• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh : EKA PUSPITA DEWI NPM Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Oleh : EKA PUSPITA DEWI NPM Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT (Studi Kasus Air Terjun Goa Asri Kecamatan Tanjung Raja

Lampung Utara)

Oleh :

EKA PUSPITA DEWI NPM. 1704040186

Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

TAHUN 1443 H / 2021 M

(2)

ii

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA AIR TERJUN GOA ASRI TERHADAP PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT

(Studi Kasus Air Terjun Goa Asri Kecamatan Tanjung Raja Lampung Utara)

Diajukan Untuk Memenuhi Skripsi dan Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh :

EKA PUSPITA DEWI NPM. 1704040186

Pembimbing : Agus Trioni Nawa, M. Pd

Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

TAHUN 1443 H / 2021M

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi ABSTRAK

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA AIR TERJUN GOA ASRI TERHADAP PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT (Studi Kasus Air Terjun Goa Asri Kecamatan Tanjung Raja Lampung

Utara)

Oleh

EKA PUSPITA DEWI NPM 1704040186

Pariwisata memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Kegiatan pariwisata ini mampu meningkatkan pendapatan suatu daerah melalui kegiatan kunjungan wisata. Salah satu objek wisata yang dikembangkan oleh pemerintah daerah dan masyarakat adalah objek wisata Air Terjun Goa Asri yang berada di Dusun Sumber Asri. Terdapat peningkatan jumlah pedagang setelah dikembangkannya objek wisata objek wisata Air Terjun Goa Asri. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari pengembangan objek wisata Air Terjun Goa Asri terhadap peningkatan ekonomi masyarakat.

Penelitian ini menggunakan kualitatif lapangan. Dengan pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi. Sumber data yang digunakan adalah para pedagang yang ada dilingkungan objek wisata. Penyajian data dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah dan masyarkat telah mengembangkan dan mendayagunakan sumber-sumber serta potensi kepariwisataan nasional maupun daerah. Secara optimal pemerintah dan masyarakat telah memperluas dan memeratakan kesempatan berwirausaha serta meningkatkan lapangan pekerjaan terutama bagi masyarakat setempat. Dampak pengembangan Air Terjun Goa Asri dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dalam dua hal, yaitu meningkatkan pendapatan dan memperluas lapangan pekerjaan. Hasil dari pembelanjaan wisata selama melakukan kunjungan wisata merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan masyarakat.

Kata Kunci : Pengembangan Pariwisata, Peningkatan Ekonomi Masyarakat, Ekonomi Masyarakat

(7)

vii

(8)

viii MOTTO

َاَدَب َفْيَك اْوُرُظْناَف ِضْرَ ْلْا ىِف اْوُرْيِس ْلُق ِّلُك ىهلَع َ هٰاللّ َّنِاۗ َةَرِخه ْلْا َةَاْشَّنلا ُئِشْنُي ُ هٰاللّ َّمُث َقْلَخْلا

ٌرْيِدَق ٍءْيَش

Artinya : Katakanlah, Berjalanlah di bumi, maka perhatikanlah bagaimana (Allah) memulai penciptaan (makhluk), kemudian Allah menjadikan kejadian yang akhir. Sungguh, Allah Maha kuasa atas segala sesuatu…. (Q.S Al Ankabut : 20)

(9)

ix

PERSEMBAHAN

Tiada kata yang pantas diucapkan selain bersyukur kepada Allah SWT karena telah memberikan begitu banyak berkah dalam hidup penulis. Penulis mempersembahkan skripsi sebagai ungkapan rasa hormat dan cinta kasih yang tulus kepada:

1. Kedua orangtua saya, Bapak Radilah dan Ibu Ani Atun yang telah memberikan dukungan penuh, baik dukungan moril maupun materi serta do’a yang tiada henti untuk saya.

2. Saudara kandung saya (adikku) Loro Oktavia Ramadhani yang telah senantiasa memberikan semangat dan do’anya untuk keberhasilan skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan dan menyampaikan ilmunya kepada saya, akan selalu saya kenang apa yang telah engkau berikan.

4. Kepada pembimbing saya Bapak Agus Trioni Nawa, M.Pd. yang telah membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penulisan skripsi ini dengan penuh rasa sabar.

5. Teman-teman terbaikku Delia Alviani, Laila Wulandari, Ema Meviana Ita Suci, Laras Nopita Sari, Mar’atus Sholeha dan Tutut Tri Wulandari yang selalu menyemangati dan membantu untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Almamater tercinta Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik hidayah dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini.

skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Strata I (S1) Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E).

Dalam upaya penyelesaian skripsi ini, peneliti telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Hj. Siti Nurjanah, M.Ag , selaku Rektor IAIN Metro.

2. Bapak Dr. Mat Jalil, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

3. Bapak Dharma Setyawan, MA, selaku ketua Jurusan Ekonomi Syariah.

4. Bapak Agus Trioni Nawa, M.Pd selaku Pembimbing yang telah memberi bimbingan yang sangat berharga dalam mengarahkan dan memberikan motivasi kepada peneliti.

5. Bapak dan Ibu Dosen/Karyawan IAIN Metro yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan sarana prasarana selama peneliti menempuh pendidikan.

(11)

xi

Kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan dan akan diterima dengan kelapangan dada. Dan akhirnya semoga proposal ini kiranya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu Ekonomi Syariah.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Metro, September 2021 Peneliti,

Eka Puspita Dewi NPM. 1704040186

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

NOTA DINAS ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

ORISINILITAS PENELITIAN ... vii

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Manfaat Penelitian ... 7

D. Penelitian Relevan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Objek Wisata ... 13

1. Pengertian Objek Wisata ... 13

2. Jenis-jenis Objek Wisata ... 14

3. Peran Objek Wisata ... 17

4. Pengembangan Objek Wisata ... 20

(13)

xiii

B. Pendapatan Ekonomi Masyarakat ... 24

1. Pengertian Pendapatan ... 24

2. Sumber dan Jenis Pendapatan ... 25

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Masyarakat ... 27

4. Hubungan Pengembangan Objek Wisata Terhadap Pendapatan Masyarakat ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian ... 31

1. Jenis Penelitian ... 31

2. Sifat penelitian ... 31

B. Sumber Data ... 32

1. Sumber Data Primer ... 32

2. Sumber Data Sekunder ... 32

C. Teknik Pengumpulan Data ... 33

1. Wawancara (interview) ... 33

2. Dokumentasi ... 34

D. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Air Terjun Goa Asri ... 37

B. Hasil Penelitian ... 38

C. Pembahasan ... 52

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rata-rata pendapatan pedagang yang berada di sekitar objek

wisata Air terjun Goa Asri per tahun (2018-2020) ... 5 Tabel 4.1 Mata pencaharian dan penghasilan masyarakat sebelum dan

sesudah pengembangan objek wisata ... 43

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. SK Pembimbing Skripsi

2. Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi 3. Surat Izin Research

4. Surat Tugas 5. APD 6. Outline

7. Surat Keterangan Bebas Pustaka 8. Dokumentasi

9. Catatan Wawancara 10. Daftar Riwayat Hidup

(16)

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang terdiri dari pantai, lautan, matahari yang jika dikelola dengan baik dapat menghasilkan keuntungan bagi Negara. Salah satu caranya yaitu dengan menciptakan destinasi wisata didaerah-daerah yang memiliki potensi wisata alam yang baik dengan harapan dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap pendapatan Negara. Maka dari itu, objek wisata sering kali di gunakan sebagai jawaban dalam menghadapi berbagai masalah perekonomian di Indonesia. Kesulitan ekonomi ini diakibatkan salah satunya karena ekspor yang menurun dan impor yang naik.

