• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORETIK"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II KAJIAN TEORETIK

A. Media Pembelajaran Big Book by Themes 1. Definisi media pembelajaran

Media merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa Latin, yakni medius yang memiliki arti tengah, perantara, atau pengantar. Kata media juga merupakan sebuah bentuk jamak dari bahasa latin lainnya yakni medius yang berarti perantara atau pengatar (Hamdani, 2011: 243). Dengan kata lain media dapat diartikan sebagai perantara yang dapat menyampa ika n pesan dari pemberi pesan kepada penerima pesan.

Pendapat lain mengenai definisi media diungkapkan oleh Hamidjodo dalam Latuheru (1993) dalam (Asmariani, 2016: 28) yakni “Media adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampa ika n atau menyebarkan ide gagasan atau pendapat yang akan sampai kepada penerima yang dituju.” Dalam kegiatan belajar-mengajar, sumber pesan adalah guru dan penerima pesan adalah murid (Umar, 2013: 128).

Dalam konteks pembelajaran, AECT (Association of Education and Communication Technology) memberikan definisi bahwa media merupakan sebagai bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan maupun informasi. Sedangkan National Education Association (NEA) menyatakan bahwa media adalah berbagai bentuk komunikasi baik yang tercetak ataupun yang tidak tercetak, seperti buku atau media audio-vis ua l serta peralatannya yang sebaiknya dapat dimanipulasi, dapat di lihat, di dengar maupun di baca oleh si penerima pesan, agar pesan dapat tersampaikan dengan baik (Saifuddin, 2014:131).

Menurut Azhar Arsyad (2003: 6) (dalam Sukiman, 2012: 28) media memiliki beberapa karakteristik umum yaitu bisa di lihat, di dengar atau di raba oleh panca indera, serta memiliki fungsi sebagai alat bantu pada proses belajar mengajar. Media digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi

(2)

antara guru dan anak didik saat proses pembelajaran, serta dapat digunaka n secara massal.

Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar yang diharapkan dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan baik, menumbuhkan minat dan merangsang semangat belajar serta dapat memudahkan siswa dalam menerima materi pembelajaran. Selain itu, media pembelajaran dapat memberika n pengalaman pendidikan yang lebih bermakna (Emda, 2011: 154).

2. Ciri-ciri media pembelajaran

Gerlach dan Eli (Sukiman, 2012: 35) mengemukakan bahwasannya media memiliki tiga ciri, yakni ciri fiksatif, ciri manipulatif dan ciri distributif. Ciri-ciri tesebut dapat dijadikan petunjuk mengenai kemampuan apa saja yang dimiliki oleh media dan mengapa media dapat digunaka n untuk membantu guru dalam proses belajar mengajar.

Adapun Ciri fiksatif (fixative property) yakni kemampuan media dalam merekam dan melakukan rekonstruksi pada suatu peristiwa ataupun objek.

Sedangkan ciri manifulatif (manifulative property) yaitu kemampuan media untuk melakukan trasnformasi pada suatu kejadian ataupun objek. Artinya, media dapat membuat suatu kejadian yang memakan waktu lama menjadi hanya beberapa menit saat disajikan kepada anak. Dan terakhir adalah ciri distributif (distributive property) yang merupakan kemampuan media dalam menyebarluaskan berbagai macam gambaran peristiwa ataupun objek kepada orang banyak.

3. Fungsi dan manfaat media pembelajaran

Media pembelajaran merupakan salah satu dari beberapa komponen pembelajaran, karena itulah media memegang peranan penting dalam mencapai sebuah tujuan pembelajaran. Dengan adanya media, kegiatan belajar mengajar akan lebih menarik dan bermakna. Menurut Hamdani (2011: 245) secara umum, fungsi dari media pembelajaran adalah sebagai pembawa pesan atau informasi dari sumber (guru) menuju kepada penerima

(3)

informasi (anak).

Hamdani juga memaparkan bahwa media dapat memperlihatkan benda yang ada ataupun peristiwa yang telah terjadi di masa yang lalu melalui gambar, slide, film, video atau media yang lainnya, sehingga siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata mengenai benda – benda maupun peristiwa-peristiwa terdahulu yang telah menjadi sebuah sejarah. Dengan adanya media juga, kita dapat mengamati berbagai macam benda, peristiwa maupun tempat yang sulit untuk ditemukan maupun dikunjungi, baik karena jarak yang jauh, ataupun karena berbahaya. Seperti, mengenai kehidupan binatang-binatang buas di hutan belantara ataupun berbagai tempat menarik di luar negeri. Semua itu dapat diamati melalui media yang berupa video, gambar ataupun buku.

Media memiliki fungsi sebagai alat yang dapat membant u membandingkan sesuatu seperti sifat, ukuran, warna, maupun bentuk dengan bantuan gambar, model ataupun foto. Media dapat menjangka u audien yang besar jumlahnya dan mengamati objek secara serempak, serta dengan media siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuann, minat, kesempatan dan juga temponya masing-masing. Hal ini dapat memudahka n siswa dalam mempelajari sesuatu.

Kemp & Dayton (dalam Sukiman, 2012: 39) mengemukakan bahwa media pembelajaran memenuhi tiga fungsi utama apabila media tersebut digunakan untuk individu, kelompok, maupun kelompok pendengar dengan jumlah yang besar, ketiga fungsi tersebut adalah memotivasi minat atau tindakan, yakni dengan merealisasikan media melalui teknik drama maupun hiburan yang diharapkan dapat menumbuhkan minat dan merangsang peserta didik maupun pendengar untuk bertindak, menyajikan informasi di hadapan kelompok anak didik dalam bentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi, dan memberi instruksi di mana informasi yang ada dalam media itu harus melibatkan pikiran maupun bentuk aktivitas fisik yang nyata dari anak didik sehingga pembelajaran dapat terjadi. Karena di samping menyenangkan, media pembelajaran juga harus dapat memberikan berbagai

(4)

pengalaman dan memenuhi kebutuhan individu anak.

Media pembelajaran dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan maupun motivasi (Asmariani, 2016). Adapun manfaat media pembelajaran lainnya adalah:

a. Membuat pembelajaran menjadi lebih jelas dan menyenangkan.

b. Pembelajaran akan berjalan lebih efisien baik dalam segi waktu maupun tenaga.

c. Media juga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

d. Pembelajaran dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.

e. Guru biasanya akan lebih produktif dalam memberikan pembelajaran ketika dibantu dengan media.

Penggunaan media dalam pembelajaran harus mempertimbangka n aspek pesan yang disampaikan seperti berisi pesan positif, dan bahasa yang santun, dan jika dibantah pun seorang pendidik harus menjelaskannya dengan bahasa yang logis, agar peserta didik dapat menerima dengan baik. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan melalui firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surah An-Nahl ayat 125 yaitu:

ىكَّبىر َّن إ ۚ ُن ىسْحَٱ ى ِهِ ِتَِّل ٱِب مُهْلِدَٰ ىجىو ۖ ِةىن ى سىحْل ٱ ِةىظِعْوىمْل ٱىو ِةى ْكِْحْل ٱِب ىكِ بىر ِليِب ىس ٰىلَ ِ إ ُعْد ٱ ِ ِب ُىلَْعَٱ ىوُه

َّل ىض ن ىم

(۵۲۱)

ىنيِدىتْهُمْل ٱِب ُىلَْعَٱ ىوُهىو ۖ ۦِ ِلِيِب ىس نىع

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengeta hui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”

Dalam Tafsir Al-Qur’an Hidayatul Insan, disebutkan: 1) Jalan Tuhanmu; Yang lurus; yang di dalamnya mengandung ilmu yang bermanfaat dan amal yang shaleh.; 2) Hikmah; artinya tepat sasaran; 3) Pelajaran yang baik; Yakni nasehat yang baik dan perkataan yang menyentuh; 4) Bantahlah mereka dengan cara yang baik. (Abu Yahya Marwan bin Musa, t.t.; 360) dalam (Ramli, 2015: 133-135).

(5)

4. Jenis-jenis media pembelajaran

Apabila di kaitkan dengan pembelajaran anak usia dini, yang dimaksud media adalah suatu alat untuk menyampaikan pembelajaran pada anak usia dini. Ada banyak sekali media yang dapat digunakan dalam pembelajaran anak usia dini, di mana penggunaan media tersebut bertujuan agar anak merasa senang, tidak merasa bosan atau pun jenuh dalam proses belajar, selain itu belajar melalui media diharapkan dapat memudahkan anak dalam menerima pembelajaran.

Adapun secara umum jenis-jenis media pembelajaran anak usia dini dapat dibedakan menjadi tiga, yakni media audio, media visual, dan media audio visual.

a. Media audio

Media audio merupakan media pembelajaran yang mengand ung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat di dengar). Kemampuan dari media audio ini adalah dengan mengandalkan suara saja, seperti radio, kaset, atau program audio lainnya. Untuk pendidikan anak usia dini, media seperti ini dapat di gunakan untuk memutar lagu-lagu ataupun cerita, tujuan penggunaan media ini adalah agar anak dapat mendengarkan, menyimak, atau bahkan ikut menirukan cerita maupun lagu yang diputarkan.

Media audio sangat bermanfaat untuk merangsang perkembanga n bahasa dan imajinasi anak. Dengan mendengarkan anak juga akan berlatih untuk membayangkan dan menggambarkan apa yang didengarnya dalam pikirannya. Oleh karena itu, apabila media ini dapat dimaksimalkan penggunaannya, maka anak akan dapat menangkap dan memahami suara yang di dengarnya dengan baik.

b. Media visual

Media ini merupakan media yang hanya dapat di lihat atau mengandalkan indera penglihatan, seperti media grafis atau media proyeksi. Media grafis adalah media visual yang mengomunikas ika n sesuatu dalam bentuk gambar, misalnya poster, kartun, dan komik.

(6)

Sedangkan media proyeksi mengandung undur cahaya dan lensa, misalnya OHH, slide, dan filmstrips. Apabila dibandingkan dengan media audio, dalam situasi tertentu media visual lebih efektif digunaka n sebagai media pembelajaran anak karena dengan pengelihatannya anak akan mengetahui dengan persis tentang apa yang di pelajarinya.

c. Media audio-visual

Media ini merupakan kombinasi antara media audio dan visual, artinya dalam media ini terdapat dua unsur yakni unsur suara dan unsur gambar. Media audio visual dapat menjadikan penyajian bahan ajar kepada anak secara lengkap dan optimal (Fadlillah, 2014: 211-212).

5. Pemilihan dan Pengembangan Media Pembelajaran PAUD

Efektif tidaknya sebuah media pembelajaran sangatlah bergantung pada proses pemilihan dan pengembangannya. Oleh karena itu, diperlukan wawasan dan keterampilan yang cukup bagi kita sebagai individu yang ada dalam dunia pendidikan untuk melakukannya. Sebenarnya pemilihan media tidaklah sulit dan sangatlah sederhana, karena media akan sangat efektif apabila media tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Akan tetapi, dalam pemilihan media memang diperlukan suatu rambu-rambu dan kriteria. Di mana rambu-rambu dan kriteria tersebut dapat dijadikan acuan bagi pendidik dalam proses pemilihan media yang baik.

