KEUANGAN PADA PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk
SKRIPSI
Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Batusangkar
Oleh:
LUSI NADYA SARI NIM 15301210058
JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR
1441 H/ 2019 M
i Batusangkar.
Permasalahan dalam skripsi ini adalah selama 5 tahun assets perusahaan mengalami kenaikan setiap tahunnya namun, Net profit yang dihasilkan perusahaan dari tahun 2013 sampai 2017 cenderung mengalami penurunan. Net profit yang cenderung menurun dapat mengakibatkan investor untuk mengambil keputusan tidak membeli saham perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan PT Duta Pertiwi Nusantara tbk 2013-2017 apabila di ukur dengan analisis Du Pont System.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Sumber data dari penelitian ini adalah sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi berupa laporan keuangan PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk periode 2013-2017 melalui situs resmi www.idx.co.id Teknik analisis yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan salah satu alat analisis laporan keuangan yaitu analisis Du Pont System.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kinerja keuangan PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk dari tahun 2013-2017 mengalami penurunan setiap tahunnya yang menandakan bahwa kinerja keuangan perusahan dari tahun 2013- 2017 kurang baik.
Kata Kunci : Rasio keuangan, Du Pont System, Kinerja keuangan
iv HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI
ABSTRAK ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C. Batasan Masalah ... 9
D. Rumusan masalah ... 9
E. Tujuan penelitian ... 9
F. Manfaat dan Luaran Penelitian ... 10
G. Defenisi Operasional ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12
A. Landasan Teori... 12
1. Laporan keuangan ... 12
2. Kinerja Keuagan ... 22
3. Analisis Laporan Keuangan ... 25
4. Analisis Du Pont System ... 30
5. ROI (Return On Investmen) ... 33
6. Return On Equity (ROE) ... 37
B. Penelitian Terdahulu ... 40
BAB III METODE PENELITIAN ... 47
A. Jenis Penelitian... 47
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 47
C. Sumber Data... 47
D. Teknik Pengumpulan Data ... 48
v
2. Produk Perusahaan ... 51
3. Visi dan Misi Perusahaan ... 52
4. Struktur Organisasi ... 52
5. Dewan Komisaris dan Direksi... 52
B. Analisis Kinerja Keuangan PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk... 53
1. Metode Du Pont System ... 53
2. Bagan Du Pont System. ... 66
BAB V PENUTUP ... 76
A. KESIMPULAN ... 76
B. SARAN ... 77 DAFTAR PUSTAKA
vi
Tabel 4. 1 Perputaran Total Assets PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk
Tahun 2013-2017 ... 53 Tabel 4. 2 Marjin Net profit Bersih PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk
Tahun 2013-2017 ... 55 Tabel 4. 3 Return on Investment (ROI) PT. Duta Pertiwi Nusantara
Tbk Tahun 2013-2017 ... 58 Tabel 4. 4 ROE PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk Tahun 2013-2017 ... 60 Tabel 4. 5 Tabel Du Pont System PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk
2013-2017 ... 62
vii
Gambar 4. 1 GrafikPerputaran Total Assets PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk
Tahun 2013-2017 ... 55
Gambar 4. 2 Grafik Marjin Net profit Bersih PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk Tahun 2013-2017 ... 57
Gambar 4. 3 Return on Investment (ROI) PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk Tahun 2013-2017 ... 60
Gambar 4. 4 ROE PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk Tahun 2013-2017 ... 62
Gambar 4. 5 Bagan Du Pont PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk Tahun 2013 ... 66
Gambar 4. 6 Bagan Du Pont PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk Tahun 2014 ... 68
Gambar 4. 7 Bagan Du Pont PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk Tahun 2015 ... 70
Gambar 4. 8 Bagan Du Pont PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk Tahun 2016 ... 72
Gambar 4. 9 Bagan Du Pont PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk Tahun 2017 ... 74
1
Kegiatan ekonomi khususnya dunia usaha sudah berkembang dengat pesat, dan persaingan antar perusahaan sudah sangat ketat. Menurut Suhayati “Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang yang kegiatannya adalah melakukan kegiatan produksi dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia” (Suhayati, 2013: 9). Tujuan dari suatu perusahaan didirikan adalah untuk mencapai laba dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan (going concern). laba adalah selisih antara pendapatan yang dikurangi semua biaya-biaya yang terjadi akibat operasional suatu perusahaan. Jika pendapatan lebih besar dari beban maka perusahaan akan memperoleh laba. Sebaliknya jika biaya-biaya lebih besar dari pendapatan maka perusahaan akan mengalami kerugian (Kasmir, 2011: 208).
Perusahaan yang berorientasi laba atau yang berorientasi nirlaba dituntut untuk bersaing dalam mengembangkan suatu usahanya.
Perusahaan yang berorientasi laba tentunya dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas perusahaan, salah satunya dengan mencapai target laba yang telah di tetapkan atau bahkan melebihi target yang diinginkan, untuk menghasilkan laba dan dapat bersaing di pasaran perusahaan tentu harus memiliki kinerja yang baik, salah satunya yaitu kinerja keuangan.
Bidang keuangan sangat penting dalam perusahaan. Informasi keuangan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah laporan tertulis yang memberikan informasi kuantitatif tentang posisi keuangan dan perubahan- perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode tertentu. Posisi keuangan memberikan gambaran tentang bagaimana susunan kekayaan yang dimiliki perusahaan dan sumber-sumber kekayaan itu didapat.
Perubahan posisi keuangan menunjukkan kemajuan perusahaan,
memberikan gambaran tentang apakah perusahaan memperoleh laba dalam melaksanakan kegiatannya, dan apakah perusahaan mengalami perkembangan yang menunjukkan manajemen telah mengelola perusahaan dengan berhasil (Purba, 2013: 18).
Pihak yang membutuhkan informasi tetang keuangan suatu perusahaan cukup banyak, salah satunya pihak internal seperti menejer.
Informasi keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dengan membaca laporan keuangan perusahaan tersebut. Pihak perusahaan juga perlu mengetahui perkembangan perusahaannya, apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Pihak perusahaan perlu melakukan analisis terhadap laporan keuangan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaannya.
Surat At Taubah Ayat 105: (Ali, 2004: 203)
Artinya : dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Menurut Shihab (2012: 552-553) dari penjelasan ayat di atas Islam sudah mengajarkan kepada umatnya bahwa kinerja harus diperhatikan atas apa yang telah diperbuat. Perintah memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok dipahami sebagai perintah untuk melakukan evaluasi terhadap amal-amal yang telah dilakukan. Seseorang dituntut untuk memerhatikan kinerjanya kembali agar menyempurnakannya bila telah baik, atau memperbaiki kinerjanya bila masih ada kekurangan.
Sehingga jika tiba saatnya kinerja diperiksa tidak ada lagi kekurangan.
Mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan sangat penting.
