• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan pendekatan kontekstual materi menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan pada siswa kelas VA SD N Adisucipto I tahun pelajaran 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan pendekatan kontekstual materi menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan pada siswa kelas VA SD N Adisucipto I tahun pelajaran 2011/2012."

Copied!
251
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MATERI MENJUMLAHKAN DAN MENGURANGKAN BERBAGAI BENTUK

PECAHAN PADA SISWA KELAS VA SD N ADISUCIPTO 1 HUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

Farida Nur Azizah NIM. 081134146

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar siswa kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 menggunakan pendekatan kontekstual materi menjumlahakan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan pada siswa kelas VA tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan minat dan prestasi belajar ditempuh dengan melakukan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Dimana setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa data awal minat siswa sebelum dikenai tindakan pendekatan kontekstual dengan rata-rata minat siswa adalah 7,71. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan pendekatan kontekstual, rata-rata minat siswa menjadi 11,5, yang menunjukkan kriteria minat siswa cukup. Kemudian dilakukan tindakan pada siklus II dengan menggunakan pendekatan kontekstual yang semakin baik, rata-rata minat siswa meningkat secara signifikan yaitu menjadi 14,38 yang menunjukkan kriteria minat siswa pada siklus II adalah tinggi.

Sedangkan hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sebelum dikenai tindakan dengan menggunakan pendekatan kontekstual, nilai rata-rata siswa kelas VA tahun pelajaran 2010/2011 adalah 58,3 dan persentase yang mencapai KKM rendah yaitu 37,5%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, ada peningkatan nilai rata-rata siswa menjadi 72,57. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus I adalah 80%. Kemudian dilanjutkan pada siklus II rata-rata nilai siswa meningkat secara signifikan menjadi 80,86. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus II menjadi 85,71%.

(2)

ix ABSTRACT

THE INCREASED OF STUDENT INTEREST AND STUDY ACHIEVEMENT USING A CONTEXTUAL APPROACH ON ADDING

AND SUBTRACTING VARIOUS FRACTION MATERIAL FOR STUDENTS GRADE VA ADISUCIPTO 1 ELEMENTARY SCHOOL OF

STATE COURSE YEAR 2011/2012

By:

Farida Nur Azizah NIM. 081134146

This study aims to determine the interest and increase student achievement on fifth grade Adisucipto 1 Elementary School of State students on adding and subtracting various of fraction material course year 2011/2012. Increased interest and study achievement reached by the class action research consists of two cycles. Where each cycle consists of planning, implementation, observation, and reflection.

The results showed that student’s interest before the intial data is the act of

using contextual approach with an average interest of students was 7,71. After I performed action on cycles using the contextual approach, the average interest of students to be 11,5, which shows the criteria of enough student interest. Then be taken on the second cycle using the contextual approach is the better, on average, students interest increased significantly to 14,38 indicating that the criteria in the second cycle student interest is high.

While the results of research on student achievement prior actions as a contextual approach, the average fifth-grade students of the school year 2010/2011 is 58,3 and the percentage that reached a low of 37,5% KKM. After the action on the cycle I, there is an increase in the average student to be 72,57. And the percentage of students who reach the KKM on cycle I was 80%. Then continued in the second cycle the average student scores increased significantly to 80,86. And the percentage of students who reach the KKM in the second cycle to 85,71%.

(3)

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MATERI MENJUMLAHKAN DAN

MENGURANGKAN BERBAGAI BENTUK PECAHAN PADA SISWA KELAS VA SD N ADISUCIPTO 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh:

FARIDA NUR AZIZAH 081134146

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MATERI MENJUMLAHKAN DAN

MENGURANGKAN BERBAGAI BENTUK PECAHAN PADA SISWA KELAS VA SD N ADISUCIPTO 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh:

FARIDA NUR AZIZAH 081134146

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

Ku ucapkan rasa terimakasih dari hati yang terdalam kepada

Allah SWT atas rahmatNya dan petunjukNya dalam penyusunan

skripsi

Karya tulis ini ku persembahkan kepada keluargaku tercinta

Bapak Kharir, Spd

Ibu Rohanah

Kakakku Anita Ika Rizqia

Adikku Faishol Ibnu Khibban

(8)

v MOTTO

KESUKSESAN HANYALAH MILIK ORANG-ORANG YANG

BERJUANG DAN BERDOA

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya ataupun bagian karya orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya

ilmiah.

Yogyakarta, 4 Juli 2012

Penulis

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEGIATAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Farida Nur Azizah

NIM : 081134146

Demi pengembangan pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI MENJUMLAHKAN DAN MENGURANGKAN BERBAGAI BENTUK PECAHAN PADA SISWA KELAS VA SD N ADISUCIPTO 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012”

Beserta perangkat yang diperlukan. Demikian saya memberitahukan kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet, atau media

lain, untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 6 Agustus 2012

Yang menyatakan

(11)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MATERI MENJUMLAHKAN DAN MENGURANGKAN BERBAGAI BENTUK

PECAHAN PADA SISWA KELAS VA SD N ADISUCIPTO 1 HUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

Farida Nur Azizah NIM. 081134146

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar siswa kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 menggunakan pendekatan kontekstual materi menjumlahakan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan pada siswa kelas VA tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan minat dan prestasi belajar ditempuh dengan melakukan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Dimana setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa data awal minat siswa sebelum dikenai tindakan pendekatan kontekstual dengan rata-rata minat siswa adalah 7,71. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan pendekatan kontekstual, rata-rata minat siswa menjadi 11,5, yang menunjukkan kriteria minat siswa cukup. Kemudian dilakukan tindakan pada siklus II dengan menggunakan pendekatan kontekstual yang semakin baik, rata-rata minat siswa meningkat secara signifikan yaitu menjadi 14,38 yang menunjukkan kriteria minat siswa pada siklus II adalah tinggi.

Sedangkan hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sebelum dikenai tindakan dengan menggunakan pendekatan kontekstual, nilai rata-rata siswa kelas VA tahun pelajaran 2010/2011 adalah 58,3 dan persentase yang mencapai KKM rendah yaitu 37,5%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, ada peningkatan nilai rata-rata siswa menjadi 72,57. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus I adalah 80%. Kemudian dilanjutkan pada siklus II rata-rata nilai siswa meningkat secara signifikan menjadi 80,86. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus II menjadi 85,71%.

(12)

ix ABSTRACT

THE INCREASED OF STUDENT INTEREST AND STUDY ACHIEVEMENT USING A CONTEXTUAL APPROACH ON ADDING

AND SUBTRACTING VARIOUS FRACTION MATERIAL FOR STUDENTS GRADE VA ADISUCIPTO 1 ELEMENTARY SCHOOL OF

STATE COURSE YEAR 2011/2012

By:

Farida Nur Azizah NIM. 081134146

This study aims to determine the interest and increase student achievement on fifth grade Adisucipto 1 Elementary School of State students on adding and subtracting various of fraction material course year 2011/2012. Increased interest and study achievement reached by the class action research consists of two cycles. Where each cycle consists of planning, implementation, observation, and reflection.

The results showed that student’s interest before the intial data is the act of

using contextual approach with an average interest of students was 7,71. After I performed action on cycles using the contextual approach, the average interest of students to be 11,5, which shows the criteria of enough student interest. Then be taken on the second cycle using the contextual approach is the better, on average, students interest increased significantly to 14,38 indicating that the criteria in the second cycle student interest is high.

