• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN IKLAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus Pada Kosumen Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua Di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN IKLAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus Pada Kosumen Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua Di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta)."

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratanguna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

Nasrullah Arsyad Safin

NIM 10408144028

PROGRAM STUDI MANAJEMEN – JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

(QS An - Nasr :1)

“Laku Lampah Saderma, Aja Gumede Aja Jumawa”

(Anonim)

“Life’s Too Short If You Can’t Finish Your Passion!”

(

Anonymous

)

(6)

vi

Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karya ini

penulis persembahkan untuk :

1. Prof. Dr. H. M. Zulfa, M.Ag dan Ibu Hj.Sri Untari S.Ag, bapak dan ibu yang

selalu memberikan kasih sayang, doa, dan dukungan sampai saat ini. (tanpa

beliau aku bukan apa-apa).

2. Kakak-kakakku, tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan.

3. Keluarga dan teman-teman tercinta yang juga selalu memberikan doa dan

dukungan sampai saat ini.

(7)

vii Oleh:

Nasrullah Arsyad Safin NIM. 10408144028

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan pelanggan Aqua, (2) pengaruh harga terhadap kepuasan pelanggan Aqua, (3) pengaruh iklan terhadap kepuasan pelanggan Aqua, dan (4) pengaruh kualitas produk, persepsi harga, dan iklan bersama-sama terhadap kepuasan pelanggan Aqua.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei. Populasi pada penelitian ini adalah konsumen air minum dalam kemasan (AMDK) merek aqua di Kecamatan Depok, Sleman Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 175 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data menggunakan regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) kualitas produk berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 6,344; nilai signifikansi 0,000<0,05; dan koefisien regresi sebesar 0,317; (2) persepsi harga berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 6,064; nilai signifikansi 0,000<0,05; dan koefisien regresi sebesar 0,478; (3) iklan berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 5,456; nilai signifikansi 0,000<0,05; dan koefisien regresi sebesar 0,332; dan (4) kualitas produk, persepsi harga, dan iklan secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan, dibuktikan dengan nilai F hitung sebesar 82,378 dengan signifikansi 0,000<0,05.

(8)

viii

By:

Nasrullah Arsyad Safin NIM. 10408144028

ABSTRACT

The objective of this study is to find out: (1) the influence of product quality on Aqua’s customers satisfaction, (2) the influence of price perception on Aqua’s customers satisfaction, (3) the implication of advertisement on Aqua’s customers satisfaction, and (4) the influence of product quality, price perception, and advertisement on Aqua’s customer satisfaction at the same time.

This study is using survey research model. The population in this research is contomer of Aqua’s water product in Kecamata Depok Sleman Yogyakarta. Sampling in this research is using purposive sampling method with sample in the amount of 175 people. Method of collecting data is using questionnaire that has been testified for its validity and realiability. Method of data analysis is using multiple regression.

The result of this study shows that : (1) product quality has positive impact towards customer satisfaction, it was proved by value t in the amount of 6,344 ; significant value 0,000<0,05; and regression coefficient in the amount of 0,317; (2) price perception has positive impact on customer satisfaction, it was proved by value t in the amount of 6,064; significant value 0,000<0,05; and regression coefficient in the amount of 0,478; (3) advertisement has positive impact towards customer satisfaction, it was proved by value t in the amount of 5,546; significant value 0,000<0,05 and regression coefficient in the amount of 0,332; and (4) product quality, price perception, and advertisement simultaneously have positive impact on customer satisfaction, it was proved by value F in the amount of 82,378 with significance in the amount of 0,000<0,05

(9)

ix

Segala puji bagi Allah S.W.T yang senantiasa melimpahkan segala rahmat,

karunia, dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi Harga, Dan Iklan Terhadap

Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus Pada Kosumen Air Minum Dalam Kemasan

Merek Aqua Di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta)”ini dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis dengan ketulusan dan kerendahan

hati ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah

dengan ikhlas memberikan masukan dan kontribusi berarti dalam proses

penelitian dan penyusunan skripsi ini, antara lain:

1. Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd , Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dr. Sugiharsono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Yogyakarta.

3. Setyabudi Indartono, Ph.D., Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta.

4. Dr. Tony Wijaya, S.E., M.M selaku Dosen Pembimbing yang selama ini

penuh kesabaran memberikan bimbingan, motivasi, serta arahan dalam

(10)
(11)

xi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 12

C. Pembatasan Masalah ... 12

D. Rumusan Masalah ... 13

E. Tujuan Penelitian ... 14

F. Manfaat Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 15

A. Landasan Teori ... 15

1. Kualitas Produk ... 15

2. Persepsi Harga ... 18

3. Iklan ... 22

4. Kepuasan Pelanggan ... 26

B. Penelitian yang Relevan ... 28

C. Kerangka Berpikir ... 29

D. Paradigma Penelitian ... 30

(12)

xii

D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 38

G. Instrumen Penelitian... 38

H. Uji Instrumen Penelitian ... 40

I. Teknik Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Hasil Penelitian ... 56

1. Analisis Deskriptif ... 56

2. Uji Prasyarat Analisis ... 64

3. Pengujian Hipotesis ... 67

B. Pembahasan ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Keterbatasan Penelitian ... 79

C. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(13)

xiii

1. Permasalahan Kepuasan Pelanggan ... 10

2. Kisi-kisi Penelitian ... 39

3. KMO dan Bartlett’s Test Tahap 1 ... 42

4. Rotated Component Matrix Tahap 1 ... 43

5. KMO dan Bartlett’s Test Tahap 2 ... 44

6. Rotated Component Matrix Tahap 2 ... 45

7. Hasil Uji Reliabilitas ... 47

8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

9. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 57

10.Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 58

11.Kategorisasi Variabel Kualitas Produk ... 60

12.Kategorisasi Variabel Persepsi Harga ... 61

13.Kategorisasi Variabel Iklan ... 62

14.Kategorisasi Variabel Kepuasan Pelanggan... 63

15.Hasil Uji Normalitas ... 64

16.Hasil Uji Linieritas ... 65

17.Hasil Uji Multikolinieritas ... 66

18.Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 66

(14)

xiv

(15)

xv Lampiran:

1. Kuesioner Penelitian ... 85

2. Data Validitas dan Reliabilitas ... 89

3. Data Penelitian ... 92

4. Data Karakteristik Responden... 100

5. Data Kategorisasi ... 105

6. Hasil Uji Validitas CFA (Tahap 1) ... 110

7. Hasil Uji Validitas CFA (Tahap 2) ... 111

8. Hasil Hasil Uji Reliabilitas... 112

9. Hasil Hasil Uji Karakteristik Responden ... 113

10.Rumus Perhitungan Kategorisasi ... 114

11.Hasil Uji Kategorisasi ... 116

12.Hasil Uji Deskriptif ... 117

13.Hasil Uji Normalitas ... 118

14.Hasil Uji Linieritas ... 119

15.Hasil Uji Multikolinieritas ... 120

16.Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 121

(16)

1 A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi yang semakin canggih sekarang ini mendorong

perusahaan-perusahaan di Indonesia menghadapi persaingan yang cukup berat.