Adapun rambu-rambu tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Sebaiknya media dipilih berdasarkan kebutuhan anak usia dini serta mendukung tujuan pembelajarannya.

b. Pemilihan media juga harus didasarkan pada asas kebermanfaatan, agar penggunaannya dapat menghasilkan sesuatu yang diharapkan.

c. Hendaknya media dipilih dengan pertimbangan pemeliharaa n kepentingan dari kedua belah pihak dalam proses belajar mengajar, yakni guru dan murid.

(7)

d. Pemilihan media pembelajaran hendaknya didasarkan pada kajian edukatif dengan memperhatikan aturan-aturan yang berlaku dalam pembelajaran anak usia dini.

e. Media harus memenuhi persyaratan dari segi kualitas yang telah ditentukan bagi anak usia dini, seperti sederhana, atraktif, berwarna, tahan lama, aman digunakan, dan terkait pada aktivitas bermain anak.

Kemampuan lain yang harus dikuasai oleh pendidik selain daripada mampu memilih media yang tepat adalah kemampuan dalam mengembangkan media pembelajaran. Pengembangan media yang dimaksud adalah kegiatan membuat media yang dilakukan secara sistematis dan mengikuti tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan tersebut adalah tahapan perancangan atau desain media, tahap produksi atau pembuatan media, dan tahap evaluasi media. Apabila tahapan-tahapan tersebut dilakuka n secara prosedural yang baik, maka media yang dihasilkan akan dapat memenuhi kualitas yang diharapkan (Latif & dkk, 2013: 155-157).

6. Media Big book by themes

Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi anak usia dini adalah big book. Big book merupakan buku berukuran besar yang di dalamnya terdapat gambar-gambar berwarna menarik dan juga dilengkapi teks dengan ukuran huruf yang besar pula, sehingga anak-anak dapat melihatnya dengan jelas ketika digunakan secara bersama-sama ( Astari, Pudjawan, & Antara, 2016).

Big book is a book which has big size as well as font. Due to the size which is different from ordinary books. Big book can be seen easily from all part of the class. Besides, it has also colourful series picture inside to help students became more understand about the content of the story or even stimulate students imagination.

Big book creates secure and relaxed atmosphere in the classroom and at tracts students’ attention in teaching and learning process (Lynch, 2013) dalam (Madyawati, 2017: 174).

Maksud dari pendapat Lynch di atas adalah big book memiliki ukuran yang besar sebagaimana juga tulisan di dalamnya. Big book dapat di lihat dengan mudah dari seluruh bagian kelas. Selain itu, big book juga memilik i

(8)

gambar yang penuh dengan warna dengan tujuan untuk membantu anak- anak menjadi lebih mengerti mengenai isi dari cerita atau agar dapat memberikan rangsangan pada anak untuk berimajinasi.

Big book memiliki karakteristik khusus lainnya yakni dikemas sedemikian rupa dengan pola-pola kalimat sederhana yang diulang- ula ng, sehingga dapat memudahkan anak belajar bahasa Inggris terutama dalam mengenal tata bahasa dan kosakata (Suyanto, 2007: 104).

Ukuran big book sangat beragam, ada yang berukuran A3, A4, A5 tergantung kebutuhan, yang terpenting adalah ukuran big book harus mempertimbangkan dari segi keterbacaan dan kejelasan sehingga dapat terlihat oleh seluruh siswa. Menurut Lynch (1996) (dalam Anggraeni, 2015:

87), ketika big book digunakan dalam kelompok kecil yaitu sekitar delapan orang, big book akan memperkaya perkembangan bahasa lisan, karena gambar yang ada dalam big book akan memberikan skemata pengetahua n mengenai bahasa lisan gambar itu kepada anak, sehingga pengetahuan yang diperoleh akan tersimpan dalam memori jangka panjang.

Apabila dilihat secara fisik, big book ini termasuk ke dalam kategori media visual. Media visual berkaitan erat dengan indera penglihata n sehingga dapat memperlancar pemahaman anak, memperkuat ingatannya, dan menumbuhkan minat anak dalam belajar, serta dapat memberika n hubungan antara materi pembelajaran dengan dunia nyata (Musfiqon, 2012) (dalam Nidika, 2014: 105).

Big book memiliki banyak keutamaan, diantaranya adalah disukai anak- anak, termasuk anak yang mengalami kesulitan belajar ataupun keterlambatan dalam membaca. Dengan menggunakan big book bersama- sama akan tumbuh keberanian dan keyakinan, dan motivasi dalam diri anak bahwa mereka sudah bisa membaca. Selain itu, big book dapat mengembangkan semua aspek kemampuan bahasa termasuk kemampuan literasi. Berikut merupakan keistimewaan dari big book menurut Lynch (2013):

(9)

a. Dengan big book anak akan mendapatkan kesempatan untuk ikut terlibat langsung dalam situasi yang nyata dan tidak menakutkan.

b. Karena bentuknya yang besar dan dapat dilihat oleh banyak orang, big book memungkinkan anak untuk melihat tulisan yang sama ketika guru ataupun orang tua membacakan tulisan tersebut pada anak.

c. Anak dapat bekerja sama bersama-sama untuk memberikan makna pada tulisan maupun gambar yang ada di dalam big book.

d. Apabila anak mengalami keterlambatan membaca atau mengenal huruf maupun tulisan, melalui big book anak memiliki kesempatan untuk mengatasinya dengan bantuan guru dan teman-temannya.

e. Big book dapat mengembangkan seluruh aspek bahasa anak termasuk kemampuan keaksaraan dan pengungkapan bahasa.

f. Ketika membacakan big book, guru maupun orang tua dapat memberika n selingan percakapan yang relevan dengan isi buku sehingga akan mengembangkan pengalaman dan imajinasi anak.