While the results of research on student achievement prior actions as a contextual approach, the average fifth-grade students of the school year 2010/2011 is 58,3 and the percentage that reached a low of 37,5% KKM. After the action on the cycle I, there is an increase in the average student to be 72,57. And the percentage of students who reach the KKM on cycle I was 80%. Then continued in the second cycle the average student scores increased significantly to 80,86. And the percentage of students who reach the KKM in the second cycle to 85,71%.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat

dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Karya tulis yang berjudul “Peningkatan minat dan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan Kontekstual Materi Menjumlahakan dan

Mengurangkan Berbagai bentuk Pecahan Pada SiswaKelas VA SD N Adisucipto

1 Tahun Pelajaran 2012” ini, disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Studi Program Strata 1 Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan,

Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini, tidak akan berjalan dengan

baik tanpa bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D, selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.

2. Rm. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A, selaku Kaprodi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Dosen Pembimbimg I yang telah

membimbing dan mendampingi penulisan proses penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. J. Sumedi, selaku Dosen Pembimbing II yang telah membantu

membimbing penulisan skripsi.

5. Bapak Drs. Daryono, selaku Kepala Sekolah SD Negeri adisucipto 1, yang

telah memberi izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

6. Ibu Sri Indah Fitri Umami, S. Pd, selaku guru kelas VA SD Negeri

Adisucipto 1, yang telah berkenan membantu dan menjadi mitra penulis

dalam melaksanakan penelitian.

7. Ibu E. Ayunika Permata Sari, M. Sc, selaku Dosen Matematika, yang telah

membantu validasi perangkat pembelajaran dalam skripsi ini.

8. Kedua orang tuaku yang tercinta, yang telah senantiasa memberi dukungan

(14)

xi

9. Seluruh Dosen PGSD USD dan Staf Sekretariat PGSD USD, yang telah

banyak memberikan bantuan pada penulis.

10.Seluruh siswa kelas VA SD Negeri Adisucipto tahun pelajaran 2011/2012,

yang menjadi subyek penelitian.

11.Teman – teman PPL Adisucipto 1 2012 yang telah membantu selama

penelitian berlangsung.

12.Teman- temanku ber11 yang telah senantiasa memberikan dukungan

kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

13.Saudara Meylana, Mbak Devi, Heni dan Syaiful yang telah bersedia

meminjamkan baik kamera maupun printer guna kelancaran proses

penyusunan skripsi.

14.Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah

membantu dan memberi dukungan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun. Semoga karya ini bermanfaat bagi para pembaca

Yogyakarta, 4 Juli 2012

Penyusun

(15)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Pemecahan Masalah ... 4

E. Batasan Pengertian ... 4

(16)

xiii

G. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. Kajian Pustaka ... 7

A. Minat ... 7

1. Pengertian Minat ... 7

2. Faktor Pendorong Minat ... 8

3. Ciri-ciri Minat ... 9

4. Cara Mengukur Minat ... 11

B. Prestasi Belajar………... 12

1. Pengertian Belajar ... 12

2. Pengertian Prestasi belajar ... 13

3. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 15

C. Pendekatan Kontekstual ... 16

1. Pengertian ... 16

2. Komponen Pendekatan Kontekstual ... 17

3. Prinsip Pendekatan Kontekstual ... 19

4. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Kontekstual ... 20

D. Matematika ... 21

E. Kompetensi Dasar Menjumlahkan dan Mengurangkan Berbagai Bentuk Pecahan ... 22

1. Pengertian Pecahan ... 22

2. Menjumlahakan Pecahan ... 23

3. Mengurangkan pecahan ... 24

4. Pengerjaan Hitung Campuran Berbagai Bentuk Pecahan ... 25

F. Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan Kontekstual 25 G. Hasil penelitian yang Relevan ... 27

H. Kerangka Berpikir ... 29

I. Hipotesis ... 30

BAB III. Metode Penelitian ... 31

(17)

xiv

B. Setting Penelitian ... 34

C. Rencana Tindakan ... 35

1. Persiapan ... 36

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus ... 37

a. Siklus I ... 37

1) Perencanaan Tindakan ... 37

2) Pelaksanaan Tindakan I ... 38

3) Observasi... 38

4) Refleksi ... 39

b. Siklus II ... 39

1) Perencanaan Tindakan ... 39

2) Pelaksanaan Tindakan II ... 40

3) Observasi ... 41

4) Refleksi ... 41

D. Pengumpulan Data dan Instrumennya. ... 42

1. Peubah (Variabel) Indikator Keberhasilan... 42

2. Jenis dan Cara Mengumpulkan Data dan Instrumennya ... 42

3. Instrumen Penelitian ... 43

a. Prestasi Belajar ... 43

1) Tes ... 44

2) Non Tes ... 46

b. Minat Siswa ... 47

1) Rubrik Pengamatan Minat ... 47

2) Panduan Wawancara ... 49

4. Validitas Instrumen ... 51

a. Validitas ... 51

1) Pengertian ... 51

2) Macam-Macam Validitas ... 51

3) Validitas yang Digunakan dalam Penelitian ... 52

a) Validasi Instrumen Minat ... 53

(18)

xv

i) Validasi Perangkat Pembelajaran ... 53

ii) Validitas Soal Evaluasi ... 55

b. Reliabilitas ... 57

E. Analisis Data ... 59

1. Peningkatan minat ... 60

2. Peningkatan Prestasi Belajar ... 61

BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64

A. Hasil Penelitian ... 64

1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 64

a. Siklus I ... 64

1) Perencanaan Kegiatan ... 64

2) Pelaksanaan ... 65

a) Pertemuan 1 ... 65

b) Pertemuan 2 ... 69

3) Observasi ... 71

4) Refleksi ... 72

b. Siklus II ... 74

1) Perencanaan Kegiatan ... 75

2) Pelaksanaan ... 76

a) Pertemuan 1 ... 76

b) Pertemuan 2 ... 78

3) Observasi ... 80

4) Refleksi ... 81

2. Hasil Minat Siswa ... 83

a. Hasil Minat Siswa dari Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II 84 b. Hasil Uji-t Minat Siswa ... 87

3. Hasil Prestasi Belajar ... 88

a. Hasil Prestasi Belajar Siswa dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II ... 90

b. Uji-t Prestasi Belajar Kondisi Awal dengan Siklus I ... 92

(19)

xvi

B. Pembahasan ... 94

1. Hasil Minat Siswa ... 94

2. Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 97

BAB. V Kesimpulan dan Saran ... 101

A. Kesimpulan ... 101

B. Saran ... 104

(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tahapan setiap Siklus ... 32

2. Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 85

3. Peningkatan Nilai Rata-Rata Kelas ... 91

4. Peningkatan Capaian KKM ... 91

(21)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jadwal Penelitian ... 35

2. Peubah Data dan Instrumennya ... 42

3. Kisi- Kisi Uji Coba Soal Evaluai Siklus 1 ... 44

4. Kisi- Kisi Uji Coba Soal Evaluasi Siklus 2 ... 45

5. Indikator Aspek Afektif ... 46

6. Indikator Aspek Psikomotorik ... 46

7. Rubrik Pengamatan Minat ... 47

8. Kriteria Penilaian Minat ... 49

9. Panduan Wawancara Siswa ... 50

10. Panduan Wawancara Guru ... 50

11. Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 54

12. Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 54

13. Kisi – Kisi Soal Evaluasi Siklus I Setelah Uji Coba ... 56

14. Kisi – Kisi Soal Evaluasi Siklus II Setelah Uji Coba ... 56

15. Koefisien Reliabilitas ... 58

16. Kriteria Keberhasilan Minat ... 59

17. Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar ... 61

18. Skor Rata-Rata Minat Siswa ... 83

19. Hasil Uji Normalitas Minat Awal dan Siklus I ... 85

20. Hasil Uji Normalitas Minat Siklus I dan Siklus II ... 86

21. Hasil Uji-t Minat Kondisi Awal dan Siklus I ... 87

22. Hasil Uji-t Minat Siklus I dan Siklus II ... 88

23. Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan II ... 88

24. Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa ... 92

25. Hasil Uji-t Satu Sampel Prestasi Belajar Siswa ... 92

26. Hasil Uji-t Dua Sampel Prestasi Belajar Siswa ... 93

27. Hasil Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 94

(22)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus ... 108

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 110

3. Lembar Kerja Siswa ... 125

4. Bahan Ajar ... 136

5. Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II ... 138

6. Rubrik Pengamatan Minat ... 145

7. Rubrik penilaian Psikomotorik dan Afektif ... 151

8. Analisis Skor Minat ... 155

9. Analisis Skor Prestasi Belajar ... 159

10. Hasil Uji Validitas ... 176

11. Hasil Uji Reliabilitas ... 180

12. Instrumen Validasi ... 190

13. Perhitungan PAP tipe 1 ... 194

14. Indeks Kesukaran ... 195

15. Surat Permohonan Ijin ... 200

16. Surat Keterangan Penelitian ... 201

17. Nilai Kondisi Awal Prestasi Belajar ... 202

18. Notulen dan Daftar Hadir ... 204

19. Soal Undian ... 216

20. Hasil Pekerjaan Siswa ... 220

(23)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah salah satu mata pelajaran di sekolah dasar.

Matematika sangat dibutuhkan dalam ilmu lain dan dalam kehidupan

sehari-hari. Di dalam Matematika terdapat ilmu hitung yang sangat berguna bagi

kehidupan sehari-hari maupun pekerjaan setiap manusia. Matematika juga

mata pelajaran yang akan selalu ada di setiap jenjang pendidikan seperti

Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah

Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Perguruan Tinggi

(PT). Siswa dalam mencapai keberhasilan dan kesuksesan dalam menempuh

pendidikan, menguasai ilmu Matematika adalah salah satu hal yang harus

diwujudkan.

Matematika termasuk ilmu yang rumit dan abstrak. Belajar

Matematika tidak hanya sekedar menghafal rumus, melainkan menerapkan

dan menemukan rumus guna memecahkan setiap soal Matematika.

Mempelajari Matematika membutuhkan ketelitian dan ketekunan. Salah satu

hal yang diperlukan untuk mencapai hal tersebut ialah siswa memiliki minat

terhadap pelajaran Matematika. Namun pada kenyataannya, banyak siswa

yang beranggapan bahwa Matematika sulit dan menakutkan, sehingga banyak

(24)

Minat siswa terhadap Matematika ditunjukkan dalam pembelajaran

Matematika di kelas. Minat adalah suatu perhatian yang lebih terhadap

sesuatu dan bersifat menetap dan disertai dengan perasaan senang. Minat

belajar siswa sangat berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai. Jika minat

belajar siswa tinggi, maka prestasi belajar siswa akan tinggi. Sebaliknya jika

minat belajar siswa rendah, maka prestasi belajar siswa akan rendah. Prestasi

belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan pembelajaran

yang diwujudkan dalam bentuk nilai atau skor.

Dari wawancara terhadap Guru Matematika SD Negeri Adisucipto 1,

kebanyakan siswa masih memiliki minat rendah. Siswa masih beranggapan

bahwa Matematika sulit dan tidak menyenangkan. Dari hasil observasi

peneliti juga terjadi hal yang sama, siswa lebih banyak bermain sendiri,

mengobrol dengan teman, tidur, dan hanya 3 orang yang mau bertanya

mengenai materi pelajaran. Siswa yang memperhatikan dan mencatat materi

hanya siswa tertentu dan siswa yang duduk di depan kelas.

Dari fakta-fakta di atas, rendahnya minat itulah yang diduga

menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa. Hal tersebut diperkuat

dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika khususnya materi

menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan yang masih

rendah. Dari data nilai siswa kelas V tahun pelajaran 2010/2011, yang

peneliti peroleh bahwa hanya 37, 5 % dari 40 siswa yang mendapatkan nilai

(25)

Dari data yang diperoleh di atas, peneliti menduga bahwa rendahnya

minat dan prestasi belajar Matematika dapat dipecahkan dengan

menggunakan Pendekatan Kontekstual. Pendekatan Kontekstual atau bisa

disebut CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah suatu pemikiran

yang membantu guru mengaitkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata .

Pendekatan kontekstual berbasis pada kehidupan sehari-hari, sehingga

memudahkan siswa memahami materi dan menumbuhkan minat siswa karena

berangkat dari hal yang diketahui siswa.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, masalah dan pembatasannya,

masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan pendekatan kontekstual dalam upaya meningkatkan

minat belajar materi menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk

pecahan pada siswa kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 tahun pelajaran

2011/2012?

2. Apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan minat dan prestasi

belajar siswa materi menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk

pecahan pada siswa kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 tahun pelajaran

(26)

C. Batasan Masalah

Judul dalam penelitian ini, menggunakan kompetensi dasar

menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. Tetapi dalam

penelitian ini, materi hanya dibatasi pada materi menjumlahkan dan

mengurangkan pecahan berbeda penyebut.

D. Pemecahan Masalah

Masalah rendahnya minat dan prestasi belajar siswa pada materi

menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan kelas VA SD

Negeri Adisucipto 1 tahun pelajaran 2011/2012 akan diatasi dengan

menggunakan Pendekatan Kontekstual.

E. Batasan Pengertian

Supaya tidak menimbulkan suatu pertanyaan dan tidak menimbulkan

multi tafsir tentang suatu istilah yang dikemukakan, maka perlu adanya batasan

pengertian. Berikut ini merupakan batasan pengertian yang kami ambil, yaitu

sebagai berikut:

1. Minat

Minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu obyek yang

cenderung bersifat menetap dan disertai dengan rasa senang.

2. Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah hasil belajar akademik yang dicapai siswa setelah

siswa melakukan kegiatan belajar yang diukur menggunakan tes dan

(27)

3. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan Kontekstual adalah suatu pemikiran yang membantu guru

mengaitkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata.

F. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penggunaan pendekatan kontekstual dalam upaya

meningkatkan minat belajar pada materi menjumlahkan dan

mengurangkan berbagai bentuk pecahan pada siswa kelas VA SD Negeri

Adisucipto 1 tahun pelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan

minat dan prestasi belajar siswa materi menjumlahkan dan mengurangkan

berbagai bentuk pecahan pada siswa kelas VA SD Negeri Adisucipto 1

tahun pelajaran 2011/2012.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang penggunaan

pendekatan kontekatual dalam proses belajar mengajar Matematika, antara

lain:

1. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengalaman dalam melakukan PTK khususnya

(28)

prestasi belajar pada materi menjumlahkan dan mengurangkan berbagai

bentuk pecahan siswa kelas VA SD N Adisucipto 1 tahun ajaran

2011/2012.

2. Bagi Guru

Dapat memberikan inspirasi bagi guru-guru SD untuk melakukan

PTK khususnya menggunakan pendekatan kontekstual dalam upaya

peningkatan minat dan prestasi belajar pada materi menjumlahkan dan

mengurangkan berbagai bentuk pecahan siswa kelas VA SD N Adisucipto

1 tahun ajaran 2011/2012.

3. Bagi Siswa

Dapat memberikan pengalaman mempelajari materi menjumlahkan

dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan menggunakan pendekatan

kontekstual siswa kelas VA SD N Adisucipto 1 tahun ajaran 2011/2012.

4.Bagi Pihak Sekolah

Dapat menambah bahan bacaan terkait dengan PTK khususnya

menggunakan pendekatan kontekstual dalam upaya peningkatan minat

dan prestasi belajar pada materi menjumlahkan dan mengurangkan

berbagai bentuk pecahan siswa kelas VA SD N Adisucipto 1 tahun ajaran

(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat

1. Pengertian Minat

Winkel (1996, 188) menyatakan bahwa minat diartikan sebagai

kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang

studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi

itu.

Soewardi (1987:183) minat menurut Ensiklopedi Pendidikan

adalah kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari

luar. Tiap pelajaran yang diberikan guru harus menarik minat siswa. Minat

merupakan suatu kaidah pokok dalam didaktik. Minat ditumbuhkan oleh

pengaruh domein kognitif dan domein afektif.

Hurlock (1993:114) menyatakan bahwa minat merupakan sumber

motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka

inginkan bila mereka bebas memilih. Minat menjadi sumber motivasi yang

kuat untuk belajar.

Surya, dkk (2003, 10.23) minat atau interest merupakan suatu

kekuatan motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian

terhadap seseorang, sesuatu benda ataupun kegiatan tertentu. Minat

(30)

merupakan tenaga pendorong bagi perbuatan seseorang. Dalam pendidikan

di sekolah, sikap dan minat sangat memegang peranan penting dalam

belajar, karena banyak mendasari motif terhadap pelajaran atau jurusan

serta sekolah yang mereka ikuti.

Dari empat pengertian minat di atas, maka dapat disimpulkan

pengertian minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu

obyek yang cenderung bersifat menetap dan disertai dengan rasa senang.

2. Faktor pendorong minat

Soewardi (1987:183) berpendapat bahwa minat didorong oleh

motivasi. Motivasi merupakan suatu tenaga yang mendorong setiap

individu bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu. Minat

dimanifestasikan berdasarkan komponen dorongan yang mendorongnya.

Minat dan motivasi berhubungan sangat erat, dimana minat

merupakan alat motivasi yang utama. Menurut Esti (2002: 365) salah satu

cara untuk menarik minat selama pelajaran adalah menghubungkan

pengalaman belajar dengan minat siswa. Jika seorang guru tahu apa yang

diminati siswa, banyak tugas mengajar di kelas yang dapat dihubungkan

dengan minat-minat siswa.

Beberapa cara untuk menciptakan minat, antara lain:

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk belajar

b. Menghubungkan pengalamannya dengan persoalan atau masalah pada

(31)

c. Menggunakan berbagai macam cara mengajar supaya siswa tidak

merasa bosan

d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan hasil

yang lebih baik. (Sardiman, 1986:93-94)

3. Ciri-ciri Minat

Hurlock (1995:117) ciri-ciri minat antara lain sebagai berikut:

a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental

Pada dasarnya minat di semua bidang tetap berubah selama

terjadi perubahan fisik dan mental. Pada waktu pertumbuhan terlambat

dan kematangan dicapai, minat menjadi lebih stabil. Dengan demikian

perkembangan fisik dan mental seorang siswa akan tumbuh bersamaan

dengan minat siswa tersebut.

b. Minat bergantung pada kesiapan belajar

Siswa tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap secara

fisik dan mental untuk belajar. Misalnya; siswa tidak akan mempuanyai

minat yang sungguh-sungguh untuk belajar Matematika, sampai siswa

tersebut memiliki pengetahuan dan keinginan untuk belajar Matematika

sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.

c. Minat bergantung pada kesempatan belajar

Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat,

baik anak-anak maipun dewasa. Minat berasal dari lingkungan dimana

mereka tinggal. Karena lingkungan anak kecil sebagian besar terbatas

(32)

luasnya lingkup sosial, mereka tertarik pada minat orang yang berada di

luar rumah yang mulai mereka kenal. Jadi minat bergantung pada

seseorang untuk mencari situasi baru untuk belajar.

d. Perkembangan minat mungkin terbatas

Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang

terbatas akan membatasi minat anak. Misalnya pada anak yang

memiliki cacat fisik, anak tersebut tidak mungking mempunyai minat

yang sama seperti dengan teman sebayanya yang memiliki

perkembangan fisik normal.

e. Minat dipengaruhi pengaruh budaya

Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang

dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja oleh kelompok budaya

mereka yang dianggap benar atau sesuai. Dengan demikian mereka

tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang mereka anggap

tidak sesuai. Minat anak tergantung pada lingkup budayanya yang

mereka tekuni dengan baik.

f. Minat berbobot emosional

Bobot emosional merupakan aspek afektif dari minat yang

menetukan kekuatanya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan

akan melemahkan minat seorang siswa. Dan sebaliknya, jika bobot

emosional seorang siswa menyenangkan maka akan memperkuat minat

seorang siswa tersebut.

(33)

Sepanjang masa kanak-kanak, bahwa minat itu bersifat

egosentris. Minat akan menuntun mereka ke arah tujuannya. Misalnya,

minat anak pada mata pelajaran IPA, kepandaian mereka di bidang IPA

di sekolah menjadi langkah penting untuk menuju kedudukan yang baik

dan menguntungkan di bidang alam.

Berdasarkan ciri-ciri minat dari beberapa tokoh diatas, dapat

ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri minat adalah sebagai berikut:

1) Perasaan senang

2) Perhatian dalam belajar

3) Ketertarikan pada materi dan guru

4) Kesadaran akan adanya manfaat yang dapat dituangkan dalam

keterlibatan siswa dalam pelajaran.

4. Cara Mengukur Minat

Cara mengukur minat belajar siswa dengan menggunakan observasi

dan wawancara. “ through observation, the reseacher learn about behavior and the meaning atteched tu those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makana dari perilaku tersebut

(Marshall dalam Sugiyono, 2011, 226). Sedangkan Esterberg dalam

Sugiyono (2011, 231) mendefinisikan interview sebagai berikut. “ a

meeting of two persons to exchange information and idea through question

and responses, resulting in communication and joint construction of

(34)

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Cara mengukur minat dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan

observasi. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan dalam setiap siklus.

Dalam mengobservasi minat siswa, peneliti menggunakan rubrik

pengamatan minat berdasarkan indikator minat. Indikator minat diperoleh

dari ciri-ciri minat di atas. Indikator minat adalah ekspresi perasaan

senang, perhatian dalam belajar, ketertarikan pada materi dan guru,

keterlibatan siswa dalam pelajaran.