Perusahaan harus mampu bertahan dan berkembang dalam menghadapi

persaingan usaha. Dengan demikian, setiap perusahaan harus mampu memahami

kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha

memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada

perilaku konsumennya. Perusahaan harus bekerja keras membuat

kebijakan-kebijakan strategis baru dalam menjual produk mereka dalam kaitannya

menghadapi persaingan yang ketat dengan kompetitor yang dapat memberikan

value yang lebih besar kepada kosumen. Pada dasarnya dengan semakin

banyaknya pesaing maka makin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat

memilih produk yang sesuai dengan apa yang diharapkannya. Sehingga

konsekuensi dari perubahan tersebut adalah pelanggan menjadi lebih cermat dan

pintar dalam menghadapi setiap produk yang diluncurkan di pasar.

Masyarakat yang bertindak sebagai konsumen, sekarang sudah mulai

selektif dan cermat dalam memilih produk mana yang akan dipilih dan

dikonsumsi. Konsumen adalah kunci keberhasilan dan kegagalan suatu

(17)

apa yang menjadi harapan, keinginan, dan kebutuhan konsumen, tanpa melupakan

kualitas dan memperhatikan perilaku-perilaku konsumen yang ada di pasar.

Perusahaan juga harus dapat memberikan manfaat serta value yang lebih daripada

kompetitor dalam suatu produknya sehingga produk yang diciptakan kelak dapat

berhasil menembus pasar, bersaing dengan kompetitior, dan bahkan dapat

memenangkan persaingan pasar yang ada. Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis

adalah untuk menciptakan para konsumen yang merasa puas. Setiap orang atau

organisasi (perusahaan) harus bekerja dengan konsumen internal dan eksternal

untuk memenuhi kebutuhan mereka bekerjasama dengan pemasok internal dan

eksternal demi terciptanya kepuasan konsumen, Philip Kotler dan Kevin Lane

Keller (2007:177) mengatakan bahwa kepuasan konsumen adalah perasaan

senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja

(hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan.

Kepuasan menurut Kotler (2007: 138) adalah perasaan senang atau kecewa

seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya

terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Konsep

kepuasan pelanggan memiliki dua elemen yang mempengaruhi, yaitu harapan dan

kinerja. Kinerja adalah persepsi konsumen terhadap apa yang diterima setelah

mengkonsumsi produk. Harapan adalah perkiraan konsumen tentang apa yang

akan diterima apabila ia mengkonsumsi produk (barang atau jasa). Dengan

demikian dapat diartikan bahwa kepuasan konsumen merupakan perbedaan antara

yang diharapkan konsumen (nilai harapan) dengan situasi yang diberikan

(18)

Konsumen yang merasa puas adalah konsumen yang menerima nilai tambah

yang lebih dari perusahaan. Memuaskan konsumen tidak hanya berarti

memberikan tambahan produk atau jasa, pelayanan ataupun sistem yang

digunakan. Kepuasan pelanggan merupakan suatu hal yang sangat berharga demi

mempertahankan keberadaan pelanggan tersebut untuk tetap berjalannya bisnis

atau usaha.

Menurut Kotler (2002:42) secara umum, kepuasan (satisfaction) adalah

perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan

kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka. Teori

yang menjelaskan bagaimana kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terbentuk

adalah the expectancy disconfirmation model, yang mengemukakan bahwa

kepuasan dan ketidakpuasan merupakan dampak dari perbandingan antara

harapan konsumen sebelum pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh

konsumen dari produk yang dibeli tersebut. Ketika konsumen membeli suatu

produk, maka konsumen memiliki harapan tentang bagaimana produk itu

berfungsi. Produk berfungsi lebih baik dari yang diharapkan maka konsumen akan

merasa puas. Jika pelanggan memiliki tingkat kepuasan yang tinggi, maka akan

mempengaruhi pelanggan untuk terus berlangganan dan tidak menggunakan

produk perusahaan lain.

Menurut David Garvin (dalam buku Tjiptono dan Diana, 2003:24) kualitas

adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia / tenaga

kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan

(19)

kualitas produk merupakan senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan

pesaing. Jadi, hanya perusahaan dengan kualitas produk yang paling baik akan

tumbuh dengan pesat, dan dalam jangka panjang perusahaan tersebut akan lebih

berhasil dari perusahaan yang lain. Dengan demikian kualitas produk yang baik

akan menimbulkan kepuasan konsumen dimana keinginan dan harapan konsumen

terpenuhi.

Konsumen yang terpuaskan akan dengan senang hati menyampaikan kabar

positif tentang perusahaan tanpa diminta, namun konsumen yang kecewa akan

menjadi pembawa kabar negatif. Kualitas produk yang baik akan menimbulkan

keinginan konsumen atau pelanggan untuk melakukan pembelian ulang.

Kepuasan pelanggan merupakan penyebab utama timbulnya loyalitas yang tinggi.

Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan manfaat, diantaranya

hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya menjadi harmonis. Hubungan

tersebut merupakan dasar yang baik bagi pembelian ulang, terciptanya loyalitas

pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of

mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan (Tjiptono dalam Samuhata,

2011:33). Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah

kualitas produk.

Dengan demikian kualitas produk yang baik akan menimbulkan kepuasan

konsumen. Relevan dengan pernyataan tersebut hasil penelitian yang dilakukan

Sinta Wedarini (2012) yang berjudul “Pengaruh Kualitas Produk Terhadap

Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan Telkom Flexi” kualitas produk Telkom flexi

(20)

dilakukan Bayu Hadyanto Mulyono, Yoestini , Rini Nugraheni, Mustofa Kamal

(2007) yang berjudul “Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Layanan

Terhadap Kepuasan Konsumen” bahwa kualitas produk memiliki pengaruh positif

yang signifikan terhadap kepuasan konsumen. Penelitian yang dilakukan Basrah

Saidani dan Samsul Arifin (2012) yang berjudul “Pengaruh Kualitas Produk dan

Kualitas pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen dan Minat Beli Pada Ranch

Market” kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan konsumen. Namun penelitian yang dilakukan oleh Johanes Gerardo

Runtunuwu, Sem Oroh dan Rita Taroreh (2014) yang berjudul “Pengaruh Kualitas

Produk, Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pengguna Cafe dan

Resto Cabana Manado” menunjukkan bahwa harga dan kualitas pelayanan

berpengaruh dan signifikan terhadap kepuasan pengguna, sedangkan kualitas

produk berpengaruh namun tidak signifikan terhadap kepuasan pengguna.

Faktor lain yang dapat memengaruhi tingkat kepuasan pelanggan adalah

harga. Menurut Kotler dan Armstrong (2010:314) harga adalah jumlah uang yang

dibebankan untuk produk atau jasa, atau jumlah dari nilai-nilai yang pelanggan

tukarkan untuk memiliki atau menggunakan manfaat produk atau jasa. Dalam

pengertian strategi harga, harga merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi

kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang berfungsi menciptakan keunggulan

kompetitif bagi perusahaan. Namun, hal itu seringkali terbentur pada kebijakan

penetapan harga.

Penetapan harga oleh perusahaan harus disesuaikan dengan situasi

(21)

semakin ketat dan perkembangan permintaan yang terbatas. Dalam iklim

persaingan yang ketat seperti sekarang ini, perusahaan harus memperhatikan

faktor harga, karena besar kecilnya harga yang ditetapkanakan sangat

mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam bersaing dan juga mampu

mempengaruhi konsumen untuk membeli produknya. Agar lebih kompetitif di

pasar, perusahaan dapat mempertimbangkan harga pesaing sebagai pedoman

dalam menentukan harga jual produknya.