Selain memiliki keutamaan, big book juga memiliki manfaat yang begitu luar biasa, yakni anak akan termotivasi untuk belajar membaca lebih cepat, menumbuhkan rasa percaya diri, anak dapat belajar dengan cara yang menyenangkan, mendorong anak untuk lebih menyukai bahasa dengan tema- tema yang berbeda, dan secara perlahan-lahan menumbuhkan kebiasaan anak untuk dapat membaca secara mandiri. Pengalaman kegiatan berbahasa (Madyawati, 2017: 175-176).

B. Pembelajaran Bahasa Inggris Anak Usia Dini 1. Perkembangan bahasa anak usia dini

Bahasa merupakan kemampuan untuk menunjukkan berbagai ekspresi, baik yang dialami maupun yang dipikirkan oleh seseorang, termasuk anak usia dini. Dengan berbahasa anak dapat bersosialisasi dengan teman-teman dan orang-orang yang ada di sekitarnya, dengan bahasa juga anak dapat mengembangkan potensi kreatif yang dimiliki melalui berbagai kegiatan pengembangan bahasa, seperti mendongeng, menyimak, menceritaka n kembali apa yang di dengar, dan lain sebagainya (Mulyasa, 2014: 116).

(10)

Menurut Fadlillah (2014:46), keberadaan bahasa bagi anak merupakan hal yang sangat penting. Bahasa merupakan bentuk menyampaikan pesan terhadap segala sesuatu yang diinginkan, karena dengan bahasa, anak dapat menyampaikan apa yang diinginkannya dan orang tua beserta pendidik juga akan mengetahui apa yang menjadi keinginan anaknya.

Bahasa anak berkembang sesuai tahapan usianya, dan masing- mas i ng tahapan tersebut memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda satu dengan yang lainnya. Madyawati, (2017: 58-61) memaparkan bahwa ada dua tahap dalam perkembangan bahasa pada anak usia dini, yakni tahap perkembangan artikulasi serta tahap perkembangan kata dan kalimat.

Perkembangan artikulasi merupakan perkembangan anak dalam menghasilkan bunyi. Perkembangan artikulasi pada anak usia dini dilalui sejak lahir sampai kira-kira berusia bulan. Bayi yang berusia 1 tahun rata- rata sudah bisa menghasilkan bunyi-bunyi vokal seperti “aaa” , “eee”, atau

“uuu”. Rangkaian tahapan perkembangan artikulasi pada anak usia dini meliputi bunyi resonansi (penghasilan bunyi yang terjadi di rongga mulut), bunyi berdekut (bunyi kuasi konsonan), bunyi berteler (bunyi yang terus menerus), bunyi berteler ulang (ba-ba-ba atau ma-ma-ma), dan bunyi vokabel (suku kata ke kata).

Perkembangan kata dan kalimat pada anak usia dini, di bagi ke dalam tiga tahapan perkembangan, yakni tahap satu kata yang terjadi saat anak berusia 12-18 bulan, tahap dua kata ketika anak menginjak usia 18-24 bulan, dan tahap banyak kata pada saat anak berusia 3-5 tahun. Masing-masing dari tiga tahap tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Berikut merupakan tahapan perkembangan anak beserta indikator perkembangannya:

(11)

Tabel 2. 1

Tahapan Perkembangan Kata dan Kalimat Anak No Usia Tahap

Perkembangan Indikator

1 12-18 bulan

Tahap satu kata Anak sudah mulai belajar menggunakan satu kata yang memiliki arti mewakili keseluruha n idenya, atau satu kata yang mewakili satu atau bahkan lebih dari kalimat, seperti “Juju” (sambil memegang baju). Kata tersebut bisa saja bertujuan jika anak mau memakai baju atau menunjukkan bahwa ini adalah baju.

2 18-24 bulan

Tahap dua kata Anak sudah mulai dapat mengombinasikan dua kata, seperti

“Ma, maem” maksudnya adalah

“mama saya mau makan”. Pada tahap ini anak juga sudah mula i mengenal berbagai makna kata, akan tetapi masih belum bisa menggunakan bentuk bahasa yang menunjukkan jumlah, jenis kelamin, dan waktu terjadinya peristiwa.

3 3-5 tahun

Tahap banyak kata

Ditandai dengan perbendaharaan kosakata anak yang semakin meningkat, tata bahasanya mula i lebih teratur dan anak telah mampu menggunakan bahasa dalam berbagai cara dan kebutuhan, termasuk untuk sekedar bercanda dan menghibur.

2. Bahasa Inggris sebagai the first foreign language

Bahasa merupakan alat atau sarana bagi seseorang termasuk anak usia dini untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Selain untuk berkomunikasi, kemampuan bahasa yang dimiliki oleh seseorang juga memiliki fungsi untuk beradaptasi dengan lingkungan di mana ia berada.

(12)

Pada umumnya ada empat kemampuan individu dalam berbahasa yakni kemampuan dalam membaca (reading), menulis (writing), mendengar (listening) atau menyimak dan kemampuan dalam berbicara (speaking).

