iv ABSTRAK
Pelecehan seksual yang di lakukan kepada anak menjadi perhatian berbagai pihak, disebabkan oleh peningkatan jumlah anak yang menjadi korban pelecehan seksual disetiap tahunnya disertai dampak buruk bagi anak akibat pelecehan seksual. Dalam kasus yang terjadi diketahui bahwa pelaku pelecehan seksual kepada anak tidak hanya dilakukan oleh orang yang normal namun juga pelaku yang mengidap peyimpangan seksual (Paraphilia). Peristiwa ini memberi fokus penafsiran Pasal 44 KUHP tentang alasan pemaaf terhadap pelaku yang mengalami gangguan jiwa. Penyelesai yang dilakukan terhadap pelecehan seksual melalui pidana penjara belum memberikan efek jera baik terhadap pelaku dan orang yang berpotensi melakukan kejahatan yang sama. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui pertanggungjawan pelaku pelecehan seksual yang mengidap kelainan seksual
(Paraphilia) dan bentuk penghukuman kebiri kimia (Chemical Castration) sebagai solusi
untuk mengurangi dan menghentikan pelecehan seksual terhadap anak.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah yuridis-normatif, yaitu pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan hukum utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian ini.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pelaku pelecehan seksual yang mengidap kelainan seksual bukanlah pelaku yang mengidap gangguan jiwa namun kelainan kepribadian. Pelaku tidak tergolong pada mereka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 KUHP, tidak ada alasan pemaaf maupun pembenar yang dapat melepaskan pelaku pelecehan seksual kepada anak dari tuntutan pidana. Dengan demikian pelaku dalam keadaan mampu bertanggungjawab atas perbuatannya. Pidana Penjara bagi pelaku pelecehan seksual terhadap anak yang mengalami penyimpangan seksual nyatanya tidak memberikan efek jera bagi pelaku pelecehan seksual terhadap anak, maka penghukuman kebiri kimia (ChemicalCastration) dapat dimungkinkan untuk diterapkan sebagai alternatif bagi pelaku pelecehan seksual kepada anak demi mengurangi jumlah anak sebagai korban pelecehan seksual. Kebiri Kimia (Chemical
Castration) dapat dimungkinkan akan mengurangi atau bahkan menghilangkan