Pariwisata dikenal dalam istilah bahasa arab dengan kata Al- Siyahah, Al-Rihlah, dan Al-Safar atau dalam bahasa Inggris dengan istilah tourism, secara defenisi berarti suatu aktivitas atau kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara sendiri ataupun negara lain dengan menggunakan kemudahan jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pihak pemerintah maupun masyarakat dalam rangka memenuhi keinginan

(17)

wisatawan (pengunjung) dengan tujuan tertentu salah satunyamengenal sang pencipta dan meningkatkan nilai spiritual.1

Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al- Ankabut ayat 20 :

َّنِاۗ َةَرِخه ْلْا َةَاْشَّنلا ُئِشْنُي ُ هٰاللّ َّمُث َقْلَخْلا َاَدَب َفْيَك اْوُرُظْناَف ِضْرَ ْلْا ىِف اْوُرْيِس ْلُق ٌرْيِدَق ٍءْيَش ِّلُك ىهلَع َ هٰاللّ

٢٠

Artinya : Katakanlah, Berjalanlah di bumi, maka perhatikanlah bagaimana (Allah) memulai penciptaan (makhluk), kemudian Allah menjadikan kejadian yang akhir. Sungguh, Allah Maha kuasa atas segala sesuatu.2

Berdasarkan ayat ayat diatas, tujuan melakukan perjalanan pariwisata adalah untuk mengenal berbagai ciptaan Allah SWT, perjalanan wisata ini juga bisa di sebut sebagai wisata rohani, yang akan menerangi hati, membuka mata dan melepaskan jiwa dari belenggu dan tipu daya dunia.

Dengan diterapkannya UU No. 32 Tahun 2004, UU No. 33 Tahun 2004 yang memberikan kewenangan lebih luas pada pemerintah daerah untuk mengelola wilayahnya, membawa implikasi semakin besarnya tanggung jawab dan tuntutan untuk menggali dan mengembangkan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki daerah dalam rangka menopang perjalanan pembangunan didaerah. Dengan adanya UU tersebut pemerintah memiliki keleluasaan untuk mengembangkan objek wisata

1 Johar Arifin, “Wawasan Al-Quran dan Sunnah tentang Pariwisata,” Jurnal An-Nur 4, no. 2 (27 September 2016): 20.

2 Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemah (Bandung: Yayasan Penyelenggara Terjemah AL-Qur’an, t.t.), 318.

(18)

yang diharapkan hal tersebut dapat meningkatkan ekonomi masyarakat agar lebih baik, khususnya masyarakat pribumi yang berada dilokasi objek wisata tersebut.3

Objek wisata dibagi menjadi dua. Pertama, objek wisata yang terwujud dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya, serta sejarah bangsa dan tempat mempunyai daya tarik untuk dikunjungi. Kedua, objek wisata yang daya tariknya berasal dari keindahan alam dan tata lingkungan. Salah satunya adalah Air Terjun Goa Asri.

Air Terjun Goa Asri merupakan objek wisata yang berada di Dusun Sumber Asri Desa Merambung Kecamatan Tanjung Raja. Tanjung Raja merupakan sebuah kecamatan yang memiiki beberapa destinasi yang dapat dijadikan sebagai objek wisata, salah satunya yaitu Air Terjun.

Terdapat lima air terjun yang bisa dijadikan sebagai perjalanan wisata di Kecamatan Tanjung Raja diantaranya yaitu Air Terjun Sukaemi, Air Terjun Mandi Angin, Air Terjun Saung Naga, Air Terjun Goa Asri, Air Terjun Indra Jaya. Dari beberapa air terjun tersebut, yang sudah melakukan pengembangan adalah air terjun Goa Asri.

Dulunya, Air Terjun Goa Asri merupakan air terjun yang tersembunyi dan kurang menarik perhatian masyarakat luar. Hal ini disebabkan fasilitas dan akses jalan menuju Air Terjun Goa Asri tidak mendukung karena kurangnya perhatian dari pemerintah. Akan tetapi,

3 Nurfithriani Ridwan, Nursiah Chalid, dan Nobel Aqualdo, “Strategi Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Guruh Gemurai Desa Kasang Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi,” Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Ekonomi 2, no. 2 (September 2016): 2.

(19)

pada tahun 2018 Air Terjun Goa Asri telah mengalami pengembangan, diantaranya yaitu akses jalan menuju objek wisata sudah diperbaharui oleh pemerintah dan masyarakat dusun sumber asri dengan cara bergotong royong.

Secara swadaya dana gotong royong, masyarakat di Dusun sumber asri berupaya mengubah suasana ala kadarnya menjadi lokasi yang aman, nyaman dan tentram. Mereka merawat keindahan alam air terjun goa asri supaya tetap terjaga keasliannya dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung untuk berwisata didaerah tersebut. Rata-rata wisatawan yang berkunjung ke air terjun goa asri mencapai 80-130 orang/minggu.4

Berkembangnya objek wisata Air Terjun Goa Asri sebagai destinasi wisata di Sumber Asri, maka akan terbukanya lapangan kerja dan lapangan berwirausaha bagi masyarakat daerah objek wisata tersebut.

Mengingat sebagian besar masyarakat Sumber Asri sangat bergantung dari hasil pertanian, apabila terjadi penurunan harga hasil panen maka akan menjadi masalah bagi kehidupan ekonomi keluarganya. Atas dasar hal tersebut, dengan adanya objek wisata Air Terjun Goa Asri dapat membantu menambah penghasilan penduduk sekitar objek wisata tersebut dengan bekerja ataupun berwirausaha seperti membuka lahan parkir dan berdagang.

Salah satu hal yang menarik dari Air Terjun Goa Asri yaitu tidak ada biaya tiket masuk ke Air Terjun Goa Asri. Jadi, wisatawan hanya perlu

4 Saifudin, Wawancara kepada Anggota POKDARWIS, 2021.

(20)

membayar biaya parkir sebesar Rp.3000/Motor dan Rp.5000/Mobil.5 Kisaran pendapatan dari hasil biaya parkir mencapai Rp.4.200.000/Bulan.6 Hasil dari biaya parkir ini dialokasikan untuk mengembangkan destinasi wisata Air Terjun Goa Asri seperti penambahan spot foto serta pemeliharaan Air Terjun Goa Asri supaya lebih terawat. Selain itu, masyarakat sekitar objek wisata Air Terjun Goa Asri melakukan pengembangan usaha dalam meningkatkan pendapatan ekonomi keluarganya, seperti berjualan makanan dan minuman. Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh beberapa pedagang disekitar objek wisata tersebut mengatakan bahwa, sebelum dilakukannya pengembangan Air Terjun Goa Asri, pendapatan keluarga mereka hanya dari hasil tani saja.

Akan tetapi, sejak terjadinya pengembangan objek wisata Air Terjun Goa Asri, para pedagang tersebut berwirausaha dengan cara berjualan makanan dan minuman sehingga pendapatan keluarganya bertambah.7

Dapat dilihat dari Tabel 1.1 mengenai rata-rata pendapatan dari 4 orang pedagang yang berada disekitar Air Terjun Goa Asri dari tahun 2018-2020.

Tabel : 1.1

Rata-rata Pendapatan Pedagang Yang Berada Di Sekitar Objek Wisata Air Terjun Goa Asri Per Tahun (2018-2020)

No Tahun Pendapatan

1 2018 Rp 16.300.000,-

2 2019 Rp 30.600.000,-

3 2020 Rp 35.400.000,-

Sumber : Wawancara kepada pedagang

5 Tantri Setyawati, Wawancara kepada Wisatawan, 2021.

6 Saifudin, Wawancara kepada Anggota POKDARWIS.

7 Saprah, Wawancara Kepada Pedagang, 2021.

(21)

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan pedagang disekitar objek wisata pada tahun 2018 sebesar Rp 16.300.000,- sedangkan pada tahun 2019 pendapatan pedagang tersebut meningkat menjadi Rp 30.600.000,-. Hal ini dikarenakan pada tahun 2019 peningkatan jumlah wisatawan yang terus bertambah sehingga menjadikan Air Terjun Goa Asri semakin berkembang. Pada tahun 2020 pendapatan rata-rata dari 4 pedagang tersebut mengalami peningkatan. Akan tetapi, peningkatannya tidak sebesar dari tahun 2018 ke tahun 2019. Walaupun demikian, tidak menjadikan Air Terjun Goa Asri ini mengalami penurunan jumlah wisatawan, Air Terjun Goa Asri masih bisa tetap eksis ditengah pandemi dengan penerapan protokol kesehatan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dipahami bahwa kegiatan kepariwisataan merupakan salah satu kegiatan yang dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Goa Asri terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat.