Semua kemampuan tersebut sudah seharusnya dimiliki oleh setiap indiv id u untuk membantunya dalam berkomunikasi dengan orang lain (Wiyani, 2014: 34).

Bahasa terdiri dari bahasa pertama dan bahasa kedua, di mana bahasa pertama merupakan bahasa yang pertama kali dipelajari oleh seseorang.

Sedangkan bahasa kedua merupakan bahasa yang dipelajari setelah seseorang mempelajari bahasa pertama.

Bahasa pertama merupakan sarana pertama yang dapat digunakan anak untuk berpikir, memecahkan masalah, dan mendiskusikan ide dan gagasan (Suyadi, 2010: 100). Bahasa pertama (bahasa ibu) adalah bahasa yang digunakan anak dalam kesehariannya. Sedangkan bahasa kedua merupakan perkembangan lebih lanjut dari bahasa pertama.

Di Indonesia keberadaan bahasa Inggris merupakan bahasa asing, akan tetapi ada banyak pendapat mengenai kedudukan bahasa Inggris di Indonesia. Namun, jika dilihat dari perkembangannya di Indonesia, bahasa Inggris termasuk ke dalam bahasa asing pertama atau the first foreign language, di mana kedudukan ini berbeda dengan bahasa kedua.

Kebanyakan masyarakat Indonesia menggunakan bahasa daerah masing- masing sebagai bahasa pertama (bahasa ibu) dan menggunaka n bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua, atau sebaliknya. Sedangkan bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang paling banyak dipelajari setelah bahasa kedua. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa asing pertama bagi kebanyakan masyarakat Indonesia.

3. Pentingnya bahasa Inggris bagi anak usia dini

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sedikit banyaknya memberikan suatu pengaruh pada pendidikan yang ada. Kini, banyak sekolah yang memberikan perhatian lebih pada hal-hal yang dapat mendukung perkembangan IPTEK di era modern ini, salah satunya tuntutan

(13)

mempunyai kemampuan berbahasa asing, terutama Bahasa Inggris (Nurhayati, 2011: 29).

Pentingnya bahasa Inggris dipelajari dikarenakan bahasa Inggr is merupakan bahasa Internasional yang digunakan oleh sebagian besar bahkan hampir semua masyarakat dunia untuk berkomunikasi dengan sesama masyarakat global.

Usia dini yang disebut-sebut sebagai golden age memiliki peluang besar untuk mulai mengenal bahasa Inggris guna kebutuhan yang akan mendatang. Golden age atau usia emas merupakan usia di mana seluruh aspek perkembangan anak berkembang dengan pesat, salah satunya perkembangan kognitif dan bahasa anak. Oleh karena itu, pengenala n bahasa Inggris sangat dianjurkan pada anak usia dini.

4. Karakteristik pembelajaran bahasa Inggris anak usia dini

Bahasa Inggris merupakan bahasa asing, serta bukanlah bahasa yang wajib dipelajari oleh anak usia dini. Akan tetapi, meskipun demikian bahasa Inggris menjadi penting untuk dikenalkan sejak dini untuk bekal di masa yang akan datang.

Pembelajaran bahasa Inggris pada pendidikan anak usia dini merupakan salah satu muatan lokal. Di mana dapat dikembangkan berdasarkan integrated curriculum dengan pendekatan tematik (Sophya, 2014). Pembelajara n tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema-tema untuk mengaitkan muatan materi pembelajaran guna mencapai kompetensi dasar serta perkembangan yang diharapkan. Pelaksanaan pembelajara n tematik ini dapat diwujudkan dalam berbagai kegiatan pengembangan seperti bermain dan pembiasaan (Kemdikbud, 2015: 2).

Tema-tema dalam pembelajaran anak usia dini ditujukan sebagai cara untuk membangun pengetahuan serta mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Pengetahuan yang dibangun melalui pengembanga n tema bersifat sistematik, holistik dan fleksibel. Artinya, pengembangan tema haruslah tersusun dengan rapih, menyeluruh, dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan minat anak.

(14)

Adapun prinsip pemilihan tema yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Inggris anak usia dini adalah sebagai berikut:

a. Tema-tema yang bersifat dasar dan selalu dapat di kembangkan, seperti bagian-bagian tubuh, bagian-bagian rumah, keluarga, sekolah, dan lain- lain.

b. Tema-tema yang di hubungkan dengan suatu peristiwa ataupun kejadian, misalnya gunung, banjir, dan museum.

c. Tema yang dihubungkan dengan minat anak, seperti binatang, bunga, matahari dan lain sebagainya.

d. Tema-tema yang di hubungkan dengan hari-hari besar atau hari-hari spesial. (Sophya, 2014: 259).

Pembelajaran bahasa Inggris bagi anak usia dini juga haruslah harus disesuaikan dengan perkembangan dan karakteristiknya yakni pembelajara n berpusat pada anak, bersifat fleksibel (dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak), memberikan pengalaman yang nyata pada anak, serta harus sesuai dengan minat anak agar anak tidak merasa terbebani sehingga akan menghasilkan hasil pembelajaran yang optimal.

Berbicara mengenai kemampuan bahasa Inggris anak usia dini, Shopya mengungkapkan beberapa konsep yang perlu dikuasai oleh anak-anak dalam berbahasa, konsep tersebut di antaranya adalah identifikasi, klasifikas i, spasial, temporal, emosional, familial, ordering, dan ekuivalensi.

