• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Sistem Monitoring Tanda Vital Pada Tubuh Manusia Secara Real Time Dengan Tampilan Desktop

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Perancangan Sistem Monitoring Tanda Vital Pada Tubuh Manusia Secara Real Time Dengan Tampilan Desktop"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 5, No. 1, Januari 2021, hlm. 79-87 http://j-ptiik.ub.ac.id

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya 79

Perancangan Sistem Monitoring Tanda Vital Pada Tubuh Manusia Secara Real Time Dengan Tampilan Desktop

Ariq Monetra1, Mochammad Hannats Hanafi Ichsan2, Rizal Maulana3 Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Email: 1arikuloli@student.ub.ac.id, 2hanas.hanafi@ub.ac.id, 3rizal_lana@ub.ac.id Abstrak

Perancangan monitoring Vital Sign merupakan sistem teknologi medis yang akan dirancang untuk mengukur 4 Vital Sign pada tubuh manusia, yaitu suhu tubuh, detak jantung, tekanan darah, dan tingkat saturasi oksigen dalam darah, lalu mengirimkan data yang didapat menggunakan modul LoRa dan membuat keputusan klasifikasi menggunakan Decision Tree J48.

Perancangan monitoring Vital Sign ini dirancang karena pada pelayanan medis secara umum masih menggunakan cara tradisional seperti mengukur tekanan darah secara manual lalu ditulis pada kertas. Fokus pada penelitian ini adalah mendapatkan nilai 4 tanda vital, mengirimkan datanya, dan membuat keuputusan. Pada saat pengujian kinerja sistem akan diprogram dengan beberapa pemilihan menu antara nomor 1, 2, 4, dan 5 yang memiliki fungsinya masing-masing.

Pada pengiriman datanya akan diuji pada pada jarak tertentu menggunakan 2 Node, yaitu 1 Node Transmitter sebagai pengirim hasil pengukuran, dan 1 Node Receiver untuk menerima hasil pengukuran tersebut.

Kata kunci : tanda vital, monitoring, LoRa, perancangan sistem, nirkabel, klasifikasi kesehatan.

Abstract

The Vital Sign monitoring design is a medical technology system that will be designed to measure 4 Vital Signs in the human body, namely body temperature, heart rate, blood pressure, and oxygen saturation level in the blood, then send the data obtained using the LoRa module and make classification decisions using J48 Decision Tree. This Vital Sign monitoring design is designed because in general medical services still use traditional methods such as measuring blood pressure manually and then writing it on paper. The focus of this research is to get the value of 4 Vital Signs, send data, and make decisions. At the time of testing the system performance will be programmed with several menu selections between numbers 1, 2, 4, and 5 which have their respective functions. In sending the data, it will be tested at a certain distance using 2 Nodes, namely 1 Transmitter Node as the sender of the measurement results, and 1 Receiver Node to receive the measurement results.

Keywords : Vital Sign, monitoring, LoRa, system design, wireless, health classification.

1. PENDAHULUAN

Monitoring kesehatan tanda vital pada tubuh manusia dapat digunakan untuk

(2)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

memantau kondisi kesehatan dan dapat segera disampaikan pada pihak pelayan medis untuk diperiksa lebih lanjut (Baig, 2014). Monitoring kesehatan tanda vital yang diterapkan pada penilitian ini akan mencakup pengiriman hasil pengukuran tanda vital pada suatu sistem secara nirkabel menggunakan modul LoRa yang dirancang dengan 2 bagian Node yaitu Node LoRa Transmitter yang bertugas untuk memproses, mengklasifikasi, dan mengirimkan data, dan Node LoRa Receiver yang bertugas untuk menerima data agar bisa ditampilan pada serial monitor Arduino IDE. Pengiriman 2 Node tersebut akan diuji pada jarak tertentu dengan atau tanpa halangan. Modul LoRa sebagai modul pengiriman data perlu ditempatkan pada titik lokasi yang tepat agar pengiriman datanya semakin baik (Ichsan, 2019)..

