• Tidak ada hasil yang ditemukan

R A N C A N G A N U N D A N G - U N D A N G. TENTANG K E P A R I W r S A T A A N. r t.. . I I.. I HASIL PANJA. 20 SEPTEMFER 1990

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "R A N C A N G A N U N D A N G - U N D A N G. TENTANG K E P A R I W r S A T A A N. r t.. . I I.. I HASIL PANJA. 20 SEPTEMFER 1990"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

TENTANG ·

K E P A R I W r S A T A A N

r

t

..

..

I

.

, .

I

.

.

I

. ,

I

.

I I· I

. . .

HASIL PANJA. 20·SEPTEMFER 1990

(2)

Menimbang

UNDANG-UNDANG RKPUBLit INDONESIA

NO MOR

TAHON TKNTANG KRPARIWISATAAN

DRNGAN RAflMAT TUHAN YANG KARA KSA

P~KSIDRN RKPOB~IK

INDONKSIA,

: a. bah~a keadaan ala11, flora dan fauna. penins:salan purbakala. peninggalan 6eJarah. eerta eeni dan budaya yang diailiki ban.gea Indoneaia aerupakan aullber day.a dan 11odal yang beaar artinya bagi uaaha pengeabangan dan peningkatan kepariwiaatnan;

bahwa 'kepariwisataan meapunyai peranan penti,na untuk .memperlua6 dan me•eratakan ketJeapatan beruaaha dan lapa.n&an bekerJa, aendorong pembangunan daerah, memperbesar pendapatan

naaional dalam rangka aeningkatkan kes~Jahternan

dan kemakmuran rakyat ser·ta memupuk rasa c1nta tanah air, .111eaperlcaya kebudayaaJ1 natsional dan memantapkan pembinaannya .dalam rangka aemperkukuh ja.ti diri bangsa .dan mempererat pera:ahabatan

antarbangasa;

c. bahwa dalam rangka pengembangan dan peningkatan kepariwisata&l, diperlukan la.nglcah-langlcah pengaturan yang seaakin mampu aewujud.kan keterpaduan dalam . kegiatan penyelenggaraan kepariwisataan, serta meJDellhara keltrstarla.n dan mendorong upaya peninglcatan mutu lingkunga.n hidup serta· objek dau daya tari)c w.isata;

d. bahua untuk mewuJudkan penge•bangan dan peniugkatan tJebagai•ana di•aksud dl a.tao.

dipandang perlu · menetapkan ketentuan •engenai kepariuiBataau dalam auatu undang-undang;

Menginaiat : Paaal 5 ayat (1), Paisal 20 ayat (1), dan Piusal 33

\lndanS"-Undang Da&Jar 1945;

/.

(3)

Dengan Pereetujuan

DEWAN PKRWAKILAN RAKYAT RKPOBLIK INDONKSIA M K K U T 0 S K A N :

Menetapkan : UNDANG-ONDANG TKNTANG KKPARIWISATAAN.

BAB I

KRTKNTUAN UKUH

Paeal 1

Dalam undang-undang ini yang diaaltsud dengan:

1. wisata adalah kegiatan perjalanan •tau sebagia.n dari kegiatan teraebut yang dilak.ukan seeara sukarela serta bersifat Bementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata;

. wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wlBata;

pariwiaata adalah segala aeauatu yang berhubungan dengan wiaata, termai:suk pengusahaan objek dan daya ta.rik w1Hata aerta .usal1a-usaha yang te.rkait di bidang te.raebut;

4. kepariwiaataan adalah aegala seauatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata;

5. uaaha pariwii:sata adalah kegiatan yang bertuJuan

menyelenggarakan Jaaa pariwiaata atau menyediakan atau menguaahakan obJek dan daya tarik uisata, usaha sarana pariwiaata, dan usaba lain yang terkait di bidang teraebut;

obJek dan daya tarik wiaata adalah segala aeauatu yang menJadi aasaran witsata;

kawaaa.r1 pariwisata adal~ kawaaan dengan luatJ tertentu yang 'dibangu.n atau dised.iaklln untuk meaenuhi kebutuhan pariwinata;

8. menteri adalah menter1 yang bertanggu.ng Jawab di bidang kepariwiaataan.

---~---- - - --

(4)

DAB II ASAS DAN TUJUAN

PaBal 2

"'

Penyelenggaraan kepariwiaataan dilak.sanakan berdaBarkan aaaa manfaa.t.. ueaha bereaaa d1.m k.ekeluargaa.n. adil dan. merata.

perikehidupan dala• keBei11bangan. dan ke.Percayaan pada diri aendi,ri.

Pasal 3

l "

1

~ Penyelengga.raa.n kepariwiBataan .bertujuan:

lftYU ~~,:)a. ~emperkenalk.an;..

•endayagunakan. ae lestarik.an.

~vi· ningka.tkan 11utu objek dan daya tarik. wi6ata; dan ae-

• memupuk rasa cinta tanah air dan aeningkatkan perBanabatan antarbangea;

memperluaa da.u memeratakan keseapatan

lapangan kerJa; beruaaha dan

d.

meningkatkan pendapatan nasional

dalaa

rangka .eningkatkan kesejahteraan dan kemak•uran ralcyat;

'

e. mendoro11g pendayagu.naau produksi naaional.

BAB III

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

Paaal 4

{1) ObJek dan daya tarik wiaata terdiri atas:

a. obJek dan daya tarik wisata c!ptaan Tuhan Yang Maha Esa. yang berwujud keadaan ala•. serta :flora dan :fauna;

b. obJek dan daya tarik wisata basil karya manuaia yang berwuJud muaJeum. pe.ni.nggalan purbakala. pe.1Jlnggalan aeJarah, aeni budaya. w1sata agro, uisata tirta.

witsata buru, uJ.aJata i>c:tualangan all:l.ID. tama.u rekrea6.l.

dan tempat h1buran.

I,

(5)

(2) Peaerintah aenetapkan objek da.n daya tarik wisata selain sebagaiaana yang diaakeud dalaa ayat (1) huruf b.

