• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Hidayati et al (2020) dengan judul Studi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Hidayati et al (2020) dengan judul Studi"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Hidayati et al (2020) dengan judul “Studi Analisis Finansial Pendirian Industri Keripik Pisang di Provinsi Lampung”. Hasil analisis menunjukan analisis kelayakan industri keripik pisang dinyatakan layak dengan nilai NPV Rp. 38.418.770.971,- IRR 46,43 %, nilai B/C ratio 5,27, dan payback periode 1 tahun 11 bulan. Usaha menjadi tidak layak jika terjadi kenaikan bahan baku sebesar 15%.

Penelitian terdahulu ini memiliki kesamaan dalam metode analisis data yaitu menggunakan NPV, IRR, Net B/C Ratio, dan Payback Period. Perbedaan dari penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah penelitian terdahulu tidak menggunakan analisis sensitivitas dalam analisis data. Perbedaan dalam penentuan Tema penelitian yaitu pembuatan keripik pisang sedangkan pada penelitian ini mengambil tema analisis kelayakan pada usaha rumah tangga amplang ikan tenggiri serta perbedaan dalam penentuan lokasi penelitian.

Penelitian yang dilakukan Pamela et al (2019) dengan judul “Analisis Finansial Usaha Kerupuk Di Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi”.

Hasil analisis kelayakan finansial yang dilakukan, menghasilkan nilai yang memenuhi syarat kelayakan untuk mengembangkan usaha. Hal ini dibuktikan dengan nilai Net Present Value (NPV) yang positif sebesar Rp. 30.474.212 pada discount rate 14%.Nilai Internal Rate of Return (IRR) yang berada di atas

(2)

discount rate, yaitu sebesar 71,18% dan nilai Net Benefit Cost Ratio (Net

B/C) yang lebih dari satu, yaitu sebesar 4,3.

Payback Period (PP) 2 tahun 6 hari dengan Break Event Point (BEP) 3

tahun 6 bulan. Sehingga dapat dikatakan usaha kerupuk sagu untuk periode 5 tahun pada discount rate 14% layak untuk dikembangkan. Analisis sensitivitas menunjukkan sensitivitas dengan penurunan pendapatan 10%, maka terjadi penurunan pada benefit menjadi Rp. 190.512.000. dan Setelah mengalami penurunan pendapatan sebesar 10%, NPV tetap positif walaupun mengalami penurunan menjadi Rp. 12.840.159.

Penurunan NPV ini tidak terlalu signifikan, hal ini menunjukkan bahwa usaha kerupuk sagu masih layak mendapatkan keuntungan setelah terjadi kenaikan harga tepung sagu dan terigu sebesar 10%. Penurunan pendapatan sebesar 10 %, hal ini menunjukkan usaha kerupuk sensitif terhadap perubahan biaya namun tetap pada posisi yang menguntungkan. Terdapat perubahan terhadap nilai NPV, IRR dan Net B/C, tetapi masih layak untuk dikembangkan.

Penelitian terdahulu ini memiliki kesamaan dalam metode analisis data yaitu menggunakan NPV, IRR, Net B/C Ratio, dan Payback Period. Perbedaan dari penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah penelitian terdahulu tidak menggunakan analisis BEP dalam analisis data. Perbedaan dalam penentuan Tema penelitian yaitu analisis finansial usaha kerupuk di Kecamatan Benai sedangkan pada penelitian ini mengambil tema analisis kelayakan pada usaha rumah tangga amplang ikan tenggiri serta perbedaan dalam penentuan lokasi penelitian.

(3)

Penelitian yang dilakukan Putri et al (2019) dengan judul “Penentuan Alternatif Terbaik dan Analisis Kelayakan Finansial Penerapan Produksi Bersih Industri Kerupuk Amplang”. Hasil analisis finansial penerapan produksi bersih industri kerupuk amplang layak secara finansial. Mengingat dari beberapa aspek, seperti nilai NPV sebesar Rp. 23.176.128, nilai Payback Period selama 11 bulan, nilai rasio B/C sebesar 1,2, dan nilai IRR mencapai 27,12%.