Tanda vital pada tubuh manusia yang akan diukur pada penelitian ini ada 4 yaitu, tekanan darah, detak jantung, tingkat saturasi oksigen dalam darah, dan suhu tubuh. Masing-masing tanda vital tersebut dapat digunakan untuk mengantisipasi penyakit tertentu seperti pengukuran tekanan darah untuk darah tinggi, suhu tubuh untuk demam atau corona, tingkat saturasi oksigen untuk asma, dan detak jantung untuk penyakit yang berhubungan dengan jantung.

Hasil pengukuran tersebut nantinya akan diklasifikasikan dengan mengacu pada penelitian yang berhubungan dengan tanda vital yang diukur. Untuk metode klasifikasi yang digunakan adalah metode Percabangan IF dengan nama ilmiahnya Decision Tree J48. Penelitian menggunakan metode

tersebut karena jumlah klasifikasi hanya sedikit, dan juga karena metode tersebut tidak menggunakan rumus yang rumit maka sistem bisa bekerja dengan lebih cepat dan efisien dalam membuat keputusannya.

Penelitian (Saputro, et al., 2017) menerapkan sebuah sistem yang dapat memonitoring detak jantung dan suhu tubuh secara wireless, 2 tanda vital tersebut secara umum dilakukan pengukuran oleh dokter pada saat pemeriksaan pasien untuk mendiagnosis kesehatannya, pada penelitian tersebut sistem sudah bisa mengirimkan hasil pengukurannya menggunakan wireless.

Namun pada penelitian tersebut masih belum menerapkan metode pengambilan keputusan, sehingga penulis akan menambahkan metode pengambilan keputusan Decision Tree J48

Penelitian (Gelogo, et al,. 2015) Menerapkan sistem yang dapat memonitoring denyut nadi dan tekanan darah dengan metode pengiriman data yang lebih fleksible yaitu hasil pengiriman datanya dapat diakses melalui komputer dan android. Penelitian tersebut digunakan penulis untuk memperkuat penelitian penulis bahwa pengiriman data yang fleksible itu penting, namun pada penelitian ini masih belum menerapkan sampai ke tahap android.

Fokus pada penelitian ini adalah merancang sistem yang dapat mengukur 4 tanda vital pada tubuh manusia, mengirimkan datanya, dan membuat keputusan dari hasil pengukuran yang didapatkan.

2. PERANCANGAN

(3)

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 81

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Gambar 1 Skema Perancangan Sistem Dapat dilihat pada gambar 1 merupakan gambar dari Node LoRa Transmitter sebagai tempat memproses dan mengirimkan data perancangan sistem yang dibuat, dimulai dari komponen untuk tekanan darah pada bagian paling kiri, yang dapat dijelaskan mulai dari atas kebawah yaitu mini pump, MPX5700DP, Relay1, Relay2, dan Solenoid pump, komponen- komponen tersebut saling terhubung agar bisa mendapatkan nilai sistole dan diastole.

Diikuti dengan komponen lain yang terhubung ke arduino nano seperti LCD with I2C, Keypad, MAX30100, NTC Thermistor Module Sensor, LoRa, dan Arduino Nano with Expansion. Dari perancangan tersebut sistem sudah bisa menjalankan pengukuran 4 tanda vital dengan pemilihan menu, mengklasifikasinya, dan mengirimkannya ke Node LoRa Receiver.

2.1 Perancangan Perangkat Keras 2.1.1 Perancangan Node LoRa

Tabel skema pin LoRa dapat dilihat pada tabel 1, dimana pin-pin dari LoRa terhubung ke arduino dengan pin Digital D2, D9, D10, D11, D12, D13, GND, 3.3v.

Sesuai dengan tabel tersebut dapat diketahui bahwa LoRa bekerja pada daya 3.3 volt dan pemasangan pin yang dapat diatur sedemikian rupa untuk pemasangan secara urut mulai dari D2, dan D9 sampai D13.

Penulisan pada tabel 1 merupakan penulisan untuk hubungan Arduino Nano Expansion yang memiliki 3 Mode sesuai dengan gambar 2, yaitu mode signal data (Mod X),

mode GND (Mod GND), dan mode VCC (Mod VCC).

Tabel 1 Pin LoRa dan Pin Arduino Nano Expansion

Pin LoRa Pin Arduino Nano Expansion Voltage Voltage 3.3v

SCK D13 (Mod D13)

MISO D12 (Mod D12)

MOSI D11 (Mod D11)

NSS D10 (Mod D10)

RESET D9 (Mod D9)

DIO0 D2 (Mod D2)

Ground Ground

Gambar 2 Mode Pin Arduino Nano with Expansion

2.1.2 Perancangan Pin LCD 4x20 with I2 Tabel skema pin LCD dapat dilihat pada tabel 2 dimana LCD dengan I2C memiliki kelebihan untuk terhubung ke arduino tanpa memakan banyak pin karena sudah digantikan denan I2C dengan 4 pin yaitu VCC, GND, sda, dan scl. Sesuai dengam tabel 2 dapat diketahui bahwa LCD bekerja pada daya 5v dan hubungan pin dengan arduino yang langsung menuju ke pin VCC dan GND yang tanpa memanfaatkan fitur mod seperti gambar 2.

Tabel 2 Pin LCD dan Arduino Nano Expansion

Pin LCD 4x20

Pin Arduino Nano Expansion

Voltage Voltage 5v

(4)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

SDA SDA

SCL SCL

Ground Ground

2.1.3 Perancangan Keypad

Dapat dilihat pada tabel 3 keypad memiliki 4 pin yang dimanfaatkan, keypad yang digunakan pada penelitian adalah keypad dengan 4x3 dengan hanya menggunakan nomor 1,2, 4, dan 5 dimana nomor-nomor tersebut dapat diakses melalui pin Col1, Row1, Col2, dan Row2 yang dihubungkan ke arduino nano with expansion. Dalam penggunaan sebuah Keypad semakin banyak tombol yang digunakan maka semakin banyak pula Pin pada Arduino Nano yang akan digunakan juga.

Tabel 3 Pin Keypad dan Arduino Nano Expansion

Pin Keypad Pin Arduino Nano Expansion

Col1 D6 (Mod D6)

Col2 D4 (Mod D4)

Row1 D5 (Mod D5)

Row2 D3 (Mod D3)

2.1.4 Perancangan MAX30100

Tabel skema pin sensor MAX30100 dapat dilihat pada tabel 4 dimana sensor MAX30100 memiliki 4 pin yaitu vin, scl, sda, dan GND. Sesuai dengan tabel 3 dapat diketahui bahwa sensor MAX30100 bekerja pada daya 3.3 volt dan hubungan pin yang memanfaatkan fitur mod seperti gambar 2, yaitu analog5 yang terhubung ke mod signal data sehingga bisa difungsikan sebagai scl, analog4 yang difungsikan sebagai sda, dan terakhir analog0 yang difungsikan sebagai ground.

Tabel 4 Pin MAX30100 dan Arduino Pin

MAX30100

Pin Arduino Nano Expansion Voltage Voltage 3.3V

SCL A5 (Mod SCL)

SDA A4 (Mod SDA)

Ground A0 (Mod Ground) 2.1.5 Perancangan NTC Thermistor Module

Dapat dilihat pada tabel 5 Thermistor memilki 3 pin yang dihubungkan yaitu A0, GND, dan VCC. Sesuai dengan tabel 5 dapat diketahui bahwa Thermistor bekerja pada daya 3.3 volt dan juga memanfaatkan fitur mode pada arduino nano expansion yaitu menjadikan analog1 sebagai ground.

Tabel 5 Pin Thermistor dan Arduino Nano Expansion

Pin

Thermistor Pin Arduino Nano Expansion Voltage Voltage 3.3v

A0 A6 (MOD A6)

Ground A1 (Mod Ground) 2.1.6 Perancangan Pengukur Tekanan Darah

Pada perancangan pengukur tekanan darah terbagi menjadi beberapa perancangan yang terhitung lumayan rumit karena menggunakan beberapa komponen yang saling terhubung agar bisa menghasilkan nilai tekanan darah, untuk merancang pengukuran tekanan dari akan dijelaskan melalui hubungan pin, yaitu hubungan pin MPX5700DP, hubungan pin mini pump, hubungan pin solenoid pump, hubungan pin relay1, dan hubungan pin relay2, relay yang digunakan adalah relay low level trigger sbx.

Dapat dilihat pada tabel 6 sensor MPX5700DP memiliki 4 pin yang akan dihubungkan yaitu pin 1 sebagai jalur data, GND, VCC, dan port positive pressure sebagai port yang dihubungkan ke selang arm cuff agar bisa mengukur tekanan. Sesuai dengan tabel 6 dapat diketahui bahwa sensor memanfaatkan 1 baris lurus analog2 yang dimanfaatkan secara maksimal dengan menggunakan 3 mode S (Signal Data), V

(5)

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 83

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

(VCC 5v), dan G (Ground). Juga dapat diketahui dari tabel 6 bahwa sensor MPX5700DP bekerja pada daya 5v.

Tabel 6 Pin Hubungan MPX5700DP Pin MPX5700DP Hubungan

Voltage A2 (Mod Voltage 5v)

Pin 1 A2 (Mod A2)

Port Positive

Pressure Arm cuff

Ground A2 (Mod Ground)

Dapat dilihat pada tabel 7 mini pump atau pompa udara mini memiliki 3 pin yang akan dihubungkan yaitu GND, VCC, dan pressure out yang berfungsi untuk memompa udara ke arm cuff. Sesuai dengan tabel 7 dapat diketahui bahwa VCC dari mini pump terhubung ke relay1 NC (normally connected), fungsi dari relay1 nantinya adalah mengaktifkan atau menonaktifkan mini pump

Tabel 7 Pin Hubungan Mini pump Pin Mini pump Hubungan

Voltage NC (Normally Connected, Relay 1)

Pressure Out Arm cuff

Ground Ground (Mod Ground)

Dapat dilihat pada tabel 8 solenoid pump memiliki 3 pin yaitu GND, VCC, dan port vacuum yang berfungsi untuk menarik udara dari dalam arm cuff agar bisa membiarkan sirkulasi udara dan agar sensor MPX5700DP mendapatkan nilai dari diastole, juga pada VCC solenoid pump yang terhubung ke relay2 C(common), fungsi dari relay2 nantinya adalah mengaktifkan dan menonaktifkan solenoid pump.

Tabel 8 Pin Hubungan Solenoid pump Pin Solenoid

pump Hubungan

Voltage C (Common, Relay 2) Port Vacuum Arm cuff

Ground Aref (Mod Ground, Expansion) Dapat dilihat pada tabel 9 Relay1 memiliki 5 pin yang akan dihubungkan yaitu pin NC, C, signal, VCC, dan GND. Sesuai dengan tabel 9 dapat diketahui bahwa hubungan pin relay1 difungsikan untuk mengatur mini pump, dapat diketahui juga bahwa relay mewakili daya volt yang dibutuhkan untuk menjalankan mini pump yaitu sebesar 6 volt.

Tabel 9 Pin Hubungan Relay1 Relay 1 Hubungan

Voltage D0 (Mod Voltage 6v)

C Aref (Mod VCC 6v) Signal D8 (Mod 8)

NC VCC, Mini pump Ground D2 (Mod Ground)

Dapat dilihat pada tabel 10 Relay2 memiliki 5 pin yang akan dihubungkan yaitu pin NC, C, signal, VCC, dan GND. Sesuai dengan tabel 10 dapat diketahui bahwa hubungan pin relay2 difungsikan untuk mengatur solenoid pump, dapat diketahui juga bahwa relay mewakili daya volt yang dibutuhkan untuk menjalankan solenoid pump yaitu sebesar 6 volt.