Pasal ;5

Pe1Db~ objek d.an daya tarik wlaata dilakuka.n dengan cara men&Usahakan. aengelola. dan aeabuat objek-objek baru sebagai objek dan daya tarik wiaata sebagaiaana yang diaakaud dalam Pasal 4.

PaBal 6 ..

Pembangunan obJek dan daya tarik wisata ·dilakukan dengan me.mperhatikan:

1) "

~

a. keaaapuan u.ntuk

mendoro~

peningkatan perkeaba.ngan

kehidupan ekon6ai_dan .sosial budaya;

b. nilai-nilai agaaa, adat-istiadat, aerta pandangan dan nilai-nilai yang hidup dala.m ·aasyurakat;

kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup;

d. kelangsungan uuaha pariwisata itu aendiri.

DAB IV USAHA PARIWISATA

. Bagian Pertama Penggolongan Uaaha

Pasal 7

06aha pariwisata diaolongkan ke dAlaa:

a. uaaha jaea Pariwisata:

b. penguc:sab.aan objek dan daya tarik. wic:sata:

c. uaaha earana p.ariwisata.

(6)

"\ : ...

'

.:.., l1

ci '

Bagi.an ltedua

Usaha Jasa Pariwisata Pas.al 8

Usaha jaisa pariwitsata aeliputi penyediaan Jaaa perencan.aan.

jasa pelaya.nan., dan Ja6a penyelenggarAan pariwitsata.

Pas.al 9

(1) Utsaha jasa pariwiBata dapat beru,pa jenis-jen.is U6aha:

a. jasa biro perjalanan wisata;

b. Jasa agen perjalana.n wisata;

.c. Jatsa pra•uwisata;

·d. JaBa konvensi. per jalanan insentif, dan pa.aeran;

e. Jaaa iapresariat;

:f. Jaaa konau1tan pariwisata:

g. Jasa inforaaai pariwisata.

Pe•erlntab dapat aenetapkan Jenis uaaha Jasa pariwisata selain uebagaiaana yang di•ak3ud dala.m ayat (1).

Pasal 10

(1) Usaha jasa pariwisata dilakaanakan oleh badan uaaba berbentuk badan bukuJO Indoneala.

yang

(2) Badan Uaaha sebagaiaana yang diaakaud dalaa ayat (1) dalaa aelakukan keg-iatan uuahanya barus .berdaaarkan izin.

(3) Syarat-syarat uaaba Jaaia pariwisata dan ketentuan lain

/

9-i

~., dia tur lebib

keg1atun. usaba Jasa pariwi6ata lanJut oleh l'fonteri ~

Patlal 11

Usaba Jaaa blro perJalanan wisata 11erupakan uaaha penyediaan Jaaa perencanaan dan atau Jasa pelayanan dan penyelenggaraan wiaata.

"·',

(7)

'1.

).

Pasal 12

fl) Us.aha ja.sa iWePreaariat. aerupakan kes:iata.n penguru6a.n

penyelen.{U(araan hibura.n •. baik yang berupa. aendata.ngkan, mena;iria ~upu.n aengeabalik.annya.. eerta aenentukan temp.at .. waktu, da.n jenie hiburan.

(2) Kegiatan aebagaiaana yang diaaksud dale.a. ayat (1) meliputi bidang 6eXd dan ola.hra.aa.

(3) Penyelenggaraan uaaha jaaa i-.preeariat dilakukan memperhatik.an 1.dlai-nilai aaaaa.. · bud.&.ya

· kesusila.an-.. da.n keterti~n uaua.

Pasal 13

p.ariwisata

penyebaran •. aerupaka.n us aha

dan peaanfaatan (1) Oaaha jaaa inforaa.ei

. penyediaan infot'llu:usi ..

~ ·inforaaai kepariwieata.an.

(2) Penyediaan.. .penyebaran.. dan pe11anfaatan inforaa6i kepariwiBataan da.pat juga d;J.lak.u.kan oleb. -.asyarakat.

Usaha jamt konvensi.. perjalanan. insentif, clan meli:puti jaaa perencanaan. penyediaan fa6ilitas.

layan.ari.. jaaa penyelenggar.a.an k.on-verusi, perjalana.n dan pa.aeran.

Bagian Ketiga

Pengusabaan ObJek dan Daya Tarik Wi6ata Pasal 15

~er an jaaa pe-

in8entif,

~\q.4° .

../' PenguBabaan objek dan daya tarik W16ata .eliputi kegiatan 10em·bangun dan aengelola obJek dan daya tarik wit'mta beserta prasarana dan sarana yang diperlukan atau kegiatan mengelola obJek dan daya tarik 11iaata yang telah ada .

.

.

;.'

(8)

Pasal 16

(1) PenguBahaan objek dan daya tarik wisata dikeloapokkan ke dala11:

a. penguaahaan obJek dan daya tarik wisata ala.m;

b. penguaahaan obJek dan daya tarlk wiaata budaya;

c. penguaahaan obJek dan daya tarik wiaata ainat khusus.

(2) Pe.merintah dapat aenetapkan Je.nis penguaahaan obJ~ dan daya tarik widata yan~ teraaauk di dalaa tiap-t!ap kelompok sebagaimaJla yar.-g dlmaksud dalaa ayat ( 1).

Pa&Jal 17

Penguaahaan 'obJek dan daya tarik wisata dapat dilakukan oleh badan usaha atau peraeorangan.

Badan uaaba· atau perseoranga.n aebagaimana yanir diaakoud dalaa ayat (1) dala• aelakukan kegiatan uaahanya harua berdaaarkan izin.

(3) Syarat-ayarat pengusahaan obJek dan daya tarik wlsata dan ketentuai1 lain 11e11gena1 pelak6anaai1 keglatan pengusahaan obJek dan daya tarik wlsata dlatur lebih lanjut oleh Pemerintal1.

Paaal 18

Penguaahaan objek dan daya tarlk wlaata

' /

"1 ,a;t>peman.taata.n suaber daya alaa dan .tata

~~

....

~v d!Jadikau Bauaran willata.

