar dapat mendistorsi tingk:at daya
saing ekonomi, mengurangi efisiensi alokasi sumber-sumber daya dan
meningkatkan ketidak pastian bagi para pelaku ekonomi.
Jika dilihat dari sudut pandang pendekatan moneter, para ekonom pada
umumnya melihat leurs valuta asing dipengaruhi oleh variabel fundamental
ekonomi , antara lain jumlah uang beredar, tingkat output riil dan tingkat suku
bunga ( Mac Donald daan Taylor, 1992:4) . Pendekatan moneter merupakan
pengembangan konsep paritas daya beli dan teori kuantitas uang. Pendekatan ini
menekankan bahwa ketidak seimbangan leurs valuta asing terjadi karena ketidak
seimbangan di sektor moneter yaitu terjadinya perbedaan antara permintaan uang
dengan penawaran uang ( jumlah uang beredar) ( Mus sa, 1976:47)
Untuk hal tersebut itulah penulis mencoba menelaah melalui tesis ini dengan judul
"Analisa Pengaruh Faktor- Faktor Ekonomi Terhadap Nilai Tukar Rupiah Tahun
9
1.2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang pennasalahan yang dikemukakan diatas, dibawah ini
dikemukakan masalah sebagai berikut :
1. Apakah variabel ekonomi meliputi suku bunga domestik, suku bunga
luar negeri, inflasi domestik, inflasi luar negeri, jumlah uang beredar,
produk domestik bnrto riil berpengaruh signifikan terbadap nilai tukar
rupiah.
2. Berapa besar pengaruh variabel ekonomi meliputi suku bunga domestik,
suku bunga luar negeri, inflasi domestik, inflasi luar negeri, jumlah uang
beredar, dan produk domestik brirto rii _terbadap nilai tukar rupiah .
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga domestik,
suku bunga luar negeri, inflasi domestik, inflasi luar negeri, jumlah uang
beredar, dan produk domestik bnrto riil terhadap nilai tukar rupiah.
2. Untuk menganalisis besarnya pengaruh suku bunga domestik, suku
bunga luar negeri, inflasi domestik, inflasi luar negeri. jumlah uang
10
1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat untuk :
1. Pemerintah, investor, para pelaku kegiatan ekspor dan impor, serta bagi
masyarakat, khususnya bagi individu atau akademis yang tertarik pada
masalah keuangan yang secara khusus kepada persoalan nilai tukar mata
uang
2. Menjadi masukan penelitian lebih lanjut serta pengembangannya secara
1
l
67
BABV
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulaa
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Suku bunga domestik dan suku bunga luar negeri signifikan mempengaruhi
nihii tukar. Pengetatan moneter yang dilakukan Bank Sentral dengan cara
mengurangi uang beredar dimasyarakat akan mendorong peningkatan suku
bunga dalam negeri, kenaikan suku bunga akan mengakibatkan depresiasi
nilai tukar rupiah.
2. Inflasi domestik signifJkan mempengaruhi nilai tukar, sehingga kurs
berpengaruh signifikan terbadap nilai tukar. Hal ini terjadi karena kenaikan
inflasi menyebabkan harga produk domestik mengalami kenaikan, karena
sebagian besar produk domestik yang beredar mempakan produk impor maka
ketergantungan terhadap mata uang dollar sangat tinggi untuk membayar
produk. tersebut keluar negeri ( dalam transaksi internasional menggunakan
dollar Amerika sebagai hard currency dan bukan mata uang rupiah ), maka
kondisi ini akan mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika
serikat.
3. Inflasi luar negeri tidak signifikan mempengaruhi nilai tukar, sehingga kurs
tidak berpengaruh signifian terhadap nilai tukar. Hal ini disebakan karena
68
4. Jumlah uang beredar signifikan uang beredar signifikan mempengaruhi nilai
tukat. Dengan tersediimya
mata
uang
IWtalwm
gital ditambalidengan
qua8lmoney
yang beredar di masyarakat dalam jwnlah yang tinggi akanmempengaruhi masyarakat untuk melakukan spekulasi dengan melakukan
pembeliafi mata
wmg
Ameriki seeam betlebiliah yang mengaki1mtkahhai'ga
mata uang dollar mengalami kenaikan sesuai dengan hukum permintaan,
sehingga jwnlah uang beredar mempangaruhi nilai tukar.
s.
Pfudtik domestik. 1mit6 riil Sigmfiltifu dannegatif mempeiiganilii
iiiliiifukar.
Pertumbuhan ekonomi merupakan faktor yang penting untuk membuat nilai
tukar rupiah menjadi apresiasi terhadap dollar AS.
5.2 Saran
Berdasatkaii kesimpulan
diatii.s iDi:ikasaran - saran
yang
dapat dibeiikiiiibaik kepada eksportir dan importir, otoritas moneter maupun penelitian lebih
tanjm
iidaliihsebagiii
berilfut :1. Pemerintah daiam meiairuican kehijakan, agar mencermati dan menyesuaikan
kondisi yang tetjadi di Indonesia.bahwa ternyata suku bunga. inflasi, jumlah
uang beredar dan PDB riil berperan mempunyai pengaruh yang positif
didaliili'i peiigiliiliiii hiliii fu1W tupiali.
2. Bagi otoritas moneter dengan mengetahui variabel yang berpengaruh secara
signiftkan dalam penelitian ini yaitu suku bunga domestik, suku bunga luar
69
dijadikan pertimbangan dalam menetapkan sistem moneter yang akan
ditempbii di Iiidonesia
3. Pemerintah sebaiknya menerapkan
para
negara pengekspor barangmenggunakan mata uang rupiah bila mengekpor barang ke Indonesia dalam
~.
4. Untuk pengembangan penelitian disarankan untuk melihat pengaruh lebih
terj>eriiici
pen.giiriili
vanatiel lam sepaerti BOP(BaJance
offXiYiilent},