Penelitian terdahulu ini memiliki kesamaan dalam menganalisis amplang, metode analisis data yaitu menggunakan NPV, IRR, Net B/C Ratio, dan Payback Period. Perbedaan dari penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah penelitian

terdahulu tidak menggunakan analisis sensitivitas dalam analisis data. Perbedaan dalam penentuan lokasi penelitian yaitu UD. Bintang Kertasada Sumenep sedangkan penelitian ini dilakukan di Kabupaten Seruyan pada toko oleh-oleh ikan Mama Elsa.

Penelitian yang dilakukan Hidayat et al (2021) dengan judul “Analisis Kelayakan Finansial Agroindustri Kerupuk Kulit Menggunakan Mesin Peniris di Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur”. Hasil analisis menunjukan nilai NPV lebih besar dari 0 sebesar Rp. 3.942.875.937. PP selama 2 tahun tidak melebihi periode usaha yang direncanakan. Rasio B/C 4.34 yang nilainya lebih besar dari 1. Dari aspek finansial maka usaha agroindustri kerupuk kulit dengan mesin peniris dapat dikatakan layak.

Analisis sensitivitas melalui pendekatan inflasi dengan nilai inflasi 7,26%

dan pada skenario I, II dan III tidak berpengaruh terhadap usaha agroindustri kerupuk kulit. Penelitian terdahulu ini memiliki kesamaan dalam metode analisis

(4)

data yaitu menggunakan NPV, Net B/C Ratio, Payback Period, dan analisis sensitivitas.

Perbedaan dari penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah penelitian terdahulu tidak menggunakan perhitungan IRR dalam analisis data. Perbedaan dalam penentuan Tema penelitian yaitu pembuatan kerupuk kulit menggunakan mesin peniris sedangkan pada penelitian ini mengambil tema analisis kelayakan pada usaha rumah tangga amplang ikan tenggiri serta perbedaan dalam penentuan lokasi penelitian.

Penelitian yang dilakukan Takril dan Metusalak (2019) dengan judul

“Analisis Usaha Keripik Keladi Di Kabupaten Mamasa” menunjukan hasil R/C ratio yang diperoleh dalam melakukan usaha pembuatan keripik keladi yaitu R/C ratio sebesar 1,87 berarti usaha tersebut dinyatakan layak, karena setiap penambahan biaya Rp 1,- maka akan memperoleh keuntungan sebesar Rp 1,87 ,- dengan demikian usaha pembuatan keripik keladi yang dijalankan memperoleh keuntungan.

Penelitian terdahulu ini memiliki kesamaan dalam menganalisis R/C ratio, dan menggunakan alat analisis BEP untuk mengetahui batas nilai produksi.

Perbedaan dari penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah penelitian terdahulu hanya menggunakan satu metode dalam perhitungan analisis sedangkan penelitian ini menggunakan metode kriteria investasi yaitu NPV, IRR, net B/C, dan payback period serta memiliki perbedaan dalam mengambil tema penelitian yaitu pembuatan keripik keladi sedangkan pada penelitian ini mengambil tema analisis kelayakan pada usaha rumah tangga amplang ikan tenggiri .

(5)

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Studi Kelayakan

Studi kelayakan bisnis (feasibility study) adalah studi atau penelitian mengenai layak atau tidak layaknya suatu proyek atau rencana bisnis untuk dijalankan dengan mempertimbangkan resiko yang mungkin akan ditimbulkan dan keuntungan yang akan didapatkan. Studi kelayakan menganalisis seberapa berhasil sebuah proyek untuk dijalankan, dengan memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi seperti faktor ekonomi, teknologi, hukum dan penjadwalan.

Husnan dan Muhammad (2014) menyatakan studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil. Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian yang bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk dilaksanakan jika ide tersebut dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak (stake holder) dibandingkan dampak negatif yang ditimbulkan (Suliyanto, 2010).

1. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis

Kasmir dan Jakfar (2012) menyatakan bahwa tujuan studi kelayakan bisnis adalah sebagai berikut:

a) Menghindari resiko kerugian

Untuk mengatasi risiko kerugian di masa yang akan datang, karena di masa yang akan datang ada semacam kondisi ketidakpastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. Fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan risiko yang tidak

(6)

kita inginkan, baik risiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.

b) Memudahkan perencanaan

Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan, kapan usaha akan dijalankan, dimana lokasi proyek akan dibangun, siapa-siapa yang akan melaksanakannya, berapa besar keuntungan yang akan diperoleh serta bagaimana mengawasi jika terjadi penyimpangan.

c) Memudahkan pelaksanaan pekerjaan

Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat memudahkan pelaksanaan bisnis. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki pedoman yang harus dikerjakan. Kemudian pengerjaan usaha dapat dilakukan secara sistematik, sehingga tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun. Rencana yang sudah disusun dijadikan acuan dalam mengerjakan setiap tahap yang sudah direncanakan.

d) Memudahkan pengawasan

Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha atau proyek sesuai dengan rencana yang sudah disusun, maka akan memudahkan perusahaan untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar pelaksanaan usaha tidak melenceng dari rencana yang telah disusun.

e) Memudahkan pengendalian

Jika dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka apabila terjadi suatu penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga akan dapat dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah

(7)

untuk mengembalikan pelaksanaan pekerjaan yang melenceng ke rel yang sesungguhnya, sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai.

2. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis

Suliyanto (2010) menyatakan bahwa terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan bisnis, yaitu sebagai berikut:

a) Aspek hukum. Aspek yang menganalisis kemampuan pelaku bisnis dalam memenuhi ketentuan hukum dan perizinan yang diperlukan untuk menjalankan bisnis di wilayah tertentu.

b) Aspek lingkungan. Aspek lingkungan menganalisis kesesuaian lingkungan sekitar (baik lingkungan operasional, lingkungan dekat, dan lingkungan jauh) dengan ide bisnis yang akan dijalankan. Dalam aspek ini dampak bisnis bagi lingkungan juga dianalisis.

c) Aspek pasar dan pemasaran. Aspek pasar menganalisis potensi pasar, intensitas persaingan, market share yang dapat dicapai, serta menganalisis strategi pemasaran yang dapat digunakan untuk mencapai market share yang diharapkan.

d) Aspek teknis dan teknologi. Aspek teknis menganalisis kesiapan teknis dan ketersediaan teknologi yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis.

e) Aspek manajemen dan sumber daya manusia. Aspek manajemen dan sumber daya manusia menganalisis tahap-tahap pelaksanaan bisnis dan kesiapan tenaga kerja, baik tenaga kerja kasar maupun tenaga kerja terampil yang diperlukan untuk menjalankan bisnis.

(8)

f) Aspek keuangan. Aspek keuangan menganalisis besarnya biaya investasi dan modal kerja serta tingkat pengembalian investasi dari bisnis yang akan dijalankan.

3. Langkah-langkah Studi Kelayakan Bisnis

Suliyanto (2010) menyatakan bahwa langkah-langkah studi kelayakan bisnis adalah sebagai berikut:

a) Penemuan ide bisnis. Tahap penemuan ide merupakan tahap seseorang menemukan sebuah ide bisnis.Ide bisnis muncul karena peluang bisnis yang dipandang memiliki prospek yang baik terlihat. Penemuan ide bisnis ini dapat bersumber dari bacaan, hasil pengamatan informasi dari orang lain, media massa, maupun berdasarkan pengalaman.

b) Melakukan studi pendahuluan. Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran umum peluang bisnis dari ide bisnis yang kan dijalankan, termasuk di-dalamnya prospek dan kendala yang dapat muncul dari bisnis yang akan dilakukan.

c) Membuat desain studi kelayakan. Setelah gambaran umum tentang peluang bisnis dari ide bisnis yang akan dijalankan diperoleh, langkah selanjutnya adalah membuat desain studi kelayakan meliputi penentuan aspek aspek yang akan diteliti, responden, teknik pengumpulan data, penyusunan kuesioner, alat analisis data, penyusunan anggaran untuk studi kelayakan, sampai dengan penentuan desain laporan akhir.

