• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fa Cyber Branding di Media Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi #IndonesiaTanpaJIL di Media Sosial Facebook, Twitter dan Youtube).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Fa Cyber Branding di Media Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi #IndonesiaTanpaJIL di Media Sosial Facebook, Twitter dan Youtube)."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Cyb

FA

UN

ber Brandi

Fa

Un

PROGR

AKULTAS

NIVERSIT

ing #Indon

acebook, T

NASKA

ntuk memen guna menca

Ilm

TIYA

L

RAM STU

S KOMUN

TAS MUHA

nesiaTanp

Twitter, da

AH PUBLIK

nuhi sebagian apai gelar Sa mu Komunika

AS ARUM S

L100090141

UDI ILMU

NIKASI DA

AMMADI

paJIL di M

an Youtub

KASI

n persyaratan arjana S-1 asi

SARI

U KOMUN

AN INFO

IYAH SU

Media Sosi

be

n

NIKASI

RMATIK

URAKART

ial

▸ Baca selengkapnya: menjadi garam dan terang di media sosial

(2)
(3)

Cyber Branding #IndonesiaTanpaJIL di Media Sosial

Facebook, Twitter, dan Youtube

Tiyas Arum Sari (arzha_zhe@yahoo.co.id) Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstrak

Setiap merek membutuhkan proses pengenalan pada publik yang disebut branding.

Branding merupakan proses awal pengaktifan merek dalam benak targetaudience-nya.

Dengan berkembangnya teknologi Internet, maka branding bisa dilakukan dengan lebih cepat, mudah dan murah, terutama dengan munculnya media sosial. Era cyberbranding pun dimulai dengan pemanfaatan media sosial seperti Facebook, Twitter dan Youtube. #IndonesiaTanpaJIL merupakan salah satu merek yang memanfaatkan dan memaksimalkan media ini. Metode dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Sedangkan analisis yang digunakan adalah Analisis Model AIDA, yaitu Attention (Perhatian), Interest (Minat),

Desire (Keinginan) dan Action (Tindakan). Hasil penelitian yaitu targetaudience

#IndonesiaTanpaJIL adalah anak muda/remaja pengguna media sosial Facebook, Twitter dan Youtube. Sedangkan kegiatan yang dilakukan secara online seperti share informasi, upload video, upload file untuk menyamakan identitas dan atribut merek.

Key words : Cyber Branding, #IndonesiaTanpaJIL, Media Sosial

A. PENDAHULUAN

Sekarang, setiap hari merek selalu bertambah semakin banyak dan beragam. Merek-merek tersebut memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing.

Menurut Irvan Permana merekadalah :

“Merek adalah sebuah nama, simbol, design, ataupun kombinasi dari semuanya yang dipakai untuk

mengidentifikasi sesuatu (produk, tempat, orang, perusahaan, negara,

organisasi, dan sebagainya).” (2012:2).

(4)

(World Wide Foundation), Green

Peace dll.

Semua kegiatan dan proses memperkenalkan merek kepada khalayak tersebut dinamakan branding. Dengan branding suatu merek bisa diperkenalkan, dideskripsikan lebih jelas dan bisa ditunjukkan keunggulan serta pembedanya dari merek lainnya.

Dahulu, branding hanya

diterapkan pada media konvensional. Tetapi sekarang, biaya yang dikeluarkan untuk proses branding bisa ditekan jauh lebih murah dengan munculnya Internet.

Salah satu yang menjadi favorit untuk proses branding melalui Internet ini adalah penggunaan media sosial. Penggunaan media sosial sebagai media branding ini sudah dipraktekkan dan dimaksimalkan oleh organisasi komunitas #IndonesiaTanpaJIL melalui Facebook, Twitter dan Youtube.

Organisasi ini dibentuk untuk meng-counter atau melawan

pemahaman-pemahaman Islam Liberal yang disebarkan oleh JIL (Jaringan Islam Liberal) yang dianggap #IndonesiaTanpaJIL tidak sesuai dengan syariat Islam seperti yang dituliskan dalam Qur’an dan Al-Hadits secara benar.