Konsep identifikasi sendiri berkaitan dengan kemampuan anak untuk mengenal orang ataupun benda yang ada di sekitarnya. Seperti mengena l orang tua, teman, binatang, dan tanaman. Sedangkan konsep klasifikasi yakni kemampuan anak dalam mengelompokan sesuatu, misalnya warna, bentuk, fungsi, ukuran, jenis dan lain sebagainya.

Berikutnya adalah konsep spasial, yakni sebuah konsep yang berkaitan mengenal posisi atau ruang. Lain halnya dengan spasial, konsep temporal berhubungan dengan waktu, sedangkan emosional berkaitan dengan emosi- emosi, familial itu keluarga, ordering itu kemampuan menyusun dan

(15)

ekuivalensi yakni kemampuan yang berhubungan dengan membandingk a n sesuatu (Sophya 2014: 260-261).

Adapun hal-hal penting yang perlu diajarkan menurut Mubarok dalam kurikulum bahasa Inggris anak usia dini adalah sebagai berikut:

a. Vocabulary (kosakata), yakni kumpulan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa dan memberikan makna apabila kita menggunakan bahasa tersebut.

Kosakata yang dipelajari oleh anak usia dini adalah kosakata sederhana yang mencakcup sesuatu yang dekat dengan mereka.

b. English songs (bernyanyi lagu bahasa Inggris) merupakan serangkaia n kata-kata bahasa Inggris yang dilagukan dengan irama dan nada tertentu.

c. Short Expression (ungkapan sederhana), yakni ungkapan-ungkapa n sederhana yang biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari, seperti ungkapan sapaan good morning, how are you? , dan sebagainya.

d. Phonics (bunyi huruf) (Sophya, 2014: 260).

C. Konsep dasar Anak Usia Dini

1. Pengertian dan karakteristik anak usia dini

Anak usia dini merupakan individu yang tengah dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. (Mutiah, 2010: 6). Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, anak usia dini adalah individu yang berusia 0-6 tahun. Akan tetapi, menurut kajian dan penyelenggaraannya di beberapa negara anak usia dini dilaksanakan dalam rentang usia 0-8 tahun (Hasan, 2010: 17). Usia dini dikatakan sebagai masa emas atau golden age dikarenakan pada masa itu perkembangan otaknya mencapai 80 %, dan masa ini tidak akan terulang lagi (Kemdikbud, 2013:1) .

Anak usia dini berbeda dengan orang dewasa, mereka memilik i kemampuan, kekuatan, pengalaman, minat dan penghayatan sendiri dalam memandang dunia. (Nurhayati, 2015: 2). Hal ini dikarenakan anak merupakan individu unik yang memiliki karakteristik tersendiri. Berikut merupakan karakteristik yang dimiliki oleh anak menurut Yusuf & Sugandi (2011:48-50):

(16)

a. Bersifat unik, maksudnya adalah anak memiliki sifat, minat, dan latar belakang masing- masing yang berbeda antara satu dan yang lainnya.

b. Cenderung melihat sesuatu hanya dari sudut pandang dan kepentinga n dirinya sendiri, atau dalam artian anak memiliki sifat egosentris.

c. Sangat aktif dan enerjik, pada umumnya mereka sangat senang melakukan berbagai macam aktivitas seakan tak pernah lelah dan bosan.

d. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, karena anak cenderung memperhatikan, membicarakan, dan mempertanyakan berbagai hal yang sempat ia lihat dan dengar, terutama hal-hal baru yang menarik perhatiannya.

e. Senang menjelajah, mencoba dan mempelajari hal-hal baru. Karena anak memiliki jiwa petualang dan senang melakukan eksplorasi.

f. Perilaku yang ditampilkan anak biasanya relatif spontan dan tidak ada yang ditutupi.

g. Anak senang dengan hal-hal yang imajinatif, karena dalam dirinya kaya akan fantasi.

h. Masih mudah frustrasi atau kecewa apabila menghadapi sesuatu yang tidak memuaskan.

i. Anak masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu.

j. Anak memiliki daya perhatian yang pendek, artinya anak tidak akan berlama-lama dalam memperhatikan sesuatu kecuali berkaitan dengan apa yang dia senangi.

k. Anak cenderung bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman.

l. Semakin bertambahnya usia, anak akan semakin menunjukkan minatnya terhadap teman sebayanya.

2. Perkembangan Anak usia dini

Perkembangan merupakan suatu urutan perubahan yang bersifat sistematis, yakni saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Perkembangan mencakup perubahan struktur maupun fungsi atau dengan kata lain perubahan mencakup fisik dan psikis seseorang.

(17)

Perkembangan sendiri sifatnya terpola, teratur, terorganisasi dan dapat diprediksi, hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam perkembangan yang normal akan mengikuti pola-pola tertentu yang sudah dapat diketahui atau diprediksi sebelumnya.

Adapun perkembangan yang terjadi pada anak usia dini mencakup beberapa aspek perkembangan, yaitu perkembangan fisik motorik, spiritua l, sosial emosional, bahasa, intelektual dan seni. Meskipun terpola akan tetapi dalam prosesnya tingkat perkembangan antara individu dengan individ u lainnya akan berbeda, termasuk anak usia dini. Hal ini dikarenakan setiap individu itu unik dan berkembang dengan cara-cara tertentu yang khas atau umum seperti individu lainnya (Mulyasa, 2014: 15-22).

