viii ABSTRAK
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MATERI MENJUMLAHKAN DAN MENGURANGKAN BERBAGAI BENTUK
PECAHAN PADA SISWA KELAS VA SD N ADISUCIPTO 1 HUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
Farida Nur Azizah NIM. 081134146
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar siswa kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 menggunakan pendekatan kontekstual materi menjumlahakan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan pada siswa kelas VA tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan minat dan prestasi belajar ditempuh dengan melakukan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Dimana setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa data awal minat siswa sebelum dikenai tindakan pendekatan kontekstual dengan rata-rata minat siswa adalah 7,71. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan pendekatan kontekstual, rata-rata minat siswa menjadi 11,5, yang menunjukkan kriteria minat siswa cukup. Kemudian dilakukan tindakan pada siklus II dengan menggunakan pendekatan kontekstual yang semakin baik, rata-rata minat siswa meningkat secara signifikan yaitu menjadi 14,38 yang menunjukkan kriteria minat siswa pada siklus II adalah tinggi.
Sedangkan hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sebelum dikenai tindakan dengan menggunakan pendekatan kontekstual, nilai rata-rata siswa kelas VA tahun pelajaran 2010/2011 adalah 58,3 dan persentase yang mencapai KKM rendah yaitu 37,5%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, ada peningkatan nilai rata-rata siswa menjadi 72,57. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus I adalah 80%. Kemudian dilanjutkan pada siklus II rata-rata nilai siswa meningkat secara signifikan menjadi 80,86. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus II menjadi 85,71%.
ix ABSTRACT
THE INCREASED OF STUDENT INTEREST AND STUDY ACHIEVEMENT USING A CONTEXTUAL APPROACH ON ADDING
AND SUBTRACTING VARIOUS FRACTION MATERIAL FOR STUDENTS GRADE VA ADISUCIPTO 1 ELEMENTARY SCHOOL OF
STATE COURSE YEAR 2011/2012
By:
Farida Nur Azizah NIM. 081134146
This study aims to determine the interest and increase student achievement on fifth grade Adisucipto 1 Elementary School of State students on adding and subtracting various of fraction material course year 2011/2012. Increased interest and study achievement reached by the class action research consists of two cycles. Where each cycle consists of planning, implementation, observation, and reflection.
The results showed that student’s interest before the intial data is the act of
using contextual approach with an average interest of students was 7,71. After I performed action on cycles using the contextual approach, the average interest of students to be 11,5, which shows the criteria of enough student interest. Then be taken on the second cycle using the contextual approach is the better, on average, students interest increased significantly to 14,38 indicating that the criteria in the second cycle student interest is high.
While the results of research on student achievement prior actions as a contextual approach, the average fifth-grade students of the school year 2010/2011 is 58,3 and the percentage that reached a low of 37,5% KKM. After the action on the cycle I, there is an increase in the average student to be 72,57. And the percentage of students who reach the KKM on cycle I was 80%. Then continued in the second cycle the average student scores increased significantly to 80,86. And the percentage of students who reach the KKM in the second cycle to 85,71%.
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MATERI MENJUMLAHKAN DAN
MENGURANGKAN BERBAGAI BENTUK PECAHAN PADA SISWA KELAS VA SD N ADISUCIPTO 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh:
FARIDA NUR AZIZAH 081134146
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MATERI MENJUMLAHKAN DAN
MENGURANGKAN BERBAGAI BENTUK PECAHAN PADA SISWA KELAS VA SD N ADISUCIPTO 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh:
FARIDA NUR AZIZAH 081134146
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Ku ucapkan rasa terimakasih dari hati yang terdalam kepada
Allah SWT atas rahmatNya dan petunjukNya dalam penyusunan
skripsi
Karya tulis ini ku persembahkan kepada keluargaku tercinta
Bapak Kharir, Spd
Ibu Rohanah
Kakakku Anita Ika Rizqia
Adikku Faishol Ibnu Khibban
v MOTTO
KESUKSESAN HANYALAH MILIK ORANG-ORANG YANG
BERJUANG DAN BERDOA
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya ataupun bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya
ilmiah.
Yogyakarta, 4 Juli 2012
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEGIATAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Farida Nur Azizah
NIM : 081134146
Demi pengembangan pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI MENJUMLAHKAN DAN MENGURANGKAN BERBAGAI BENTUK PECAHAN PADA SISWA KELAS VA SD N ADISUCIPTO 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012”
Beserta perangkat yang diperlukan. Demikian saya memberitahukan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet, atau media
lain, untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 6 Agustus 2012
Yang menyatakan
viii ABSTRAK
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MATERI MENJUMLAHKAN DAN MENGURANGKAN BERBAGAI BENTUK
PECAHAN PADA SISWA KELAS VA SD N ADISUCIPTO 1 HUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
Farida Nur Azizah NIM. 081134146
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar siswa kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 menggunakan pendekatan kontekstual materi menjumlahakan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan pada siswa kelas VA tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan minat dan prestasi belajar ditempuh dengan melakukan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Dimana setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa data awal minat siswa sebelum dikenai tindakan pendekatan kontekstual dengan rata-rata minat siswa adalah 7,71. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan pendekatan kontekstual, rata-rata minat siswa menjadi 11,5, yang menunjukkan kriteria minat siswa cukup. Kemudian dilakukan tindakan pada siklus II dengan menggunakan pendekatan kontekstual yang semakin baik, rata-rata minat siswa meningkat secara signifikan yaitu menjadi 14,38 yang menunjukkan kriteria minat siswa pada siklus II adalah tinggi.
Sedangkan hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sebelum dikenai tindakan dengan menggunakan pendekatan kontekstual, nilai rata-rata siswa kelas VA tahun pelajaran 2010/2011 adalah 58,3 dan persentase yang mencapai KKM rendah yaitu 37,5%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, ada peningkatan nilai rata-rata siswa menjadi 72,57. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus I adalah 80%. Kemudian dilanjutkan pada siklus II rata-rata nilai siswa meningkat secara signifikan menjadi 80,86. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus II menjadi 85,71%.
ix ABSTRACT
THE INCREASED OF STUDENT INTEREST AND STUDY ACHIEVEMENT USING A CONTEXTUAL APPROACH ON ADDING
AND SUBTRACTING VARIOUS FRACTION MATERIAL FOR STUDENTS GRADE VA ADISUCIPTO 1 ELEMENTARY SCHOOL OF
STATE COURSE YEAR 2011/2012
By:
Farida Nur Azizah NIM. 081134146
This study aims to determine the interest and increase student achievement on fifth grade Adisucipto 1 Elementary School of State students on adding and subtracting various of fraction material course year 2011/2012. Increased interest and study achievement reached by the class action research consists of two cycles. Where each cycle consists of planning, implementation, observation, and reflection.
The results showed that student’s interest before the intial data is the act of
using contextual approach with an average interest of students was 7,71. After I performed action on cycles using the contextual approach, the average interest of students to be 11,5, which shows the criteria of enough student interest. Then be taken on the second cycle using the contextual approach is the better, on average, students interest increased significantly to 14,38 indicating that the criteria in the second cycle student interest is high.