B. Pertanyaan Penelitian

Dari permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana dampak pengembangan objek wisata air terjun goa asri terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di lingkungan objek wisata Air Terjun Goa Asri?

(22)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian yang terdapat pada pertanyaan penelitian, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dampak pengembangan objek wisata Air Terjun Goa Asri terhadap peningkatan ekonomi masyarakat dilingkungan objek wisata Air Terjun Goa Asri.

2. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa tambahan pengetahuan dan wawasan kepada peneliti. Selain itu, dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

a. Manfaat Teoretis

Sebagai tambahan referensi akademis dan penulis tentang pengetahuan yang berkaitan dengan jurusan Ekonomi Syariah dibidang pengembangan Ekowisata.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi masyarakat tentang pengembangan objek wisata agar dapat lebih meningkatkan perekonomian masyarakat.

D. Penelitian Relevan

Penelitian Relevan adalah kegiatan untuk mencari suatu perbedaan maupun kesamaan antara penelitian yang sedang dilakukan maupun dengan penelitian yang sudah ada sejak dahulu sehingga dapat terhindar dari sebuah duplikasi pada penelitian.

(23)

Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang sudah dilakukan mengenai pengembangan objek wisata.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Maisyaroh Mahasiswi Universitas Islam Negeri Raden Intan tentang Analisis Pengaruh Pengembangan Pariwisata Puncak mas Terhadap Peningkatan Pendapatan Ekonomi Masyarakat Dalam Persepektif Ekonomi Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pengembangan objek wisata Puncak mas Terhadap pendapatan Ekonomi Masyarakat Sekitar.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh saudari Siti Maisyaroh adalah pengembangan pariwisata Puncak Mas sudah dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat sekitar, sehingga bisa meningkatkan pendapatan dan perekonomian penduduk setempat, tetapi masih belum maksimal karena masih ada masalah-masalah yang timbul di sekitar wisata tersebut, akseiitas masih harus diperhatikan karena masih banyak akses yang tidak memiliki lampu penerangan jalan jadi ketika malam hari kondisi jalan agak sedikit gelap dan juga kontur jalan yang menanjak menjadi kendala.8

Persamaan penelitian relevan diatas dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti pada saat ini adalah sama-sama meneliti tentang pengembangan objek wisata terhadap pendapatan masyarakat sekitar. Akan tetapi, kedua penelitian ini memiliki perbedaan yaitu

8 Siti Maisyaroh, “Analisis Pengaruh Pengembangan Pariwisata Puncakmas terhadap Peningkatan Pendapatan Ekonomi Masyarakat dalam Persepektif Ekonomi Islam (Studi pada Masyarakat Kelurahan Sukadanaham Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung)”

(Undergraduate, UIN Raden Intan Lampung, 2018)

(24)

dalam penelitian relevan diatas fokus penelitian nya terhadap pengaruh dari objek wisasata dengan perbandingan dua variabel, sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti pengembangan objek wisata terhadap peningkatan ekonomi masyarakat.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Endang Kurniawati Mahasiswi IAIN Metro dengan judul Dampak Pariwisata Pantai Walur Terhadap Perekonomian Masyarakat Perspektif Etika Bisnis Islam sifat dari penelitian tersebut adalah Deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui dampak dari pembangunannya wisata pantai walur terhadap pendapatan masyarakat sekitar pantai walur yang berada didaerah pesisir barat, karena pada saat ini kabupaten pesisir barat merupakan daerah tujuan wisata yang banyak peminatnya maka dari itu, peneliti relevan tersebut tertarik untuk meneliti didaerah pesisir barat.

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti relevan diatas memiliki dampak positif dan negative. Dampak positifnya yaitu, setelah dibukanya wisata pantai walur masyarakat di desa pekon walur memiliki penghasilan tambahan dari usaha yang mereka ciptakan, adapun usaha-usaha yang bisa dijadikan sumber pendapatan bagi masyarakat pekon walur yaitu usaha kuliner, tempat penginapan, sewa ban, sewa permainan, dan tentunya pusat oleh-oleh karena setiap pengunjung jika berkunjung ke suatu destinasi wisata selain untuk berlibur adalah untuk mencari oleh-oleh. Selain memiliki dampak positif dari dibukanya wisata pantai Walur, peneliti relevan tersebut

(25)

menemukan dampak negative nya yaitu bagi para pencipta usaha, salah satunya usaha penginapan tentunya membutuhkan biaya yang lebih besar untuk membangun tempat penginapan, selain itu ditakutkan terjadinya penyalahgunaan fasilitas penginapan untuk pergaulan bebas.9

Dari uraian diatas, peneliti menemukan persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh oleh peneliti relevan yaitu sama-sama meneliti pengaruh dari pariwisata terhadap pendapatan masyarakat sekitar destinasi wisata. Akan tetapi peneliti juga menemukan perbedaannya yaitu yang pertama dari perbedaan studi kasus penelitian, peneliti mengangkat studi kasus dari Destinasi Wisata Air Terjun Goa Asri yang berada di Desa Sumber Asri Kecamatan Tanjung Raja Lampung Utara, sedangkan peneliti Relevan mengangkat Studi Kasus dari Destinasi Wisata Pantai Walur yang berada di Pekon Walur Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat. Perbedaan yang kedua yaitu pada penelitian yang dilakukan peneliti relevan lebih terfokus kepada dampak dari pariwisata Pantai Walur terhadap perekonomian masyarakat perspektif etika bisnis islam dan tentunya setiap dampak itu memiliki dampak positif dan negatifnya, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan yaitu berfokus kepada Pengembangan objek wisata Air Terjun Goa Asri terhadap peningkatan ekonomi masyarakat.

9 Endang Kurniawati, “Dampak Pariwisata Pantai Walur terhadap Perekonomian Masyarakat Perspektif Etika Bisnis Islam ( Studi di Pekon Walur Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat)” (Metro, IAIN Metro, 2019).

(26)

3. Penelitian yang dilakukan oleh Meilan Hardina Wowor, Gene H.M Kapantow, Eyverson Ruauw Dampak Objek Wisata Bukit Kasih terhadap Pendapatan Masyarakat Di Desa Kanonang Dua Kecamatan Kawangkoan Barat (Agri-SosiaoEkonomi Unsrat, ISSN 1907-4298, Volume 14 Nomor 3, September 2018 : 355-364) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari objek wisata bukit kasih terhadap pendapatan masyarakat di desa kanonang dua kecamatan kawangkoan barat yang memiliki usaha disekitar objek wisata tersebut.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu melakukan wawancara langsung pada 30 responden yang menjalankan usaha di kawasan objek wisata bukit kasih dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah secara sengaja (purposive sampling).