Pasal 19

ala• aerupakan l.lngkungannya

usaha

untuk

Penguuabaan obJek dan daya tarik wiaata budaya aerupakan ua4ba pe•anZaatan Ben! budaya bangsa UJltuk d!Jadikan aasaran wia1ata.

(9)

Pa.sa.l 20

Pengusa.~ objek da.n d.aya tarik wi~ata ainat kbusua merupakan uc:saha peaanfaatan suaber daya ala.a dan Potensi aeni budaya bangaa untuk aeniabulkan daya tarik dan ainat khusua sebagai sasaran wisata.

Paa:al 21

.Pengua:ahaan objek dan daya tarik wi6ata yang berintikan kegiatan yang memerlukan pengaaanan terbadap kea:ela.aatan wiaatawan, kelea:tarian dan mutu lingkungan, atau ketertiban dan ketentera.man masyarakat dlaelenggarakan sea:uai dengan

k~tentuan yang diatur lebih lanJut dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian K.eempat

Usaha Sarana Pariwisata Patsal 22

Usaha sarana pariwisata meliputi kegiatan pe•bangunan, pengelolaan dan penyediaan .faaill tas, serta pelayanar1 yang diperlukan dalaa penyelenggaraan pariwisata.

Pasal 23

(1) Uaaha sarana par!wisata dapat berupa Jenis-Jenis usaha:

penyed!aan akoaodasi;

penyediaan makan dan ainum:

c. penyediaan angkutan wisata;

d. penyediaan aarana wiBata t!rta;

e. kawaaan pariwisata.

(2) Pemerintah dapat aenetapkan Jenis uaaha uarana pariwiaata selain sebagaimana YlUlB' dlaaksud dala• aya-c; ( 1).

(10)

Paaal 24

(1) Uaaha aarana pariwisata dapat dilakuka.n oleh badan usaha atau per&Jeorangan.

(2) Badan uaaha atau per6eorangan aebagai•ana yang di•akaud dala.m ayat (1) dalam aelakukan kegiatan uaahanya haruB berdasarkan izin, kecuali 'beberapa jenis usaha ya..ng berupa usaha rwoah tangga.

{3) Syarat-syarat bagi usa.ha sarana pariwiaata dan ketentuan la.in mengenai pelakaanaan kegiatan usaha sarana pariwisata diatur leb.lh lanjut oleh Menter!.

Paaal 25

Oaaha penyediaan akomodaai merupakan uaaha penyediaan ka.ar da.n fasilita3 yang lain aerta· pelaya.na.n yang diPerlukan.

rti'saha penyediaan' setia.p Jenia akomodasi sebagaimana yang dimakaud dalam ayat (1) dibedakan atas krlteria yang di6usun menurut jeni11 dan tingkat .fatJili tcuJ yang diaediakan.

Pa11al 26

j;. -~

'V' { 1) Uaaha · penyediaan makan

pengolahan, penyedlaan, dan minum merupakan uaaha dai1 pelayanan · malranan dan

(2)

minuman.

Usaha penyediaan makan dan minum sebagaiaana yang dimak11ud dalam ayat (1) dapat dilakukan nebagai bagian dari penyediaan ako~odaai atauplUl sebagai usaba yang berdiri aendiri.

.?Al .. qp

~(3)

Dalam kegiatan 'uaaha sebagaimana yang dimakaud dalaa ayat

· (1) dapat pula diselenggarakan pertunJukan atau hiburan yang lai.n.nya.

Patsal 27

(1) Usaha penyediaan angkutan wiaata merupakan usaha kbuaua atau aebaglan dari uuaha dalaJD rangka penyedlaan angkutan pada u.u.anya.

(11)

(2) Usaha penyediaa.n angkutan eeballaitW.na yang diaakeud·dalam ayat (1} dapat dilakukan oleh u6aha. anskutan khusu6 wisata. atau usaha anakutan uaua yang aenyediakan Juga angkutan khusue wiaata. atau uaaha angkutan uaum yang dapat dipersu,nakan sebagai angkutan wisata.

·Paaal 28

Cl) Usaha .penyediaan aarana wisata tirta ael"U.I>akan U6aha yang kegiatannya •enyediakan dan aengelola prasarana dan sarana eerta jaaa-jaea lainnya yang berkaitan dengan kegiatan wisata tirta. ·

Uaaha pe.nyediaan sarana wisata tirta 6ebagaiaana yang di.aakaud dalaa ayat (1) dapat dilakukan di laut. 6unga1, danau. rawa. dan waduk.

Pa6al 29 z"\o

(l~Uaaha kawaaa.n pariwiaata aerupakan uaaha yang kegiatannya me.mban.tiun atau 11aen.gelola kawasan dengan lua8 tertentu

untuk aemenuhi kebutuhan pariwisata.

{2) PenetapaJl suatu kawaaa11 sebaga! kawasan dilakukan oleh Pemerintah sesua1 dengan kawasan dan berda&Jarkan rencana kepar hdBa taan.

BAB V

PERAN SERTA MASYARAXAT

Pasal 30

par!wisata tata ruung penge•bangan

. ~ 'LJV:.:- a',.... 01 I ~ --Clf

l). Maayarakat · ·memiliki kese•pata.n / · luaSJlYa UJltuk berperan derta

yang sa.a dan seluas- dala• pe.nyelenggaraan kepariwisataan.

(2) Dalaa rangka proaeu pengambilan keputuaan. Peaerintah dapat aengikutue.r.takan aasyarakat sebagaiaana yang dimaksud dala• ayat (1) .melalul penya.mpairu1 saran, pendapa t, daJl per timbangan.

(3) Pelakasanaan peran d!malcsud dala•

Pemerlntah.

serta maayaralcat ayat (2) d1atur

sebagai•ana yang dengan Peraturan

(12)

BAB VI PRMBINAAN Pasal 31

(1) Pemerintah mela.k.Banakan peabinaan tepariwi6ataan dalaa bentuk pengaturan. pelbberian bimbingan. dan pengawasan terhadap penyelenggaraan kepariwiBataan.

(2) Pelakaanaan peabinaan aebagaiaana yang diaakaud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Peaerintah.