(9)

d) Pengumpulan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara, maupun kuesioner, sedangkan sumber data dapat berupa data primer maupun data sekunder.

e) Analisis dan interpretasi data. Analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif maupun analisis kuantitatif.

f) Menarik kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan didasarkan pada hasil analisis data untuk memutuskan suatu ide bisnis layak atau tidak layak berdasarkan setiap aspek-aspek yang diteliti.

g) Penyusunan laporan studi kelayakan bisnis. Format maupun desain laporan akhir harus disesuaikan dengan pihak-pihak yang akan menggunakan studi kelayakan bisnis.

2.2.2 Analisis Finansial

Analisis finansial bertujuan untuk mengetahui perkiraan dalam hal pendanaan dan aliran kas, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya bisnis yang dijalankan. Analisis finansial merupakan suatu analisis yang membandingkan antara biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu bisnis akan menguntungkan selama umur bisnis (Haming & Basalamah, 2003).

Proyeksi arus kas yang membuat rincian prospek arus kas masuk dan arus kas keluar. Proyeksi arus kas tersebut berguna sebagai landasan untuk melakukan analisis kelayakan finansial dengan menggunakan berbagai metode yang lazim, seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio).

(10)

Suliyanto, (2010) menyatakan secara spesifik kajian aspek finansial dalam studi kelayakan bertujuan untuk:

a. Menganalisis sumber dana untuk menjalankan usaha

b. Menganalisis besarnya kebutuhan biaya investasi yang diperlukan c. Menganalisis besarnya kebutuhan modal kerja yang diperlukan d. Memproyeksikan rugi laba usaha yang akan dijalankan

e. Memproyeksikan arus kas dari usaha yang akan dijalankan f. Memproyeksikan neraca dari usaha yang akan dijalankan g. Menganalisis sumber dana untuk menjalankan bisnis

h. Menganalisis tingkat pengembalian investasi yang ditanamkan dengan berdasarkan beberapa analisis kelayakan investasi, seperti Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR).

2.2.3 Kriteria Investasi

Mengukur adanya suatu bisnis yang akan atau yang telah didirikan, terdapat bebrapa kriteria yang digunakan, antara lain:

a. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) merupakan metode yang dilakukan dengan cara

membandingkan nilai sekarang aliran kas masuk bersih dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran suatu investasi (Suliyanto, 2010). NPV adalah selisih antara benefit dengan cost yang telah di present valuekan (Pudjosumarto, 1998).

Kriteria penilaian untuk Net Present Value (NPV) adalah sebagai berikut:

Jika NPV > 0, maka usaha yang dijalankan layak untuk dilaksanakan.

Jika NPV < 0, maka usaha yang dijalankan tidak layak untuk dilaksanakan.

(11)

Jika NPV = 0, maka usaha yang dijalankan tidak rugi dan tidak untung.

b. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) metode ini menghitung tingkat suku bunga

yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan- penerimaan kas bersih di masa mendatang (Husnan & Muhammad, 2014). IRR pada dasarnya merupakan metode untuk menghitung tingkat suku bunga yang dapat menyamakan antara present value dari semua aliran kas masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi bisnis. Pada dasarnya Internal Rate of Return (IRR) harus dicari dengan cara trial and error (Suliyanto, 2010).

Kriteria penilaian Internal Rate of Return (IRR) adalah sebagai berikut:

Jika IRR < tingkat discount rate, maka usaha tersebut tidak layak diusahakan.

Jika IRR > tingkat discount rate, maka usaha tersebut layak untuk diusahakan.

c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)

Net benefit cost ratio (Net B/C Ratio) adalah perbandingan antara present

value yang dari net benefit yang positif dengan present value dari net benefit yang negatif (Kadariah et al., 1978).

Kriteria penilaian Net B/C Ratio adalah sebagai berikut:

Jika Net B/C Ratio > 1, maka proyek tersebut layak untuk diusahakan karena setiap pengeluaran sebanyak Rp. 1 maka akan menghasilkan manfaat sebanyak Rp. 1.

Jika Net B/C Ratio < 1, maka proyek tersebut tidak layak untuk diusahakan karena setiap pengeluaran akan menghasilkan penerimaan yang lebih kecil dari pengeluaran.

(12)

d. Payback Period (PP)

Payback period (PP) digunakan dengan tujuan untuk menghitung

jangka waktu pengembalian modal investasi yang diperlukan untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan di dalam investasi suatu bisnis.