Setelah dilakukannya penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Desa Kanonang Dua Kecamatan Kawangkoan Barat terkait Dampak Wisata Objek Wisata Bukit Kasih terhadap pendapatan masyarakat, maka hasil dari penelitian ini adalah objek wisata bukit kasih telah memberikan dampak ekonomi berupa kenaikan pendapatan sebesar 170% bagi masyarakat yang berusaha dikawasan objek wisata Bukit Kasih yang berada di Desa Kanonang Dua Kecamatan Kawangkoan Barat.10

Persamaan penelitian Relevan diatas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penelitian adalah sama-sama akan membahas

10 Meilan Hardina Wowor, Gene H. M. Kapantow, dan Eyverson . Ruauw, “Dampak Objek Wisata Bukit Kasih terhadap Pendapatan Masyarakat di Desa Kanonang Dua Kecamatan Kawangkoan Barat,” AGRI-SOSIOEKONOMI 14, no. 3 (Januari 2019): 363

(27)

mengenai dampak pengembangan objek wisata terhadap pendapatan masyarakat di sekitar objek wisata. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan oleh penelitian Relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti memiliki perbedaan dalam studi kasusnya, sudi kasus yang digunakan oleh peneliti Relevan yaitu bertempat di wisata bukit kasih yang berada di desa kanonang dua kecamatan kawangkoan barat, sedangkan studi kasus yang digunakan oleh peneliti bertempat di Air Terjun Goa Asri yang berada di Dusun Sumber Asri Kecamatan Tanjung Raja Lampung Utara

(28)

A. Objek Wisata

1. Pengertian Objek Wisata

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu tertentu.1

Adapun pengertian objek wisata, dapat dilihat dari beberapa sumber lain, salah satunya yaitu:

Peraturan pemerintah N0.24/1979.

Objek wisata adalah perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat keadaan yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi.

Dari uraian diatas, maka pengertian objek wisata merupakan segala sesuatu yang berupa perwujudan keindahan alam maupun keindahan yang diciptakan oleh manusia yang dapat menarik minat masyarakat untuk dijadikan sebuah kunjungan destinasi wisata. Objek wisata ini dapat dijadikan sebagai daerah untuk mempelajari keunikan daerahnya oleh seseorang atau kelompok dengan tujuan rekreasi.

Dengan adanya objek wisata ini, mampu meningkatkan pendapatan

1 “Undang-undang Republik Indonesia Pasal 1 Nomor 10 Tahun 2019 tentang Pariwisata - Penelusuran Google,” diakses 26 Januari 2021,

(29)

asli daerahnya terutama pendapatan masyarakat yang berada di sekitar objek wisata tersebut. Maka dari itu, potensi pengembangan objek wisata harus dikembangkan secara maksimal supaya dapat dijadikan sumber pendapatan.

2. Jenis-jenis Objek Wisata

Di dunia ini ada banyak sekali destinasi wisata yang beragam, keberagaman wisata ini merupakan salah satu dasar yang menimbulkan keinginan untuk melakukan perjalanan wisata.

Berdasarkan jenisnya, wisata dapat dilihat dari berbagai aspek sesuai sifat dan dimensi, diantaranya yaitu:

a. Jenis Pariwisata Menurut Letak

1) Pariwisata lokal (local tourism), yaitu suatu perjalanan wisata dengan jarak yang dekat seperti piknik keluar kota atau tempat wisata yang dapat ditempuh beberapa jam dengan kendaraan mobil.

2) Pariwisata nasional (national tourism/domestic tourism), adalah perjalanan wisata kelompok dalam suatu negara.

3) Pariwisata mancanegara (world tourism/foreign tourism) yaitu perjalanan wisatawan yang masuk dari luar negeri (inbound tourism) dan wisatawan yang berwisata keluar negeri (outgoing tourism).

(30)

b. Jenis Pariwisata Menurut Waktu Kunjungan

1) Pariwisata musiman (seasional tourism), yaitu seperti wisata musim dingin yang bersalju, wisata musim panas untuk mandi matahari atau wisata petik buah, dsb.

2) Pariwisata okasional (occasional tourism), yaitu orang-orang yang melakukan perjalanan wisata karena adanya daya tarik penyelenggara suatu kegiatan (even) tertentu atau peristiwa/kejadian (occasion) tertentu.

c. Jenis Pariwisata Menurut Tujuan

1) Pariwisata bisnis (business tourism), yaitu perjalanan yang bertujuan menyelesaikan urusan bisnis seperti melakukan meeting, pameran atau expo dan lain-lain.

2) Pariwisata liburan (vacancy tourism)

3) Pariwisata pendidikan (educational tourism) seperti study tour atau Widya wisata.

4) Pariwisata spiritual atau keagamaan (pilgrim tourism) yaitu perjalanan wisata seperti ziarah.

d. Jenis Pariwisata Menurut Objek Wisata

1) Pariwisata budaya (cultural tourism), merupakan jenis pariwisata dengan menonjolkan atraksi-atraksi budaya yang unik dan menarik yang telah menjadi ikon pariwisata di suatu daerah.

(31)

2) Pariwisata kesehatan (reccuperational tourism), yaitu perjalanan wisata yang dapat menyehatkan badan serta mampu menghilangkan suatu penyakit seperti mandi air panas di beberapa tempat di indonesia.

3) Pariwisata perdagangan (commercial tourism), jenis pariwisata ini berkembang seiring terbukanya era perdagangan bebas (free trade area) yang ditandai dengan semakin banyaknya even menyangkut promosi dan pertemuan-pertemuan seperti kegiatan perdagangan sehingga menimbulkan kegiatan pariwisata yang dinamis.

4) Pariwisata olahraga (sport tourism), jenis pariwisata ini mampu mendatangkan pengunjung event olahraga tertentu seperti olynpiade, pesta olahraga regional, SEA Games, Asian Games, kejuaraan dunia sepak bola, dan lain-lain.

5) Pariwisata spiritual/keagamaan (pilgrim tourism), yaitu perjalanan wisata yang tujuannya untuk beribadah atau pemujaan terhadap Tuhan sebagai acara keagamaan seperti perjalanan naik haji ke Mekkah bagi umat islam, mengunjungi betlehem atau israel bagi umat Kristen, dan lain-lain.

6) Pariwisata alam (natural tourism), adalah objek wisata yang menyuguhkan atraksi asli dari alam atau lingkungan pulau, pegunungan, laut, pantai, air terjun, kekayaan fauna dan kekayaan flora.

(32)

7) Pariwisata syariah, yaitu perjalanan wisata yang produk serta pendukungnya seperti hotel dan restoran tidak bertentangan dengan nilai syariah. Misalnya seperti makanan yang dijajakan telah berklasifikasi halal.2

Berdasarkan uraian diatas, jenis objek pariwisata terbagi menjadi beberapa aspek. Dari beberapa jenis aspek wisata ini yang memiliki potensi lebih besar dalam peningkatan pendapatan masyarakat adalah jenis wisata alam, karena apabila wisata alam dapat dikembangkan dengan sebaik mungkin akan berdampak terutama dampak positif terhadap masyarakat sekitar daerah wisata.

3. Peran Objek Wisata

Pertumbuhan ekonomi yang imbang dapat terjadi akibat majunya pertumbuhan industri pariwisata yang dikembangkan dengan baik, suatu pertumbuhan pariwisata mempunyai peran penting untuk pertumbuhan ekonomi apabila sarana dan prasarana ekonomi seperti jalan raya, jembatan, terminal, pelabuhan dan lapangan udara dapat dikelola dengan baik sehingga dapat mendukung minat wisatawan untuk melakukan perjalanan yang sangat nyaman dan mudah dijangkau setiap kendaraan.

Peranan wisata ini mencakup : Peran ekonomi, peran sosial dan peran kebudayaan.

2 Prof. Dr. I Gusti Bagus Arjana, M.S, Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Depok:

PT Raja Grafindo Persada, 2020), 96–100.

(33)

a. Peran Ekonomi

Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah berasal dari pembelanjaan dan biaya yang dikeluarkan wisatawan selama perjalanan dan persinggahan nya seperti untuk hotel, makan an minum, cenderamata, angkutan dan sebagainya. Selain itu, mendorong peningkatan dan pertumbuhan pembangunan di sektor lain. Salah satu ciri khas pariwisata adalah sifatnya yang tergantung dan terkait dengan bidang pembangunan sektor lainnya.

Pengembangan pariwisata berpengaruh positif pada perluasan peluang usaha kerja. Peluang usaha dan kerja lahir karena adanya permintaan wisatawan. Dengan demikian, kedatangan wisatawan ke suatu daerah akan membuka peluang bagi masyarakat tersebut untuk menyediakan hotel, wisma, homestay, restoran, warung, angkutan, dan lain-lain. Peluang tersebut memberikan kesempatan kepada masyarakat local untuk bekerja dan sekaligus dapat menambah pendapatan yang dapat menunjang kehidupan rumah tangganya.