Paaal 32

Peabinaan. ltepariwif1ataan diarahkan untuk. 1Dewujudkan dan emeliha:ra keletstarlan Berta· k.eutuhan objek da.:n day a

~ nl tarik wieata .

... ~"""

(2) Pembinaan sebagaimana yang diaaksud dalaa ayat (1) juga termasuk penyediaan kawauan pariwlsata dengan memberikan keuempatan kepada maeyarakat detempat untuk ikut aerta dalam peabangunan, penge.robangar1. pe.ngelolaa.u. dan pemil.ika.u kawasa.n pariwii;sata.

Pa.aal 33

(1) Dalam pembinaan kepariwlaa~aan, termaauk pe111binaan terhadap pe.ndidikan tenaga kepariwiaataan yang dit1elenggarakan untuk me.menuhi kebutuhan tenaga ahli dan tenaga tera.mpil .di bida1lg kepariwiaataan.

(2) Pendidikan t~naga kepariuisataan dilJlalcaud dala.m· ayat (1) merupakan

fi

•./A )...

0

lfq</endidilcan Nasional.

~V~

BAB VII

PENYERAHAN URUSAN

Pasal 34

sebaga!aana bagian darl

yane Si stem

(1) Pe.merintah dapat .11enyerahka11 seba,gian urusan di bidang penyelenggaraan keparlwlaataan kepada Pemerintah Daerah.

(13)

(2) Ketentuan lebih lanJut w.engen.ai penyerahan 6ebagian uruaan di bidang penyelenggaraan. kepariwieataan diatur lebih lan.Jut dene;an Peraturar1 Pemer:lntah.

BAB VIII KETENTUAN PIDANA

Pa6al 35

,

Cl) Barangsiapa rielak.uk.an perbuatan aelawan halt. dengan sengaja aerusak. aenguranai. aenaurangi nilai.

memi6ahkan. atau aeabuat tida.lt. dapat berfuns;ei at.au tidak .dapat berfungsinya. secara seWQPUrna. suatu obJek d&n daya d'iV .~ tarik wisata. ata.u ba.ngun.r.an objek dan daya t.a.rik wieata.

fl

"V

a·ta.u blaaian dari ban.gun.an obJek. dan day a tarik wieata.

v1 /. dipida.na dengan pidana. pen.Jara ~ling l.i.a..w.a 5 ( liaa) ta.bun

/~ D dan atau denda aetingai-tinggi·nya. Rp50.000.000.00 (lilba

1\"'J

puluh Juta rupiah).

(2) Kete11tuan aebagai.mana yang di.makaud dala.m ayat (1) tida.k mengurar1gi anca.a.u pidana yang di tetapkan dala• ketentuan perundang - undanga,n aengena.l: lingkui.gan hidup, benda cagar budaya, konservaal au.ber daya ala. hayati dan

~koaiateanya. perilcanan. dan undang-unda11g yang laiunya.

Paaal 36

Barangaiapa den,gan aengaja melanggar ketentuan Paaal 12 dipidana de.ngan pida,na penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda setinggl-tingglnya Rp50.000.QOO.OO (lima puluh

'la.:

juta rupiah).

\f!/SAkltf .·

Paaal 37

Bara.ngaiapa · karena kelalaiannya •arusak atau · mengakibatkan terganggunya keaeiJPbangan a tau .e11gakibatka.n gangguan terhadap kalancaran ke;;rlatan yang aenjadl objek dim daya tarik wiaata dala. w.i.aata budaya di1>idana dengan pidana kurunga.n paling la.a l (satu) tahun atau denda setingg1- tingginya Upl0.000.000,00 (sepuluh Juta rupiah).

(14)

PaBal 38

Bara.ngsiapa karena kelalaiann7a aelanggar ketentuan Pasal 12 dan Pasal 35 dipidana dengan pidatla kurungan paling lallla l (satu) tabun ata.u denda 6etinggi-tingginyu Rpl0.000.000.00 (aepuluh juta -rupiah).·

Pasal 39

(1) Perbwlta.n sebagaimana yang diaaksud dalaa Pa.aal 35 dan Pasal 36 adalah kejahatan.

Perbu.a.ta.n eebll{laiaana yang diaaksud dalaa Paaal 37 dan Pasal 38 ada.lah pelanggaran..

BAB IX

KKTKNTUAN

PKNOTUP Pasal 40

Undang-undang ini •ulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setia,p orang aengetahuinya. aeaerintahkan pengundangan undang-\lndang ini deragan pene•patannya dalaa Leabaran Negara Republik Indonesia.

Diundangka.n di Jakarta pada tanggal

HKNTKRI/SKKRKTARIS NEGARA RKPUBLIK INDONKSIA.

MOKRDIONO

Diaahkan di Jakarta pada tanggal ·

PRESIDEN R.EPUBLIX INDONESIA,

SOEHARTO

LEMBARAH NEG.ARA REPOBLIK INDONESIA TAHUH NOMOR

(15)

UMOM

ATAS

UNDANG-UNDANG RKPUBLIK INDONKSIA

'TKNTANG KKPAJHWISATAAN

•ruban. Yang Maha Etsa telah menganugerahi bangisa I11doneuia kekayaa.11 berupa auaber daya yang terdir.t atais suaber daya manuaia, aumber daya ala• hayati, sumber daya alam nonhayati.

dan suaber daya buataJl. Su.11ber daya ala• dan buata.n ~"ang

dapat dlJadika11 obJek da11 daya tarlk wi&Jata berupa keadaan a.lam, .flora dan .fauna, basil karya ma.nusla, serta peninggalan aeJarah da.r1 budaya yang merupakan modal bagi pengembangan dan p n.ingkatan kepariwiaa taan dl Indonei:da.

teraebut perlu dimall.faatkan secara optimal melalui penyelenggaraan keparlwl11ataau yang dituJu.kan untuk meninskatkan pendapatan ·naa:J1011al dala• rana{ka •en!na-katkan keaeJal1teraan dan kemakaura.11 rakyat, •e•perluaa dan memeratakan keaeapatan beruaaha da11 lapa.nga.11 ker Jn. mendorong pembangunan daeral1 • meJDperkenalkan da.r1 •endaya,gu.nakan obj ek

dan daya tarik wlaata di I.udoneula, llerta •emupuk raJJ:a cinta tanah air dan mempererat perllahabatan antarbc.u1g6a.