Mulyasa juga menyebutkan bahwa secara umum anak usia dini di kelompokkan menjadi beberapa kelompok usia, yakni usia 0-1 tahun, 2-3 tahun, dan 4-5 tahun dengan karakter yang berbeda satu dengan yang lainnya.

a. Usia 0-1 tahun sering disebut dengan usia bayi, dan ditandai dengan perkembangan fisik yang sangat cepat apabila dibandingkan dengan tahapan usia selanjutnya. Karakteristik anak usia 0-1 tahun di antarnya yaitu anak mulai mempelajari keterampilan motorik dari mulai berguling sampai dengan berjalan, anak juga mulai mempelajari keterampila n menggunakan pancar indera, serta mempelajari komunikasi sosial.

b. Pada usia 2-3 tahun anak sangat aktif dalam mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Anak juga mulai mengembangkan kemampuan berbahasanya yang diawali dengan berceloteh sampai kepada memaha mi pembicaraan orang lain dan mengungkapkan pendapatnya. Selanjutnya anak mulai mengembangkan emosinya yang didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukannya.

c. Karakteristik anak usia 4-6 tahun cukup berbeda dibandingkan usia sebelumnya. Pada usia ini anak sangat aktif melakukan berbagai kegiatan, perkembangan bahasanya juga semakin baik karena anak telah memahami apa yang orang bicarakan, selain itu anak telah mampu

(18)

mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas tertentu. Untuk perkembangan intelegensi nya, anak usia 4-6 tahu memiliki daya pikir yang baik dengan ditandai rasa ingin tahu yang luar biasa terhadap lingkungan sekitarnya.

D. Penelitian Relevan

Pertama, hasil penelitian Ni Luh Putu Mila Astari, Ketut Pudjawan, Putu Aditya Antara mengenai pemanfaatan media big book untuk meningka tka n kemampuan berbahasa Inggris anak kelompok B2 dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK).Adapun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemanfaata n media big book dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris anak Kelompok B2 TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase kemampuan berbahasa Inggris dari siklus I sebesar 66,83% yang berada pada kategori sedang menjadi 90,77% pada siklus II dengan kategori sangat tinggi.

Terjadi peningkatan persentase kemampuan berbahasa Inggris anak sebesar 23,94%. Berdasarkan hasil penelitian, maka disimpulkan bahwa media big book dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris anak.

Kedua, hasil penelitian Ni Wayan Surya Mahayanti dan Ni Luh Putu Mira Suantari (2012) tentang Developing Big Book as a Media for Teaching English at Sixth Grade Students of Elementary School at SD Lab Undiksha Singaraja, penelitian ini menggunakan jenis penelitian Research and Develpoment (R&D). Adapun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada lima jenis karakteristik big book yang di kembangkan bersama dengan tema yaitu musim, turis, arah, bandara, dan transportasi. Kualitas media big book yang dikembangkan masuk ke dalam kategori yang luar biasa dan dapat digunaka n sebagai media pembelajaran bagi siswa kelas 6 sekolah dasar.

Ketiga penelitian Ivonne Hafidlatil Kiromi dan Puji Yanti Fauziah mengenai Pengembangan Media Pembelajaran Big Book Untuk Pembentukan Karakter Anak Usia Dini. Penelitian ini bertujuan untuk membantu guru dalam mengembangkan media pembelajaran khususnya media pembelajaran dalam

(19)

pembentukan karakter anak usia dini di PAUD Bakti Baitussalam Bantul.

Penelitian ini menggunakan metode Research & Development (R&D). Media pembelajaran yang dihasilkan berupa media pembelajaran big book. Data di peroleh melalui teknik wawancara, lembar penilaian dari ahli media dan materi. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok bermain yang berjumla h 28 anak. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulka n bahwa media pembelajaran big book dapat membantu guru dalam mengembangkan media pembelajaran, khususnya pengembangan untuk pembentukan karakter anak usia dini. Penggunaan big book berdampak positif terhadap pembentukan karakter anak, dengan rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 43 dan kelas kontrol dengan rata-rata 39,14.

Keempat, hasil penelitian Enggar Riyani mengenai pengembangan buku bergambar tema tanah airku untuk menstimulasi aspek bahasa anak taman kanak-kanak kelompok B. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran tema tanah airku yang layak dan mengetahui keefektifan media tersebut dalam menstimulasi aspek bahasa. Jenis penelitian yang di gunakan adalah jenis penelitian dan pengembangan, menggunakan subyek sebanyak 37 anak, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket dan wawancara. Adapun hasil dari penelitian menyatakan bahas produk berupa media tersebut layak digunakan untuk pembelajaran tema tanah airku berdasarkan hasil validasi ahli materi dengan persentase 89,58%, ahli media 80,43%, uji coba lapangan awal 81,53%, uji coba lapangan utama 85,49%, dan uji coba lapangan operasional 89,29%.

Dari beberapa penelitian relevan tersebut terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaan ketiga penelitian relevan dengan penelitian ini ada pada media yang diteliti yaitu media big book dalam proses pembelajaran. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian relevan ada pada tempat penelitian, metode penelitian, dan subjek penelitian. selain itu, dengan adanya penelitian relevan peneliti merasa bahwa peneliti harus melakukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut mengenai big book. Karena di lihat dari beberapa penelitian relevan belum ada pengembangan big book sederhana

(20)

yang ditujukan untuk pembelajaran bahasa Inggris anak usia dini dengan kedudukan bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang tidak sering digunaka n dalam kehidupan sehari-hari.

Melihat dari hasil keempat penelitian di atas disebutkan bahwa media big book dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris anak dan dapat dikembangkan ke dalam tema-tema tertentu yang sesuai dengan karakteristik anak.