Hampir semua literatur dan semua kajian studi lapangan menunjukkan bahwa pembangunan pariwisata pada suatu daerah mampu memberikan dampak-dampak yang dinilai positif, yaitu dampak yang diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan penerimaan devisa, meningkatkan kesempatan kerja dan peluang usaha, meningkatkan pendapatan

(34)

pemerintah dari pajak dan keuntungan badan usaha milik pemerintah, dan sebagainya. Pariwisata diharapkan mampu menghasilkan angka pengganda (multiplier effect) yang tinggi, melebihi angka pengganda pada berbagai kegiatan ekonomi lainnya.

b. Peran kebudayaan

Indonesia memiliki beraneka ragam adat istiadat, kesenian, peninggalan sejarah yang selain menjadi daya tarik wisata juga menjadi modal utama untuk mengembangkan pariwisata. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata harus mengupayakan agar modal utama tersebut tetap terpelihara, dilestarikan dan dikembangkan.3

c. Peran Sosial

Pariwisata dapat dijadikan instrumen dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Peran sosial dalam pariwisata dapat menciptakan hubunga antara manusia dengan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi dengan esama manusia untuk memperbaharui kehidupannya. Maka dari itu, hubungan yang terjalin antara wisatawan dengan penduduk di sekitar objek wisata tersebut akan mempengaruhi pola hidup baru. Yang mana,

3 unggul priyadi, Pariwisata Syariah Prospek dan Perkembangan (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015), 52.

(35)

pola hidup baru ini akan menentukan kualitas lingkungan hidup yang selanjutanya.

Berdasarkan uraian diatas, pariwisata memiliki peran yang mencakup ekonomi, sosial, budaya. Peran pariwisata ini tentunya sangat berpengaruh bagi kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat yang tinggal didaerah sekitar objek wisata. Indikator yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah meningkatnya pendapatan perkapita dan peningkatan harapan hidup. Hal ini dikarenakan semakin banyak wisatawan yang berkunjung maka semakin tinggi pula sosialisasi terhadap wisatawan serta dapat mendorong untuk saling menjaga kebudayaan yang sudah ada.

4. Pengembangan objek wisata

Pengembangan objek wisata sangat diperlukan bagi daerah yang memiliki potensi wisata yang baik, karena ketika suatu objek wisata dapat dikembangkan akan memberikan dampak positif diantaranya yaitu dapat meningkatkan pendapatan devisa Negara khususnya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar objek wisata.

Pengembangan pariwisata merupakan segala bentuk kegiatan da usaha yang terkoordinir untuk menarik wisatawan, menyediakan semua prasarana dan sarana, barang dan jasa fasilitas yang diperlukan, guna melayani kebutuhan wisatawan. Segala kegiatan dan

(36)

pengembangan pariwisata mencakup segi-segi amat luas dan menyangkut berbagai segi kehidupan dalam masyarakat, mulai dari kegiatan angkutan, akomodasi, atraksi wisata, makanan dan minuman, cenderamata, dan suasana kenyamanan.4

Dalam setiap pengembangan wisata, terdapat Faktor yang mempengaruhi pengembangan objek wisata, diantaranya yaitu faktor pendukung pengembangan objek wisata dan faktor yang menghambat pengembangan objek wisata.

a. Faktor pendukung pengembangan objek wisata

Modal kepariwisataan itu mengandung potensi untuk dikembangkan menjadi atraksi wisata, sedangkan atraksi wisata itu harus komplementer dengan motif perjalanan wisata. Maka untuk menemukan potensi kepariwisataan suatu daerah harus berpedoman kepada apa yang dicari oleh wisatawan. Ada tiga modal atraksi yang dapat menarik kedatangan wisatawan, diantaranya:

1) Modal dan potensi alam

Alam merupakan salah satu faktor pendukung seorang melakukan perjalanan wisata karena ada orang berwisata hanya sekedar menikmati keindahan alam, ketengan alam, serta ingin menikmati keaslian fisik, flora dan fauna nya.

4 Ireyne Olivia Eman, Benny Adrian Berthy Sagay, dan Sherly Gladys Jocom, “Strategi Pengembangan Objek Wisata Danau Linouw terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tomohon,” AGRI-SOSIOEKONOMI 14, no. 1 (22 Mei 2018): 19

(37)

2) Modal dan potensi kebudayaannya

Yang dimaksud kebudayaan disini merupakan kebudayaan dalam arti luas bukan hanya meliputi seperti kesenian atau kehidupan kerajinan dll. Akan tetapi meliputi adat istiadat dan segala kebiasaan yang hidup ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Sehingga diharapkan wisatawan atau pengunjung bias tertahan dan dapat menghabiskan waktu ditengah-tengah masyarakat dengan kebudayaannya yang dianggap menarik.

3) Modal dan potensi manusia

Manusia dapat dijadikan atraksi wisata yang berupa keunikan-keunikan adat istiadat maupun kehidupannya namun jangan sampai martabat dari manusia tersebut direndahkan sehingga kehilangan martabatnya sebagai manusia.

b. Faktor penghambat pengembangan objek wisata

Faktor penghambat adalah hal atau kondisi yang dapat menghambat atau menggagalkan suatu kegiatan, usaha atau produksi, pengembangan objek wisata tidak terlepas dari factor- faktor penghambat seperti berikut ini:

1) Kurangnya peran serta masyarakat dalam sektor pariwisata 2) Kurangnya prioritas pembangunan pemerintah kabupaten

terhadap sektor wisata

(38)

3) Kurangnya kuantitas dan spesialisasi sumber daya manusia pada dinas terkait

4) Kurangnya kerja sama dengan investor

5) Belum terdapat system promosi yang menarik

6) Keterbatasan sarana dan prasarana kerja pada dinas terkait dan objek wisata

7) Keterbatasan dan kurangnya perawatan fasilitas penunjang objek wisata.5

Berdasarkan uraian diatas, yang dapat menjadi faktor pendukung pengembangan objek wisata adalah potensi alam, kebudayaan, potensi manusia. Jika potensi alam dikelola dengan baik, akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang mengunjunginya, selain itu kebudayaan serta keunikan masyarakat sekitar wisata pula mampu memikat para wisatawan, hal ini dikarenakan selain melakukan kunjungan wisata wisatawan juga biasanya mempelajari keunikan masyarakat daerah yang menjadi kunjungan wisata. Dalam pengembangan wisata juga terdapat faktor yang menjadi penghambat dalam mengembangkan pariwisata, berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, yang menjadi sumber pokok masalah dalam terjadinya penghambatan adalah kurang sadarnya masyarakat akan arti dari pengembangan pariwisata dan kurang perhatiannya dari pemerintah setempat.

5 Meiwany A K Tapatfeto, Juita L D Bessie, dan Abas Kasim, “Strategi Pengembangan Objek Wisata dalam Upaya Peningkatan Kunjungan,” JOURNAL OF MANAGEMENT 6 (2018):

6–8.