Dengan adannya penilai tersebut pihak manajemen suatu perusahaan dapat menilai posisi keuangan perusahaan apakah sudah sesuai dengan target yang ingin dicapai perusahaan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dapat dilakukan salah satunya dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan tersebut. Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak. Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan ini, manajemen akan dapat memperbaiki atau menutupi kelemahan tersebut. Kemudian kekuatan yang dimiliki perusahaan harus di pertahankan atau bahkan ditingkatkan.
Kekuatan ini dapat dijadikan modal selanjutnya ke depan. Dengan adannya kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, akan tergambar kinerja manajemen selama ini (Kasmir, 2015: 66).
Menilai kinerja keuangan perusahaan maka di butuhkan suatu alat analisis dalam mengurai laporan keuangan, sehingga dapat melihat bagaimana keadaan kinerja keuangan suatu perusahaan tersebut, salah satunya analisis Du Pont System. Banyak alat analisis yang dapat digunakan, diantaranya analisis Rasio, Du Pont System, Proposional, EVA (Economic Value Added). Menurut Rodoni dan Ali “Du Pont System merupakan suatu sistem yang digunakan oleh pihak manajemen untuk mengurai laporan keuangan perusahaan dan untuk menilai kondisi keuangan perusahaan tersebut. Pencapaian terakhir kinerja keuangan dengan menganalisis Return On Equity (ROE)”.
Analisis Du Pont adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis profitabilitas perusahaan dan tingkat pengembalian equity.
Tingkat pengembalian equity adalah fungsi dari seluruh profitabiliras perusahaan dan jumlah hutang yang digunakan untuk membiayai assets.
Menggunakan persamaan Du Pont memungkinkan pihak manajemen untuk melihat dengan lebih jelas apa yang mendorong tingkat pengembalian equity dan apa hubungan antara margin laba bersih, perputaran assets, dan rasio hutang. Berarti profit margin ini mencakup pula seluruh biaya yang digunakan dalam operasional perusahaan. Rasio aktivitas sendiri dipengaruhi oleh net sales dan total assets. Dapat dikatakan bahwa analisis ini tidak hanya memfokuskan pada laba yang dicapai, tetapi juga pada investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut (Keown dkk, 2010: 90).
Penelitian ini akan menggunakan analisis Du Pont System untuk menilai kinerja keuangan, karena analisis Du Pont System dapat melihat dan juga menilai tingkat efektivitas operasional suatu perusahaan. Analisis ini mencakup unsur net sales, assets yang digunakan, investasi yang dilakukan serta laba yang dihasilkan perusahaan, dengan mengetahui kegunaan dari analisis Du Pont System, maka analisis ini dapat memberikan gambaran yang lebih dalam dan detail bagi public tentang kinerja suatu perusahaan. Analisis Du Pont System juga dapat memberikan informasi mengenai berbagai faktor penyebab naik turunnya kinerja keuangan sebuah perusahaan. Analisis Du Pont System ini tujuannya untuk mengetahui sejauh mana efektifitas perusahaan dalam memutarkan modal.
Analisis ini mengunakan berbagai rasio, dengan menggabungkan rasio aktivitas atau perputaran assets dengan rasio laba atau profit margin atas net sales kemudian menjelaskan bagaimana keduannya berinteraksi dalam menentukan ROI (Return On Investment).
ROI merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan assets yang tersedia di dalam perusahaan (Syamsuddin, 2011:
63). Menggunakan ROI dapat diketahui sejauh mana efektivitas perusahaan dalam memutar modalnya. ROI terdiri dari beberapa unsur net sales, assets yang digunakan, dan laba yang diperoleh perusahaan.
Semakin besar ROI berarti semakin baik perkembangan perusahaan tersebut dalam mengelola asset yang dimiliki untuk menghasilkan laba, begitu juga sebaliknya. Mengunakan ROI tidak hanya melihat keadaan keuangan pada laba yang dicapai namun juga dapat melihat bagaimana investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
laba atau rugi merupakan hasil penandingan (matching) antara pendapatan (revenue) dengan beban (expense), sebagai hasil bersih dalam periode berjalan. Bila pendapatan lebih besar dari beban disebut dengan laba, sebaliknya bila pendapatan lebih kecil dari beban disebut dengan rugi. laba / rugi ini merupakan indikator kinerja manajemen perusahaan.
Bila laba besar itu bermakna bahwa manajemen perusahaan bekerja dengan kinerja yang tinggi. Sebaliknya bila rugi berarti pelaksana perusahaan bekerja dengan kinerja yang rendah (Primatua, 2014: 24).
Laporan keuagan PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk dari tahun 2013 sampai tahun 2017 laba yang dihasilkan perusahaan berfluktuasi. Pada tahun 2013 sampai tahun 2015 selalu mengalami penurunan pada net profit, kemudian dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami kenaikan pada net profit, namun di tahun 2016 ke tahun 2017 kembali mengalami penurunan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa net profit PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk cenderung menurun.
Laba bersih (net profit) yang cenderung menurun dapat mengakibatkan keputusan investor untuk tidak membeli saham perusahaan. Menurut Nofrivul (2008: 5) investor sangat berkepentingan dengan laporan keuangan sebagai bahan untuk melihat keuntungan yang akan diperoleh karena pemilikan saham dalam perusahaan yang
bersangkutan. Bagi investor keuntungan merupakan tolak ukur dalam pengambilan keputusan. Investor bersedia menanggung resiko yang besar dengan imbalan tingkat keuntungan yang besar pula.
Teori di atas menjelaskan investor menjadikan keuntungan atau net profit sebagai tolak ukur dalam pengambilan keputusan, dengan keadaan perusahaan dari tahun 2013 sampai 2017 cenderung mengalami penurunan keuntungan atau net profit akan memungkinkan investor mengambil keputusan untuk tidak membeli saham. Menurut Kasmir (2011: 23) bagi investor yang ingin menanamkan dananya dalam suatu usaha sebelum memutuskan untuk membeli saham, perlu mempertimbangkan banyak hal secara matang. Dasar pertimbangan investor adalah dari laporan keuangan yang disajikan perusahaan yang akan ditanamnya. Dalam hal ini investor akan melihat prospek usaha ini sekarang dan masa yang akan datang.