E. Kerangka Berpikir Pengembangan

Di Indonesia kedudukan bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang jarang digunakan dalam interaksi sehari-hari. Namun, pada era globalisasi ini bahasa Inggris sudah dianggap penting dan harus dipelajari sedini mungk in.

Tidak dapat dipungkiri bahasa Inggris kini telah menjadi kebutuhan dalam menghadapi era globalisasi. Kedudukan bahasa Inggris di Indonesia yakni sebagai bahasa asing pertama karena bahasa Inggris menjadi bahasa asing yang paling banyak dipelajari oleh masyarakat di Indonesia.

Anak usia dini sebagai individu yang unik memiliki karakteristik dan gaya belajar tersendiri. Hal ini menjadi sangat penting untuk dipahami seorang guru atau orang tua anak dalam mendidik maupun memberikan pembelajaran.

Karena, beberapa studi menunjukkan bahwa pembentukan kecerdasan ditentukan oleh kesesuaian antara gaya belajar anak dan gaya mengajar guru maupun orang tua (Suyadi, 2010:52).

Suasana pembelajaran juga sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar seorang anak, di mana suasana pembelajaran harus menyenangkan dan menarik minat anak Pengenalan bahasa Inggris pada anak usia dini tidak bisa serta-merta dilakukan dengan cara seperti orang dewasa lakukan. Perlu digunakannya media yang dapat membantu penyampaian materi bahasa Inggris pada anak. Media yang digunakan haruslah menarik dan sesuai dengan karakteristik anak yang ceria, atraktif, aktif, dan kreatif.

Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah dengan menggunakan media big book by themes. Media ini berupa buku yang berukuran besar yang di dalamnya terdapat gambar berwarna

(21)

Media pembelajaran big book 1. Media big book yang

dikembangkan

2. Pembelajaran bahasa Inggris bagi anak usia dini

3. Anak usia dini

Analisis Kebutuhan Guru masih membutuhka n contoh media pembelajaran bahasa Inggris yang layak dengan menggunakan media buku besar yang memilik i gambar dan tulisan yang disusun dengan tema-tema menarik.

Spesifikasi Produk yang akan dikembangkan

1. Media big book yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik dan tujuan pembelajaran anak usia dini.

2. Media big book yang dikembangkan akan meningkatkan rasa ingin tahu, minat, dan daya tarik anak dalam belajar bahasa Inggris.

3. Media big book dikembangkan menjadi dua tema menarik yang dekat dengan anak yakni tema kendaraan dan alam semesta.

dan tulisan dengan ukuran huruf yang besar pula. Kelebihan dari media ini adalah anak dapat mengembangkan seluruh kemampuan berbahasa anak, selain itu big book juga dapat digunakan secara bersama-sama karena ukurannya yang besar dan dapat dilihat oleh orang yang cukup banyak. Maka dari itu, penelit i menyusun sebuah kerangka berpikir pengembangan sebuah media pembelajaran bahasa Inggris .

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir Pengembangan

Melalui observasi kebutuhan, guru membutuhkan media pembelajara n bahasa Inggris yang simple, menarik, dan layak agar dapat menumbuhka n minat dan daya tarik anak dalam belajar bahasa Inggris. Berdasarkan alasan tersebut, peneliti mencoba untuk membantu mengembangkan sebuah media pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Inggris berupa big book dengan tema. Ada 2 sampel tema yang akan peneliti gunakan, yakni tema kendaraan dan alam semesta.

(22)

Pengembangan media big book ini didasarkan pada karakteristik pembelajaran anak usia dini yang di dalamnya mengembangkan berbagai kemampuan bahasa anak sehingga dapat digunakan dalam mengena lka n bahasa Inggris untuk anak .

F. Hipotesis Pengembangan

Menurut Sugiyono (2012: 96) hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah dalam penelitian, atau dapat dikatakan pula bahwa hipotesis adalah jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian yang belum merupakan jawaban empirik yang ada.

Berdasarkan permasalahan dan teori yang di kumpulkan maka hipotesis yang peneliti ajukan adalah mengenai bagaimana kelayakan media big book by themes untuk pembelajaran bahasa Inggris anak usia dini di kelompok B TK Harapan Kita desa Citapen kecamatan Japara kabupaten Kuningan.

Referensi

Dokumen terkait

confirmed that the degradation effects, such as uneven corrosion wastages (grooving and pitting) and cracks, could significantly reduce the ultimate strength of

Berdasarkan hasil penelitian pada ibu primipara menunjukkan bahwa ibu yang tidak bekerja cenderung baik manajemen laktasinya sebanyak 40 responden (75,5%)

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi fungsi sosial dan

Hasil panen pada percobaan menunjukkan bahwa dosis pupuk kandang sapi 15 ton/ha lebih tinggi pada varietas Turangga dibandingkan varietas Patriot dalam parameter

Guru-guru SMP dan SMA Kristen Eben Haezar harus mengajar selama 45 jam per minggu, di luar kelas ekstra untuk persiapan Ujian Nasional dan ekstra- kurikuler, sehingga

Hasil penelitian menyebutkan bahwa asam lemak bebas pada lemak subkutan pada tubuh bagian atas merupakan sumber utama dari metabolisme asam lemak yang abnormal dan asam lemak

Sub-departemen ini bertugas dalam melakukan penjadwalan dan rencana pembelian bahan baku dan bahan packing yang diperlukan dan juga terhadap jadwal pelaksanaan produksi untuk dapat

Penyebab lain seringnya K-means terjebak pada solusi lokal optima adalah karena cara penentuan titik pusat baru untuk setiap iterasi dalam K-means dilakukan dengan menggunakan