• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPARATIF PESAN MORAL PERIBAHASA JEPANG DENGAN PERIBAHASA MINANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOMPARATIF PESAN MORAL PERIBAHASA JEPANG DENGAN PERIBAHASA MINANG."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ………. i

ABSTRACT ………... ii

KATA PENGANTAR ………... iii

DAFTAR ISI ……….. v

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Identifikasi Masalah ………. 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ………. 7

1.4 Kegunaan Penelitian ………. 7

1.5 Kerangka Pemikiran ………. 8

1.6 Metode dan Teknik Penelitian ……….. 9

1.7 Sistematika Penulisan ………... 10

BAB II LANDASAN TEORI ……… 12

2.1 Penelitian Terdahulu ……… 12

2.2 Budaya ……….. 13

2.2.1 Wujud dan Komponen Budaya ……….. 14

2.3 Latar Belakang Terbentuknya Peribahasa ……… 16

2.3.1 Latar Belakang Terbentuknya Peribahasa Jepang ………….. 16

2.3.2 Latar Belakang Terbentuknya Peribahasa Minang ………… 17

(2)

vi

2.4.1 Pengertian Peribahasa Jepang ……… 18

2.4.2 Pengertian Peribahasa Minang ………... 20

2.5 Pembagian Peribahasa ……….. 20

2.5.1 Pembagian Peribahasa Jepang ……… 20

2.5.1.1 Berdasarkan Bentuk ………... 20

2.5.1.2 Berdasarkan Fungsi ……….. 22

2.5.2 Pembagian Peribahasa Minang ……….. 25

2.5.2.1 Berdasarkan Jenis ………. 25

2.5.2.2 Berdasarkan Bentuk ………. 26

BAB III MAKNA PESAN MORAL PERIBAHASA JEPANG DAN PERIBAHASA MINANG ………. 29

3.1 Data Peribahasa Jepang dan Padanannya dalam Peribahasa Minang ………. 29

3.2 Analisis dari Segi Budaya ……… 42

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ……… 69

4.1 Simpulan ………... 69

4.2 Saran ………. 70

SINOPSIS ……….. 71

DAFTAR PUSTAKA ……… 73

DAFTAR KAMUS ……… 75

LAMPIRAN ……….. 76

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 40 Hal ini terdapat pada bait ke-1, dalam. Pisaan dan bait ke- 4 dalam Wayak. Ilak –

berawal dari ajaran konghuchu yang merupakan dasar ajaran Shinto. Konsep giri ini dipakai dalam hubungan antar individu, dan merupakan tradisi yang sudah lama

Setelah menganalisa makna denotatif, kemudian kata lainnya yang bermakna konotatif adalah uma, yang dapat diinterpretasikan menjadi “hewan yang bagus dan memiliki

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekerabatan antara bahasa Indonesia dengan bahasa Minang dialek Bukittinggi dan waktu pisah antara bahasa Indonesia dengan

Berdasarkan hasil analis, penulis menyimpulkan bahwa sonkeigo dengan kramainggil merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk meninggikan orang lain, kenjougo dengan

Puisi yang dirangkai dari hasil imajinasi pengarang, membentuk susunan kalimat sering melibatkan manusia, hewan bahkan mahluk yang lainnya secara abstrak

Tingkat tutur krama bahasa Jawa juga terbagi menjadi tiga jenis yaitu: kramainggil merupakan ragam hormat yang dipakai untuk orang, kramaandhap merupakan ragam hormat yang