Payback period adalah suatu periode yang menunjukkan berapa lama modal yang ditanamkan dalam bisnis tersebut dapat dikembalikan (Pudjosumarto, 1998) e. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas adalah suatu analisa untuk dapat melihat pengaruh- pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah dalam dasar perhitungan biaya atau benefit. Pudjosumarto (1998) menyatakan bahwa tujuan utama dari analisis sensitivitas adalah:

1) Untuk memperbaiki cara pelaksanaan proyek yang sedang dilaksanakan.

2) Untuk memperbaiki design daripada proyek, sehingga dapat meningkatkan NPV.

3) Untuk mengurangi resiko kerugian dengan menunjukan beberapa tindakan pencegahan yang harus diambil.

2.2.4 Home Industry

Home industry, industri rumahan atau industri rumah tangga adalah suatu

unit usaha yang tidak berbentuk badan hukum dan dilaksanakan oleh seseorang atau beberapa orang anggota rumah tangga yang mempunyai tenaga kerja sebanyak empat orang atau kurang, dengan kegiatan mengubah bahan dasar menjadi barang jadi atau setengah jadi atau dari yang kurang nilainya menjadi yang lebih tinggi nilainya dengan tujuan untuk dijual atau ditukar dengan barang

(13)

lain dan ada satu orang anggota keluarga yang menanggung resiko (Suryana, 2006).

Home industri adalah perusahaan dalam skala kecil, biasanya perusahaan ini hanya menggunakan satu atau dua rumah sebagai pusat produksi, administrasi dan pemasaran sekaligus secara bersamaan. Bila dilihat dari modal usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap tentu lebih sedikit daripada perusahaan- perusahaan besar pada. Home industry pada umumnya adalah unit-unit usaha yang sifatnya lebih tradisional, dalam arti menerapkan sistem organisasi dan manajemen yang baik seperti lazimnya dalam perusahaan modern, namun tidak ada pembagian kerja dan sistem pembukuan yang jelas (T.H & Tambunan, 2002).

a. Fungsi Home Industry

Home industry mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan

pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dapat berperan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat serta pendapatan keluarga mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut (Suryana, 2006), fungsi home industry adalah sebagai berikut:

1) Memperkokoh perekonomian nasional melalui berbagai keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, produksi, penyalur, dan pemasaran bagi hasil produk- produk industri besar. Usaha kecil berfungsi sebagai transformator antar sektor yang mempunyai kaitan ke depan maupun ke belakang.

2) Meningkatkan efisiensi ekonomi, khususnya dalam menyerap sumber daya yang ada. Usaha kecil sangat fleksibel karena dapat menyerap tenaga kerja

(14)

dan sumber daya lokal serta meningkatkan sumber daya manusia agar dapat menjadi wirausaha yang tangguh.

3) Sebagai sarana pendistribusian pendapatan nasional, alat pemerataan berusaha dan pendapatan, karena jumlahnya tersebar di perkotaan maupun pedesaan.

2.2.5 Ikan Tenggiri

Ikan tenggiri merupakan salah satu spesies ikan yang menjadi target tangkapan nelayan di wilayah perairan Indo–Pasifik. Ikan tenggiri mempunyai bobot hingga 45 kg serta panjangnya bisa mencapai panjang 3,4 meter serta jenis ikan tenggiri ini akan mencapai kondisi melimpah pada musim tertentu (Kusmiati et al., 2020).

Ikan tenggiri merupakan ikan pelagis dan merupakan salah satu ikan bernilai ekonomis tinggi di Indonesia bahkan dunia karena kandungan lemaknya yang tinggi dan bagus untuk pertumbuhan. Tenggiri merupakan ikan karnivora dan predator serta merupakan ikan perenang yang cepat. Ikan tenggiri merupakan ikan pelagis besar yang merupakan karnivora yang memakan ikan kecil (Kusmiati et al., 2020)

Klasifikasi ikan tenggiri Kingdom : Animalia Filum : Chordata Sub filum : Vertebrata Kelas : Pisces Sub kelas : Teleostei Ordo : Percomorphi

(15)