Paul Peter dan Jerry Olson (2000: 228) menyatakan, persepsi harga

berkaitan dengan bagaimana informasi harga dipahami seluruhnya oleh konsumen

dan memberikan makna yang dalam bagi mereka. Pada saat konsumen melakukan

evaluasi dan penelitian terhadap harga dari suatu produk sangat dipengaruhi oleh

perilaku dari konsumen itu sendiri. Dengan demikian harga yang ditetapkan oleh

perusahaan harus sesuai dengan image dan dapat dijangkau, jika harga yang

ditetapkan oleh sebuah perusahaan tidak sesuai dengan image produk maka hal itu

dapat menurunkan tingkat kepuasan pelanggan, dan sebaliknya jika harga yang

ditetapkan oleh sebuah perusahaan sesuai dengan image yang diterima maka akan

meningkatkan kepuasan pelanggan.

Relevan dengan pernyataan tersebut hasil penelitian yang dilakukan oleh

Muzammil Hanif, Sehrish Hafeez, Adnan Riaz (2010) yang berjudul “Factor

Affecting Customer Satisfaction” menunjukkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan antara harga dengan tingkat kepuasan pelanggan. Penelitian yang

dilakukan oleh Mas Intan Purba (2011) yang berjudul “Pengaruh Pelayanan,

(22)

Telekomunikasi Selular (TELKOMSEL) Prabayar Pada Mahasiswa Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara”

menunjukkan bahwa harga berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat

kepuasan pelanggan. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Fauzul Hakim

(2015) yang berjudul “Pengaruh Atribut Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan

(Studi Kasus pada Pelanggan Speedy PT. Telkom Yogyakarta)” menunjukkan

harga berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan Namun penelitian yang

dilakukan oleh Eddo Mahardika (2012) yang berjudul “Analisa Produk, Kualitas

Layanan, dan Harga terhadap Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan

dengan Metode SEM (Studi Kasus pada Pelanggan Ice Cream Walls)”

menunjukkan bahwa kualitas produk dan kualitas pelayanan berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan pelanggan, sedangkan harga berpengaruh tidak

signifikan terhadap kepuasan pelanggan.

Selain itu, komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting

bagi pemasar. Konsep yang secara umum sering digunakan untuk menyampaikan

pesan adalah apa yang disebut sebagai bauran promosi yang salah satunya adalah

iklan. Bauran promosi yang dilakukan perusahaan akan menciptakan suatu

penilaian tersendiri pada pikiran konsumen sehingga penilaian konsumen terhadap

promosi produk secara langsung maupun tidak langsung akan menciptakan image

terhadap suatu produk. Suatu iklan yang baik harus dibuat sedemikian rupa agar

dapat menarik minat konsumen. Semakin baik iklan suatu produk maka

(23)

Sebaliknya, iklan produk yang buruk dapat menyebabkan rendahnya kepuasan

konsumen terhadap produk tersebut.

Menurut Kotler & Keller (2007:244) Iklan adalah segala bentuk presentasi

nonpribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang

harus dibayar. Relevan dengan pernyataan tersebut hasil penelitian yang

dilakukan oleh Lisa Yuvita Novaria, Edy Wahyudi,Yuslinda Dwi Handini (2013)

yang berjudul “Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Kepuasan Nasabah Pada PT.

BPR Wilis Putra Utama Banyuwangi” menunjukkan iklan berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan nasabah. Penelitian yang dilakukan Rizal Ahmad (2011) yang

berjudul “Pengaruh Periklanan dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan

Nasabah PT. BPR Laksana Abadi Sunggal” menunjukkan iklan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah. Penelitian yang dilakukan

Irfansyah Alkautsar (2011) yang berjudul “Pengaruh Periklanan, Promosi

Penjualan, dan Penjualan Perseorangan Terhadap Kepuasan Konsumen Produk

Perahu Sekoci PT. Jatitengah Perdana Jakarta” menunjukkan bahwa periklanan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen. Namun

penelitian yang dilakukan oleh Lucy Monika dan Hartiwi Prabowo (2013) yang

berjudul “Pengaruh Iklan dan Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan dan

Dampaknya Pada Loyalitas Merek di PT. Cipta Skynindo” menunjukkan bahwa

(24)

Aqua adalah sebuah merek air minum dalam kemasan (AMDK) yang

diproduksi oleh PT Aqua Golden Mississippi Tbk di Indonesia sejak tahun 1973.

Selain di Indonesia, Aqua juga dijual di Malaysia, Singapura, dan Brunei. Aqua

adalah merek AMDK dengan penjualan terbesar di Indonesia dan merupakan

salah satu merek AMDK yang paling terkenal di Indonesia, sehingga telah

menjadi seperti merek generik untuk AMDK. Sebagai salah satu perusahaan yang

bergerak di bidang AMDK meski sudah menjalankan prinsip-prinsip manajemen

yang baik namun masih terdapat berbagai permasalahan.

Permasalahan tersebut diantarannya adalah kepuasan pelanggan yang

berkaitan dengan kualitas produk yaitu terjadinya pemalsuan galon Aqua yang

berisi air tanah dan disegel dengan tutup merek Aqua. (www.tempo.co).

Kemudian ada permasalahan kepuasan pelanggan yang lainnya berkaitan dengan

persepsi harga yaitu harga yang ditawarkan Aqua lebih tinggi dibandingkan merek

lainnya sebagai contoh adalah harga Aquaria 240 ml dengan Aqua 240 ml

memiliki perbedaan harga yang cukup jauh untuk Aquaria dijual seharga Rp.

17.000 per karton sedangkan Aqua Rp. 23.000 per karton.(www.hargaindo.com).

Selain itu ada masalah kepuasan pelanggan yang berkaitan dengan iklan yaitu

iklan Aqua yang bertemakan ajakan untukan meremukan botol seteleh

meminumnya, iklan tersebut sebenarnya pertama kali ditampilkan oleh air minum

(25)

Berbagai permasalahan tersebut dirangkum dalam tabel berikut:

Tabel 1. Permasalahan Kepuasan Pelanggan

No Permasalahan Kepuasan Pelanggan Sumber

1 Konsumen mengalami keracunan setelah

mengkonsumsi AMDK merek Aqua.

(Konsumen mengalami muntah-muntah

hingga dilarikan ke rumah sakit).

http://metro.news.viva.co.id

http://koransuararakyat.com

2 Konsumen mengalami kelangkaan AMDK

merek Aqua dikarenakan tersendatnya

pasokan AMDK merek Aqua ke gerai

eceran.

http://metro.news.viva.co.id

3 Tidak adanya surat izin pengambilan air

bawah tanah (SIPA) yang dilakukan PT.

Tirta Investama (TIV) selaku grup PT Aqua

Golden Mississippi (AGM). Sehingga hal

ini termasuk pelanggaran dikarenakan

tindakan ilegal dalam eksplorasi air tanah

yang merugikan masyarakat sekitar.

http://sukabumiupdate.com

4 Terjadi kerusakan alam dan kesulitan hidup.

(Terjadi kekeringan dan kekurangan air

bersih untuk kepentingan sehari-hari).

http://www.kaskus.co.id

(26)

Aqua yang beredar di masyarakat http://nasional.republika.co.id

http://kabar24.bisnis.com

6 Ketersediaan air tanah mengalami

penurunan. (Terjadi penurunan debit air

tanah yang drastis untuk kepentingan

pertanian).

https://m.tempo.com

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang. “PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI

HARGA, DAN IKLAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN AIR

MINUM DALAM KEMASAN (Studi Kasus Pada Konsumen Air Minum

Dalam Kemasan Merek Aqua Di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta)”. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Putri Setyarini denga

judul “ Analisis Pengaruh, Kualitas Produk, Harga dan Merek Deterjen Easy

Attack Terhadap Kepuasan Konsumen Di Andina Mart Gonilan, Kartasuro

(27)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dalam penelitian

ini penulis ingin mengidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Adanya produk palsu yang beredar dimasyarakat.