While the results of research on student achievement prior actions as a contextual approach, the average fifth-grade students of the school year 2010/2011 is 58,3 and the percentage that reached a low of 37,5% KKM. After the action on the cycle I, there is an increase in the average student to be 72,57. And the percentage of students who reach the KKM on cycle I was 80%. Then continued in the second cycle the average student scores increased significantly to 80,86. And the percentage of students who reach the KKM in the second cycle to 85,71%.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Karya tulis yang berjudul “Peningkatan minat dan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan Kontekstual Materi Menjumlahakan dan
Mengurangkan Berbagai bentuk Pecahan Pada SiswaKelas VA SD N Adisucipto
1 Tahun Pelajaran 2012” ini, disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Studi Program Strata 1 Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan,
Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini, tidak akan berjalan dengan
baik tanpa bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D, selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.
2. Rm. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A, selaku Kaprodi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Dosen Pembimbimg I yang telah
membimbing dan mendampingi penulisan proses penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Drs. J. Sumedi, selaku Dosen Pembimbing II yang telah membantu
membimbing penulisan skripsi.
5. Bapak Drs. Daryono, selaku Kepala Sekolah SD Negeri adisucipto 1, yang
telah memberi izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
6. Ibu Sri Indah Fitri Umami, S. Pd, selaku guru kelas VA SD Negeri
Adisucipto 1, yang telah berkenan membantu dan menjadi mitra penulis
dalam melaksanakan penelitian.
7. Ibu E. Ayunika Permata Sari, M. Sc, selaku Dosen Matematika, yang telah
membantu validasi perangkat pembelajaran dalam skripsi ini.
8. Kedua orang tuaku yang tercinta, yang telah senantiasa memberi dukungan
xi
9. Seluruh Dosen PGSD USD dan Staf Sekretariat PGSD USD, yang telah
banyak memberikan bantuan pada penulis.
10.Seluruh siswa kelas VA SD Negeri Adisucipto tahun pelajaran 2011/2012,
yang menjadi subyek penelitian.
11.Teman – teman PPL Adisucipto 1 2012 yang telah membantu selama
penelitian berlangsung.
12.Teman- temanku ber11 yang telah senantiasa memberikan dukungan
kepada penulis dalam penyusunan skripsi.
13.Saudara Meylana, Mbak Devi, Heni dan Syaiful yang telah bersedia
meminjamkan baik kamera maupun printer guna kelancaran proses
penyusunan skripsi.
14.Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah
membantu dan memberi dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Semoga karya ini bermanfaat bagi para pembaca
Yogyakarta, 4 Juli 2012
Penyusun
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 4
D. Pemecahan Masalah ... 4
E. Batasan Pengertian ... 4
xiii
G. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II. Kajian Pustaka ... 7
A. Minat ... 7
1. Pengertian Minat ... 7
2. Faktor Pendorong Minat ... 8
3. Ciri-ciri Minat ... 9
4. Cara Mengukur Minat ... 11
B. Prestasi Belajar………... 12
1. Pengertian Belajar ... 12
2. Pengertian Prestasi belajar ... 13
3. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 15
C. Pendekatan Kontekstual ... 16
1. Pengertian ... 16
2. Komponen Pendekatan Kontekstual ... 17
3. Prinsip Pendekatan Kontekstual ... 19
4. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Kontekstual ... 20
D. Matematika ... 21
E. Kompetensi Dasar Menjumlahkan dan Mengurangkan Berbagai Bentuk Pecahan ... 22
1. Pengertian Pecahan ... 22
2. Menjumlahakan Pecahan ... 23
3. Mengurangkan pecahan ... 24
4. Pengerjaan Hitung Campuran Berbagai Bentuk Pecahan ... 25
F. Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan Kontekstual 25 G. Hasil penelitian yang Relevan ... 27
H. Kerangka Berpikir ... 29
I. Hipotesis ... 30
BAB III. Metode Penelitian ... 31
xiv
B. Setting Penelitian ... 34
C. Rencana Tindakan ... 35
1. Persiapan ... 36
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus ... 37
a. Siklus I ... 37
1) Perencanaan Tindakan ... 37
2) Pelaksanaan Tindakan I ... 38
3) Observasi... 38
4) Refleksi ... 39
b. Siklus II ... 39
1) Perencanaan Tindakan ... 39
2) Pelaksanaan Tindakan II ... 40
3) Observasi ... 41
4) Refleksi ... 41
D. Pengumpulan Data dan Instrumennya. ... 42
1. Peubah (Variabel) Indikator Keberhasilan... 42
2. Jenis dan Cara Mengumpulkan Data dan Instrumennya ... 42
3. Instrumen Penelitian ... 43
a. Prestasi Belajar ... 43
1) Tes ... 44
2) Non Tes ... 46
b. Minat Siswa ... 47
1) Rubrik Pengamatan Minat ... 47
2) Panduan Wawancara ... 49
4. Validitas Instrumen ... 51
a. Validitas ... 51
1) Pengertian ... 51
2) Macam-Macam Validitas ... 51
3) Validitas yang Digunakan dalam Penelitian ... 52
a) Validasi Instrumen Minat ... 53
xv
i) Validasi Perangkat Pembelajaran ... 53
ii) Validitas Soal Evaluasi ... 55
b. Reliabilitas ... 57
E. Analisis Data ... 59
1. Peningkatan minat ... 60
2. Peningkatan Prestasi Belajar ... 61
BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64
A. Hasil Penelitian ... 64
1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 64
a. Siklus I ... 64
1) Perencanaan Kegiatan ... 64
2) Pelaksanaan ... 65
a) Pertemuan 1 ... 65
b) Pertemuan 2 ... 69
3) Observasi ... 71
4) Refleksi ... 72
b. Siklus II ... 74
1) Perencanaan Kegiatan ... 75
2) Pelaksanaan ... 76
a) Pertemuan 1 ... 76
b) Pertemuan 2 ... 78
3) Observasi ... 80
4) Refleksi ... 81
2. Hasil Minat Siswa ... 83
a. Hasil Minat Siswa dari Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II 84 b. Hasil Uji-t Minat Siswa ... 87
3. Hasil Prestasi Belajar ... 88
a. Hasil Prestasi Belajar Siswa dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II ... 90
b. Uji-t Prestasi Belajar Kondisi Awal dengan Siklus I ... 92
xvi
B. Pembahasan ... 94
1. Hasil Minat Siswa ... 94
2. Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 97
BAB. V Kesimpulan dan Saran ... 101
A. Kesimpulan ... 101
B. Saran ... 104
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Tahapan setiap Siklus ... 32
2. Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 85
3. Peningkatan Nilai Rata-Rata Kelas ... 91
4. Peningkatan Capaian KKM ... 91
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jadwal Penelitian ... 35
2. Peubah Data dan Instrumennya ... 42
3. Kisi- Kisi Uji Coba Soal Evaluai Siklus 1 ... 44
4. Kisi- Kisi Uji Coba Soal Evaluasi Siklus 2 ... 45
5. Indikator Aspek Afektif ... 46
6. Indikator Aspek Psikomotorik ... 46
7. Rubrik Pengamatan Minat ... 47
8. Kriteria Penilaian Minat ... 49
9. Panduan Wawancara Siswa ... 50
10. Panduan Wawancara Guru ... 50
11. Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 54
12. Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 54
13. Kisi – Kisi Soal Evaluasi Siklus I Setelah Uji Coba ... 56
14. Kisi – Kisi Soal Evaluasi Siklus II Setelah Uji Coba ... 56
15. Koefisien Reliabilitas ... 58
16. Kriteria Keberhasilan Minat ... 59
17. Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar ... 61
18. Skor Rata-Rata Minat Siswa ... 83
19. Hasil Uji Normalitas Minat Awal dan Siklus I ... 85
20. Hasil Uji Normalitas Minat Siklus I dan Siklus II ... 86
21. Hasil Uji-t Minat Kondisi Awal dan Siklus I ... 87
22. Hasil Uji-t Minat Siklus I dan Siklus II ... 88
23. Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan II ... 88
24. Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa ... 92
25. Hasil Uji-t Satu Sampel Prestasi Belajar Siswa ... 92
26. Hasil Uji-t Dua Sampel Prestasi Belajar Siswa ... 93
27. Hasil Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 94
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus ... 108
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 110
3. Lembar Kerja Siswa ... 125
4. Bahan Ajar ... 136
5. Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II ... 138
6. Rubrik Pengamatan Minat ... 145
7. Rubrik penilaian Psikomotorik dan Afektif ... 151
8. Analisis Skor Minat ... 155
9. Analisis Skor Prestasi Belajar ... 159
10. Hasil Uji Validitas ... 176
11. Hasil Uji Reliabilitas ... 180
12. Instrumen Validasi ... 190
13. Perhitungan PAP tipe 1 ... 194
14. Indeks Kesukaran ... 195
15. Surat Permohonan Ijin ... 200
16. Surat Keterangan Penelitian ... 201
17. Nilai Kondisi Awal Prestasi Belajar ... 202
18. Notulen dan Daftar Hadir ... 204
19. Soal Undian ... 216
20. Hasil Pekerjaan Siswa ... 220
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah salah satu mata pelajaran di sekolah dasar.
Matematika sangat dibutuhkan dalam ilmu lain dan dalam kehidupan
sehari-hari. Di dalam Matematika terdapat ilmu hitung yang sangat berguna bagi
kehidupan sehari-hari maupun pekerjaan setiap manusia. Matematika juga
mata pelajaran yang akan selalu ada di setiap jenjang pendidikan seperti
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah
Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Perguruan Tinggi
(PT). Siswa dalam mencapai keberhasilan dan kesuksesan dalam menempuh
pendidikan, menguasai ilmu Matematika adalah salah satu hal yang harus
diwujudkan.
Matematika termasuk ilmu yang rumit dan abstrak. Belajar
Matematika tidak hanya sekedar menghafal rumus, melainkan menerapkan
dan menemukan rumus guna memecahkan setiap soal Matematika.
Mempelajari Matematika membutuhkan ketelitian dan ketekunan. Salah satu
hal yang diperlukan untuk mencapai hal tersebut ialah siswa memiliki minat
terhadap pelajaran Matematika. Namun pada kenyataannya, banyak siswa
yang beranggapan bahwa Matematika sulit dan menakutkan, sehingga banyak
Minat siswa terhadap Matematika ditunjukkan dalam pembelajaran
Matematika di kelas. Minat adalah suatu perhatian yang lebih terhadap
sesuatu dan bersifat menetap dan disertai dengan perasaan senang. Minat
belajar siswa sangat berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai. Jika minat
belajar siswa tinggi, maka prestasi belajar siswa akan tinggi. Sebaliknya jika
minat belajar siswa rendah, maka prestasi belajar siswa akan rendah. Prestasi
belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan pembelajaran
yang diwujudkan dalam bentuk nilai atau skor.
Dari wawancara terhadap Guru Matematika SD Negeri Adisucipto 1,
kebanyakan siswa masih memiliki minat rendah. Siswa masih beranggapan
bahwa Matematika sulit dan tidak menyenangkan. Dari hasil observasi
peneliti juga terjadi hal yang sama, siswa lebih banyak bermain sendiri,
mengobrol dengan teman, tidur, dan hanya 3 orang yang mau bertanya
mengenai materi pelajaran. Siswa yang memperhatikan dan mencatat materi
hanya siswa tertentu dan siswa yang duduk di depan kelas.
Dari fakta-fakta di atas, rendahnya minat itulah yang diduga
menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa. Hal tersebut diperkuat
dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika khususnya materi
menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan yang masih
rendah. Dari data nilai siswa kelas V tahun pelajaran 2010/2011, yang
peneliti peroleh bahwa hanya 37, 5 % dari 40 siswa yang mendapatkan nilai
Dari data yang diperoleh di atas, peneliti menduga bahwa rendahnya
minat dan prestasi belajar Matematika dapat dipecahkan dengan
menggunakan Pendekatan Kontekstual. Pendekatan Kontekstual atau bisa
disebut CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah suatu pemikiran
yang membantu guru mengaitkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata .
Pendekatan kontekstual berbasis pada kehidupan sehari-hari, sehingga
memudahkan siswa memahami materi dan menumbuhkan minat siswa karena
berangkat dari hal yang diketahui siswa.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, masalah dan pembatasannya,
masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan pendekatan kontekstual dalam upaya meningkatkan
minat belajar materi menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk
pecahan pada siswa kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 tahun pelajaran
2011/2012?
2. Apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan minat dan prestasi
belajar siswa materi menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk
pecahan pada siswa kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 tahun pelajaran
C. Batasan Masalah
Judul dalam penelitian ini, menggunakan kompetensi dasar
menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. Tetapi dalam
penelitian ini, materi hanya dibatasi pada materi menjumlahkan dan
mengurangkan pecahan berbeda penyebut.
D. Pemecahan Masalah
Masalah rendahnya minat dan prestasi belajar siswa pada materi
menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan kelas VA SD
Negeri Adisucipto 1 tahun pelajaran 2011/2012 akan diatasi dengan
menggunakan Pendekatan Kontekstual.
E. Batasan Pengertian
Supaya tidak menimbulkan suatu pertanyaan dan tidak menimbulkan
multi tafsir tentang suatu istilah yang dikemukakan, maka perlu adanya batasan
pengertian. Berikut ini merupakan batasan pengertian yang kami ambil, yaitu
sebagai berikut:
1. Minat
Minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu obyek yang
cenderung bersifat menetap dan disertai dengan rasa senang.
2. Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah hasil belajar akademik yang dicapai siswa setelah
siswa melakukan kegiatan belajar yang diukur menggunakan tes dan
3. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan Kontekstual adalah suatu pemikiran yang membantu guru
mengaitkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata.
F. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penggunaan pendekatan kontekstual dalam upaya
meningkatkan minat belajar pada materi menjumlahkan dan
mengurangkan berbagai bentuk pecahan pada siswa kelas VA SD Negeri
Adisucipto 1 tahun pelajaran 2011/2012.
2. Untuk mengetahui apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan
minat dan prestasi belajar siswa materi menjumlahkan dan mengurangkan
berbagai bentuk pecahan pada siswa kelas VA SD Negeri Adisucipto 1
tahun pelajaran 2011/2012.
G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang penggunaan
pendekatan kontekatual dalam proses belajar mengajar Matematika, antara
lain:
1. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengalaman dalam melakukan PTK khususnya
prestasi belajar pada materi menjumlahkan dan mengurangkan berbagai
bentuk pecahan siswa kelas VA SD N Adisucipto 1 tahun ajaran
2011/2012.
2. Bagi Guru
Dapat memberikan inspirasi bagi guru-guru SD untuk melakukan
PTK khususnya menggunakan pendekatan kontekstual dalam upaya
peningkatan minat dan prestasi belajar pada materi menjumlahkan dan
mengurangkan berbagai bentuk pecahan siswa kelas VA SD N Adisucipto
1 tahun ajaran 2011/2012.
3. Bagi Siswa
Dapat memberikan pengalaman mempelajari materi menjumlahkan
dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan menggunakan pendekatan
kontekstual siswa kelas VA SD N Adisucipto 1 tahun ajaran 2011/2012.
4.Bagi Pihak Sekolah
Dapat menambah bahan bacaan terkait dengan PTK khususnya
menggunakan pendekatan kontekstual dalam upaya peningkatan minat
dan prestasi belajar pada materi menjumlahkan dan mengurangkan
berbagai bentuk pecahan siswa kelas VA SD N Adisucipto 1 tahun ajaran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Minat
1. Pengertian Minat
Winkel (1996, 188) menyatakan bahwa minat diartikan sebagai
kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang
studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi
itu.
Soewardi (1987:183) minat menurut Ensiklopedi Pendidikan
adalah kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari
luar. Tiap pelajaran yang diberikan guru harus menarik minat siswa. Minat
merupakan suatu kaidah pokok dalam didaktik. Minat ditumbuhkan oleh
pengaruh domein kognitif dan domein afektif.
Hurlock (1993:114) menyatakan bahwa minat merupakan sumber
motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka
inginkan bila mereka bebas memilih. Minat menjadi sumber motivasi yang
kuat untuk belajar.
Surya, dkk (2003, 10.23) minat atau interest merupakan suatu
kekuatan motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian
terhadap seseorang, sesuatu benda ataupun kegiatan tertentu. Minat
merupakan tenaga pendorong bagi perbuatan seseorang. Dalam pendidikan
di sekolah, sikap dan minat sangat memegang peranan penting dalam
belajar, karena banyak mendasari motif terhadap pelajaran atau jurusan
serta sekolah yang mereka ikuti.
Dari empat pengertian minat di atas, maka dapat disimpulkan
pengertian minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu
obyek yang cenderung bersifat menetap dan disertai dengan rasa senang.
2. Faktor pendorong minat
Soewardi (1987:183) berpendapat bahwa minat didorong oleh
motivasi. Motivasi merupakan suatu tenaga yang mendorong setiap
individu bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu. Minat
dimanifestasikan berdasarkan komponen dorongan yang mendorongnya.
Minat dan motivasi berhubungan sangat erat, dimana minat
merupakan alat motivasi yang utama. Menurut Esti (2002: 365) salah satu
cara untuk menarik minat selama pelajaran adalah menghubungkan
pengalaman belajar dengan minat siswa. Jika seorang guru tahu apa yang
diminati siswa, banyak tugas mengajar di kelas yang dapat dihubungkan
dengan minat-minat siswa.
Beberapa cara untuk menciptakan minat, antara lain:
a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk belajar
b. Menghubungkan pengalamannya dengan persoalan atau masalah pada
c. Menggunakan berbagai macam cara mengajar supaya siswa tidak
merasa bosan
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan hasil
yang lebih baik. (Sardiman, 1986:93-94)
3. Ciri-ciri Minat
Hurlock (1995:117) ciri-ciri minat antara lain sebagai berikut:
a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
Pada dasarnya minat di semua bidang tetap berubah selama
terjadi perubahan fisik dan mental. Pada waktu pertumbuhan terlambat
dan kematangan dicapai, minat menjadi lebih stabil. Dengan demikian
perkembangan fisik dan mental seorang siswa akan tumbuh bersamaan
dengan minat siswa tersebut.
b. Minat bergantung pada kesiapan belajar
Siswa tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap secara
fisik dan mental untuk belajar. Misalnya; siswa tidak akan mempuanyai
minat yang sungguh-sungguh untuk belajar Matematika, sampai siswa
tersebut memiliki pengetahuan dan keinginan untuk belajar Matematika
sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
c. Minat bergantung pada kesempatan belajar
Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat,
baik anak-anak maipun dewasa. Minat berasal dari lingkungan dimana
mereka tinggal. Karena lingkungan anak kecil sebagian besar terbatas
luasnya lingkup sosial, mereka tertarik pada minat orang yang berada di
luar rumah yang mulai mereka kenal. Jadi minat bergantung pada
seseorang untuk mencari situasi baru untuk belajar.
d. Perkembangan minat mungkin terbatas
Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang
terbatas akan membatasi minat anak. Misalnya pada anak yang
memiliki cacat fisik, anak tersebut tidak mungking mempunyai minat
yang sama seperti dengan teman sebayanya yang memiliki
perkembangan fisik normal.
e. Minat dipengaruhi pengaruh budaya
Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang
dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja oleh kelompok budaya
mereka yang dianggap benar atau sesuai. Dengan demikian mereka
tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang mereka anggap
tidak sesuai. Minat anak tergantung pada lingkup budayanya yang
mereka tekuni dengan baik.
f. Minat berbobot emosional
Bobot emosional merupakan aspek afektif dari minat yang
menetukan kekuatanya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan
akan melemahkan minat seorang siswa. Dan sebaliknya, jika bobot
emosional seorang siswa menyenangkan maka akan memperkuat minat
seorang siswa tersebut.
Sepanjang masa kanak-kanak, bahwa minat itu bersifat
egosentris. Minat akan menuntun mereka ke arah tujuannya. Misalnya,
minat anak pada mata pelajaran IPA, kepandaian mereka di bidang IPA
di sekolah menjadi langkah penting untuk menuju kedudukan yang baik
dan menguntungkan di bidang alam.
Berdasarkan ciri-ciri minat dari beberapa tokoh diatas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri minat adalah sebagai berikut:
1) Perasaan senang
2) Perhatian dalam belajar
3) Ketertarikan pada materi dan guru
4) Kesadaran akan adanya manfaat yang dapat dituangkan dalam
keterlibatan siswa dalam pelajaran.
4. Cara Mengukur Minat
Cara mengukur minat belajar siswa dengan menggunakan observasi
dan wawancara. “ through observation, the reseacher learn about behavior and the meaning atteched tu those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makana dari perilaku tersebut
(Marshall dalam Sugiyono, 2011, 226). Sedangkan Esterberg dalam
Sugiyono (2011, 231) mendefinisikan interview sebagai berikut. “ a
meeting of two persons to exchange information and idea through question
and responses, resulting in communication and joint construction of
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Cara mengukur minat dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan
observasi. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan dalam setiap siklus.
Dalam mengobservasi minat siswa, peneliti menggunakan rubrik
pengamatan minat berdasarkan indikator minat. Indikator minat diperoleh
dari ciri-ciri minat di atas. Indikator minat adalah ekspresi perasaan
senang, perhatian dalam belajar, ketertarikan pada materi dan guru,
keterlibatan siswa dalam pelajaran.
B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar.
Winkel (1996, 53) menyatakan bahwa belajar adalah semua aktivitas
mental/psiki, yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan,
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap
Siagian (1989, 106) menyatakan bahwa belajar adalah proses yang
berlangsung seumur hidup dan tidak…pada pendidikan formal yang di
tempuh seseorang di berbagai tingkat lembaga pendidikan.
Hart dalam Ginnis (2008, 22) menyatakan bahwa “belajar adalah
ekstraksi dari pola-pola bermakana dari kebingungan. Dan tidak ada
konsep, tidak ada fakta dalam pendidikan yang benar-benar lebih penting
dari pada hal ini: otak, oleh desain alam, merupakan alat pendeteksi pola
Surya (1981:32) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan. Pada prinsipnya, belajar merupakan
perubahan dari diri seseorang.
Dari empat pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah usaha yang dilakukan manusia untuk memperoleh
pengalaman baru yang diwujudkan dengan perubahan tingkah laku.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Tu’u (2004, 75) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru.
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya yang ditunjukkan
dengan nilai atau tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (KBBI,
1990:700).
Prestasi belajar merupakan kesempurnaan seorang siswa dalam
berpikir, merasa, dan berbuat. Prestasi belajar seorang siswa dikatakan
sempurna jika memenuhi beberapa aspek dalam belajar. Syah
a. Aspek kognitif
Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kegiatan
berpikir. Aspek ini sangat berkaitan erat dengan tingkat intelegensi (IQ)
atau kemampuan berpikir siswa. Sejak dulu aspek kognitif selalu
menjadi perhatian utama dalam sistem pendidikan formal. Hal itu
terbukti dengan melihat metode penilaian di sekolah-sekolah. Penilaian
di sekolah biasanya mengedepankan kesempurnaan pada aspek
kognitif.
b. Aspek afektif
Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan nilai dan sikap.
Aspek ini berkaiatan erat dengan kecerdasan emosi (EQ) siswa.
Penialaian pada aspek ini dapat terlihat pada kedisiplinan,
tanggungjawab, sikap hormat terhadap guru, kepatuhan, dan
sebagainya.
c. Aspek psikomotorik
Aspek psikomotorik menurut kamus besar bahasa indonesia
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan gerak fisik
yang mempengaruhi sikap mental. Jadi lebih sederhananya, aspek ini
menunjukkan kemampuan atau keterampilan (skill) yang dimiliki siswa
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa sangat tergantung pada faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor internal dan eksternal adalah dua hal yang
sangat menunjang keberhasilan siswa dalam melakukan kegiatan belajar.
Jadi untuk menghasilkan siswa yang berprestasi, seorang pendidik harus
mampu mensinergikan kedua faktor, yakni faktor internal dan eksternal.
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
siswa. Adanya faktor internal ini yang membuat prestasi belajar siswa
menjadi tinggi. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar
anatara lain:
1) Bakat, merupakan kecerdasan, yaitu potensi dasar yang dimiliki
oleh setiap siswa.
2) Minat, yaitu suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu obyek
yang cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa
senang.
3) Motivasi, yaitu suatu tenaga yang mendorong setiap individu
bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu.
b. Faktor eksternal
Pengertian prestasi belajar menurut para ahli tidak
mengesampingkan peranan faktor eksternal dalam meningkatkan
prestasi belajar. Faktor ini pengaruhnya tidaklah sebesar faktor internal.
1) Kualitas guru dalam penguasaan materi
2) Metode yang digunakan dalam mengajar
3) Fasilitas mengajar, misalnya media dan alat peraga
4) Lingkungan yang mendukung, dan sebagainya
C. Pendekatan Kontekstual 1. Pengertian
Johnson (2010 : 65) menyatakan bahwa Contextual Teaching and
Learning (CTL) adalah pendekatan pembelajaran yang mengkaitkan mata
pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat
hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki
pengetahuan/ keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk
mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
Nurhadi (2002) dalam Muslich (2007, 41) berpendapat bahwa
Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
pembelajaran dengan situasi dunia nyata, dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
Johnson (2002) dalam Suryanto, dkk. (2010, 53-54) menyatakan
bahwa CTL adalah suatu sistem pembelajaran (instruction) yang didasarkan
pada pandangan bahwa siswa belajar bila mereka melihat makna dalam
tugas-tugas yang mereka kerjakan bilamana merekan dapat menghubungkan
informasi baru yang mereka terima dengan pengetahuan atau pengalaman
yang sudah mereka miliki.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
kontekstual/ CTL adalah model pembelajaran yang mengaitkan materi
pembelajaran dengan situasi dunia nyata. Sehingga siswa dapat belajar
secara langsung, belajar meneliti, saling bekerjasama, aktif, dan kreatif.
2. Komponen Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang
memiliki tujuh asas atau komponen. Menurut Muslich (2007, 43) tujuh
komponen itu yaitu:
1. Konstruktivisme (Constructivisme).
Kontruktivisme merupakan landasan filosofis dalam pendekatan
Kontekstual. Dalam kontruktivisme ditekankan agar siswa dapat
membangun pemahamannya sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman belajarnya.
2. Bertanya (Questioning)
Bertanya merupakan strategi dalam pendekatan Kontekstual. Guru
harus dapat mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu dan
memperoleh informasi. Siswa akan memperoleh pengetahuan apabila
siswa mau bertanya. Semakin banyak pertanyaan yang disampaikan
oleh siswa maka pengetahuan yang diperoleh juga akan semakin
3. Menemukan (Inquiry).
Inti dari pendekatan kontekstual ialah menemukan (inquiry).
Dalam inquiry siswa harus dapat menemukan sendiri pengetahuan dan
keterampilan yang mereka perlukan. Siswa tidak hanya menghafal
pengetahuan tetapi juga harus menemukan pengetahuan. Pengetahuan
yang ditemukan sendiri oleh siswa akan diingat lebih lama dari
pengetahuan yang tidak ia temuakan sendiri.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community).
Masyarakat belajar sangat membantu siswa dalam meningkatkan
hasil belajar. Dengan adanya masyarakat belajar, siswa diharapkan
dapat memperoleh pengetahuan yang lebih banyak dari
teman-temannya. Masyarakat belajar dapat dibentuk di dalam kelas maupun di
luar kelas. Masalah akan lebih mudah dipecahkan apabila siswa dibantu
oleh orang lain.