Tabel 10 Pin Hubungan Relay2 Relay 2 Hubungan

Voltage D0 (Mod VCC 6v) C VCC Solenoid pump SIGNAL D7 (Mod D7)

NC Ground (Mod VCC) Ground D3 (Mod Ground)

2.2 Perancangan Perangkat Lunak

(6)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Pada gambar 3 merupakan flowchart dari keseluruhan cara kerja sistem mulai dari memasukkan password apakah benar atau salah. Jika benar maka akan dapat memilih antara nomor 1, 2, 4, dan 5. Masing-masing memiliki fungsinya sendiri secara urut mulai dari yang pertama yaitu pengukuran tekanan darah, ke-dua untuk detak jantung dan tingkat oksigen, ke-empat untuk suhu tubuh, dan ke-lima untuk logout. Ketika salah satu nomor telah dipilih maka akan diproses dan dilakukan pengambilan keputusan. Hasilnya akan muncul pada layar LCD terlebih dahulu lalu akan dikirimkan oleh Node LoRa Transmitter ke Node LoRa Receiver yang terhubung dengan laptop, sehingga pada layar monitor akan tampil hasil pengukurannya sekaligus hasil keputusannya

Gambar 3 Flowchart Keseluruhan Sistem Monitoring Tanda Vital

2.2.1 Sub Sistem Decision Tree Suhu Tubuh

Dapat dilihat pada gambar 4 merupakan flowchart yang mengambarkan klasifikasi yang dilakukan oleh sistem untuk pengukuran suhu tubuh yang dapat diketahui jika suhu tubuh kurang dari 36 maka

hasilnya Hipotermi, jika suhu tubuh antara 36 sampai 38 maka hasilnya normal, dan terakhir ketika suhu menunjukkan angka lebih dari 40 maka hasilnya Hipertermi.

Nilai tersebut direferensikan dari suhu tubuh saat normal, Hipotermi, dan Hipertermi.

Gambar 4 Klasifikasi Suhu Tubuh 2.2.2 Sub Sistem Decision Tree Tekanan Darah

Dapat dilihat pada gambar 5 merupakan flowchart saat sistem melakukan proses klasifikasi ketika pengukuran tekanan darah pada tubuh manusia nilai yang dapat diketahui jika nilai sistole kurang daripada 90 maka tekanan darah rendah, jika nilai sistole antara 90 sampai 120 maka tekanan darah normal, dan jika nilai sistole lebih dari 120 makan tekanan darah tinggi. Proses tekanan darah digital pada penelitian ini adalah berawal dari pengguna yang memasangkan Arm Cuff pada bagian lengan bagian atas, lalu memilih menu pengukuran tekanan darah, maka Solenoid Pump akan aktif untuk memastikan tidak ada udara pada Arm Cuff, lalu Mini Pump akan aktif untuk memompa udara ke Arm Cuff, lalu sekitar 10 sampai 15 detik, nilai tekanan akan dibaca

(7)

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 85

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

oleh MPX5700DP, dan terakhir solenoid akan menarik udara dalam armcuff dan proses pengukuran tekana darah selesai.

Gambar 5 Klasifikasi Tekanan Darah 2.2.3 Sub Sistem Decision Tree Denyut Jantung

Dapat dilihat pada gambar 6 merupakan flowchart yang mengambarkan klasifikasi yang dilakukan oleh sistem untuk pengukuran denyut jantung dimana ketika denyut jantung berada dibawah 60 bpm maka dikategorikan sebagai bradikardi, lalu ketika denyut jantung berada pada kisaran 60 bpm sampai 100 bpm maka dikategorikan sebagai normal, dan terakhir ketika denyut jantung berada pada angka lebih dari 100 bpm maka dikategorikan sebagai takikardi.

Gambar 6 Klasifikasi Denyut Jantung

2.2.4 Sub Sistem Decision Tree Tingkat Saturasi Oksigen

Dapat dilihat pada gambar 7 merupakan flowchart klasifikasi tingkat saturasi oksigen dalam darah, dimana pada saat saturasi oksigen kurang dari 80% maka dikategorikan organ terganggu, jika saturasi oksigen antara 80 sampai 89% maka dikategorikan hipoksia sedang, jika saturasi oksigen antara 90 sampai 94% maka dikategorikan hipoksia ringan, dan jika 95%

sampai 100% maka dikategorikan normal.