2. Harga yang ditawarkan Aqua lebih tinggi dibandingkan dengan merek

lain.

3. Iklan yang ditampilkan terdapat unsur peniruan

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan luasnya permasalahan

yang ada, batasan masalah sangat perlu dikemukakan agar penelitian yang

dilakukan dapat lebih fokus pada permasalahan, tujuan, dan manfaat

penelitian. Penelitian ini lebih memfokuskan pada permasalahan

PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN IKLAN

TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN AIR MINUM DALAM

KEMASAN (Studi Kasus Pada Konsumen Air Minum Dalam Kemasan

Merek Aqua Di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta)”. Peneliti

mencoba mengaitkan peranan antara kualitas produk, persepsi harga, dan

(28)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,

dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan pelanggan

Aqua?

2. Bagaimana pengaruh persepsi harga terhadap kepuasan pelanggan

Aqua?

3. Bagaimana pengaruh iklan terhadap kepuasan pelanggan Aqua?

4. Bagaimana pengaruh kualitas produk, persepsi harga, dan iklan

bersama-sama terhadap kepuasan pelanggan Aqua?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain :

1. Mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan pelanggan Aqua.

2. Mengetahui pengaruh persepsi harga terhadap kepuasan pelanggan Aqua.

3. Mengetahui pengaruh iklan terhadap kepuasan pelanggan Aqua.

4. Mengetahui pengaruhkualitas produk, persepsi harga, dan iklan

(29)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan akan memberikan beberapa kegunaan

atau manfaat yaitu antara lain :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan serta

kajian mengenai peran kualitas produk, harga, dan promosi

terhadap kepuasan pelanggan Aqua.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk

memperdalam pengalaman di bidang pemasaran dalam

implementasi atas teori yang telah didapatkan selama masa

perkuliahan serta menambah wawasan akan kasus nyata dalam

dunia bisnis.

b. Bagi Pelaku Usaha

Sebagai dasar yang objektif dalam pengambilan keputusan

serta sebagai pedoman untuk menentukan langkah-langkah yang

(30)

15 A. Landasan Teori

1. Kualitas Produk

a. Pengertian Kualitas Produk

Kualitas produk menurut Kotler dan Amstrong (2004:347)

“The Ability of a product to perform its funtions” yang berarti

kemampuan suatu produk dalam memberikan kinerja sesuai

dengan fungsinya. Kualitas yang sangat baik akan membangun

kepercayaan konsumen sehingga merupakan penunjang kepuasan

konsumen. Sedangkan menurut Darmadi (2008:38) kualitas produk

merupakan penggerak kepuasan pelanggan yang pertama dan

kualitas produk ini adalah dimensi yang global.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

kualitas produk merupakan suatu hal yang penting dalam

menentukan pemilihan suatu produk oleh konsumen. Produk yang

ditawarkan haruslah suatu produk yang benar-benar teruji dengan

baik mengenai kualitasnya. Karena bagi konsumen yang

diutamakan adalah kualitas dari produk itu sendiri. Konsumen akan

(31)

lebih baik bila dibandingkan dengan produk lain sejenis yang dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

b. Dimensi Kualitas Produk

Menurut Mullins, Orville. Larreche, dan Boyd (2005: 422)

apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan

kompetetifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek

dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk

membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan

produk pesaing, indikator dari kualitas produk terdiri dari:

1) Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik

operasi dasar dari sebuah produk. Kinerja merupakan

karakteristik atau fungsi utama suatu produk. Ini merupakan

manfaat atau khasiat utama produk yang kita beli. Biasanya ini

menjadi pertimbangan pertama kita membeli produk.

2) Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur

produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut

harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen

terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.

3) Comformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi),

yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah

produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak

(32)

4) Features (fitur) adalah karakteristik produk yang dirancang

untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah

ketertarikan konsumen terhadap produk.

Dimensi fitur merupakan karakteristik atau ciri-ciri tambahan

yang melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat

pilihan atau option bagi konsumen. Kalau manfaat utama sudah

standar, fitur seringkali ditambahkan. Idenya, fitur bisa

meningkatkan kualitas produk kalau pesaing tidak memiliki.

5) Reliability (reliabilitas) adalah probabilitas bahwa produk akan

bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu

tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan

maka produk tersebut dapat diandalkan.

6) Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana

penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan

bentuk dari produk.

7) Perceived quaility (kesan kualitas), sering dibilang merupakan

hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak

langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak

mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang

bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat

(33)

2. Persepsi Harga

a. Definisi Persepsi Harga

Dalam arti sempit, harga (price) adalah jumlah yang

ditagihkan atas suatu produk baik barang maupun jasa.

Lebih luas lagi harga merupakan unsur bauran pemasaran

yang sifatnya fleksibel dimana setiap saat dapat berubah

menurut waktu dan tempatnya. Dalam arti lain harga adalah

suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau

barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang

atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu

dan tempat tertentu.

Istilah harga digunakan untuk memberikan nilai

finansial pada suatu produk barang atau jasa. Biasanya

penggunaan kata harga berupa digit nominal besaran angka

terhadap nilai tukar mata uang yang menunjukkan tinggi

rendahnya nilai suatu kualitas barang atau jasa. Harga

bukan hanya angka-angka yang tertera di label suatu

kemasan atau rak toko, tetapi harga mempunyai banyak

bentuk dan melaksanakan banyak fungsi.

Menurut Kotler dan Keller (2008:345), harga adalah

salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan

(34)

merupakan elemen termudah dalam program pemasaran

untuk disesuaikan.

Schiffman dan Kanuk (2003:186) persepsi harga

adalah bagaimana cara konsumen melihat harga sebagai

harga yang tinggi, rendah dan adil. Hal ini mempunyai

pengaruh yang kuat baik kepada minat beli dan kepuasan

dalam pembelian. Sedangkan menurut Xia et al pada Lee dan

Lawson-Body (2011:532) mengemukakan bahwa persepsi

harga merupakan penilaian konsumen dan bentuk emosional

yang terasosiasi mengenai apakah harga yang ditawarkan

oleh penjual dan harga yang dibandingkan dengan pihak lain

masuk diakal, dapat diterima atau dapt dijustifikasi.

Peter dan Olson (2000: 228) menyatakan: “Persepsi

harga berkaitan dengan bagaimana informasi harga dipahami

seluruhnya oleh konsumen dan memberikan makna yang

dalam bagi mereka”. Dari definisi tersebut menjelaskan

bahwa harga adalah unsur penting dalam sebuah perusahaan

dimana dengan adanya harga, maka perusahaan akan

mendapatkan income bagi keberlangsungan perusahaan.

Selain itu, harga juga merupakan alat yang nantinya dijadikan

proses pertukaran terhadap suatu barang atau jasa oleh

(35)

penelitian terhadap harga dari suatu produk sangat

dipengaruhi oleh perilaku dari konsumen itu sendiri.

Dengan demikian penilaian terhadap harga suatu

produk dikatakan mahal, murah atau biasa saja dari setiap

individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari persepsi

individu yang dilatarbelakangi oleh lingkungan kehidupan

dan kondisi individu.

b. Metode Penetapan Harga

Perusahaan memilih metode penetapan harga yang

mencakup satu atau lebih dari tiga pertimbangan ini. Menurut

Kotler dan Keller (2009:83), ada enam metode penetapan

harga, berikut penjelasannya:

1) Penetapan harga mark-up, dilakukan dengan

menambahkan mark-up standar ke biaya produk.

2) Penetapan harga berdasarkan sistem pengembalian,

dilakukan dengan perusahaan menetapkan harga sesuai

dengan tingkat pengembalian (ROI) yang diinginkan.

3) Penetapan harga berdasarkan nilai yang dipersepsikan,

dilakukan dengan menyesuaikan persepsi dari pikiran

(36)

4) Penetapan harga berlaku, yaitu mereka menetapkan

harga yang cukup rendah untuk tawaran yang bermutu

tinggi.

5) Penetapan harga sesuai dengan harga yang berlaku,

perusahaan mendasarkan harganya terutama pada harga

pesaing.

6) Penetapan harga tender tertutup, perusahaan

menetapkan harga berdasarkan perkiraannya tentang

bagaimana pesaing akan menetapkan harga dan buka

berdasarkan hubungan yang kaku dengan biaya atau

permintaan perusahaan.

Dengan penetapan harga yang sesuai dengan

keinginan atau kehendak konsumen, dan sesuai dengan

layanan yang akan diberikan, maka konsumen akan merasa

puas dengan apa yang didapatkan. Jika harga yang

ditetapkan tidak sebanding dengan pelayanan yang akan

diperoleh dari perusahaan, maka pelanggan justru akan

merasa dirugikan dan tidak puas terhadap layanan yang

(37)

3. Iklan

a. Pengertian Iklan

Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi

untuk memenuhi fungsi pemasaran. Untuk dapat menjalankan fungsi

pemasaran, maka apa yang harus dilakukan dalam kegiatan periklanan

tentu saja harus lebih dari sekedar memberikan informasi kepada

khalayak. Periklanan harus mampu membujuk khalayak ramai agar

berperilaku sedemikian sesuai dengan strategi pemasaran perusahaan

untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan. Periklanan harus

mampu mengarahkan konsumen membeli produk yang diiklankan.

Singkatnya, periklanan harus dapat mempengaruhi pemilihan dan

keputusan pembeli.(Jefkins, 1997:15).

Periklanan adalah suatu bentuk pesan tentang produk atau jasa

yang dibayar dan disampaikan melalui sarana media, dan ditujukan

kepada seluruh masyarakat dengan tujuan membujuk konsumen untuk

melakukan tindakan pembelian atau mengubah perilakunya (Kamus

Istilah Periklanan Indonesia, 1996:4).

Menurut Durianto (2003:1), periklanan adalah upaya untuk

menggiring orang pada gagasan. Adapun pengertian secara

komprehensif adalah semua bentuk aktifitas untuk menghadirkan dan

mempromosikan ide, barang ataupun jasa secara nonpersonal melalui

(38)

Semua peristilahan yang digunakan itu membujuk kepada suatu

pengertian yang sama terhadap iklan yang secara umum dapat

didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk atau jasa

yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Iklan

merupakan pesan yang lebih diarahkan untuk membujuk seseorang

atau sekelompok orang agar membeli barang atau jasa yang

dikomunikasikan.

Periklanan merupakan bagian untuk memenuhi fungsi

pemasaran. Untuk dapat menjalankan fungsi pemasaran, maka

periklanan tentu saja tidak sekedar memberikan informasi kepada

khalayak tapi juga ditujukan untuk mempengaruhi perasaan,

pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra konsumen yang

berkaitan dengan suatu produk atau merek. Citra produk yang terbaik

biasanya tercipta melalui kegiatan-kegiatan periklanan, dan juga

segmen pasar yang dipilih sangat menentukan corak periklanan yang

akan diluncurkan atau media yang harus dipilih.

Pengertian antara iklan dan periklanan mempunyai persamaan

dan perbedaan. Persamaannya adalah bahwa keduanya merupakan

pesan yang ditujukan kepada khalayak. Perbedaannya yaitu iklan lebih

cenderung kepada produk atau merupakan hasil dari periklanan,

sedangkan periklanan merupakan keseluruhan proses yang meliputi

penyiapan, perencanaan pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian

(39)

b. Tujuan Periklanan

Menurut Suyanto (2006:69), tujuan periklanan dapat

digolongkan menurut sasarannya yakni untuk memberi informasi,

persuasi, atau mengingatkan para pembeli, menambah nilai dan

membantu aktivitas lain yang dilakukan oleh perusahaan. tujuan

periklanan dapat digolongkan menurut sasarannya, yakni sebagai

berikut.

1) Iklan informatif

Iklan informatif bertujuan membentuk permintaan pertama

dengan memberitahukan pasar tentang adanya produk baru,

mengusulkan kegunaan baru suatu produk, memberitahukan

pasar tentang perubahan harga. Menjelaskan cara kerja suatu

produk, menjelaskan pelayanan yang tersedia, mengkoreksi

kesan yang salah, mengurangi kecemasan pembeli dan

membangun citra perusahaan.

2) Iklan persuasif

Iklan persuasif bertujuan membentuk permintaan selektif

suatu merek tertentu, yang dilakukan pada tahap kompetitif

dengan membentuk preferensi merek, mendorong alih merek,

(40)

pembeli untuk membeli sekarang, dan membujuk pembeli

menerima, mencoba atau mensimulasikan penggunaan produk.

3) Iklan pengingat

Iklan pengingat bertujuan mengingat pembeli tentang

produk yang sudah mapan bahwa produk tersebut mungkin

akan dibutuhkan kemudian, mengingat pembeli di mana dapat

membelinya, membuat pembeli tetap dapat mengingat produk

itu walau tidak dalam sedang dalam musimnya, dan

mempertahankan kesadaran puncak.

4) Iklan penambah nilai

Iklan penambah nilai bertujuan menambah nilai merek pada

persepsi konsumen dengan melakukan inovasi, perbaikan

kualitas dan penguatan persepsi konsumen. Iklan yang kreatif

dan efektif akan menyebabkan merek dipandang lebih elegan,

lebih gaya.

5) Iklan bantuan aktivitas lain

Iklan bantuan aktivitas lain bertujuan membantu

memfasilitasi aktivitas lain perusahaan dalam proses

komunikasi pemasaran. Aktivitas lain dalam iklan bisa berupa

promosi produk, pameran serta berbagai even yang dapat

(41)

4. Kepuasan Pelanggan

Menurut Kotler (Tjiptono, 2004: 146-147) kepuasan pelanggan

adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau

hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya.

Membangun kepuasan konsumen merupakan inti dari pencapain

profitabilitas jangka panjang. Kepuasan merupakan ketiadaan

perbedaan antara harapan yang dimiliki dengan pekerjan yang diterima.

Apabila tingkat harapan tinggi, sementara pekerjaannya biasa-biasa

saja, kepuasan tidak akan tercapai. Sebaliknya, apabila pekerjaan

melebihi apa yang diharapkan, kepuasan akan meningkat. Karena

harapan yang dimiliki konsumen cenderung selalu meningkat sejalan

dengan meningkatnya pengalaman konsumen.