5. Pemodelan (Modelling).
Siswa akan lebih cepat memperoleh keterampilan dan
penegetahuan tertentu apabila ada model yang bisa ditiru oleh siswa.
Model tersebut dapat berupa contoh tentang menggunakan sesuatu, cara
membuat sesuatu, cara menampilkan sesuatu.
6. Refleksi (Reflection).
Refleksi merupakan bagian terpenting dari pembelajaran yang
menggunakan pendekatan kontekstual. Refleksi adalah perenungan
dapat merenungkan apa yang baru saja dipelajari, menelaah dan
merespon, semua kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang terjadi
dalam pembelajaran, sehingga ia dapat menyimpulkan pengalaman
belajar yang ia pelajari.
7. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment).
Komponen yang merupakan ciri khusus dari pendekatan
kontekstual adalah penilaian yang autentik. Dalam penilaian ini guru
harus mengumpulkan berbagai data yang bisa memberikan gambaran
atau informasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa.
Penilaian autentik diarahkan pada proses mengamati, menganalisis, dan
menafsirkan data yang telah terkumpul. Data-data tersebut diperoleh
tidak hanya dari hasil pembelajaran tetapi data tersebut diperoleh
selama proses pembelajaran.
3. Prinsip Pendekatan Kontekstual
Johnson (2002) dalam Suryanto, dkk (2010, 54) mengungkapkan 3
prinsip pendekatan kontekatual atau CTL sebagai berikut:
a. Saling Ketergantungan (independence)
Semua objek di alam semesta ini salaing tergantung sama lain.
b. Keberagaman (differetiation)
Tidak ada dua objek di alam semesta iniyang tepat sama, semuanya
berbeda satu sama lain, tetapi saling berelasi.
c. Organisasi-diri (Self- Organitation)
4. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Kontekstual
Kelebihan pendekatan kontestual menurut Johnson (2007 : 300)
adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan nyata. Artinya siswa dituntut
untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah
dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat
menghubungkan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata,
materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa,
sehingga tidak akan mudah dilupakan.
b. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan
konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut
aliran konstruktivisme dimana seorang siswa dituntun untuk
menemukan pengetahuannya sendiri.
Kelemahan pendekatan kontekstual menurut Johnson (2007: 302)
adalah sebagai berikut:
a. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat anak benar-
benar paham.
b. Membutuhkan tenaga yang banyak dalam berkomunikasi kepada para
siswa karena tingkat inteligensi tiap siswa berbeda-beda agar siswa
D. Matematika
Muhsetyo (2008: 1.26) berpendapat ”pembelajaran Matematika adalah
proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian
kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi
tentang bahan matematika yang dipelajari”.
Pembelajaran Matematika adalah proses interaksi antara guru dan
siswa dalam belajar tentang konsep-konsep, dan struktur-struktur matematika
yang terdapat dalam materi yang dipelajari sebagai alat pikir, alat
berkomunikasi dan alat untuk memecahkan berbagai masalah.
Adams dan Hamm dalam Wijaya (2011: 5) mengatakan bahwa cara
dan pendekatan pada pembelajaran Matematika sangat dipengaruhi oleh
pandangan guru terhadap Matematika dan siswa dalam pembelajaran.
Pandangan tentang posisi dan peran itu dibedakan menjadi empat macam,
yaitu:
1. Matematika sebagai suatu cara untuk berpikir
Pandangan ini berawal dari bagaimana karakter logis dan sistematis
berperan dalam proses mengorganisasi gagasan, menganalisis informasi,
dan menarik kesimpulan antar data.
2. Matematika sebagai suatu pemahaman tentang pola dan hubungan (pattern
and relationship)
Dalam mempelajari matematika siswa perlu menghubungkan suatu
Penekanan pada hubungan ini sangat diperlukan untuk kesatuan dan
kontinuitas konsep dalam Matematika sekolah sehingga siswa dapat dengan
segera menyadari bahwa suatu konsep yang mereka pelajari memiliki
persamaan atau perbedaan dengan konsep yang sudah mereka pelajari.
3. Matematika sebagai suatu alat (mathematics as a tool)
Pandangan ini sangat dipengaruhi oleh aspek aplikasi dan aspek
sejarah dari konsep matematika. Banyak konsep Matematika yang bisa kita
temukan dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik secara sadar
maupun tidak. Selain aspek aplikasi Matematika pada masa sekarang,
perkembangan matematika juga sebenarnya disebabkan adanya kebutuhan
manusia.
4. Matematika sebagai bahasa atau alat untuk berkomunikasi
Matematika merupakan bahasa yang paling universal karena simbol
matematika memiliki makna yang sama untuk berbagai istilah dari bahasa
yang berbeda.
E. Kompetensi Dasar Menjumlahkan dan Mengurangkan Berbagai Bentuk Pecahan
1. Pengertian Pecahan
Sukayati (2003,1) pecahan merupakan bagian dari bilangan rasional yang ditulis dalam bentuk dengan a dan b merupakan bilangan bulat, dan b
Triveri (1989, 53) menyatakan bahwa a fraction is a number resulting
from the division of one whole number a by another number b, with b ≠ 0,
and is written in the form or a/b or a ÷ . The whole number a is called the
numerator of the fraction. The nonzero whole number b is called the
deniminator. Pernyataan tersebut dapat diartikan pecahan adalah bilangan
yang dihasilkan dari pembagian bilangan bulat a dengan bilangan bulat b,
dengan b ≠ 0, dan ditulis dalam bentuk atau a/b atau a÷b. Bilangan bulat
a disebut pembilang dari pecahan, bilangan b disebut penyebut.
Dari pengertian Pecahan di atas peneliti menyimpulkan bahwa pecahan
adalah bilangan rasional yang ditulis dalam bentuk dengan a dan b adalah
bilangan bulat, dan b ≠ 0.
2. Menjumlahkan Pecahan
a. Menjumlahkan Dua Pecahan Berpenyebut Sama
contoh: 1
4+ 2 4=
1+2 4 =
3 4
Untuk menjumlahakan pecahan berpenyebut sama, hanya menjumlahkan
pembilangnya saja.
c. Menjumlahkan dua pecahan berpenyebut berbeda
Pada penjumlahan dua pecahan berpenyebut tidak sama,
pengerjaannya dilakukan dengan cara menyamakan penyebutnya terlebih
dahulu. Setelah itu, pembilangnya dijumlahkan.
contoh : 2 3+
1 2 =
4 6+
3 6=
Samakan penyebutnya dengan menentukan KPK dari kedua penyebut.
Kelipatan 2, yaitu: 2, 4, 6, 8, 10, 12 , Kelipatan 3, yaitu: 3, 6, 9, 12 , 15
KPK dari 4 dan 6 adalah 6
c. Menjumlahkan berbagai bentuk pecahan
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menjumlah berbagai
bentuk pecahan sebagai berikut.
1) Mengubah pecahan ke dalam bentuk yang sama atau satu jenis.
2) Menjumlah pecahan-pecahan yang sudah sejenis tersebut.
Contoh:
1
5
+ 5%
=
1 5+
5 100=
20 100+
5 100=
25 100Untuk menyamakan penyebutnya yaitu dengan cara mencari KPK dari
penyebut pecahan-pecahan itu.
3.
Mengurangkan pecahan
Langkah dalam mengurangkan bilangan pecahan pada dasarnya
sama dengan menjumlahkan.
a. Mengurangkan pecahan berpenyebut sama
Contoh: 6 10−
2 10 =
4 10
b. Mengurangkan pecahan beda penyebut
Contoh : 2 3−
1 4 =
8−3 12 =
5 12
c. Mengurangkan berbagai bentuk pecahan
Langkah-langkah mengurangkan berbagai bentuk pecahan hampir sama
dengan penjumlahan. Langkah-langkahnya sebagai berikut.
1) Mengubah pecahan ke dalam bentuk yang sama atau sejenis.
13
9− 2
3+ 0,5 = ...di buat menjadi pecahan yang sama
Jawaban 12 9 − 2 3+ 5 10 = 120 90 − 60 90+ 45 90= ( 120−60
90 ) + 45
90 = 60 90+
45 90 =
105 90 = 1
15 90 = 1
1 6
4. Pengerjaan Hitung Campuran Berbagai Bentuk Pecahan
Ketika melakukan pengerjaan hitung campuran berbagai bentuk
pecahan, lakukan langkah-langkah berikut.
a. Ubahlah menjadi pecahan yang sejenis.
b. Hitunglah dengan cara seperti pada menjumlahan dan mengurangan
pecahan
c. Kerjakan sesuai urutan yang benar.
F. Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan Kontekstual
Dalam penelitian ini, penekanan kontekstual pada pembelajaran
matematika yaitu:
1. Dalam menyampaikan materi, berangkat dari soal cerita yang berkaitan
dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya soal cerita diajarkan
setelah siswa mengenal konsep matematika. Pada penelitian ini,
penyampaian materi berawal dari soal cerita. Setelah itu, siswa
menggunakan alat peraga nyata menemukan cara untuk menghitung
penjumlahan dan pengurangan pecahan beda penyebut.
2. Peneliti menggunkaan benda nyata (kontekstual) dalam mengajarkan
Benda nyata yang dimaksud di sini adalah kertas bufalo dan mika plastik.
Kertas bufalo berukuran A4, digunakan secara berkelompok untuk mencari
cara menjumlahakan pecahan berpenyebut berbeda. Anak secara
berkelompok mencari sendiri cara menjumlahkan pecahan berpenyebut
berbeda. Sedangkan mika penyebut digunakan untuk mencari cara
mengurangkan pecahan beda penyebut secara berkelompok.
Dalam gambaran seperti di bawah ini:
1 4
1 3
Siswa mencari cara bagaimana ke dua pecahan tersebut dapat dijumlahakan/
dikurangkan dengan menggunakan kertas bufalo/ mika yang tersedia.
3. Selain menggunakan benda nyata, dalam pembelajaran Matematika juga
dilakukan secara berkelompok. Hal ini sesuai dengan komponen pendekatan
kontekstual yaitu masyarakat belajar. Dalam mencari hasil diskusi siswa
harus bekerja sama antar anggota kelompok.
4. Pembelajaran Matematika dalam PTK ini, bersifat mengaktifkan siswa. Hal
tersebut dikarenakan siswa menggali sendiri pengetahuannya dan guru
hanya berperan sebagai fasilitator.
G. Hasil Penelitian yang Relevan
Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan.
1. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Aris Budi Nugroho program studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun (2011, skripsi tidak diterbitkan)
dengan judul skripsi “Peningkatan Kemampuan Mengarang Dengan
Menggunakan Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas 3 SD Pangudi Luhur 3
Yogyakarta Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010/2011”. Hasil penelitiannya
adalah (1) dengan menggunakan pendekatan kontekstual, terjadi
peningkatan rata-rata nilai mengarang siswa dari 66,37 pada kondisi awal
menjadi 68,78 pada siklus 1, dan 72,74 pada siklus 2. (2) terjadi
peningkatan kemampuan mengarang siswa yang dibuktikan dengan
meningkatnya nilai rata-rata siswa.
Dari penelitian tersebut kesimpulannya adalah penggunaan
pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya mengarang yang dibuktikan
dengan peningkatan nilai rata-rata siswa yang signifikan dari kondisi awal
hingga akhir siklus 2.
2.Penelitian yang dilakukan oleh saudara Rubyatun program studi Pendidikan
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran CTL Pada Siswa
Kelas III SD Negeri Delik 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
Semester I Tahun 2008/2009”. Hasil penelitiannya adalah terjadi kenaikan
rata-rata kelas dari siklus I sebesar 7,3 menjadi 8, 675 pada siklus II dengan
menggunakan pendekatan CTL. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode CTL di SDN Delik 01 berhasil meningkatkan nilai hasil
belajar siswa pada pelajaran IPA.
3. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Benediktus Gole Atawalo program
studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun (2007, skripsi tidak diterbitkan)
dengan judul “ Peningkatan Keterlibatan Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Pada Aspek Berbicara Melalui Pendekatan Kontekstual Siswa
Kelas V SD Kanisius Kadirojo, Purwomartani, Kalasan, Yogyakarta, Tahun
Pelajaran 2008/2009”. Hasil penelitiannya adalah pada pendekatan
kontekstual dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa dan prestasi
belajar siswa dalam hal mengarang.
Dari tiga penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari
beberapa penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kontekstual,
sebagian besar hanya meneliti tentang prestasi belajar. Atas dasar itu
peneliti akan mengembangkan penelitian tentang minat dan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan
H. Kerangka Berpikir
Pendekatan kontekstual dapat meningkatkan minat dan prestasi
belajar siswa materi menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk
pecahan siswa kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 tahun pelajaran 2011/2012.
Hal tersebut dikarenakan pendekatan kontekstual menggunakan cerita
kehidupan sehari-hari dalam menyampaikan materi, sehingga siswa akan
lebih mudah memahami materi. Siswa akan lebih berminat terhadap
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual karena menggunakan soal cerita
yang berhubungan dengan kehidupan nyata. Hal itu dikarenakan siswa sudah
memiliki pengetahuan sebelumnya, sehingga ketika guru menjelaskan materi
siswa akan mudah paham dan lebih tertarik. Dalam penelitian ini juga
menggunakan alat peraga yang nyata (konteks) yaitu kertas bufallo dan mika
plastik. Alat peraga tersebut dapat meningkatkan minat siswa karena siswa
dapat membuat pecahan sendiri melalui diskusi kelompok. Pembelajaran juga
melibatkan siswa dalam kegiatan diskusi, sehingga siswa lebih mudah dalam
mempelajari materi karena bekerja bersama teman lainnya. Hal tersebut dapat
meningkatkan minat siswa. Pembelajaran menggunakan pendekatan
kontekstual memudahkan siswa memahami materi karena menggunakan
cerita yang berkaitan dengan dunia nyata. Oleh karena itu siswa akan lebih
mudah untuk mempelajari materi pecahan, sehingga prestasi belajar siswa
dapat meningkat. Dari beberapa penjelasan di atas diharapkan pendekatan
menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan siswa kelas VA
SD Negeri 1 Adisucipto tahun pelajaran 2011/2012.
I. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka tersebut di atas, peneliti mengemukakan
hipotesis bahwa: “Penggunaan Pendekatan Kontekstual dapat meningkatkan
minat dan prestasi belajar mata pelajaran Matematika pada materi
menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan siswa kelas VA
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan
cara (I) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan
secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah dan
Dwitagama, 2009, 9). Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan untuk
meningkatkan dan memperbaiki praktik pembelajaran di kelas. Selain itu,
Pelitian Tindakan Kelas juga bertujuan untuk meningkatkan relevansi
pendidikan dan sasaran akhirnya untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan.
Aqib, dkk (2009, 3) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri melalui refleksi
diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa
meningkat.
Dalam penelitian ini, bentuk PTK yang dilakukan adalah PTK
kolaboratif. Menurut Sukidin, dkk (2010, 56) bentuk penelitian tindakan
seperti ini selalu dirancang dan dilakukan oleh sebuah tim peneliti yang
terdiri atas guru, dosen LPTK, atau kepala sekolah. Dalam penelitian ini PTK
dan guru kelas bersifat kemitraan sehinggan kami bisa dapat duduk bersama
untuk memikirkan persoalan-persoalan yang akan diteliti melalui penelitian
tindakan kelas yang kolaboratif.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui empat langkah utama
yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Empat langkah
utama yang saling berhubungan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas
sering disebut dengan istilah satu siklus. Pelaksanaan penelitian tindakan
[image:54.595.69.521.275.679.2]kelas dilakukan minimal dalam dua siklus. Di bawah ini merupakan
gambaran tahapan pada setiap siklus.
Siklus 1
Siklus 2
Gambar 1: Tahapan setiap siklus ( Kusumah dan Dwitagama, 2009, 44):
Perencanaan (Planning)
Tindakan ( Acting)
Pengamatan ( Observing) Refleksi (
Reflecting)
Perencanaan (Planning)
Tindakan ( Acting)
Pengamatan ( Observing) Refleksi (
Tahapan-tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas (Kusumah dan
Dwitagama, 2009, 29 -30):
1. Perencanaan
Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perencanaan
umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk
menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait PTK.
Sementara itu, perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan
dari siklus per siklus. Oleh karenannya dalam perencanaan khusus ini tiap kali
terdapat perencanaan ulang (replanning). Hal-hal yang direncanakan
diantaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran,
teknik atau strategi pembelajaran, media, materi pembelajaran, dan sebagainya.
2. Implementasi Tindakan
Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu
tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan,
materi apa yang diajarkan atau dibahas dan sebagainya.
3. Pengamatan
Pengamatan, observasi, atau monitoring dapat dilakukan sendiri oleh
kolaborator yang memang diberi tugas untuk hal itu. Pada saat monitoring
pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di dalam
kelas penelitian. Misalnya mengenai kinerja guru, situasi kelas, perilaku dan
sikap siswa, penyajian atau pembahasan materi, penyerapan siswa terhadap
4. Refleksi
Pada prinsipnya yang dimaksud dengan istilah refleksi ialah
perbuatan merenung atau memikirkan sesuatu atau upaya evaluasi yang
dilakukan oleh para kolaborator atau pertisipan yang terkait dengan suatu
PTK yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan dengan kolaboratif, yaitu
adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian.
Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi
tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan hasil refleksi ini pula suatu
perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya ditentukan.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di SD Negeri Adisucipto 1 yang
terletak di Komplek Lanud Adisucipto, Jln. Janti, Depok, Sleman,
Yogyakarta.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah Siswa SD Negeri Adisucipto 1 tahun
pelajaran 2011/2012 kelas VA yang berjumlah 35 siswa.
3. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah peningkatan minat dan prestasi belajar
dengan menggunakan pendekatan kontekstual siswa pada pelajaran
pecahan siswa kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 tahun pelajaran
2011/2012.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan pada semester genap
[image:57.595.73.544.231.627.2]tahun ajaran 2011/2012 yakni bulan Januari-Juli 2012.
Tabel 1: Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus 1 Observasi pra
penelitian
v
2 Penyusunan Proposal
v v
3 Permohonan ijin penelitian
v
Pengumpuln data
v
4 Pengolahan data v 5 Penyusunan
laporan
v v v
6 Ujian skripsi v
7 Revisi v
8 Pembuatan artikel
v
C. Rencana Tindakan
Rencana tindakan dalam penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2
siklus. Siklus pertama dan kedua akan dibedakan pada jumlah kelompok
1. Persiapan
a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SD Negeri Adisucipto 1 untuk
melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut.
b. Melakukan observasi pada siswa kelas VA untuk memperoleh
gambaran sepintas mengenai tingkah laku siswa.
c. Melakukan pengamatan lebih teliti untuk mengetahui gambaran
sepintas mengenai minat dan prestasi belajar siswa dalam materi
Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan.
d. Melakukan wawancara dengan guru kelas dan sebagian dari siswa kelas
VA SD Negeri Adisucipto 1
e. Mengidentifikasi masalah yang ada di kelas yaitu kurangnya minat dan
prestasi belajar siswa mengenai materi menjumlahkan dan
mengurangkan berbagai bentuk pecahan.
f. Menganalisis masalah belajar siswa mengenai menjumlahkan dan
mengurangkan berbagai bentuk pecahan yang disampaikan guru
kurang menarik siswa. Hal ini dikarenakan materi ini membutuhkan
pendekatan yang dapat meningkatkan semangat dan minat siswa dalam
mempelajarinya. Peneliti akan mencoba meningkatkan minat dan
prestasi belajar siswa pada materi menjumlahkan dan mengurangkan
berbagai bentuk pecahan dengan menggunakan pendekatan
kontekstual..
g. Merumuskan masalah
i. Menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus
j. Membuat gambaran awal mengenai minat dan prestasi belajar siswa
kelas VA pada materi menjumlahkan dan mengurangkan berbagai
bentuk pecahan.
k. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokoknya.
l. Menyusun silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal, instrumen penilaian,
pembuatan alat peraga, instrumen penelitian.
m. Menyiapkan media dan alat peraga
2. Rencana Tindakan setiap siklus
Setelah peneliti memperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan kelas sebagai berikut:
a. Siklus I
Siklus ini akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan, dimana
setiap pertemuan beralokasikan 3 JP.
1) Perencanaan Tindakan
Peneliti mempersiapkan silabus, menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), alat
peraga, soal undian, soal evaluasi dan membagi siswa dalam
2) PelaksanaanTindakan I
a) Menyampaikan kompetensi dasar, indika