(39)

B. Pendapatan Ekonomi Masyarakat 1. Pengertian pendapatan

Pendapatan adalah balas jasa yang diterima seseorang atas keterlibatannya dalam proses produksi barang atau jasa. Pendapatan yang diperoleh tidak dari kerja adalah pendapatan bunga uang, pendapatan dari persewaan, pendapatan dari usaha yang dijalankan orang lain, dan pemberian orang lain. Menurut Samuelson dan Nordhaus, pendapatan merupakan jumlah uang yang diterima oleh rumah tangga dalam kurun waktu tertentu.6

Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun berupa barang yang berasal dari pihak lain maupun hasil industri yang dinilai atas dasar sejumlah uang dari harta yang berlaku saat itu. Pendapatan merupakan sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sangat peting artinya bagi kelangsungan hidup dan penghidupan seseorang secara langsung maupun tidak langsung. Pendapatan terdiri atas upah, gaji, sewa, deviden, keuntungan dan merupakan suatu arus yang diukur dalam jangka waktu tertentu misalnya : seminggu, sebulan, setahun atau jangan waktu yang lama. Arus pendapatan tersebut muncul sebagai akibat dari adanya jasa produktif (Productive service) yang mengalir kearah berlawanan dengan aliran pendapatan yaitu jasa produktif yang

6 I Gusti Bagus Yogi Sutanegara Bagiana dan I Nyoman Mahaendra Yasa,

“Pengembangan Desa Wisata terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa Penglipuran, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli,” E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA 6, no. 9 (September 2017): 184.

(40)

mengalir dari masyarakat ke pihak bisnis yang berarti bahwa pendapatan harus didapatkan dari aktivitas produktif.7

Berdasarkan uraian diatas, pendapatan adalah upah yang diterima oleh seseorang yang berasal dari hasil kerjanya berupa uang atau barang berharga. Secara umum pendapatan dapat didefinisikan sebagai sumber pemasukan yang diperoleh masyarakat atau negara dari keseluruhan aktifitas yang dijalankan yang dapat menghasilkan upah.

2. Sumber dan Jenis pendapatan

Pada dasarnya pendapatan itu timbul dari penjualan barang atau penyerahan jasa kepada pihak lain dalam periode akuntansi tertentu.

Pendapatan dapat timbul dari penjualan, proses produksi, pemberian jasa termasuk pengangkutan dan proses penyimpanan (earning process). Dalam perusahaan dagang, pendapatan timbul dari penjualan barang dagang. Pada perusahaan manufaktur, pendapatan diperoleh dari penjualan produk selesai. Sedangkan untuk perusahaan jasa, pendapatan diperoleh dari penyerahan jasa kepada pihak lain.

Adapun jenis-jenis pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

a. Pendapatan permanen (permanent income)

Pendapatan permanen yaitu pendapatan yang selalu diterima pada periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya.

7 Rio Christoper, Rosmiyati Chodijah, dan Yunisvita Yunisvita, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pekerja Wanita Sebagai Ibu Rumah Tangga,” Jurnal Ekonomi Pembangunan 15, no. 1 (Juli 2019): 38.

(41)

Misalnya pendapatan dari gaji atau upah atau pendapatan permanen dapat disebut juga pendapatan yang diperoleh dari semua faktor yang menentukan kekayaan. Secara garis besar pendapatan permanen ini dibagi menjadi tiga golongan yaitu:

1) Gaji dan Upah

Imbalan yang di peroleh setelah orang tersebut melakukan pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam waktu satu hari, satu minggu atau satu bulan. Sedangkan dalam islam upah merupakan sejumlah uang yang dibayar oleh orang yang memberi pekerjaan kepada seorang pekerja atas jasanya sesuai penampilan.

2) Pendapatan dari usaha sendiri

Merupakan nilai total dari hasil produksi yang dikurangi dari biaya-biaya yang dibayar dan usaha ini merupakan usaha milik sendiri atau keluarga sendiri, nilai sewa capital milik sendiri dan semua biaya ini biasanya tidak diperhitungkan.

3) Pendapatan dari usaha lain

Pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerja dan ini merupakan pendapatan sampingan antara lain pendapatan dari hasil menyewakan asset yang dimiliki, bunga dari uang, sumbangan dari pihak lain, pendapatan pensiun dan lain-lain.

(42)

b. Pendapatan Sementara

Pendapatan sementara yaitu pendapatan yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, yang termasuk dalam kategori pendapatan ini adalah dana sumbangan, hibah dan lain sebagainya yang sejenis.8

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Masyarakat

Pendapatan masyarakat sangat tergantung dari lapangan usaha, tingkat pekerjaan, tingkat pendidikan umum, produktivitas, prospek usaha, permodalan dan lain-lain. Hal tersebut menjadi penyebab perbedaan tingkat pendapatan penduduk. Indikator distribusi pendapatan yang akan memberikan petunjuk aspek pemerataan pendapatan yang telah tercapai. Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat:

a. Pendidikan Formal

Pada umumnya jenis dan tingkat pendidikan dapat dianggap mewakili kualitas tenaga kerja. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Dengan semakin tingginya kualitas sumberdaya, maka produktivitas pun akan bertambah dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan seseorang tersebut.

Pendidikan formal merupakan salah satu indikator sosial yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk menentukan indeks

8 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jilid 2 (Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf, 1995), 361.

(43)

kemajuan pembangunan suatu negara. Pendidikan formal juga merupakan satu-satunya sistem pendidikan yang mendapat pengakuan secara administrasi (universal) sebagai indikator tingkat pengetahuan dan keahlian seseorang.9

b. Durasi Kerja

Durasi kerja merupakan lamanya waktu kerja yang digunakan oleh seseorang yang diukur dalam jam. Jam kerja yang digunakan berbeda-beda bagi individu yang satu dengan yang lainnya. Pada dasarnya pendapatan seseorang tergantung dari waktu atau jam kerja yang dicurahkan. Selain itu, Waktu tenaga kerja merupakan jumlah dari waktu yang dimiliki (24 jam) yang dicurahkan untuk berbagai kegiatan. Perilaku seseorang dalam mengalokasikan waktu mencerminkan tingkat kemajuan dan tingkat hidup seseorang.10

c. Lama Usaha

Pengusaha yang lebih lama dalam melakukan usahanya akan memiliki strategi yang lebih matang dan lebih tepat dalam mengelola, memproduksi dan memasarkan produknya.

Pengalaman usaha seseorang dapat diketahui dengan melihat jangka waktu atau masa kerja seseorang dalam menekuni suatu

9 Lilian Sarah Hiariey dan Wildoms Sahusilawane, “Dampak Pariwisata terhadap Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Pelaku Usaha Di Kawasan Wisata Pantai Natsepa, Pulau Ambon,” Jurnal Organisasi dan Manajemen 9, no. 1 (10 Maret 2013): 102.s

10 Dike Fransiska, Hari Kaskoyo, dan Wan Abbas Zakaria, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Pelaku Usaha di Pariwisata Pesisir (di Wilayah Tanjung Setia dan Labuhan Jukung, Kabupaten Pesisir Barat)” 18, no. 2 (2020): 206.

(44)

pekerjaan tertentu. Semakin lama seseorang melakukan usaha atau kegiatan, maka pengalamannya akan semakin bertambah

d. Jumlah Pengunjung

Semakin banyak jumlah pengunjung yang datang maka semakin banyak pula pendapatan yang diterima oleh masyarakat.

Dengan adanya kegiatan perjalanan wisata baik dari wisatawan manca negara maupun domestik, maka akan memperbesar pendapatan dari sektor usaha masyarakat. Oleh karena itu, semakin tinggi kunjungan wisatawan, maka pendapatan

e. Tingkat Kesehatan

Kesehatan merupakan faktor utama untuk mendapatkan waktu kerja dan pendidikan. Manusia dapat dikatakan sehat apabila aman, nyaman, tentram serta terhindar dari ketakutan, penindasan dan kelaparan.11

4. Hubungan Pengembangan Objek Wisata terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Dengan adanya pengembangan pariwisata pada suatu daerah, maka hal penting yang harus diperhatikan adalah cara pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat daerah wisata tersebut. Masyarakat yang mengandalkan penghasilan dari hasil bertani berpotensi memiliki penghasilan yang rendah. Maka dari itu, aspek yang dianggap penting dalam pengembangan pariwisata adalah pengendalian ekonomi yaitu

11 Nurlaila Hanum, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Kaki Lima di Kota Kuala Simpang,” Jurnal Samudra Ekonomika 1, no. 1 (22 Agustus 2017): 75.

(45)

pengembangan secara regional melalui kepariwisataan dalam menghadapi masalah perekonomian.