Prospek yang dimaksud adalah keuntungan yang akan di perolehnya (deviden) serta perkembangan nilai saham kedepan. Selain itu, barulah investor dapat mengambil keputusan untuk membeli saham suatu perusahaan atau tidak. PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk adalah perusahaan terkemuka yang bergerak dibidang industri pengolahan perekat kayu lapis, barang-barang kimia yang terbesar di Indonesia. Berikut adalah data mengenai ikhtisar keuangan PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk dari tahun 2013-2017 :
Tabel 1. 1
Kondisi Data Keuangan PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk Tahun 2013-2017
(Dalam Rupiah)
Keterangan 2013 2014 2015 2016 2017
Assets 256.372.669.050 268.877.322.944 274.483.110.371 296.129.565.784 308.491.173.960 Liabilities 32.944.704.261 32.794.800.672 33.187.031.327 32.865.162.199 40 .655.786.593 Equity 223.427.964.789 236.082.522.272 241.296.079.044 263.264.403.585 267.835.387.367 Net profit 66.813.230.321 14.519.866.284 9.859.176.172 10.009.391.103 5.963.420.071
Sumber: Diolah laporan keuangan PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk (www.idx.co.id)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bagaimana assets, liabilities, equity, dan net profit PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk. Assets yang di miliki perussahaan dari tahun 2013 sampai 2017 mengalami kenaikan setiap tahunnya. Kemudian di lihat dari Liabilities perusahaan dari tahun 2013 sebesar Rp. 32.944.704.261 mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi Rp. 32.794.800.672. Namun, dari tahun 2014 liabilities sebesar Rp. 32.794.800.672 naik pada tahun 2015 sebesar Rp. 33.187.031.327.
Pada tahun 2015 liabilities sebesar Rp. 33.187.031.327 turun pada tahun 2016 menjadi Rp. 32.865.162.199. Namun, dari tahun 2016 liabilities sebesar Rp. 32.865.162.199 kembali naik pada tahun 2017 menjadi Rp.
40.655.786.593.
Selanjutnya dilihat dari equity perusahaan mengalami kenaikan setiap tahunnya, sama seperti assets perusahaan juga mengalami kenaikan setiap tahunnya, namun hal ini bertolak belakang dengan net profit yang dihasilkan perusahaan dari tahun 2013 sampai 2017 cenderung mengalami penurunan, pada tahun 2013 ke tahun 2015 mengalami penurunan yang sangat signifikan. Dari tahun 2013 sampai 2014 mengalami penurunan nilai sebesar Rp. 52.293.364.037 dimana net profit di tahun 2013 sebesar Rp. 66.813.230.321 menjadi Rp. 14.519.866.284 kemudian pada tahun dimana net profit dimana pada tahun 2014 sebesar Rp. 14.519.866.284 menjadi Rp. 9.859.176.172 pada tahun 2015, tentunya hal ini tidak sesuai dengan tujuan perusahaan untuk memperoleh net profit. Pada tahun 2015 sampai tahun 2016 net profit perusahaan kembali naik sebesar Rp.
150.214.931, dimana pada tahun 2015 net profit sebesar Rp. 9.859.176.172 menjadi Rp. 10.009.391.103 pada tahun 2016. Dari tahun 2016 sampai tahun 2017 net profit perusahaan kembali turun sebesar Rp. 4.045.971.032, dimana di tahun 2016 net profit sebesar Rp. 10.009.391.103 menjadi Rp.
5.963.420.071 pada tahun 2017. Hal ini bertolak belakang dengan assets yang dimiliki perusahaan dari tahun 2013 sampai tahun 2017 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Berdasarkan kondisi data keuangan diatas dapat dilihat bahwa assets perusahaan mengalami kenaikan setiap tahunnya namun, net profit yang dihasilkan perusahaan cenderung menurun. Net profit yang cenderung menurun akan mengakibatkan investor mengambil keputusan untuk tidak membeli saham perusahaan. Kemudian Liabilities perusahaan mengalami kenaikan dari tahun 2014 ketahun 2015 kemudian dari tahun 2016 ke tahun 2017.
Penulis tertarik menganalisis laporan keuangan PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk melalui analisis Du Pont System. Dengan menggunakan analisis Du Pont System ini dapat menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan dan dapat mengontrol biaya-biaya yang terjadi pada perusahaan, dengan begitu hasil dari analisis Du Pont System dapat di tarik kesimpulan mengenai bagaimana kinerja keuangan perusahaan.
Kemudian, dengan menggunakan ROI dapat dilihat keadaan keuangan pada profit yang dicapai dan juga dapat melihat bagaimana investasi yang digunakan untuk menghasilkan profit tersebut. Dengan menggunakan analisis Du Pont System ini manajemen perusahaan dapat mempelajari efek-efek peningkatan dan penurunan harga dalam suatu perusahaan.
Analisis Du pont System juga mengetahui seberapa jauh pemakaian assets perusahaan untuk kegiatan operasional perusahaan. Dari latar belakang di atas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Du Pont System Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT.Duta Pertiwi Nusantara Tbk”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Net profit PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk mengalami penurunan dua tahun berturut-turut dari tahun 2013 sampai tahun 2015.
2. Net profit PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk peningkatan dari tahun 2015 sampai tahun 2016, namun kembali mengalami penurunan dari tahun 2016 sampai 2017.
3. Assets PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk mengalami kenaikan dari tahun 2013-2017 namun, Net profit PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk cenderung mengalami penurunan.
4. Liabilities PT Duta Pertiwi Nusantara mengalami kenaikan dari tahun 2014-2015 dan tahun 2016-2017.
5. Kinerja keuangan PT Duta Pertiwi Nusantara dari tahun 2013 sampai 2017.
C. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang ada, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti adalah menilai kinerja keuangan PT Duta Pertiwi Nusantara periode 2013-2017 dengan menggunakan analisis Du Pont System.
D. Rumusan masalah
Dari batasan masalah yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan PT Duta Pertiwi Nusantara pada tahun 2013-2017 diukur dengan analisis Du Pont System ?
E. Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui kinerja keuangan PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk 2013-2017 diukur dengan analisis Du Pont System.
F. Manfaat dan Luaran Penelitian 1. Mamfaat
a) Bagi Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan dan menambah referensi bagi penelitian lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
b) Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan yang lebih luas dan dapat memberikan kesempatan untuk menerapkan teori- teori yang didapat di bangku kuliah, kemudian sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar S.E pada jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.
c) Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau bahan untuk perusahaan dalam mengambil strategi yang tepat untuk meningkatkan kinerja keuangan seperti pengambilan keputusan dan perencanaan dimasa yang akan datang.
2. Luaran Penelitian
Adapun luaran penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar dapat diterbitkan pada jurnal ilmiah dan bisa menambah khazanah perpustakaan IAIN Batusangkar.
G. Defenisi Operasional
Kinerja keuangan merupakan hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsinya mengelola asset perusahaan secara efektif selama periode tertentu. Kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui dan megevaluasi sampai di mana tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan aktifitas keuangan yang telah dilaksanakan (Rudianto, 2013: 189).
Analisis Du Pont System merupakan suatu sistem yang digunakan oleh pihak manajemen untuk mengurai laporan keuangan perusahaan dan untuk menilai kondisi keuangan perusahaan tersebut. Pencapaian terkhir kinerjakeuangan dengan menganalisis Return On Equity (ROE) (Rodoni dan Ali, 2010: 25). Secara keseluruhan maksud dari penelitian ini untuk memberikan informasi mengenai berbagai faktor yang menyebabkan naik turunnya kinerja keuangan perusahaan dengan mengurai laporan keuangan perusahaan dan mengevaluasi kinerja keuangan agar perencanaan keuangan perusahaan lebih baik dimasa yang akan datang.