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:9) : Kepuasan konsumen

adalah sejauh mana anggapan kinerja produk memenuhi harapan

pembeli. Bila kinerja produk lebih rendah ketimbang harapan

pelanggan, maka pembelinya merasa puas atau amat gembira. Kepuasan

konsumenadalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan

antara apa yang dia terima dan harapannya (Umar, 2005:65). Seorang

pelanggan, jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk

atau jasa, sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan dalam

(42)

Menurut Kotler (2002: 42) “Kepuasan konsumen adalah

perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan

antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan

harapan-harapannya”. Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller yang

dikutip dari buku Manajemen Pemasaran mengatakan bahwa kepuasan

konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul

setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap

kinerja yang diharapkan (2007:177). Menurut Zeithaml dan Bitner

(2000:75) definisi kepuasan adalah respon atau tanggapan konsumen

mengenai pemenuhan kebutuhan. Kepuasan merupakan penilaian

mengenai ciri atau keistimewaan produk atau jasa, atau produk itu

sendiri, yang menyediakan tingkat kesenangan konsumen berkaitan

dengan pemenuhan kebutuhan konsumsi konsumen. Kepuasan

pelanggan menurut Tjiptono (2008:47) didefinisikan sebagai evaluasi

yang memberikan hasil dimana pengalaman yang dirasakan setidaknya

sama baiknya atau sesuai dengan yang diharapkan.

Menurut Ellitan (1999), kepuasan pelanggan dapat diciptakan

dengan mengamati harapan pelanggan, mengetahui kinerja perusahaan

yang dirasakan oleh pelanggan, dan memberikan kepuasan pada

pelanggan. Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa

seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil)

produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan. Tingkat

(43)

lain akan berbeda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti

umur, pekerjaan, pendapatan, pendidikan, jenis kelamin, kedudukan

sosial, tingkat ekonomi, budaya, sikap mental, dan kepribadian.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Roro Wilujeng Asrini (2016) yang

berjudul “Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan dan Loyalitas

Pelanggan Aqua Pada Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Nusantara PGRI Kediri” yang dilakukan menggunakan

metode korelasi dengan sampel berjumlah 100 orang, menunjukkan

kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Fransiska Pramita (2010) yang berjudul

“Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Layanandan Persepsi

Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan Air Minum Dalam Kemasan

(Studi Kasus Pada AMDK Jawa Tirta Semarang)”, yang dilakukan

menggunakan metode purposive sampling dengan sampel penelitian

berjumlah 83 orang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

variabel kualitas produk, kualitas layanan dan persepsi harga secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Sinta Wedarini (2013) yang

berjudul “Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan dan Loyalitas

Pelanggan Telkom Flexi yang dilakukan menggunakan metode

(44)

Hasil penelitian tersebut menunjukkan kualitas produk Telkom Flexi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Lina Prahastuti (2011) yang berjudul

“Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kualitas Produk terhadap

Kepuasan Konsumen untuk Meningkatkan Loyalitas Konsumen

Indosat (Studi Pada Pelanggan Indosat Wilayah Semarang)” yang

dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan jumlah responden

sebanyak 96 pengguna Indosat. Metode pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Penelitian

ini menunjukkan bahwa kualitas layanan dan kualitas produk memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen.

C. Kerangka Berpikir

Kualitas produk, persepsi harga, dan iklan merupakan faktor-faktor

penting dalam mempengaruhi kepuasaan pelanggan. Kualitas produk

menjadi salah satu keunggulan produk dari Aqua, karena Aqua

menggunakan teknologi inline system yang dapat menjamin kualitas air

yang bersih dan higenis saat pemrosesan, sehingga hal tersebut dapat

mempengaruhi kepuasaan pelanggan saat memanfaatkan produk tersebut.

Pilihan harga yang ditawarkan oleh aqua berdasarkan jenis produk yang

(45)

dikarenakan apabila pelanggan memilih jenis produk aqua tertentu dengan

harga tinggi namun kualitas yang diterima dibawah standar dibandingkan

produk sejenis dengan merek lain, maka pelanggan tidak akan merasa

puas. Salah satu tujuan iklan adalah menguatkan persepsi pelanggan

dimana iklan tersebut dapat menambah nilai produk sehingga konsumen

semakin yakin tehadap produk tersebut dan akan merasa puas jika

memanfaatkan produk tersebut.

D. Paradigma Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, dapat digambarkan

paradigma penelitian sebagai berikut :

H1

H2

H3

H4

Model Penelitian

(Sumber : Zeithaml (1988). Dikembangkan untuk penelitian ini) Kualitas Produk

(X1)

Persepsi Harga(X2)

Iklan (X3)

(46)

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, maka dapat

dirumuskan hipotesis, sebagai berikut :

H1: Kualitas produk berpengaruh positif terhadap kepuasan

pelanggan.

H2: Persepsi harga berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.

H3: Iklan berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.

H4: Kualitas produk, persepsi harga, dan iklan secara bersama-sama

(47)

32 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei. Menurut

Sugiyono (2009:6) pada penelitian survei, pengumpulan data yang

dilakukan menggunakan instrumen kuesioner untuk mendapatkan

tanggapan responden. Metode survei fokus pada pengumpulan data

responden yang memiliki informasi tertentu sehingga memungkinkan

peneliti untuk mengerti dan menyelesaikan masalah. Metode penelitian

survei bertujuan untuk memperoleh data atau fakta-fakta yang tidak dapat

diamati, keterangan masa lalu yang belum dicatat maupun dari sikap

responden. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan instrumen

kuesioner dengan tipe pertanyaan pada kuesioner adalah pertanyaan

tertutup (closed question).

B. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas

(Independent Variable) dan satu variabel terikat (Dependent Variabel).

Variabel bebas tersebut adalah Kualitas Produk (X1), Persepsi Harga (X2)

(48)

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional diperlukan untuk menyamakan asumsi-asumsi

terhadap permasalahan yang akan dibahas. Definisi operasional variabel

dalam penelitian ini yaitu :

1. Variabel Bebas/Independent Variabel (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel

terikat, baik itu secara positif maupun negatif. Variabel bebas dalam

penelitian ini meliputi:

a. Kualitas Produk

Kotler dan Armstrong (2006) menyatakan kualitas produk

adalah kemampuann produk untuk menampilkan fungsinya , hal ini

termasuk waktu kegunaan dari produk, keandalan, kemudahan

dalam penggunaan dan perbaikan, dan nilai-nilai lainnya.

Pengukuran kualitas produk dilakukan dengan menggunakan 10

item pertanyaan dengan indikator meliputi performance, features,

reliability, durability dan aesthetics (Nasution, 2005:6). Skala

pengukuran yang digunakan adalah skala Likert dengan lima

alternatif jawaban yaitu: “sangat tidak setuju (ss),tidak setuju (ts),

(49)

b. Persepsi Harga

Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang sifatnya

fleksibel dimana setiap saat dapat berubah menurut waktu dan

tempatnya. Menurut Stanton (1994) harga adalah sejumlah nilai

yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau

menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh

pembeli atau penjual (melalui tawar menawar) atau ditetapkan oleh

penjual untuk suatu harga yang sama terhadap semua pembeli.

Menurut Campbell pada Cockril dan Goode (2010:368)

menyatakan bahwa persepsi harga merupakan faktor psikologis

dari berbagai segi yang mempunyai pengaruh yang penting dalam

reaksi konsumen kepada harga. Karena itulah persepsi harga

menjadi alasan mengapa seseorang membuat keputusan untuk

membeli. Menurut Gourville dan Moon pada Toncar, Alon dan

Misati (2010:297) menyatakan bahwa persepsi harga konsumen

dipengaruhi oleh harga yang ditawarkan oleh toko lain dengan

barang yang sama.