Gambar 7 Klasifikasi Tingkat Saturasi Oksigen

2.2.4 Sub Sistem Pengiriman Data LoRa Dapat dilihat pada gambar 8 merupakan proses pada sistem saat melakukan pengiriman data. Sistem dimulai ketika pengguna memilih salah satu pengukuran tanda vital, lalu sistem akan memproses dan mengeluarkan hasil pengukuran dan pembuatan keputusan yang akan dilakukan oleh Node LoRa Transmitter dan dikirimkan ke Node LoRa Receiver yang terpasang pada laptop sehingga laptop tersebut dapat menerima dan menampilkan hasil pengukuran dan hasil keputusannya pada layar monitor.

(8)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Gambar 8 Pengiriman Data 3. IMPLEMENTASI

Dapat dilihat pada gambar 9 adalah implementasi cara penggunaan sistem yang dirancang, mulai dari pemasangan arm cuff pada bagian lengan atas untuk pengukuran tekana darah, lalu menyentuhkan ujung jari pada sensor MAX30100 untuk pengukuran tingkat saturasi dan denyut jantung, dan terakhir menyentuhkan jari pada sensor thermistor untuk mengukur suhu tubuh.

Masing-masing pengukuran dilakukan beberapa detik sampai hasil pengukuran keluar pada layar LCD 20x4.

Gambar 9 Implementasi Penggunaan Sistem Vital Sign

4. PENGUJIAN

4.1 Pengujian Fungsional

Pengujian fungsional sistem bertujuan untuk mengetahui hasil dari sistem sesuai dengan kebutuhan fungsional yang sudah ditentukan sebelumnya, yaitu sistem dapat mengukur tanda vital pada tubuh manusia, mengklasifikasinya, dan melakukan pengujian pengiriman datanya dengan dengan jarak 25 meter, 15 meter, 10 meter, dan 5 meter. Juga kebutuhan fungsional sistem mampu untuk pemilihan sensor mana yang akan digunakan, menggunakan lcd dan keypad sebagai fungsi pemilihan menu.

4.1.1 Pengujian Pengukuran Sensor

Dapat dilihat pada tabel 11 merapakan hasil rata-rata dari pengujian sebanyak 10 kali untuk masing-masing sensor, dimana pengujian 10 kali tersebut dilakukan pada 5 orang dengan diberikan jangka waktu yaitu 5 kali pada pagi hari dan 5 kali malam hari. Sesuai dengan tabel 11 dapat diketahui dari rata-rata hasil pengujian sensor bahwa sensor sudah berhasil mengukur tanda vital pada tubuh manusia.

Perbandingan yang dilakukan untuk thermistor dengan Digital Thermometer dan MAX30100 dengan perhitungan denyut jantung manual juga menunjukkan hasil yang cukup baik yaitu masing-masing mendapatkan hasil akurasi perbandingan 95.8% dan 84.56%.

Tabel 11 Tabel Hasil Rata-Rata Sensor Dan Akurasi Perbandingan

Sensor

Rata-Rata Pengukuran

Sensor

Akurasi Hasil Perbandingan MPX5700DP 105/60.1

mmhg -

MAX30100

(Oksigen) 93% -

Thermistor 35.64°C 95.8%

MAX30100

(Jantung) 71 BPM 84.56%

4.1.2 Pengujian Pengiriman Jarak

Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa pengiriman jarak mulai dari 5 Meter Sampai 15 hasil pengukuran tanda vital masih bisa terkirim, namun pada jarak 25 Meter hasil sudah tidak bisa terkirim lagi, karena faktor noise dan juga jarak yang cukup jauh.

Pengiriman jarak pada alat dilakukan pada lokasi lingkungan rumah yang di tarik garis lurus, dan pada saat pengujian pada jarak 25 meter sudah melewati jalan raya, dan sensor LoRa yang sensitive terhadap noise akan sangat terganggu dan tidak berhasil dalam pengiriman datanya.