Menurut Abdul Mutaqin (2013) JIL ini menganggap bahwa semua agama itu benar, Islam mengukung kebebasan, tidak ada kewajiban berjilbab, memperbolehkan pernikahan beda agama, tidak percaya Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir, Al-Qur’an bukanlah kitab suci, memperbolehkan hubungan sesama jenis dsb, yang mana tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Dari media sosial ini pula #IndonesiaTanpaJIL bisa merekrut

endorser-endorser untuk ikut

(5)

Keunikan lainnya adalah #IndonesiaTanpaJIL menerapkan prinsip D.I.Y. (Do It Yourself), yaitu semua kebutuhan untuk melaksanakan aksi dikerjakan sendiri dan oleh biaya sendiri (mandiri).

Peneliti tertarik dengan pergerakan ini karena beberapa hal, yang pertama #IndonesiaTanpaJIL ini kurang eksis di media mainstream, sehingga mereka bergerak di media sosial.

Bandingkan dengan pergerakan

online yang muncul dan menjadi besar

setelah mendapat blow up dari media, seperti Gerakan Koin Prita, Gerakan 1.000 Sandal Jepit Buat Aal, serta Gerakan Koin Cinta untuk Bilqis.

Kedua, #IndonesiaTanpaJIL merupakan pergerakan anti JIL yang dekat dengan isu agama tetapi bisa merangkul orang-orang yang tidak dekat dengan isu agama serta mampu menggerakkan mereka melalui media

sosial. Seperti komunitas beatbox, musik underground, break dance dll.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Komunikasi

Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations).

Harrold D. Laswell mendefinisikan komunikasi sebagai:

“Suatu cara yang nyaman untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut : “Who, Says What, To Whom, In With Channel, With What Effect” (Rosmawaty, 2010 : 17).

Dalam penelitian kali ini, komunikasi yang digunakan adalah komunikasi pemasaran.

2. Komunikasi Pemasaran

Penggabungan dari dua kajian: pemasaran dan komunikasi menghasilkan kajian “baru” yang diberi nama komunikasi pemasaran (marketingcommunication).

(6)

“Kegiatan komunikasi yang ditujukan untuk menyampaikan pesan kepada

targetaudience dengan menggunakan sejumlah media dan

berbagai saluran yang dapat dipergunakan dengan harapan terjadinya tiga tahapan perubahan, yaitu : perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan tindakan yang dikehendaki”. (Soemanagara, 2008 : 4).

Salah satu kegiatan komunikasi pemasaran yang mampu memperkuat posisi merek adalah

branding.

3. Branding

Branding adalah proses

pengenalan merek pada publik. Proses branding ini merupakan keseimbangan tentang apa yang ingin diekpresikan oleh sebuah merek tertentu, dan bagaimana impresi yang ditangkap oleh

audience tentang merektersebut.

Proses branding yang dahulunya hanya dilakukan dengan media konvensional, Sekarang menjadi lebih mudah, murah dan cepat sejak dilahirkannya teknologi

Web 2.0. Dengan perkembangan

teknologi Web 2.0, Branding dapat dilakukan dengan media online.

4. Web 2.0

Modern, cepat, tak terbatas ruang dan waktu, akses luas dan komunikasi dua arah merupakan karakteristik yang dimiliki Web 2.0.

Perkembangan teknologi ini berdampak terhadap strategi

online, mengubah gaya hidup

masyarakat dari konvensional menjadi online. Hal ini akan memungkinkan merek untuk beradaptasi dengan lingkungan yang semakin menjadi digital. (Bandyopadhayay, Subir, 2009).

5. Media Sosial

Menurut Nurudin Media sosial adalah :

(7)

Melalui media sosial ini semua bisa dilakukan secara cepat, efektif, efisien, interaktif dan variatif, serta cakupannya yang luas tanpa terbatas ruang dan waktu.

Inilah era conversation, Kecepatan informasi yang dikirim serta feed back yang didapat membuat media sosial menjadi media favorit.

Media sosial yang memiliki

impact besar tersebut, dimanfaatkan

berbagai pihak untuk mem-branding sebuahmerek. Era cyber branding pun dimulai dengan pemanfaatan media sosial ini.

6. CyberBranding

Sekarang, proses branding juga melibatkan media sosial seperti Facebook, website, Twitter, Blog dan Youtube. Sehingga strategi yang digunakan harus disesuaikan dengan media yang dipakai.

Internet menyediakan ruang yang beragam bagi perkembangan

merek. Cyber brand harus bekerja lebih keras dibanding offline brand untuk mendapatkan preverensi positif, karena cyber brand harus menciptakan identitas dari nol. (Saaksjarvi, Maria and Saeed Samiee, 2011:169-177).