Harga diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh

Tjiptono, Chandra dan Adriana (2008) menggunakan 4 item

pertanyaan, dengan indikator sebagai berikut :

1) Kesesuaian harga dengan kualitas produk

(50)

3) Memberikan harga yang terjangkau

4) Perbandingan harga dengan produk lain

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert.

dengan lima alternatif jawaban yaitu: “sangat tidak setuju (ss),tidak

setuju (ts), netral (n), setuju (s) dan sangat setuju (ss)” (Sugiyono,

2008).

c. Iklan

Kreativitas iklan dalam penelitian ini adalah iklan Aqua

yang dianggap original atau asli tidak meniru orang lain, tidak

terduga, mudah dipahami, sehingga membuat audience

memperhatikan iklan Aqua hingga detail dan rinci. Pengukuran

kreativitas iklan menggunakan 9 item pertanyaan.

Pengukuran kreativitas iklan menggunakan indikator yang

diadopsi dari Handoko (2009: 30) yang meliputi: original, tidak

terduga dan mudah dipahami. Skala pengukuran yang digunakan

adalah skala likert, dengan lima alternatif jawaban yaitu: “sangat

tidak setuju (ss),tidak setuju (ts), netral (n), setuju (s) dan sangat

(51)

2. Variabel Terikat/Dependent Variabel (Y)

Kotler (2008: 177) menyatakan kepuasan pelanggan adalah

perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah

membandingkan antara persepsi / kesannya terhadap kinerja atau hasil

suatu produk dan harapan-harapannya. Pengukuran kepuasan

pelanggan dilakukan dengan menggunakan 8 item pertanyaan dengan

indikator meliputi expectations, performance, comparison,

confirmaton/disconfirmation (Wilkie, 1994). Skala pengukuran yang

digunakan adalah skala likert.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Depok, Sleman Yogyakarta

dan dilaksanakan pada bulan Februari 2017.

E. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Sugiyono (2009:115) mendefinisikan pengertian populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam

penelitian ini adalah konsumen air minum dalam kemasan (AMDK)

(52)

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2008: 56), sampel merupakan sebagian atau wakil

dari populasi yang memliki sifat dan karakter yang sama serta

memenuhi populasi yang memiliki sifat dan karakter yang sama serta

memenuhi populasi yang diselidiki. Teknik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling

termasuk dalam metode non probability sampling (Sugiyono, 2011).

Definisi metode purposive sampling menurut Sugiyono (1999) adalah:

“Teknik penentuan sampel; dengan pertimbangan tertentu”. Sampel

pada penelitian ini yaitu sebagian konsumen air minum dalam

kemasan (AMDK) merek Aqua di Yogyakarta. Sampel yang diambil

dalam penelitian ini memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:

a. Responden pernah menggunakan produk air minum dalam

kemasan (AMDK) merek Aqua minimal 5 kali.

b. Responden yang melakukan pembelian ulang produk air

minum dalam kemasan (AMDK) merek Aqua.

c. Responden yang memberikan rekomendasi kepada rekan

untuk menggunakan produk air minum dalam kemasan

(AMDK) merek Aqua.

Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan

pendapat dari Hair (2010), ukuran sampel yang ideal dan

representative tergantung pada jumlah item pertanyaan pada indikator

(53)

sebanyak 35 item. Sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam

penelitian ini berjumlah 35 item x 5. Jadi, jumlah minimal sampel

yang digunakan adalah 175 responden.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan angket atau kuesioner. Kuesioner menurut

Sugiyono (1999), “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Responden

adalah orang yang akan diteliti (sampel). Metode ini akan digunakan

peneliti untuk memperoleh data mengenai pengaruh kualitas produk,

persepsi harga, dan iklan terhadap kepuasan pelanggan.

Agar lebih efisien mendapatkan data dari responden maka peneliti

menggunakan metode kuesioner. Kuesioner tersebut disusun dengan

menggunakan 5 (lima) alternatif jawaban, yaitu: SS (sangat setuju), S

(setuju), netral, TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju).

G. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2008), instrumen penelitian adalah suatu alat

yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati dan secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel

(54)

yang berisi butir-butir pertanyaan. Penyusunan kuesioner tersebut

didasarkan pada konstruksi teoritik yang telah disusun sebelumnya.

Kemudian atas dasar teoritik tersebut dikembangkan dalam

indikator-indikator dan selanjutnya dikembangkan dalam butir-butir pertanyaan.

Instrumen ini disusun dengan menggunakan skala Likert. Adapun kisi-kisi

kuesioner dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Kisi-kisi Penelitian

No Variabel Indikator Item

a. Kesesuaian harga dengan

kualitas produk

b. Kesesuaian harga dengan

manfaat

c. Memberikan harga yang

terjangkau

d. Perbandingan harga dengan

produk lain

11,12

13,14

15,16

(55)

3 Iklan (X3)

Dari setiap jawaban responden terhadap daftar pertanyaan yang

diajukan, kemudian diberi skor tertentu. Skor tersebut yaitu antara 1

sampai 5, dengan ketentuan sebagai berikut (Sugiyono, 2008):

Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

Setuju (S) diberi skor 4

Kurang Setuju (KS) diberi skor 3

Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

H. Uji Instrumen Penelitian

Sebelum digunakan pada penelitian sesungguhnya, kuesioner harus diuji

terlebih dahulu. Uji instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas suatu instrumen. Dari uji coba tersebut dapat diketahui kelayakan

(56)

Baik tidaknya instrumen yang digunakan akan berpengaruh terhadap hasil

penelitian.

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk memastikan

kemampuan sebuah skala untuk mengukur konsep yang dimaksudkan.

Manfaat dari uji validitas yaitu untuk mengetahui apakah item-item yang

ada dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti

apa yang akan diteliti.

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrumen

dalam mengukur variabel penelitian. Pengujian ini dilakukan dengan

mengajukan butir-butir pertanyaan kuesioner yang nantinya akan

diberikan kepada responden. Setelah mendapatkan data dari responden

kemudian dilakukan uji construct validity dengan menggunakan

Confirmatory Factor Analysis (CFA). Untuk memudahkan dalam

melakukan uji validitas, maka digunakan Analisis Faktor yang ada pada

program komputer SPSS 20.00 for Windows. Butir-butir pertanyaan yang

mempunya factor loading yang valid yaitu ≥ 0.50 menunjukkan bahwa

indikator-indikator yang ada merupakan satu kesatuan alat ukur yang

mengukur suatu konstruk yang sama dan dapat memprediksi apa yang

seharusnya dapat diprediksi. Item-item yang mengukur konsep yang sama

akan memiliki korelasi yang tinggi dan berkorelasi rendah dengan

(57)

ditunjukkan dengan muatan faktor item yang tinggi pada satu faktor yang

seharusnya diukur saja dan bermuatan faktor rendah pada faktor rendah

yang diukur oleh item-item.

Hasil Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO

MSA) dan uji validitas dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA)

ditunjukkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3. KMO and Bartlett's Test Tahap 1

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA) lebih besar dari 0,50

yaitu sebesar 0,636; ini menunjukkan bahwa data yang ada layak untuk

dilakukan faktor analisis, sedangkan pada hasil uji Bartlett's Test of

Sphericity diperoleh taraf signifikansi 0,000, yang artinya bahwa antar

variabel terjadi korelasi (signifikansi<0,05), dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa semua variabel yang ada dapat dianalisis lebih lanjut

karena telah memenuhi kriteria.