B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar.

Winkel (1996, 53) menyatakan bahwa belajar adalah semua aktivitas

mental/psiki, yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan,

yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,

keterampilan dan nilai sikap

Siagian (1989, 106) menyatakan bahwa belajar adalah proses yang

berlangsung seumur hidup dan tidak…pada pendidikan formal yang di

tempuh seseorang di berbagai tingkat lembaga pendidikan.

Hart dalam Ginnis (2008, 22) menyatakan bahwa “belajar adalah

ekstraksi dari pola-pola bermakana dari kebingungan. Dan tidak ada

konsep, tidak ada fakta dalam pendidikan yang benar-benar lebih penting

dari pada hal ini: otak, oleh desain alam, merupakan alat pendeteksi pola

(35)

Surya (1981:32) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksinya dengan lingkungan. Pada prinsipnya, belajar merupakan

perubahan dari diri seseorang.

Dari empat pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah usaha yang dilakukan manusia untuk memperoleh

pengalaman baru yang diwujudkan dengan perubahan tingkah laku.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Tu’u (2004, 75) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang

diberikan oleh guru.

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan

yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya yang ditunjukkan

dengan nilai atau tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (KBBI,

1990:700).

Prestasi belajar merupakan kesempurnaan seorang siswa dalam

berpikir, merasa, dan berbuat. Prestasi belajar seorang siswa dikatakan

sempurna jika memenuhi beberapa aspek dalam belajar. Syah

(36)

a. Aspek kognitif

Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kegiatan

berpikir. Aspek ini sangat berkaitan erat dengan tingkat intelegensi (IQ)

atau kemampuan berpikir siswa. Sejak dulu aspek kognitif selalu

menjadi perhatian utama dalam sistem pendidikan formal. Hal itu

terbukti dengan melihat metode penilaian di sekolah-sekolah. Penilaian

di sekolah biasanya mengedepankan kesempurnaan pada aspek

kognitif.

b. Aspek afektif

Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan nilai dan sikap.

Aspek ini berkaiatan erat dengan kecerdasan emosi (EQ) siswa.

Penialaian pada aspek ini dapat terlihat pada kedisiplinan,

tanggungjawab, sikap hormat terhadap guru, kepatuhan, dan

sebagainya.

c. Aspek psikomotorik

Aspek psikomotorik menurut kamus besar bahasa indonesia

adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan gerak fisik

yang mempengaruhi sikap mental. Jadi lebih sederhananya, aspek ini

menunjukkan kemampuan atau keterampilan (skill) yang dimiliki siswa

(37)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa sangat tergantung pada faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Faktor internal dan eksternal adalah dua hal yang

sangat menunjang keberhasilan siswa dalam melakukan kegiatan belajar.

Jadi untuk menghasilkan siswa yang berprestasi, seorang pendidik harus

mampu mensinergikan kedua faktor, yakni faktor internal dan eksternal.

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri

siswa. Adanya faktor internal ini yang membuat prestasi belajar siswa

menjadi tinggi. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar

anatara lain:

1) Bakat, merupakan kecerdasan, yaitu potensi dasar yang dimiliki

oleh setiap siswa.

2) Minat, yaitu suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu obyek

yang cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa

senang.

3) Motivasi, yaitu suatu tenaga yang mendorong setiap individu

bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu.

b. Faktor eksternal

Pengertian prestasi belajar menurut para ahli tidak

mengesampingkan peranan faktor eksternal dalam meningkatkan

prestasi belajar. Faktor ini pengaruhnya tidaklah sebesar faktor internal.

(38)

1) Kualitas guru dalam penguasaan materi

2) Metode yang digunakan dalam mengajar

3) Fasilitas mengajar, misalnya media dan alat peraga

4) Lingkungan yang mendukung, dan sebagainya

C. Pendekatan Kontekstual 1. Pengertian

Johnson (2010 : 65) menyatakan bahwa Contextual Teaching and

Learning (CTL) adalah pendekatan pembelajaran yang mengkaitkan mata

pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat

hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka

sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki

pengetahuan/ keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk

mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.

Nurhadi (2002) dalam Muslich (2007, 41) berpendapat bahwa

Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)

adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi

pembelajaran dengan situasi dunia nyata, dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sehari-hari.

Johnson (2002) dalam Suryanto, dkk. (2010, 53-54) menyatakan

bahwa CTL adalah suatu sistem pembelajaran (instruction) yang didasarkan

pada pandangan bahwa siswa belajar bila mereka melihat makna dalam

(39)

tugas-tugas yang mereka kerjakan bilamana merekan dapat menghubungkan

informasi baru yang mereka terima dengan pengetahuan atau pengalaman

yang sudah mereka miliki.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

kontekstual/ CTL adalah model pembelajaran yang mengaitkan materi

pembelajaran dengan situasi dunia nyata. Sehingga siswa dapat belajar

secara langsung, belajar meneliti, saling bekerjasama, aktif, dan kreatif.

2. Komponen Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang

memiliki tujuh asas atau komponen. Menurut Muslich (2007, 43) tujuh

komponen itu yaitu:

1. Konstruktivisme (Constructivisme).

Kontruktivisme merupakan landasan filosofis dalam pendekatan

Kontekstual. Dalam kontruktivisme ditekankan agar siswa dapat

membangun pemahamannya sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif

berdasarkan pengetahuan dan pengalaman belajarnya.

2. Bertanya (Questioning)

Bertanya merupakan strategi dalam pendekatan Kontekstual. Guru

harus dapat mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu dan

memperoleh informasi. Siswa akan memperoleh pengetahuan apabila

siswa mau bertanya. Semakin banyak pertanyaan yang disampaikan

oleh siswa maka pengetahuan yang diperoleh juga akan semakin

(40)

3. Menemukan (Inquiry).

Inti dari pendekatan kontekstual ialah menemukan (inquiry).

Dalam inquiry siswa harus dapat menemukan sendiri pengetahuan dan

keterampilan yang mereka perlukan. Siswa tidak hanya menghafal

pengetahuan tetapi juga harus menemukan pengetahuan. Pengetahuan

yang ditemukan sendiri oleh siswa akan diingat lebih lama dari

pengetahuan yang tidak ia temuakan sendiri.

4. Masyarakat Belajar (Learning Community).

Masyarakat belajar sangat membantu siswa dalam meningkatkan

hasil belajar. Dengan adanya masyarakat belajar, siswa diharapkan

dapat memperoleh pengetahuan yang lebih banyak dari

teman-temannya. Masyarakat belajar dapat dibentuk di dalam kelas maupun di

luar kelas. Masalah akan lebih mudah dipecahkan apabila siswa dibantu

oleh orang lain.

5. Pemodelan (Modelling).

Siswa akan lebih cepat memperoleh keterampilan dan

penegetahuan tertentu apabila ada model yang bisa ditiru oleh siswa.

Model tersebut dapat berupa contoh tentang menggunakan sesuatu, cara

membuat sesuatu, cara menampilkan sesuatu.

6. Refleksi (Reflection).

Refleksi merupakan bagian terpenting dari pembelajaran yang

menggunakan pendekatan kontekstual. Refleksi adalah perenungan

(41)

dapat merenungkan apa yang baru saja dipelajari, menelaah dan

merespon, semua kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang terjadi

dalam pembelajaran, sehingga ia dapat menyimpulkan pengalaman

belajar yang ia pelajari.

7. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment).

Komponen yang merupakan ciri khusus dari pendekatan

kontekstual adalah penilaian yang autentik. Dalam penilaian ini guru

harus mengumpulkan berbagai data yang bisa memberikan gambaran

atau informasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa.

Penilaian autentik diarahkan pada proses mengamati, menganalisis, dan

menafsirkan data yang telah terkumpul. Data-data tersebut diperoleh

tidak hanya dari hasil pembelajaran tetapi data tersebut diperoleh

selama proses pembelajaran.

3. Prinsip Pendekatan Kontekstual

Johnson (2002) dalam Suryanto, dkk (2010, 54) mengungkapkan 3

prinsip pendekatan kontekatual atau CTL sebagai berikut:

a. Saling Ketergantungan (independence)

Semua objek di alam semesta ini salaing tergantung sama lain.

b. Keberagaman (differetiation)

Tidak ada dua objek di alam semesta iniyang tepat sama, semuanya

berbeda satu sama lain, tetapi saling berelasi.

c. Organisasi-diri (Self- Organitation)

(42)

4. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Kontekstual

Kelebihan pendekatan kontestual menurut Johnson (2007 : 300)

adalah sebagai berikut:

a. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan nyata. Artinya siswa dituntut

untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah

dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat

menghubungkan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata,

materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa,

sehingga tidak akan mudah dilupakan.

b. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan

konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut

aliran konstruktivisme dimana seorang siswa dituntun untuk

menemukan pengetahuannya sendiri.

Kelemahan pendekatan kontekstual menurut Johnson (2007: 302)

adalah sebagai berikut:

a. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat anak benar-

benar paham.

b. Membutuhkan tenaga yang banyak dalam berkomunikasi kepada para

siswa karena tingkat inteligensi tiap siswa berbeda-beda agar siswa

(43)

D. Matematika

Muhsetyo (2008: 1.26) berpendapat ”pembelajaran Matematika adalah

proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian

kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi

tentang bahan matematika yang dipelajari”.

Pembelajaran Matematika adalah proses interaksi antara guru dan

siswa dalam belajar tentang konsep-konsep, dan struktur-struktur matematika

yang terdapat dalam materi yang dipelajari sebagai alat pikir, alat

berkomunikasi dan alat untuk memecahkan berbagai masalah.

Adams dan Hamm dalam Wijaya (2011: 5) mengatakan bahwa cara

dan pendekatan pada pembelajaran Matematika sangat dipengaruhi oleh

pandangan guru terhadap Matematika dan siswa dalam pembelajaran.

Pandangan tentang posisi dan peran itu dibedakan menjadi empat macam,

yaitu:

1. Matematika sebagai suatu cara untuk berpikir

Pandangan ini berawal dari bagaimana karakter logis dan sistematis

berperan dalam proses mengorganisasi gagasan, menganalisis informasi,

dan menarik kesimpulan antar data.

2. Matematika sebagai suatu pemahaman tentang pola dan hubungan (pattern

and relationship)

Dalam mempelajari matematika siswa perlu menghubungkan suatu

(44)

Penekanan pada hubungan ini sangat diperlukan untuk kesatuan dan

kontinuitas konsep dalam Matematika sekolah sehingga siswa dapat dengan

segera menyadari bahwa suatu konsep yang mereka pelajari memiliki

persamaan atau perbedaan dengan konsep yang sudah mereka pelajari.

3. Matematika sebagai suatu alat (mathematics as a tool)

Pandangan ini sangat dipengaruhi oleh aspek aplikasi dan aspek

sejarah dari konsep matematika. Banyak konsep Matematika yang bisa kita

temukan dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik secara sadar

maupun tidak. Selain aspek aplikasi Matematika pada masa sekarang,

perkembangan matematika juga sebenarnya disebabkan adanya kebutuhan

manusia.

4. Matematika sebagai bahasa atau alat untuk berkomunikasi

Matematika merupakan bahasa yang paling universal karena simbol

matematika memiliki makna yang sama untuk berbagai istilah dari bahasa

yang berbeda.

E. Kompetensi Dasar Menjumlahkan dan Mengurangkan Berbagai Bentuk Pecahan

1. Pengertian Pecahan

Sukayati (2003,1) pecahan merupakan bagian dari bilangan rasional yang ditulis dalam bentuk dengan a dan b merupakan bilangan bulat, dan b

(45)

Triveri (1989, 53) menyatakan bahwa a fraction is a number resulting

from the division of one whole number a by another number b, with b ≠ 0,

and is written in the form or a/b or a ÷ . The whole number a is called the

numerator of the fraction. The nonzero whole number b is called the

deniminator. Pernyataan tersebut dapat diartikan pecahan adalah bilangan

yang dihasilkan dari pembagian bilangan bulat a dengan bilangan bulat b,

dengan b ≠ 0, dan ditulis dalam bentuk atau a/b atau a÷b. Bilangan bulat

a disebut pembilang dari pecahan, bilangan b disebut penyebut.

Dari pengertian Pecahan di atas peneliti menyimpulkan bahwa pecahan

adalah bilangan rasional yang ditulis dalam bentuk dengan a dan b adalah

bilangan bulat, dan b ≠ 0.

2. Menjumlahkan Pecahan

a. Menjumlahkan Dua Pecahan Berpenyebut Sama

contoh: 1

4+ 2 4=

1+2 4 =

3 4

Untuk menjumlahakan pecahan berpenyebut sama, hanya menjumlahkan

pembilangnya saja.

c. Menjumlahkan dua pecahan berpenyebut berbeda

Pada penjumlahan dua pecahan berpenyebut tidak sama,

pengerjaannya dilakukan dengan cara menyamakan penyebutnya terlebih

dahulu. Setelah itu, pembilangnya dijumlahkan.

contoh : 2 3+

1 2 =

4 6+

3 6=

(46)

Samakan penyebutnya dengan menentukan KPK dari kedua penyebut.

Kelipatan 2, yaitu: 2, 4, 6, 8, 10, 12 , Kelipatan 3, yaitu: 3, 6, 9, 12 , 15

KPK dari 4 dan 6 adalah 6

c. Menjumlahkan berbagai bentuk pecahan

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menjumlah berbagai

bentuk pecahan sebagai berikut.

1) Mengubah pecahan ke dalam bentuk yang sama atau satu jenis.

2) Menjumlah pecahan-pecahan yang sudah sejenis tersebut.

Contoh:

1

5

+ 5%

=

1 5

+

5 100

=

20 100

+

5 100

=

25 100

Untuk menyamakan penyebutnya yaitu dengan cara mencari KPK dari

penyebut pecahan-pecahan itu.

3.

Mengurangkan pecahan

Langkah dalam mengurangkan bilangan pecahan pada dasarnya

sama dengan menjumlahkan.

a. Mengurangkan pecahan berpenyebut sama

Contoh: 6 10−

2 10 =

4 10

b. Mengurangkan pecahan beda penyebut

Contoh : 2 3−

1 4 =

8−3 12 =

5 12

c. Mengurangkan berbagai bentuk pecahan

Langkah-langkah mengurangkan berbagai bentuk pecahan hampir sama

dengan penjumlahan. Langkah-langkahnya sebagai berikut.

