• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun,yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini sangat penting mengingat potensi kecerdasan dan dasar-dasar perikalu seseorang terbentuk pada rentang usia ini.

Dunia pendidikan senantiasa diarahkan pada peningkatan mutu sumber daya manusia terutama anak usia dini. Anak sebagai peserta didik dipersiapkan untuk menjadi jiwa yang tangguh, mandiri, dan kreatif dalam memasuki era globalisasi yang penuh persaingan. Untuk itu penyelenggaraan program pendidikan akan lebih menitik beratkan pada perkembangan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Masa kanak-kanak merupakan masa saat anak belum mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Anak cenderung senang bermain pada saat yang bersamaan, ingin menang sendiri dan sering mengubah aturan main untuk kepentingan diri sendiri. Dengan demikian, dibutuhkan upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan, baik perkembangan fisik maupun perkembangan psikis. Potensi anak sangat penting untuk dikembangkan. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yakni :

1

(2)

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan negara.

Aisyah (2009:4.42) Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot- otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan lain sebagainya.

Dari pendapat simpulkan di atas dapat di simpulkan bahwa kebutuhan setiap anak untuk mengembangkan kemampuan motorik halus pada anak itu memiliki tingkatan berbeda.

Motoik halus anak anak perlu dikembangkan karena tubuh anak lebih lentur dan dari tubuh remaja, anak belum memiliki banyakketerampilan yang akan berbenturan dengan keterampilanbaru yang dipelajarinya, anak lebih berani pada masa kecilnya.

Dengan demikian gerakan tangan dapat dikembangkan dengan baik melalui pemberian stimulus pada anak sejak dini agar kemampuan motoriknya dapat berkembang dengan baik. Sebuah karya mozaik merupakan jenis karya seni rupa yang sering menjadi bagian dari proses kreasi guru. Namun, kenyataan, materi tersebut masih perlu dikembangkan sehingga pemahaman secara teoritis, apresesif, dan juga keterampilan dalam seni ini akan semakin meningkat. Dari kegiatan tersebut bahwa pengaruh kegiatan mozaik dapat dikembangkan dalam pengembangan motorik halus anak di Lembaga TK/PAUD. Jadi kegiatan akademis tersebut seperti menulis,

(3)

menjiplak, mewarnai, melipat, menarik garis, menggambar, melukis maupun mozaik akan mengembangkan kemampuan motorik halus anak didik di sekolah .

Berdasarkan rujukan dari teori dan fungsi motorik halus menurut Saputra (2005) terdapat beberapa indikator motorik halus diantaranya adalah memfungsikan otot-otot kecil dan mengkoordinasikan kecepatan tangan dan mata.sementara didalam hasil observasi ditemukan kecocokan indikator motorik halus dengan kemampuan motorik halus pada anak pada umumnya yang masih belus sesuai. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi yang dilaksankan pada hari kamis tanggal 12 februari 2015 di Taman Kanak-Kanak Satu Atap Tassoso Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai yang berada pada kelas kelompok B anak-anak masih kesulitan dalam kemampuan motorik halusnya. kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan kemampuan motorik halus anak belum berkembang dengan baik sehingga perlu memerlukan lagi kegiatan-kegiatan yang akan diberikan oleh guru. Di sekolah tersebut telah berupaya mengembangkan ke lima aspek perkembangan anak diantaranya motorik halus anak. kesulitan-kesulitan tersebut tidak sesuai dengan apa yang ada pada indikator yang dikatakan sebelumnya.

Adapun yang akan dilakukan sesuai dengan kisi-kisi maupun instrument dalam melakukan kegiatan mozaik yaitu, pada variabel pertama motorik halus dengan indikator memfungsikan otot-otot keceil seperti gerakan jari tangan, dan mengkoordinasikan kecepatan tangan dan mata, dan pada variabel kedua yaitu kegiatan mozaik dengan indikator yaitu dengan cara teknik menempel kepingan- kepingan kertas..