(9)

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 87

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Tabel 12 Tabel Hasil Pengiriman Data Sensor Jarak Pengiriman Data

5 M 10 M 15 M 25 M

Thermistor ✓ ✓ ✓ -

MPX5700DP ✓ ✓ ✓ -

MAX30100

(Jantung) ✓ ✓ ✓ -

MAX30100

(Oksigen) ✓ ✓ ✓ -

5. PENUTUP

Perancangan sistem monitoring tanda vital melakukan pengantian komponen beberapa kali dan hasil akhirnya sistem menggunakan 3 sensor yang dapat bekerja dalam sistem yang disatukan dan tidak kontradiksi satu sama lain, sensor-sensor tersebut adalah NTC Thermistor, MPX5700DP, dan MAX30100. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil yang cukup baik, sistem mampu mengukur 4 tanda vital, membuat keputusan dan mengirimkannya, Namun dalam pengujian pengiriman data sistem tidak dapat mengirimkan data pada jarak 25 meter karena lokasi pengujian yang ditarik garis lurus, dan mencapai lokasi yang banyak noise sehingga pengiriman data Node Transmitter tidak sampai ke Node Receiver

Penelitan selanjutnya bisa melakukan perbandigan tingkat akurasi untuk pengukuran tekanan darah dan pengkuran tingkat saturasi oksigen. Karena pada penelitian ini penulis mempunyai keterbatasan finansial maupun kondisi yang tidak memungkinkan. Sehingga ketika nilai- nilai tersebut sudah dibandingkan maka tingkat akurasinya dapat menjadi data yang kredibel.

6. DAFTAR PUSTAKA

Baig, M, et al., 2014. Real-time Vital Signs Monitoring and Interpretation Sistem for Early Detection of Multiple Physical Signs in Older Adults. 978-1-4799-2131- 7/14/$31.00 ©2014 IEEE.

Saputro, M. A., Widasari, E. R. & Fitriyah, H., 2017. Implementasi Sistem Monitoring Detak Jantung dan Suhu Tubuh Manusia Secara Wireless.

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer , 1(2), pp. 148-156.

Ichsan M.M.H., Kurniawan W., Setyawan G.E., Sandy I.A.K.,2019. WSN performance based on Node placement by genetic algorithm at smart home environment. Jurnal Telkomnika, 17(1), halaman 299- 306.

Maulana R., Syauqy D., Amani R.Z., 2017, Dehydration Level Detection Sistem Based on Urine Condition. 9th International Conference on Signal Processing Sistems, halaman 207- 210.

Razak, H. A. B. A., & Isa U. A. B. M., 2014.

Led Blood Pressure Portable Monitor. Skripsi. Engineering In Medical Electronics, Universiti Kuala Lumpur.

A. Raji, P. G. Jeyasheeli and T. Jenitha, "IoT based classification of Vital Signs data for chronic disease monitoring," 2016 10th International Conference on Intelligent Sistems and Control (ISCO), Coimbatore, 2016, pp. 1-5.

Gelogo, T. E., and Kim, H. K., 2015.

Integration of Wearable Monitoring Device and Android Smartphone Apps for u-Healthcare Monitoring Sistem, International Journal of Software Engineering and Its Applications Vol. 9, No. 4 (2015).

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pemaparan di atas evaluasi karakter tahan terhadap wereng cokelat, aromatik, dan umur genjah pada generasi hasil persilangan pada program piramidisasi

Sedangkan berikut ini merupakan tampilan dari halaman tambah data mahasiswa yang dapat digunakan apabila admin ingin menambahkan data mahasiswa baru. Password

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan gelatin, ferro sulfat dan aluminium sulfat serta kombinasi gelatin dengan ferro sulfat atau aluminium sulfat untuk

Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh Kepala Kelurahan Yabansai adalah gaya kepemimpinan demokratis birokratis, hal tersebut dapat diketahui dengan melihat hasil

Diskon 20% dari Best Available Rate untuk kamar.. Diskon 20% untuk F&B di

Berdasarkan perhitungan dengan dua cara tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak atau dapat dikatakan secara bersama- sama investasi, utang luar negeri, dan

25 Penafsiran ini dianggap sebagai penafsiran yang paling tepat dalam memahami konstitusi sekaligus sebagai dasar menentukan pertentangan norma hukum, sebab: (1)