1) Mengubah pecahan ke dalam bentuk yang sama atau sejenis.

(47)

13

9− 2

3+ 0,5 = ...di buat menjadi pecahan yang sama

Jawaban 12 9 − 2 3+ 5 10 = 120 90 − 60 90+ 45 90= ( 120−60

90 ) + 45

90 = 60 90+

45 90 =

105 90 = 1

15 90 = 1

1 6

4. Pengerjaan Hitung Campuran Berbagai Bentuk Pecahan

Ketika melakukan pengerjaan hitung campuran berbagai bentuk

pecahan, lakukan langkah-langkah berikut.

a. Ubahlah menjadi pecahan yang sejenis.

b. Hitunglah dengan cara seperti pada menjumlahan dan mengurangan

pecahan

c. Kerjakan sesuai urutan yang benar.

F. Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan Kontekstual

Dalam penelitian ini, penekanan kontekstual pada pembelajaran

matematika yaitu:

1. Dalam menyampaikan materi, berangkat dari soal cerita yang berkaitan

dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya soal cerita diajarkan

setelah siswa mengenal konsep matematika. Pada penelitian ini,

penyampaian materi berawal dari soal cerita. Setelah itu, siswa

menggunakan alat peraga nyata menemukan cara untuk menghitung

penjumlahan dan pengurangan pecahan beda penyebut.

2. Peneliti menggunkaan benda nyata (kontekstual) dalam mengajarkan

(48)

Benda nyata yang dimaksud di sini adalah kertas bufalo dan mika plastik.

Kertas bufalo berukuran A4, digunakan secara berkelompok untuk mencari

cara menjumlahakan pecahan berpenyebut berbeda. Anak secara

berkelompok mencari sendiri cara menjumlahkan pecahan berpenyebut

berbeda. Sedangkan mika penyebut digunakan untuk mencari cara

mengurangkan pecahan beda penyebut secara berkelompok.

Dalam gambaran seperti di bawah ini:

1 4

1 3

Siswa mencari cara bagaimana ke dua pecahan tersebut dapat dijumlahakan/

dikurangkan dengan menggunakan kertas bufalo/ mika yang tersedia.

3. Selain menggunakan benda nyata, dalam pembelajaran Matematika juga

dilakukan secara berkelompok. Hal ini sesuai dengan komponen pendekatan

kontekstual yaitu masyarakat belajar. Dalam mencari hasil diskusi siswa

harus bekerja sama antar anggota kelompok.

(49)

4. Pembelajaran Matematika dalam PTK ini, bersifat mengaktifkan siswa. Hal

tersebut dikarenakan siswa menggali sendiri pengetahuannya dan guru

hanya berperan sebagai fasilitator.

G. Hasil Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan.

1. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Aris Budi Nugroho program studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun (2011, skripsi tidak diterbitkan)

dengan judul skripsi “Peningkatan Kemampuan Mengarang Dengan

Menggunakan Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas 3 SD Pangudi Luhur 3

Yogyakarta Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010/2011”. Hasil penelitiannya

adalah (1) dengan menggunakan pendekatan kontekstual, terjadi

peningkatan rata-rata nilai mengarang siswa dari 66,37 pada kondisi awal

menjadi 68,78 pada siklus 1, dan 72,74 pada siklus 2. (2) terjadi

peningkatan kemampuan mengarang siswa yang dibuktikan dengan

meningkatnya nilai rata-rata siswa.

Dari penelitian tersebut kesimpulannya adalah penggunaan

pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya mengarang yang dibuktikan

dengan peningkatan nilai rata-rata siswa yang signifikan dari kondisi awal

hingga akhir siklus 2.

2.Penelitian yang dilakukan oleh saudara Rubyatun program studi Pendidikan

(50)

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran CTL Pada Siswa

Kelas III SD Negeri Delik 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

Semester I Tahun 2008/2009”. Hasil penelitiannya adalah terjadi kenaikan

rata-rata kelas dari siklus I sebesar 7,3 menjadi 8, 675 pada siklus II dengan

menggunakan pendekatan CTL. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

penerapan metode CTL di SDN Delik 01 berhasil meningkatkan nilai hasil

belajar siswa pada pelajaran IPA.

3. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Benediktus Gole Atawalo program

studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun (2007, skripsi tidak diterbitkan)

dengan judul “ Peningkatan Keterlibatan Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia Pada Aspek Berbicara Melalui Pendekatan Kontekstual Siswa

Kelas V SD Kanisius Kadirojo, Purwomartani, Kalasan, Yogyakarta, Tahun

Pelajaran 2008/2009”. Hasil penelitiannya adalah pada pendekatan

kontekstual dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa dan prestasi

belajar siswa dalam hal mengarang.

Dari tiga penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan

pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari

beberapa penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kontekstual,

sebagian besar hanya meneliti tentang prestasi belajar. Atas dasar itu

peneliti akan mengembangkan penelitian tentang minat dan prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan

(51)

H. Kerangka Berpikir

Pendekatan kontekstual dapat meningkatkan minat dan prestasi

belajar siswa materi menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk

pecahan siswa kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 tahun pelajaran 2011/2012.

Hal tersebut dikarenakan pendekatan kontekstual menggunakan cerita

kehidupan sehari-hari dalam menyampaikan materi, sehingga siswa akan

lebih mudah memahami materi. Siswa akan lebih berminat terhadap

pembelajaran dengan pendekatan kontekstual karena menggunakan soal cerita

yang berhubungan dengan kehidupan nyata. Hal itu dikarenakan siswa sudah

memiliki pengetahuan sebelumnya, sehingga ketika guru menjelaskan materi

siswa akan mudah paham dan lebih tertarik. Dalam penelitian ini juga

menggunakan alat peraga yang nyata (konteks) yaitu kertas bufallo dan mika

plastik. Alat peraga tersebut dapat meningkatkan minat siswa karena siswa

dapat membuat pecahan sendiri melalui diskusi kelompok. Pembelajaran juga

melibatkan siswa dalam kegiatan diskusi, sehingga siswa lebih mudah dalam

mempelajari materi karena bekerja bersama teman lainnya. Hal tersebut dapat

meningkatkan minat siswa. Pembelajaran menggunakan pendekatan

kontekstual memudahkan siswa memahami materi karena menggunakan

cerita yang berkaitan dengan dunia nyata. Oleh karena itu siswa akan lebih

mudah untuk mempelajari materi pecahan, sehingga prestasi belajar siswa

dapat meningkat. Dari beberapa penjelasan di atas diharapkan pendekatan

(52)

menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan siswa kelas VA

SD Negeri 1 Adisucipto tahun pelajaran 2011/2012.

I. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka tersebut di atas, peneliti mengemukakan

hipotesis bahwa: “Penggunaan Pendekatan Kontekstual dapat meningkatkan

minat dan prestasi belajar mata pelajaran Matematika pada materi

menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan siswa kelas VA

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan

cara (I) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan

secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya

sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah dan

Dwitagama, 2009, 9). Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan untuk

meningkatkan dan memperbaiki praktik pembelajaran di kelas. Selain itu,

Pelitian Tindakan Kelas juga bertujuan untuk meningkatkan relevansi

pendidikan dan sasaran akhirnya untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan.