Sub ordo : Scombridea Famili : Scombridae Sub famili : Scombrinae Genus : Scomberomorus a) Ciri-ciri ikan tenggiri

Ciri-ciri ikan tenggiri (Scomberomorus commerson) adalah mempunyai tubuh yang panjang, berbentuk torpedo dan merupakan perenang cepat. Tenggiri memiliki mulut yang lebar dengan ujung runcing, gigi pada rahang gepeng dan tajam. Mempunyai dua sirip punggung pertama berjari-jari keras 14-17 buah, sedangkan sirip punggung kedua berjari-jari lunak 14-19 buah yang diikuti 8-10 sirip tambahan (finlet). Sirip dubur berjari-jari lunak 17-18 buah yang diikuti 8-10 sirip tambahan. Garis rusuk lurus kemudian membengkok tajam di bawah jari-jari sirip tambahan dan melurus sampai batang ekor (Noegroho et al., 2018).

b) Manfaat Ikan Tenggiri

Kandungan gizi yang dimiliki tenggiri hampir sama dengan ikan tuna dan salmon, misalnya omega 3 dan vitamin B12. Komposisi nutrisi tersebut sangat baik bagi kesehatan, terutama ibu hamil.

Berikut ini adalah manfaat mengonsumsi tenggiri, antara lain:

1. Menurunkan Kadar Kolesterol Jahat 2. Meningkatkan Kecerdasan

3. Menjaga Kesehatan Mata

4. Mampu Menghilangkan Ketombe 5. Kaya Vitamin

(16)

2.3 Kerangka Berpikir

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Analisis Kelayakan Finansial UKM Toko Oleh-oleh Ikan Mama Elsa

Bagan di atas menunjukan kerangka berfikir dalam penelitian amplang ikan tenggiri Mama Elsa pada UKM Toko Oleh-oleh Ikan Mama Elsa. Langkah awal menganalisis aspek finansial yaitu analisis biaya, penerimaan, dan pendapatan, dilanjutkan dengan analisis kelayakan yaitu NPV, IRR, PP, Net B/C, Sensitivitas. Tahap akhir memperoleh kesimpulan layak atau tidaknya usaha tersebut.

UKM Toko Oleh-oleh Ikan MAMA ELSA

Aspek Finansial

Biaya, Penerimaan, Pendapatan

Analisis Kelayakan 1. NPV

2. IRR

3. Payback Period (PP) 4. Net B/C

5. Sensitivitas

Usaha LAYAK untuk diusahakan

Usaha TIDAK LAYAK untuk diusahakan

(17)

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang kebenarannya masih bersifat praduga dan masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis pada penelitian ini yaitu diduga usaha amplang ikan tenggiri oleh Mama Elsa layak diusahakan.

Referensi

Dokumen terkait

Fish cake itu sendiri merupakan makanan olahan yang terbuat dari campuran ikan yang dihaluskan lalu dicampur dengan tepung terigu dan bumbu-bumbu dasar lainnya lalu digoreng

dan (2) Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, subrogasi dibedakan menjadi dua yaitu subrogasi berdasarkan perjanjian dan subrogasi berdasarkan.. Demikian pula

Penjualan Neto Perseroan mengalami peningkatan sebesar Rp67.758.995 ribu atau 123% yaitu dari Rp55.180.634 ribu untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30

Kurikulum tersebut adalah perpaduan antara kurikulum Diknas dan kurikulum pesantren (sebagai sekolah model yang dikembangkan). Muatan kurikulum SMP IT Rahmaniyah terbagi

Otitis media supuratif kronik (OMSK) atau yang biasa disebut congek merupakan radang kronis telinga tengah dengan perforasi pada membran timpani dan riwayat keluar sekret dari

Dalam proses penelitian ini, untuk membuat sistem informasi pemantauan dan pengendalian berkas administrasi dilakukan melalui 3 tahapan utama, yaitu menggambar

Lalu kita dapat mengetikkan program pada lembar kerja Sketch kemudian compile untuk mengecek atau memeriksa apakah kode sudah benar sebelum dikirim ke papan

Dengan mental accounting yang dimiliki oleh seseorang dalam melakukan perencanaan uang maka perencanaan dalam memilih marketplace juga berdampak pada saat terdapat