Dengan cyber branding,

pengelola merek harus bekerja lebih keras dan lebih berhati-hati karena sifat dari media yang digunakan sendiri yaitu Internet, sangat cepat dan tidak dapat diprediksi.

a. CyberBranding Melalui Media

Sosial

Cyber branding yang

paling banyak dipakai dan disukai adalah dengan pemanfaatan media sosial Facebook, Twitter, website, Blog dan Youtube.

Disamping itu, dari media sosial ini juga pengelola merek bisa menciptakan brand

(8)

Membentuk sebuah image ditengah-tengah publik tentang merek yang dikelola tersebut. b. CyberBranding

#IndonesiaTanpaJIL di Media Sosial Facebook, Twitter dan Youtube

Organisasi komunitas #IndonesiaTanpaJIL pun memanfaatkan teknologi yang sedang booming saat ini yaitu media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Youtube.

Facebook dan Twitterdigunakan untuk berbagi

informasi tentang bahaya Islam Liberal yang dihasung JIL, serta kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan untuk meng-counter isu-isu tentang Islam Liberal, sedangkan Youtube digunakan

untuk memperlihatkan visualisasi iklan, testimoni dan

kegiatan #IndonesiaTanpaJIL.

Dalam berkomunikasi melalui media sosial yang digunakan, memang tidak akan ditemukan sebuah tempat yang terlihat. Sebab, tempat tersebut seperti atmosfer yang ada tetapi tidak bisa dilihat oleh mata.

Dalam menjalin komunikasi di dunia maya, kita

bagai menginjak dunia baru seperti halusinasi yang memang ada tetapi tidak bisa diketahui dimana sebenarnya tempat itu.

C.METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif.

(9)

Pertimbangan dalam memilih ketiga narasumber tersebut adalah :

1. Akmal Sjafril merupakan salah satu pionir pencetus organisasi ini, melalui sepak terjangnya juga organisasi ini semakin besar dan mampu merangkul berbagai lapisan masyarakat.

2. Riza Sativianti sebagai Admin Twitter sebab Melalui Twitter inilah #IndonesiaTanpaJIL terbentuk, mendistibusikan informasi serta mampu merangkul berbagai jenis masyarakat. Untuk itulah informasi

dari admin Twitter #IndonesiaTanpaJIL perlu digali lagi.

3. Muhammad Rizaldy Latief selaku ketua #IndonesiaTanpaJIL chapter Bandung yang merupakan chapter yang paling aktif menerapkan cyber

branding yang kemudian

direalisasikan menjadi aksi nyata.

Karena keterbatasan waktu penelitian dan akses terhadap narasumber, Maka wawancara hanya

bisa dilakukan melalui email antara tanggal 28 Mei sampai 20 Juni 2013.

D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data model AIDA yaitu Attention, Interest,

Desire, dan Action sebagai berikut :

Analisis

1. Attention (Perhatian)

Perhatian utama dari #IndonesiaTanpaJIL adalah terhadap segala bentuk pemikiran

Islam Liberal yang dipelintir dan tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits, yang mulai merebak di kalangan anak muda yang dimotori oleh JIL.

2. Interest (Minat)

(10)

dari segala pengaruh pemikiran Islam Liberal yang dibawa oleh JIL melalui media sosial Facebook, Twitter dan Youtube. Jadi Target

Audience dari #IndonesiaTanpaJIL

adalah remaja/anak muda.

3. Desire (Keinginan)

Keinginan dari #IndonesiaTanpaJIL yaitu menghapuskan segala pengaruh JIL

mengenai pemikiran Islam Liberal yang ada di masyarakat dengan memanfaatkan media sosial Facebook, Twitter dan Youtube sebagai alat propaganda gerakan.

4. Action (Tindakan)

Tindakan yang dilakukan #IndonesiaTanpaJIL melalui media sosial Facebook, Twitter dan Youtube untuk meng-counter pemahaman Islam Liberal adalah :

Share segala informasi mengenai

Pemikiran Islam Liberal yang dibawa JIL melalui Facebook dan Twitter, Uploading video kegiatan,

testimoni dan iklan melalui Youtube, serta Uploading file baik format flyer, logo maupun segala informasi dan data tentang #IndonesiaTanpaJIL dengan prinsip D.I.Y. melalui email untuk menyamakan identitas merek agar kesatuan merek tetap utuh.

Dengan analisis AIDA ini, peneliti mendapatkan berbagai temuan-temuan sebagai berikut :

1. Attention : JIL menyebar pemikiran

Islam Liberal melalui online

Pemahaman Islam Liberal yang dibawa oleh JIL disebarkan kepada masyarakat secara online terutama melalui media sosial Twitter.

Sehingga #IndonesiaTanpaJIL merasa harus melawan kembali dengan media sosial juga untuk mengedukasi masyarakat.

2. Interest

a. Target audience atau TA dari

(11)

m memiliki ta muda. Pen tersebut b lapangan Selain lebih berdampak saat ini m media yang dan disukai

Christi

nentuan targ berdasarkan

bahwa, generasi kena pemah

ng mulai m a untuk ana m tahap belaj

dience adal

l

nggunaan m ndonesiaTanp

berbagai p praktis, mu besar pada media sosia g paling ba oleh generas iany

pkan bahwa

a Septembe na Facebook d situs InsideF mber 2010, ju

sia mencapa ini mendudu pengguna Fac

JIL ju

ce yaitu an

rget audien ak muda yan

ar agama. lah penggu

media sos paJIL ju pertimbanga urah, cepat d

penggunany di Indonesia ya

FB.com per terlihat b media sos

di dunia setel Inggris dan d taranya adal usia dibawah 18

a lain ju erikut :

3.1. Grafik pen a Tahun 2012 y

media.kompas 12/01/23/remaj media-depressi

ri data diat bahwa may sial adalah an

da dan Kreat ah satu car n #Indonesia

lah Amerika S dari jumlah ini lah remaja 8 tahun”. (201

uga dipapa

ngguna Facebo yang disarikan

siana.com/new-ja-rentan-terha ion-429669.htm

(12)

3. Desire

a. Media sosial sebagai alat propaganda gerakan.

Selain sebagai sarana untuk merangkul anak muda, media sosial Facebook, Twitter dan Youtube juga bisa dipakai sebagai alat propaganda untuk mempengaruhi opini khalayak dan target audience.

Sehingga dengan penggunaan media sosial tersebut mampu mempengaruhi khalayak akan keberadaan dan tujuan dari merek yang dihasung tersebut.

b. Edukasi melalui media sosial Facebook, Twitter dan Youtube

Organisasi komunitas #IndonesiaTanpaJIL selalu mengedepankan perdamaian dan

edukasi kepada masyarakat. Melalui media sosial yang dipakai seperti Facebook, Twitter dan Youtube.

c. Menumbuhkan awareness melalui media sosial Facebook, Twitter dan Youtube.

Dengan media sosial, diharapkan masyarakat menjadi lebih sadar, lebih paham dan lebih waspada akan kehadiran pemikiran-pemikiran Islam Liberal di lingkungannya sehari-hari yang dimotori oleh JIL.

4. Action

a. Kegiatan #IndonesiaTanpaJIL di ranah online

Kegiatan yang dilaksanakan

#IndonesiaTanpaJIL terkait pelaksanaan cyber branding secara

online diantaranya :

1) Facebook dan Twitter

a) Share informasi kegiatan #ITJ

di chapter/daerah sekaligus

upload poster kegiatan serta

bahaya pemahaman Islam Liberal oleh orang-orang JIL. b) Retweet, kultwit, dan diskusi

dengan tema Sepilis (Sekulerisme Pluralisme Liberalisme) dan Islam.

c) Share link berita dari media

(13)

2) Youtube : Uploading video kegiatan, testimoni dan iklan.

3) Email : Uploading file baik format flyer, logo maupun segala

informasi dan data tentang #IndonesiaTanpaJIL dengan prinsip D.I.Y.

b. Artworkonline #IndonesiaTanpaJIL

Kegiatan yang pernah dilaksanakan #IndonesiaTanpaJIL di media online adalah Artwork Competition, yaitu lomba desain

gambar poster anti JIL sebagai wujud penolakan terhadap keberadaan JIL di Indonesia.

c. Prinsip DoItYourself (D.I.Y.)

#IndonesiaTanpaJIL dengan online Dalam pelaksanaan prinsip D.I.Y. ini juga diterapkan dalam media online, yaitu dengan

penggunaan email dalam hal penyebaran logo dan format flyer yang akan dipakai untuk menggelar aksi.

d. Branding dengan hashtag yang

terintegrasi pada logo #IndonesiaTanpaJIL

Logo #IndonesiaTanpaJIL menggunakan hashtag. Hashtag disini juga memiliki kelebihan yaitu secara otomatis akan menjadi

hyperlink dari kata yang disisipi

hashtag tersebut, yang mana tidak

dimiliki oleh media konvensional. e. Dakwah kreatif melalui akun

Twitter #IndonesiaTanpaJIL (@TanpaJIL)

#IndonesiaTanpaJIL juga ingin menampilkan sisi lain dari Islam yaitu dakwah kreatif, melalui akun Twitternya @TanpaJIL.

(14)

dipahami dan tidak monoton/membosankan karena disajikan dengan bahasa-bahasa redaksional anak muda yang ringan.

f. Salam satu jari sebagai keyvisual

#IndonesiaTanpaJIL juga memiliki key visual tersendiri untuk pergerakannya, yaitu salam satu jari.

Seperti kalimat syahadat bahwa Asshadu alla illaha illallah

wa ashhadu anna

muhammadarrasullulah yang

memiliki arti bahwa tiada Tuhan selain Allah dan nabi Muhammad adalah utusan Allah.

Itu semua direpresentasikan melalui salam satu jari yaitu hanya satu telunjuk yang diacungkan, bahwa Tuhan hanya satu yaitu Allah SWT dan tidak ada Tuhan lain selain Allah SWT.

g. Penggunaan video di Youtube

Selain dengan kajian-kajian pemikiran Islam di dunia nyata, #IndonesiaTanpaJIL juga

meng-counter pemikiran Islam Liberal

yang dibawa JIL melalui unggahan-unggahan video di Youtube secara online.

Pembahasan

1. #IndonesiaTanpaJIL melakukan propaganda online

#IndonesiaTanpaJIL

memanfaatkan media sosial sebagai alat propaganda gerakan secara

online. Propaganda melalui media

sosial ternyata memiliki dampak dan pengaruh yang besar dalam proses pelaksanaannya, seperti yang disampaikan Widianto Indrawan bahwa :

“Menjadikan media online dan jejaring sosial sebagai media ampuh untuk merancang strategi...”.

2. Target audience #IndonesiaTanpaJIL

(15)

Pengguna media sosial seperti Facebook, Twitter dan Youtube meningkat dan semakin populer serta didominasi oleh kalangan remaja/anak muda.

Karena dalam kesehariannya, anak muda masih sangat labil dan golongan yang paling mudah terpengaruh serta antusias ketika menerima teknologi yang sedang populer saat itu.

Sehingga target audience

#IndonesiaTanpaJIL yang utama adalah anak muda pengguna media sosial.

3. Implementasi prinsip Do It Yourself Salah satu ciri yang menjadikan #IndonesiaTanpaJIL unik adalah penerapan prinsip Do It Yourself atau biasa disingkat Prinsip D.I.Y.. Prinsip ini menerapkan bahwa apapun aksi yang dilakukan oleh troops, akan dilaksanakan sesuai kemampuan dari tiap individu tersebut, baik kemampuan fisik maupun materi.

Penyebaran segala informasi yang dibutuhkan oleh troops di tiap daerah/chapter dalam pelaksanaan prinsip ini dilakukan secara online. Seperti penyebaran format flyer, logo #IndonesiaTanpaJIL, serta verifikasi video sebelum diunggah di Youtube dilakukan dengan berkirim email antara pengurus dan troops yang ingin melakukan aksi.

4. Branding melalui logo dan key visual

secara online

#IndonesiaTanpaJIL juga melakukan branding melalui logo dan

key visual “Salam Satu Jari” mereka

secara online.

Hashtag disini juga memiliki

kelebihan yaitu secara otomatis akan menjadi hyperlink dari kata yang disisipi hashtag tersebut, yang mana tidak dimiliki oleh media konvensional apapun.

5. Daya tarik Youtube

(16)

dalam bentuk audio visual. video yang telah di upload ke dalam Youtube bisa diakses kapan saja dan dimana saja asalkan ada koneksi dengan Internet, mudah di download oleh siapa saja, mudah di share kepada siapapun, dapat diputar berulang-ulang dan tentunya gratis.

Itulah mengapa media ini juga menjadi salah satu media yang digandrungi oleh masyarakat terutama anak muda. Sebab audio visual yang bagus akan menjadi daya tarik sendiri untuk para target

audience.