12 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Laporan keuangan
a. Defenisi laporan keuangan
Laporan keuangan adalah laporan tertulis yang memberikan informasi kuantitatif tentang posisi keuangan dan perubahan- perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode tertentu.
Posisi keuangan memberikan gambaran tentang bagaimana susunan kekayaan yang dimiliki perusahaan dan sumber-sumber kekayaan itu didapat. Perubahan posisi keuangan menunjukkan kemajuan perusahaan, memberikan gambaran tetang apakah perusahaan memperoleh laba dalam melaksanakan kegiatannya, telah mengelola perusahaan dengan berhasil (Purba, 2013: 18).
Laporan keuangan adalah laporan yang memuat hasil-hasil perhitungan dari proses akuntansi yang menunjukkan kinerja keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu atau merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak (Pasrizal, 2014: 1). Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses pencatatan, pengelolaan dan pemeriksaan dari transaksi finansial dalam suatu badan usaha yang dirancang untuk pembuatan keputusan baik dalam maupun luar perusahaan mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan (Priyati, 2013: 5).
Laporan keuangan (financial statement) merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi, sebagai ikhtisar dari transaksi- transaksi keuangan selama periode berjalan. Periode akuntansi dapat dipakai per tahun, per 12 bulan atau per 6 bulan tergantung perusahaan, namun umumnya per 12 bulan. Laporan keuangan
yang dihasilkan akuntabel yang diolah secara sistematis atas dasar bukti transaksi yang benar. Informasi yang disajikan diringkas melalui nama akun dengan nilai yang akurat, dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan atau prinsip akuntansi yang berlaku secara umum (Sirait, 2014: 20).
b. Tujuan laporan keuagan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Agar laporan keuangan menjadi lebih bermakna, laporan keuangan tersebut harus dapat dipahami dan dimengerti oleh penggunanya sehingga perlu dilakukan analisis laporan keuangan.
Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi terkait dengan posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu entitas yang berguna untuk pengembalian keputusan para pemakainya. Keputusan yang diambil oleh para pemakai laporan keuangan sangat bervariasi, tergantung kepentingan mereka. Informasi keuangan yang ada pada laporan keuangan harus memiliki karakteristik tertentu agar dapat memenuhi kebutuhan pemakainya. Karakteristik yang harus dipenuhi suatu informasi yang ada pada laporan keuangan ditetapkan dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan atau IFRS Framework (Purba, 2013: 28).
c. Jenis laporan Keuangan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 01 tahun 2013 jenis-jenis laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1) Laporan posisi keuangan
Laporan posisi keuangan adalah laporan tentan posisi laporan keuangan perusahaan pada satu titik tertentu seperti yang tertera
pada dalam laporan posisi keuangan, baik pada akhir bulan, kuartal, semester, atau tahun. Jadi, kondisi yang dijelaskan dalam laporan posisi keaungan (neraca) adalah kondisi pada tanggal tertentu yang artinya saldo pada tanggal tertentu.
Biasanya laporan posisi keuangan (neraca) dibuat per 31 Desember, atau tiap akhir bulan. Komponen laporan posisi keuangan (neraca) adalah sebagai berikut:
a) Aset lancar (current asset), yaitu aset yang perputaran tidak melebihi 1 tahun (12 bulan), contoh: kas, bank, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, biaya dibayar dimuka, perlengkapan, pajak dibayar dimuka, dan aset lancar lainnya.
b) Aset tetap (fixed assets) yaitu aset yang dimiliki oleh perusahaan yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dan memiliki nilai yang relatif tinggi serta memiliki umur yang melebihi 1 tahun (12 bulan) , contoh:
bangunan, komputer, perabot, mesin, mobil, dan aset tetap lainnya.
c) aset lain-lain (other assets), yaitu aset yang tidak dapat dikategorikan dalam aset lancar maupun aset tetap, contoh:
investasi jangka panjang.
d) Liabilitas lancar (current liabilities), yaitu liabilitas jatuh tempo kurang dari 1 tahun (12 bulan), contoh: hutang dagang, wesel bayar, hutang bank jangka pendek, hutang pajak, dan liabilitas lancar lainnya.
e) Liabilitas jangka panjang (long tern loan), yaitu liabilitas yang jatuh temponya lebih dari 1 tahun, contoh: hutang obligasi dan hutang bank jangka panjang.
f) Ekuitas (capital), yaitu terdiri dari ekuitas saham dan laba ditahan.
2) Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
Lapora laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (laporan penghasilan koprehensif ) menyajikan, sebagai tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan komprehensif lain:
a) Laba rugi
b) Total penghasilan komprehensif lain
c) Penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, menjadi total laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Jika entitas menyajikan laporan laba rugi terpisah, entitas tidak menyajikan bagian laba rugi dalam laporan yang menyajikan penghasilan komprehensif. Entitas menyajikan pos-pos berikut, tambahan atas bagian llaba rugi dan penghasilan komprehensif lain, sebagai alokasi dari laba rugi dan penghasilan kemprehensif lain untuk periode berjalan:
a) Laba rugi untuk periode yang dapat diatribusikan kepada:
(1) Kepentingan nonpengendali dan (2) Pemilik entitas induk
b) Penghasilan koprehensif untuk periode yang dapat diatribusikan kepada:
(1) Kepentingan nonpengendali: dan (2) Pemilik entitas induk
Jika entitas meyakinkan laba atau rugi dalam suatu laporan terpisah, entitas menyajika (a) dalam lapora tersebut. Sebagai tambahan atas pos-pos yang diisyaratkan oleh PSAK lainnya, bagian laba rugi atau laporan laba rugi mencakup pos-pos yang menyajikan jumlah berikut untuk periode :
a) Pendapatan.
b) Biaya keuangan.
c) Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.
d) Beban pajak.
Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos untuk jumlah penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan, diklasifikasikan berdasarkan sifat ( termasuk bagian penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas) dan dikelompokan sesuai PSAK:
a) Tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi
b) Tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertetu terpenuhi.
Komponen-komponen penghasilan komprehensif lain mencakup:
a) Perubahan dalam surplus revaluasi
b) Pengukuran kembali atas program manfaat pasti
c) Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari kegiatan usaha luar negeri.
d) Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan sebagai “tersedia untuk dijual”.
e) Bagian efektif dari keuntungan dan keuangan instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas.
3) Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menggambarkan jumlah ekuitas yang dinvestasikan kedalam perusahaan, besarnya laba atau rugi yang dihasilkan oleh perusahaan dan saldo ekuitas akhir perusahaan.
4) Laporan arus kas
Laporan arus kas inni menggambarkan perputaran kas dan bank selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan.
Laporan arus kas terdiri atas sebagai berikut :
a) Sumber atau penggunaan kas dari atau untuk kegiatan operasional. Arus kas kegiatan operasional menunjukan nilai kas bersih yang diperoleh dari hasil penjualan barang ataupun jasa perusahaan setelah dikurangi kas yang harus dikeluarkan
untuk memproduksi dan menjual produk ataupun jasa itu.
Perubahan didalam arus kas operasi biasanya memberikan tanda bahwa akan ada perubahan dalam laba bersih perusahaan dimasa mendatang. Semakin tinggi penigkatan arus kas bersihnya, semakin bagus.
b) Sumber atau penggunaan kas dari atau untuk kegiatan investasi menunjukan jumlah kas yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli barang-barang ekuitas seperti peralatan baru, mobil, komputer, dan mesin baru. Kegiatan investasi juga mencakup akuisisi bisnis lainnya atau investasi dalam berbagai instrumen investasi, misalnya pembelian saham atau obligasi perusahaan lain untuk jangka waktu yang lebih dari 12 bulan.
c) Sumber atau penggunaan kas dari atau untuk kegiatan pendanaan. Arus kas dari kegiatan pendanaan menggambarkan pergerakan kas akibat adanya pendanaan atau pengembalian dana dari atau kepada pemegang saham atau calon pemegang saham atau dari pihak kreditur. Arus kas masuk pada kegiatan pendanaan biasannya terdiri dari hasil penjualan saham, obligasi atau pinjaman bank.
Sedangkan arus kas keluar pada kegiatan pendanaan adalah pembayaran angsuran hutang , pembayaran beban bunga, pembelian kembali saham perusahaan dan pembayaran deviden.
d. Sifat laporan keuangan
Dalam praktiknya sifat laporan keuangan dibuat:
1) Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang. Misalnya laporan keuangan disusun berdasarkan data satu atau dua atau beberapa tahun ke belakang (tahun atau periode sebelumnya).
2) Menyeluruh Bersifat menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian-sebagian (tidak lengkap) tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusahaan (Kasmir, 2011: 12-13).
e. Unsur- unsur laporan keuangan
Laporan keuangan menggambar dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang terjadi dalam suatu entitas.
Unsur-unsur laporan keuangan adalah:
1) Posisi keuangan, unsurnya adalah:
a) Asset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dan peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan akan diperoleh entitas.
b) Liabilitas merupakan utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.
c) Ekuitas adalah hasil residual atas entitas setelah dikurangi semua liabilitas ekuitas yang didapat dan dibuat di dalam neraca.
2) Kinerja
Laba digunakan sebagai ukuran kinerja dan dasar bagi ukuran kinerja investasi (return on investment) atau kinerja saham dengan melihat laba per saham (earnings persshare).
3) Pengakuan unsur laporan keuangan
Pengakuan merupakan proses penentuan apakah suatu pos yang memenuhi defenisi unsur menyatakan neraca atau laporan laba rugi komprehensif. Pengakuan menentukan waktu atau saat suatu pos akan disajikan sehingga membawa konsekuensi pencatatan transaksi tersebut harus dilakukan.
4) Pengukuran unsur laporan keuangan
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk unsur laporan keuangan yang disajikan dalam neraca dan laporanlaba rugi komprehensif (Martani, 2012: 41-45).
f. Pemakai laporan keuangan
Pada dasarnya, para pemakai laporan keuangan sangat bervariasi dengan latar belakang dan kepentingan yang berbeda.
Para pemakai laporan keuangan berasal dari beragam profesi dengan peran yang bervariasi, yakni analisis keuangan, birokrat, investor, keryawan, manajemen, masyarakat dan lain-lain. Mereka dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu pemakai eksternal dan internal. Kedua kelompok pemakai laporan keuangan tersebut diuraikan sebagai berikut:
PEMAKAI KETERANGAN
Internal Manajemen
Manajemen berkepentingan melihat besar kecilnya laba perusahaan untuk melakukan evaluasi kinerja keuangan.
Informasi ada laporan keuangan juga dibutuhkan untuk menentukan strategi, pengawasan dan menjadi ukuran dalam memberikan insentif karyawan.
Manajemen bertanggung jawab atas penyajian penyusunan laporan keuangan.
Eksternal
Penanaman modal
Penanaman modal atau investor dan penasihatnya berkepanjangan dengan resiko yang melekat pada investasi mereka dan informasi terkait dengan
besarnya laba perusahaan sangat menentukan besarnya deviden yang akan mereka peroleh. Dari informasi keuagan yang mereka peroleh, mereka mengambil keputusan apakah tetap berinvestasi atau menarik investasi yang telah dilakukan.
Pemberi pinjaman Pemberi pinjaman terutama bank, tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk mengetahui apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar oleh perusahaan pada saat jatuh tempo.
Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik, laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
Pemerintah dan badan regulator lainnya
Pemerintah dan badan regulasi lainnya berkepentingan terhadap aktivitas perusahaan. Pemerintah dan badan regulasi lainnya membutuhkan
informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistil lainnya. Lembaga negara selain pemerintah yang berkepentingan atas laporan keuangan adalah Bank Indonesia. Dalam melakukan analisa Capita Adequacy Ratio (CAR) secara nasional, BI mengumpulkan informasi dari laporan keuangan bank yang dilaporkan secara berkala.
Pemasok dan badan regulator lainnya
Pemesok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada perusahaan dengan tenggang waktu yang lebih pendek dari pada pemberi pinjaman. Jika perusahaan adalah pelanggan utama mereka, maka mereka berkepentingan untuk mengetahui kelangsungan hidup perusahaan.
Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang dengan perusahaan atau dengan kata lain sangat bergantung pada keberadaan perusahaan.
Karyawan Karyawan berkepentingan melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
(Purba, 2013: 33-35).
2. Kinerja Keuagan a. Definisi kinerja
Kinerja merupakan hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama satu periode waktu. Secara lebih tegas kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategi organisasi, kepuasan konsumen dan kuat memberikan kontribusi ekonomi (Fahmi, 2013:
2). Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuagan) atau GAAP (General Acepted Accounting Principle), dan lainnya (Fahmi, 2013: 142).
Kinerja keuangan merupakan hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsinya mengelola asset perusahaan secaraefektif selama periode tertentu.
Kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui dan megevaluasi sampai di mana tingkat keberhasilan
perusahaan berdasarkan aktifitas keuagan yang telah dilaksanakan (Rudianto, 2013: 189).
b. Pengukuran kinerja
Pengertian pengukuran kinerja adalah proses mengunakan ukuran kinerja yang merefleksikan tujuan dari ukuran yang dijabarkan (Hadiguna, 2009: 259). Pengukuran kinerja- performance measurement (atau bisa disebut juga evaluasi kinerja- performance evaluation) adalah proses dimana manajer pada seluruh tingkatan mendapatkan informasi mengenai kinerja tugas- tugas yang diberikan dalam perusahaan serta menentukan apakah kinerja tersebut sesuai dengan kriteria yang telah dibuat sebelumnya sebagaimana yang tercantum dalam anggaran, rencana, dan tujuan perussahaan (Blocher, 2012: 545).
Pengukuran kinerja dalam sebuah perusahaan merupakan suatu proses umpan balik dari akuntan kepada manajemen yang menyediakan informasi tentang seberapa baik kesesuaian suatu tindakan dengan rencana yang dibuat sebelumnya. Selain itu, pengukuran kinerja juga dimamfaatkan sebagai proses untuk mengidentifikasi bagian organisasi yang memerlukan koreksi dari manajer atau penyesuaian rencana dan pengendalian aktivitas masa yang akan datang (Samryn, 2012: 287).
c. Tujuan dan manfaat penilaian kinerja
Bagi suatu perusahaan penilaian kinerja memiliki berbagai manfaat antara lain:
1) Evaluasi antar individu dalam organisasi
Tujuan ini dapat memberikan manfaat dalam menentukan jumlah dan jenis kompensasi yang merupakan hak bagi setiap individu dalam organisasi.
2) Pengembangan diri setiap individu dalam organisasi
Penilaian kinerja pada tujuan ini bermamfaat untuk mengembangkan karyawan.
3) Pemeliharaan sistem
Pemeliharaan sistem akan memberikan manfaat antara lain:
pengembangan perusahaan dari individu, evaluasi pencapaian tujuan oleh individu atau tim perencanaan sumber daya manusia, dan audit atas sistem sumber daya manusia.
4) Dokumen
Penilaian kinerja memberikan beberapa manfaat sebagai dasar tindak lanjut dalam posisi pekerjaan karyawan di masa mendatang (Wibowo, 2011: 229).
d. Dasar ukuran kinerja
Ukuran kinerja memberikan pengukuran yang jujur tentang progres atau prestasi individu dan tim. Ukuran kinerja akan memberikan dasar untuk umpan balik yang terbaik. Thor mengemukakan ada tiga dasar pengembangan ukuran kinerja sebagai alat untuk meningkatkan efektifitas organisasi, yaitu:
1) Apa yang diukur semata-mata ditentukan oleh apa yang dipertimbangkan penting oleh pelanggan.
2) Kebutuhan pelanggan diterjemahkan menjadi prioritas strategis dan rencana strategis mengindikasikan apa yang harus diukur.
3) Memberikan perbaikan kepada tim agar mengukur hasil dari perioritas strategis, memberi kontribusi untuk perbaikan lebih lanjut dengan mengusahakan motivasi tim, dan informasi tentang apa yang berjalan dan tidak berjalan (Wibowo, 2011:
232).
e. Pengukuran kinerja
Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah hasil kinerja telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Pengukuran kinerja yang tepat dapat dilakukan dengan cara:
1) Memastikan bahwa persyaratan yang dilakukan pelanggan telah terpenuhi.
2) Mengusahakan standar kinerja untuk menciptakan perbandingan.
3) Mengusahakan jarak bagi orang untuk memonitor dan menentukan apa yang perlu menjadi prioritas perhatian.
4) Menghindari konsekuensi dari rendahnya kualitas.
5) Mempertimbangkan penggunaan sumber dana.
6) Mengusahakan umpan balik untuk mendorong usaha perbaikan (Wibowo, 2011: 277).
3. Analisis Laporan Keuangan
a. Pengertian Analisis Laporan keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan alat analisis bagi manajemen keuangan perusahaan yang bersifat menyeluruh, dapat digunakan untuk mendeteksi/mendiagnosis tingkat kesehatan perusahaan, melalui analisis kondisi arus kas atau kinerja organisasi perusahaan baik yang bersifat parsial maupun kinerja organisasi secara keseluruhan (Harmono, 2014: 104).
Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna anatara satu dengan yang lain baik antara kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuagan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan kepuasan yang tepat (Harahap, 2011:
190).
Analisis laporan keuangan berfungsi untuk mengonvensi data yang berasal dari laporan sebagai bahan mentah menjadi informasi yang lebih berguna, lebih tajam, dengan menggunakan teknik tertentu. Analisis laporan keuangan ini memaksimalkan informasi
yang relatif sedikit menjadi informasi yang lebih luas san akurat.
Hasil analisis laporan keuangan dapat membongkar berbagai konsistensi dari suatu laporan. Laporan keuangan dapat menyembunyikan informasi yang salah, tetapi hasil analisis laporan keuangan yang tidak mungkin dapat menyembunyikan informasi yang salah. Hal ini juga yang membuktikan bahwa akuntansi memiliki disiplin ilmu tersendiri yang bersifat objektif dan ilmiah.
Hasil analisis laporan keuangan dapat menunjukkan hal berikut:
1) Kesalahan proses akuntansi, seperti kesalahan pencatatan, kesalahan pembukuan, kesalahan jumlah, kesalahan perkiraan, kesalahan posting, dan kesalahan jurnal.
2) Kesalahan lain yang disengaja, misalnya tidak mencatat, pencatatan harga yang tidak wajar, menghilangkan data (Mulyawan, 2015: 95).
b. Tujuan analisis laporan keuangan
Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisisi laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah:
1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
2) Untuk mengetahui kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
3) Untuk mengetahui kekuatan yang dimiliki.
4) Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5) Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan
perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai (Kasmir, 2011: 92).
c. Keterbatasan dan kelemahan analisis laporan keuangan 1) Keterbatasan analisis laporan keuangan
a) Laporan keuangan dapat bersifat historis, merupakan laporan atas kejadian yang telah terjadi. Oleh karena itu, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai laporan mengenai keadaan saat ini.
b) Laporan keuangan mengambarkan nilai harga pokok atau nilai pertukaran saat terjadinya transaksi, bukan harga saat ini.
c) Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. Informasi disajikan untuk dapat digunakan semua pihak.
d) Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan dalam memilih arternatif dari berbagai pilihan yang ada yang sama- sama dibenarkan, tetapi menimbulkan perbedaan angka laba ataupun aset.
e) Laporan keuangan bersifat konservatif dalam mengahadapi ketidak pastian. Apabila terdapat kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, dapat dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai assets yang paling kecil.
f) Laporan keuangan disusunan dengan menggunakan istilah- istilah teknis, pemakai laporan diasumsikan memahami pasal teknis akuntansi serta sifat dari informasi yang dilaporkan (Mulyawan, 2015: 97).
2) Kelemahan analisis laporan keuangan
a) Berdasarkan laporan dari keuangan masa lalu sehingga kesimpulan dari analisanya salah.
b) Menilai laporan keuangan hanya dari angka-angka laporan keuangan sehingga terlepas dari pertimbangan perubahan eksternal perusahaan, misalnya perubahan pola hidup masyarakat.
c) Objek analisis hanya data historis yang mengambarkan masa lalu.
d) Terlalu fokus pada pertimbangan mata uang asing sehingga timbul perbedaan akibat masalah kurs konversi atau metode konsilidasi (Mulyawan, 2015: 98).
d. Metode analisis laporan keuangan
1) Metode analisis horizontal, yaitu mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode sehingga diketahui perkembangannya.
2) Metode analisis vertikal, yaitu menganalisis laporan keuangan satu periode, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan sehingga yang diketahui hanya keadaan keuangan atau hasil operasi pada periode saat itu (Mulyawan, 2015: 98).
e. Teknis analisis dalam analisis laporan keuangan 1) Analisis perbandingan
Teknik ini dipergunakan dengan cara memperbandingkan laporan keuangan minimal dua periode atau lebih dengan menunjukkan:
a) Data absolut atau jumlah dalam rupiah.
b) Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah.
c) Kenaikan atau penurunan dalam persentase.
d) Perbandingan dalam rasio.
2) Analisis tren
Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui tendensi dari keuangan perusahaan. Analisis ini dinyatakan dalam persentase.
3) Analisis common size
Teknik ini dipergunakan untuk mengtahui persentase investasi dari pihak-pihak assets, baik struktur permodalannya, komposisi pembiayaan maupun pendanaan, serta kaitannya dengan net sales.
4) Analisis sumber dan kegunaan modal kerja
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui sumber dan penggunaan modal kerja serta penyebab perubahannya pada periode tertentu.
5) Analisis sumber dan penggunaan kas
Suatu analisis yang dipergunakan untuk mengetahui sebab- sebab berubahnya uang kas berikut sumber-sumber kas.
6) Analisis perubahan laba kotor
Analisis ini merupakan analisis yang dipakai untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor secara realistis dan anggarannya (budget) dari laporan tersebut.
7) Analisis pulang pokok (event point analysis)
Analisis ini dipergunakan untuk menentukan tingkat net sales yang harus dicapai agar tidak menderita kerugian.
8) Analisis indeks
Analisis indeks merupakan analisis horizontal. Analisis ini merubah semua angka dalam suatu laporan keuangan pada tahun dasar menjadi 100. Tahun dasar yang dipilih tidak selalu haru stahun yang paling awal, tetapi pilihlah tahun yang dianggap normal.
9) Analisis rasio
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dari pada laporan keuangan serta kombinasinya. Dalam menganalisi laporan keuangan diperlukan beberapa rasio memberikan gambaran mengenai situasi perusahaan. Rasio adalah gambaran situasi perusahaan pada waktu tertentu
sehingga dapat diketahui kecendrungan situasi perusahaan pada masa yang akan datang melalui gerakan yang terjadi pada masa lalu sampai sekarang (Mulyawan, 2015: 99).
4. Analisis Du Pont System
Analisis Du Pont System merupakan suatu sistem yang digunakan oleh pihak manajemen untuk mengurai laporan keuangan perusahaan dan untuk menilai kondisi keuagan perusahaan tersebut.
Pencapaian terkhir kinerja keuangan dengan menganalisis Return On Equity (ROE) (Rodoni dan Ali, 2010: 25). Du Pont System memiliki cara yang efektif dalam menganalisa laporan keuangan perusahaan dalam model mengerucut, dimana hasil yang akan didapatkan nilai ROE dari suatu perusahaan. Du Pont System ini bersifat menyeluruh kerena mencakup tingkat efisiensi perusahaan dalam pengunaan assetsnya dan dapat mengukur tingkat keuntungan atas net sales produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.Analisis Du Pont System dengan memecah Return On Equity (ROE) menjadi beberapa bagian. ROE mengambarkan besarnya rate of return yang didapatkan oleh pemegang saham. Dengan memecahkan ROE, kita dapat mengetahui bagaimana suatu bisnis mendapatkan keuntungan. Du Pont System memeperlihatkan bagaimana hutang, perputaran assets dan profit margin dikombinasikan untuk menentukan ROE. Du Pont System memecahkan ROE dan ROA menjadi berbagai rasio lainnya.
Sistem yang dikembangkan oleh Du pont, ini sangat bermanfaat dalam memberikan gambaran tentang kondisi keuangansuatu perusahaan (Atmaja, 2008: 419).
Ada beberapa kegunaan dari menganalisis laporan keuangan dengan metode Du Pont System yaitu:
a. Sebagai salah satu kegunaan yang bersifat prinsipil ialah sifatnya yang menyeluruh. Manajemen bisa mengetahui tingkat efesiensi penggunaan modal, efisiensi bagian produksi, dan bagian net sales.
b. Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-masing produk yang dihasilkan perusahaan sehingga dapat diketahui produk yang potensial.
c. Apabila perusahaan mempunyai data industri sehingga diperoleh rasio industry, maka dengan analisis ini perusahaan dapat membandingkan efesiensi penggunaan modal pada perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis.
d. Untuk mengukur efesiensi tindakan-tindakan suatu unit atau bagian.
e. Dapat digunakan untuk keperluan kontrol dan perencanaan misalnya digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan (Munawir, 2014: 4).
Adapun kelebihan analisis Du Pont System memiliki beberapa kelebihan. Adapun kelebihan dari analisis Du Pont System antara lain:
a. Dapat membandingkan efisiensi penggunaan ekuitas pada perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya berada dibawah, sama atau diatas rata-ratanya.
b. Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
c. Dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh defisi/bagian yaitu dengan mengalokasikan semua beban dan ekuitas ke dalam bagian yang bersangkutan.
d. Sebagai salah satu alat teknik analisis keuangan yang sifatnya menyeluruh dan manajemen bisa mengetahui tingkat efesiensi pendayagunaan asset (Lianto, 2013: 27).
Menurut Munawir adapun kelemahan dari analisis Du Pont System adalah sebagai berikut:
a. Kelemahan lain dari teknik analisis ini adalah terletak pada adannya fluktuasi nilai dari uang (daya belinnya).
b. Adannya kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, karena praktek akuntansi yang dilakukan berbeda.
c. Sulit mengadakan perbandingan tidak dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang sempurna (Munawir, 2014:
92).
Analisis kinerja keuangan perusahaan melalui analisis Du Pont System dapat diketahui dari rasio keuagan yang terdiri dari:
a. Marjin laba bersih / Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin adalah untuk melihat laba bersih yang diperoleh dari setiap net sales yang dilakukan (Nofrivul, 2008: 24).
b. Perputaran total aset / Total Aset Turn Over (TATO)
Total Asset Turnover (Perputaran Total Asset) menggambarkan tingkat perputaran asset/kemampuan assets menghasilkan net sales/penerimaan dan juga untuk melihat net sales (output) (Nofrivul, 2008: 18).
c. Return On Asset (ROA)
Return On Asset merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah assets yang digunakan dalam perusahaan (Harahap, 2013: 304).
d. Return On Equity (ROE)
Return On Equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (Income) yang tersedia bagi pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan disalam perusahaan. Secara umum, tentu saja semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan (Syamsuddin, 2011: 62).
e. Return On Investmen (ROI)
ROI merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah
keseluruhan assets yang tersedia di dalam perusahaan (Syamsuddin, 2011: 63).