Oleh karena itu, semakin berkembangnya pariwisata didaerah tersebut, maka kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat sekitar objek wisata semakin banyak, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat. Masyarakat daerah sekitar objek wisata dapat menciptakan peluang sumber pendapatannya melalui usaha-usaha kreatif yang dapat menarik minat pengunjung.

(46)

A. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang termasuk kedalam penelitian kualitatif lapangan (field research). Penelitian lapangan adalah penelitian yang bertujuan mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi sosial, individu, kelompok, dan masyarakat.1 Jadi, yang dimaksud dengan penelitian kualitatif lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan berinteraksi secara langsung kepada objek yang diteliti sehingga akan mendapatkan sumber data yang akurat.

Didalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian dengan cara menggali data yang bersumber dari lapangan yaitu di Dusun Sumber Asri Kecamatan Tanjung Raja, Lampung Utara.

2. Sifat Penelitian

Penelitian yang digunakan bersifat kualitatif, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau langsung dari yang diamati. Penelitian

1 Husaini Usman dan Purnomo Setyadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta:

Bumi Aksara, 2011), 4.

(47)

deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data-data sekarang.2

Metode penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif karena penelitian ini mengungkapkan fakta-fakta yang ada dari data-data yang dikumpulkan, serta menguraikan dan menggambarkan peristiwa- peristiwa yang terjadi. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui dampak pengembangan Air Terjun Goa Asri Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat di lingkungan objek wisata tersebut.

B. Sumber Data

Dalam penelitian skripsi ini menggunakan 2 jenis sumber data yaitu data primer dan sekunder.

1. Sumber data primer

Sumber data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak terkait. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah Pedagang, Pengelola dan pengunjung yang mengalami dampak pengembangan objek wisata Air Terjun Goa Asri.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari penelitian tidak langsung misalnya seperti dokumen-dokumen catatan wawancara dan foto. Selain itu sumber data sekunder dapat berupa dokumen-dokumen atau buku-buku pustaka yang ditulis oleh orang lain. Buku-buku dan jurnal yang dijadikan sumber data sekunder

2 Moh. Nasir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 47.

(48)

dalam penelitian ini adalah Unggul Priyadi, Pariwisata Syariah Prospek dan Perkembangan, (Yogyakarta : UPP STIM YKPN, 2016);

Rahmita Putri Febrina, Suharyono, Maria Goretti Wi Endang NP, Dampak Pengembangan Objek Wisata Ndayung Rafting Terhadap Sosial Budaya dan Ekonomi Masyarakat (Studi pada Masyarakat Desa Gubug Klakah Kec. Pocokusumo Kab. Malang), Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 45 No. 1 April 2017.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah sebuah cara yang dilakukan oleh peneliti untuk menggali informasi yang diperlukan dari sumber data.

Dalam teknik pengumpulan data supaya mendapatkan informasi secara kualitatif maka peneliti menerapkan beberapa cara, diantaranya yaitu:

1. Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana pewawancara dalam mengumpulkan data mengajukan suatu pertanyaan kepada yang diwawancarai.3 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur, sebagai alat pengumpulan data. Wawancara semi terstruktur (Semi Structure Interview) termasuk dalam kategori in-dept interview. Pelaksanaannya lebih bebas apabila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuannya adalah menemukan permasalahan secara lebih terbuka. Responden diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu

3 sugiyono, Metode Penelitian Manajemen (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi (Mixed Methods), Penelitian Tindakan (Action Research), Penelitian Evaluasi) (Bandung: Alfabeta, 2013), 224.

(49)

mendengarkan secara teliti dan mencatat yang dikemukakan responden.4 Pada wawancara semi terstruktur ini, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terperinci, akan tetapi mampu memberikan keleluasaan kepada pihak responden untuk menjelaskan secara luas dan tidak melenceng dari pertanyaan yang diajukan.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara secara mendalam kepada Pedagang, Pengelola dan wisatawan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data berupa data-data tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian.5 Teknik pengumpulan data dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk menggali informasi berupa catatan, tulisan maupun foto terkait dengan penelitian.

D. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan menggunakan metode berfikir induktif. Analisis data merupakan proses menyusun dan mencari data secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sinteisa, menyusun pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri

4 sugiyono, 387.

5 Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2012), 152.

(50)

sendiri dan orang lain.6 Maka yang dimaksud dengan analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipahami.

Adapun proses analisis data dalam penelitian ini antara lain : 1. Pengumpulan Data, yaitu penulis melakukan pengumpulan data-data

yang diperlukan melalui wawancara, dokumentasi, dan observasi.

2. Pengkategorian Data, yaitu menggolongkan data menurut jenis dan penggunaannya.

3. Reduksi Data, setelah pengkategorian data, selanjutnya penulis menyederhanakan data yang benar-benar dibutuhkan dari hasil pengumpulan dan mengkategorikan. Penulis membuang data yang tidak dibutuhkan, setelah itu barulah data tersebut dapat menghasilkan informasi yang bermakna dan memudahkan dalam penarikan kesimpulan.

4. Penyajian Data, yaitu setelah melakukan reduksi data, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data agar dapat memudahkan peneliti dalam memahami kondisi yang terjadi, kemudian merencanakan kerja berdasarkan apa yang telah dipahami.

5. Penarikan Kesimpulan, berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan ditampilkan, lalu ditarik menjadi satu untuk mendapatkan hasil akhir

6 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 248.

(51)

penelitian. Penarikan kesimpulan ini harus berdasarkan data-data valid yang sudah terkumpul bukan data rekayasa. 7

Berdasarkan uraian diatas, maka untuk menganalisa data dalam penelitian ini yaitu menggunakan data yang telah diperoleh kemudian data tersebut dianalisis menggunakan beberapa proses secara khusus dari informasi tentang Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Goa Asri Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Dusun Sumber Asri Kecamatan Tanjung Raja Lampung Utara.

7 Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan R&D, 249.

(52)

A. Sejarah Air Terjun Goa Asri

Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 15 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Lampung. Ibukota Lampung Utara adalah Kotabumi berjarak 100 Km dari kota Bandar Lampung yang merupakan ibu kota Provinsi Lampung. Berdasarkan Perda No. 08 Tahun 2006, wilayah Kabupaten Lampung Utara pada tahun 2006 dimekarkan menjadi 23 kecamatan dan 247 desa/kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan Kabupaten Lampung Utara adalah 272.563 Ha. Salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Lampung Utara yaitu kecamatan Tanjung raja.

Kecamatan Tanjung Raja merupakan kecamatan terluas dengan cakupan 12,7 persen total wilayah Lampung Utara dengan luas wilayah 33.170 Ha dan jumlah penduduk mencapai 30.863 jiwa. Kecamatan Tanjung Raja memiliki potensi wisata alam yang apabila dikelola dengan baik dapat menjadi potensi objek wisata. Beberapa masyarakat yang tidak menyadari keberadaan objek wisata ini, banyak sekali tempat-tempat yang dapat dijadikan potensi objek wisata mengingat bahwa kecamatan tanjung raja ini sebagian wilayahnya adalah dataran tinggi. Yang paling menonjol di kecamatan Tanjung Raja ini adalah potensi wisata Air Terjun, terdapat banyak sekali Air terjun yang dapat dijadikan potensi wisata, sehingga kecamatan

(53)

Tanjung Raja ini sering dijuluki dengan daerah dengan segudang Air Terjun, salah satu Air Terjun yang sangat populer di Kecamatan Tanjung Raja adalah Air Terjun Goa Asri.

Air Terjun Goa Asri terletak di Dusun Sumber Asri kelurahan Merambung. Air Terjun Goa Asri ini salah satu Air terjun yang populer diantara Air Terjun lainnya. Potensi yang dimiliki oleh air terjun goa asri mampu menarik minat pengunjung dengan cukup baik. Hal ini dikarenakan Air Terjun Goa Asri telah melakukan pengembangan yang cukup luas.