Aqib, dkk (2009, 3) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri melalui refleksi

diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa

meningkat.

Dalam penelitian ini, bentuk PTK yang dilakukan adalah PTK

kolaboratif. Menurut Sukidin, dkk (2010, 56) bentuk penelitian tindakan

seperti ini selalu dirancang dan dilakukan oleh sebuah tim peneliti yang

terdiri atas guru, dosen LPTK, atau kepala sekolah. Dalam penelitian ini PTK

(54)

dan guru kelas bersifat kemitraan sehinggan kami bisa dapat duduk bersama

untuk memikirkan persoalan-persoalan yang akan diteliti melalui penelitian

tindakan kelas yang kolaboratif.

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui empat langkah utama

yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Empat langkah

utama yang saling berhubungan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas

sering disebut dengan istilah satu siklus. Pelaksanaan penelitian tindakan

[image:54.595.69.521.275.679.2]

kelas dilakukan minimal dalam dua siklus. Di bawah ini merupakan

gambaran tahapan pada setiap siklus.

Siklus 1

Siklus 2

Gambar 1: Tahapan setiap siklus ( Kusumah dan Dwitagama, 2009, 44):

Perencanaan (Planning)

Tindakan ( Acting)

Pengamatan ( Observing) Refleksi (

Reflecting)

Perencanaan (Planning)

Tindakan ( Acting)

Pengamatan ( Observing) Refleksi (

(55)

Tahapan-tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas (Kusumah dan

Dwitagama, 2009, 29 -30):

1. Perencanaan

Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perencanaan

umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk

menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait PTK.

Sementara itu, perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan

dari siklus per siklus. Oleh karenannya dalam perencanaan khusus ini tiap kali

terdapat perencanaan ulang (replanning). Hal-hal yang direncanakan

diantaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran,

teknik atau strategi pembelajaran, media, materi pembelajaran, dan sebagainya.

2. Implementasi Tindakan

Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu

tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan,

materi apa yang diajarkan atau dibahas dan sebagainya.

3. Pengamatan

Pengamatan, observasi, atau monitoring dapat dilakukan sendiri oleh

kolaborator yang memang diberi tugas untuk hal itu. Pada saat monitoring

pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di dalam

kelas penelitian. Misalnya mengenai kinerja guru, situasi kelas, perilaku dan

sikap siswa, penyajian atau pembahasan materi, penyerapan siswa terhadap

(56)

4. Refleksi

Pada prinsipnya yang dimaksud dengan istilah refleksi ialah

perbuatan merenung atau memikirkan sesuatu atau upaya evaluasi yang

dilakukan oleh para kolaborator atau pertisipan yang terkait dengan suatu

PTK yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan dengan kolaboratif, yaitu

adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian.

Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi

tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan hasil refleksi ini pula suatu

perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya ditentukan.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SD Negeri Adisucipto 1 yang

terletak di Komplek Lanud Adisucipto, Jln. Janti, Depok, Sleman,

Yogyakarta.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah Siswa SD Negeri Adisucipto 1 tahun

pelajaran 2011/2012 kelas VA yang berjumlah 35 siswa.

3. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah peningkatan minat dan prestasi belajar

dengan menggunakan pendekatan kontekstual siswa pada pelajaran

(57)

pecahan siswa kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 tahun pelajaran

2011/2012.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan pada semester genap

[image:57.595.73.544.231.627.2]

tahun ajaran 2011/2012 yakni bulan Januari-Juli 2012.

Tabel 1: Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus 1 Observasi pra

penelitian

v

2 Penyusunan Proposal

v v

3 Permohonan ijin penelitian

v

Pengumpuln data

v

4 Pengolahan data v 5 Penyusunan

laporan

v v v

6 Ujian skripsi v

7 Revisi v

8 Pembuatan artikel

v

C. Rencana Tindakan

Rencana tindakan dalam penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2

siklus. Siklus pertama dan kedua akan dibedakan pada jumlah kelompok

(58)

1. Persiapan

a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SD Negeri Adisucipto 1 untuk

melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut.

b. Melakukan observasi pada siswa kelas VA untuk memperoleh

gambaran sepintas mengenai tingkah laku siswa.

c. Melakukan pengamatan lebih teliti untuk mengetahui gambaran

sepintas mengenai minat dan prestasi belajar siswa dalam materi

Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan.

d. Melakukan wawancara dengan guru kelas dan sebagian dari siswa kelas

VA SD Negeri Adisucipto 1

e. Mengidentifikasi masalah yang ada di kelas yaitu kurangnya minat dan

prestasi belajar siswa mengenai materi menjumlahkan dan

mengurangkan berbagai bentuk pecahan.

f. Menganalisis masalah belajar siswa mengenai menjumlahkan dan

mengurangkan berbagai bentuk pecahan yang disampaikan guru

kurang menarik siswa. Hal ini dikarenakan materi ini membutuhkan

pendekatan yang dapat meningkatkan semangat dan minat siswa dalam

mempelajarinya. Peneliti akan mencoba meningkatkan minat dan

prestasi belajar siswa pada materi menjumlahkan dan mengurangkan

berbagai bentuk pecahan dengan menggunakan pendekatan

kontekstual..

g. Merumuskan masalah

(59)

i. Menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus

j. Membuat gambaran awal mengenai minat dan prestasi belajar siswa

kelas VA pada materi menjumlahkan dan mengurangkan berbagai

bentuk pecahan.

k. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokoknya.

l. Menyusun silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal, instrumen penilaian,

pembuatan alat peraga, instrumen penelitian.

m. Menyiapkan media dan alat peraga

2. Rencana Tindakan setiap siklus

Setelah peneliti memperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan kelas sebagai berikut:

a. Siklus I

Siklus ini akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan, dimana

setiap pertemuan beralokasikan 3 JP.

1) Perencanaan Tindakan

Peneliti mempersiapkan silabus, menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), alat

peraga, soal undian, soal evaluasi dan membagi siswa dalam

(60)

2) PelaksanaanTindakan I

a) Menyampaikan kompetensi dasar, indika

Gambar

Gambar                                                                                                             Halaman
Tabel                                                                                                                Halaman
gambaran tahapan pada setiap siklus.
Tabel 1: Jadwal Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis yang terjawab yaitu H1 (Individual yang memiliki regulasi diri yang tinggi akan mengurangi perilaku cyberloafing dibandingkan dengan individual yang

[r]

Namun, jika user memberi interupsi untuk melakukan pengendalian terhadap sistem mobil (penguncian dan alarm ), maka minimum system akan bertindak untuk mengolah data

- Laba bersih turun hingga 52,8% akibat beban pajak yang lebih tinggi dari perkiraan hingga 80%, termasuk pajak atas laba yang ditimbulkan dari aksi korporasi terakhir

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, sesuai dengan apa yang telah direncanakan,yaitu pembelajaran disajikan dalam dua kali pertemuan (4x35 menit).Dalam suatu

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kemampuan reaktor fluidisasi tiga fase dalam meningkatkan kandungan DO dan menurunkan kandungan organik yaitu COD dan mempelajari

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/ OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Inspektorat Jenderal mempunyai tugas

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesesuaian wilayah perairan di zona budidaya laut pulau Karimunjawa dan pulau Kemujan bagi pengembangan budidaya