Untuk .mencapai keberhasilan penyele11ggaraan kepariwisataan dimaksud, diperlukan langkah-langkah yaJlt! &Jera11J. antartJemua pihak ya11g terkalt, balk Pe.merlJltah .1>aupun maa.yaraki1t, aehingga terwujud keterpaduan llntas aektoral.

Dala.m usaha mengembangkall dan .mellingkatkan penyelenggaraan

\b

kepariwisataau, dilakukaJl pe.mba1\gunan obJek dan daya tarik

\

.. ltfwiaata, baik dalam bentuk mengu8al1akan c..'lbjek dan daya tarik

!lA

~

.

wisata yang aud~h ada \,•aupu11 .soe•buat obJek-obJek baru sebagai obJ.ek dall daya tar 1k Wiisata.

Peyelenggaraan kepariwiaataan· tersebut dilaksanakan denga.tl tetap memelil1ara keletltaria~l dan •endorong upaya peningkatan mutu ll.ngkunga.11 hidup a.erta objek dan daya tarik willata i tu aendiri, nilal-11ilal budaya bangaJa yang •enuJu ke a.r1.th

k~maJua11 adab, mempertingg.l de.raj at ke.manusiaa.r1, keaJullilaan, dan ketertiban UJoWD guna .emperkukul1 jatl dlrl banglla dalam rangka perwujudan Wawasan Nullantara. Oleh kare.r1a itu, pembangu1um objek dan daya tarik wiaata teraebut tetap ha.run dilakuka.r1 denaan me-.perhu tikan:

(16)

a. ke.aa.puan untuk .aendorong dan .eningkatkan perke.abangan kehidupan ekono.ai dan aoBial budaya;

b. nilai-nilai aga.aa, adat-iBtiadat, Berta pandangan dan nilai-nilai yang hidup dalam .aaayarakat;

c. keleatarlan budaya dan .autu lingkungan hidup;

d. kelangaungan usaha pariwiaata itu aendiri.

Karena ai~atnya yang luaa dan menyanckut kepentingan masyarakat aecara keaeluruhau, penyelenggaraan kepariwiaataan dilakaanakan aecara terpadu oleb Pemerintah, badan uaaha, dan masyarakat. Peran aerta .aaayarakat dalam arti yang aelua6- luasnya ·· di dalam penyelenggaraan kepariwisataan ini .ae.aegang peranan penting deal terwujudnya pemerataan pendapatan dan pemarataan keiseapatan beruaaha. l>alam kaitannya dengan peran aer-;Jl maayarakat ter&Jebut, perlu diberikan arahan agar P.fr'Y'akaanaan berbagai uaaha pariuitJata ya.rig. dilakukan dapat Saling .aengiui, aaling berkaitan, dan Baling menunjang Batu denga11 yang laiunya .

Ontuk mencapai makaud teraebut, Pemerintah melakukan pembinaan terhadap kegiatan kepariwiaataau, yaitu dalam bentuk penS"atura11, pe•beria.n bimb!ngan, dan pengawana.n.

'b-_

~~ KeBiatan-kel{iatan kepariwisataan yang menyangkut aspek

:/" 't pembangunan, penj{usahaan, dan keb1Jakan yang telah dilakoanakan oleh Pe•erintah serta perkesbangan ya.rig begitu pesat di bidang kepariwisataan perlu diikuti dengan pengaturan yang sesuai dengan aspirasi bangaa Indonesia.

U'}l>Begitu Juga, peugelolaa11 kawasan pariwioata yang banyak

1

dibangun di berbagai wilayal1 perlu mendapat pengaaanan agar tidak terjadi ketimpangan terhadap aaayarakat di tsekitarnya, tetapi dapat mewujudkan adanya keseraslan dan keseiabangan.

\ la ••

"'/fff

Ondang-undang

kepa~iwit3;ataan

yang bersi:fat naBional dan V~ meny~luruh sanBat -diperlulca.ri aebagai daaar huku. dalaa rangka peJDbinaan dan penyelenggaraa.n kepariwi;llataan, khu&:lusnya yang menya.ngkut obJek dan daya tarik wisata, usaba pariwisata, , peran serta masyarakat, aerta pembinaan.nya. Undang-undang in1

memberikan ketentuan yang berai.fat pokok dalam penyt)lenggaraan· kepariwisataan, aedangkan pelalcaanaannya diatur lebih lanJut dengan Pe.raturau Pemerlntah.

, ··.; ..

(17)

lb

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Angka 1

Unsur yang. terpenting dala• kegiatan wisata adalah tidak bertujuan .encari nafkah. Tetapi, apabila

disela~sela kegiatan mencari na1k~h itu juga secara khusus dilakukan kegiatan wisata» bagian dari kegiatan tersebut dapat dianggap sebagai kegiatan

wisata~

Angka 2

Cukup jelas ngka 3

Dengan de1aikian,.pengertian ini tidak hanya aengacu

.

kepada orang yang .elakukan kegiatan wisata tetapi juga meliputi objek dan daya tarik wisata dan usaha- usaha di bidang tersebut.

~.~~

Angka 4

..,..,,,.

Cukup jelas

Angka 5

°l

q}) Cukup jelas

,1);ff4' .

Angka b

Cukup jelas

/

·"Angka 7 ·;

Cukup jelas Angka 8

Cukup jelas

(18)

Pasal 2

Penyelenggaraan kepariwisataan tetap Me•perhatikan dengan sungguh-sungguh asas-asas pe•bangunao nasional dengan mengutamakan as.as 111.an'faat. asas usaha bersaMa dan kekeluargaao, asas adil dan merata, asas perikehidupan dalam keseimbangan, dan' asas kepercayaan pada diri sendiri ..