Selanjutnya pada tabel di bawah ini menunjukkan bahwa semua

item pernyataan pada masing-masing variabel mengelompok menjadi

satu, dengan nilai loading factor di atas dan di bawah 0,50. Hal ini

KMO and Bartl ett's Test

,636

2584,950 595 ,000 Kaiser-Mey er-Olkin Measure of Sampling

(58)

menunjukkan bahwa indikator tersebut merupakan satu kesatuan alat ukur

yang mengukur satu konstruk yang sama dan dapat memprediksi apa yang

seharusnya diprediksi.

Tabel 4. Rotated Component Matrix Tahap 1

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa meskipun semua Item

telah mengelompok sesuai dengan indikatornya, akan tetapi berdasarkan

Rotated Component Matrixa

Extraction Method: Principal Component Analy sis. Rotation Method: Varimax wit h Kaiser Normalization.

(59)

hasil di atas diketahui bahwa tidak semua item pernyataan dinyatakan

valid. Item Kualitas 3 dan Kepuasan 7 dinyatakan gugur karena memiliki

nilai loading factor di bawah 0,50.

Oleh karena uji CFA pada tahap 1 ada butir pertanyaan yang

gugur, maka perlu dilakukan uji CFA tahap 2. Hasil Kaiser-Meyer-Olkin

Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA) dan uji validitas dengan

Confirmatory Factor Analysis (CFA) tahap 2 ditunjukkan dalam tabel

berikut ini:

Tabel 5. KMO and Bartlett's Test Tahap 2

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA) lebih besar dari 0,50

yaitu sebesar 0,649; ini menunjukkan bahwa data yang ada layak untuk

dilakukan faktor analisis, sedangkan pada hasil uji Bartlett's Test of

Sphericity diperoleh taraf signifikansi 0,000, yang artinya bahwa antar

variabel terjadi korelasi (signifikansi<0,05), dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa semua variabel yang ada dapat dianalisis lebih lanjut

karena telah memenuhi kriteria.

KMO and Bartl ett's Test

,649

2534,432 528 ,000 Kaiser-Mey er-Olkin Measure of Sampling

Adequacy .

Approx. Chi-Square df

Sig. Bart lett 's Test of

(60)

Selanjutnya pada tabel di bawah ini menunjukkan bahwa semua

item pernyataan pada masing-masing variabel mengelompok menjadi

satu, dengan nilai loading factor di atas 0,50. Hal ini menunjukkan bahwa

indikator tersebut merupakan satu kesatuan alat ukur yang mengukur satu

konstruk yang sama dan dapat memprediksi apa yang seharusnya

diprediksi.

Tabel 6. Rotated Component Matrix Tahap 2

Rotated Component Matrixa

Extraction Method: Principal Component Analy sis. Rotation Method: Varimax wit h Kaiser Normalization.

(61)

Berdasarkan hasil uji CFA tahap 2 diketahui bahwa semua item

telah mengelompok sesuai dengan indikatornya dan berdasarkan hasil di

atas diketahui semua item pernyataan dinyatakan valid dengan nilai

loading factor di atas 0,50.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor

(skala pengukuran). Reliabilitas memusatkan perhatian pada masalah

konsistensi dan masalah ketepatan (Kuncoro, 2003). Hasil pengukuran

dapat dipercaya bila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran

terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama,

selama aspek yang diukur tidak berubah.

Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode Cronbach

Alpha untuk menentukan apakah setiap instrumen reliabel atau tidak.

Pengukuran ini menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Penghitungan

Cronbachs alpha akan dilakukan dengan menggunakan bantuan program

SPSS versi 20.00 forWindows. Suatu konstruk atau variabel dikatakan

reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70 meskipun nilai

0.60 masih dapat diterima (Ghozali, 2011). Hasil uji reliabilitas disajikan

(62)

Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel

Batas

Normal

Nilai Cronbach

Alpha

Keterangan

Kualitas Produk >0,70 0,944 Reliabel

Persepsi Harga >0,70 0,939 Reliabel

Iklan >0,70 0,925 Reliabel

Kepuasan Pelanggan >0,70 0,926 Reliabel

Sumber: Data Primer (2017)

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua item pertanyaan

dari tiga variabel yang diteliti adalah reliabel karena mempunyai nilai

Cronbach Alpha > 0.60. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan

bantuan program SPSS Statistics 13.0 for windows, yang akan memberikan

fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha

(ɑ). Suatu kontruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

(63)

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Sugiyono (2010) mengatakan bahwa análisis deskriptif digunakan

untuk menganalisis data yang telah terkumpu ldengan cara

mendeskripsikan atau menggambarka nobyek yang diteliti melalui sampel

atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat

kesimpulan yang berlaku umum. Terdapat tiga hal yang disajikan dalam

análisis deskriptif yang meliputi:

a. Analisis mengenai karakteristik dari responden yang terdiri dari usia,

pendidikan, dan penghasilan.

b. Data ini kemudian diolah menggunakan analisis deskripsi statistik

sehingga diperoleh Mean (M), Median (Me), Modus (Mo), dan

Standar Deviasi (SD).

c. Analisis ini juga menggambarkan jawaban responden dari kuesioner

yang diajukan. Pada bagian ini penyusun akan menganalisa data

tersebut satu persatu yang didasarkan pada jawaban responden yang

dihimpun berdasarkan koesioner yang telah diisi oleh responden

selama penelitian berlangsung.

Berdasarkan kriteria yang dipakai pada kategori jawaban responden,

maka untuk lebih memudahkan digunakan 3 kategori yang

digunakanyaitu tinggi, sedang, dan rendah. Cara pengkategorian data

Gambar

Tabel 1. Permasalahan Kepuasan Pelanggan
Tabel 2. Kisi-kisi Penelitian
Tabel 4. Rotated Component Matrix Tahap 1
Tabel 5. KMO and Bartlett's Test Tahap 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kebutuhan hutan kota diperoleh dari jumlah emisi CO 2 yang terdapat di Kota Prabumulih dibagi dengan.. kemampuan hutan kota dalam menyerap

Studi ini menemukan bahwa anak yang diberikan makanan pendamping ASI pertama pada usia &lt; 6 bulan mempunyai efek protektif terhadap kejadian gizi buruk

Tingginya pertambahan panjang pada perlakuan A dengan pemberian pakan dari jenis udang mengikuti dari pertambahan berat dimana, ikan kakap sangat menyukai pakan

Bermain di rumah sakit dapat memperbaiki konsep - konsep yang salah tentang penggunaan dan peralatan dalam prosedur medis karena sambil bermain perawat menjelaskan

Dari data hasil pengujian diperoleh torsi maksimum sebesar 10,25 Nm yang terjadi pada saat mesin beroperasi pada putaran mesin 2800 rpm dan beban 4 kg dengan menggunakan

Opеrating lеvеragе dapat diartikan sеbagai kеmampuan pеrusahaan dalam mеnggunakan biaya opеrasional tеtap untuk mеmpеrbеsar pеngaruh dari pеrubahan volumе

Dalam hal ini nilai IFT surfaktan yang terukur adalah 3,17×10 -3 , selanjutnya rmelihat besaran nilai RF yang didapatkan dari water flooding yaitu 58.55%, maka didapatkan nilai S oi

Manjemen kesiswaan adalah suatu proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah. Mulai dari perencanaan, penerimaan siswa, pembinaan yang