5. ROI (Return On Investmen)
Menurut Mamduh (2009: 158) analisis ROI dalam analisis rasio keuangan memiliki arti yang penting sebagai salah satu teknik analisis rasio keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Analisis ROI lazim digunakan oleh pihak manajemen untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan secara menyeluruh. ROI merupakan salah satu bentuk rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam assets yang digunakan untuk operasional perusahaan. Dengan demikian, rasio ini membandingkan keuntungan yang diperoleh dari sebuah kegiatan operasi perusahaan (Net Operating Income) dengan jumlah investasi atau assets (Net Operating Assets) yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut. Sebutan lain untuk rasio ini adalah Net Operating Profit Rate Of Return atau Operating Earnings Power.
Gambar 2. 1 Bagan ROI Sumber: Lianto, 2013: 27 Tingkat Pengembalian
Investasi (ROI)
Margin Laba Perputaran Aset
Laba Bersih Penjualan Penjualan Total Aset
Penjualan Bebas Usaha
HPP Beban
Pemasaran
Beban Administrasi
Beban Di luar Usaha
Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
Aset Lain- lain Aset
Tetap
X
: :
- +
Pada gambar 2.1 dapat kita lihat dengan menggunakan metode Du Pont System manajemen perusahaan memiliki kerangka analisis yang bisa memetakan berbagai unsur yang membentuk ROI pada suatu periode tertentu. Dua unsur utama yang membentuk ROI adalah Marjin Laba Bersih dan Tingkat Perputaran Total Asset. Rumus dasar ROI pada dasarnya merupakan ringkasan dari rumus yang lebih panjang, yaitu laba usaha dibagi dengan net sales, yang menghasilkan marjin laba, dikalikan dengan net sales yang dibagi terlebih dahulu dengan total asset total asset turnover. ROI juga merupakan perkalian antara marjin laba yang diperoleh oleh sebuah perusahaan dengan perputaran total asset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, maka ROI dirumuskan sebagai berikut:
Dari setiap komponen yang terlibat dalam perhitungan ROI (Return On Investment) dapat dikembangkan menjadi rumusan yang lebih terinci lagi.Marjin laba diperoleh dengan cara membagi antara Laba Bersih dan Net sales. Laba bersih diperoleh dengan mencari selisih antara net sales dan keseluruhan beban usaha yang dikeluarkan perusahaan pada periode tersebut yang mencakup harga pokok net sales, beban pemasaran, dan beban administrasi serta beban usaha. Maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
( )
Komponen kedua dari ROI adalah rasio Perputaran Total Asset, rasio ini diperoleh dengan cara membagi Net sales dan dengan Total Asset. Nilai total aset tersebut merupakan penjumlahan dari seluruh aset
lancar dan aset tidak lancar. Aset lancar yang dimiliki perusahan merupakan gabungan dari kas, piutang, dan persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan aset tidak lancar merupakan gabungan dari asset tetap dan asset lain yang dimiliki perusahaan dan dirumuskan sebagai berikut (Lianto, 2013: 27) :
a. Keunggulan analisis ROI
Menurut Munawir (2010: 70) keunggulan analisis ROI antara lain:
1) Sifatnya yang menyeluruh. Apabila perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik, maka teknik analisis ROI dapat digunakan oleh manajemen untuk mengukur efisiensi dalam penggunaan modal, produksi, dan net sales. Jika perusahaan pada suatu periode telah mencapai operating asset turnover sesuai dengan standar atau target yang telah ditetapkan, sedangkan ROI masih dibawah standar yang telah ditetapkan, maka pihak manajemen tinggal melakukan peningkatan efesiensi disektor produksi dan net sales. Karena operating asset turnover yang telah sesuai target tetapi dengan ROI yang tidak sesuai dengan target, berarti efesiensi dalam penggunaan modal telah dicapai, sementara efesiensi dalam produksi dan net sales belum tercapai.
2) Apabila manjemen memiliki data industry sehingga dapat menghitung rasio industry, maka dengan analisis ROI dapat dibandingkan efesiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat dietahui posisi perusahaan apakah berada di bawah, sama atau diatas rata-rata industry dengan demikian akan dapat diketahui kelemahannya dan apa yang sudah kuat pada perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
3) Analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi aktivitas operasional yang dilakukan oleh setiap sub unit, yaitu dengan cara
mengalokasikan semua biaya dan modal yang digunakan oleh sub unit tersebut.
b. Kelemahan analisis ROI
Menurut Munawir (2010: 68) kelemahan analisis ROI antara lain:
1) Perbedaan metode dalam penilaian assets antar perusahaan dalamindustri yang sejenis, akan memberikan bias dalam perhitungan rasioindustry. Berbagai metode penilaian inventory yang digunakan akanberpengaruh terhadap jumlah nilai inventory. Dan selanjutnya akanberpengaruh terhadap jumlah nilai assets. Demikian pula, adanyaberbagai metode depresiasi akan ikut berpengaruh terhadap jumlahnilai assets.
2) Analisis ROI tidak memperhitungkan terjadinya fluktuasi harga (hargabeli). Sebuah mesin atau assets tertentu lainnya yang dibeli pada saatkondisi inflasi tinggi, nilainya akan turun jika dibeli pada saat inflasirendah, sehingga akan mempengaruhi hasil perhitungan investmentturnover dan profit margin.
6. Return On Equity (ROE)
Return On Equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (Income) yang tersedia bagi pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan disalam perusahaan. Secara umum, tentu saja semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan(Syamsuddin, 2011: 62). Rasio ini menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik, artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat. Rasio yang paling penting adalah pengembalian atas ekuitas (return on equity), yang merupakan laba bersih bagi pemegang saham di bagi dengan total ekuitas pemegang saham (Brigham & Houston, 2011:133). Tingkat pengembalian ekuitas menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri, makin tinggi rasio ini maka makin baik, artinya posisi pemilik perusahaan makin kuat (Rudianto, 2013: 201).
Menurut Kasmir (2015: 198) mamfaat yang diperoleh dari penggunaan rasio Return on Equity (ROE) adalah untuk:
a. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
b. Mengetahui produktivitas dari seluruh perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
c. Untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal sendiri maupun pinjaman.
Sementara itu menurut Kasmir (2015: 197) tujuan penggunaan rasio Return on Equity (ROE) bagi perusahaan maupun pihak luar perusahaan, yaitu:
a. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
b. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik pinjaman maupun modal sendiri.
c. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal semdiri maupun pinjaman.
Gambar 2. 2
Bagan Du Pont System Untuk ROE
X
X
Sumber: Husnan, 2012: 80
BAGAN DU PONT SYSTEM
ROE
ROI Equity Multiplier
Net Profit Margin Total Assets Turnover
Total Equity Total Assets