Asas manfaat adalah bahwa pelaksanaan penyelenggaraan kepariw_isataan harus dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bag.i kesejahteraan dan kemak-.iran rakyat.

Asas usaha bersama dan kekeluargaan adalah bahwa penyelenggaraan usaha kepariwisataan dilaksanakan untuk mencapai cita-cita dan aspirasi-aspirasi bangsa yang dalam kegiatannya dapat dilakukan pleh seluruh lapisan masyarakat dan dijiwai oleh seM.angat kekeluargaan.

·Asas adil dan merata adalah penyelenggaraan kepariwisataan harus secara merata oleh seluruh rakyat.

bahwa dapat

hasil-hasil dinikmati

Asas perikehidupan dalam keseimbangan adalah bahwa penyelenggaraan kepariwisataan tidak hanya .e•berikan manf aat ekono•i tetapi jug a 111eningkatkan kehidupan sosial budaya serta hubungan antarmanusia dala111 upaya meningkatkan kehidupao berkebangsaan ataupun dalam kehidupan bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia ..

Asas keparcayaan terhadap diri sendiri adalah bahwa segala usaha dan kegiatan penyelenggaraan kepariwisataan

· harus. mampu membangkitkan kepercayaan akan ke.ampuan dan kekuatan diri sendiri. Selain itu. peoyelenggaraan kepariwisataan tetap harus dilakukan dalaM rangka keseimbangan aspek material dan spiritual, khususnya bagi kehidupan b~ngsa Indonesia.

Pasal 3

Cukup jelas

Pasal 4 Ayat (1)

Cukup jelas

' '.

' ,, ·· . . ,,

'

(19)

Ayat (2)

Cukup jelas

Pa.sal 5

Dalam ...embangun objek dan daya tarik wisata tersebut harus diperhatikan keadaan sosial ekonDMi aasyarakat setempat,. sosial budaya daerah set«ntpat,. nilai-nilai agama,. adat-istiadat,. lingkungan hidup,. serta objek dan·

.daya tarik .wisata itu sendiri. Pembangunan objek dan daya tarik wisata dapat dilakukan oleh Pe...erintah,. badan usaha,. dan perseorangan •

. Pitsal b

Cukup jelas

Pasal 7

Penyebutan urutan usaha pariwisata dalam pasal ini tidak berarti bahwa penempatan us.aha yang satu lebih tinggi dari yang lain,. tetapi lflelftpunyai kedudukan yang sama dalam usaha pariwisata.

Pasal B

Cukup jelas

9

Ayat (1)

Cukup jel~s

Ayat (2)

Cukup Jelas

Pasa.l 10 Ayat (1)

Cukup jela.s

...

..

(20)

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Syarat-syarat yang di.aksud dala• ayat ini adalah syarat-syarat untuk ..endapatkan i2in us.aha.

Pasal 11

·cukup jelas

l q

i) Pasal 12

~ : Ayat (1)

.

.

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 13

Ayat ( 1)

ln1ormasi kepariwisataan disusun dengan selengkap- lengkapnya dan secara terpadu sehingga mampu member.i.kan daya tarik untuk berwisata t:lan ma1npu

memb£>rikan kejelasan mengenai objek dan daya tarik wisata, kalender acara, keffM.ldahan transportasi yang tersedia, · adat-istiadat 'setempat, 'fasilitas-1asilitas kesehatan, pengamanan, penukaran uang, akomodasi, gastronomi, harga, dan tarif.

Ayat (2)

Termasuk ke dalam kegiatan penyediaan jasa in1ormasi pariwisata adalah kegiatan p,r0111osi dan pe1.asaran yang dapat dilakukan selain oleh badan usaha di bidang pariwiaata dapat puJa dilakukan ol•h peraeorangan atau kelompok sosial di dalam masyarakat •

,,·

(21)

Pa.sal 14

I

Usaha jasa konvensi, perjalanan insenti1, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan ..emberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekeloapok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan, dsb.) untuk membahas •asalah- masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersa.a. Pada umumnya, kegiatan konvensi berkaitan dengan kegiatan usaha pariwisata yang lain, seperti transportasi, akomodasi, hiburan (entertain...ent), perjalanan pra- dan pascakon1erensi (pre- and post conference tours).

Perjalanan insenti1 •erupakan suatu perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan/penghargaan atas prestasi mereka. Perjalanan insentif tersebut dapat pula dikaitkan dengan · penyelenggaraan pertemuan untuk Membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan.

Pameran merupakan suatu usaha menyebarluaskan in1ormasi dan promosi hasil produksi.

Penyelenggaraan pameran dapat dikaitkan dengan kegiatan konvensi yang ruang lingkupnya meliputi nasional, regional,. dan internasional.

Pasal 15

Membangun dan mengelola .objek dan daya tarik wisata dapat dilakukan terhadap suatu objek yang telah ada;

misalnya, keadaan ala•, ·t lora,. dan fauna. Kegiatan serupa itu dapat pula berupa ...eMbangun dan .eogelola objek dan daya tarik wisata sebagai,objek dan daya tarik wisata yang sama sekali baru,. dengan llhelengkapi prasarana dan sarana yang diperlukan; misalnya, atraksi wisata.

Pasal .16 Ayat (1)

Cukup .j el as Ayat (2)

Cukup jelas

(22)

~

Pasa.l 17 Ayat ( l )

Yang dimaksud dengan badan usaha adalah badan usaha milik negara/badan usaha •ilik daerah, swasta. dan koperasi.

Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Cukup jelas

,,140

Pas~l 18 .

dan daya

·Termasuk ke tarik··wisata

~.a.

dalam kelompok pengusahaan objek alam adalah:

pengelolaan dan pe.anfaatan taman nasional.

lain,. Ta•an Nasional Ujung Kulon, Taman Bali Barat, dan Taman Nasional Brome Tengger;

antara Nasional

b. pembangunan dan pengelolaan taman wisata, antara lain,

·raman Wisata Batu Raden serta Tan1an Wisata Candi Borobudur dan Prambanan;

c. pembangunan dan pengelolaan taman hutan raya. antara lain, Ta.man Hutan Haya Curug Dago Bandung dan Kebun Raya Bogor;

d. pengelolaan taman laut, Takabonerate, Taman Laut Bunaken.

antara lain, Banda, d"'n

Ta.man Taman

Laut Laut

Termasuk . ke dalam kelompok pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya adaiah:

a. pengelolaan peninggalan sejarah,, antara lain, candi, keraton, dan prasasti;

b. pengelalaan dan atau pe•bangunan ... seu•. antara lain, Museum Wayang, Huseu• Kereta Api, dan Huseu• Perangko;

.. '.··

(23)

~\

;) .

c. pembanaunan dan atau pengelolaan puaat-puaat keaenian dan budaya, antara lain, aanggar ta'ri, 8aDS'S"ar seni pentas, dan aanggar aeni l'J]tia;

d.

pe.mbangunan dan pengelolaan ta.man rekreaai, antara lain, Ta.man Mini Indonesia Indah dan Taman Impian Jaya Ancol;

e. pembangunan daJl peugelolaan te.mpat hiburan, antara lain, Wayang Orang Sriwedari;

f ." peabangunan dan pengelolaan taaan satJ1a, antara lain, kebun bina ta11g, TaJOan Sa.far i , dan Ta.an Buaya ;

g. pengelolaan monumen, antara lain, Monumen .Nasional, JOODUmeJl perJuan,gan. dan Monuaen Yogya Jtembali.

20

61\.n~./Termaauk ke dalam kelo.mpok pengusahaan obJek dan

~ . tarik rdaata .minat khutsus adalah:

'\ a. pengelolaan lokaui-lokaBi J1iaata buru, antara berburu babi butaJ1 dan berburu ruaa;

daya

lain,

b. pengelolaan J1iaata agro, antara lain, perkebunan teh, perkebunan coklat, perkebunan kopi, dan perkebuna11 bunga;

c. peabangunan dan pengelolaan w18ata tirta, antara lain, hotel apuns;, dermaga marina, dan olah raga air;

....,_...,,.._4 9

b d .

pengelolaan lokaai-lokaai wiaa ·ta petualangan a lam, antara lain, mendaki gunung dan aeneluauri aungai air dera&S;

e ... pembangwian. dan pengelolaan J1isata gua,

Gua Lawa dan JatiJaJar; antara lain, f. pe.mbangu~an dan peugelolaan J1iaata keaehatan, antara

lain, auJDber air panaa mineral dan te•pat pe.mbuatan jamu;

g. pe.manfaatan puaat-puaat dan te.mpat-tempat induatri, da.n kc:~raJlnai1, antara lain, deaa dan padepokan ac:mi . tari.

budaya, indu6tri

(24)

23

Pasal 21

Beberapa kegiatan pariwisata, seperti wisata pet:ualangan alam,. baik di darat ••aupun di laut,. sering kali mengundang risiko yang tinggi bagi keselamatan wisatawan.

Oemikian pula, pengusahaan objek dan daya tarik wisata tertentu, taeperti kunjungan untuk melihat satwa liar;

misalnya, komodo.

Kegiatan pengusahaan objek dan.daya tarik wisata buru juga perlu pengamanan agar tidak n.erusak kelestarian dan kesei.nbangan yang bersangkutan dengan 'habitatnya. Begitu pula, kegiatan pengusahaan objek d.an daya tarik wisata yang menggunal.;an sisteff'I sosial tertentu sebagai sasaran, apabila tidak dilakukan secara hati-hati, sering kali menimbulkan penn.asalahan deong.an 1nasyarakat yang bersangkutan.

llyat (l)

Cukup Jelas Ayat (2)

Cukup jelas Pa.sal 24

Ayat ( l)

Cukup jela.s '..Ayat (2)

Pada dasarnya, usaha saran.a pariwisata ini diselenggarakan be~d~sarkan i2in usaha. Namun,

beberapa usaha. seperti penyewaan ru•ah atiiu bagian rumah kepada p.cara wisatawan untuk waktu tertentu yang biasa dikenal sebagai pondok wisata ( hoine stay), dikecualikan dari a.:ewajiban untuk ...e•iliki izin usaha tersebut. Ter1nasuk ke dalam golongan ini adalah usaha penyelenggaraan warung sebagai usaha keluarga yang sekedar 111£.•nyajikan makanan dan at:au minuman.

Beg.itu pula halnya dengan penyewaan kendara.an bennotor pribadi kepada para wisatawan.

: ,•

(25)

Sekalipun terhadap usaha-usaha .kecil tersebut di atas dikecualikan dari kewajiban untuk i.ewtiliki i2in usaha, dala111 rangka menumbuhkan iklim dan mutu pariwisata yang baik dan semakin meningkat,, terhadapnya tetap dilakukan pe,..binaan.

Untuk keperluan pembinaan tersebut,, dapat dilakukan pencacahan atau p~ndaftaran,, tanpa memungut biaya.

Ayat ('3)

Syarat-syarat yang dimaksud dalam ayat (1) adalah syarat-syarat untuk mendapatkan i2in usaha.

Pasal 25 Ayat ( l)

Usaha penyediaan akoAKldasi, antara lain, berupa hotel dengan tanda bintaog ,,dan melati,. pondok wisata, penginapan remaja,, bunei perkemahan, dan karavan (akomodasi yang dikaitkan dengan kendaraan), kecuali akomodasi •yang tidak komersial.

Termasuk ke dalam tasilitas akomodasi, antara lain, ruang pertemuan, ruang •Dakan dan minum, tasilitas cucian, penukaran uang, kolam renang, 1asilitas olahraga, 1asilitas kesegaran jas•nani, fasilit.as untuk anak bennain, dan pertokoan ..

Termasuk ke dalam pelayanan,' antara lain, dapat berupa pelayanan intonnasi, pelayanan teleko•unikasi, pelayanan angkutan, dan pelayanan ad•inistrasi untuk keperluan bisnis.

jelas

Usaha penyediaan 111akan dan minum dapat berupa usaha di bidang restoran, run.ah 111akan, jas.a boga, dan kedai makan.