6. Media sosial sebagai peningkat kesadaran merek

Media sosial ini juga dipakai

#IndonesiaTanpaJIL untuk meningkatkan kesadaran merek

(brandawareness) pada publik. Dengan penggunaan Facebook,

Twitter dan Youtube #IndonesiaTanpaJIL berharap agar khalayak menjadi sadar akan

keberadaan mereka di dunia maya dengan penerapan cyber branding ini.

E.KESIMPULAN

Kesimpulan yang bisa diambil peneliti dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. #IndonesiaTanpaJIL melakukan cyber

branding melalui media sosial

dikarenakan target audience #IndonesiaTanpaJIL adalah anak muda/remaja pengguna media sosial Facebook, Twitter dan Youtube.

2. Kegiatan yang dilaksanakan #IndonesiaTanpaJIL secara online diantaranya :

1) Facebook dan Twitter

a) Share informasi kegiatan #ITJ

di chapter/daerah sekaligus

upload poster, serta informasi

seputar bahaya pemahaman Islam Liberal oleh JIL.

b) Retweet, kultwit dandiskusi

(17)

(Sekulerisme Pluralisme Liberalisme) dan Islam.

c) Share link berita dari media

Islam mengenai tema Sepilis. 2) Youtube : Uploading video

kegiatan, testimoni dan iklan.

3) Email : Uploading file baik

format flyer, logo maupun segala informasi dan data tentang #IndonesiaTanpaJIL dengan prinsip D.I.Y.

F. PERSANTUNAN

Dalam kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Joko Sutarso dan Ibu Palupi, selaku Pembimbing I dan II yang selalu memberikan koreksi, arahan, dukungan dan motivasi kepada peneliti agar penelitian ini bisa selesai tepat waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Bandyopadhyay, Subir. 2009.

Contemporary Research In E-Branding. New York : IGI Global.

Indrawan, Widianto. Propaganda Media

Online dan Media.http://kicaubintaro.co.id/propa

ganda-media-online-dan-media-sosial/, diakses 2 September 2013, pukul 10.00 WIB.

Juditha, Christiany. 2011. Hubungan

Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Terhadap Perilaku Remaja di Kota Makassar. Volume 13, No. 1,

Juni 2011.

Mutaqin, Abdul. 2013. Kyai Kocak Vs

Liberal. Jakarta : Penerbit Salsabila

Nurudin. 2012. Media Sosial Baru dan

Munculnya Revolusi Proses Komunikasi. Yogyakarta : Buku

Litera.

Permana, Irvan. 2012. Brand is like a

donut, its yummy and worth to share.

Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer. Rosmawaty. 2010. Mengenal Ilmu

Komunikasi, Metacommunicatoris Ubiquitous. Widya Padjadjaran.

Saaksjarvi, Maria dan Saeed Samiee. 2011.

Relationship Among Brand Identity, Brand Image and Brand Preference : Differences Between Cyber and Extension Retail Brands Over Time. Journal of Interactive Marketing.

Volume 25.

Soemanagara. 2008. Strategic Marketing

Referensi

Dokumen terkait

In this paper, we proposed a spatially weighted extension to the attribute stability index, a method for investigating and quantifying instability in time series data with

Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian pemula saya dengan judul: Evaluasi Ketersediaan Koleksi Dengan Analisis Sitiran Terhadap Skripsi Mahasiswa FSRD ISI

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa terdapat 14 bentuk miskonsepsi siswa yang meliputi sub konsep pengertian reduksi dan oksidasi

Tujuan kajian ini adalah untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi sikap pengguna terhadap pemasaran melalui media sosial Faktor kebolehpercayaan maklumat,

Penelitian di bidang ilmu falak juga pernah diteliti oleh Nina Nurmasari jurusan Pendidikan Matematika dengan judul “Identifikasi Kesulitan Menerapkan Konsep

Variabel persepsi masyarakat adalah salah satu untuk perhitungan nilai ekonomi, dengan menggunakan persepsi masyarakat dalam penelitian ini dapat mengetahui manfaat keberadaan

Pengaruh harga, PDB Amerika Serikat dan kurs Rupiah terhadap volume ekspor pakaian jadi Indonesia tahun 2000-2014?... =>

Peran seorang guru dalam melaksanakan komunikasi efektif dalam pembelajaran sangat diperlukan, terutama dalam hal: (a) Menghormati, mendengar dan belajar dari