Pembangunan Air Terjun secara bertahap dari 3 tahun terakhir terus dilakukan oleh pengelola Air Terjun Goa Asri.

Awal mula dibukanya objek wisata Air Terjun Goa Asri diawali dengan kepala desa merambung mengajak para warga di dusun sumber asri untuk melakukan perawatan dengan memulai pembersihan air terjun Goa Asri dan membuka jalan menuju Air Terjun. Nama Goa Asri Sendiri diambil karena disamping Air Terjun Terdapat Goa yang cukup besar sedangkan nama Asri sendiri diambil karena Air Terjun tersebut berada di Dusun Sumber Asri.1 B. Hasil Penelitian

1. Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Goa Asri

Pembangunan di sektor pariwisata perlu ditingkatkan lagi yaitu dengan cara melakukan pengembangan dan pendayagunaan dari sumber- sumber yang memiliki potensi, sehingga dapat menghasilkan pendapatan

1 Susan Hilal, Wawancara Kepada Kepala Desa Merambung, 2021.

(54)

daerah, memperluas kesempatan untuk berwirausaha dan tentunya dapat membuka lapangan pekerjaan terutama bagi masyarakat setempat.

Tujuan dari pengembangan Air Terjun Goa Asri adalah supaya Air Terjun tersebut lebih terkenal dikalangan masyarakat yang berada didalam maupun diluar daerah. Strategi yang digunakan dalam mengembangkan objek wisata Air Terjun Goa Asri yaitu dengan mencari bantuan dana berupa pengajuan proposal kepada instansi, hal tersebut dilakukan oleh para aparatur desa yang diawasi oleh kepala desa. Sebelumnya, pengembangan Air Terjun Goa Asri tersebut menggunakan dana anggaran desa.

Awal dilakukannya pengembangan yaitu dengan pembaharuan akses jalan menuju Air Terjun Goa Asri, yang berupa memperluas akses jalan, pembangunan bahu jalan dan pengecoran jalan. Pembangunan akses jalan ini dilakukan oleh masyarakat, aparatur desa dan TNI-AD. Biaya yang digunakan dalam pembangunan akses jalan menggunakan Dana Anggaran Desa (DAD) yang dikeluarkan oleh aparatur desa Merambung.

Selain itu, pengembangan lainnya yang dilakukan oleh pengelola Air Terjun Goa Asri adalah membuka lahan parkir di dekat objek wisata.

Yang dulunya lahan parkir ini berada diantara rumah-rumah warga, akan tetapi pada saat ini tempat parkir ada didekat objek wisata. Dana yang dikeluarkan untuk pembangunan lahan parkir ini bersumber dari PLN, dengan cara pengajuan proposal dari aparatur desa ke PLN.2

2 Susan Hilal.

(55)

Maka dari itu, Pembangunan sepanjang jalan menuju objek wisata sangat membantu para wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata Air Terjun Goa Asri. Sehingga, terjadinya peningkatan wisatawan yang berkunjung setelah dilakukannya akses jalan menuju Air Terjun Goa Asri.

Pengunjung rata-rata perhari mencapai 30-50 orang dan memuncak ketika hari libur. Akan tetapi, fasilitas yang ada di air terjun Goa Asri belum cukup lengkap dikarenakan belum adanya penginapan untuk wisatawan luar, hanya ada jasa angkutan saja. 3

2. Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Goa Asri terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Suatu objek wisata jika dikembangkan dengan baik tentunya akan berpengaruh terhadap pendapatan daerah dan pendapatan masyarakat sekitar yang bersumber dari hotel, warung makan dan minuman, cendera mata, jasa angkutan, jasa tambal ban dan lain-lain. Pengembangan objek wisata juga dapat berpengaruh terhadap peluasan tenaga kerja. Semakin berkembangnya suatu objek wisata maka semakin banyak pula wisatawan yang datang untuk melakukan perjalanan wisata, maka dari itu pengembangan objek wisata dapat berperan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar objek wisata.

Hampir semua literatur dan semua kajian studi lapangan menunjukkan bahwa pembangunan pariwisata pada suatu daerah mampu memberikan dampak-dampak yang dinilai positif. Dampak yang

3 Tantri Setyawati, Wawancara kepada Pengunjung. 2021

(56)

diharapkan yaitu seperti mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan penerimaan devisa, meningkatkan kesempatan kerja dan peluang usaha, meningkatkan pendapatan pemerintah dari pajak dan keuntungan badan usaha milik pemerintah, dan lain-lain. Pariwisata diharapkan mampu menghasilkan angka pengganda (multiplier effect) yang tinggi, melebihi angka pengganda pada berbagai kegiatan ekonomi lainnya.

Masyarakat di Dusun Sumber Asri menyadari bahwa pengembangan objek wisata Air Terjun Goa Asri mampu membuka lapangan pekerjaan. Masyarakat di Dusun Sumber Asri mulai mencari cara untuk mendapatkan keuntungan dari para wisatawan yang berkunjung, seperti membuka lahan parkir, membuka jasa tambal ban serta banyak masyarakat yang beralih profesi menjadi pedagang. Peluang usaha itu terlahir karena meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Air Terjun Goa Asri. Semakin banyak wisatawan yang berkunjung maka semakin meningkat pendapatan masyarakat di Dusun Sumber Asri, selain itu peluang usaha tersebut akan memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat di Dusun Sumber Asri dan menunjang kelangsungan hidup rumah tangganya.

Berdasarkan uraian diatas, studi lapangan menunjukkan bahwa pengembangan Air Terjun Goa Asri mampu berperan terhadap pendapatan dan kelangsungan hidup masyarakat di sekitar objek wisata. Berikut ini peran dari pengembangan Air Terjun Goa Asri dilihat dari beberapa aspek.

(57)

a. Peran Ekonomi

1) Tingkat pendapatan

Pendapatan merupakan seluruh penerimaan baik berupa uang maupun berupa barang yang berasal dari pihak lain maupun hasil industri yang dinilai atas dasar sejumlah uang dari harta yang berlaku pada saat itu.

Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh dengan salah satunya setelah melakukan usaha di sektor pariwisata.

Masyarakat mendapat penghasilan jika mereka bekerja dan mendapat upah dari pekerjaan di sektor pariwisata. Hasil penelitian menyatakan bahwa tingkat pendapatan masyarakat yang melakukan usaha di sekitar objek wisata meningkat setelah dilakukan pengembangan Air Terjun Goa Asri seperti pada tabel 4.1

Berikut ini tabel hasil wawancara dengan beberapa pedagang yang mengalami dampak dari pengembangan Air Terjun Goa Asri.

Referensi

Dokumen terkait

METY SUPRIYATI Kepala Sub Bidang Sosial, Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kependudukan pada Bidang Pemerintahan dan Sosial Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kebutuhan air irigasi di Daerah Irigasi Kedungkandang Malang yang meliputi evaluasi pemberian air irigasi dengan pola tanam

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puslitkes Atmajaya dengan Rifka Annisa (Hayati, 1999), tampak bahwa 76% dari 125 korban yang berkonsultasi ke RAWCC

Indikator Kriteria & Bentuk Penilaian Metode Pembelajaran (Estimasi Waktu) Materi Pembelajaran (Pustaka) Bobot Penilaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 13-15

Sebagai perbandingan bangunan fasilitas cottage, ada beberapa kawasan wisata dengan fasilitas akomodasinya yang memanfaatkan lingkungan sekitarnya sehingga fasilitas wisata

Kamulyan, B., 2008, Liquid Smoke atau lebih dikenal sebagai asap cair merupakan suatu hasil destilasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran tidak langsung maupun

Data Primer, yakni data yang diperoleh dari penelitian langsung pada nelayan anggota penerima bantuan dana Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) melalui

Keberadaan vila yang menjadi suatu fenomena dalam industri pariwisata di Kabupaten Badung dan Bali pada umumnya, secara tidak langsung telah memberikan nilai lebih bagi