~yat (2)

Cukup jelas

(26)

Ayat (3)

Di dalam penyelenggaraan usaha 11takan dan minum

ten~ebut dapat jug.a diselenggarakao pertunjukan, antara lain, dalam bentuk seni 'budaya, terutama '·!-.ieni

tradisional.

Pasal 27 Ayat (1)

Sebagai bagian dari penyediaan angkutan pada umumnya, usaha tersebut tidak terlepas dari ketentuan yang diberlakukan terhadap penyelenggaraan usaha angkutan.

Ayat (2)

Cukup jelas

,)ifif qo

Pasal 28

Ayat ( l )

~Usaha penyediaan saran.a wisata tirta dapat berupa

~ usaha pembangunan dan pengelolaan der••aga 5erta

''A.f

fasilitas olahraga air untuk keperluan olahraga

selancar air, selancar angin, berlayar, menyelam, dan

memancing.

Ayat (2)

Cukup jelas

29 ·.,,

Aya.t ( 1)

Di dalam kawasan pariwisata dibangun objek dan daya tarik · wisata serta prasarana dan sarana pariwisata.

Kawasan pariwisata tidak perlu diartikan sebagai suatu kawasan yang beorsifat k.husus dalam arti eksklusi'f, apalagi bersi1at tertutup. Kawasan serupa itu harus tetap merupakan kawasan yang sifatnya terbuka, yang tujuannya adalah mengembangkan suatu kawasan sebagai tujuan wiGata.

(27)

"""

26

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal :SO

Ayat Cl)

Cukup jelas Ayat (2)

Saran. pendapat, dan perti•bangan •asyarakat diberikan dalam rangka proses perencanaan, pelaksanaan,. dan pengawasan penyelenggaraan kepariwisataan.

Ayat (3)

Cukup jelas

:Sl

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Yang akan diatur lebih lanjut dala• Peraturan Pemerintah yang diMaksud dala• ayat ini termasuk ket.entuan yang berkai tan dengan pe•berian pelayanan

k~amanan kepada wisat~wan,. seperti asuransi.

32 ( 1)

Termasuk ke dal a1n pembinaan terhadap objek dan daya tarik ~isata di dalam pasal ini adalah juga pembinaan terhadap seni budaya dan para seniman itu sendiri, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Ayat (2)

Cukup jelas

·.

(28)

". !:l'

p

Pasal 33 Ayat (1)

Cuk:up jela6 Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 34:

Ayat (1)

Yang di111akaud dengan penyerahan'sebagian urusan di bidang penyelenggaraan kepariwisataan kepada f pemerintab daerah adalab penyerahan urusan sebagaimana Y.'

itfjo

yang d1111aksud dala111 Ondang-Undang Nomor 5 Tahun 19·14.

· tentang Pokok-Pokok Pe111erintahan Di Daerah.

(2)

jelas

PaBal 35

~-~v

Ayat Cukup (1) jelas

/ 'l

. '

Ayat (2)

Perbuatan pldana. seperti 111erusak atau mematikan

b Bumber 111ata air dalam ta.tnan hutan. diancam pidana berdasarkan ketentuan perundang-undangan mengenai

lingkw1gan bidup, perikanan, serta konservasi sumber daya ala.'bayati dau ekoqiste.1QJ1ya.

Dalam bal truoan butan teraebut, yang kemudian berdasarka11 u.ndang-undang ini dlkembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata, kerusakan yang

ditimbulkan oleh perbuatan ter6ebut Juga berarti meruaak a·tau menjadikan tidak ber.fu11gsi atau tidak berfu.ngainya denga11 sempurna taaan hutan yang bersangkutan sebatrai objek dan daya tarik wisata·.

Dalam hal ini, terhadap perbuatan pidana teraebut diancam pula dengan pidana yang diatur dalam undang- . undang ini .

(29)

Paaal 36

Cukup jelas

Pasal 37

Cukup jela6

(~b

J?as~l 38

Cukup jelas

t.\ 0 .

P'

q ci;aa~l

. 39

Cukup jelas 1t1-.

·~cp

_./ 'I Pasal 4:0

Cukup jelas

TAMBAHAN .. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR

, ·V

Jakarta, 21 September 1990

~ERI O.KETUA:

PA~SUS,

P7'-'-- i-ea.-;[V

'WARNOHARDJO I SE

FRAKSI KARYA PEMBANGUNAN, FRAKSI PERSATUAN PEMBANGUNAN,

DR. IR. G.M. TAMPUBOLON

INDONESIA,

·IGN. ISTIANTO SUWARGONO IR. DATUK

Referensi

Dokumen terkait

Melalui temuan dan analisis data di atas dapat dilihat bahwa adanya pembongkaran representasi kulit hitam dalam aspek kepemimpinan dan heroisme. Namun pembongkaran itu

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pressure (tekanan), opportunity (kesempatan), rasionalization (rasionalisasi), capability

Bapepam dan LK Berarti Bapepam dan Lembaga Keuangan yang merupakan penggabungan dari Bapepam dan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK), sesuai dengan Keputusan

Keamanan, keindahan dan peningkatan perekonomian masyarakat serta memudahkan mengakses desa lain P1 B Kondisi Jalan Desa Dsn.Rejosari menuju Kedawung Desa Sraten Makadam yang akan

Sasaran tersebut yaitu mencari calon Brigadir Polri yang terbaik dan dengan prinsip penerimaan Brigadir Polri di Polda Bali ini yaitu berprinsip BTAH (Bersih,

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik dari tanah lunak di Sidoardjo dan lumpur yang terdapat di dekat pusat semburan lumpur dengan menggunakan CPTu dan

Diantara pemikirannya adalah mengenai konsep falah, hayyah thayyibah, dan tantangan ekonomi umat Islam, kebijakan moneter, lembaga keuangan syariah yang lebih ditekankan kepada

Dari sisi arus uang yang mendukung mutasi akun hutang lainnya_PT AAA Capital Partners, selain data- data aslinya belum diserahkan (sebagaimana telah diuraikan sebelumnya), juga