(4)

Motorik halus adalah gerakan yang dilakukan sebagian anggota tubuh (jemari tangan) yang mengeluarkan sedikit tenaga seperti: meremas, menulis, dll. Sesuai dengan pendapat Sujiono (2008: 1.14) mengatakan "motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil’’. Kemampuan motorik halus yang dimiliki setiap anak berbeda, ada yang lambat dan ada pula yang sesuai dengan perkembangan tergantung pada kematangan anak.

Pengembangan aspek motorik ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol dan melakukan koordinasi gerak tubuh, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat dan terampil.

Solusi berdasarkan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya penulis mencoba melakukan pendekatan kuantitatif dengan melihat, mengobservasi anak untuk melakukan kegiatan tersebut, maka permainan yang digunakan pada di TK tersebut adalah permainan yang merangsang kreativitas dan menyenangkan (tidak ada unsur pemaksaan) dan sederhana. Sehingga dalam pembinaan pengembangan motorik halus pada anak, maka di sini merupakan salah satu kegiatan yang dapat mengembangkan aspek motorik halus anak secara optimal serta terkoordinasikannya antara tangan dan mata.

Berdasarkan fenomena yang terjadi dilapangan, mengingat bahwa kegiatan mozaik merupakan kegiatan baru bagi anak didik di Taman Kanak-Kanak Satu Atap Tassoso Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai, maka peneliti

(5)

bermaksud memberikan kegiatan mozaik kepada anak untuk mengetahui pengaruh kegiatan mozaik terhadap pengembangan motorik halus anak disekolah tersebut.

Apakah kegiatan tersebut dapat berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap motorik halus. Sehingga dengan melihat hal tersebut guru maupun peneliti dapat bekerjasama dalam mengembangan fisik motorik halus pada anak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh kegiatan mozaik, terhadap pengembangan motorik halus anak di Taman Kanak-Kanak Satu Atap Tassoso Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai tujuan yang sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya yakni untuk mengetahui Adakah pengaruh kegiatan mozaik terhadap pengembangan motorik halus anak di Taman Kanak-Kanak Satu Atap Tassoso Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

1) Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan bagi ilmu pengetahuan baru tentang pemanfaatan kegiatan mozaik bagi pengembangan fisik motorik halus peserta didik di taman kanak-kanak.

(6)

2) Selebihnya penelitian ini juga dapat digunakan sebagai referensi atau dasar bagi penelitian-penelitian yang akan dilakukan bagi praktisi pendidikan atau bagi lembaga pendidikan yang berkepentingan didk.

2. Manfaat Praktisi

1) Bagi guru, dapat menambah keterampilan, pengalaman, dan pembelajaran tentang kegiatan mozaik

2) Bagi sekolah, dapat dipergunakan sebagai referensi atau pedoman baru bagi pendidik atau guru yang berkaitan dengan kegiatan mozaik

3) Bagi anak, dapat mengembangkan motorik halus dengan kegiatan mozaik.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang didapat pada pembelajaran siklus II dengan menggunakan model pendekatan pembelajaran kontekstual yang telah dikembangkan dan disesuaikan dengan materi

Berdasarkan pengamatan kemampuan berbahasa siswa pada siklus 1 telah mengalami peningkatan dari pratindakan walaupun belum mencapai persentase KKM yang telah ditentukan.

1 M.. Hal ini me nunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa yang signifikan dibandingkan dengan siklus I. Pertukaran keanggotaan kelompok belajar

Kedua, kebutuhan yang dipandang perlu dila- kukan sebagai solusi dari masalah-masalah di atas adalah sebagai berikut: (1) guru perlu memberi ke- sempatan siswa

Judul Skripsi : Implementasi Bimbingan Ibadah Shalat Untuk Meningkatkan Kesehatan Mental Pasien Pra 1 Kemoterapi Sampai Kemoterapi 2 Rawat Inap Di RSI Sultan Agung

Minyak pelumas pada suatu sistem permesinan berfungsi untuk memperkecil- gesekan-gesekan pada permukaan komponen komponen yang bergerak dan bersinggungan. selain itu minyak

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk